• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT. SURYA TIMUR SAKTI JAWA TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT. SURYA TIMUR SAKTI JAWA TIMUR."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP

KEPUASAN KONSUMEN PADA

PT. SURYA TIMUR SAKTI

JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh :

AJI KRISNA YUNIAR

0512015037 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP

KEPUASAN KONSUMEN PADA

PT. SURYA TIMUR SAKTI

JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

AJI KRISNA YUNIAR

0512015037 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(3)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDOBESIA”

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Bapak Dra. Ec Tri Kartika P,MSi, selaku Dosen Pembimbing Utama Skripsi

(4)

ii

5. Segenap Staff Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa perkuliahan.

6. Untuk kedua orang tua dan Adik, serta Nenek terima kasih atas segala doa yang dipanjatkan siang dan malam kepada Tuhan Yang Maha Esa, terima kasih atas dukungan materiil, pengertian, dan kasih sayang yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang tersusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran tetap peneliti butuhkan untuk penyempurnaan skripsi ini.

Harapan penulis, kiranya skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Surabaya, Mei 2010

(5)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 6

2.2. Landasan Teori ... 8

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 8

2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 11

2.2.3. Konsep Pemasaran ... 13

2.3. Bauran Pemasaran ... 15

2.3.1. Pengertian Bauran Pemasaran ... 15

2.3.2. Aspek-aspek Bauran Pemasaran ... 16

2.3.3. Produk ... 19

2.3.3.1. Pengertian Produk ………. 19

2.3.3.2. Penggolongan Produk……… 21

2.3.4. Harga……….. 24

2.3.4.1. Pengertian Harga……… 24

2.3.4.2. Tujuan Penetapan Harga……… 25

(6)

iv

2.3.4.4. Tahapan Penetapan Harga………. 29

2.3.5. Distribusi……… 32

2.3.5.1. Pengertian Distribusi ... 32

2.3.5.2. Sifat Saluran Distribusi ………. 33

2.3.5.3. Keputusan disain Saluran ... 34

2.3.5.4. Keputusan Manajemen Saluran Distribusi…. 37 2.3.6. Kepuasan Konsumen……….. 37

2.3.6.1. Pengertian Kepuasan Konsumen……… 37

2.3.6.2. Indikator Kepuasan Konsumen……….. 38

2.4. Pengaruh Antara Bauran Pemasaran dan Kepuasan Konsumen 39 2.5. Kerangka Konseptual………. 42

2.6. Hipotesis………. 43

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 44

3.1.1. Definisi Operasional ... 44

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 49

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 49

3.2.1 Populasi ……….. 49

3.2.2 Sampel ... 49

3.3. Teknik Pengumpulan data ... 51

3.3.1. Jenis data……… 51

3.3.2. Sumber data ……… .. 51

3.3.3. Pengumpulan data ………. 51

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 52

3.4.1. Uji Normalitas dan Lineritas ... 52

3.4.2. Evaluasi Outliers ... 53

3.4.3. Deteksi Multicollinearity dan Singularity ... 54

3.4.4. Uji Validitas ………... 55

(7)

v

3.4.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal………… 56

3.4.7. Pengujian Model dengan Two-Step Approach……... 57

3.4.8. Evaluasi Model ……….. 58

3.4.9. Evaluasi Goodnes of Fit ……… 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 62

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 62

4.1.2. Misi dan Visi Perusahaan ... 63

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 63

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 63

4.2.2. Uji Outliers Multivariate ... 65

4.2.3. Uji Reliabilitas ... 66

4.2.4. Uji Validitas ... 67

4.2.5. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted ... 68

4.2.6. Uji Normalitas ... 69

4.2.7. Evaluasi Model One-Step Approach to SEM ... 71

4.2.8. Uji Kausalitas ... 73

4.3. Hasil Uji Pengujian Hipotesis dan Penelitian ... 74

4.4. Pembahasan ... 74

4.4.1. Implikasi Penelitian ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 80

5.2. Saran ... 80

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Data Penjualan Pada PT. Surya Timur Sakti Jatim ... 2

