PERTUNJUKAN TATAK MENGANJAKI TAKAL-TAKAL PADA
MASYARAKAT PAKPAK BHARAT KAJIAN TERHADAP
BENTUK DAN MAKNA SIMBOL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratakan Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan
Oleh
LAUNI H. BERUTU NIM.2103340033
PRODI PENDIDIKAN TARI
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TuhanYesus Kristus yang
telah melimpahkan kasih dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Sk1ripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana S1 Jurusan Sendratasik Program Studi
Pendidikan Tari di Universitas Negeri Medan.
Apa yang penulis lakukan ini mungkin belum mencapai hasil yang
maksimal mungkin. Semoga Skripsi ini bisa memberi masukan pada kegiatan
penelitian-penelitian selanjutnya.
Banyak dukungan dan bantuan yang penulis dapatkan dalam
menyelesaikan Skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan rasa terimakasih dan
rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada.
1. Prof .Dr. Syawal Gultom, Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik
4. Sitti Rahma, S.Pd.M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Tari yang
telah memberi bimbingan dengan penuh kesabaran kepada penulis dari
pembuatan out line sampai hingga penulisan Skripsi dan sebagai
pembimbing Skripsi II.
5. Nurwani, S.S.T,M.Hum Pembimbing Skripsi I yang telah memberi
dorongan, banyak masukan, arahan dan bimbingan kepada penulis
untuk membuat yang terbaik dan terbaik.
6. Dra. Dilinar Adlin dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dorongan dan yang telah membimbing penulis.
7. Irwansyah, S,Sn,M.Sn dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dorongan dan yang telah membimbing penulis.
8. Seluruh Staf Dosen Pengajar di Jurusan Sendratasik khususnya
Program Studi Pendidikan Tari yang telah banyak memberikan
9. Teristimewa ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada kedua orang
tua tercinta Ayahanda Nihan Berutu dan Ibunda Mariomma Dabutar
yang telah banyak memberikan dukungan, motivasi, semangat,
kesabaran, kasih sayang, material dan Doanya kepada penulis serta
abang Jeperson Berutu, Jonny Berutu, Rendy Berutu, Mitro Berutu,
Samuel Berutu yang senantiasa memberikan dukungan dan kasih
sayangnya kepada penulis.
10. Bapak Erah Banurea, SE, Bapak R.Ba. Maibang sebagai narasumber
yang memberikan banyak informasi dan masukan mengenai Tatak
Menganjaki Takal-takal
11. Kepada teman seperjuangan Reysita Lassari Damanik, Nuri S Sialoho,
Rosalyati Ginting S.Pd, dan seluruh sahabatku Seni Tari stambuk 2010
serta Kakak Lenny Dabutar, Mesly L Tobing, Ros Dabutar, Desy
Tumangger, Herlirosdiani Tumangger SE, Dirun Munte, Kokmin
Manik ,S.Pd, MM serta semua teman-teman yang membantu yang tidak
bias dituliskan satu per satu.
Penulis berharap semoga kebaikan yang telah mereka berikan mendapat
balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin
Penulis
Medan, September 2015
Launi H. Berutu
ABSTRAK
Launi H. Berutu, 2103340033. Pertunjukan Tatak Menganjaki Takal-takal pada Masyarakat Pakpak Bharat Kajian Terhadap Bentuk dan Makna Simbol. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2015. Tatak Menganjaki Takal-takal ini merupakan tari upacara adat yang bersifat saklar, dan berubah fungsi menjadi pertunjukan pada Tahun 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk gerak, iringan, busana, properti, pola lantai/tempat dan makna simbol Tatak Menganjaki Takal-takal
pada Masyarakat Pakpak Bharat.
Teori dalam penelitian ini adalah menggunakan teori bentuk (Hermin), teori makna (Marcel Denis), teori simbol (Langer), yaitu menganalisis bentuk Tatak Menganjaki
Takal-takal dan makna simbol apa yang terdapat pada Tatak Menganjaki Takal-takal.
Populasi dalam penelitian ini adalah seniman-seniman dan tokoh masyarakat yang mengetahui tentang kebudayaan dan Tatak Menganjaki Takal-takal pada masyarakat Pakpak di Desa Salak. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Untuk melengkapi data-data dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi lapangan, video, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian berdasarkan data yang terkumpul dapat diketahui bahwa Tatak
Menganjaki Takal-takal ini dapat dilihat bukan hanya sebatas kelengkapan atau
kebesaran adat itu sendiri, melainkan dari sejarah, tema, gerak, iringan musik, busana, properti, tempat melalui simbol yang terdapat pada Tatak Menganjaki Takal-takal. Tarian ini merupakan simbol media masyarakat untuk mengucap syukur pada “Debata Kase-kase” atas segala berkatNya, serta atas meninggalnya “Pertaki
Nggeduk” yang selalu mengganggu ketenangan masyarakat sekitar. Hal ini disimbolkan pada pemenggalan serta pemasakan kepala Pertaki Nggeduk kedalam kancah.
Kata Kunci:Tatak Menganjaki Takal-taka, Bentuk dan Makna simbol.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Jumlah Desa...26
Tabel 4.2. Tahapan Per adegan...32
Tabel 4.3. Denskrip Ragam Gerak...37
Tabel 4.4. Pola Lantai…………....55
Tabel 4.5. Makna Simbol Gerak Tatak Menganjaki Takal-takal…………...65
Tabel. 4.6. Makna Simbol Busana...71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang
digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.
Kesenian adalah salah satu produk budaya dalam kehidupannya selalu tidak
pernah lepas dari masyarakat, yang merupakan salah satu unsur yang terdapat
dalam kebudayaan, dimana mencakup aktivitas dari masyarakat itu sendiri, yang
menggambarkan dari masing-masing daerah tempat kesenian itu hidup dan
berkembang. Seperti yang dikemukakan oleh Kuntjaranigrat (2004:2) menyatakan
bahwa “Kesenian adalah suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nili-nilai,
norma-norma dan peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakatdan biasanya berwujud benda-benda hasil manusia”.
Kebudayaan merupakan pengetahuan, ide dan hasil cipta masyarakat, hal
ini memaknakan bahwa kebudayaan beragam. Keragamannya berdasarkan
banyaknya masyarakat dan etnis, suku yang ada. Menurut Ahmad Fed Yani
Saifudin (2006:86) menguraikan “kebudayaan sebagian kenyakinan dan perilaku
adat istiadat yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota masyarakat”.
Dalam kehidupan sehari-hari yang dijalankan oleh masyarakat terlihat
berlangsungnya kebudayaan. Kebiasaan hidup sehari-hari tersebut dipatuhi secara
2
diberlakukan menjadi identitas bagi masyarakat yang menjalankannya, sehingga
berupa menjaga agar kelestarian kebudayaan itu tetap.
Tari sebagai cabang kesenian, turut melengkapi kebutuhan jiwa manusia.
Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak tubuh.
Seperti yang diungkapkan oleh Edy Sedyawati (1981:10) bahwa”Tari merupakan
warisanbudaya Indonesia yang harus dikembangkan selaras dengan
perkembangan masyarakat”. Oleh karena itu tari-tarian yang merupakan warisan
budaya Indonesia harus tetap dijaga dan dilestariankan agar tidak punah.
Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau besar yang terdapat di
Indonesia yang memiliki khas tersendiri dalam masyarakat tersebut, hal ini yang
menyebabkan banyak suku yang berbeda dipulau ini. Salah satu provinsi Sumatra
Utara yang terdiri dari beberapa suku. Salah satu suku Batak. Suku Batak terbagi
menjadi lima bagian yaitu: Batak Toba, Pakpak, Batak Mandailing, Batak
Simalungun, Karo. Suku Pakpak hampir mendiami seluruh Sumatra Utara.
Masyarakat Pakpak mempunyai bermacam ragam bentuk kesenian. Salah
satu bentuk kesenian tradisional yang ada pada daerah Kabupaten Pakpak Bharat
yaitu Tatak (tari), Musik (musik) dan Melukis (melukis). Didalam bahasa Pakpak
tari disebut tatak. Adapun jenis tatak yang terdapat didaerah Pakpak Bharat yaitu:
1. Tatak Muat Page
2. Tatak Balang Cikua
3. Tatak Mendedah
3
6. Tatak Moncak (tari pencak silat)
7. Tatak Graha (persiapan Perang)
8. Tatak Renggisa
9. Tatak Garo-garo
10. Tatak Muat Menimbak-nimbaki
11. Tatak Menganjaki Takal-takal
12. Tatak Nandorbin
13. Tatak Siar-siaren
14. Tatak Menggerik (menerser)
15. Tatak Namtampuk Emas
Dari jenis-jenis tatak yang ada tersebut diatas, pada penlitian ini penulis
ingin mengangkat Tatak Menganjaki Takal-takal yang akan diteliti lebih
mendalam. Tatak Menganjaki Takal-takal ini merupakan tari tradisonal Pakpak
yang menggambarkan tentang Graha (perang) yang berfungsi sebagai tatak
upacara adat.
Tatak Menganjaki Takal-takal ini adalah tatak yang menggambarkan suatu
kekompakan masyarakat untuk mempertahankan nama baik atau kehormatan
suatu Aur/wilayah. Menurut ceritanya, pada masa dahulu sekelompok orang jahat
(Pertaki Nggeduk) selalu mengganggu ketentraman masyarakat di Aur/wilayah
dengan cara mengganggu Sipantun Bunga (anak gadis) untuk dijadikan Inang
Dukak (istri), cara yang dilakukan Pertaki Nggeduk tidak sesuai dengan
4
Pertaki Nggeduk tidak bisa dilarang oleh orang-orang yang berusaha
mencegahnya. Bahkan Pertaki Nggeduk ini akan membunuh orang-orang yang
menghalangi perlakuannya.
Sehubungan dengan itu maka para Penatua Kuta (Pemimpin kampung),
Nangguru (dukun), dan masyarakat bersepakat untuk melawan kejahatan yang
dilakuan Pertaki Nggeduk dengan cara mengadakan ritual. Pada acara tersebut
Nangguru Menggido (memohon) kepada Debata Kase-kase (Tuhan Yang Maha
Esa) melalui sebuah sodip (doa), agar diberi Kegegohen (kuatan) untuk Menggalo
(melawan) Pertaki Nggeduk.
Pada suatu waktu ketika Pertaki Nggeduk datang untuk mengganggu,
maka Anak Prana berusaha untuk menggusir Pertaki Nggeduk, maka terjadilah
Perubaten (perkelahian) antara kedua belah pihak. Dan pada akhirnya Pertaki Nggeduk menggalami kekalahan. Nagguru dan masyarakat membunuh serta
memenggal kepalanya lalu dimasukkan kedalam Kancah (kuali besar) yang berisi
dengan air ditambah dengan ramuan-ramuan tradisional dan dimasak. Hal tersebut
dilakukan untuk membuat efek jera agar niat jahat orang-orang yang ingin
mengganggu Aur tidak terjadi lagi. Berangkat dari cerita tersebut maka Tatak
Menganjaki Takal-takal pun tercipta, tarian ini diciptakan secara komunal (tidak
diketahui siapa penciptanya).
Gerak-gerak pada Tatak Mengannjaki Takal-takalini adalah gerak yang
menggambarkan suasana berperang, antara melawan Peraki Nggeduk dengan
5
musuhpun nampak pada gerak memenggal kepala, menginjak-injak kepala,
sampai pada memasak kepala didalam Kancah.
Tatak ini sangat jarang ditampilkan, tatak ini pernah dipertunjukkan di
acara Pesta Rakyat Sumatra Utara (PRSU), dan Perayaan Hari jadi Kabupaten
Pakpak Bharat. Dalam tatak ini bayak makna gerak yang terdapat yaitu gerak
memukul musuh, gerak memenggal kepala, gerak menginjak-injak kepala serta
gerak lainnya. Dalam pertunjukkan tatak ini gerak-gerak yang terdapat dalam
tatak ini adalah diartikan sebagai simbol saja.
Tatak Menganjaki Takal-Takal ini disusun kembali pada tahun 1990 oleh
seorang seniman Pakpak yang dikenal oleh masyarakat yang bernama Bapak Erah
Banurea SE. Tatak ini ditarikan oleh penari perempuan dan laki-laki. Diiringi oleh
alat musik serta properti yang berhungan untuk mendukung keindahan tatak
tersebut. Tatak ini banyak digemari oleh masyarakat Pakpak karena adanya nilai
moral dan rasa sosial yang terdapat didalamnya. Nilai moral yang terdapat pada
tatak ini yaitu harus berperilaku yang baik dan menghargai setiap orang,
sedangkan rasa sosial yag terdapat didalamnya yaitu adanya kerjasama antara
masyarakat untuk menjaga ketentraman dan nama baik aur.
Seiring dengan perkembangan jaman Tatak Menganjaki Takal-takal ini
sudah berubah fungsi menjadi pertunjukan. Tatak MenganjakiTakal-takal ini
pernah dipertunjukan perayaan hari jadi Kabupaten Pakpak Bharat (HUT Ke-X)
pada tahun 2013. Dalam pertunjukannya tatak ini hanya menggambarkan tentang
elemen-6
elemen (unsur-unsur) yang digunakan dalam pertunjukan ini seperti: tema, iringan
musik, tata rias, buasana, setting, lingthing, tempat dan properti.
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik menggangkat topik ini
menjadi sebuah penelitian dengan judul penelitian “PERTUNJUKAN TATAK MENGANJAKI TAKAL-TAKAL PADA MASYARAKAT PAKPAK
BHARAT KAJIAN TERHADAP BENTUKDAN MAKNA SIMBOL”.
B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian perlu diadakan identifikasi masalah. Hal ini dilakukan
agar penelitian menjadi terarah serta mencakup masalah yang akan dibahas agar
tidak terlalu luas. Hal ini sejalan dengan pendapat Ali (1984 : 49) yang mengatakn
bahwa:“untuk kepentingan karya ilmiah, sesuatuyang perlu diperhatikan masalah
penelitian sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan
menghasilkan analisis yang sempit dan sebaliknya bila ruang lingkup masalah
dipersempit maka akan diharap analisis secara luas dan mendalam”.
Adanya identifikasi masalah akan lebih mudah mengenal permasalahan
yang diteliti sehingga penulis akan mencapai sasaran, adapun identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sejarah terciptanya Tatak Menganjaki Takal-takal tersebut?
2. Bagaimana bentuk Tatak Menginjaki Takal-takal pada masyarakat Pakpak
di kabupaten Pakpak Bharat?
7
4. Bagaimana fungsi Tatak Menganjaki Takal-takal pada masyarakat Pakpak
Bharat?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya masalah, adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga dan
teori, agar penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua
masalah yang ada pada identifikasi akan diteliti. Batasan masalah merupakan
batas-batas masalah penelitian yang akan diteliti.
Dengan demikian dari identifikasi permasalahan yang ada maka peneliti
membatas masalah dalam penelitian adalah:
1. Bagimana sejarah terciptanya Tatak Menganjaki Takal-takal?
2. Bagaimana bentuk Tatak Menganjaki Takal-takal pada masyarakat Pakpak
di Pakpak Bharat?
3. Bagaimana makna dan simbol pada Tatak Menganjaki Takal-takal?
D. Perumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka diperlukan
rumusan masalah dalam penelitian ini. Perumusan masalah diperlukan agar dalam
penelitian dalam lapangan tidak terjadi penyimpangan dalam pengambilan data.
Menurut Arikunto (1993 : 7) bahwa “agar penelititian dapat dilaksanakan dengan
sebaiknya, maka peneliti harus meneruskan masalahnya sehingga jelas dari mana
8
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana Bentuk dan Makna
Simbol Tatak Menganjaki Takal-takal Pada Masyrakat Pakpak Bharat?
E. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian intinya adalah tujuan, kerena tanpa tujuan yang jelas,
maka arah yang dilakukan tidak terarah dan tidak fokus, karena tidak tahu apa
yang akan dicapai dari kegiatan tersebut. Menurut Ali (1987: 9) menyatakan
bahwa “kegiatan seseorang dalam merumusan tujuan penelitian sangat
mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena penelitian pada
dasarnya merupakan titik anjak dari tujuan yang akan dicapai seseorang dalam
kegiatan penelitian yang dilakukan. Itu sebabnya tujuan penelitian harus
mempunyai rumusan yang tegas, jelas, oprasional”. Adapun tujuan ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan sejarah Tatak Menganjaki Taka-takal.
2. Mendeskripsikan bentuk Tatak Menganjaki Takal-takal Pada Masyarakat
Pakpak Bharat.
3. Mendeskripsikan makna dan simbol pada Tatak Menganjaki Takal-takal
pada masyarakat Pakpak Bharat.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang diharapkan selalu memiliki manfaat dan berguna, terutama
9
1. Bagi peneliti, melalui penelitian ini peneliti dapat menambah pengetahuan
tentang Tatak Menganjaki Takal-takal.
2. Bagi peneliti dan masyarakat lainnya, sebagai informasi mengenai Tatak
Menganjaki Takal-takal.
3. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya berkecimpung seni
tari.
4. Sebagai bahan bacaan dan pelestarian budaya bagi seluruh masyarakat.
78
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masyarakat Pakpak memiliki berbagai jenis kekayaan khususnya dalam
kesenian seperti seni tari. Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini,
Tatak Menganjaki Takl-takal ini sudah ada sejak dulu yang merupakan upacara
ritual yang bersifat saklar. Tarian ini diciptakan untuk mengingat jasa para Nenek
Moyang masyarakat Pakpak yang dulu begitu sussah untuk memperahakn
ketentraman dan kenyamanan masyarakat khususnya kaum wanita dan menjaga
nama baik serta kehormakan suatu wilayah. Tarian ini bertemakan tentang
perperangan.
1. Tatak Menganjaki Takal-takal merupakan acara ritual yang sudah ada sejak
jaman dahulu kala, namun sejak agama masuk ketanah Pakpak tarian ini
berangsur hilang bahkan hampir punah, akan tetapi setelah kemerdekaan RI
tarian ini dimunculkan kembali dengan fungsi yang berbeda yaitu tari
pertunjukan. Tatak Menganjaki Takal-takal ini terakhir di pertunjukan pada
perayaan Hari jadi Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2013.
2. Bentuk Tatak Menganjaki Takal-takal memiliki ragam gerak yang
tersendiri dan mempunyai keunikan yang menggunakan
simbol-simbol,iringan musik tersendiri, tata rias dan busana yang khas, serta
properti yang digunakan dalam tarian tersebut.
79
kebersamaan dan kekompakan masyarakat untuk mempertahankan nama
baik dalam suatu wilayah.
B. Saran
Perubahan dalam kesenian dapat kita lihat tidak selamanya membawa
dampak buruk bagi pemiliknya, hal ini dapat kita jumpai pada Tatak Mengganjaki
Takal-takal. Perubahan fungsi Tatak Menganjaki Takal-takal dari yang bersifat
tari upacara menjadi tari pertunjukan. Masyarakat Pakpak Bharat termasuk suku
yang banyak menyimpan bebagai macam kesenian, namun banyak kesenian
peninggalan nenek moyang suku Pakpak tidak diketahui oleh generasi-generasi
muda Pakpak, bahkan tidak tahu sama sekali tentang kesenian yang mereka miliki
tersebut. Hal itu terjadi karena kurangnya perhatian dan kepedulian masyarakat
Pakpak dan pemerintah yang bekerja didalam pemerintahan Kabupaten Pakpak
Bharat terhadap kebudayaan terkhusus dalam kesenian. Untuk itu diharapkan
kepada masyarakat, generasi-generasi muda Pakpak serta Pemerintah, secara
khusus Kabupaten Pakpak Bharat :
1. Agar peduli terhadap peninggalan nenek moyang khususnya terhadap
kesenian, serta memperkenalkan atau mempublikasikan kesenian Pakpak
kemasyarakat luas.
2. Agar lebih memperhatikan dan mempertahankan kebudayaan yang sudah
ada sejak dulu. Serta mengikuti jejak-jejak nenek moyang yang menjaga
80
DAFTAR PUSTAKA
Berutu H. Kadim, 2006, ”Etnis Pakpak SelayangPandang”Medan
Berutu Lister dan Nurbani Padang,1997, Tradisidan Perubahan Konteks
Masyarakat Pakpak, Medan, Manora
Berutu Listerdan Nurbani Padang, 2008, Pakpak, Medan, PT.Grasindo Manoratama
Berutu Lister dan Nurbani Padang, 2006, Istilah dan Adat Soan Santun
Kekerabatan Pada masyarakat Pakpak,Medan, PT.GrasindoManoratama
Brandon James R.2003.Jejak-jejak Seni Pertunjukan Di Asia Tenggara. Terjemahan F.X. Widaryantom.Bandung.P4ST UPI
Capah Iska Aisyah, 2009, “Tatak Moccak Sebagai Seni Pertunjukan Pada Masyarakat Pakpak”. Skripsi untuk memperoleh gelasS1 pada program Studi Seni Tari.Medan: Universitas Negeri MedanHadi
Hadi, Sutrisno. 1997. Metodologi Research, Yogyakarta: Andy Offset
Koentjaraningrat.1985, Metode-metode Penelitian Masyarakat.Jakarta
Kurnia, Devi. 2013. Makna dan symbol gerak tari resamberume pada masyarakat
Gayo kabupaten aceh tengah, Medan :Unitversitas Negeri Medan
Langer, Suzanne. 1988.K. Problem of Art. Terjemahan Widaryanto. Bandung: ASTI Bandung
Lubis, Syarah Dorkas,2009”Tatak Siar-siaren Pada Masyarakat Pakpak
Tinjauan sejarah” Skripsi untuk memperoleh gelas S1 pada program Studi Seni Tari.Medan:Universitas Negeri Medan
Maibang.R,BA,2009, Mengenal Etnis Pakpak Lebih dekat,Medan
Maibang.R,BA,2009, Guru Pakpak Pitu Sendalanen,Medan
Mardiana, Alita. 2013. Kajian Makna symbol gerak dasar tortor Batak Toba, Medan: Universitas Negeri Medan
81
Nadeak Hasanah, 2008, “Tatak Manulangat pada masyarakat Pakpak Kota Sidikalang Kabupaten Dairi”. Skripsi untuk memperoleh gelasS1 pada program Studi Seni Tari.Medan: Universitas Negeri Medan
Nurwani,2014. Pengetahuan Tari, Diktat Jurusan Sendratasik, FBS UniversitasNegeri Medan.
Nurwani,2007. Bahan Ajar Pengetahuan Seni Tari, Diktat JurusanSendratasik, FBS UniversitasNegeri Medan.PERSS
Purba Jubel G,2009, ”Nilai Estetik dan Makna Simbol Tatak Graha Pada
Masyarakat Pakpak Bharat”.Skripsi untuk memperoleh gelasS1 pada program Studi Seni Tari.Medan: Universitas Negeri Medan
Riduwan. 2004. MetodeRiset. Jakarta: RinekaCipta.
Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metodologi Penelitian, FKIP: UniversitasMuria Kudus.
Royce Anya Peterson. Antropologi Tari.Bandung.STSI PERSS
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung:
Winarno, Surachmad. 1995. Metode Penelitian, Bandung: CV AfabetaTarsito
http:Pakpak,googl.com.2003/ Sejarah Pakpak-Berutu
http:// statiskian.blogspot. com/2012/ 10/ populasi-dan-sampel html # http:// ISI Denpasar/html#
80
DAFTAR PUSTAKA
Berutu H. Kadim, 2006, ”Etnis Pakpak Selayang Pandang”Medan
Berutu Lister dan Nurbani Padang,1997, Tradisidan Perubahan Konteks
Masyarakat Pakpak, Medan, Manora
Berutu Listerdan Nurbani Padang, 2008, Pakpak, Medan, PT.Grasindo Manoratama
Berutu Lister dan Nurbani Padang, 2006, Istilah dan Adat Soan Santun
Kekerabatan Pada masyarakat Pakpak,Medan, PT.GrasindoManoratama
Brandon James R.2003.Jejak-jejak Seni Pertunjukan Di Asia Tenggara. Terjemahan F.X. Widaryantom.Bandung.P4ST UPI
Capah Iska Aisyah, 2009, “Tatak Moccak Sebagai Seni Pertunjukan Pada Masyarakat Pakpak”. Skripsi untuk memperoleh gelasS1 pada program Studi Seni Tari.Medan: Universitas Negeri MedanHadi
Hadi, Sutrisno. 1997. Metodologi Research, Yogyakarta: Andy Offset
Koentjaraningrat.1985, Metode-metode Penelitian Masyarakat.Jakarta
Kurnia, Devi. 2013. Makna dan symbol gerak tari resamberume pada masyarakat
Gayo kabupaten aceh tengah, Medan :Unitversitas Negeri Medan
Langer, Suzanne. 1988.K. Problem of Art. Terjemahan Widaryanto. Bandung: ASTI Bandung
Lubis, Syarah Dorkas,2009”Tatak Siar-siaren Pada Masyarakat Pakpak
Tinjauan sejarah” Skripsi untuk memperoleh gelas S1 pada program Studi Seni Tari.Medan:Universitas Negeri Medan
Maibang.R,BA,2009, Mengenal Etnis Pakpak Lebih dekat,Medan
Maibang.R,BA,2009, Guru Pakpak Pitu Sendalanen,Medan
Mardiana, Alita. 2013. Kajian Makna symbol gerak dasar tortor Batak Toba, Medan: Universitas Negeri Medan
81
Nadeak Hasanah, 2008, “Tatak Manulangat pada masyarakat Pakpak Kota Sidikalang Kabupaten Dairi”. Skripsi untuk memperoleh gelasS1 pada program Studi Seni Tari.Medan: Universitas Negeri Medan
Nurwani,2014. Pengetahuan Tari, Diktat Jurusan Sendratasik, FBS UniversitasNegeri Medan.
Nurwani,2007. Bahan Ajar Pengetahuan Seni Tari, Diktat JurusanSendratasik, FBS UniversitasNegeri Medan.PERSS
Purba Jubel G,2009, ”Nilai Estetik dan Makna Simbol Tatak Graha Pada Masyarakat Pakpak Bharat”.Skripsi untuk memperoleh gelasS1 pada program Studi Seni Tari.Medan: Universitas Negeri Medan
Riduwan. 2004. MetodeRiset. Jakarta: RinekaCipta.
Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metodologi Penelitian, FKIP: UniversitasMuria Kudus.
Royce Anya Peterson. Antropologi Tari.Bandung.STSI PERSS
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung:
Winarno, Surachmad. 1995. Metode Penelitian, Bandung: CV AfabetaTarsito
http:Pakpak,googl.com.2003/ Sejarah Pakpak-Berutu
http:// statiskian.blogspot. com/2012/ 10/ populasi-dan-sampel html # http:// ISI Denpasar/html#