BENTUK PENYAJIAN TATAK NANDORBINPADA
MASYARAKAT PAKPAK DI KECAMATAN SALAK
KABUPATEN PAKPAK BHARAT
SKRIPSI
Oleh
ROSALYATI ANGGRIANI
NIM 2103340054
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
ROSALYATI ANGGRIANI, NIM 2103340054, Bentuk Penyajian Tatak Nandorbin pada Masyarakat Pakpak di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat. Skripsi. Medan : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,2015.
Penelitian ini membahas tentang Tatak Nandorbin yang ada di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat yang bertujuan untuk mengetahui tentang asal usul, dan bentuk penyajian Tatak Nandorbin.
Penelitian ini dilaksanakan pada akhir November hingga akhir bulan Januari 2015. Populasi dan sampelnya meliputi tokoh-tokoh budaya masyarakat yang mengetahui Tatak Nandorbin yang berada di Kecamatan Salak, seniman-seniman yang mengetahui tentang Tatak Nandorbin, pengumpulan data di lakukan dengan metode kerja lapangan yang meliputi beberapa aspek : observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Kemudian di analisis dengan metode deskriptif kualitatif.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bentuk penyajian Tatak Nandorbin di tarikan dengan tujuh orang penari wanita dan satu orang penari pria. Terdapat sembilan ragam gerak pada Tatak Nandorbin dimulai dari Mertopak, Menjengkur, Menjengkur menengen pasangen arah kamuhun, Menjengkur menengen pasangen arah kambirang, Menengen da beru sideban, Menengen de beru sini pilih. Busana pada penari pria menggunakan tutup kepala dari oles perbunga mbacang, baju adat pakpak berwarna hitam, dan celana panjang berwarna hitam. Sedangkan busana yang dipakai penari wanita adalah pakaian wanita yang disebut Merapi-api, tudung kepala terbuat dari ulos perdabaitak yang bernama saong tonjong, sarung yang digunakan adalah Oles Perdabaitak, dan tali pinggang aluminium.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat kasihNya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dan menjadikannya kedalam bentuk Skripsi, walaupun banyak
hambatan-hambatan yang ditemukan ketika proses penyelesaian Skripsi ini dari
awal penelitian topik, pengumpulan data, sampai pada tahap penyelesaian.
Namun demikian, penulis tetap berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul “Bentuk Penyajian Tatak
Nandorbin Pada Masyarakat Pakpak di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat”. Terselesaikannya penulis ini adalah berkat dukungan, bantuan dari
semua pihak yang membantu penulis baik dari awal penulisan sampai pada akhir
penulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof.Dr.Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr.Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik.
4. Nurwani SST, M.Hum selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tari.
5. Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Dosen Pembimbing I.
6. Ibu Sitti Rahmah, S.Pd M.Si selaku Dosen Pembimbing II.
7. Bapak/Ibu Dosen, staff pengajar khususnya Program Studi Pendidikan
Tari yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama
kuliah.
8. Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Mommy dan abang
iii
materil, terimakasih juga kepada adik penulis Suhendro dan Jodi atas doa
yang tiada hentinya demi kesuksesan penulis.
9. Sahabat penulisLauni Berutu dan Riris Sarina Tampubolon, yang selalu
ada buat penulis, memberikan dukungan serta doa dalam menyelesaikan
Skripsi ini.