Tabel 3.1. Goodnes Of Fit Index ... 59

Tabel 4.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ... 64

Tabel 4.2. Identitas Responden Menurut Umur ……… 64

Tabel 4.3. Identitas Responden Menurut Pendidikan ... 65

Tabel 4.4. Hasil Uji Outlier Multivariate ... 65

Tabel 4.5. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 66

Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas ... 67

Tabel 4.7. Construct Reliability & Variance Extrated ... 68

Tabel 4.8. Assessment of Normality ... 70

Tabel 4.9. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ... 72

Tabel 4.10. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces... 73

(9)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 3 Data Uji Outlier

Lampiran 4 Data Uji Realibilitas Lampiran 5 Data Uji Normalitas

(10)

viii

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN

KONSUMEN PADA

PT. SURYA TIMUR SAKTI

JAWA TIMUR

Oleh :

Aji Krisna Yuniar

ABSTRAKSI

Dengan semakin pesatnya penjualan yang ada di Indonesia, menyebabkan terjadinya

persaingan yang semakin ketat. Sedangkan disisi lain jumlah permintaan konsumen masih

terbatas. Maka fungsi pemasaran menempati proporsi yang semakin menentukan bisnis

perusahaan, tentu saja tanpa mengesampingkan fungsi-fungsi bisnis yang lainnya. Pergeseran

variabel yang mempunyai persaingan dapat menimbulkan masalah, disaat belum ada persaingan

maka perusahaan belum membutuhkan pemasaran, pada saat persaingan semakin keras, maka

pemasaran menjadi fungsi yang semakin penting di perusahaan dan pada saat situasi persaingan

sudah sangat keras tidak dapat diduga dan kacau, pemasaran menjadi konsep bisnis yang

menjiwai setiap orang dalam perusahaan Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan

konsumen.

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan

untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah SEM.

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation Modeling)

dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk

menjawab permasalahan sebagai berikut : Variabel bauran pemasaran tidak berpengaruh

terhadap kepuasan konsumen.

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dalam era globalisasi saat ini perkembangan dunia usaha di Indonesia juga semakin meningkat. Dengan demikian perusahaan-perusahaan pada masa sekarang ini menghadapi persaingan yang sangat ketat. Berbagai cara dilakukan untuk menarik minat konsumen dalam membeli produk yang ditawarkan. Hanya perusahaan perusahaan yang mampu mengimbangi pasarlah yang mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis sekarang ini.

Setiap perusahaan selalu berusaha agar produk yang dihasilkan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satunya adalah dengan melaksanakan marketing mix dengan tepat. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengimbangi maupun mengadakan persaingan di dalam usaha agar produk mampu menarik minat konsumen untuk membeli produk yang dihasilkan sehingga target penjualan dapat tercapai.

(12)

mempunyai persaingan dapat menimbulkan masalah, disaat belum ada persaingan maka perusahaan belum membutuhkan pemasaran, pada saat persaingan semakin keras, maka pemasaran menjadi fungsi yang semakin penting di perusahaan dan pada saat situasi persaingan sudah sangat keras tidak dapat diduga dan kacau, pemasaran menjadi konsep bisnis yang menjiwai setiap orang dalam perusahaan.

Dalam penyusunan ini obyek yang digunakan adalah PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM, industri yang bergerak dalam bidang dealer motor Yamaha, berada di Surabaya, berdasarkan pengamatan pendahuluan pada PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM, diketahui bahwa volume penjualan produk Sepeda Motor Yamaha selama tahun 2006 – 2009 mengalami kenaikan namun belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen.

Tabel 1. Data Penjualan Pada PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM

Tahun Target Penjualan Persentase

2006 3.900 4.413 13.15%

2007 4.500 3.691 -17,97 %

2008 4.300 3.318 -22.83 %.

2009 4.000 3.540 -11.50%

Sumber : PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM

(13)

berlangsung serta kurang mendapat perhatian dapat dimungkinkan produk Sepeda Motor Yamaha akan tersisih dari pilihan konsumen

Agar pencapaian target penjualan produk Sepeda Motor Yamaha bisa tercapai, maka untuk tahun selanjutnya PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM harus memilih strategi yang tepat untuk meningkatkan volume penjualan. Strategi untuk mencapai target penjualan dikenal dengan sebutan marketing mix, karena strategi tersebut digunakan untuk mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu produk barang maupun jasa.

Salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mendukung dalam memasarkan produk, untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah penggunaan bauran pemasaran. (Darmayana, 2005:144). Salah satu strategi yang sering dilaksanakan oleh perusahaan adalah strategi bauran pemasaran. Strategi ini

berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran

produk disertai strategi pendukung lain berupa strategi harga, promosi, serta

strategi saluran distribusi, pada segmen pasar tertentu yang merupakan sasaran

pasarnya. Swastha & Irawan (1993:87) mendefinisikan ”bauran pemasaran

adalah kombinasi dari empat varibel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistim

pemasaran perusahaan yakni : produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan

sistim distribusi”. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud dalam definisi tersebut

adalah termasuk keputusan dalam empat variabel yaitu: 1) produk, 2) harga, 3)

(14)

kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinir agar perusahaan

dapat melakukan tugas pemasarannya secara efektif. Jadi, perusahaan tidak hanya

sekadar memilih kombinasi yang terbaik saja, tetapi juga harus mengkoordinir

berbagai macam elemen pada bauran pemasaran tersebut untuk melaksanakan

program pemasaran secara efektif. (Suwarni, 2005:20)

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor bauran pemasaran produk Sepeda Motor Yamaha terhadap kepuasan konsumen.

1.2. Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai perumusan masalah sebagai berikut :

Apakah bauran pemasaran berpengaruh terhadap kepuasan konsumen ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan konsumen.

1.4. Manfaat Penelitian

(15)

- Hasil penelitian bagi lembaga, dapat menambah perbendaharaan perpustakaan UPN “Veteran Jawa Timur” sebagai bahan kajian maupun bahan pembanding penelitian pada masa yang akan datang terhadap masalah serupa.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Bagian ini berisikan fakta atau temuan serta penelitian yang telah dilakukan peneliti terdahulu yang berhubungan dan permasalahan dalam penelitian ini.

(17)

berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator ini memiliki nilai rata-rata lebih besar dibandingkan indikator harga lainnya (persyarata-ratan pembayaran dan potongan harga). Sedangkan untuk variabel produk, kualitas merupakan indikator yang menjadi perhatian utama konsumen, dan berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator ini memiliki nilai rata-rata lebih besar di bandingkan indikator lainnya (desain dan jaminan)

(18)

berpengaruh signifikan terhadap Produk sebesar 0,493, Bauran Pemasaran berpengaruh signifikan terhadap Harga sebesar 0,641, Bauran Pemasaran berpengaruh signifikan terhadap Distribusi sebesar 0,720, Bauran Pemasaran berpengaruh signifikan terhadap Promosi sebesar 0,382, Kebijakan Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Bauran Pemasaran sebesar 0,799, Kebijakan Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Konsumen sebesar 0,605, Perilaku Konsumen berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian sebesar 0,303, Keputusan Pembelian berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemasaran sebesar 0,459 dan Kinerja Pemasaran berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan sebesar 0,532.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan mendapatkan laba.

(19)

Kenyataannya pemasaran merupakan konsep yang menyeluruh yang meliputi penentuan daripada kebutuhan dan keinginan konsumen, sasaran, dan kemudian bagaimana menyerahkan produk secara efisien dan efektif. Sedangkan istilah yang lain tersebut hanya merupakan satu bagian atau kegiatan dalam sistem pemasaran keseluruhannya.

Menurut Stanton dalam bukunya “Fundamental Marketing” yang dikutip oleh Swastha dan Irawan (2003 : 5) menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Menurut Kotler (1997 : 8), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dalam menciptakan, menawarkan dan pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain.

Sedangkan menurut Assauri (1990 : 5) pemasaran adalah sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Menurut Suratno (2001 : 4-7) pemasaran berarti pemenuhan kebutuhan yang saling menguntungkan namun memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen bukanlah hal yang mudah dilakukan.

(20)

1. Kebutuhan.

Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan yang dirasakan tidak ada dalam diri seseorang. Memiliki banyak kebutuhan yang komplek dan tidak pernah berhenti atau puas sampai akhir hayat.

2. Keinginan.

Merupakan kebutuhan manusia yang dibentuk oleh kultur dan pribadi individu. Dengan berkembangnya masyarakat maka keinginan anggota masyarakat itu pun meluas.

3. Permintaan.

Keinginan mereka menjadi permintaan apabila didukung oleh daya beli. 4. Produk.

Sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, untuk memenuhi suatu kebutuhan atau keinginan.

5. Pertukaran.

Tindakan untuk memperoleh suatu obyek yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya.

6. Transaksi.

Merupakan perdagangan nilai antara dua belah pihak. 7. Pasar.

