• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 2 RENGEL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 2 RENGEL."

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DALAM MATA PELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 2 RENGEL

S K R I P S I

Oleh:

SITI KHOLIFATUS SHOLIHAH

NIM. D91212176

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vii ABSTRAK

Siti Kholifatus Sholihah 2016: Hubungan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Rengel. Dengan perkembangan zaman pada saat ini, seorang pendidik harus biasa mengikuti perkembangan zaman dalam pembelajaran. Metode yang terdahulu seperti metode ceramah yang dilakukan oleh guru dirasa kurang efektif dalam proses pembelajaran. Menggunakan metode-metode yang tepat dan juga beragam, dengan menggunakan berbagai macam metode siswa juga dapat dengan mudah memahami pelajaran dan membuat siswa menjadi lebih aktif.memberikan metode yang sesuai dengan materi yang diberikan seingga lebih efektif dan efisien dalam menyampaikannya.

Sebagai upaya pengembangan dalam proses belajar mengajar yang lebih efektif dan variatif, maka dalam proses pembelajaran perlu adanya model pembelajaran. Adapun yang diterapkan di SMP Negeri 2 Rengel, PAI baru dilaksanakan sebatas menggunakan metode yang lama belum begitu variatif. Maka perlu diterapkannya metode baru yaitu strategi pembelajaran berbasis masalah, agar peserta didik lebih memahami pelajaran dalam suasana yang lebih menyenangkan.

Dalam penelitian ini ada beberapa masalah yang perlu dijawab, meliputi Bagaimana penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah dalam mata pelajaran PAI, Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI, Bagaimana hubungan strategi pembelajaran berbasis masalah dengan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Rengel.

Untuk menjawab pertanyaan diatas, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif, sehingga hasil yang diperoleh berupa angka dari hasil perhitungan. Untuk menganalisis data tentang penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah dengan motivasi belajar siswa menggunakan rumus prosentase dan rata-rata nilai angket, sedangkan analisis hubungan stategi pembelajaran berbasis masalah dengan motivasi belajar menggunakan rumus product moment.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... .x

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional ... 8

G. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang strategi pembelajaran berbasis masalah ... 13

(8)

2. Ciri-ciri strategi pembelajaran berbasis masalah... 15

3. Langkah-langkah strategi pembelajaran berbasis masalah ... 19

4. Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran berbasis masalah.... 23

5. Manfaat strategi pembelajaran berbasis masalah ... 24

B. Tinjauan tentang motivasi belajar ... 25

1. Pengertian motivasi belajar ... 25

2. Prinsip-prinsip dalam motivasi ... 30

3. Bentuk-bentuk motivasi dalam belajar ... 33

4. Macam-macam strategi motivasi... 38

5. Fungsi motivasi dalam belajar ... 40

C. Hubungan Penerapan Strategi Pembelajaran Masalah Dengan Motivasi Belajar Siswa ... 43

D. Hipotesis penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 47

B. Rancangan Penelitian ... 48

C. Identifikasi variabel... 49

D. Instrumen Penelitian ... 50

E. Populasi dan sampel penelitian ... 52

F. Teknik pengumpulan data ... 54

(9)

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 60

1. Kondisi geografis SMP Negeri 2 Rengel ... 60

2. Profil Sekolah ... 60

3. Visi dan Misi dan Tujuan Pendidikan ... 61

4. Keadaan guru dan peserta didik ... 63

5. Keaadaan sarana dan prasarana ... 67

B. Penyajian Data ... 69

1. Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran PAI Di Kelas VII E dan VIII A ... 69

2. Motivasi belajar Pada kelas VII E dan VIII A di SMP Negeri 2 Rengel ... 77

C. Analisis Data Penelitian ... 83

1. Analisis data tentang hubungan strategi pembelajaran berbasis masalah dengan motivasi belajar siswa ... 83

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 96

B. Saran... 97

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 ... 59

TABEL 4.1 ... 63

TABEL 4.2 ... 63

TABEL 4.3 ... 64

TABEL 4.4 ... 65

TABEL 4.5 ... 66

TABEL 4.6 ... 67

TABEL 4.7 ... 68

TABEL 4.8 ... 68

TABEL 4.9 ... 71

TABEL 4.10 ... 76

TABEL 4.11 ... 76

TABEL 4.12 ... 77

TABEL 4.13 ... 77

TABEL 4.14 ... 78

TABEL 4.15 ... 78

TABEL 4.16 ... 78

TABEL 4.17 ... 79

TABEL 4.18 ... 79

(11)

TABEL 4.20 ... 86

TABEL 4.21 ... 86

TABEL 4.22 ... 86

TABEL 4.23 ... 87

TABEL 4.24 ... 87

TABEL 4.25 ... 88

TABEL 4.26 ... 88

TABEL 4.27 ... 88

TABEL 4.28 ... 89

TABEL 4.29 ... 90

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe dan akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan”. Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani yaitu “pedagogie”, yang

berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa arab istilah ini sering diterjemahkan dengan kata tarbiyahyang berarti pendidikan.

Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dan dalam pendidikan pasti erat kaitannya tentang belajar dan pembelajaran.

Menurut Anthony Robbins mendifinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.1 Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur yaitu : penciptaan hubungan, suatu hal (pengetahuan) yang dipahamai dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi, dalam makna

1

(13)

2

belajar disini bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui, tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan dengan pengetahuan yang baru.

Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif dan efisien.2Mengaktifkan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu cara menghidupkan dan melatih memori siswa agar bekerja dan berkembang secara optimal.3 Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan memorinya bekerja secara maksimal dengan bahasanya dan melakukan dengan kreatifitasnya sendiri.

