• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PAKET WISATA GEOLOGI DI PACITAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PAKET WISATA GEOLOGI DI PACITAN"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGEMBANGAN PAKET WISATA GEOLOGI

DI PACITAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada

Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

EKO PRASETYO

C9407039

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

Judul Laporan Tugas Akhir : PENGEMBANGAN PAKET WISATA

GEOLOGI DI PACITAN

Nama Mahasiswa : EKO PRASETYO

Nomor Induk Mahasiswa : C9407039

MENYETUJUI

Disetujui Tanggal : ...2011 Disetujui Tanggal : ...2011

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

commit to user

iii

Judul Laporan Tugas Akhir : PENGEMBANGAN PAKET WISATA

GEOLOGI DI PACITAN

Nama Mahasiswa : EKO PRASETYO

Nomor Induk Mahasiswa : C9407039

Tanggal Ujian : 12 Januari 2011

DITERIMA DAN DISETUJUI OLEH PANITIA PENGUJI TUGAS AKHIR DIPLOMA III USAHA PERJALANAN WISATA

Drs. Suharyana, M.Pd ( ……….. )

Ketua

Tiwuk Kusuma Hastuti, SS, M.Hum ( ……….. )

Sekretaris

Drs. Wisnu Kretarto ( ……….. )

Penguji Utama

Drs. Sri Agus, M.Pd ( ……….. )

Penguji Pembantu

Surakarta, Januari 2011

Dekan

(4)

commit to user

iv

MOTTO

 Anda sudah hidup dalam kemungkinan-kemungkinan esuk, jadilah kamu

bagian dari kemungkinan tersebut (Mario Teguh).

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini kupersembahkan

untuk :

1. Mamaku Musi Mardani dan

Papaku Gino

2. Adekku yang kusayangi Dewi

Santika

(6)

commit to user

vi

UPW 07

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin atas kehadirat Allah SWT, berkat dan rahmat

serta karuniaNya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat

menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

untuk menyelesaikan studi bagi mahasiswa Program Diploma III Usaha

Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, Tugas

Akhir ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Oleh karena

itu, penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak

yang telah membantu, terutama kepada :

1. Bapak Drs. Sudarno, MA., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan

kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Drs. Suharyana, M.Pd., selaku Ketua Program Diploma III Usaha

Perjalanan Wisata yang telah memberikan petunjuk dan saran-saran serta

pengarahan sehingga terselesaikannya tugas akhir ini.

3. Dra. Hj. Isnaini, Wijaya Wardhani, M.Pd, selaku sekretaris Program Diploma

III Usaha Perjalanan Wisata yang telah berkenan memberikan saran dan kritik

(7)

commit to user

vii

memberikan petunjuk dan bimbingan serta pengarahan sampai selesainya

tugas akhir ini.

5. Bapak Drs. Sri Agus, M.Pd, sebagai dosen pembimbing II yang selama proses

penyusunan tugas akhir ini telah berkenan memberikan saran dan kritiknya.

6. Segenap Dosen Pengajar Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ilmunya.

7. Mama, Papa serta adik dan kakakku yang kucintai yang telah memberikan

aku doa dan semangat sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Seluruh mahasiswa-mahasiswi Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Angkatan 2007 yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini

khususnya Rhesky, Dhany, Wahyu, Maajid, Geni, Septy, Nanda, Siska, Irma

dan semua teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

terima kasih atas pertemanannya selama ini.

9. Teman-teman kost Argo Lawu, Slundup, Beny, Dana, Didik, Lingga, Arek,

Heri, Dino, Bayu dan Liebequh tersayang terima kasih atas kebersamaannya

selama menjadi anak kos di kota Solo.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Tugas Akhir masih

belum sempurna, oleh karena itu semua kekurangan, kritik, dan saran dari

pembaca akan diterima dengan senang hati demi penyempurnaan tulisan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Laporan ini dapat bermanfaat.

(8)

commit to user

viii

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

(9)

commit to user

ix

2. Teknik Pengumpulan Data ... 19

3. Teknik Analisa Data ... 20

BAB II. GAMBARAN UMUM KEPARIWISATAAN KOTA PACITAN ... 21

A. Sejarah Singkat Kota Pacitan ... 21

F. Geopark, Kawasan Wisata Kars Pacitan ... 37

BAB III. PENYUSUNAN PAKET WISATA GEOLOGI DI PACITAN ... 39

A. Analisa Potensi Wisata Geologi Di Pacitan ... 39

B. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Geologi Di Pacitan ... 64

1. Faktor Alam ... 64

2. Faktor Pengembang dan Pelaku Wisata ... 68

C. Konsep Penyusunan Paket Wisata Geologi Pacitan ... 70

1. Komponen Paket Wisata Pacitan ... 70

2. Perhitungan Paket Wisata Pacitan ... 70

D. Cara Pemasaran Hasil Penyusunan Paket Wisata Pacitan ... 80

BAB IV. PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

(10)

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Informan

Lampiran 2 2.1 Peta Provinsi Jawa Timur

2.2 Peta Wisata Kota Pacitan

2.3 Peta Central Java

Lampiran 3 3.1. Pintu Masuk Objek Wisata Goa Gong

3.2. Stalaktit Dan Stalagmit Goa Gong

Lampiran 4 4.1. Pintu Masuk Goa Tabuhan

4.2. Tempat Bertapa Di Goa Tabuhan

Lampiran 5 5.1. Panorama Pantai Teleng Ria

5.2. Hamparan Pasir Putih Pantai Teleng Ria

Lampiran 6 6.1. Kolam Utama Pemandian Air Panas

(11)

commit to user

xi

Eko Prasetyo. 2011. C9407039. Pengembangan Paket Wisata Geologi di Pacitan. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan tugas akhir ini mengkaji tentang penyusunan paket wisata one

day tour di Kabupaten Pacitan. Penyusunan ini bertujuan untuk menjawab

persoalan yang dipertanyakan dalam penelitian ini, yaitu mengetahui potensi wisata geologi di Pacitan, mengetahui strategi untuk mengembangkan wisata geologi, menentukan harga paket wisata.

Penulisan laporan ini disajikan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran berbagai informasi yang berhubungan dengan potensi objek wisata sebagai daya tarik wisata. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi, observasi, wawancara dan studi pustaka. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa wisata geologi memiliki potensi dalam pengembangan pariwisata di Pacitan. Pemerintah pacitan terus berupaya melakukan pengenbangan disektor pariwisatanya, salah satunya dengan menyediakan jasa pemandu, pembangunan toilet dan pelebaran jalan raya serta area parkirnya. Melalui bantuan pemerintah berupa pendanaan dan pembinaan untuk melestarikan objek-objek wisata geologi yang ada di pacitan menjadi salah satu produk unggulan

(12)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berwisata merupakan hal yang penting bagi masyarakat sekarang ini.

Hal ini dapat menghilangkan kejenuhan dan kepenatan setelah disibukkan

oleh pekerjaan setiap hari. Selain menghilangkan stress, berwisata juga dapat

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang tidak didapat dalam dunia

kerja. Pariwisata di Indonesia telah menampilkan peranannya dengan nyata

dalam memberikan kontribusinya terhadap kehidupan ekonomi, sosial dan

budaya bangsa. Kesempatan kerja bagi orang-orang terampil di bidang ini,

makin bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun. Selain itu, pendapatan

negara dari sektor pajak dan devisa juga bertambah, dengan semakin

bertambahnya arus wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Negara Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang terbagi dalam beberapa

provinsi, hal tersebut menunjang Negara Indonesia untuk dikenal di dunia,

karena memiliki banyak objek wisata yang menarik untuk dinikmati oleh

wisatawan domestik maupun mancanegara. Sehubungan dengan itu, objek

wisata alam dan objek wisata budaya yang dimiliki oleh Negara Indonesia

seperti pegunungan, candi-candi, goa-goa dan masih banyak lagi yang

tersebar di Indonesia perlu dilestarikan. Sejalan dengan perkembangan dunia

(13)

commit to user

menampilkan hal-hal yang menarik yaitu mendatangkan wisatawan domestik

dan mancanegara (R.S Darmadjati, 1995:2)

Pacitan merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi

Jawa Timur, dimana kota ini merupakan Kabupaten yang memiliki banyak

potensi produk unggulan seperti perikanan, pertanian dan pariwisata. Pacitan

sering disebut juga kota seribu satu goa. Kabupaten Pacitan terletak di pantai

selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten

Pacitan sebagian besar wilayahnya berbukit tandus dan berupa tanah kapur.