(21)

Dari definisi – definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kunci konsep pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan kepada konsumen untuk lebih efisien dan efektif dari pada yang diberikan oleh para pesaing, dimana merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Kegiatan pemasaran tidak bermula pada selesainya proses produksi dan juga tidak berakhir pada saat penjualan dilakukan, tetapi perusahan juga harus dapat memberikan kepuasan. Dimana konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan sehingga jaminan yang baik atas barang dan jasa dapat dilakukan sesudah penjualan.

Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberi keputusan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsumen seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan ini meliputi semua bagian-bagian yang ada, seperti kegiatan personalia, produksi, keuangan dan pengembangan fungsi-fungsi lainnya.

2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran

(22)

Banyak definisi yang diungkapkan oleh ahli ekonomi mengenai manajemen pemasaran, diantaranya Kotler dan Armstrong (2003 : 16) manajemen pemasaran adalah merupakan analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi.

Menurut Assauri (2002 : 12) manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program - program yang dibuat untuk membentuk, membangun dan memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran guna mencapai tujuan organisasi.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dan dengan tujuan menghasilkan keputusan bagi pihak-pihak yang terlibat proses pertukaran dapat ditimbulkan baik oleh penjual maupun pembeli yang menguntungkan kedua belah pihak.

(23)

2.2.3. Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (1997 : 17) konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam memandukan kegiatan pemasaran dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran.

Konsep pemasaran bersandar pada empat tiang utama, yaitu fokus pasar, orientasi kepada pelanggan, pelanggan terkoordinasi dan orientasi laba. Konsep pemasaran berdasarkan pandangan dari luar kedalam. Konsep ini diawali dengan pasar yang didefinisikan secara jelas berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pelanggan dan menghasilkan laba melalui kepuasan pelanggan.

Ringkasan konsep pemasaran pada penelitian ini adalah upaya pemasaran terkoordinasi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komunikasi yang tepat dan sesuai dikembangkan untuk mengatasi perubahan lingkungan guna merumuskan struktur organisasi yang tepat dengan tujuan memberikan kepuasan kepada pelanggan sebagai kunci mencapai organisasi.

Menurut Swastha dan Irawan (2003 : 8), ada tiga unsur pokok yang mendasari konsep pemasaran yaitu :

a. Orentasi pada konsumen

(24)

1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani.

2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya.

3. Menentukan produk dan program pemasarannya.

4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku konsumen.

5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau desain yang menarik.

b. Volume penjualan yang menguntungkan

Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dan konsep pemasaran. Karena keuntungan dapat diperoleh melalui kepuasan konsumen. Dengan keuntungan yang maksimal perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar, dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.

c. Koordinasi dan integrasi seluruh kegunaan pemasaran

(25)

2.3. Bauran pemasaran

2.3.1. Pengertian Bauran pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 71) Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran.

Konsep bauran pemasaran merupakan alat yang dikembangkan dengan baik yang dipakai sebagai struktur oleh pemasar. Konsep ini terdiri dari berbagai macam unsur program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar berhasil. Diantaranya dilaksanakan dengan strategi dan positioning pemasaran dalam pasar-pasar perusahaan tersebut.

Menurut Kotler (2004 : 18) bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan terus menerus untuk mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran. Keempat alat pemasaran tersebut diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas.

Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang

merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. (Assauri, 1996: 180)

Keempat unsur atau variabel strategi acuan atau bauran pemasaran tersebut adalah produk, harga, promosi, penyaluran distribusi (Assauri, 1996: 181)

(26)

dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan serta penentuan harga dan cara penyalurannya. (Assauri, 1996: 182)

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Bauran pemasaran adalah suatu unsur yang paling penting dalam strategi bauran pemasaran yang merupakan kombinasi variabel atau kegiatan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen

2.3.2. Aspek – aspek Bauran Pemasaran

Menurut Dharmmesta (2000: 124) Terdapat aspek yang melekat di dalam Bauran pemasaran. Adapun unsur – unsur tersebut adalah sebagai berikut:

1) Produk (Product)

Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan. Termasuk didalamnya adalah objek fisik, jasa, orang, Distribusi organisasi dan gagasan. (Kotler, 1990: 89-90)

- Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar

2) Harga (Price)

(27)

dibeli, harta juga bisa berarti martabat, kehormatan, ongkos jasa, dan sebagainya (Yasyin, 1997: 201)

Harga suatu produk merupakan ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk yang dibelinya.

3) Distribusi (Place)

Untuk memperluas daerah pendistribusian dan agar produk cepat tersebar ke konsumen maka perusahaan perlu menetapkan Distribusi yang tepat untuk saluran pemasarannya. Menurut Alma (2005 : 49) Saluran pemasaran adalah lembaga yang saling terkait untuk menjadikan produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi. Tanpa saluran distribusi yang efektif, maka sulit bagi masyarakat untuk memperoleh barang yang mereka konsumsi. Sedangkan Distribusi dipandang sebagai aktivitas perusahaan agar produk yang dihasilkan dapat dicapai oleh konsumen yang didalamnya meliputi saluran pemasaran, coverage, Distribusi, inventori dan transport (Kotler dan Amstrong, 1993: 4)

4) Promosi

(28)

5) Personal Traits

Personal traits merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang terdiri dari pimpinan dan karyawan yang mempunyai kualifikasi pendidikan dan keahlian tertentu untuk memberikan jasa layanan dalam pemasaran bagi konsumen. Kualitas personal traits ini mempunyai pengaruh jangka panjang dalam memberikan jasa layanan yaitu cara bagaimana dapat meyakinkan konsumen untuk menjadi pelanggan. Oleh karena itu personal traits perusahaan mempunyai pengaruh jangka panjang dalam memberikan jasa layanan, sehingga diharapkan dapat mempertahankan loyalitas anggota sebagai pelanggan pada perusahaannya sendiri.

6) Physical Evidence

Physical evidence merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang berupa tampilan fisik dari perusahaan yang menunjukkan tempat dimana jasa diciptakan dan dimana pemberi jasa dan pelanggan berinteraksi.

7) Process

(29)

2.3.3 Produk

2.3.3.1 Pengertian Produk

Menurut Tjiptono (2001 : 95) produk merupakan kegiatan yang dilakukan didalam menciptakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan sebagai kebutuhan pasar yang bersangkutan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dan produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.

Setiap produk berkaitan secara hirarkis dengan produk-produk tertentu lainnya. Hirarki produk terdiri atas tujuh tingkatan (Kotler, et al. 1996) dikutip oleh Tjiptono (2001 : 95) yaitu :

1. Need family yaitu kebutuhan inti atau dasar yang membentuk product family. Contohnya : rasa aman.

2. Product family yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan inti atau dasar dengan tingkat efektivitas yang memadai. Contohnya : tabungan dan penghasilan.

3. Kelas produk (product class), yaitu sekumpulan produk didalam product family yang dianggap memiliki hubungan fungsional tertentu misalnya instrument financial

(30)

yang erat ini bisa dikarenakan salah satu dari empat faktor berikut yaitu :

a. Fungsinya sama

b. Dijual kepada kelompok konsumen

c. Dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama d. Harganya berada dalam skala yang sama

5. Tipe produk (product tipe), yaitu item-item yang dalam suatu lini produk yang memiliki bentuk tertentu dari sekian banyak kemungkinan bentuk produk. Misalnya asuransi jiwa berjangka.

6. Merek (brand), yaitu nama yang dapat dihubungkan / diasosiasikan dengan satu atau lebih item dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber karakter item tersebut. Contohnya asuransi Bumiputera.

7. Item, yaitu suatu unit khusus dalam suatu merek atau lint produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau atribut lainnya. Biasanya disebut pula stockeping unit atau varian produk. Misalnya, Asuransi Jiwa Bumiputera yang diperbarui.

(31)

menariknya perhatian konsumen untuk membeli maka produk tidak hanya penampilannya yang diperhatikan, tetapi juga hendaknya ia merupakan produk yang simple, aman, tidak mahal, sederhana dan ekonomis dan mutu atau kualitas produk yang ditawarkan berkualitas baik sehingga dapat tercipta suatu keputusan untuk mencoba menggunakan atau memiliki produk yang ditawarkan (Umar 2002 : 32).

Menurut Kotler (2000:22) : Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipergunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan termasuk di dalamnya adalah obyek fisik, jasa, barang, orang, tempat, organisasi dan gagasan.