10.Penulis juga ucapkan terimakasih kepada Bapak Era Banurea, Ibu
Rosdiana Berutu, Bapak R.Maibang, dan Ibu Nurmala Maibang selaku
narasumber yang memberikan informasi kepada penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis mengucapkan terimakasih buat segala sesuatu yang sudah di
berikan kepada penulis baik dukungan secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga Skripsi ini dapat berguna bagi kita semua. Sebagai
pedoman dalam menambah wawasan untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Medan, Maret 2015
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR FOTO ... viii
BAB I. PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II. LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL… 9 A. Landasan Teoritis ... 9
1. Teori Bentuk... 10
2. Teori Bentuk Penyajian ... 11
3. Pengertian Asal Usul ... 12
4. Pengertian Tari ... 13
5. Pengertian Tatak Nandorbin ... 14
v
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……… 16
A. Metode Penelitian... 16
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
1. Lokasi Penelitian ... 17
2. Waktu Penelitian ... 17
C. Populasi dan Sampel ... 17
1. Populasi ... 17
2. Sampel ... 18
D. Teknik Pengumpulan Data ... 18
1. Studi Kepustakaan ... ... 19
2. Observasi ... 21
3. Wawancara ... 21
4. Dokumentasi ... 22
E. Teknik Analisis Data ... 22
BAB IV. PEMBAHASAN……….. 23
A. Gambaran Umum Kabupaten Pakpak Bharat ... 23
1. Letak Geografis Kabupaten Pakpak Bharat ... 23
2. Asal Usul Suku Pakpak ... 25
3. Sistem Kekerabatan ... 27
B. Hasil Penelitian ... 31
1. Asal Usul Tatak Nandorbin ... 31
2. Bentuk Penyajian Tatak Nandorbin ... 32
vi
b. Tata Tempat / Pola Lantai Tatak Nandorbin ... 38
c. Musik Pengiring Tatak Nandorbin ... 39
d. Tata Rias Tatak Nandorbin ... 45
e. Tata Busana Tatak Nandorbin ... 45
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……… 47
A. Kesimpulan ... 47 .
B. Saran ... 47
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Desa, Luas Wilayah dan jumlah Penduduk
Perkecamatan... ... 25
Tabel 4.2 Ragam Gerak Tatak
Nandorbin... ... 34
Tabel 4.3 Syair Nandorbin dan arti syair Nandorbin dalam bahasa
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Foto Ragam 1 ... 34
Gambar 4.2 Foto Ragam 2 ... 34
Gambar 4.3 Foto Ragam 3 ... 34
Gambar 4.4 Foto Ragam 4 ... 35
Gambar 4.4 Foto Ragam 5 ... 35
Gambar 4.4 Foto Ragam 6 ... 36
Gambar 4.5 Foto Ragam 7 ... 36
Gambar 4.6 Foto Ragam 8 ... 37
Gambar 4.7 Foto Ragam 9 ... 37
Gambar 4.8 Foto Alat Musik Gung ... 44
Gambar 4.8 Foto Alat Musik Gerantung ... 45
Gambar 4.9 Foto Alat Musik Genderang ... 46
Gambar 4.10 Foto Alat Musik Kalondang ... 46
Gambar 4.11 Foto Busana Pria Tatak Nandorbin ... 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan merupakan pengetahuan, ide dan hasil cipta masyarakat hal
ini memaknakan bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan
banyaknya masyarakat atau etnis suku yang ada. Menurut Edward B.Tylor dalam Posman Simanjuntak (2000:107) : “Kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kopleks, yang didalamnya terkandung, pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat”. Jika ditinjau dari asal katanya budaya berasal dari
bahasa sansekerta yakni, buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti
budi dan akal. Jadi budaya diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan
akal dan perbuatan yang berbudi. Salah satu unsur kebudayaan adalah kesenian,
dan kesenian tersebut dimiliki oleh setiap suku yang ada di Sumatera Utara.
Kebudayaan tidak akan pernah dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,
hal ini dikarenakan sekelompok manusia yang biasa disebut dengan masyarakat,
memiliki warisan yang berharga dan beragam yang patut diturunkan dari generasi
kegenerasi. Berbagai aktifitas yang ada pada masyarakat diwujudkan kedalam
bentuk apresiasi yang tinggi terhadap pentingnya kebudayaan, sehingga
masing-masing daerah memiliki kebudayaan tersendiri sesuai kepribadian yang
2
Menurut (Koentjaraningrat (2004:2) menyatakan bahwa “Kesenian adalah
salah satu dari 7 unsur kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah
bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup, dan
teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian. Ketujuh
unsur kebudayaan ini merupakan isi pokok dari kebudayaan”.