Kenyataanya siswa hanya mampu menghafal konsep/ materi dan kurang mampu menggunakan kosep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan materi yang dimiliki. Bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya.Persoalanya sekarang adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk menyampaikan bebrapa konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama materi yang telah diajarkan. Bagaimana guru daat berkomunikasi dengan baik dengan siswanya dan dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga dapat mengaitkan beberapa materi dan cara mengaitkannya dlam kehidupan nyata.

2

Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya : CV. Citra Media 1996), h.99

3

(14)

3

Bagaimana seorang guru yang baik dan bijaksana mampu menggunakan model pembelajaran yang berkaitan dengan cara memecahkan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yangmembutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesai nyata dari permasalahan yang nyata.

Istilah Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) diadopsi dari istilah bahasa Inggris yaitu Problem Based Intruction (PBI). Strategi pembelajaran ini telah terkenal sejak zaman John Dewey. Menurut Dewey, belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. 4

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) diartikan sebagai rangkaiaan aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. SPBM tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi akan tetati melalui SPBM siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data.

Setelah guru memberikan sebuah strategi pembelajaraan yang sesuai seperti SPBM ini maka siswa akan termotivasi secara sendirinya untuk belajar, mencari dan menggali informasi tanpa harus disuruh oleh guru.

4

(15)

4

Motivasi berasal dari bahasa latin movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Menurut Atkinson, motivasi dijelaskan sebagai suatu tendensi seseorang untuk berbuat yang meningkatkan guna menghasilkan suatu hasil atau pengaruh.5 Dengan begitu memberikan motivasi bisa diartikan sebagai memberikan daya dorongan sehingga seseorang yang dimotivasi dapat bergerak atau dapat berpengaruh. Motivasi dapat dianggap sebagai dorongan untuk memuaskan kebutuhan.

Siswa yang sangat termotivasi mempelajari sesuatu dari pada siswa lain lebih cenderung dengan sadar merencanakan pembelajaran, melaksanakan rencana pembelajaran dan mengingat informasi yang mereka peroleh. Salah satu jenis motivasi terpenting bagi psikologi pendidikan adalah motivasi pencapaian atau kecenderungan umum untuk berjuang demi keberhasilan dan memilih kegiatan keberhasilan/ kegagalan yang beorientsi sasaran.6 Tidak mengherankan siswa yang mempunyai motivasi pencapaian yang tinggi cenderung berhasil dalam tugas sekolah.

Kadang-kadang suatu mata pelajaran diasakan begitu menarik dan bermanfaat bagi siswa sehingga mereka bersedia menyelesaikan pekerjaan yang diperlukan untuk mempelajari bahan tersebut tanpa insentif selain tingkat ketertarikan akan bahan itu sendiri. Dalam motivasi belajar terdapat dua motivasi antara lain Insentif Intrinsik dan Insentif Ekstrinsik. Insentif

5

Purwa Atmaja Prawira, Psikologi pendidikan dalam perspektif baru (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2014), h.319

6

(16)

5

intrinsik merupakanpelajaran yang difavoritkan oleh siswa sehingga motivasi mereka untuk belajar. Insentif Ekstrinsik merupakan imbalan atas pembelajaran yang tidak melekat di dalam bahan yang sedang dipelajari. Imbalan ekstrinsik dapat berupa pujian, nilai, penghargaan, hadiah atau imbalan lain.7

Harapan dari diterapkannya Strategi Pembelajara Berbasis Masalah ini adalah supaya peserta didik dapat belajar berdasarkan permasalahan/ tema yang di berikan oleh guru sehingga siswa lebih aktif, tanggap dan juga siswa dapat mencari sendiri informasi yang dibutuhkan. Sehingga siswa lebih lebih mudah memahami tentang materi fiqih yang diberikan oleh guru. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang menyatakan bahwa salah satu cara menggerakkan motivasi belajar siswa dengan siswa aktif untuk mencari atau menggali informasi sendiri bukan hanya dari guru saja.

Maka dengan adanya Strategi Pembelajara Berbasis Masalah ini peneliti ingin mengetahui apakah strategi tersebut mempunyai hubungan dengan motivasi atau minat belajar siswa terhadap pembelajaran fiqih.

7

(17)

6

B. RumusanMasalah

1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran barbasis masalah pada siswa dalam mata pelajaran PAI di SMP Negeri 2Rengel ?

2. Bagaimana motivasi belajar pada siswa dalam mata pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Rengel ?

3. Bagaimana hubungan antara strategi pembelajaran berbasis masalah dengan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Rengel ?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui strategi pembelajaran barbasis masalah pada siswa dalam mata pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Rengel.

2. Untuk mengetahui motivasi belajar pada siswa dalam mata pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Rengel.

(18)

7

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan. Manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini diantaranya bagi guru Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM), dapat menjadi solusi yang baik dan untuk mempermudah dalam mengaktifkan pembelajaran dikelas. Dan bagi siswa Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) diharapkan bisa membuat siswa lebih faham dalam memahami materi, Meningkatkan hasil belajar peserta didik, Meningkatkan hubungan antar kelompok, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi pembelajaran.

Meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi belajar, strategi bebbasis masalah dapat membina kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai andil terhadap keberhasilan tim.Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir, memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.

(19)

8

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dipaparkan diatas, penulis ingin memberikan batasan masalah dengan fungsi sebagai penyempit obyek yang akan diteliti agar masalah yang diteliti tidak melebar dan jelas pembahasannya sebagai berikut :

1. Penelitian ini membicarakan tentang hubungan strategi pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Rengel.

2. Karena keterbatasan waktu, maka populasi yang diambil bukan seluruh siswa disekolah tersebut, tetapi hanya siswa kelas VII-E dan VIII-A 3. Kesimpulan hasil penelitian ini hanya berlaku di SMP Negeri 2 Rengel

F. Definisi Operasional

Judul Skripsi ini adalah tentang “ HUBUNGAN PENERAPAN

(20)

9

1. Hubungan yang dimaksud dengan hubungan disini merupakan sesuatu yang terdapat keterkaitan satu dengan yang lain antara strategi pembelajaran berbasis masalah dengan motivasi belajar siswa.

2. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, strategi dan lain-lain, untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan.

3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.8

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah disini merupakan suatu strategi dalam belajar yang mengharuskan siswa untuk aktif dalam suatu pembelajarn.

4. Motivasi belajar adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang yang tampak pada gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi sehingga mendorong individu/ siswa untuk belajar tanpa adanya suatu paksaan.9

Motivasi belajar disini merupakan suatu kesadaran diri siswa tersebut untuk belajar, mencari dan menggali informasi tentang pelajarn yang diberikan oleh guru tanpa harus disuruh terlebih dahulu.

8

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008), 214.

9

(21)

10

5. Siswa atau murid merupakan seseorang atau anak didik yang belajar di sekolah.

Siswa yang dimaksud disini adalah siswa kelas VII-E dan VIII-A di SMP Negeri 2 Rengel

6. Mata pelajaran PAIadalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, disertai dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dan kerukunan antara umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. 7. SMP Negeri 2 Rengel adalah sebuah lembaga pendidikan yang terletak di Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban yang akan menjadi objek penelitian skripsi ini.

(22)

11

G. SistematikaPembahasan

Adapun sistematika pembahasan skripsi yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

Bab Pertama:Pendahuluanadalah Dalam bab ini dipaparkan tentang pendahuluan yang berisi tentang latar, rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian , alasan memilih judul, definisi operasional, asumsi penelitian, keterbatasan penelitian serta sitematika pembahasan.

Bab Kedua : Landasan Teoriyang terdiri dari: 1. Tinjauan tentang Strategi pembelajaran berbasis masalah (yang mencakup pengertian Stategi Pembelajaran Berbasis Masalah, langkah-langkah Stategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan kelebihan kelemahan Stategi Pembelajaran Berbasis Masalah), kedua tentang tinjauan motivasi belajar (yang meliputi pengertian motivasi belajar, cara memotivasi siswa, fungsi dari motivasi), ketiga tinjauan tentang hubungan Stategi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan motivasi belajar siswa dan hipotesis.

Bab Ketiga : Metode Penelitianyang berisi tentang jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel, teknik atau metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dan analisis data.

(23)

12

berdirinya sekolah, letak geografis sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan guru, peserta didik, karyawan, saran dan prasarana sekolah, penyajian dan analisis data.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Strategi adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki atau yang didapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.1 Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.2

Menurut pengertian lain pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah suatu pendekatan untuk membelajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang otentik serta menjadi pelajar mandiri.3 Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui

1

Mulyono, Strategi Pembelajaran, (Malang : UIN-Maliki Press, 2012), h.14

2

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2008), h.214

3

(25)

14

pelibatan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pembelajaran yang mandiri.

Model pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah model pembelajaran yang dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh siswa yang diharapkan dapat menambah keterampilan siswa dalam pencapaian materi pembelajaran.

Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dari proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah – masalah yang menuntut peserta didik mendapatkan pengetahuan penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecapakan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari – hari.

Menurut Bern dan Ericksonmenegaskan bahwa pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi mengumpulkan informasi, dan mempresentasikan penemuan.4

4

(26)

15

Dalam proses PBL, sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, pembelajar akan diberikan masalah – masalah. Masalah yang disajikan adalah masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata. Semakin dekat dengan dunia nyata, akan semakin baik pengaruhnya pada peningkatan kecakapan pembelajar. Dari masalah yang diberikan, pembelajar bekerjasama dalam kelompok, mencoba memecahkannnya dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan sekaligus mencari informasi – informasi baru yang relevan untuk solusinya.

Sedangkan tugas pendidik adalah sebagai fasilitator yang mengarahkan pembelajar untuk dalam mencari dan menemukan solusi yang diperlukan (hanya mengarahkan, bukan menunjukkan) dan juga sekaligus menentukan kriteria pencapaian proses pembelajaran itu.

2. Ciri dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

(27)

16

Pembelajaran berbasis masalah tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data,dan akirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesakan masalah. pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.

Ketiga, pemecahan masalah dilaukan dengan mengunaan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan mengunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.5

Ada beberapa karakteristik pembelajaran berbasis masalah, Arends (1997) mengidentifikasikan 5 karakteristik sebagai berikut :

a. Pengajuan pertanyaan atau masalah

Bukannya mengorganisasikan di sekitar prinsip–prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pembelajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka

5

(28)

17

mngajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.

b. Keterkaitan dengan disiplin ilmu lain

Meskipun pembelajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu– ilmusosial), masalah yang akan diselidiki telah terpilih benar–

benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyakmata pelajaran. Sebagai contoh, masalah polusi yang dimunculkan dalam masalah pelajaran di teluk chesapeake mencakup berbagai subyek akademik dan terapan mata pelajaran seperti biologi, ekonomi, sosiologi, pariwisata, dan pemerintahan.

c. Menyelidiki masalah autentik

(29)

18

eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.

d. Memamerkan hasil kerja

Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilakan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Karya nyata dan peragaan seperti yang akan dijelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk mendemonstrasikan kepada teman–temannya

yang lain tentang apa yang mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah.

e. Kolaborasi

(30)

19

untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan ketermapilan berfikir.6

3. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

(SPBM)

Menurut Arends (1997 : 161), pengelolaan pembelajaran berbasis masalah terdapat 5 langkah utama. Berikut kelima langkah tersebut :

a. Mengorientasikan siswa pada masalah

Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah bukan untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tetapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan menjadi siswa yang mandiri. Cara yang baik dalam menyajikan masalah untuk suatu materi pelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah ini adalah dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan dan menimbukan misteri sihingga membangkitkan minat dan keinginan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

6

(31)

20

b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Pada model pembelajaran berbasis masalah dibutuhkan pengembangan keterampilan kerjasama di antara siswadan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal tersebut siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas–tugas pelaporan. Pengorganisian siswa kedalam kelompok belajar pada pembelajaran berbasis masalah bisa menggunakan metode kooperatif learning.

c. Mamandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok 1) Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi

dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat merekaberfikir tentang suatu masalah dan jenis informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa diajarkan untuk menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya, siswa juga perlu diajarkan apa dan bagaimana etika penyelidikan yang benar.

(32)

21

merupakan hal yang sangat penting pada tahap penyelidikan dalam rangka pembelajaran berbasis masalah. Pada tahap ini guru memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa tanpa mengganggu aktifitas siswa. 3) Puncak proyek–proyek pembelajaran berbasis masalah

adalah penciptaan dan peragaan hasil kerja.7

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja

Hasil-hasil yang telah diperoleh harus dipresentasikan sesuai pemahaman siswa. Siswa secara mandiri atau kelompokmemberikan tanggapan atas hasil kerja temannya. Dalam hal ini guru mengarahkan, memberi tanggapan atas pendapat-pendapat yang yang diberikan oleh siswa

e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran berbasis pemecahan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan.

Di dalam buku lain juga terdapat langkah-langkah dalam melaksanakan strategi pembelajaran berbasis masalah antara lain :8

7

(33)

22

a. Merumuskan masalah yaitu lankah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.

b. Menganalisis masalah yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.

c. Merumuskan hipotesis yaitu langkah sisawa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai kemampuan yang dimilikinya. d. Mengumpulkan data yaitu langkah siswa mencari dan

menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

e. Pengujian hipotesis yaitu langkah siwa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.

f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

4. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajarn Berbasis

Masalah (SPBM)

a. Kelebihan dari Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

1) Pemecahan masalah (problem Solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.

8

(34)

23

2) Pemecahan masalah dapat meningkatkan kreativitas pembelajaran siswa.

3) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya. 4) Pemecahan maslah dapat membantu siswa bagaimana

mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

5) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai oleh banyak siswa.

6) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

b. Kekurangan Dari Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

(35)

24

3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka pelajari.9

5. Manfaat Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Pengajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual.

Menurut Sudjana, manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu siswa merumuskan tugas-tugas dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku tetapi dari maslah yang ada disekitarnya.

Manfaat dari metode pembelajarn ini antara lain : a. Realistis dengan kehidupan siswa.

b. Konsep sesuai dengan kehidupan siswa. c. Memupuk sifat inquiry siswa.

d. Memupuk kemampuan problem solving. e. Memotivasi peserta didik,

9

(36)

25

Dengan strategi pembelajaran ini maka terdapat peluang untuk membangkitkan minat dalam diri pembelajar, karena masalah tercipta dengan konteks pekerjaan. Dengan masalah yang menantang, para siswa dapat bergairah untuk menyelesaikannya.

B. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Pengertian belajar dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut H.C Witherington mendefinisikan “Belajar adalah suatu perubahan pada keperibadian yang ditandai adanya pola sambutan baru yang dapat berupa suatu pengertian”.

Sedangkan menurut Arthur J Gatesyang dinamakan belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan (learning is modification of behaviour through experience and training).10

Motivasi berasal dari bahasa latin movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan daya dorongan sehingga sesuatu yang dimotivasi tersebut dapat bergerak. Menurut Atkinson “motivasi dijelaskan sebagai suatu tendensi seseorang untuk berbuat yang meningkatkan guna menghasilkan

10

(37)

26

suatu hasil atau lebih pengaruh”. 11 Menurut Mitchellmotivasi merupakan mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan pada tujuan tertentu.

Menurut pengertian lain motivasi merupakan prilaku konatif sebagai sumber dinamika yang menentukan kualitas kekuatan prilaku. 12 Dan menurut pengerian lain motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku artinya perilaku yang termotivasi adalah prilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. 13

Dalam membicarakan motivasi merupakan sebagai salah satu aspek kejiwaan kita dapat melepaskan diri dari teori-teori lama tentang psikologi. Konsep yang digunakan untuk menerangkan motivasi dan prilaku manusia adalah konsep kebutuhan. Menurut teori lama motivasi adalah suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan. Murray merupakan salah satu tokoh yang memiliki teori tentang motivasi yang beranggapan bahawa morivasi merupakan konstrak (konsep hipotetik) yang terdiri dari kekuatan yang dipengaruhi persepsi dan prilaku seseeorang dalam upayanya untuk mengubah situasi yang tidak memuaskan dirinya.14

Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang mondorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi peserta

John W Santrock, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : Kencana, 2008 ), h. 510.

14

(38)

27

didik atau individu untuk belajar. Motivasi juga merupakan suatu penggerak dan mengarahkan tujuan seseorang dalam tindakan-tindakannya ada yang melalui cara yang positif maupun negatif. Tanpa motivasi belajar, seorang peserta didik tidak akan belajar dan akhirnya tidak akan mencapai keberhasilan belajar.15

Motivasi merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk menimbulkan atau meningkatkan motiv. Motiv merupakan motor penggerak dinamika prilaku individu dalam mencapai tujuan. 16

Seorang guru mencoba bermacam-macam cara untuk memotivasi siswanya. Namun, kebanyakan cara yang digunakan adalah negatif, seperti ancaman, hukuman dan paksaan. Banyak guru menggunakan cara-cara bahkan sampai menggunakan kekerasan. Beberapa metode ini sungguh tidak tepat, metode ini seringkali tidak efektif dan hasilnya kebalikan dari apa yang diharapkan.

Guru yang baik menggunakan metode yang positif untuk memotivasi siswa sehingga mereka bersemangat untuk belajar dan merasa dihargai, mau bekerja giat, mengikuti peraturan, terus tinggal dan menyelesaikan pendidikan dasarnya serta mempelajari nilai-nilai positif dan keterampilan dalam hidup.

Motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan mencapai tujuan. Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan

15

Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013), h.49

16

(39)

28

atau mencapai sesuatu tujuan yang di inginkan. Sebagai suatu masalah di dalam kelas, motivasi juga sebagai proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat siswa.17Motivasi juga bisa diartikan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup.

Motivasi juga dapat dibedakan menjadi dua antara lain motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan suatu yang lain (cara mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar dengan giat menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik.

Motivasi Intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan untuk dirinya sendiri). Misalnya, seorang murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.18 Faktor yang dapat mendukung pembentukan iklim di kelas dimana murid bisa termotivasi secara intrinsik untuk belajar. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol. Pujian juga bisa memperkuat motivasi intrinsik murid.

17

Oemar, Hamalik. Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : CV. Sinar Baru, 1992), h.173

18

(40)

29

Alasan yang menjadikan siswa termotivasi berbeda-beda, berikut ini merupakan alasan-alasan yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain :

a. Lingkungan dirumah, yang membentuk prilaku dalam belajar semenjak usia belia.

b. Cara siswa memandang diri mereka sendiri, kepercayaan diri, harga diri maupun martabat.

c. Sifat dari siswa yang bersangkutan, tingkat kesabaran dan komitmen.

Namun demikian, tingkat motivasi apapun yang dimiliki siswa saat dikelas ada motivasi atau tidak, motivasi untuk belajar dapat diubah menjadi lebih baik atau buruk berdasarkan apa yang terjadi di dalam kelas. Misalnya, kepercayaan yang dimiliki oleh guru terhadap siswanya, harapan seorang guru dan cara guru bersikap pada siswanya bisa berpengaruh yang besar terhadap tingkat motivasi siswa.

(41)

30

berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain.19

2. Prinsip-Prinsip Dalam Motivasi

a. Prinsip Kompetisi sehat

Prinsip kompetisi adalah persaingan secara sehat baik inter maupun antar pribadi. Kompetisi inter pribadi adalah kompetisi dalam pribadi masing-masing dari tindakan atau unjuk kerja dalam dimensi tempat dan waktu. Sedangkan kompet isi antar pribadi adalah persaingan antara individu yang satu dengan individu yang lain. Dengan persaingan secara sehat dapat ditimbulkan motivasi untuk bertindak secara lebih baik.

b. Prinsip Pemicu

Dorongan untuk melakukan berbagai tindakan akan terjadi apabila ada pemicu tertentu. Pemicu ini dapat berupa informasi, nasehat, amanat, peringatan dan lain-lain. Dalam hal ini motif individu ditimbulkan dan ditingkatkan melalui berbagai tindakan dan unjuk kerja yang sebaik mungkin. Hal ini dapat dilakukan melalui konsultasi pribadi, ceramah agama dan lain-lain.

19

(42)

31

c. Prinsip Ganjaran dan Hukuman

Ganjaran atau hukuman yang diterima oleh seseorang dapat menjadikan pendorong bagi individu untuk melakukan tindakan yang menimbulkan ganjaran. Setiap pekerjaan yang baik apabila diberikan ganjararan atau imbalan cenderung akan meningkatkan motif. Demikian pula dengan hukuman yang diberikan dapat menimbulkan motif untuk tidak lagi melakukan tindakan yang menyebabkan hukuman itu.

d. Kejelasan dan Kedekatan Tujuan

Makin jelas dan makin dekat suatu tujuan maka akan makin mendorong seseorang yntuk melakukan tindakan. Sehubungan dengan prinsip ini maka sebaiknya setiap orang agar memahami tujuan secara jelas. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan suatu tujuan dari tindakan yang diharapkan.

e. Pemahaman Hasil

(43)

32

f. Pengembangan Minat

Minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadadapi suatu objek. Prinsip dasarnya adalah bahwa memotivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya. Dalam hubungan ini motivasi dapat dilakukan dengan menimbulkan atau mengembangkan minat seseorang dalam melakukan tindakannya. Misalnya dalam pembelajaran PAI atau dalam kegiatan keagamaan bagi seorang guru kita mengamati perkembangan anak didik kita dan melihat potensi serta minat mereka. Contohnya apabila ada yang menyukai baca atau menghafal Al-Quran, berarti mereka mempunyai minat untuk menghafal Al-Quran dan kita sebagai guru juga harus mendukung serta memotivasi anak didik kita.

g. Lingkungan Yang Kondusif

Lingkungan yang kondusif baik lingkungan fisik, sosial maupun psikologis dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk berprilaku dengan baik dan produktif.20

20

(44)

33

3. Bentuk-Bentuk Motivasi dalam Belajar

Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan bila ada di antara anak didik yang kurang berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu. Peranan motivasi ekstrinsik cukup besar untuk membimbing anak didik dalam belajar. Hal ini perlu didasari oleh guru. Untuk itu seorang guru biasanya memanfaatkan motivasi ekstrinsik untuk meningkatkan minat anak didik agar lebih bergairah belajar meski terkadang tidak tepat.

Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut : a. Memberi angka

(45)

34

Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk memberikan motivasi kepada anak didik lebih giat belajar. Apalagi bila angka yang diperoleh oleh anak didik lebih tinggi dari anak didik lainnya. Namun, guru harus menyadari bahwa angka / nilai bukanlah merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna, karena hasil belajar seperti itu lebih menyentuh aspek kognitif.

b. Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan/cendramata. Hadiah yang diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung dari keinginan pemberi. Atau bisa juga disesuaikan dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang. Penerima hadiah tidak tergantung dari jabatan, profesi, dan usia seseorang. Semua orang berhak menerima hadiah dari seseorang dengan motif-motif tertentu.

(46)

35

yang akan melaksanaan hari ulang tahun, orang yang akan melaksanakan perkawinan dan sebagainya

Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didikyang berprestasi tinggi, ranking satu, dua atau tiga dari anak didik lainnya. Dalam pendidikan modern, anak didik yang berprestasi tertinggi memperoleh predikat sebagai anak didik teladan dan untuk perguruan tinggi universitas disebut sebagai mahasiswa teladan.

c. Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. Persaingan, baik dalam bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar mengajar yang kondusif. Untuk menciptakan suasana yang demikian, metode mengajar memegang peranan.

d. Pujian

(47)

36

baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan sekolah. Pujian dibeerikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak dididik.

e. Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran atau mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Nanak didik mudah mengenal menghafal pelajaraan yang menarik minatnya. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam rentangan waktu tertentu.

f. Sikap

(48)

37

merupakan organisasi keyakinan-keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajek, yang memberi dasar kepada orang untuk membuat respons dalam cara tertentu. Sikap merupakan penentu dalam tingkah laku manusia, sebagai reaksi sikap selalu berhubungan dengan dua hal yaitu suka dan tidak suka.21

4. Macam-macam Strategi Motivasi

a. Strategi untuk meningkatkan perhatian peserta didik 1) Menggunakan metode intruksional yang bervariasi.

2) Menggunakan variasi media untuk melengkapi pembelajaran. 3) Menggunakan humor pada saat yang tepat.

4) Menggunakan contohnyata sebagai contoh untuk memperjelas konsep.

5) Menggunakan teknik bertanya untuk melibatkan peserta didik.

b. Strategi meningkatkan relevansi

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kemampuan apa saja yang dapat diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.

21

(49)

38

2) Memperjelas manfaat pengetahuan/keterampilan yang akan dipelajari yang berkaitan dengan pekerjaandi masyarakat atau didunia kerja.

3) Mengemukakan arti pentingnya hal yang dipelajari.

4) Memberikan contoh, latihan atau tes yang langsung berhubungandengan profesi atau pekerjaan tertentu.

5) Mengaitkan materi dengan latar belakang kehidupan siswa.

c. Strategi untuk meningkatkan kepercayaan diri

1) Memperbanyak pengalaman berhasil peserta didik. 2) Menyusun pembelajaran dalam bagian yang lebih kecil.

3) Meningkatkan harapan untuk belajar dan menyatakan persyaratannya (tujuan pembelajaran).

4) Memungkinkan kontrol keberhasilan pada peserta didik.

5) Menumbuhkan/mengembangkan kepercayaan diri peserta didik.

6) Memberikan umpan balik yang konstruktif.

d. Strategi untuk meningkatkan kepuasan belajar

1) Menggunakan pujian secara verbal dan umpan balik yang informatif, bukan berupa ancaman.

(50)

39

3) Meminta peserta didik untuk membantu teman yang belum berhasil menguasai suatu keterampilan atau pengetahuan. 4) Membandingkan prestasi peserta didik dengan prestasi masa

lalu atau standar lain. Jangan dibanding-bandingkan dengan oeserta didik yang lain.

5. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan anak didik yang malas berpartisipasi dalam belajar. Sementara anak didik yang lain aktif berpartisipasi dalam kegiatan, seorang atau dua orang anak didk duduk dengan santainya dikursi mereka yang jauh entah kemana. Sedikit pun tidak tergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran dengan cara mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Ketiadaan minat terhadap suatu pelajararn menjadi pangkal penyebab anak didik tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan. Itulah sebagai pertanda bahwa anak didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Kemiskinan motivasi intrinsik ini merupakan masalah yang memerlukan bantuan yang tidak bisa ditunda-tunda. Guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi ekstrinsik.

(51)

40

oleh guru dengan mengandalkan fungsi-fungsi motivasi merupakan langkah yang akurat untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi anak didik. Baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak dan penyeleksi perbuatan.22

Untuk jelasnya dibawah ini beberapa bungsi motivasi dalam belajar antara lain :

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya datu akhirnya mendoronri sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu.

Anak didik pun mengambil sikap seiring dengan minat terhadap suatu objek. Disini, anak didik mempunyai keyakinan dan pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mencari tahu tentang sesuatu. Sikap itulah yang mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.

22

(52)

41

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tidak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga.

Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan hukum, sehingga mengerti betul isi yang dikandungnya.

c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. 23

Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran di mana tersimpan sesuatu yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan

23

(53)

42

dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.

C. Hubungan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dngan Motivasi

Belajar Siswa.

Metode pembelajaran merupakan langkah oprasional dari strategi pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran Berbasis masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berfikir dan mengatasi masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa dan menjadi pembelajaran mandiri.

Strategi Pembelajaran Berbasis masalah membahas situasi kehidupan yang ada disekitar dengan penyelesaian yang tidak sederhana. Peran guru dalam strategi pembelajaran ini adalah menyodorkan berbagai masalah autentik atau memfasilitasi peserta didik untuk mengidentifikasi permasalahan, memfasilitasi penyelidikan dan mendukung pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.24

Sebagai seorang guru sebaiknya menggunakan teknologi dan media untuk SPBM dikelas, misalnya menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran,menyajikan berupa tayangan-tanyangan yang terkait dengan materi yang akan disampaikan, memberikan sebuah masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dengan begitu siswa

24

(54)

43

akan mudah dalam memecahkan sebuah permasalahan yang telah diberikan oleh guru secara berkelompok. Mereka juga dapat saling bertukar fikiran dan pendapat karena Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ini dapat menggali pengetahuan siswa serta dpat menumbuhkan rasa keingintahuan peserta didik.

Pembelajarn Berbasis Masalah didasarkan atas teori psikologi kognitif, terutama berlandaskan teori Piaget dan Vigotsky (kontruktivisme). Tahap pertama yang diperlukan dalam pembelajaran ini merupakan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan penyelesaian masalah sehingga mereka akan bertindak aktif membangun pengetahuannya.

Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Pembelajaran ini bertujuan agar siswa itu mampu dalam bekerja sendiri untuk mencari sebuah jawaban dari setiap permasalahan. Tetapi dengan metode ini siswa diharapkan termotivasi dalam belajar.

Strategi pembelajaran berbasis masalah ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

(55)

44

menggunakan bahasa yang sesuai dengan kelas yang kita ajar. Dalam Strategi Pembelajaran berbasisis masalah ini selain siswa memiliki pemahaman yang lebih dari penggalian masalah atau bereksperimen, siswa juga mendapatkan penjelasan dari guru untuk penguatan materi sehingga siswa tidak hanya mendapat pembelajaran berupa teori tetapi mereka juga dapat membuktikan dengan sendirinya tentang pelajaran mereka.

Model pembelajaran ini sangat berpotensi untuk mengembangkan kemandirian peserta didik melalui pemecahan masalah yang bermakna bagi kehidupan siswa dan juga memotivasi belajar peserta didik untuk senantiasa mencari tahu dan menggali informasi. Sehingga peserta didik bukan hanya bisa dalam teori saja tetapi juga melakukan praktik dalam kehidupan sehari-hari.

D. Hipotesis

Istilah hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu hipo (Hypo) yang artinya dibawah dan tesa (thesis)suatu pertanyaan yang telah diakui pernyataannya. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.25

Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah, ditolak bila salah dan diterima bila

25

(56)

45

fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis sangat tergantung pada hasil penelitian terhadap fakta yang ditimbulkan.26

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat memberikan hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesa Kerja (Ha) yaitu hipotesa alternatif yang menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y, atau adanya perbedaan antara kedua kelompok. Yaitu antara hubungan strategi pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PAI di SMPN 2 Rengel.

Jika penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah sangat berpengaruh, maka motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas kelas VII-E dan kelas VIII-A di SMPN 2 Rengel akan meningkat, maka dapat dikatakan bahwa materi yang disampaikan oleh guru lebih mudah ditangkap oleh peserta didik.

2. yaitu hipotesa yang menyatakan tidak adanya persamaan atau tidak ada hubungan antara kedua variabel. Yaitu tidak adanya hubungan antara Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Rengel. Jika ( ) terbukti setelah diuji maka ( ) diterima dan (Ha) ditolak. Namun begitupun sebaliknya jika (Ha) diterima maka ( ) ditolak.

26

(57)

46

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan maupun mencoba secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta-fakta dalam upaya pencapaian suatu kesimpulan. Dan untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang tepat dalam penelitian ini, disini akan menggunakan metodologi penelitian karena metodologi disini merupakan metode atau teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mencari kesimpulan dalam suatu penelitian.

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1 Jadi metode penelitian merupakan suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara beencana dan sistematis guna mendapatkan suatu pemecahan terhadap masalah yang diajukan.

A. Jenis Penelitian

Dalam rancangan penelitian ini dijelaskan mengenai jenis penelitian yang dilaksanakan ditinjau dari segi tujuan dan sifatnya. Dalam penelitian ini yang berjudul hubungan strategi pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar siswa, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu proses menemukan

1

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,

(58)

47

pengetahuan yang menggunakan data – data lengkap yang berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa saja yang ingin kita ketahui.

B. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah :

1. Tahap persiapan

a. Meminta izin kepada kepala sekolah yang bersangkutan untuk melaksanakan penelitian.

b. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mengenai :

1) Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembalajaran, seperti metode pembelajaran dan media yang akan digunakan.

2) Waktu yang digunakan dalam penelitian.

3) Yang bertidak sebagai guru dalam kegiatan pembelajaran adalah peneliti.

(59)

48

d. Mempersiapkan istrumen penelitian yang terdiri dari :

Lembar angket untuk strategi pembelajaran berbasis masalah dan motivasi belajar siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan proses pembelajaran, selama proses tersebut akan dilakukan pengamatan kepada siswa. Mengamati bagaimana respon siswa terhadap metode pembelajaran berbasis masalah dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Setelah proses pembelajaran, peneliti membagikan soal angket yang bertujuan untuk mengetahui respon secara tertulis dari motivasi belajar siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran berbasis masalah.

3. Menentukan teknik analisis data, analisis yang dipakai adalah menggunakan teknik korelasi product moment.

C. Identifikasi Variabel

Jika ditinjau dari munculnya variabel, penelitian ini terdiri dari dua variabel:

1. Variabel (X) “strategi pembelajaran berbasis masalah” yaitu variabel yang mempunyai pengaruh terhadap variabel yang lain. Sub - sub dari

variabel “strategi pembelajaran berbasis masalah”:

(60)

49

b. Pendekatan atau cara Pendidik

2. Variabel (y) “motivasi belajar”, yaitu variabel yang dipengaruhi terhadap variabel yang lain atau variabel independen.

a. Dapat menyelesaikan tugas dengan baik b. Dapat termotivasi untuk senantiasa belajar

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk atau fasilitas yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti hasilnya cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.2

Menurut pengertian lain Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan metode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket ,perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya.

