• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PENYAJIAN TATAK NANDORBINPADA MASYARAKAT PAKPAK DI KECAMATAN SALAK KABUPATEN PAKPAK BHARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK PENYAJIAN TATAK NANDORBINPADA MASYARAKAT PAKPAK DI KECAMATAN SALAK KABUPATEN PAKPAK BHARAT."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK PENYAJIAN TATAK NANDORBINPADA

MASYARAKAT PAKPAK DI KECAMATAN SALAK

KABUPATEN PAKPAK BHARAT

SKRIPSI

Oleh

ROSALYATI ANGGRIANI

NIM 2103340054

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

ROSALYATI ANGGRIANI, NIM 2103340054, Bentuk Penyajian Tatak Nandorbin pada Masyarakat Pakpak di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat. Skripsi. Medan : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,2015.

Penelitian ini membahas tentang Tatak Nandorbin yang ada di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat yang bertujuan untuk mengetahui tentang asal usul, dan bentuk penyajian Tatak Nandorbin.

Penelitian ini dilaksanakan pada akhir November hingga akhir bulan Januari 2015. Populasi dan sampelnya meliputi tokoh-tokoh budaya masyarakat yang mengetahui Tatak Nandorbin yang berada di Kecamatan Salak, seniman-seniman yang mengetahui tentang Tatak Nandorbin, pengumpulan data di lakukan dengan metode kerja lapangan yang meliputi beberapa aspek : observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Kemudian di analisis dengan metode deskriptif kualitatif.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bentuk penyajian Tatak Nandorbin di tarikan dengan tujuh orang penari wanita dan satu orang penari pria. Terdapat sembilan ragam gerak pada Tatak Nandorbin dimulai dari Mertopak, Menjengkur, Menjengkur menengen pasangen arah kamuhun, Menjengkur menengen pasangen arah kambirang, Menengen da beru sideban, Menengen de beru sini pilih. Busana pada penari pria menggunakan tutup kepala dari oles perbunga mbacang, baju adat pakpak berwarna hitam, dan celana panjang berwarna hitam. Sedangkan busana yang dipakai penari wanita adalah pakaian wanita yang disebut Merapi-api, tudung kepala terbuat dari ulos perdabaitak yang bernama saong tonjong, sarung yang digunakan adalah Oles Perdabaitak, dan tali pinggang aluminium.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat kasihNya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini dan menjadikannya kedalam bentuk Skripsi, walaupun banyak

hambatan-hambatan yang ditemukan ketika proses penyelesaian Skripsi ini dari

awal penelitian topik, pengumpulan data, sampai pada tahap penyelesaian.

Namun demikian, penulis tetap berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul “Bentuk Penyajian Tatak

Nandorbin Pada Masyarakat Pakpak di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat”. Terselesaikannya penulis ini adalah berkat dukungan, bantuan dari

semua pihak yang membantu penulis baik dari awal penulisan sampai pada akhir

penulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof.Dr.Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr.Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Nurwani SST, M.Hum selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tari.

5. Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Dosen Pembimbing I.

6. Ibu Sitti Rahmah, S.Pd M.Si selaku Dosen Pembimbing II.

7. Bapak/Ibu Dosen, staff pengajar khususnya Program Studi Pendidikan

Tari yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama

kuliah.

8. Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Mommy dan abang

(8)

iii

materil, terimakasih juga kepada adik penulis Suhendro dan Jodi atas doa

yang tiada hentinya demi kesuksesan penulis.

9. Sahabat penulisLauni Berutu dan Riris Sarina Tampubolon, yang selalu

ada buat penulis, memberikan dukungan serta doa dalam menyelesaikan

Skripsi ini.