Menurut (Suzanne K.Langer 2007:2) menyatakan bahwa “Kesenian
merupakan induk dari beberapa bentuk cabang seni yang ada di Indonesia
diantaranya seni tari, seni musik, seni rupa, seni drama, dan seni sastra. kesenian
adalah penciptaan wujud-wujud yang merupakan simbol dari perasaan manusia”.
Sehingga bentuk kesenian yang ada di Indonesia mencermikan kepribadian
masyarakat yang dituangkan kedalam hasil karya para seniman diberbagai daerah.
Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki kesenian yang berbeda-beda baik
itu di daerah Pakpak Barat, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan masih
banyak lagi daerah lain.
Tari adalah desakan perasaan manusia didalam dirinya yang
mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis.
Tari juga dapat dikatakan ungkapan jiwa manusia melalui gerak ritmis sehingga
dapat menimbulkan daya pesona. Yang dimaksud ungkapan jiwa adalah meliputi
cetusan rasa dan emosional yang disertai kehendak.
Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk simbol
yang mengandung arti yang beraneka ragam. Keindahan merupakan salah satu
simbol yang terdapat dalam tari. Tari salah satu bagian dari budaya, digunakan
3
Disamping untuk mengekspresikan jiwa manusia, tari juga digunakan dalam
kegiatan-kegiatan adat istiadat sebagai sarana pada upacara adat dalam kelompok
masyarakat.
Pakpak memiliki berbagai jenis tarian, baik tarian adat, tarian muda-mudi
atau yang bersifat hiburan. Penyebutan kata tarian pada masyarakat Pakpak Bharat
disebut tatak. Pada masyarakat Pakpak, tatak merupakan unsur kesenian paling
penting yang hadir dalam aktivitas keseharian masyarakatnya. Berbagai kegiatan
kemasyarakatan baik dalam acara-acara ritual sebelum kehadiran agama, tatak
akan selalu tampak.
Menurut Bapak R.Maibang dalam bukunya yang berjudul “Mengenal Ethnis Pakpak Lebih Dekat”. Terdapat beberapa jenis tatak (tari) antara lain ;
1.Tatak Nantampuk Emas 2.Tatak Renggisa 10.Tatak Balang Cikua 11.Tatak Menulangat 12.Tatak Moccak 13.Tatak Geraha 14.Tatak Kuda-kuda
15.Tatak Menganjaki Takkal-Takkal
Berdasarkan dari 15 tatak tersebut, maka penulis memilih Tatak
Nandorbin sebagai kajian yang akan di teliti. Kata Nandorbin merupakan sebutan
untuk panggilan terhadap wanita. Tarian ini ditarikan oleh seorang pemuda dalam
4
bersaudara dan merupakan anak dari paman si pemuda (impalnya). Selanjutnya si
pemuda di beri kesempatan untuk memilih salah satu dari tujuh orang impalnya
tersebut. Dimana dalam tariannya pemuda akan berputar kesana kemari untuk
mengecek dan menilai serta mengincar yang mana di antara ketujuh impalnya itu
yang sesuai dengan hatinya. Kemudian pria tersebut memilih wanita yang tertua
atau anak pertama dari ketujuh bersaudara. Dalam kehidupan Masyarakat Pakpak,
ada aturan adat yang melarang anak yang tertua tidak boleh di langkahi oleh yang
termuda. Anak yang tertua harus terlebih dahulu menikah dari pada anak yang
termuda, oleh karena itu maka pria tersebut akan memilih impalnya yang tertua.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Era Banurea S.E (12 Januari 2015).
