• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PENYAJIAN MUSIK TARI ANGGUN POLA PADA MASYARAKAT PAKPAK DI DESA SINGGABUR KECAMATAN SITELU TALI URANG JULU KABUPATEN PAKPAK BHARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK PENYAJIAN MUSIK TARI ANGGUN POLA PADA MASYARAKAT PAKPAK DI DESA SINGGABUR KECAMATAN SITELU TALI URANG JULU KABUPATEN PAKPAK BHARAT."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK PENYAJIAN MUSIK TARI ANGGUN POLA PADA

MASYARAKAT PAKPAK DI DESA SINGGABUR

KECAMATAN SITELU TALI URANG JULU

KABUPATEN PAKPAK BHARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh

FAJAR PASARIBU

NIM: 2113340018

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

i ABSTRAK

Fajar Pasaribu. NIM 2113340018. Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Letak geografis Desa Singgabur Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat. Alat musik yang digunakan dalam Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola. Pola irama musik iringan Tari Anggun Pola terhadap gerakan tari-tarian. Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan Sitelutali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat.

Teori dalam Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian bentuk penyajian, pengertian musik yaitu menjelaskan dari sudut unsur-unsur musik (irama, melodi, tempo, dinamik), pengertian tari, pengertian tari Anggun Pola.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditranferkan ketempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel penari Anggun Pola, pemain musik Tari Anggun Pola, tokoh adat, pejabat daerah yang berjumlah 16 orang.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini mengambil lokasi di di desa Singgabur kecamatan Sitelutali Urang Julu kabupaten Pakpak Bharat dan penelitian ini dilaksanakan dmulai bulan November 2015 sampai dengan bulan Januari 2016.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bentuk penyajian musik tari Anggun Pola pada masyarakat Pakpak di desa Singgabur kecamatan Sitellu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat memiliki struktur dan proses yaitu latihan pemain musik, latihan penari Anggun Pola, latihan penggabungan pemusik dan penari

Anggun Pola, mempersiapkan kostum dan properti, general repetision dan

penampilan musik tari Anggun Pola. Penampilan musik tari Anggun Pola dilaksanakan pada hari minggu tanggal 27 desember 2016. Diadakan di lapangan desa Singgabur. Dalam penyajian musik tari Anggun Pola ada beberapa alat musik yang digunakan sebagai musik iringan tari Anggun Pola yaitu Genderang

sitelu-telu, Gung sada rabaan, Lobat, Kalondang, dan Kucapi. Pola Irama Musik

Iringan Tari Anggun Pola Terhadap Gerakan Tarian sangat berpengaruh.

(11)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan.

Skripsi ini berjudul “Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat”. Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd, Sekretaris Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

5. Dr. Pulumun Ginting, S.Sn, M.Sn, Ketua Prodi Pendidikan Musik. 6. Octaviana Tobing, M.Pd., Pembimbing Skripsi I dan Esra PT Siburian,

M.Sn., dosen Pembimbing II.

7. Lamhot Basani Sihombing, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik. 8. Adina Sastra Sembiring, M.Pd, Narasumber.

9. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan.

(12)

iii

11. Saut Pandapotan Solin, Tokoh Adat tradisi Pakpak Bharat.

12. Kakak tercinta, Renovalina Pasaribu, S.Pd, Abang tercinta Mikael Pasaribu, Adik tercinta Mustika Pasaribu yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Skripsi ini. 13. Yessy Napitupulu, S.Pd yang selalu memberikan doa, semangat,

motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini.

14. Teman – teman Yessy Napitupulu, S.Pd, Mandiri Beruru, S.Pd, Wan Okto Brada Hutahaean, Bosra Simarmata, Dedy Simamora, S.Pd, Willy Tobing, Yohanes Panjaitan, S.Pd, Yohana Pardede, S.Pd, Daniel Ambarita, S.Pd, Briant Simangunsong, Gaman Kesogihen, SE, Samson Sihombing, S.Pd.

15. Bang Cihur Berutu, S.Pd, beserta keluarga, John Edy Simanjuntak, Mardi Boang Manalu, seluruh anggota Sanggar Nina Nola yang turut berpartisipasi dalam penyelesaian Skripsi ini dan teman-teman yang ada di Prodi Pendidikan Musik angkatan 2011 terimakasih atas kerjasamanya selama perkuliahan.

16. Teman-teman PPLT SMA NEGERI 1 BALIGE tahun 2014.

Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, baik dari segi kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan Skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.

Medan, April 2016 Penulis

(13)

v

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL.13 A. Landasan Teoritis ... 13

1. Bentuk Penyajian... 15

2. Musik ... 16

a. Pengertian Musik………... 16

1) Irama... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Metode Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 33

1. Sampel... 33

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

(14)

vi

1. Observasi ... 36

2. Wawancara ... 36

3. Dokumentasi ... 37

E. Teknik Analisis Data... 38

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN... 41

A. Letak Geografis... 41

1. Sistem Mata Pencaharian ... 42

2. Sistem Bahasa ... 43

3. Sistem Kesenian ... 43

4. Sistem Kekerabatan... 47

B. Alat Musik Yang Digunakan Dalam Musik Tari Anggun Pola.... 48

1. Genderang Sitelu-telu... 48

2. Gung Sada Rabaan ... 49

3. Lobat... 53

4. Kalondang ... 55

5. Kucapi ... 56

C. Pola Irama Musik Iringan Tari Anggun Pola Terhadap Gerakan Tarian ... 57

D. Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

(15)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Genderang Sitelu-telu... 48

Gambar 4.2 Gung Jujur ... 49

Gambar 4.3 Gung Poi/Panggora ... 50

Gambar 4.4 Gung Tapuldep... 51

Gambar 4.5 Gung Pongpong... 52

Gambar 4.6 Lobat... 53

Gambar 4.7 Kalondang ... 55

Gambar 4.8 Latihan Pemain Musik ... 62

Gambar 4.9 Latihan Penari ... 63

Gambar 4.10 Kostum Penari ... 65

Gambar 4.11 Pinggan berisi Gatap dan beras ... 66

Gambar 4.12 Persiapan General Repetision ... 67

Gambar 4.13 Pemusik dan Penari sebelum tampil... 68

Gambar 4.14 Penampilan Musik tari Anggun Pola ... 71

Gambar 4.15 Wawancara dengan Tokoh Adat ... 79

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tiap suku memiliki adat istiadat, upacara serta perbedaan budaya masing-masing yang mengungkapkan ciri khas dari adat tersebut, terutama pada upacara adat setiap suku masing-masing. Keaneka ragaman budaya ini membuat semaraknya nuansa keragaman nusantara dalam segi menilai kekayaan bangsa Indonesia. Bahkan dari budaya bangsa yang ada di Indonesia beberapa adat istiadat yang masih dipertahankan keberadaannya tanpa ada penambahan adat baru, walaupun sekarang teknologi semakin maju dan era globalisasi sekarang ini telah merubah sebagian nilai-nilai budaya diberbagai pelosok nusantara. Salah satu ragam budaya bangsa Indonesia yang masih terus bertahan hingga sekarang dan juga masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat adalah kebudayaan Kabupaten Pakpak Bharat.

(17)

2

masyarakat Pakpak terbagi atas beberapa bentuk yaitu seni ukir, seni tari (tatak), dan seni musik.

Tari merupakan salah satu media penyampai ekspresi dalam menyatakan sebuah pandangan kehidupan, pesan moral dan berbagai macam saran, kritik serta hiburan. Beberapa contoh tarian tradisional Pakpak yaitu Tari (tatak) Anggun

Pola, Tari (tatak) Muat Kopi, Tari (tatak) Menabi Page, Tari (tatak) Garo-garo,

Tari (tatak) Renggisa, Tari (tatak) Menulangat, Tari (tatak) Serser.

Tari Anggun Pola pada masyarakat Pakpak berfungsi sebagai tarian penyambutan ataupun persembahan seperti penyambutan pemangku adat, penyambutan pejabat dalam upacara pemeritahan, dan penghargaan kepada tamu-tamu atau turis-turis sebagai tamu-tamu pemerintah daerah. Anggun Pola diambil dari asal kata mengagan pola, dalam bahasa Pakpak agan artinya ambil sedangkan

pola adalah pohon aren, sehingga mengagan pola dapat diartikan sebagai proses

(18)

3

Jumlah penari dalam tari Anggun Pola ialah enam orang penari perempuan. Properti yang digunakan dalam tari Angun Pola yaitu cawan berisi beras dan daun sirih. Properti lainnya yaitu mulai dari tata rias tari yang memperindah tampilan para penari Anggun Pola, Kemudian aksesoris tarian berupa anting, gelang, dan kalung, serta busana yang digunakan yaitu pakaian adat Pakpak dan penutup kepala yang dalam bahasa Pakpak dinamakan Saong.

Kemampuan atau kemahiran penari Anggun Pola untuk membawakan gerak tari Anggun Pola sesuai dengan kualitas gerak yang diinginkan (wiraga) haruslah diperhatikan. Mulai dari gerakan melenggang pinggul secara serentak, sembah tamu, gerakan putar penuh menjadi bagian dari tarian ini. Gerakan tersebut dilakukan dalam posisi level rendah yaitu posisi berlutut atupun jongkok dan juga level sedang yaitu posisi berdiri.

Gerakan tarian ini terdiri dari sembah tamu, yaitu gerakan awal dengan meletakkan cawan diatas kepala dan tangan masing-masing penari memegang cawan yang dilakukan dengan posisi badan berdiri (level sedang). Tari Anggun

Pola ditarikan dengan pola horizontal. Setelah itu semua penari menurunkan

cawan sirih dari atas kepala dengan mengangkat sejajar dengan dada. Kemudian semua penari melangkah kedepan sesuai dengan wirama untuk meletakkan cawan kembali ketempat yang sudah ditentukan. Kemudian penari berputar sambil mengukel tangan dalam posisi setengah berdiri (level sedang). Wirama dalam tari

Anggun Pola yang dimaksud adalah kemampuan penari dalam mengikuti

(19)

4

Tari Anggun Pola ditarikan dengan berbagai ragam gerak yaitu mengayunkan badan sambil melangkah kiri kanan serta melangkah maju mundur kemudian berputar. Setelah itu, ragam gerak lainnya yaitu mengayunkan tangan kiri dan tangan kanan secara bergantian ke atas dan ke bawah dengan posisi berdiri dan tetap pada pola horinzontal. Setelah beberapa ragam gerak tersebut, kemudian para penari menyerahkan sirih kepada tamu terhormat. Pada saat menari, para penari dituntut memiliki wirasa yaitu menghayati makna gerakan yang terkandung dalam tari Anggun Pola. Supaya tari yang di bawakan atau dipersembahkan memiliki keseimbangan harmonisasi.

Bagi suku Pakpak, musik juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam aspek kehidupan masyarakatnya, karena hampir seluruh kegiatan adat, ritual dan hiburan bahkan acara pemerintahan selalu menggunakan musik. Dalam penyajiannya ada yang menggunakan alat musik,vokal, vokal gabungan dengan musik, dalam penggunaan alat musiknya ada yang dimainkan secara ensambel dan ada juga secara solo.

Masyarakat Pakpak membagi alat musiknya berdasarkan bentuk penyajiannya dan cara memainkannya. Beberapa alat musik tersebut dimainkan dalam bentuk ensambel. Ensambel merupakan kelompok kegiatan musik. Jadi musik ensambel merupakan bermain musik secara bersama-sama dengan menggunakan beberapa alat musik tertentu serta memainkan lagu-lagu dengan menggunakan aransemen sederhana. Salah satunya adalah ensambel

Oning-oningen. Ensambel Oning-oningen merupakan ensambel yang sering dipentaskan

(20)

5

tari. Salah satunya yaitu untuk mengiringi tari Anggun Pola. Dalam hal ini musik iringan tari merupakan alat yang diguanakan untuk mengiringi suatu tarian. Ensambel ini digunakan pada upacara sukacita (kerja mbaik) seperti upacara pernikahan dan untuk mengiringi tarian. Pada musik pengiring tari, jenis instrument ensambel Oning-oningen yang digunakan adalah:

1. Genderang sitelu-telu.

2. Gung sada rabaan.

3. Lobat.

4. Kalondang.

5. Kucapi

Genderang sitelu-telu merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara

dipukul yang jumlahnya tiga berfungsi sebagi pembawa ritme dalam

oning-oningen. Gung sada rabaan (gong) memiliki beberapa jenis yaitu Gung Jujur,

Gung Poi, Gung Tapuldep, dan Gung Pongpong. Gung Jujur merupakan gung

yang paling besar di dalam ensambel Genderang sitelu-telu. Sesuai dengan namanya, jujur berasal dari kata bujur-bujur (jujur/ tidak berbelit-belit) mempunyai pengertian bahwa kejujuran adalah kunci penentu harmonisnya hubungan antar sesama masyarakat. Pernyataan ini tercermin dari bunyinya yang tidak pernah putus sampai pukulan berikutnya.

Gung poi / panggora mempunyai ukuran serta suara yang lebih kecil dari

gung jujur. Poi berasal dari kata apoi artinya sambutlah, atau jawablah. Sesuai

(21)

6

yang dihasilkan oleh gung jujur tersebut. Hal ini diartikan bahwa pernyataan gung

jujur harus disambut dan dijawab sebagai pernyataan persetujuan terhadap makna

perlambangan yang dihasilkannya.

Kemudian Gung berikutnya adalah Gung Tapuldep. Gung ini dimainkan dengan cara meletakkannya di atas dada si pemain atau ditempelkan di dada. Pola ritmis yang dihasikannya adalah menimpali suara dua gung sebelumnya, dengan suara pendek terputus-putus. Bunyi gung ini berada diantara dua gung terdahulu dan aksentuasi ritmik yang dihasilkannya akan memberi warna yang khas dan dinamis dalam ensambel ini. Makna yang dikandungnya adalah sebagai pernyataan bahwa walaupun dalam segala adat istiadat dan kehdupan kemasyarakatan terdapat banyak tantangan dan hambatan namun harus diterima dan ditempuh dengan ketabahan.

Gung yang terakhir adalah Gung Pongpong. Gung ini adalah gung yang

paling kecil pada ensambel ini. Pongpong berperan sebagai pemegang tempo bersama-sama dengan genderang siraja mengampuh, untuk menjaga keseimbangan tempo intrumen lainnya.

Lobat merupakan salah satu jenis alat musik yang dipakai dalam bentuk

solo instrumen dan juga digabungkan dengan ensambel musik tradisional Pakpak.

Lobat merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu dan memiliki lima

lubang nada dan satu lubang penghasil bunyi. Alat musik ini termasuk kedalam klasifikasi alat musik aerophone. Lobat dimainkan dengan cara ditiup.

(22)

7

saat menjaga padi (muro) diladang. Namun pada perkembangannya, alat musik ini dimasukkan kedalam ensambel oning-oningen. Pembuat alat musik Lobat biasanya pemain alat musik itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh fungsi awal dari alat musik ini pada awalnya.

Kalondang merupakan alat musik tradisional Pakpak yang terbuat dari

belahan-belahan kayu yang ringan dan kering, yang saat dilemparkan menghasilkan suara yang nyaring. Kemudian diabadikan sebagai salah satu alat music yang menarik perhatian setelah ditemukan rumus untuk menentukan tinggi rendahnya suara, yaitu memotong dan menipis, menjadi suatu alat musik tradisional bergengsi di zaman ini, karena mempunyai daya harmonisasi yang banyak dengan alat musik lainnya, seperti lobat, genderang dan gung. Kalondang dimainkan dengan cara dipukul. Berfungsi sebagai pembawa melodi sama halnya seperti Lobat. Kalondang memiliki nada-nada pentatonik yaitu Do, Re, Fi, Sol, Si yang memperkuat karakter musik Pakpak itu sendiri. Alat musik ini juga berfungsi sebagai pengatur tempo dalam oning-oningen.

Kucapi merupakan alat musik yang terbuat dari kayu dan memiliki dua

senar. Kepala Kucapi biasanya dibuat hiasan berupa ukiran menyerupai kepala monyet atau kepala manusia. Alat musik ini berperan sebagai pembawa melodi yang dimainkan dengan cara dipetik. Seperangkat alat musik tersebut dimainkan oleh delapan orang pemain musik. Diantaranya adalah alat musik Genderang

Sitelu-telu dimainkan oleh satu orang, gung sada rabaan dimainkan oleh empat

(23)

8

Dalam konteks pengiring tari, hubungan sebuah tari dan musik dapat terjadi melalui aspek bentuk, gaya, ritme, suasana atau gabungan dari aspek-aspek tersebut. Banyak cara yang dipakai untuk mengiringi sebuah tarian. Dasar pemilihannya harus dilandasi oleh pandangan penyusunan iringan dan maksud penata tarinya. Pada dasarnya sebuah iringan tari harus dipilih untuk menunjang tarian yang diiringi baik secara ritmis maupun emosional. Maka dari itu masyarakat Pakpak membuat Ensambel Oning-oningen menjadi ensambel untuk mengiringi tari Anggun Pola.

Berdasarkan uraian diatas, nampak jelas bahwa musik dalam tari Anggun

Pola berperan aktif sebagai media penyampaian gerak tarian. Sebagai bagian dari

budaya Pakpak dan budaya Nusantara, sangat penting dijaga kelestariannya. Sehingga dari uraian-uraian yang telah dijabarkan maka penulis tertarik untuk meneliti, mangkaji, serta menuliskannya dalam sebuah tulisan ilmiah dengan judul :

“BENTUK PENYAJIAN MUSIK TARI ANGGUN POLA PADA

MASYARAKAT PAKPAK DI DESA SINGGABUR KECAMATAN

SITELUTALI URANG JULU KABUPATEN PAKPAKBHARAT’’ B. Identifikasi Penelitian

Identifikasi penelitian merupakan sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan lingkup permasalahan yang lebih luas.

(24)

9

latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan menjadi beberapa bagian, antara lain:

1. Bagaimana letak geografis desa Singgabur kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat?

2. Alat musik apa saja yang digunakan dalam Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak di Desa Singgabur Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat?

3. Berapa jumah pemain musik Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak di Desa Singgabur kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat?

4. Bagaimana atensi masyarakat Pakpak di Desa Singgabur kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat terhadap Musik Tari

Anggun Pola?

5. Bagaimana pola irama musik iringan Tari Anggun Pola terhadap gerakan tari-tarian ?

6. Bagaimana Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat?

C. Pembatasan Penelitian

(25)

10

dalam penelitian. Batasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas batas mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup permasalahan dan faktor mana saja yang tidak bisa.

Hal ini sependapat dengan Sugiyono (2012 : 286) bahwa: “pembatasan masalah fokus dengan yang didasarkan pada tingkat kepentingan dan fasebilitas masalah yang akan dipecahkan”. Dari keterangan tersebut maka penulis mambatasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana letak geografis desa Singgabur kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat?

2. Alat musik apa saja yang digunakan dalam Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak di Desa Singgabur Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat?

3. Bagaimana pola irama musik iringan Tari Anggun Pola terhadap gerakan tari-tarian?

4. Bagaimana Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat?

D. Perumusan Penelitian

Dalam menentukan rumusan masalah, penulis berpedoman pada pendapat Maryaeni (2005: 14) yang menyatakan :

(26)

11

proses penelitian akan senantiasa berfokus pada butir butir masalah sebagaimana telah dirumuskan.”

Berdasarkan pendapat tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut : “ Bagaimana Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun

Pola Pada Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan Sitelutali Urang

Julu Kabupaten Pakpak Bharat ?“

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan senantiasa berorientasi pada tujuan, tanpa adanya tujuan yang jelas maka arah kegiatan tidak terarah, karena tidak tahu apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Azril (2008:18) mengatakan bahwa tujuan penelitian merupakan pernyataan yang mengungkapkan hal yang diperoleh pada ahli penelitian sehingga dapat dikatakan bahwa “ Tujuan

adalah sesuatu yang diharapkan peneliti”. Maka penulis membuat tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui letak geografis desa Singgabur kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat?

2. Untuk mengetahui Alat musik yang digunakan dalam Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak di Desa Singgabur Kecamatan Sitelutali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat.

(27)

12

4. Untuk mengetahui Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan Sitelutali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat.

F. Manfaat Penelitian

Setiap penulisan pastilah memiliki manfaat secara langsung maupun tidak, karena penelitian dilakukan untuk menambah pengetahuan dan menjawab berbagai pertanyaan yang telah dirumuskan oleh penulis. Setelah penulisan ini selesai dilakukan, akan didapat hasil penulisan yang memberi manfaat sebagai berikut :

1. Untuk memahami dan mengetahui Bentuk Penyajian Musik Tari

Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan

Sitelutali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat.

2. Sebagai penambah wawasan kepada seluruh masyarakat luas yang membaca tulisan ini.

3. Untuk kontribusi partitur lagu Anggun Pola bagi masyarakat Pakpak. 4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang

memiliki keterkaitan dengan topik ini.

(28)

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Letak geografis penyajian musik tari Anggun Pola Desa Singgabur yang merupakan tempat penelitian yaitu penyajian musik tari Anggun Pola berada pada wilayah Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu. Adapun batas wilayah dari desa Singgabur adalah Sebelah Timur berbatasan dengan desa Laelangge Kecamatan Sitellu tali Urang Julu. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Nambunga Buluh Kecamatan Salak. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Cikaok Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Ulumerah Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu.

2. Dalam penyajian musik tari Anggun Pola ada beberapa alat musik yang digunakan sebagai musik iringan tari Anggun Pola. Berdasarkan wawancara dengan salah satu tokoh adat sekaligus pelatih musik tari Anggun Pola, ada lima alat musik yang digunakan antara lain:

a. Genderang sitelu-telu. b. Gung sada rabaan. c. Lobat.

(29)

82

3. Bentuk penyajian musik tari Anggun Pola pada masyarakat Pakpak di desa Singgabur kecamatan Sitellu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat memiliki struktur dan proses yaitu latihan pemain musik, latihan penari

Anggun Pola, latihan penggabungan pemusik dan penari Anggun Pola,

mempersiapkan kostum dan properti, general repetision dan penampilan musik tari Anggun Pola.

4. Penampilan musik tari Anggun Pola dilaksanakan pada hari minggu tanggal 27 desember 2016. Diadakan di lapangan desa Singgabur.

5. Pola Irama Musik Iringan Tari Anggun Pola Terhadap Gerakan Tarian sangat berpengaruh. Karena sesuai dengan asal usul musik dan tarinya yaitu kegiatan mengagan Pola. Pada proses mengagan pola, pengagan menyanyi

Nangen (bersenandung) sambil mengayun aren. Dari Nangen tersebutlah

diambil irama musik tari Anggun Pola. Sedangkan gerakan mengayun aren merupakan pola dasar gerakan tari Anggun Pola. Sehingga pola irama musik iringan dan tari pada musik tari Anggun Pola dimainkan secara bersamaan dan saling berhubungan.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran antara lain :

(30)

83

2. Menjadikan musik tari Anggun Pola sebagai bahan ekstrakurikuler pada semua sekolah SMA sederajat di kabupaten Pakpak Bharat karena musik tari Anggun Pola merupakan hasil peninggalan budaya nenek moyang Batak Pakpak dan merupakan sejarah budaya dan nilai suatu budaya dan kebiasaan daerah tersebut.

3. Hendaknya musik tari Anggun Pola tetap dilestarikan oleh semua masyarakat Pakpak di desa Singgabur Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu kabupaten Pakpak Bharat. Karena hasil budaya harus tetap dikembangkan dan hendaknya dipertahankan dari masa ke masa karena masyarakat Pakpak akan mengingatnya sebagai sebuah sejarah.

4. Peneliti berharap alat musik tari Anggun Pola dilestarikan sehingga bisa dipergunakan oleh generasi muda.

(31)

84

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,.Rineka Cipta: Jakarta

Azril .2008. Metode penelitian. Jakarta : Bumi Pustaka.

Berutu, Lister. 1998: Tradisi Dan Perubahan: Konteks Masyarakat Pakpak Dairi. Medan: Penerbit Monora.

Djelantik.1999. Estetika: SejarahPengantar, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

J.Moleong, Lexy. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya:Bandung

Jones, Thaddeus George.1974. Music Theory, USA: Harper K Row Publisher,Inc. Langer, Suzanne, K.1998. Problems Of Art F.X Widaryanto, Bandung: Akademi

Seni Tari Indonesia.

Kustap, Moh. Muttaqin. 2008. Seni Musik Klasik:Pengantar Musikologi Untuk

SMK. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Manik, Mansehat. 2010. Pengantar Budaya Dan Ilmu Pengetahuan: Musik

Tradisional Pakpak. Medan: Penerbit Mitra.

Manik, Mansehat. 2010. Pengetahuan Musik Tradisional Pakpak: Genderang

Sada Rabaen. Salak: Penerbit Mitra.

Maibang, R. 2009. Mengenal Etnis Pakpak Lebih Dekat. Medan:_________ Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara

Murgiyanto, Sal. 1983. Kritik Tari : Bakal dan Kemampuan Dasar. Jakarta: Masyarakat seni Pertunjukan Indonesia.

Mustamant, Mugy. 2013. Kamus Seni Budaya.Bandung : Titian Ilmu.

(32)

85

Sinaga, Fenny Riska Inola.2012. Tatak Balang Cikua pada Masyarakat Pakpak

Bharat di Desa Pardomuan Kabupaten Pakpak Bharat. Medan:

Universitas Negeri Medan

Soeharto , M. 1992. Kamus Musik . Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia. Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Supranto. 2004. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Suroso, Panji. (2012). Ketoprak Dor di Helvetia. Medan: Unimed Press. Surya, Brata Addy. 2012. Jenis jenis alat musik. Jakarta : Bumi Pustaka.

Tini. 2015. Bentuk Penyajian Dan Fungsi Musik Tradisional Badendo Suku

Dayak Kanayant Di Kalimantan Barat. Yogjakarta: Universitas

Yogyakarta.

http/Purnamiap.blogspot.co.id/2013/12/music-pengiring-tari.html

http://Wikipedia.org.wiki/bentuk.

http://Wikipedia.org.wiki/Alat/Musik.

http://yokimirantio.blogspot.com/2012/tari-tradisional.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk penyajian dan fungsi musik pengiring tari barongsai dalam acara ulang tahun viharra kuan theng bio ke-11 pada group

Makna filosofi yang terkandung dalam bentuk penyajian tari ranup lampuan di sanggar lempia dan Sanggar Nurul Alam adalah berupa gerak, musik iringan, kostum, properti dan