10.Penulis juga ucapkan terimakasih kepada Bapak Era Banurea, Ibu

Rosdiana Berutu, Bapak R.Maibang, dan Ibu Nurmala Maibang selaku

narasumber yang memberikan informasi kepada penulis dalam

menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis mengucapkan terimakasih buat segala sesuatu yang sudah di

berikan kepada penulis baik dukungan secara langsung maupun tidak

langsung. Semoga Skripsi ini dapat berguna bagi kita semua. Sebagai

pedoman dalam menambah wawasan untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

Medan, Maret 2015

(9)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR FOTO ... viii

BAB I. PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL… 9 A. Landasan Teoritis ... 9

1. Teori Bentuk... 10

2. Teori Bentuk Penyajian ... 11

3. Pengertian Asal Usul ... 12

4. Pengertian Tari ... 13

5. Pengertian Tatak Nandorbin ... 14

(10)

v

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……… 16

A. Metode Penelitian... 16

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

1. Lokasi Penelitian ... 17

2. Waktu Penelitian ... 17

C. Populasi dan Sampel ... 17

1. Populasi ... 17

2. Sampel ... 18

D. Teknik Pengumpulan Data ... 18

1. Studi Kepustakaan ... ... 19

2. Observasi ... 21

3. Wawancara ... 21

4. Dokumentasi ... 22

E. Teknik Analisis Data ... 22

BAB IV. PEMBAHASAN……….. 23

A. Gambaran Umum Kabupaten Pakpak Bharat ... 23

1. Letak Geografis Kabupaten Pakpak Bharat ... 23

2. Asal Usul Suku Pakpak ... 25

3. Sistem Kekerabatan ... 27

B. Hasil Penelitian ... 31

1. Asal Usul Tatak Nandorbin ... 31

2. Bentuk Penyajian Tatak Nandorbin ... 32

(11)

vi

b. Tata Tempat / Pola Lantai Tatak Nandorbin ... 38

c. Musik Pengiring Tatak Nandorbin ... 39

d. Tata Rias Tatak Nandorbin ... 45

e. Tata Busana Tatak Nandorbin ... 45

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……… 47

A. Kesimpulan ... 47 .

B. Saran ... 47

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Desa, Luas Wilayah dan jumlah Penduduk

Perkecamatan... ... 25

Tabel 4.2 Ragam Gerak Tatak

Nandorbin... ... 34

Tabel 4.3 Syair Nandorbin dan arti syair Nandorbin dalam bahasa

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Foto Ragam 1 ... 34

Gambar 4.2 Foto Ragam 2 ... 34

Gambar 4.3 Foto Ragam 3 ... 34

Gambar 4.4 Foto Ragam 4 ... 35

Gambar 4.4 Foto Ragam 5 ... 35

Gambar 4.4 Foto Ragam 6 ... 36

Gambar 4.5 Foto Ragam 7 ... 36

Gambar 4.6 Foto Ragam 8 ... 37

Gambar 4.7 Foto Ragam 9 ... 37

Gambar 4.8 Foto Alat Musik Gung ... 44

Gambar 4.8 Foto Alat Musik Gerantung ... 45

Gambar 4.9 Foto Alat Musik Genderang ... 46

Gambar 4.10 Foto Alat Musik Kalondang ... 46

Gambar 4.11 Foto Busana Pria Tatak Nandorbin ... 47

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan merupakan pengetahuan, ide dan hasil cipta masyarakat hal

ini memaknakan bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan

banyaknya masyarakat atau etnis suku yang ada. Menurut Edward B.Tylor dalam Posman Simanjuntak (2000:107) : “Kebudayaan merupakan keseluruhan yang

kopleks, yang didalamnya terkandung, pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan yang didapat seseorang

sebagai anggota masyarakat”. Jika ditinjau dari asal katanya budaya berasal dari

bahasa sansekerta yakni, buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti

budi dan akal. Jadi budaya diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan

akal dan perbuatan yang berbudi. Salah satu unsur kebudayaan adalah kesenian,

dan kesenian tersebut dimiliki oleh setiap suku yang ada di Sumatera Utara.

Kebudayaan tidak akan pernah dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,

hal ini dikarenakan sekelompok manusia yang biasa disebut dengan masyarakat,

memiliki warisan yang berharga dan beragam yang patut diturunkan dari generasi

kegenerasi. Berbagai aktifitas yang ada pada masyarakat diwujudkan kedalam

bentuk apresiasi yang tinggi terhadap pentingnya kebudayaan, sehingga

masing-masing daerah memiliki kebudayaan tersendiri sesuai kepribadian yang

(15)

2

Menurut (Koentjaraningrat (2004:2) menyatakan bahwa “Kesenian adalah

salah satu dari 7 unsur kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah

bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup, dan

teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian. Ketujuh

unsur kebudayaan ini merupakan isi pokok dari kebudayaan”.