Tarian ini awalnya sudah punah kemudian setelah Republik Indonesia merdeka
tarian ini kembali dilestarikan dan terakhir dipertunjukan pada tahun 1988/1989
pada acara pesta Njuah Njuah Sidikalang yang disutradarai oleh Almarhum Esron
Kaloko. Dengan beriringnya waktu selama 27 tahun berlalu hingga sekarang
tarian ini sudah tidak pernah di pertunjukkan kembali. Dengan demikian penulis
mengangkat Tatak Nandorbin ini kembali agar kembali dilestarikan dan tidak
punah dengan pengaruh zaman yang modern sekarang ini.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menjadikan Tatak nandorbin
sebagai topik dalam kajian penelitian. Berdasarkan hal ini, maka judul dalam penelitian ini adalah “Bentuk Penyajian Tatak Nandorbin pada Masyarakat
5
B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah sebuah penelitian ilmiah adalah agar peneliti
yang dilakukan menjadi terarah sehingga cakupan masalah yang dibahas tidak
menjadi luas dan melebar. Hal ini sejalan dengan pendapat Ali (1984:49) yang
mengatakan bahwa :
“Untuk mengkaji karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatinkan adalah masalah penelitian sedapat mungkin diuasahakan tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis data yang sempit dan sebaiknya bila ruang lingkup masalah dipersempit, maka dapat diharapkan analisis secara luas dan mendalam”.
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
dalam peneliti ini dapat diidentifikasi menjadi beberapa hal, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah bentuk penyajian Tatak Nandorbin pada masyarakat
pakpak di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?
2. Bagaimanakah keberadaan Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak di
Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?
3. Bagaimanakah fungsi Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak di
Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?
4. Bagaimanakah asal usul Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak di
Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?
5. Bagaimanakah busana Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak di
6
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah yang terindentifikasi, maka peneliti
merasa perlu mengadakan pembatasan masalah di sebabkan luasnya cangkupan
masalah serta terbatasnya dana dan waktu dalam penelitian. Hal ini sejalan
dengan yang diungkapkan oleh Winarno Surakhmad (1982:31), yaitu : “Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu luas tidak perlu dipakai sebagai masalah penyelidikan, oleh karena tidak akan pernah jelas batas-batas masalahnya. Pembatasan ini perlu bukan saja untuk mempermudah atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik, tetapi juga untuk menetapkan lebih dulu segala sesuatu yang diperlukan untuk memecahkan masalah, tenaga, waktu, dana, dan lain-lain yang timbul dari rencana tertentu”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti membatasi masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah asal usul Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak di
Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?
2. Bagaimanakah bentuk penyajian Tatak Nandorbin pada masyarakat
pakpak di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?
D. Rumusan Masalah
Masalah ini pada Rumusan masalah adalah untuk membatasi masalah
penelitian yang telah ditetapkan. Rumusan umumnya ditulis atau dinyatakan
dalam kalimat pernyataan untuk menambah ketajaman perumusan (Cholid & Abu:
7
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka diperoleh rumusan sebagai berikut “Bagaimanakah
Bentuk Penyajian Tatak Nandorbin pada Masyarakat Pakpak di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat ?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah mengungkapkan permasalahan yang dibahas,
mengidentifikasi penyebabnya dan sekaligus memberikan pemecahan terhadap
masalah yang terjadi. Hal ini perlu dinyatakan dengan jelas, sesuai dengan latar
belakang masalah penelitiannya. Seluruh kegiatan peneliti selalu mempunyai
tujuan sebagai pusat orientasi. Dengan tujuan yang jelas, maka kegiatan sebuah
penelitian menjadi terarah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Ali (1984:9), yaitu :
“Kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena penelitian pada dasarnya merupakan titik beranjak ke titik tuju yang akan dicapai seseorang dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Itu sebabnya tujuan peneliti harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas, dan operasional”.
Tujuan yang diinginkan dalam sebuah penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan asal usul Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak di
Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat?
2. Mendeskripsikan bentuk penyajian Tatak Nandorbin pada masyarakat pakpak
8
F. Manfaat Penelitian
Secara umum, hasil penelitian ini memberikan manfaat untuk mengetahui
Tatak Nandorbin yang selama ini tidak diketahui oleh mmasyarakat luas. Manfaat
penelitin yang diharapkan menyertai tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis kiranya bermanfat untuk mengetahui tentang tatak nandorbin
pada masyarakat Pakpak Barat.