Letak geografis Pacitan berada antara 1100 55' - 1110 25' Bujur Timur dan 70

55' - 80 17' Lintang Selatan. Mempunyai luas wilayah 1.389,87 km2 dengan

kondisi alam sebagian besar terdiri dari bukit-bukit yang mengelilingi

kabupaten ini. Wilayah kota Pacitan yang merupakan inti atau pusat

pemerintahan berupa dataran rendah. Selebihnya berupa daerah pantai yang

memanjang dari sebelah barat sampai timur di bagian selatan

(www.google.com, 26 mei 2010)

Pacitan memiliki potensi sebagai kota tujuan wisata, hal ini terbukti

dengan adanya aset-aset wisata yang beragam dan ragam budaya yang tidak

kalah menarik dengan wilayah lainya. Beberapa objek dan daya tarik wisata

yang dapat dikunjungi para wisatawan antara lain :

1. Goa Gong

2. Goa Tabuhan

3. Pantai Klayar

(14)

commit to user 5. Pantai Srau

6. Pantai Mbuyutan

7. Pemandian Air Panas (Hot Spring Water)

8. Museum Purbakala Buwono Keling

9. Sentra Kerajinan Industri Batu Mulia

10.Monumen dan Rumah Gerilya Jendral Sudirman

Objek dan daya tarik wisata yang disebutkan dapat dimanfaatkan

sebagai bahan pertimbangan pengembangan objek wisata yang kiranya tepat

untuk kota Pacitan, sesuai dengan selera pengunjung. Kegiatan bidang

pariwisata pada hakekatnya merupakan usaha ekonomi produktif, sehingga

produk yang akan dijajakan merupakan komoditas yang laku dan digemari

pembeli, agar wisatawan memilih berkunjung lebih lama di kota Pacitan.

Salah satu potensi wisata yang ada di Provinsi Jawa Timur adalah Kota

Pacitan. Kota ini memiliki panorama yang lain dari kota lainnya. Kota yang

mempunyai goa yang eksotis dan pemandangan yang masih alami.

Seiring dengan meningkatnya orang-orang yang melakukan perjalanan

wisata, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara yang

mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Maka dengan

berbekal pengalaman dan motivasi yang tinggi peneliti tertarik untuk membuat

paket wisata sekaligus melakukan penelitian mengenai Pengembangan Paket

(15)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah ini berguna untuk mempermudah dalam

melaksanakan penelitian sehingga diperoleh data yang sesuai dengan tujuan

dan arah dalam hubungannya dengan judul yang dipilih.

1. Bagaimana potensi wisata geologi di Pacitan ?

2. Bagaimana strategi pengembangan wisata geologi di Pacitan ?

3. Bagaimana membuat paket wisata one day tour berbasis objek wisata

geologi di Pacitan ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan yang hendak dicapai dari hasil

penelitiannya. Serta untuk dapat memberikan kegunaan, baik bagi peneliti

maupun kepentingan ilmiah. Adapun tujuan yang ingin dicapai ialah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui potensi wisata geologi di Pacitan.

2. Untuk mengetahui strategi apa saja untuk mengembangkan wisata geologi

di Pacitan.

3. Untuk mengetahui cara pembuatan paket wisata one day tour berbasis

(16)

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Ada pun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan

dunia pariwisata.

b. Dengan harapan dapat memberikan sedikit pengetahuan dalam bidang

Usaha Perjalanan Wisata dalam kajian mengembangkan dan

mempromosikan pariwisata di Kabupaten Pacitan.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat dari penulisan ini semoga dapat memberikan gambaran bagi

permbaca mengenai wisata geologi

b. Untuk mengetahui data-data dalam penyusunan laporan Tugas Akhir

dalam rangka untuk memenuhi persyaratan dalam penyelesaian

Program Diploma III di Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

3. Manfaat Akademi

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan, baik secara teoritis, praktis

maupun akademik dalam pengembangan diri.

b. Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti serta menambah

(17)

commit to user

E. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata menurut Gamal Suwantoro adalah suatu proses

kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju suatu tempat lain

diluar tempat tinggalnya (Gamal Suwantoro, 1997 : 3).

2. Wisatawan

Kalau orang mendengar tentang wisatawan, yang dibayangkannya

adalah rombongan orang-orang dari daerah lain, yang datang berkunjung

untuk melihat-lihat di museum, berjemur di pantai, menikmati pertunjukan

kesenian dan makanan setempat, mungkin menginap di hotel. Akan tetapi

kemudian pergi lagi untuk mengunjungi tempat-tempat lain atau pulang

(R.G. Soekadijo, 2000 : 2).

Maka jelaslah bahwa yang disebut wisatawan itu adalah orang

yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap

ditempat yang didatanginya, atau hanya untuk sementara waktu tinggal di

tempat yang didatanginya (R.G. Soekadijo, 2000 : 3).

Pengunjung meliputi dua kategori : wisatawan dan ekskursionis.

Wisatawan ialah pengunjung yang di negara yang dikunjunginya

setidak-tidaknya tinggal selama 24 jam dan yang datang berdasarkan motivasi :

a. Mengisi waktu senggang (untuk bersenang-senang, berlibur, untuk

kesehatan, studi, keperluan agama, dan olah raga).

(18)

commit to user

Sedang yang disebut ekskursionis adalah pengunjung yang hanya

tinggal sehari di negara yang dikunjunginya, tanpa bermalam

(R.G. Soekadijo, 2000 : 16).

3. Pengertian Wisata Geologi

Geotourism atau wisata geologi adalah salah satu kegiatan

berwisata dengan mengunjungi obyek-objek alam yang mengarah pada

unsur geologi, yaitu tentang bumi dan sejarahnya

(www.google.com, 26 Mei 2010).

4. Tempat Tujuan Wisata

Daerah Tujuan Wisata adalah daerah objek wisata yang khas, di

tunjang oleh sarana dan prasarana pariwisata yang lengkap maupun oleh

keramahtamahan masyarakat yang memiliki daya tarik atau daya pikat

sehingga banyak wisatawan berkunjung ke daerah itu.

Unsur pokok untuk mendapatkan perhatian guna menunjang

pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut

perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangan meliputi 5

unsur :

a. Objek dan daya tarik wisata

b. Prasarana wisata

c. Sarana wisata

d. Tata laksana atau infrastruktur

(19)

commit to user 5. Bentuk-Bentuk Wisata dan Jenis Pariwisata

Dilihat dari lamanya mengadakan perjalanan, jarak yang ditempuh,

kendaraan yang digunakan, organisasi perjalanannya, dampak dibidang

ekonomi dan sebagainya, perjalanan wisata itu dapat diklasifikasikan

menjadi bentuk-bentuk wisata. Bentuk-bentuk wisata yang terpenting

ialah:

a. Wisata Mancanegara dan Wisata Domestik

Wisatawan Mancanegara adalah wisatawan yang dalam

perjalanannya memasuki daerah yang bukan negaranya sendiri.

Sedangkan Wisatawan Domestik ialah perjalanan wisata yang tidak

keluar dari batas-batas negaranya sendiri.

b. Wisata Pasif dan Wisata Aktif

Secara ekonomis wisata mancanegara akan menghasilkan

devisa untuk negara yang bersangkutan. Maka wisatawan

mancanegara itu dilihat secara ekonomis maupun dari sudut

kedatangan orang asing disebut Wisata Pasif. Sebaliknya,

perjalanan warga negara ke luar negeri disebut Wisata Aktif.

c. Wisata Kecil dan Wisata Besar

Wisata kecil dan wisata besar di sini ialah wisata yang

menurut lamanya waktu perjalanan. Wisata Kecil ialah wisata

jangka pendek (short term tourism), yang memakan waktu satu

(20)

commit to user

wisata yang memakan waktu beberapa minggu sampai beberapa

bulan.

d. Wisata Individual dan Wisata Terorganisasi

Perjalanan wisata dengan mengatur sendiri segala sesuatunya.

Mereka mengatur waktu perjalanan, tempat-tempat yang

dikunjungi, kendaraan yang digunakan, makan dan minumnya,

penginapannya, dan sebagainya. Acara dapat berubah di tengah

perjalanan. Wisata yang demikian itulah yang disebut Wisata

Individual. Sedangkan Wisata Terorganisasi adalah wisatawan

yang menyerahkan segala urusan perjalanan dan kunjungan itu

kepada suatu perusahaan perjalanan. Waktu perjalanan, biaya

perjalanan, tujuannya, kendaraan yang dipakai, tempat menginap

dan seterusnya diserahkan kepada perusahaan perjalanan.