Menurut (Suzanne K.Langer 2007:2) menyatakan bahwa “Kesenian

merupakan induk dari beberapa bentuk cabang seni yang ada di Indonesia

diantaranya seni tari, seni musik, seni rupa, seni drama, dan seni sastra. kesenian

adalah penciptaan wujud-wujud yang merupakan simbol dari perasaan manusia”.

Sehingga bentuk kesenian yang ada di Indonesia mencermikan kepribadian

masyarakat yang dituangkan kedalam hasil karya para seniman diberbagai daerah.

Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki kesenian yang berbeda-beda baik

itu di daerah Pakpak Barat, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan masih

banyak lagi daerah lain.

Tari adalah desakan perasaan manusia didalam dirinya yang

mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis.

Tari juga dapat dikatakan ungkapan jiwa manusia melalui gerak ritmis sehingga

dapat menimbulkan daya pesona. Yang dimaksud ungkapan jiwa adalah meliputi

cetusan rasa dan emosional yang disertai kehendak.

Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk simbol

yang mengandung arti yang beraneka ragam. Keindahan merupakan salah satu

simbol yang terdapat dalam tari. Tari salah satu bagian dari budaya, digunakan

(16)

3

Disamping untuk mengekspresikan jiwa manusia, tari juga digunakan dalam

kegiatan-kegiatan adat istiadat sebagai sarana pada upacara adat dalam kelompok

masyarakat.

Pakpak memiliki berbagai jenis tarian, baik tarian adat, tarian muda-mudi

atau yang bersifat hiburan. Penyebutan kata tarian pada masyarakat Pakpak Bharat

disebut tatak. Pada masyarakat Pakpak, tatak merupakan unsur kesenian paling

penting yang hadir dalam aktivitas keseharian masyarakatnya. Berbagai kegiatan

kemasyarakatan baik dalam acara-acara ritual sebelum kehadiran agama, tatak

akan selalu tampak.

Menurut Bapak R.Maibang dalam bukunya yang berjudul “Mengenal Ethnis Pakpak Lebih Dekat”. Terdapat beberapa jenis tatak (tari) antara lain ;

1.Tatak Nantampuk Emas 2.Tatak Renggisa 10.Tatak Balang Cikua 11.Tatak Menulangat 12.Tatak Moccak 13.Tatak Geraha 14.Tatak Kuda-kuda

15.Tatak Menganjaki Takkal-Takkal

Berdasarkan dari 15 tatak tersebut, maka penulis memilih Tatak

Nandorbin sebagai kajian yang akan di teliti. Kata Nandorbin merupakan sebutan

untuk panggilan terhadap wanita. Tarian ini ditarikan oleh seorang pemuda dalam

(17)

4

bersaudara dan merupakan anak dari paman si pemuda (impalnya). Selanjutnya si

pemuda di beri kesempatan untuk memilih salah satu dari tujuh orang impalnya

tersebut. Dimana dalam tariannya pemuda akan berputar kesana kemari untuk

mengecek dan menilai serta mengincar yang mana di antara ketujuh impalnya itu

yang sesuai dengan hatinya. Kemudian pria tersebut memilih wanita yang tertua

atau anak pertama dari ketujuh bersaudara. Dalam kehidupan Masyarakat Pakpak,

ada aturan adat yang melarang anak yang tertua tidak boleh di langkahi oleh yang

termuda. Anak yang tertua harus terlebih dahulu menikah dari pada anak yang

termuda, oleh karena itu maka pria tersebut akan memilih impalnya yang tertua.

Dari hasil wawancara dengan Bapak Era Banurea S.E (12 Januari 2015).

Tarian ini awalnya sudah punah kemudian setelah Republik Indonesia merdeka

tarian ini kembali dilestarikan dan terakhir dipertunjukan pada tahun 1988/1989

pada acara pesta Njuah Njuah Sidikalang yang disutradarai oleh Almarhum Esron

Kaloko. Dengan beriringnya waktu selama 27 tahun berlalu hingga sekarang

tarian ini sudah tidak pernah di pertunjukkan kembali. Dengan demikian penulis

mengangkat Tatak Nandorbin ini kembali agar kembali dilestarikan dan tidak

punah dengan pengaruh zaman yang modern sekarang ini.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menjadikan Tatak nandorbin

sebagai topik dalam kajian penelitian. Berdasarkan hal ini, maka judul dalam penelitian ini adalah “Bentuk Penyajian Tatak Nandorbin pada Masyarakat

(18)

5

B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari identifikasi masalah sebuah penelitian ilmiah adalah agar peneliti

yang dilakukan menjadi terarah sehingga cakupan masalah yang dibahas tidak

menjadi luas dan melebar. Hal ini sejalan dengan pendapat Ali (1984:49) yang

mengatakan bahwa :

“Untuk mengkaji karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatinkan adalah masalah penelitian sedapat mungkin diuasahakan tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis data yang sempit dan sebaiknya bila ruang lingkup masalah dipersempit, maka dapat diharapkan analisis secara luas dan mendalam”.

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

dalam peneliti ini dapat diidentifikasi menjadi beberapa hal, diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah bentuk penyajian Tatak Nandorbin pada masyarakat

pakpak di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?

2. Bagaimanakah keberadaan Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak di

Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?

3. Bagaimanakah fungsi Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak di

Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?

4. Bagaimanakah asal usul Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak di

Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?

5. Bagaimanakah busana Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak di

(19)

6

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah yang terindentifikasi, maka peneliti

merasa perlu mengadakan pembatasan masalah di sebabkan luasnya cangkupan

masalah serta terbatasnya dana dan waktu dalam penelitian. Hal ini sejalan

dengan yang diungkapkan oleh Winarno Surakhmad (1982:31), yaitu : “Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu luas tidak perlu dipakai sebagai masalah penyelidikan, oleh karena tidak akan pernah jelas batas-batas masalahnya. Pembatasan ini perlu bukan saja untuk mempermudah atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik, tetapi juga untuk menetapkan lebih dulu segala sesuatu yang diperlukan untuk memecahkan masalah, tenaga, waktu, dana, dan lain-lain yang timbul dari rencana tertentu”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti membatasi masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah asal usul Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak di

Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?

2. Bagaimanakah bentuk penyajian Tatak Nandorbin pada masyarakat

pakpak di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?

D. Rumusan Masalah

Masalah ini pada Rumusan masalah adalah untuk membatasi masalah

penelitian yang telah ditetapkan. Rumusan umumnya ditulis atau dinyatakan

dalam kalimat pernyataan untuk menambah ketajaman perumusan (Cholid & Abu:

(20)

7

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka diperoleh rumusan sebagai berikut “Bagaimanakah

Bentuk Penyajian Tatak Nandorbin pada Masyarakat Pakpak di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat ?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah mengungkapkan permasalahan yang dibahas,

mengidentifikasi penyebabnya dan sekaligus memberikan pemecahan terhadap

masalah yang terjadi. Hal ini perlu dinyatakan dengan jelas, sesuai dengan latar

belakang masalah penelitiannya. Seluruh kegiatan peneliti selalu mempunyai

tujuan sebagai pusat orientasi. Dengan tujuan yang jelas, maka kegiatan sebuah

penelitian menjadi terarah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Ali (1984:9), yaitu :

“Kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena penelitian pada dasarnya merupakan titik beranjak ke titik tuju yang akan dicapai seseorang dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Itu sebabnya tujuan peneliti harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas, dan operasional”.

Tujuan yang diinginkan dalam sebuah penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan asal usul Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak di

Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?

2. Mendeskripsikan bentuk penyajian Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak

(21)

8

F. Manfaat Penelitian

Secara umum, hasil penelitian ini memberikan manfaat untuk mengetahui

Tatak Nandorbin yang selama ini tidak diketahui oleh mmasyarakat luas. Manfaat

penelitin yang diharapkan menyertai tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis kiranya bermanfat untuk mengetahui tentang tatak nandorbin

pada masyarakat Pakpak Barat.

2. Bagi Program Studi Seni Tari, hasil penelitian ini diharapkan sebagai

sumber ilmiah dan kajian dunia akademik, khususnya di Lembaga

pendidikan seni.

3. Mengenal kebudayaan masyarakat Pakpak Barat dan berupaya untuk

melestarikannya.