2. Bagi Program Studi Seni Tari, hasil penelitian ini diharapkan sebagai
sumber ilmiah dan kajian dunia akademik, khususnya di Lembaga
pendidikan seni.
3. Mengenal kebudayaan masyarakat Pakpak Barat dan berupaya untuk
melestarikannya.
4. Bagi pemerintah penelitian ini sebagai bahan masukan dalam rangka
kegiatan pengembangan kesenian masyarakat.
5. Bagi masyarakat umum, diharapkan mengetahui dan memahami tentang
tatak nandorbin pada masyarakat Pakpak Barat.
6. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang berguna untuk
meningkatkan kualitas seni dan budaya Indonesia sehingga menambah
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak cara untuk mendata dan mengenal tari, salah satunya dengan
melakukan penelitian yang dimana dalam penelitian ini akan membahas suatu
bentuk kesenian ataupun tarian secara mendalam sehingga hal yang tidak
dimengerti dan diketahui sebelumnya dapat dipahami dan dipelajari. Berdasarkan
hasil penelitian yang terdapat di Bab IV, maka peneliti membuat kesimpulan
diantaranya sebagai berikut :
1. Tatak Nandorbin merupakan salah satu jenis tatak di Kecamatan Salak
Kabupaten Pakpak Bharat. Tatak Nandorbin di ciptakan oleh
Almarhum J.Padang. Dimana menurut sejarahnya Tatak Nandorbin
awalnya sudah punah kemudian setelah Republik Indonesia merdeka
tarian ini kembali dilestarikan dan terakhir di pertunjukkan pada tahun
1988/1989 pada acara pesta Njuah Njuah Sidikalang.
2. Kata Nandorbin pada masyarakat Pakpak merupakan sebutan untuk
panggilan terhadap wanita. Tatak Nandorbin ini di tarikan oleh
seorang pemuda untuk memilih jodoh di antara tujuh orang wanita
yang ada. Tujuh wanita tersebut masih bersaudara dan merupakan anak
dari paman si pemuda (impalnya). Selanjutnya pemuda di beri
kesempatan untuk memilih salah satu dari tujuh orang impalnya
tersebut.
50
3. Tatak Nandorbin mempunyai sembilan pola lantai, terdapat sembilan
ragam gerak pada Tatak Nandorbin di mulai dari namasuki pentas,
mertopak, menjengkur, menjengkur menengen pasangen arah
kamuhun, menjengkur menengen pasangen arah kambirang, menengen
da beru sideban, menengen de beru sini pilih, nggo memilih pasangen,
loloate. Busana pria menggunakan tutup kepala terbuat dari oles
perbunga mbacang, baju berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
Busana wanita menggunakan tudung kepala terbuat dari ulos
perdabaitak yang bernama saong tonjong, pakaian wanita berwarna
hitam yang di sebut marapi-api, ulos sarung yang digunakan adalah
ulos perdabaitak.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti dapat
memberikan beberapa saran, antara lain sebagai berikut :
1. Agar jangan malu mengakui diri sendiri sebagai suku Pakpak, dalam arti
agar tetap mempertahankan kebudayaannya.
2. Agar peduli terhadap peninggalan nenek moyang khususnya terhadap
kesenian.
3. Agar memperkenalkan atau mempublikasikan kesenian Pakpak
kemasyarakat luas.
4. Disarankan kepada seniman-seniman di Kabupaten Pakpak Bharat yang
lebih mengenal lagi Tatak Nandorbin untuk menurunkan keahliannya
51
5. Instansi terkait maupun bahan-bahan yang memiliki kewenangan
memelihara kesenian daerah perlu mengambil pembinaan pengembangan
tatak ini, agar kecerdasan tidak luntur oleh tari-tarian baru yang dapat
52
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, Rosid. 2011. PendidikanKesenianSeniTari. Medan; Universitas Negeri Medan.
Berutu, Lister. 2006. Mengenal Upacara Adat Pada Masyarakat Pakpak di Sumatera Utara, Medan.
. 2006. Pertuturen Pakpak. Medan: PT. Grasindo Monorotama.
. 2006. Adat dan Tata Cara Perkawinan Masyarakat Pakpak, Medan: PT.Grasindo Monorotama.
. 2006. Perumpamaan Tradisional Pakpak di Sumatera Utara,
Medan: PT. Grasindo Monorotama.
Budhisantoso, S, 1992. Kesenian dan Nilai-nilai Budaya. Dalam Majalah Analisis
Kebudayaan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
David Kaplan, AbertA.Manners, 2000. TeoriBudaya. Yogyakarta :PustakaPelajar
Hadi, Sumandiyo.2005. SosiologiTari. Yogyakarta: Pustaka Citra.
HasanahNadeak. 2012. TatakManulangatpadaMasyarakatPakpak Kota SidikalangKabupatenDairi.Skripsi S I: Unimed
HidayatAlimut Aziz, 2007, MetodePenelitiandanTeknik Data, Surabaya :Salemba Media.
H. Roubler, Margareth, 2001, Dance a Creaddtive Art, Experience,Yogyakarta :Universitas Gajah Mada.
M.S, Kaelan,2005. MetodePenelitianKualitatifBidangFilsafat, Paradigma: Yogyakarta.
53
Martozet.2010. Pengantar Komposisi Tari, Jurusan Sendratasik, FBS. Universitas Negeri Medan.
Maibang. R, BA, 2009, Mengenal Etnis Pakpak Lebih Dekat, Medan
Nurwani.2006. PengetahuanTari.Medan; UniversitasNegeri Medan.
Padang, Murbani. 2004. Upacara Menanda Tahun Pada Masyarakat Pakpak dan
Dampak Positif Yang di Timbulkannya. Medan: PT.Grasindo Monoratama.
Parani, Yulianti (1975). Diktat SejarahUmumTari. Jakarta: LembagaPendidikanTinggiKesenian.
Poerwadarminta, W. J. S, 2003, Pertama III, Jakarta :BalaiPustaka.
Peterson, Anya, 2007, The Antropology Of Dance,
Terjemahanf.xWidarayantoBandung : STSI Press Bandung.
Surakanto, 1982, PengantarPenelitianIlmiah , Bandung : BimaAksara.
Soedarsono, 2005, PengantarPengetahuanTari, Yogyakarta : ASTI.
Sugiyono, 2008, MetodePenelitian,Bandung :Alphabeta.
Soekanto, Soejono, 1990. SosiologiSuatuPengantar,Jakarta :PT.RajaGrafindoPersada.
Selo Soemardjan, 2000. Pengantar Ilmu Anropologi. Jakarta: Aksara Baru
Simanjuntak, Posman. 2000. Kebudayaan. Medan: IKIP Medan.
Soedarsono, 1997. Tari-Tari Indonesia.Jakarta : Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Surachman, Winano. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Lampiran 1
DAFTAR INFORMAN
Biodata Narasumber
1. Nama : Rosdiana Berutu Umur : 57 tahun
Alamat : Jl.Pakpak Sidikalang
Pekerjaan : Pensiunan Depak, Seniman No.Hp : 0813 7020 6927 / 0877 9907 4711
2. Nama : Era Banurea, SE Umur : 40 tahun
Alamat : Kota Salak Kabupaten Pakpak Bharat Pekerjaan : Kontraktor dan Seniman
No.Hp : 0812 6050 8232
3. Nama : R.Maibang Umur : 70 tahun
Alamat : Simpang Koala, Medan
Pekerjaan : Pensiunan TNI AD dan Penulis Buku tentang Pakpak
4. Nama : Nurmala Maibang Umur : 35 tahun
Alamat : Simpang Koala, Medan
Lampiran 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP