KONTINUITAS TARI TAYUB PADA MASYARAKAT JAWA
DI DESA KOLAM KEC. PERCUT SEI TUAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
RR.RETNO KARTIKA KUMALA SARI
071222510019
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat waktu. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana SI Jurusan Sendratasik Progam Studi Pendidikan Seni Tari di Universitas Negeri Medan.
Apa yang penulis lakukan ini mungkin belum mencapai hasil yang maksimal, untuk itu saran dan masukan yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan. Semoga Skripsi ini bisa memberi konstribusi dan membantu terhadap kegiatan penelitian –penelitian relevan selanjutnya.
Banyak sudah dukungan dan bantuan yang penulis dapatkan dalam menyelesaikan Skripsi ini. Tanpa bantuan, dukungan, dan kemudahan yang diperoleh, sulit kiranya penulis menyelesaikan Skripsi ini. Untuk itu, rasa hormat dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Prof.Dr.Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati , M.Hum, selaku Dekan Universitas Negeri Medan 3. Dra.Tuti Rahayu, selaku Ketua Jurusan Sendratasik
4. Nurwani, S.S.T.M.Hum, selaku ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari
5. Yusnizar Heniwati,S.ST,M.Hum, selaku Pembimbing Skripsi I dan Dra.Dilinar Adlin, M.Pd, selakuPembimbing II
6. Drs. Inggit Prasetiawan M.Sn, selaku Dosen Pembimbing Akademik. 7. Seluruh Staf Dosen Pengajar di Jurusan Sendratasik khususnya
program Studi Seni Tari
iii
yang senantiasa memberikan dukungan dan kasih sayangnya kepada penulis.
Penulis berharap semoga kebaikan yang telah mereka berikan mendapat balasan dari ALLAH SWT. Amin
Penulis
Medan, Juli 2014
i
ABSTRAK
RR Retno Kartika Kumala Sari, 071222510019. Kontinuitas Tari Yayub Pada Masyarakat Jawa Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana asal usul Tari Tayub , interaksi sipenari dengan lawan jenisnya yang terdapat pada Tari Tayub dan bentuk penyajian Tari Tayub pada masyarakat Jawa. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Jawa yang berada di Kabupaten Deli Serdang , seniman dan tokoh adat setempat.
iv
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis ... 8
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13
1. Lokasi Penelitian ... 13
2. Waktu Penelitian ... 13
C. Populasi dan Sampel ... 13
1. Populasi ... 13
2. Sampel ... 14
D. Teknik Pengumpulan Data ... 14
1. Observasi... 14
v
3. Kepustakaan ... 16
4. Dokumentasi ... 16
E. Teknik Analisis Data ... 16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ... 18
1. Letak geografis Desa Kolam ... 19
2. Suku Jawa ... 20
3. Sistem Kekerabatan Masyarakat Jawa... 21
4. Mata Pencaharian dan Sumber Daya Alam ... 21
B. Hasil Penelitian ... 22
1. Pengertian Tayub ... 22
2. Asal-Usil tari Tayub ... 25
3. Interaksi Sipenari pada Tari Tayub ... 28
4. Iringan Musik Tayub ... 30
C. Tata Rias dan Busana ... 31
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 33
vi
DAFTAR FOTO
1. Gambar 4.1: Peta Desa Kolam ... 20
2. Gambar 4.2: Masyarakat dengan pak lurah ikut menari ... 28
3. Gambar 4.3: Tari Tayub pembuka ... 29
4. Gambar 4.4: Tari Tayub sebelum menari ... 30
5. Gambar 4.5: Interaksi Sipenari dengan lawan jenis ... 31
6. Gambar 4.6: Ragam Gerak tari tayub ... 38
7. Gambar 4.7: Panggung tempat tari tayub ... 39
vii
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR FOTO
1. Gambar 4.1 : Peta Desa Kolam ... 20
2. Gambar 4.2 : Masyarakat dengan Pak Lurah ikut Menari... 28
3. Gambar 4.3 :Tari Tayub Pembuka ... 29
4. Gambar 4.4 : Tari Tayub Sebelum Menari ... 30
5. Gambar 4.5 : Interaksi Sipenari dengan lawan jenis ... 31
6. Gambar 4.6 : Ragam Gerak Tari Tayub ... 38
7. Gambar 4.7 : Panggung Tempat Tari Tayub ... 39
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kesenian adalah salah satu produk budaya yang menjadi bahagian dalam kehidupan dalam berbagai aktifitas kegiatan, baik sebagai upacara maupun hiburan. Masyarakat menempatkan kesenian sebagai ungkapan permohonan, untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan yang ingin disampaikan. Sehingga kesenian menjadi media dalam perwujudannya. Dari aktifitas yang mereka lakukan dengan menyertakan kesenian, akan memunculkan ciri khas dari masing-masing kelompok masyarakatnya, dan yang menjadikan pembeda dalam bentuk penyajian dan pelaksanaannya, sesuai dengan rutinitas pelaksanaan kegiatan.
Tari sebagai cabang kesenian, juga menjadi media dalam berbagai aktifitas kegiatan masyarakat, serta turut melengkapi kebutuhan jiwa manusia. Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak dan yang diperhalus melalui estetika. Seperti yang dikemukakan Edi Sedyawati (1981 : 10) bahwa “ tari merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dikembangkan selaras dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu tari-tarian yang merupakan warisan budaya Indonesia harus tetap dijaga dan dilestarikan agar tidak punah.
Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau besar yang ada di Indonesia dengan beragam etnik dan budaya, yang menjadi tempat bagi para pendatang untuk mencari kehidupan baru. Hal ini dikarenakan banyaknya
2
perkebunan yang membutuhkan pekerja yang banyak, sehingga menjadi daya tarik bagi para pendatang termasuk Suku Jawa.
3
hiburan segar dan murah bagi semua kalangan maka hampir setiap ada hajatan di desa selalu ada pentas kesenian ini.
Tari Tayub ditarikan secara berpasangan laki-laki dan perempuan, dengan diiringi music ytang disebut juga dengan gamelan terdiri dari : bonang, kenong, slenthem, demong, saron, kempul, gong, kendang, bekeng. Pemain gamelannya kurang lebih 5-10 orang . Gending yang dibawakan selalu berganti-ganti sesuai dengan permintaan tamu, yang kemudian ada adegan yang disebut perebut kendang, dimana ketika salah satu tamu sedang menari,muncul tamu lain menari mendekati pengendang sambil mengiming-iming uang, sehingga pengendang beralih perhatiannya kepada tamu lain yang mengiming-iming uang tersebut, uang diberikan kepada pengendang, kemudian menari, pengendang pun beralih kepada tamu yang memberi uang tersebut. Biasanya pelaksanaan itu dimulai dari jam 09.00 wib hingga menjelang dini hari sekitar jam 04.00 pagi.
4 lain sebagainya ) yang menimbulkan beberapa pertanyaan-pertanyaan.
Dari uraian di atas maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Bagaimana asal-usul Tari Tayub pada masyarakat Jawa di Percut Sei Tuan ? 2. Bagaimana interaksi penari yang terdapat pada pada Tari Tayub pada
masyarakat Jawa di Percut Sei Tuan ?
5
untuk mengidentifikasikan faktor mana saja termasuk kedalam ruang lingkup permasalahan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi ( 2003 : 30 ) yang mengatakan bahwa :
“ Dalam merumuskan masalah ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas ”.
Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana keberadaan tari Tayub pada masyarakat Jawa di Percut Sei Tuan ? 2. Bagaimana bentuk penyajian Tari Tayub pada masyarakat Jawa di Percut
Sei Tuan ?
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan.
6
sugiyono ( 2009 : 281 ) yang menyatakan bahwa : “ Supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik “. Maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
E.Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan penelitian umumnya berorientasi kepada tujuan, tanpa ada tujuan yang jelas maka arah kegiatan penelitian yang akan dilakukan tidak terarah karena tidak mengerti apa yang ingin dicapai kegiatan penelitian tersebut. Suatu penelitian dikatakan berhasil dilihat dari tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan Asal-Usul Tari Tayub pada masyarakat Jawa di Percut Sei Tuan ?
2. Mendeskripsikan interaksi penari yang terdapat pada masyarakat Jawa di Percut Sei Tuan ?
3. Mendeskripsikan bentuk penyajian Tari Tayub pada masyarakat Jawa di Percut Sei Tuan ?
F. Manfaat Penelitian
7
dapat digunakan oleh peneliti, khalayak umum, maupun instansi tertentu. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai masukan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Tari Tayub.
2. Sebagai bahan informasi tertulis kepada masyarakat atau lembaga yang mengembangkan visi dan misi kebudayaan khususnya dibidang tradisional.
3. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca yang menekuni atau mendalami tari.
4. Diharapkan dapat membangkitkan keinginan masyarakat di kabupaten
Deli Serdang untuk melestarikan budaya.
5. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya yang hendak meneliti
bentuk kesenian ini lebih lanjut.
41
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tari tayub adalah tari pergaulan muda-mudi yang asal-usulnya dari pulau
Jawa Tengah. Tari tayub selalu menarinya diiringi dengan gamelan yang terdiri dari
6-10 atau 8-10 alat, gamelan ini terdiri dari gong, kempol, kenong, bonang, kendang,
saron, pekeng, demong, dan slentem. Akan diiringi selendro oleh para pengrawit atau
pemukul gamelan dan diisi dengan vokalis wanita dan membawakan lagu-lagu
gembira. Lagu-lagu yang dibawakan seperti orek-orek , godrel, srampak, jola-joli,
limo-limo, dan lain-lain. Termasuk gending alusan asmoro dono, pangkur, kutut
manggung, dan lain-lain. Pada umumnya para pengrawit sudah senior-senior
menguasai gending-gending yang dipersiapkan untuk penari Tayub. Penari Tayub
sering bertemu pada acara-acara pesta perkawinan dan terjadilah keakrapan dan
timbul persaudaraan , hingga timbul rasa percintaan yang menjadikan semakin akrab
dan semakin sering acara itu diadakan.
B. Saran
Tari tayub yang memiliki keunikan pada sipenarinya dan menjadi ciri
has
dari tarian ini merupakan pergaulan pada masyarakat Jawa yang harus dilestarikan.
Suatu interaksi sipenari yang mempunyai makna penggungkapan rasa cinta kepada
lawan jenis
dikalangan generasi muda-mudi. Dari kesimpulan diatas , peneliti
mengajukan saran-saran sebagai berikut :Setelah dilakukannya penelitian ini , peneliti
42