Wisatawan hanya tinggal membayar ongkos tertentu dan

segala-galanya telah beres.

e. Klasifikasi Wisata menurut Kendaraan yang digunakan

Wisata juga diklasifikasikan menurut kendaraan yang

digunakan dalam perjalanan wisata. Dengan demikian ada wisata

kereta api, wisata jalan raya (yang menggunakan angkutan jalan

raya), wisata laut (menggunakan angkutan laut), wisata udara,

wisata bersepeda, dan sebagainya. Kalau tidak menggunakan alat

angkutan dapat disebut wisata kaki atau hiking (R.G.

(21)

commit to user f. Jenis-jenis Pariwisata

Adapun jenis-jenis pariwisata menurut Nyoman S. Pendit

dalam buku Ilmu Pengetahuan Sebuah Pengantar Perdana tahun

2002, jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut :

1) Wisata Budaya

Wisata Budaya merupakan perjalanan yang dilakukan atas

dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang

dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat

lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan

adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni

mereka.

2) Wisata Kesehatan

Perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar

keadaan lingkungan tempat tinggalnya, untuk dapat mengobati

kelelahan-kelelahan jasmani dan rohani dengan mengunjungi

tempat peristirahatan seperti mandi di sumber air panas

mengandung mineral untuk penyembuhan.

3) Wisata Olahraga

Hal ini dimaksudkan dengan wisatawan yang melakukan

(22)

commit to user

4) Wisata Komersil

Jenis wisata ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi

pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersil

seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.

5) Wisata Industri

Wisata Industri adalah perjalanan yang dilakukan oleh

rombongan pelajar atau mahasiswa atau orang-orang ke suatu

komplek atau daerah perindustrian, dengan maksud untuk

mengadakan peninjauan atau penelitian.

6) Wisata Politik

Perjalanan yang dilakukakan untuk mengambil bagian aktif

dalam pariwisata kegiatan politik. Seperti misalnya peringatan

ulang tahun suatu negara.

7) Wisata Konvensi

Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi

ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan–

ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi,

musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang

bersifat nasional maupun internasional.

8) Wisata Maritim atau Bahari

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di

air, lebih–lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti

(23)

commit to user

pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung,

melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah

permukaan air serta berbagai rekreasi perairan.

9) Wisata Cagar Alam

Jenis wisata ini banyak diselenggarakan oleh biro perjalanan

yang mengkhususkan wisata ke tempat cagar alam atau hutan

lindung.

10)Wisata Petualangan

Jenis wisata yang melakukan kegiatan wisata seprti mendaki

tebing yang juram, arung jeram, masuk hutan belantara, naik

gunung, menyusuri gua.

11) Wisata Pertanian (Agrowisata)

Wisata pertanian adalah pengorganisasian perjalanan yang

dilakukan ke proyek–proyek pertanian, perkebunan, ladang

pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan

dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan

studi maupun melihat–lihat keliling sambil menikmati segarnya

tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai

jenis sayuran di sekitar perkebunan yang dikunjungi.

12)Wisata Ziarah

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat

istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam

(24)

commit to user 13)Wisata Sosial

Wisata ini merupakan suatu perjalanan murah serta mudah

untuk memberikan kesempatan kepada golongan masyarakat

ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan (Gamal

Suwantoro, 1997 : 15).

6. Paket Wisata

Suatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh suatu Perusahaan Biro

Perjalanan atau Perusahaan Transport yang bekerja sama dengannya di

mana harga paket wisata tersebut telah mencakup biaya pejalanan, hotel

ataupun fasilitas lainnya yang memberikan kenyamanan bagi pembelinya

(Gamal Suwantoro, 1997 : 15).

7. Wisata One Day Tour

Wisata One Day Tour adalah sebuah kegiatan wisata yang dilakukan

dengan durasi waktu kurang dari 24 jam (M. Kesrul, 2003 :38).

8. Komponen Paket Wisata

a. Harga Paket

Dalam suatu paket wisata, harga dicantumkan secara langsung

kepada konsumen melalui leaflet, brosur atau dengan penawaran

langsung adapun perhitungan harga paket didasarkan pada :

1) Biaya Transportasi

Sukses dan tidaknya suatu perjalanan wisata yang

diselenggarakan tergantung juga pada ketepatan perencanaan

(25)

commit to user

perencanaan dalam menentukan harga transportasi tersebut. Dalam

pelayanan perjalanan wisata penggunaan sarana transportasi

didasarkan atas pertimbangan jumlah peserta, transportasi dapat

dibagi menurut kelompoknya sebagai berikut :

a) Kelompok 1-3 peserta digunakan kendaraan sedan

b) Kelompok 4-12 peserta digunakan kendaraan mini bus

c) Kelompok 12-25 peserta digunakan kendaraan micro bus

d) Kelompok 25-50 peserta digunakan kendaraan bus besar

e) Kelompok 30 keatas peserta digunakan kendaraan bus besar

Adapun kelas pelayanan bus pariwisata antara lain seperti

kelas utama (Duluxe Class), kelas satu (first class), kelas ekonomi

(economy class).

2) Biaya Akomodasi

Dalam pelayanan perjalanan wisata memerlukan perencanaan

yang matang dalam hal sarana akomodasi. Hal tersebut

dikarenakan oleh banyaknya macam kelas dan suatu akomodasi

dengan harga yang bervariasi, yang harus diperhatikan dalam

sarana akomodasi adalah penentuan harga, lokasi akomodasi, serta

syarat-syarat pembayarannya. Adapun jenis akomodasi dapat

berupa : hotel, losmen, penginapan, bungalow, dan lain-lain.

3) Biaya Makanan

Dalam pelayanan paket wisata harga biasanya sudah termasuk

(26)

commit to user

malam dan juga makanan ringan tergantung pada permintaan

wisatawan. Penentuan harga paket didasari pada kelas makanan

yaitu macam yang diinginkan serta banyaknya menu makanan.

4) Biaya Parkir

Selama berlangsungnya perjalanan wisata, kendaraan yang

digunakan berhenti pada objek-objek wisata yang dituju dan daerah

tujuan wisata, yaitu objek tujuan wisata yang tertulis dalam

susunan acara perjalanan tour (Tour Itinerary) sehingga dapat

diketahui adanya biaya parkir. Besarnya biaya parkir berbeda untuk

tiap-tiap transportasi yang digunakan.

5) Pemandu Wisata

Untuk pemandu wisata berdasarkan tingkat kemampuan

pemandu dalam menguasai bahasa asing dan materi objek yang

dimaksud.

6) Biaya Tak Terduga

Dalam perjalanan wisata selalu akan ada pengeluaran tak

terduga yang tidak termasuk dalam komponen yang tercantum.

Biasanya perencanaan paket akan menambahkan pada harga paket

tour untuk menutup pengeluaran tak terduga tersebut.

7) Biaya ODTW ( Objek dan Daya Tarik Wisata )

Untuk mengunjungi objek wisata dikenakan pembayaran

perorangnya untuk biaya masuk, harga tergantung kebijaksanaan

(27)

commit to user

8) Biaya Pph

Dalam setiap usaha selalu dibebani oleh pajak pemerintah,

lebihnya yang berorientasi dibidang bisnis, penetapan dalam harga

paket harus sudah termasuk pajak tersebut.

9) Keuntungan (profit)

Tujuan utama dalam suatu perusahaan atau usaha adalah

keuntungan, tetapi untuk menentukan seberapa besar keuntungan

yang diperoleh membutuhkan suatu pemikiran yang tidak mudah.

Besar dan kecilnya keuntungan yang ditetapkan harus didasarkan

pada penganalisaan yang tepat, akurat dan mempertimbangkan

suasana pasar dan pesaing.

Menurut Musanef dalam buku Management Usaha

Perjalanan di Indonesia tahun 1996 halaman 33 menjelaskan

berdasarkan komponen-komponen diatas dapat dihitung besarnya

harga paket untuk tiap-tiap orang. Masalah penentuan harga paket

wisata seperti penentuan kamar hotel, trasnsportasi, makan dan

lain-lain dipengaruhi oleh biaya investasi, profit wisatawan,

persaingan, elastisitas permintaan, keuntungan yang diharapkan

(Musanef, 1996 : 33).

b. Jadwal Perjalanan

Menurut Oka A. Yoeti dalam buku Tour and Travel Management

tahun 1982 halaman 131, penyusunan paket wisata selalu disertai

(28)

commit to user

keterangan lengkap tentang penyelenggaraan perjalanan. Tour

itinerary adalah memuat hal-hal penting antara lain hari, tanggal, jam,

ODTW yang dikunjungi, akomodasi, restoran, shopping center, free

program, waktu keberangkatan, lama berkunjung di ODTW dan waktu

tiba (Oka A. yoeti, 1982 :131).

9. Pengembangan Objek Wisata

Menurut Samsuridjal D. dan Kaelany H. D dalam buku Peluang di

Bidang Pariwisata tahun 1997 pengembangan objek dan daya tarik wisata

dapat menggunakan analisis 4 A dan SWOT. Analisis 4 A meliputi :

a. Atraksi Wisata

Suatu daerah wisata tersebut harus mempunyai iklim yang baik,

pemandangan yang indah atau tempat-tempat bersejarah dan juga

didukung oleh kejadian atau peristiwa yang dilaksanakan seperti

kongres, pameran atau peristiwa olahraga.

b. Aksesibilitas (mudah dicapai)

Tempat tersebut harus dekat jaraknya atau terjadinya transportasi

ketempat itu secara teratur, sering, murah, nyaman dan aman.

c. Amenitas

Amenitas adalah terjadinya berbagai fasilitas seperti tempat

penginapan, restoran, hiburan, transportasi lokal, yang memungkinkan

wisatawan bepergian di tempat tersebut serta alat komunikasi yang

(29)

commit to user d. Aktifitas

Aktifitas merupakan kegiatan yang dilakukan di objek wisata

seperti memancing, berenang, jelajah hutan, trekking dan lainnya

(Samsuridjal D. dan Kaelany H. D, 1997 : 21).

Analisis SWOT menurut Janianto Damanik dan Helmut F. Webber

dalam buku Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi tahun 2006

halaman 65 meliputi strenght (kekuatan), weakness (kelemahan),

opportunity (kesempatan), threats (ancaman) (Janianto Damanik dan

Helmut F. Webber, 2006 : 65).

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan faktor penting didalam suatu penelitian.

Disamping untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian juga

untuk mempermudah pengembangan data guna kelancaran penyusunan tugas

akhir. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data diperinci

sebagai berikut :

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Pacitan yaitu Kecamatan

Punung, Kecamatan Kebonagung dan Kecamatan Arjosari, dengan waktu

(30)

commit to user

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Dalam melakukan penelitian ini, harus diadakan observasi secara

langsung, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap unit

observasi yang perlu diteliti di objek wisata. Observasi sangat

membantu dalam pengumpulan data karena pengumpulan data

dilakukan dengan langsung mengamati dan meneliti tentang kondisi

objek wisata dan pengambilan gambar dilakukan dengan mengambil

langsung gambar-gambar mengenai objek wisata tersebut.

b. Wawancara

Dalam hal ini metode wawancara dilakukan dengan cara

memberikan pertanyaan secara langsung kepada narasumber atau

pihak-pihak terkait, yaitu petugas yang berada di objek wisata yang

bertujuan untuk mendapatkan informasi yang jelas

(Kusmayadi dan Endar Sugiyarto, 2000 : 16).

c. Studi Pustaka

Untuk membandingkan data-data dari lapangan maka perlu studi

ke perpustakaan berupa buku-buku referensi, media massa, jurnal, dan

karya tulis yang relevan dengan permasalahan. Peneliti membaca dan

memperoleh data di Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa,

Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret dan dari Dinas

(31)

commit to user

d. Studi Dokumen

Dokumen yang diperoleh dalam penulisan ini adalah arsip dan

laporan yang ada di Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan,

dalam buku Profil dan Potensi Kepariwisataan Kabupaten Pacitan.

3. Teknik Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan metode diskriptif yaitu

mendiskripsikan, menggambarkan atau menuliskan keadaan secara

sistematis. Dari diskripsi tersebut akhirnya dapat ditarik sebuah

kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan yang dirumuskan

(32)

commit to user

21

BAB II

GAMBARAN UMUM KEPARIWISATAAN KOTA PACITAN

A. Sejarah Singkat Kota Pacitan

Kabupaten Pacitan berasal dari kata Pacitan yang berarti camilan,

sedap-sedapan, tambul, yaitu makanan kecil yang tidak membuat kenyang.

Hal ini disebabkan daerah Pacitan merupakan daerah minus, sehingga untuk

memenuhi kebutuhan pangan warganya tidak sampai mengenyangkan, tidak

cukup (pada masa pemerintahan Sultan Agung 1613-1645).

Sejarah Pacitan berawal dari kedatangan Ki Bonokeling, salah satu

utusan Raja Brawijaya ke daerah di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah

ini, pada abad ke XII M. Keturunan Ki Bonokeling menjadi penguasa hingga

empat generasi. Ketika Islam mulai masuk, Ki Bonokeling ke-IV yang

menjadi penguasa daerah itu keberatan ketika Kyai Ageng Petung, salah satu

penyebar Islam di tanah Jawa, menyebarkan agamanya ke Pacitan. Keduanya

bersitegang dan beperang.

Konon, Ki Bonokeling ke-IV memiliki kesaktian yang membuatnya

tidak bisa dibunuh. Dalam perang itu, Kyai Ageng Petung berhasil

membunuhnya dengan memenggal tubuh Ki Bonokeling menjadi tiga bagian.

Masing-masing bagian tubuhnya dimakamkan di tiga tempat berbeda, yang

dipisahkan dengan aliran sungai. Akhirnya penyebaran agama Islam di Pacitan

(33)

commit to user

Nama Pacitan berasal dari kata Pace (buah Pace). Nama itu pertama

kali disebutkan oleh Raja Mangkubumi yang berhasil disembuhkan oleh air

buah pace saat lumpuh. Setroketipo, salah satu keturunan Bonokeling ke-V

yang beragama Islam, adalah orang yang memberikan air itu kepada

Mangkubumi. Sejarah berlanjut, hingga akhirnya Pacitan dipegang oleh

Joyoniman atau Kanjeng Jimat, keturunan ke-XII Bonokeling yang berkuasa

sejak 1840. Kata jimat atau barang keramat yang diberikan kepada Joyoniman

berawal dari tugas yang diberikan Pangeran Diponegoro kepada Joyoniman

untuk bisa menjaga gedung yang berisi barang keramat.

Kanjeng Jimat adalah sosok yang sederhana dan penganut Islam yang

taat. Pembangunan Pacitan beraroma keislaman adalah salah satu cita-citanya.

Karena itu pun ketika Kanjeng Jimat meninggal dunia, dia mewasiatkan untuk

dikubur di atas bukit yang berhadapan dengan kota Pacitan. Seperti di Giri

Sampoerna sekarang.

Dari lokasi makam Kanjeng Jimat, kota Pacitan, berikut hamparan

Pantai laut Selatan Teleng Ria terlihat jelas. Meski di sana bersemayam tokoh

besar Pacitan, namun makam seluas 8x10 meter itu tergolong sederhana.

Tidak ada ornamen khas Pacitan yang terukir di sana. Hanya bangunan rumah

yang berdampingan dengan mushola Kanjeng Jimat. Meski demikian, makam

Kanjeng Jimat menjadi magnet bagi warga Pacitan yang masih bercaya pada

(34)

commit to user

Kabupaten Pacitan memang memiliki sejarah yang jauh dari

kegegapgempitaan. Daerah ini adalah daerah tujuan raja-raja Jawa bila ingin

melakukan tapa nyepi. Ketika Jendral Sudirman dikejar-kejar Belanda, Jendral

Besar itu memilih bersembunyi di Pacitan dan memimpin strategi

penyerangan di salah satu bukit di Pacitan (www.google.com, 01 Juni 2010).

B. Gambaran Umum Kota Pacitan

1. Kondisi Geografis Kota Pacitan

Letak Geografis Kabupaten Pacitan terletak di Pantai Selatan Pulau

Jawa dan berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Pacitan

mempunyai luas wilayah 1.389,87 Km2 dengan luas tanah sawah sebesar

130,15 Km2 atau sekitar 9,36 persen dan luas tanah kering adalah 1.259,72

Km2 atau sekitar 90,64 persen yang kondisi alamnya sebagian besar terdiri

dari bukit-bukit yang mengelilingi kabupaten. Sebagian besar dari tanah

adalah sawah tadah hujan yang sebesar 51,53 persen serta sebagian tanah

kering adalah untuk tanaman kayu-kayuan yang sebesar 35,89 persen.

Wilayah kota Pacitan yang merupakan inti atau pusat pemerintahan berupa

dataran rendah. Selebihnya berupa daerah pantai yang memanjang dari

sebelah barat sampai timur di bagian selatan.

Pacitan adalah kecamatan yang menjadi ibukota Kabupaten

Pacitan, provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Pacitan adalah denyut nadi

pemerintahan dan perekonomian Kabupaten Pacitan secara keseluruhan.

(35)

commit to user

dialiri Sungai Grindulu yang membentang dari wilayah selatan menuju

Pantai Teleng Ria.

Kabupaten Pacitan terletak di pantai selatan Pulau Jawa dan

berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah. Daerah Pacitan sebagian besar

adalah berbukit tandus dan berupa tanah kapur. Letak Geografis Pacitan

berada antara 1100 55' - 1110 25' Bujur Timur dan 70 55' - 80 17' Lintang

Selatan. Batas-batas Kabupaten Pacitan :

a. Sebelah Barat : Kabupaten Wonogiri

b. Sebelah Utara : Kabupaten Ponorogo

c. Sebelah Timur : Kabupaten Trenggalek

d. Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Kabupaten Pacitan terbagi menjadi 12 kecamatan, yaitu :

a.Kecamatan Pacitan

b.Kecamatan Kebonagung

c.Kecamatan Arjosari

d.Kecamatan Tulakan

e.Kecamatan Ngadirojo

f.Kecamatan Punung

g.Kecamatan Pringkuku

h.Kecamatan Donorojo

i.Kecamatan Nawangan

j.Kecamatan Tegalombo

(36)

commit to user

l.Kecamatan Bandar (www.google.com, 20 April 2010).

2. Musim dan Mata Pencarian Penduduk

Di Indonesia terdapat dua musim yaitu musim kemarau dan musim

penghujan. Selama tahun 2009, musim penghujan di Kabupaten Pacitan

terjadi pada bulan Januari-April dan bulan Oktober-Desember. Diantara

bulan tersebut, hari hujan terbanyak terjadi pada bulan November yaitu

327 hari hujan disusul dengan bulan Februari sebanyak 324 hari hujan.

Musim kemarau di Kabupaten Pacitan terjadi pada bulan Mei-September.

Bahkan di bulan Juli tidak terdapat hujan sama sekali. Bulan November

dengan hari hujan terbanyak mempunyai rata-rata curah hujan sebesar 469

mm3, sedangkan bulan dengan rata-rata curah hujan terkecil yaitu bulan

Juli dengan 2 mm3. Air hujan ini mengalir melalui tiga sungai besar yang

terdapat di Kabupaten Pacitan yaitu Sungai Grindulu-Gunungsari, Sungai

Lorok-Wonodadi dan Sungai Kedungpring-Nawangan.Oleh sebab itu

matapencarian penduduk adalah sebagian besar petani dan nelayan

(www.google.com, 20 April 2010).

3. Transportasi

Ibukota Kabupaten Pacitan terletak 101 km sebelah selatan Kota

Madiun. Terminal utama adalah Terminal Arjowinangun. Akses jalan

timur (dari Ponorogo & Madiun) yang cukup banyak tikungan tajam masih

menjadi kendala utama transportasi, sementara akses jalan barat ke arah

Jawa tengah ada 2 pilihan, yaitu melewati jalur selatan dengan rute lebih

(37)

commit to user

tempuh lebih pendek namun harus melewati tanjakan sedeng barata (Desa

Sedeng) yang cukup tajam, sehingga bus besar tidak memungkinkan lewat

jalur ini.

Rute terjauh dari akses jalur timur adalah ke Surabaya yang

dilayani bus besar patas AC, namun dalam 1 hari hanya ada 2 kali

pemberangkatan dari dan ke Pacitan. Rute selanjutnya adalah Ponorogo -

Pacitan dilayani mikro bus, armada tipe ini cukup banyak sehingga dalam

1 hari lebih dari 5 pemberangkatan bus dari terminal Arjowinangun. Rute

barat (ke Surakarta) dilayani bus AKAP dengan jumlah yang cukup

banyak, namun hanya beroperasi dari jam 05.00 hingga 17.00, sementara

dari Surakarta dilayani 24 jam. Untuk rute barat yang lewat Sedeng hanya

dilayani kendaraan umum tipe kecil seperti colt dan carry dengan

pemberhentian terakhir di Kecamatan Punung (www.google.com, 20 April

2010).

C. Potensi Objek Wisata Di Pacitan

Pacitan berpotensi sebagai kota tujuan wisata, hal ini terbukti banyak

memiliki aset-aset wisata beragam dan ragam budaya yang tidak kalah

menarik dengan wilayah-wilayah lain. Beberapa potensi objek dan daya tarik

wisata yang dapat dikunjungi para wisatawan antara lain :

1. Wisata Alam

a. Pantai Teleng Ria

(38)

commit to user

Kabupaten Pacitan yaitu sekitar 3 km, dengan keindahan yang sangat

menarik wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Berbagai

fasilitas umum sudah tersedia antara lain infrastruktur jalan, hotel,

tempat parkir, kolam renang, panggung seni terbuka, bumi

perkemahan, gardu pandang, mushola, toilet dan rumah makan serta

kios souvenir.

b. Pantai Klayar

Pantai Klayar berada di Kecamatan Donorojo, yang berjarak

kurang lebih 35 km arah barat kota Pacitan. Pantai berpasir putih ini

memiliki keistimewaan yang tidak terdapat pada pantai lainnya, yaitu

adanya seruling laut yang sesekali bersiul diantara celah batu karang.

c. Pantai Srau

Pantai ini terletak 25 km arah barat kota Pacitan, tepatnya di

Kecamatan Pringkuku. Sepanjang jalan menuju Pantai Srau,

wisatawan disuguhi panorama khas alam desa. Sesuatu yang manarik

dari pantai ini adalah wisatawan dpat menyalurkan hobi dan bakat

memancing diantara celah batu karang dengan jenis ikan yang khas

yakni jenis ikan cucut.

d. Goa Gong

Goa Gong terletak di Dusun Pule, Desa Bomo Kecamatan Punung

yang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam. Goa ini

merupakan goa yang terindah dan terdalam diantara gugusan goa-goa

(39)

commit to user

letaknya tidak terlalu jauh dari Goa Gong, seperti Goa Tabuhan dan

Goa Putri. Objek ini dapat dicapai dengan berbagai jenis kendaraan.

Hal yang menarik dalam objek ini adalah ornament stalaktit dan

stalagmitnya yang indah dan mampu memukau banyak wisatawan, goa

ini dinilai sebagai goa terindah di kawasan Asia Tenggara.

e. Goa Tabuhan

Goa yang berada di desa Wareng Kecamatan Donorojo ini diberi

nama Goa Tabuhan karena stalaktit dan stalagmitnya apabila dipukul

berirama dan menjadi sebuah iringan musik alam yang indah. Hal

inilah yang seringkali mengundang seniman untuk mengadakan gelar

seni. Selain itu banyak peninggalan sejarah dan prasejarah yang

ditemukan disini.

f. Gunung Limo

Gunung Limo adalah gunung yang mengayomi kota Pacitan,

konon sejarah Gunung Limo adalah tempat bertapanya Mbah Tunggul

Ulung. Beliau di kenal sebagai sang maha tapa, tapi sayang kini

tinggal cerita. Beliau sudah pindah ikut eyangnya yang ada di

seputaran pegunungan yang ada di Jogja Jawa Tengah. Gunung Limo

berada di Desa Mantren, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan,

Jawa Tengah. Gunung ini merupakan salah satu tempat wisata yang

memiliki pemandangan yang indah dan diselimuti udara yang sejuk,

serta kita juga dapat mengamati seluruh isi kota Pacitan.Yang lebih

(40)

commit to user

khas, disamping itu kita juga dapat menemukan kebun buah yang

masih segar. Akses untuk menuju puncak harus melewati akar-akar

besar dan belahan batu saat akan memasuki puncak gunung, salah satu

pantangan yang yang masih dipegang teguh oleh warga setempat jika

sudah memasuki celah gunung tidak boleh berbicara kotor atau jorok

karena menurut mitos siapapun yang berkata demikian bisa dapat

petaka (www.google.com, 20 Mei 2010).

2. Wisata Buatan

a. Pemandian Air Panas (Hot Spring Water)

Pemandian Air Panas Tirto Husodo menyimpan berbagai khasiat

dan manfaat utamanya untuk kebugaran dan kesehatan tubuh.

Beberapa fasilitas tersedia untuk menunjang wisatawan antara lain

kolam renang untuk dewasa dan anak-anak, villa, tempat bilas, rumah

makan dan lain-lain. Tempat rekreasi ini ditempuh dalam waktu lebih

10 menit perjalanan dari pusat kota.

b. Gelanggang Pemuda Gasibu

Gelanggang Gasibu di bangun untuk menapung berbgai kegiatan

yang dilakukan oleh organisasi - organisasi pemuda yang ada di kota

Pacitan sekaligus sebagai sekretariat masing - masing oraganisasi.

Gelanggang ini memiliki fasilitas lapangan bulu tangkis, volly dan

futsal. Terletak di depan kantor pemerintahan Kabupaten Pacitan,

selain itu tempat ini juga dilengkapi dengan gedung pertemuan dan

(41)

commit to user

3. Wisata Minat Khusus

a. Industri Batu Mulia

Batu akik Pacitan dibuat dari bahan baku seperti Jasper, Fosil

Kayu, Kalsedon, dan Pasir Kwarsa, yang banyak dijumpai di sekitar

sentra industri kecil batu akik di beberapa desa.

Proses pembuatan batu akik seperti layaknya sebuah produk, yaitu

melalui satu proses bahan material mentah berubah menjadi satu

produk yang disebut dengan Batu Akik. Proses pembuatannya adalah

sama, hanya kadang ada sedikit metode pemolesan yang berbeda

tergantung teknologi yang digunakan. Dari bongkahan material batu

yang telah dipilih, umumnya dilakukan pemotongan terlebih dahulu

sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Setelah dilakukan pemotongan

baru dilakukan pemolesan yang bisa dilakukan secara tradisional

maupun dengan teknologi mesin, terakhir dilakukan finishing dengan

menggunakan amplas dan bubuk intan. Konon katanya untuk

pembuatan akik yang memiliki kekuatan mistis tertentu, setelah

dilakukan pemotongan, proses pemolesan atau penghalusan

menggunakan potongan bambu, dan dilakukan dengan berpuasa

(biasanya puasa mutih). Tapi untuk jaman sekarang proses lelaku

tersebut sudah jarang dilakukan, karena sudah banyak jasa supranatural

yang mempermudah konsumen tak perlu melakukan proses yang

(42)

commit to user

4. Wisata Sejarah

a. Monumen dan Rumah Gerilya Jendral Sudirman

Monumen dan Rumah Gerilya ini terletak di Kecamatan Nawangan

yang kurang lebih 45 km kearah utara dari kota Pacitan. Salah satu

yang menarik adalah sebuah rumah yang dijadikan Markas Gerilya

oleh Panglima Besar Jenderal Besar Soedirman. Rumah milik

Karsosoemito, seorang bayan di Dusun Sobo ini, selama 3 bulan 28

hari (107 hari), sejak tanggal 1 April 1949 sampai 7 Juli 1949. Sebagai

rumah bersejarah, wisatawan bisa melihat situasi dan kondisi rumah

yang dijadikan Markas Perang Gerilya ini. Rumah yang menghadap ke

arah utara ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan yang

disambungkan dengan bagian belakang. Rumah bagian depan

berbentuk empat persegi panjang, berukuran 11,5 x 7,25 m2,

sedangkan rumah bagian belakang berukuran 10,2 x 7,3 m2. Rumah ini

berlantaikan tanah liat. Rumah bagian depan dindingnya terbuat dari

papan kayu (gebyok). Sementara rumah bagian belakang dindingnya

terbuat dari anyaman bambu (gedhek). Pada ruangan depan terdapat 2

buah pintu, dan terdapat tiang-tiang kayu yang menyangga konstruksi

atap. Di ruangan ini juga terdapat 4 buah kamar tidur, yang salah

satunya merupakan kamar tidur Panglima Besar Soedirman. Kamar

tidur lainnya pernah ditempati ajudan beliau, yaitu Soepardjo Rustam

(43)

commit to user

b. Museum Buwono Keling Pacitan

Museum ini terletak di Dusun Krajan Kulon, Desa Mantren,

Punung Pacitan, Jawa Timur. Diselenggarakan oleh Pemerintahan

Kabupaten. Menurut jenis koleksinya museum ini digolongkan ke

dalam museum Arkeologi. Museum ini dibangun pada tahun 1996 dan

difungsikan pada tahun yang sama. Bangunan ini dibuat satu lantai

dengan luas bangunan 20 m x 50 m. Status kepemilikan tanah adalah

hak milik negara. Sedangkan koleksi sendiri cukup banyak yaitu

sekitar 3.896 koleksi. Museum ini menyelenggarakan pameran khusus

satu kali dalam setahun, museum keliling tiga kali setahun dan

workshop dua kali dalam setahun.

5. Wisata Kuliner

a. Nasi Tiwul dan Gatot

Tiwulsering diasumsikan dengan makanan kampung, ndeso, katrok

gak ningrat dan makanan rakyat susah karena dulunya beras mahal

hanya orang kaya dan petani yang bisa makan nasi. Tiwul adalah hasil

olahan dari tepung ubi kayu (cassava) melalui proses tradisional, yaitu

tepung cassava ditambahkan air hingga basah dan dibentuk

butiran-butiran yang seragam dengan ukuran sebesar biji kacang hijau dan

dikukus selama 20-30 menit.

Dulu tiwul atau nasi tiwul dulu dikonsumsi sebagai makanan pokok

seperti nasi beras padi atau dicampur dengan parutan kelapa sebagai

(44)

tempat-commit to user

tempat tertentu atau daerah tertentu saja. Selain itu, tiwul dapat pula

dikeringkan menjadi tiwul instan tradisional yang tahan disimpan lebih

dari satu tahun hanya masalahnya orang sekarang jarang orang kota

mengenal tiwul apalagi anak-anak tak akan mengenal tiwul walaupun

tiwul instan karena lebih mengenal bubur instan yang banyak

mengandung MSG.

Sedangkan Gatot adalah gaplek berkualitas rendah yang tidak

ditepung maksudnya cassava yang berkualitas rendah diiris-iris

kemudian dijemur sampai kering kemudian disimpan sampai timbul

noda hitam pada gaplek umumnya karena jamur E coli setelah itu dicuci

lalu dikukus seperti menanak nasi, biasanya dijadikan jajanan yang

disebut gatot yang dicampur dengan parutan kelapa, untuk mencari

jajanan ini juga tidak gampang seperti halnya tiwul (www.google.com,

21 Mei 2010).

D. Upacara-Upacara Tradisional

Pacitan memiliki ragam budaya yang menarik untuk para wisatawan.

Salah satu ragam budaya tersebut adalah upacara-upacara tradisional.

Beberapa upacara tradisional yang terdapat di Pacitan antara lain :

1. Upacara Ceprotan

Upacara Ceprotan sangat terkenal di Kabupaten Pacitan dan tidak ada

di daerah yang lain. Ceprotan juga menjadikan ciri khas upacara

(45)

commit to user

Ceprotan merupakan upacara tradisional, atau lebih dikenal dengan

bersih desa yang dilakukan masyarakat Kabupaten Pacitan adalah warisan

dari seorang primus interpares bernama Ki Godeg. Dahulu kala

dilakukannya upacara ceprotan adalah ketika Ki Godeg membuka hutan

untuk didirikan padepokan, beliau merenung di bawah pohon kelapa.

Selang beberapa waktu, sebuah kelapa muda (cengkir) jatuh tepat di atas

kepalanya, sehingga keluar cipratan dari kelapa yang tepat mengenai

kepala Ki Godeg. Kata Ceprotan sendiri berasal dari Cipratan. Upacara ini

dilakukan setiap tahun di bulan Dulkaidah, hari Senin Kliwon atau

Minggu Kliwon. Sebenarnya Ceprotan merupakan interpretasi Dewi

Sekartaji bagian lain dari cerita babad dalam wayang Beber ("Wayang sing

kudu di Beber" atau wayang yang harus dibeberkan kebenarannya) serta

Reog Ponorogo. Dalam Ceprotan menceritakan tentang Dewi Sekartaji dan

Ki Godeg yang merupakan pendiri desa Sekar. Rangkaian seremoni sakral

Ceprotan ini dimulai dari pengumpulan ayam dari beberapa warga.

Upacara dipimpin oleh kepala desa dan melibatkan kepala dusun. Puncak

acara Ceprotan berlangsung pada sore hari, pada saat matahari mulai

terbenam, diawali dengan tarian surup "Terbenamnya Matahari" kemudian

juru kunci membacakan doa, serta lurah desa merepresentasikan diri

sebagai perwujudan Ki Godeg, sedangkan istrinya sebagai Dewi Sekartaji.

Kemudian dua orang warga berusaha membawa lari, secara bergantian

"panggang" atau "ingkung" atau ayam yang sudah dimasak dari dalam

(46)

commit to user

wilayah tersebut dilempari kelapa muda yang sudah dikupas kulitnya oleh

pemuda setempat. Pelemparan dilakukan dari sisi kanan dan kiri. Sebelum

upacara Ceprotan juga ditampilkan seni Reog Ponorogo dan Tari Jatilan.

Ceprotan sendiri masih memiliki nilai kesakralan yang tinggi, dan

disinyalir sebagai upacara untuk mendekatkan diri kepada yang kuasa

dengan pengharapan didatangkannya hujan serta hasil pertanian yang

melimpah.

2. Ruwatan

Pada masa modern ini ternyata tradisi Ruwatan masih diyakini

masyarakat untuk membuang kesialan yang biasa menghambat langkah

dalam hidup orang-orang yang tergolong dalam Sukerta (orang yang

digolongkan rentan terkena sial). Orang-orang Sukerta ini menurut cerita

adalah orang-orang yang akan dimangsa oleh Betara Kala (Dewa Raksasa

yang menakutkan). Untuk keluar dari Sukerta, seseorang harus diruwat.

Dalam upacara ini para Sukerta disirami oleh sang dalang dan dilakukan

pengguntingan rambut, yang kemudian dilarung ke laut. Dalang yang

kemudian menggantikan kisah wayang kulit mengenai kisah asal mula

dijadikannya bocah Sukerta sebagai mangsa Betara Kala ini, bukan

sembarang dalang dan harus menjalani tirakat sebelum memimpin upacara

ini. Upacara Ruwatan ini dilakukan tiap satu sura dan secara masal

(47)

commit to user

E. Kesenian Tradisional

Salah satu ragam budaya yang terdapat di Pacitan adalah kesenian

tradisionalnya. Berikut adalah beberapa kesenian tradisional yang terdapat di

Pacitan antara lain :

1. Tari Kethek Ogleng

Cerita ini berakar dari kerajaan Jenggala dan Kediri yang disajikan

dalam bentuk tarian serta diperankan oleh masyarakat Desa Tokawi

Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan pada saat hajatan. Tari ini

menceritakan Dewi Sekartaji yang berasal dari Jenggala sedang menjalin

asmara dengan Raden Panji Asmoro Bangun dari Kediri. Kera atau kethek

yang ditampilkan pada cerita tersebut adalah jelmaan dari Panji

Asmorobangun. Dia berubah wujud menjadi seekor kera putih yang

sedang mencari calon pendamping hidup. Saat berkelana di hutan kera

putih berjumpa dengan Endang Roro Setompe yang merupakan nama lain

dari Dewi Sekartaji. Melihat sosok Dewi Sekartaji yang cantik jelita, Panji

pun tergoda. Namun Sekartaji tidak mau memiliki suami seeekor kera.

Akhirnya Sekartaji meninggalkan kera sendirian di tengah hutan.

Cerita itulah yang kemudian ditampilkan dalam bentuk satu tarian

dengan nama Kethek Ogleng. Sebenarnya untuk bisa menampilkan

kesenian itu hanya dibutuhkan iringan musik gamelan dan dua orang

penari yang berperan sebagai Kera Putih dan Dewi Kilisuci.

2. Tari Rung Sarung

(48)

commit to user

mengisahkan ibu-ibu petani sedang memanfaatkan sarung sebagai

penghangat tubuh, alat menggendong tas atau keranjang untuk ke kebun

dan ke pasar serta untuk sarana ibadah.

3. Wayang Kulit

Wayang kulit adalah wayang yang menggunakan bahan dari kulit dan

dimainkan oleh seorang dalang dengan cerita yang sudah paten

sebagaimana dimainkan oleh wayang orang. Wayang Kulit dimainkan

setiap malam Jumat Kliwon di Taman Budaya Tribun

(www.wikipedia.com, 29 Mei 2010).

F. Geopark, Kawasan Wisata Kars Pacitan

Wisatawan, khususnya dari manca negara menginginkan suguhan

khas dan orisinil. Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

mumpuni di bidang pariwisata. Sehingga, tingkat kunjungan wisata ke

Indonesia setiap tahun mengalami kenaikan. "Pembangunan SDM pelaku

industri wisata cukup penting untuk mendongkrak tingkat kunjungan

wisatawan ke Indonesia," kata Winarno Sudjar, Sekretaris Dirjen

Pengembangan Destinasi Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Data dari Disbudpar Pacitan menunjukkan, tingkat kunjungan wisata

ke Indonesia selama periode Januari-April 2009 mencapai 1,8 juta wisatawan.

Jumlah ini naik 1,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada

tahun 2008 tingkat kunjungan wisata total mencapai 6 juta orang. Namun

(49)

negara-commit to user

negara lain seperti Malaysia, Singapura maupun Cina.

Peningkatan SDM para pelaku industri wisata, lanjut Winarno sangat

penting. Pasalnya, pelancong menginginkan pelayanan yang lebih dari daerah

tujuan. Tidak hanya kenyamanan, rasa aman juga dibutuhkan para pelancong

selama berkunjung. Bahkan, faktor lain seperti makanan dan buah tangan juga

harus diperhatikan.

Sementara itu, Wakil Bupati Pacitan, HG Sudibyo mengakui bahwa

selama ini SDM yang berperan di dunia pariwisata belum memadai. Oleh

sebab itu, Pemkab Pacitan ke depan akan mengupayakan peningkatan SDM

bidang pariwisata melalui rekruitmen pegawai negeri sipil.

Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Usaha Pariwisata akan digelar

selama dua hari, 15-16 Juli. Agenda kegiatannya meliputi pembekalan

pengenalan potensi kepariwisataan bagi wisata remaja, workshop pembinaan

usaha pariwisata dan bimbingan teknis usaha pariwisata. Di hari terakhir nanti,

kegiatan akan diisi dengan bakti sosial di areal wisata Goa Gong di kecamatan

(50)

commit to user

39

BAB III

PENYUSUNAN PAKET WISATA GEOLOGI DI PACITAN

A. Analisa Potensi Wisata Geologi Di Pacitan

Analisis potensi wisata yang digunakan adalah analisis SWOT

(Strenght, Weakness, Oppurtinity, Threats) dan 4 A (Amenitas, Aksesbilitas,

(51)

commit to user

namun tidak seorangpun berani mengikuti jejaknya. Karena menurut

kepercayaan masyarakat goa tersebut masih dianggap goa yang masih

wingit.

Setelah mendengar cerita, Suramin dan rombongan berniat

untuk membuktikan kebenarannya. Kenyataan itu didukung oleh

teman-teman Suramin yang yang berjumlah 8 orang. Namun diantara mereka

ada yang pro dan kontra mengenai rencana tersebut, bahkan ada yang

ingin menunda untuk mencari hari baik.

b) Pencarian Lokasi dan Perjalanan di Dalam Goa

Tepatnya pada hari Minggu Pon tanggal 5 Maret 1995,

rombongan yang berjumlah 8 orang, yaitu :

1. Suramin usia 54 tahun, selaku sesepuh.

2. Wakino usia 30 tahun, selaku ketua rombongan.

3. Paino usia 42 tahun, selaku ketua RT.

4. Suparni usia 38 tahun, kepala dusun.

5. Suyadi usia 39 tahun, warga desa.

6. Paino usia 30 tahun, guru SD.

7. Misno usia 29 tahun, warga desa.

8. Suyatno usia 15 tahun, warga desa bersepakat berangkat mencari

lokasi goa.

Pada saat itu rombongan berangkat untuk mencarinya karena

didalam benak masih ingat bahwa mulut goa itu dahulunya dekat

(52)

commit to user

ada. Ternyata betul dugaan rombongan, bahwa mulut goa itu tidak lama

kemudian dapat ditemukan. Sambil menunggu teman yang mencari

peralatan, rombongan dibantu oleh beberapa teman yang lain

membersihkan mulut goa yang sudah tertutup dengan batu, tanah dan

tumbuhan liar lainya. Setelah semua sudah berkumpul, dengan

membawa 7 buah senter dan 2 buah lampu petromak serta sebuah

kodak rombongan sepakat untuk menelusuri lorong-lorong goa tersebut.

c) Perjalanan di Dalam Goa

Dengan peralatan yang cukup sederhana, perasaan was-was,

takut, ngeri dan rasa khawatir akan adanya binatang buas bercampur

menjadi satu dalam penelusuran lorong-lorong goa. Liku-liku

perjalanan pada waktu itu memang penuh dengan perjuangan yang

sangat luar biasa. Sambil memanjatkan doa yang tiada henti-hentinya

rombongan tetap melangkahkan kaki mencari arah mana yang harus

diikuti. Memang pada saat itulah sebagai pencari jalan pembuka dan

(53)

commit to user

pada saat rombongan sempat tersesat). Inilah saat yang paling

menegangkan. Rasa panik dan was-was terjadi saat peralatan tinggal 2

buah senter dan 1 lampu petromok yang mulai redup. Akhirnya

rombongan itu mencoba berbelok ke kanan untuk mencoba menemukan

jalan lain. Akhirnya rombongan yakin bahwa jalan tersebut benar maka

perjalanan dilanjutkan kembali. Berkat petunjuk Illahi rombongan

berhasil keluar dari goa tersebut.

d) Pemberian Nama Goa

Penamaan Goa Gong berhubungan erat dengan salah satu nama

dari perangkat gamelan Jawa. Konon pada saat-saat tertentu, di gunung

yang ada goanya tersebut sering terdengar bunyi-bunyian seperti

gamelan Jawa, pertunjukkan Reog. Karena itu masyarakat di sekitar

memberi nama dengan sebutan Gunung Gong-Gongan. Maka

rombongan memberikan nama goa tersebut dengan nama Goa Gong.

e) Letak Goa Gong

Goa Gong terletak di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan

Punung yang berjarak 37 km dan dapat ditempuh dalam waktu kurang

lebih satu jam dari pusat kota Pacitan. Goa gong dikelilingi oleh

sederetan gunung antara lain :

1. Sebelah Utara adalah Gunung Manyar

2. Sebelah Timur adalah Gunung Gede

3. Sebelah Selatan adalah Gunung Karang Pulut

(54)

commit to user

Sederetan gunung yang mengelilingi Goa Gong tersebut

sebagian besar ditanami pohon jati, pisang, kelapa, tapi dimusim

penghujan ditanami pohon ketela, cabe, padi, mentimun, dan

sebagainya. Sehingga dari kejauhan terlihat nampak kehijauan yang

dapat menambah keasrian suasana Goa Gong pada pagi hari dan

menjelang senja tiba.

f) Gambaran Umum Goa Gong

Goa Gong terletak di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan

Punung yang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam dari

pusat kota Pacitan. Goa ini merupakan goa yang terindah dan terdalam

diantara gugusan goa-goa yang terletak disekitarnya. Karena masih ada

beberapa goa lain yang letaknya tidak terlalu jauh dari Goa Gong,

seperti Goa Tabuhan dan Goa Putri.

Jalan menuju goa sudah sangat bagus sehingga bisa dituju

menggunakan kendaraan bermotor jenis apa saja. Meski begitu, tetap

patut diwaspadai jalan menuju goa yang berkelok-kelok tajam dan

berjurang. Pemandangan yang menakjubkan dapat dilihat setelah

memasuki goa. Panorama dalam goa begitu indah, batuan kapur

stalaktit dan stalakmit yang terbentuk secara alami menghiasi seluruh

dinding dan langit goa. Pemandangan bertambah eksotis ketika batu

disiram oleh cahaya lampu aneka warna yang sekaligus sebagai

(55)

commit to user

g) Analisis SWOT Goa Gong

1. Strength (Kekuatan)

Kekuatan Goa Gong terletak pada keindahan selaktit dan

setalakmitnya. Dengan tambahan penataan cahaya penerangan yang

tepat dapat memberi sentuhan keindahan disetiap sudut. Di dalam

goa juga terdapat batu cristal dan batu yang menyerupai bentuk

telapak tangan manusia, serta terdapat batu yang menimbulkan suara

bila dipukul (wawancara dengan Sutarti, 09 Juli 2010).

2. Weakness ( Kelemahan)

Kelemahan dari Goa Gong adalah akses menuju goa tersebut

terdapat jalan yang berlubang dan kurangnya pembatas disetiap sisi

jalan. Disamping itu pemandu yang masih perlu membutuhkan

bimbingan dan pembelajaran dalam memandu yang baik serta

kesadaran pengunjung juga menjadi salah satu faktor kelemahan, hal

tersebut merupakan dari tindakan pengunjung yang tidak baik dan

merugikan objek wisata tersebut misalnya, pengunjung terkadang

mengukir sesuatu atau corat-coret pada batuan goa dan membuang

sampah tidak pada tempatnya sehingga memberi kesan negatif pada

objek tersebut (wawancara dengan Sutarti, 09 Juli 2010).

3. Opportunity (Kesempatan)

Goa Gong sedang dilakukan pemugaran dipintu masuk dan

sarana untuk memasuki goa yakni dengan pembangunan jalan

(56)

commit to user

sambungan listrik PLN sebagai penerang dan pemasangan blower

(kipas angin berukuran besar) serta sarana akomodasi, kuliner.

Pengembangan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk menarik

minat wiastawan yang berkunjung ke objek wisata Goa Gong, para

peneliti atau hanya untuk menikmati dan melihat-lihat (wawancara

dengan Sutarti, 09 Juli 2010).

4. Threat (Ancaman)

Objek wisata Goa Gong terkadang disalahgunakan fungsinya

oleh pengunjung, selain sebagai tujuan wisata dan melakukan

penelitian, pengunjung sering menyalahgunakan tempat tersebut

sebagai tempat memadu kasih sehingga hal tersebut ditakutkan dapat

membuat citra Goa Gong menjadi tidak baik dari pandangan

wisatawan. Untuk menanggulangi hal tersebut pengelola objek

berinisiatif mencantumkan larangan bagi pengujung di papan

informasi (wawancara dengan Sutarti, 09 Juli 2010).

h) Analisis 4 A Goa Gong

1. Atraksi (Daya tarik objek wisata)

Goa Gong memiliki setalaktit dan stalakmit yang khas dan

beda dengan goa lainnya. Dengan memiliki ciri khas tersebut serta

dilengkapi dengan penataan cahaya penerangan disetiap sudut

menjadikan nuansa goa tersebut menjadi indah dan mempesona.

Bentuk-bentuk batuan didalamnya memiliki daya tarik tersendiri

(57)

commit to user

menikmati keindahan goa (wawancara dengan Sutarti, 09 Juli 2010).

2. Aksesbilitas (Sarana kemudahan untuk menuju objek wisata)

Goa Gong yang terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung

yang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam dari pusat

kota Pacitan, dapat dicapai dengan berbagai jenis kendaraan. Bagi

wisatawan dari Solo dengan menggunakan transportasi umum yaitu

dapat dicapai dengan menggunakan bus umum jurusan Pacitan

kemudian turun dipertigaan Punung, kemudian perjalanan

dilanjutkan dengan angkutan umum jurusan Bomo. Bagi wisatawan

dalam group atau rombongan yang menggunakan transportasi bus

pariwisata dapat langsung sampai menuju objek, karena jalan

menuju objek wisata sudah lumayan baik. Papan putunjuk arah

menuju objek juga sudah terpasang cukup baik, sehingga wisatawan

mudah untuk menemukan objek wisata tersebut (wawancara dengan

Sutarti, 09 Juli 2010).

3. Amenitas (Sarana penunjang di objek wisata)

Berikut ini adalah beberapa sarana wisata yang terdapat

disekitar kawasan Goa Gong diantaranya penginapan dan rumah

makan.

Daftar penginapan di sekitar objek wisata Goa Gong

No NAMA ALAMAT NO TELP

1 Losmen Tentrem Desa Piton

Kecamatan Punung

Gambar

GAMBARAN UMUM KEPARIWISATAAN KOTA PACITAN

Referensi

Dokumen terkait

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menguraikan pekerjaaan administrasi pelayanan Mensimulasikan pekerjaaan administrasi pelayanan keilmuan kesehatan gigi secara

Penelitian ini membahas tentang kondisi tata kelola teknologi informasi di PT.Prudential Indonesia khususnya pada kantor keagenan Prufutureteam yang memiliki total 21

Post test terhadap variabel terikat yaitu konsentrasi atlet dilakukan pada kedua kelompok setelah perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen.. Berikut tabel skema desain

Penelitian sebelumnya yang dilakukan arisandy ambarita (2017) dengan judul Sistem Informasi Geografis Potensi Tanaman Pangan (Studi Kasus: Kabupaten Halmahera Barat

Penelitian dalam penelitian ini memfokuskan kajian pada 4 pembahasan yaitu definisi arah menghadap kiblat dalam istilah fiqh, aplikasi teori mana yang sesuai

Bahasa Bugis seperti halnya bahasa-bahasa di dunia memiliki keunikan tersendiri dalam menyapa pendengarnya. Tipe sapaan bermakna menghormati pendengar dengan cara yang tidak

In the novel by Frank McCourt entitled Angela’s Ashes: A Memoir of a Childhood that talks about life; Frank the main character has to struggle for life because of the problems

Hal ini biasanya terjadi pada saat seseorang berusaha memenuhi tuntutan peran dalam pekerjaan dan usaha tersebut dipengaruhi oleh kemampuan orang yang bersangkutan untuk