4. Bagi pemerintah penelitian ini sebagai bahan masukan dalam rangka

kegiatan pengembangan kesenian masyarakat.

5. Bagi masyarakat umum, diharapkan mengetahui dan memahami tentang

tatak nandorbin pada masyarakat Pakpak Barat.

6. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang berguna untuk

meningkatkan kualitas seni dan budaya Indonesia sehingga menambah

(22)

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Banyak cara untuk mendata dan mengenal tari, salah satunya dengan

melakukan penelitian yang dimana dalam penelitian ini akan membahas suatu

bentuk kesenian ataupun tarian secara mendalam sehingga hal yang tidak

dimengerti dan diketahui sebelumnya dapat dipahami dan dipelajari. Berdasarkan

hasil penelitian yang terdapat di Bab IV, maka peneliti membuat kesimpulan

diantaranya sebagai berikut :

1. Tatak Nandorbin merupakan salah satu jenis tatak di Kecamatan Salak

Kabupaten Pakpak Bharat. Tatak Nandorbin di ciptakan oleh

Almarhum J.Padang. Dimana menurut sejarahnya Tatak Nandorbin

awalnya sudah punah kemudian setelah Republik Indonesia merdeka

tarian ini kembali dilestarikan dan terakhir di pertunjukkan pada tahun

1988/1989 pada acara pesta Njuah Njuah Sidikalang.

2. Kata Nandorbin pada masyarakat Pakpak merupakan sebutan untuk

panggilan terhadap wanita. Tatak Nandorbin ini di tarikan oleh

seorang pemuda untuk memilih jodoh di antara tujuh orang wanita

yang ada. Tujuh wanita tersebut masih bersaudara dan merupakan anak

dari paman si pemuda (impalnya). Selanjutnya pemuda di beri

kesempatan untuk memilih salah satu dari tujuh orang impalnya

tersebut.

(23)

50

3. Tatak Nandorbin mempunyai sembilan pola lantai, terdapat sembilan

ragam gerak pada Tatak Nandorbin di mulai dari namasuki pentas,

mertopak, menjengkur, menjengkur menengen pasangen arah

kamuhun, menjengkur menengen pasangen arah kambirang, menengen

da beru sideban, menengen de beru sini pilih, nggo memilih pasangen,

loloate. Busana pria menggunakan tutup kepala terbuat dari oles

perbunga mbacang, baju berwarna hitam dan celana berwarna hitam.

Busana wanita menggunakan tudung kepala terbuat dari ulos

perdabaitak yang bernama saong tonjong, pakaian wanita berwarna

hitam yang di sebut marapi-api, ulos sarung yang digunakan adalah

ulos perdabaitak.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti dapat

memberikan beberapa saran, antara lain sebagai berikut :

1. Agar jangan malu mengakui diri sendiri sebagai suku Pakpak, dalam arti

agar tetap mempertahankan kebudayaannya.

2. Agar peduli terhadap peninggalan nenek moyang khususnya terhadap

kesenian.

3. Agar memperkenalkan atau mempublikasikan kesenian Pakpak

kemasyarakat luas.

4. Disarankan kepada seniman-seniman di Kabupaten Pakpak Bharat yang

lebih mengenal lagi Tatak Nandorbin untuk menurunkan keahliannya

(24)

51

5. Instansi terkait maupun bahan-bahan yang memiliki kewenangan

memelihara kesenian daerah perlu mengambil pembinaan pengembangan

tatak ini, agar kecerdasan tidak luntur oleh tari-tarian baru yang dapat

(25)

52

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, Rosid. 2011. PendidikanKesenianSeniTari. Medan; Universitas Negeri Medan.

Berutu, Lister. 2006. Mengenal Upacara Adat Pada Masyarakat Pakpak di Sumatera Utara, Medan.

. 2006. Pertuturen Pakpak. Medan: PT. Grasindo Monorotama.

. 2006. Adat dan Tata Cara Perkawinan Masyarakat Pakpak, Medan: PT.Grasindo Monorotama.

. 2006. Perumpamaan Tradisional Pakpak di Sumatera Utara,

Medan: PT. Grasindo Monorotama.

Budhisantoso, S, 1992. Kesenian dan Nilai-nilai Budaya. Dalam Majalah Analisis

Kebudayaan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

David Kaplan, AbertA.Manners, 2000. TeoriBudaya. Yogyakarta :PustakaPelajar

Hadi, Sumandiyo.2005. SosiologiTari. Yogyakarta: Pustaka Citra.

HasanahNadeak. 2012. TatakManulangatpadaMasyarakatPakpak Kota SidikalangKabupatenDairi.Skripsi S I: Unimed

HidayatAlimut Aziz, 2007, MetodePenelitiandanTeknik Data, Surabaya :Salemba Media.

H. Roubler, Margareth, 2001, Dance a Creaddtive Art, Experience,Yogyakarta :Universitas Gajah Mada.

M.S, Kaelan,2005. MetodePenelitianKualitatifBidangFilsafat, Paradigma: Yogyakarta.

(26)

53

Martozet.2010. Pengantar Komposisi Tari, Jurusan Sendratasik, FBS. Universitas Negeri Medan.

Maibang. R, BA, 2009, Mengenal Etnis Pakpak Lebih Dekat, Medan

Nurwani.2006. PengetahuanTari.Medan; UniversitasNegeri Medan.

Padang, Murbani. 2004. Upacara Menanda Tahun Pada Masyarakat Pakpak dan

Dampak Positif Yang di Timbulkannya. Medan: PT.Grasindo Monoratama.

Parani, Yulianti (1975). Diktat SejarahUmumTari. Jakarta: LembagaPendidikanTinggiKesenian.

Poerwadarminta, W. J. S, 2003, Pertama III, Jakarta :BalaiPustaka.

Peterson, Anya, 2007, The Antropology Of Dance,

Terjemahanf.xWidarayantoBandung : STSI Press Bandung.

Surakanto, 1982, PengantarPenelitianIlmiah , Bandung : BimaAksara.

Soedarsono, 2005, PengantarPengetahuanTari, Yogyakarta : ASTI.

Sugiyono, 2008, MetodePenelitian,Bandung :Alphabeta.

Soekanto, Soejono, 1990. SosiologiSuatuPengantar,Jakarta :PT.RajaGrafindoPersada.

Selo Soemardjan, 2000. Pengantar Ilmu Anropologi. Jakarta: Aksara Baru

Simanjuntak, Posman. 2000. Kebudayaan. Medan: IKIP Medan.

Soedarsono, 1997. Tari-Tari Indonesia.Jakarta : Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Surachman, Winano. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

(27)

Lampiran 1

DAFTAR INFORMAN

Biodata Narasumber

1. Nama : Rosdiana Berutu Umur : 57 tahun

Alamat : Jl.Pakpak Sidikalang

Pekerjaan : Pensiunan Depak, Seniman No.Hp : 0813 7020 6927 / 0877 9907 4711

2. Nama : Era Banurea, SE Umur : 40 tahun

Alamat : Kota Salak Kabupaten Pakpak Bharat Pekerjaan : Kontraktor dan Seniman

No.Hp : 0812 6050 8232

3. Nama : R.Maibang Umur : 70 tahun

Alamat : Simpang Koala, Medan

Pekerjaan : Pensiunan TNI AD dan Penulis Buku tentang Pakpak

4. Nama : Nurmala Maibang Umur : 35 tahun

Alamat : Simpang Koala, Medan

(28)

Lampiran 2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah Desa, Luas Wilayah dan jumlah Penduduk   Perkecamatan...............

Referensi

Dokumen terkait

Musik underground adalah musik yang merdeka dan bebas, bebas dalam menciptakan lirik, membuat nada, dan untuk mengapresiaikan apa saja, mulai dari cara bersikap, bersosialisasi

[r]

(1) Sub Bagian teknis administrasi pembangunan mempunyai tugas mengumpulkan bahan program tahunan pembangunan, mengkoordinasikan penyusunan pedoman dan petunjuk

bahwa berdasarkan pertimangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten

Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran

Dengan diumumkannya PEMENANG kepada peserta lelang diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan, apabila masih terdapat kesalahan di dalam penetapan pemenang

Berdasarkan permasalahan yang ada kami menganalisis Sistem Informasi Apotek Sungai Bambu pada bisnis proses pelayanan dokter, penjualan obat resep dan tanpa resep,

Capaian Program Jumlah cakupan (jenis) layanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.