2

(61)

50

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen sebagai alat pengumpul data harus benar-benar dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.

Dalam penelitian ini instrumen dalam mengumpulkan data sebagai berikut:

1. Instrumen berupa angket, digunakan peneliti untuk mendapatkan data ketika menggunakan metode angket.

Ada dua jenis dalam angket yaitu:

a. Angket terbuka, memberikan kesempatan pada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b. Angket tertutup, bahwa peneliti sudah menyediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

Dalam hal ini angket yang digunakan peneliti adalah angket tertutup yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah disertai jawaban yang akan dipilih responden dengan memberi tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang sudah tersedia.

(62)

51

a. Untuk skor jawaban selalu (A) dinilai 3

b. Untuk skor jawaban kadang-kadang (B) dinilai 2 c. Untuk skor jawaban tidak pernah (C) dinilai 1

E. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas.3 Menurut pengertian lain populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup.

Disini peneliti akan meneliti di SMP Negeri 2 Rengel sebagai populasi dalam penelitian ini, seluruh siswa yang peneliti jadikan sebagai populasi.

3

Husaini usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2012), h.181.

4

(63)

52

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.5 Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Mengenai berapa besar jumlah sampel yang harus diambil dalam penelitian, tidak dapat dikatakan dengan pasti. Namun demikian apabila populasi subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 25%.

Di dalam penelitian ini dari semua populasi yaitu kelas VII, VIII dan IX. Dari penelitian ini peneliti mengambil 10% dari populasi yang ada sekitar 65 responden yang diambil atau sekitar 2 kelas yang diambil sebagai sampel peneliti.Yaitu di kelas VII-E dan kelas VIII-A sebagai sampel penelitian.

5

(64)

53

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, antara lain:

1. Observasi

Teknik Observasi adalah kegiatan mengamati dan mencermati serta melakukan pencatatan data atau informasi yang sesuai dengan konteks penelitian.6 Dalam observasi ini digunakan untuk memperoleh data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang sedang diteliti, antara lain gambaran objek penelitian yaitu : sejarah singkat berdirinya SMPN 2 Rengel, visi dan misi, tujuan pendidikan, profil sekolah, struktur organisasi, keadaan pendidik dan peserta didik SMPN 2 Rengel, sarana dan prasarana.

2. Angket (Quesioner)

Teknik angket adalah memberikan pertanyaan-pertanyaan terstruktur dan terperinci terhadap informen yang terlibat lansung dalam peristiwa atau keadaan yang diteliti. 7 Menurut Soehartono angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Dan angket disini di

6

Mahi M.hikmat, Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, (Yogyakarta :Graha Ilmu, 2011), h.73

7

(65)

54

tujukan oleh siswa kelas 7 dan kelas 8 yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia.8 Biasanya berupa data statistik, agenda kegiatan, produk keputusan atau kebijakan, sejarah dan lain-lain.

Metode ini digunakan untuk mencari data tentang sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Rengel, struktur organisasi SMP Negeri 2 Rengel, jumlah pendidik, karyawan dan peserta didik, sarana dan prasarana, dan data-data lain yang diperlukan.

4. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.9 Dengan tes ini peneliti mengukur prestasi belajar peserta didik dalam menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan.

8

Ibid., h.83

9

(66)

55

G. Analisis Data

Analisi data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah difahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.10

Analisi data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah.

Dengan demikian, teknik analisa data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga sifat-sifat datanya dapat dengan mudah difahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel.

Untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua diatas yaitu tentang hubungan strategi pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar siswa di SMPN 2 Rengel, maka penulis dalam mencari prosentase hasil angket dan nilai rata-rata hasil observasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

10

(67)

56

1. Untuk penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah dan motivasi belajar siswa, semua data-data yang berhasil dikumpulkan dari sumber-sumber penelitian akan dibahas oleh penulis dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu menjelaskan data-data yang diperolehnya dengan menggunakan perhitungan prosentase atau biasa disebut frekuensi relatif, untuk memperoleh frekuensi relatif digunakan rumus:

P = x100%

Keterangan:

F: Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya.

N: Number of casses (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

P:Angket Prosentasi

Adapun untuk memberikan nilai pada angket, penulis memberikan ketentuan sebagai berikut :

a. Untuk skor jawaban ya (A) dinilai 3

b. Untuk skor jawaban kadang-kadang (B) dinilai 2 c. Untuk skor jawaban tidak (C) dinilai 1

Dan untuk menafsirkan hasil perhitungan dengan prosentase penelitian sebagai berikut:

Gambar

Tabel interpretasi12
  Tabel 4.1
Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan JumlahTabel 4.2
tabel berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka apabila kita menganalisa pelbagai macam pendapat tentang isi aliran idealisme, yang pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa angan-angan untuk

Silika Amorphous yang dihasilkan dari abu sekam padi diduga sebagai sumber penting untuk menghasilkan silikon murni, karbit silikon, dan tepung nitirit silikon (Katsuki et al

melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Penambahan Karet Ban Bekas Terhadap Karakteristik Aspal

Perusahaan di atas dapat menyampaikan sanggahan atas penetapan hasil prakualifikasi ini kepada Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Paket I I APBD Pada Dinas Pekerjaan Umum Bina

Dengan diketahuinya kualiatas pemeriksaan Uji SD Bioline dalam menegakkan diagnosis infeksi malaria falciparum, vivax, dan mix infection, maka Uji SD Bioline dapat

Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi tesis yang bersangkutan dengan judul:“ Sanksi Pidana terhadap Anak dalam

Memberikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, dengan porsi sedikit tetapi dengan kuantitas yang sering..

(1) Untuk mengetahui jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar atau tidak seharusnya dikembalikan yang harus dilunasi oleh Wjib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan