• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEIKSIS DALAM SASTRA LISAN MASYARAKAT PAKPAK DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DEIKSIS DALAM SASTRA LISAN MASYARAKAT PAKPAK DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DEIKSIS DALAM SASTRA LISAN MASYARAKAT PAKPAK

DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh:

ROMIULI PADANG

NIM 2122210009

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Romiuli Padang Nim 2122210009 Deiksis Dalam Sastra Lisan Masyarakat Pakpak di Kabupaten Pakpak Bharat Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan 2016.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana deiksis persona, waktu, dan ruang dalam sastra lisan masyarakat pakpak di Kabupaten Pakpak Bharat serta makna konotasi dan leksikal dalam kalimat bahasa pakpak yang tercermin dalam sastra lisan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan deiksis persona, waktu dan ruang serta makna konotasi dan leksikal pada kalimat yang tertentu. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan memahami bahasa Pakpak tersebut. Dengan metode simak dan introspeksi dan berhadapan langsung dengan narasumber dalam menganalisis sastra lisan di Pakpak Bharat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedeiksisan terjadi apabila referenya berpindah-pindah tergantung penulis dan tempat bahasa yang dituluis. Hal ini terdapat pada bentuk tulisan dari hasil analisis Sastra Lisan Masyarakat Pakpak di Kabupaten Pakpak Bharat. Simpulan dari peneliti ini adalah yaitu, deiksis dalam sastra lisan masyarakat Pakpak di Kabupaten Pakpak Bharat ini, terdapat beberapa jenis deiksis yaitu, deiksis persona, waktu, ruang dan sosial serta makna konotasi dan leksikal.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul Deiksis Dalam Sastra Lisan Masyarakat Pakpak Di Kabupaten Pakpak Bharat . Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak, kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu, dengan

segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1.Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

4.Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

5. Dr.Wisman Hadi, S.Pd., M.Hum.,Ketua Program Studi Sastra Indonesia

sekaligus sebagai penguji

6.Muhammad Surip, S.Pd, M.Si., DosenPembimbingSkripsi

7.Drs.SanggupBarus, M.Pd., Dosen PembimbingAkademik

8. Dra. Inayah Hanum, M.Pd sebagai Dosen Penguji

9.Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

10. Kepala Desa Bapak Pittor Hadomuan Cibro dan Sekretaris Bapak Masron

Cibro di lokasi penelitian diDesa Traju Kec. Siempat RubeKab. Pakpak

Bharat.

11. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Sabam Padang dan Ibu Radima

Tumangger, yang senantias amendukung dan selalu mendoakan penulis.

Dirwan Padang bersama istrinya Udur Loriana, Ipi Grace Padang, Octavianus

Padang, David Padang yang turut memotivasi.

12. Teman yang selalu mendoakan dan memberi dukungan dan inspirasi Horas

(8)

iii

Simare-mare, Riana Sitanggang, Himen Berutu, Wemmy Sihombing, Kartini

Pasaribu, Yanta Karo-karo Karina Cibro, Heppy Cibro, Dirgahayu

Tumangger, serta kawan-kawan KKN TOBASA.

13. Teman-teman Nondik 2012 yang telah mendukung dan memberikan semangat

kepada penulis.

14. Semua pihak yang ikut berperan dalam penyelesaian Skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

penyempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini memberikan manfaat bagi

pembacanya.

Medan, Agustus 2016

Penulis,

Romiuli Padang

(9)

iv A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

a. SecaraTeoritis ... 9

b. Secara Praktis ... 10

G. Masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat ... 10

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Pengertian Deiksis ... 11

B. Jenis-jenis Deiksis ... 13

1. Deiksis Persona Dan Sosial ... 13

2. DeiksisRuang ... 17

3. DeiksisWaktu ... 18

C. Makna Deiksis Dan Proses Pemaknaan Deiksis ... 21

D. Jenis–jenis Makna ... 23

1. Makna Konotasi ... 23

2. Makna Leksikal ... 24

a. Penyebutan atau Penamaan ... 26

b. Memparafrase ... 26

c. Mengklasifikasikan ... 27

(10)

v

E. Hakekat Sastra lisan ... 28

1. Pengertian Sastra lisan ... 28

2. Jenis- Jenis Sastra lisan ... 30

a. Mite ... 30

b. Legenda ... 31

c. Dongeng ... 31

3. Ciri- ciri Sastra lisan... 29

F. Pertanyaan Penelitian ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 34

B. Sumber Data ... 35

C. Teknik Analisis Data ... 36

1. Teknik pengumpulan data... 38

2. Teknik penyajian Hasil Data ... 39

D. Lokasidan Waktu Penelitian ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan ... 52

1. Deiksis Persona dalam Sastra Lisan Masyarakat Pakpak ... 52

a) Persona Pertama ... 52

b) Persona kedua ... 53

c) Persona tiga ... 55

2. Deiksissosial dalam Sastra Lisan Masyarakat Pakpak ... 56

3. Deiksis Ruang/ Tempat Dalam Sastra Lisan Masyarakat Pakpak ... 58

4. Deiksis Waktu dalam Sastra Lisan Masyarakat Pakpak ... 59

(11)

vi BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 66

B. Saran ... 65

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Analisis Deiksis Persona Pada Sastra Lisan Masyarakat Pakpak ... 40

Tabel 4.2 Analisis Pada Deiksis Sosial Dalam Sastra Lisan Masyarakat

Pakpak ... 45 Tabel 4.3 Analisis Deiksis Ruang / Tempat Dalam Sastra Lisan Masyarakat Pakpak ... 46

Tabel 4.4 Analisis Deiksis Waktu Dalam Sastra Lisan Masyarakat Pakpak . 47

(13)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Deskripsi Cerita Rakyat ... 69

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bergaul dan berinteraksi

dalam lingkungan menjalani hidup dengan normal.Sejak lahir dia sudah bergaul

denganmasyarakat dengan terdekat, yaitu komunikasi satu arah (pada saat bayi

hanya mendengarkan orangtua berbicara).Dalam perkembangan selanjutnya, dia

mulai memeroleh bahasa setahap demi setahap dan mulai berkomunikasi dua arah.

Pada saat yang sama, dia juga sudah dibawa ke dalam kehidupan sosial yang

terdapat norma-norma berperilaku.

Norma-norma atau rambu-rambu ini diperlukan karena meskipun manusia

itu dilahirkan bebas, tetapi dia harus hidup bermasyarakat.Ini berarti bahwa dia

harus pula menguasai norma-norma sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat

tersebut.Sebagian dari norma-norma ini tertanam dalam bahasa sehingga

kompetensi anak tidak hanya terbatas pada pemakaian bahasa (language usage),

tetapi juga penggunaan bahasa (language use). Dengan kata lain, anak harus pula

menguasai kemampuan pragmatik serta makna dalam setiap ucapan atau kata .

Dalam pandangan komplementarisme disebutkan bahwa semantik dan

pragmatik merupakan dua kajian bidang yang komplementer (saling melengkapi),

keduanya sama-sama mengkaji makna bahasa. Bedanya, jika semantik mengkaji

makna bahasa dalam konteks lingusitik ,maka pragmatik mengkaji makna bahasa

(15)

2

yang diajak komunikasi dapat memahami pesan dengan tepat. Persoalan akan

muncul, bagaimana jika informasi itu hanya dapat dipahami dari konteksnya

sedangkan maksudnya tidak. Deiksis adalah istilah yang digunakan untuk

menunjukkan hadirnya acuan ini dalam suatu informasi. Dengan kata lain deiksis

merupakan ikhtisar pragmatik untuk memahami makna dalam sebuah rujukan

serta adanya acuan dalam setiap kata atau frase.

Proses pemaknaan deiksis dalam suatu frase , kata atau kalimat berbeda

dalam bahasa Daerah dengan bahasa Indonesia, hal inilah yang menjadi objek

yang diteliti bagaimana proses pemaknaan deiksis ini sesuai dengan jenis deiksis

persona,sosial, ruang, dan waktu. Suatu sistem makna yang merujuk pada arti

yang ada didalam deiksis, yang menerangkan makna deiksis dan memiliki konteks

bahasa didalam tindak tutur, wacana, yang memiliki acuan berpindah-pindah.

Dalam pemaknaan deiksis , baik kata, frasa, leksem wacana , ungkapan

memiliki makna sebagai ilmu bahasa . proses makna dalam hal akan danalisis

melalui beberapa jenis makna dalam Bahasa. Setiap kata atau benda memiliki arti

dalam sebuah wacana sastra lisan masyarakat Pakpak dan sebagian dari wacana

dalam cerita memiliki makna leksikal dan konotasi dalam hal ini Konteks juga

berhubungan dengan sikap penutur dengan mitra tutur ( sedih, panas, dingin)

adalah makna konteks yang sering terjadi dikehidupan kita, misalnya engket

merbela sungkawa ‘turut berduka cita’ leksem tersebut digunakan saat suasana

berduka.

Kalimat dan ujaran dalam cerita sastra lisan sering menggunakan deiksis

(16)

3

waktu.Dalam ujaran deiksis mempunyai peranan penting, sehingga lawan bicara

dapat memahami ujaran tersebut, yang antara lain melalui konteks. Setiap konteks

lisan maupun tulisan memliliki latar belakang, tujuan pembicaran dan tempatnya.

Deiksis dapat juga diartikan sebagai lokasi dan identifikasi orang objek,

peristiwa, proses atau kegiatan yang sedang dibicarakan atau yang sedang diacu

dalam hubungannya dengan dimensi ruang dan waktunya, pada saat dituturkan

oleh pembicara atau yang diajak bicara bahasa yang digunakan sama-sama saling

mengerti.

Bangsa Indonesia memiliki 783 bahasa daerah yang tersebar 17.508 pulau

(Daulay 2012: 194).Itu menunjukkan bahwa bahasa daerah diIndonesia sangat

beragam. Sebagai bahasa daerah , memiliki fungsi dan peranan utama dalam hal

pengembangan bahasa nasional( Alwi.dkk, 2011: 6), yaitu:

a. Sebagai lambang kebanggan daerah

b. Sebagai lambang identitas daerah

c. Sebagai alat perhubungaan idalam keluarga dan masyarakat daerah

d. Sebagai sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia

e. Pendukung sastra daerah Indonesia.

Fungsi tersebut merupakan hasil keputusan dari seminar Bahasa Nasional

diJakarta tentang bahasa daerah pada 23-28 februari 1975 ( Moeljono.dkk

1986:2). Melihat fungsi dari bahasa daerah tersebut jelaslah bahwa penelitian

yang berkaitan dengan bahasa- bahasa daerah yang mempunyai makna yang

(17)

4

Pengertian dan pemahaman bahasa mengacu pada fakta bahwa

untukmengerti suatu ujaran bahasa diperlukan juga pengetahuan di luar makna

kata danhubungan tata bahasanya, yakni hubungannya dengan konteks

pemakaiannya., peranan konteks sangat penting dalam ilmu bahasa. Pragmatik

sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajaritentang makna yang dikehendaki

oleh penutur” (via Cahyono, 2002:213).Penjelasan tersebut mengarah pragmatik

pada aspek maknanya, yaitu maksudyang akan disampaikan penutur melalui

hadirnya konteks.

Arti deiksis kini sudah semakin berkembang sesuai dengan perkembangan

ilmu linguistik.Hal ini dapat terlihat dari tulisan-tulisan dalam karya sastra yang

digunakan untuk menggambarkan fungsi deiksis persona dan bermacam-macam

ciri gramatikal dan leksikal lainnya yang menghubungkan ujaran dengan jalinan

konteks dalam cerita–cerita masyarakat Pakpak.

Peristiwa yang dibicarakan dalam konteks ujaran akan berubah-ubah

tergantung situasi ujarannya sendiri sehingga deiksis akan memiliki referen yang

berubah-ubah atau berpindah-pindah. Deiksis adalah suatu cara untuk mengacu

pada hakekat tertentu dengan menggunakan bahasa yang hanya dapat ditafsirkan

menurut makna yang diacu oleh penutur dan dipengaruhi situasi pembicaraan.

Deiksis didefinisikan sebagai ungkapan yang terikat dengan konteksnya.

Sebagai alat komunikasi, bahasa diaplikasikan penggunaannya dalam

bentuk cerita rakyat, apabila tidak terdapat referen ataupaun deiksis maka terdapat

(18)

5

Deiksis yang memiliki peranan penting yaitu deiksis yang mengacu pada persona ,

waktu, tempat , sosial, wacana yang menjadi acuan penelitian.

Fenomena dalam beberapa Sastra lisan yang akan dilihat adalah , proses

pemaknaan deiksis dalam setiap leksem yang atau frasa memiliki pemaknaan

yang menarik untuk diteliti yang apakah dianggap unik dan menarik, tetapi juga

peneliti akan menganalisis Sastra lisan tersebut melalui makna secara konotasi

dan leksikal, tetapi penelitian ini akan menguatkan makna pada leksem bahasa

pakpak secara leksikal. Pada umumnya bahasa Pakpak khususnya dalam

beberapa cerita rakyat akan masih sangat jarang diteliti oleh peneliti lainnya,

karena bahasa yang digunakan banyak yang kurang mengerti terkecuali masyrakat

Pakpak langsung ataupun orang yang berada dilingkungan sosial masyarakat

Pakpak.

Dalam Bahasa Pakpak kata atau frase yang menunjukkan kontruksi

deiktisatau penunjukan melalui bahasa, baik dalam bentuk kata atau frase.

Penunjukan tersebut dapat diketahui berdasarkan penafsiran penutur dan

pendengar dalam konteks( pemahaman) yang sama. Seperti pada kalimat dibawah

ini:

1. Naing ngo katena laus misi

Dia ingin pergi kesana

2. Nggo mulak ia bari

Udah pulang dia semalam

(19)

6

3. Ulang tengen mipodi

Jangan- tengok- kebelakang

Jangan lihat kebelakang

Pada kalimat 1, 2 dan 3 diatas bentuk kata misi “ kesana” menunjuk kata

tempat bias seperti rumah, taman, sekolah dan lain- lain. Kata bari menunjukkan

kata “semalam” bisa berarti tadi malam, senin semalam ,selasa semalam. Frase

pada kata mipodi menunjukan adanya temapat dibelakang mungkin mengacu pada

kandang, orang dan lain-lain. Penelitian ini menarik perhatian peneliti karena

ingin mengetahui tentang makna yang terkandung dalam kalimat serta makna

kata-kata tertentu yang menarik dalam bahasa Pakpak.

Penelitian dilakukan olehMustika dalam bahasa Rusia terdapat beberapa

bentuk pronomina yang bisa menyatakan deiksis persona, yaitu pronomina

persona, pronominal posesif.Penelitian yang dilakukan oleh Mustikaini

menganalisis tentang novel “Antara Ayah dan Anak” mengkaji setiap kalimat

yang ada dalam novel yang berhubungan dengan deiksis persona.Salah satu

contoh adalah pronominal persona atau kata penunjuk orang pertama yang

memiliki persamaan yang akan diteliti oleh peneliti saat ini, deiksis persona yang

menjadi salah satukajian yang akan dilakukan oleh penulis terhadap cerita -cerita

rakyat Pakpak berupa bahasa Pakpak.

Penelitian yang relevan yang sudah pernah dilakukan orang lain

adalahDeiksis Eksternal Bahasa Jawa dalam Tindak Tutur Komunikasi Lisan oleh

Masyarakat Desa Mopuya oleh Ahmad Agus Rofii Penelitian ini menggunakan

(20)

7

Mopuya. Adapun kajian ini meliputi: Deiksis persona pertama dalam bahasa

Jawa, deiksis persona kedua dalam bahasa Jawa, deiksis persona ketiga dalam

bahasa Jawa, deiksis ruang/tempat dalam bahasa Jawa , deiksis waktu dalam

bahasa Jawa.

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Agus Roffi memiliki beberapa

yang sama dengan yang akan dilakukan oleh penulis, penelitian yang relevan akan

menjadi sebuah acuan untuk meneliti jenis deiksis dalam sebuah cerita rakyat.

Penelitian yang dilakukan oleh Dea Isgoentiarhasil yang diperoleh dari

penelitian ini adalah ada tigajenis deiksis yang muncul dalam duapuluh enam data

yang dianalisis, yaitudeiksis persona (person deixis) yang terbagi menjadi tiga

yaitu deiksis personaorang pertama, deiksis persona orang kedua dan deiksis

persona orang ketiga;deiksis tempat (place deixis) dan deiksis waktu (time deixis).

Sebuah kata atau frase yang deiktis memiliki makna yang beragam karena

makna yang beragam itu tidak semua orang memahami kata atu frase yang deiktis

tersebut. Hal itu terkait dengan aspek budaya penutur tersebut jika penutur dan

pendengar berada pada konteks yang sama.

Bahasa Pakpak yang tercermin dalam Sastra lisan tersebut mempunyai

jumlah penutur yang asli yang cukup besar serta mempunyai daerah pemakaian

yang cukup luas pula.maka dari pandangan tersebut perlu untuk melakukan

penelitian bahasa- bahasa daerah diIndonesia. Melalui bahasa lisan dan tulisan,

misalnya pada cerita Sastra lisan . Sastra lisan tersebut sebagaicerita yang banyak

diminati masyarakat luas maka peneliti akan mencari apakah ada deiksis baru atau

(21)

8

menggali lebih banyak setiap aspek dan maknayang terdapat dalam bahasa

Pakpak melalui penelitian yang berjudul: Deiksisdalam Sastra Lisan Masyrakat

Pakpak di Kabupaten Pakpak Bharat

B. Identifikasi Masalah

Dalam suatu penelitian perlu identifikasi masalah yang akan diteliti.

Tujuannya supaya masalah dapat terarah dan jelas sehingga tidak terjadi

kesimpang siuran dan kekaburan dalam membahas dan meneliti masalah yang

diatas, deiksis dalam Sastra lisan masyrakat pakpak dapat dilakukan dari berbagai

aspek bentuk, makna,dan rujukannya. Masing- masing aspek tersebut dapat dirinci

lebih khusus lagi, dari segi jenisna yaitu 1) deiksis persona dan deiksis sosial , 2)

deiksis ruang, 3) deiksis waktu, 4) pemaknaan deiksisdalam bahasa Pakpak.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, permasalahan

yang ingin diteliti masih luas. Jadi peneliti memfokuskan penelitian dengan

batasan–batasan yaitu bentuk deiksis dan proses pemaknaan deiksis dalam bahasa

Sastra lisan masyarakat Pakpak. Adapun jenis deiksis yang diteliti adalah deiksis

persona, deiksis ruang, deiksis waktu dan pemaknaan deiksis .

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Deiksis persona dan sosial yang terdapat dalam Sastra lisan masyrakat

(22)

9

2. Deiksis ruang/tempat yang terdapat dalam Sastra lisan masyrakat

Pakpak ?

3. Deiksis waktu yang terdapat dalam Sastra lisan masyrakat Pakpak?

4. Makna Deiksis dalam Sastra lisan masyarakat Pakpak?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mencapai hasil dalam sebuah penelitian tentu tujuan sebuah penelitian

ada, dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan deiksis persona dan sosialSastra lisan Pakpak

2. Mendeskripsikan deiksis ruang/tempat yang terdapat dalam Sastra

lisan Pakpak

3. Mendeskripsikan deiksis waktu yang terdapat dalam Sastra lisan

Pakpak

4. Mendeskripsikanpemaknaan deiksisdalamSastra lisan Pakpak

5. Mendeskripsikan dan menuliskan beberapa Sastra lisan yang ada di

masyrakat Pakpak dan menjadi tulisan cerita rakyat.

F. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis

Secara teoretis penelitian ini bermanfaat bagi bidang kesusastraan

khususnya ilmu bahasa dan sastra. Dengan penelitian ini, dunia kesusastraan

akan mendapat masukan pemikiran dari sisi pragmatik. Setelah penelitian

(23)

10

a) Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya

khususnya yang berkaitan dengan pendekatan pragmatik dan ilmu

sastra.

b) Menambah wawasan tentang bahasa Pakpak.

c) Menambah pengetahuan tentang sastra melalui bentuk cerita rakyat dari

Daerah Pakpak

b. Secara praktis

Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk :

a. Bagi masyarakat umum, hasil penelitian ini juga dapat digunakan

sebagai salah satu sarana untuk mengenal cerita rakyat Pakpak secara

luas dan tradisional.

G. Masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat

Mengejar ketertinggalannya dengan penduduk lainnya serta adanya

aspirasi, keinginan dan tekad bulat dari masyarakat Pakpak Bharat untuk

meningkatkan status daerahnya menjadi suatu Kabupaten dalam kerangka NKRI,

dengan tujuan agar masyarakat Pakpak Bharat dapat memperjuangkan dan

mengatur pembangunan masyarakat dan daerah, sesuai dengan aspirasinya untuk

meningkatkan taraf hidup menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera

merupakan dasar dari usul dibentuknya Kabupaten Pakpak Bharat.

Pakpak Bharat bukan wilayah baru. Kabupaten yang mengambil tiga

kecamatan dari Dairi ini mengambil nama sub-Wilayah suku Pakpak. Sebelum

(24)

11

Pakpak Bharat, Aceh Selatan, dan Pakpak Bharat ini sudah mempunyai struktur

pemerintahan tersendiri.Raja Ekuten atau Takal Aur bertindak sebagai pemimpin

satu suak. Suku Pakpak terdiri atas lima suak, yaitu suak simsim, keppas,

pegagan, boang, dan kelasen. Di bawah suak terdapat kuta (kampung) yang

dipimpin oleh pertaki.Pada umumnya pertaki juga merupakan raja adat sekaligus

sebagai panutan di kampungnya.Di setiap kuta ada sulang silima, sebagai

pembantu pertaki yang terdiri dari perisang-isang, perekur-ekur, pertulan tengah,

perpunca ndiadep, dan perbetekken.Meski struktur pemerintahan ini sudah tidak

(25)

65

saja bervariasi dalam penunjukan terhadap deiksisnya. Deiksis ini sama-sama

mengacu pada yang dapat ditafsirkan acuannya dengan memperhatikan saat dan

tempat dituturkannya.

1. Deiksis persona pertamaaku (saya) dan diri (saya). Kata aku (saya)

formalsedangkan kata diri (saya) dapat digunakan dalam situasi

informal. Bentuk kedua yaitu(nami ) kita (kita). deiksis persona kedua

memiliki tiga bentuk kata yaitu ko ( kamu) ke (kamu) kene ( kamu,

anda) dana kono (kamu) . ko ( kamu) dan kono ( kamu)

2. deiksis tempat dibagi menjadi dua, yaitu jauh (distal) dan dekat

(proksimal), isen (disini) isadenang ( disana) isadoi ( disana) ikepar (

disana) deikis ruang ini tidak dapat berdiri sendiri harus ada tambahan

sebagai penjelas miagar tempat yang dituju lebih jelas.

3. Deiksis waktu dalam sastra lisan masyrakat pakpak menunjuk kepada

pengungkapan jarak waktu dipandang dari waktu atau saat suatu

ungkapan dibuat oleh pembicara seperti bagendari (sekarang), tikkini,

(26)

66

4. tikkan ni (saat itu),buari(kemarin), aremben ( besok),aren (kini, hari

ini), nan ( nanti).

5. Pemaknaan deiksis dalam sastra lisan dilihat dari segi makna konotasi

dan leksikal. Makna konotasi adala makna yang dianggap indah, halus,

dan sopan. Penggunaan terhadap ko, ke, kene, memiliki nilai yang

berbeda dalam masyarakat pakpak, ko (kau/kamu), sehat lebih halus

dari pada menubuhken ( melahirkan) . Inang, nange lebih sopan dari

pada omak (ibu). Sedangkan makna leksikal dilihat dari beberapa segi

kata dasar seperti, manuk (burung), penapin, tapin ( tempat mandi)

adalah sebagai penamaan yang terdapat dalam sastra lisan,

memparafrasekan seperti anak perana, berru niraja, daholi,.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan , penulis menyarankan

beberapa hal :

a. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti tentang Bahasa Pakpak dan

berbagai sastra lisan lainnya.

b. Dapat digunakan sebagai referensi terhadap pembaca serta menambah

pemahaman mengenai deiksis dalam Bahasa Pakpak

c. Bagi masyarakat pakpak cerita rakyat merupaka satu kebuyaan dan sebuah

warisan yang diajarkan oleh nenek moyanng kita. Oleh sebab itu kita harus

(27)

67

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Suatu Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta

Cahyono, Bambang Yudi. 2002. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.Jakarta : Rineka Cipta

Cummings, Louis. 2007. Pragmatic Sebuah Perspektif Multidispliner. Diterjemahkan Oleh : Eti Setiawati. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Danadjaja, James. 1984.Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, Dan Lain- Lain.Jakarta : Graffiti Pers.

Daulay, Syahnan . 2012.Pembinaan, Pengembangan, Dan Perkembanganbahasa Indonesia. Bandung:Ciptapustaka Media Perintis

Djajasudarma, Fatimah. 2013.Semantik2: Relasi Makna Paradimatik, Sintagmatik Dan Derivasional. Bandung: PT Refika Aditama.

Heppy Leo Mustika. 2012. Analisis Deiksis Persona Dalam Ujaran Bahasa Rusia Suatu Tinjauan Pragmatic( Skripsi) . Universitas Padjadjaran. Bandung

Isgoentiar ,Dea.2012. Deiksis Pada Novel Charlotte’s Web Karya E. B. White:

Kajian Pragmatik( Skripsi). Universitas Padjadjaran. BandungMaksan,

Marjusman.1996. Ilmu Bahasa.Padang :IKIP Padang Press

Mahsun . 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta.: PT. Grafindo Persada.

Maibang, R. 2009. Mengenal Ethnis Pakpak Lebih Dekat. Medan

Moejono,Dkk.1986. Tingkat Tutur Bahasa Jawa Dialek Banyuwangi. Jakarta: Kemendikbud

Nababan,P.W.J. 1987. Ilmu Pragmatik: Teori Dan Penerapannya, Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Nadar, F. X. 2009. Pragmatic Dalam Penelitian Pragmatic.Yogyakarta : Graha Ilmu

Rofii, Ahmad Agus. 2013. Deiksis Bahasa Jawa Dalam Tindak Tuturkomunikasi Lisanoleh Masyarakat Desa Mopuya . Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo

(28)

68

Spradley, James A. 2006. metode Etnogrfi. Terjemahan Mizbah Zulfa Elizabeth. Yogyakarta: Tiara Wacana

Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press

(29)

Gambar

Tabel 4.1 Analisis Deiksis Persona Pada Sastra Lisan Masyarakat Pakpak ... 40

Referensi

Dokumen terkait

(1) Sub Bagian teknis administrasi pembangunan mempunyai tugas mengumpulkan bahan program tahunan pembangunan, mengkoordinasikan penyusunan pedoman dan petunjuk

bahwa berdasarkan pertimangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten

• Sebagai contoh jika sebuah ISP tidak memberikan IP statik, maka RouterOS dapat dikonfigurasi sebagai DHCP Client yang dapat menerima IP Dynamic dari ISP..

Pengaruh Size Terhadap Bond Rating ……….. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Bond

REDESAIN KONTEN DAN PEDAGOGIK GENERIK MATERI REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Capaian Program Jumlah cakupan (jenis) layanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.

PENGUMPULAN DATA & INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDN JATIBENING

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan langsung