Sedangkan menurut Indriyo (1999:94) Produk adalah suatu hasil produksi yang memiliki sifat komplek baik dapat diraba maupun tidak termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer. Yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

Dan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan produk adalah suatu proses produksi yang berupa barang atau jasa yang dapat ditawarkan kepada pasar.

2.3.3.2 Penggolongan Produk

(32)

Produk yang berwujud disebut barang, sedangkan yang tidak berwujud disebut jasa.

Produk yang dihasilkan perusahaan dapat digolongkan ke dalam dua golongan besar yang ditinjau dari pemakaiannya. Menurut Tjiptono (2001 : 98) klasifikasi produk adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan Daya Tahan Produk

1.a. Barang Tahan Lama yaitu barang yang berwujud yang biasanya untuk dipakai dalam waktu lama, misalnya : alat perlengkapan rumah tangga : TV, mebel dan sebagainya. Pada umumnya dilakukan dengan cara memotivasi pembeli dengan pendekatan pribadi, memberikan penjelasan tentang keunggulan barang yang ditawarkan, kontinuitas supply biasanya memerlukan banyak garasi atau pelayanan purna jual.

1.b. Barang Tidak Tahan Lama yaitu barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi satu kali pemakaian Misalnya makanan, minuman dan sebagainya. Barang harus mudah didapat (banyak pengecer) dan pembeli dimotivasi untuk mencoba serta membangun preferensi atau pilihannya melalui iklan yang intensif. 1.c. Jasa yaitu produk yang tidak berwujud biasanya berupa pelayanan

(33)

2. Berdasarkan Tujuan Penelitian

2.a. Barang Konsumsi adalah barang yang dibeli untuk dikonsumsi oleh pembelinya adalah konsumen akhir atau barang yang dibeli oleh masyarakat sendiri guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam pembelian barang jenis ini lebih banyak unsur emosional daripada unsur rasionalnya. Dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Barang Kebutuhan Pokok (Convenience Goods) adalah barang kebutuhan sehari-hari dimana konsumen dapat membelinya di sembarang tempat penjualan dan pada setiap saat atau waktu. Misal : rokok, sabun dan lain-lain.

2. Barang Pelengkap (Shopping Goods) adalah barang yang pembeliannya memerlukan pertimbangan masak-masak mengenali harga, kemasan, bentuk fisik dari barang tersebut. Misal: perabot rumah tangga, bahan tekstil, barang elektronika.

(34)

2.b. Barang Industri yaitu barang dibeli untuk diproses produksi lebih lanjut atau untuk kepentingan industri, konsumen dari barang ini biasanya adalah para produsen atau lembaga-lembaga lain.

2.3.4. Harga

2.3.4.1 Pengertian Harga

Menurut Alma (2004 : 169) di dalam teori ekonomi pengertian harga, nilai dan utility merupakan konsep yang saling berhubungan Yang dimaksud dengan utility ialah suatu atribut yang melekat pada suatu barang yang memungkinkan barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants) dan memuaskan konsumen (satisfaction).

Sedangkan value adalah nilai suatu produk untuk ditukarkan dengan produk yang ditawarkan. Jadi harga (price) adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dalam uang.

Menurut Swastha (2003 : 241) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Menurut Kotler (2001 : 439) Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu peranan alokasi dan peranan informasi :

(35)

adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. 2. Peranan informasi dan harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi

Harga merupakan elemen penting dalam bauran pemasaran karena harga ditentukan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar diantara mereka, sedangkan pembeli akan menawar dengan harga yang lebih rendah dan mereka yang bersedia membayar.

2.3.4.2 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Tjiptono (2000 : 152) ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :

1. Tujuan berorientasi pada laba. Istilah ini dikenal dengan maksimisasi laba. Adanya tingkat laba yang sesuai atau yang diharapkan sebagai sasaran laba.

(36)

3. Tujuan Berorientasi pada Citra. Citra atau image suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Pada hakekatnya baik penerapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.

 

4. Tujuan Stabilitas Harga. Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri tertentu yang produknya sangat terstandarisasi. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.

Tujuan-tujuan lainnya Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah.

(37)

konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan.

2.3.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Pada kenyataannya, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Swastha dan Irawan (2003 : 242-245) tingkat harga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Kondisi Perekonomian.

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. Pada periode resesi misalnya, merupakan suatu periode dimana harga berada pada suatu tingkat yang lebih rendah.

2. Penawaran dan Permintaan.

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar. Penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya, harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar. Menurut teori ekonomi, harga akan ditentukan pada suatu titik pertemuan antara kurva permintaan dan penawaran.

3. Elastisitas Permintaan.

(38)

mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga mempengaruhi volume yang dapat dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume penjualan ini berbanding terbalik artinya jika terjadi kenaikan harga maka penjualan akan menurun dan sebaliknya.

4. Persaingan.

Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Dari hasil pertanian misalnya, dijual dalam keadaan persaingan murni (pure competition). Dalam persaingan seperti ini penjual yang banyak jumlahnya aktif menghadapi pembeli yang banyak pula. Selain persaingan murni dapat pula terjadi keadaan persaingan lainnya, seperti persaingan tidak sempurna, oligopoly dan monopoli.

5. Biaya.

Merupakan dasar dari penentuan harga, sebab peningkatan harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya maka akan menghasilkan keuntungan.

6. Tujuan perusahaan.

Menetapkan harga suatu barang sering berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai perusahaan, antara lain:

a. Laba maksimum.

(39)

d. Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.

7. Pengawasan pemerintah.

Merupakan faktor penting dalam penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut diwujudkan dalam bentuk penentuan harga meksimum dan minimum, diskriminasi harga serta praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha ke arah monopoli.

2.3.4.4 Tahapan Penetapan Harga

Menurut Kotler (2000:341-351) perusahaan menetapkan harga dasar mereka dan kemudian mengubahnya untuk memenuhi faktor-faktor yang selalu berubah dalam lingkungannya. Secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga, yaitu :

1. Faktor Internal yang mempengaruhi keputusan penetapan harga termasuk sasaran pemasaran, strategi bauran pemasaran, biaya dan organisasi perusahaan.

- Sasaran Pemasaran

(40)

- Strategi Bauran pemasaran

Strategi bauran pemasaran salah satunya adalah harga sebagai alat bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya. Keputusan harga harus dikoordinasikan dengan rancangan produk, distribusi dan promosi yang membentuk program pemasaran yang konsisten dan efektif.

- Biaya

Biaya menjadi dasar bagi harga yang dapat ditetapkan oleh perusahaan untuk produknya. Perusahaan ingin menetapkan harga yang menutup semua biaya yang dikeluarkannya untuk memproduksi, mendistribusikan dan menjual produk serta mengembalikan usaha dan resiko yang ditanggungnya pada tingkat yang sedang.

Biaya perusahaan mungkin merupakan elemen penting dalam strategi penerapan harga.

Terdapat dua tipe biaya yaitu

1. Biaya variabel : Biaya yang tidak berubah pada tingkat produksi dari penjualan

2. Biaya variabel : Biaya yang berubah langsung dengan tingkat produksi

(41)

2. Faktor Lingkungan Eksternal - Pasar dan Permintaan

Kalau biaya menjadi batas terendah dad harga, pasar dan permintaan menetapkan batas atas. Konsumen dan pembeli industri menyeimbangkan harga suatu produk atau jasa dengan manfaat untuk memilikinya. Dengan demikian, sebelum menetapkan harga, pemasar harus memahami hubungan antara harga dan permintaan untuk produknya.

- Persaingan Pasar

Dengan banyaknya pembeli dan penjual yang memperdagangkan komoditi seragam tidak satu pun pembeli atau penjual yang banyak mempengaruhi perkembangan pasar.

- Persepsi Konsumen mengenai Harga dan Nilai

Pada akhirnya konsumen akan memutuskan apakah harga suatu produk sudah tepat. Ketika menetapkan harga, perusahaan harus mempertimbangkan persepsi konsumen mengenai harga dan bagaimana persepsi ini mempengaruhi keputusan membeli dari konsumen. Keputusan penetapan harga yang berorientasi pada pembeli

- Menganalisis Hubungan Harga-Permintaan

(42)

ditetapkan dan tingkat permintaan yang dihasilkan ditunjukkan dalam kurva permintaan.

- Permintaan Yang Elastik Terhadap Harga

Pemasar juga harus mengetahui elastisitas harga di mana kenaikan harga relatif sedikit menurunkan permintaan, akan tetapi kenaikan harga yang sama menurunkan permintaan. Dan bila permintaan nyaris tidak berubah dengan sedikit perubahan harga, kita mengatakan permintaan itu tidak elastik dan bila permintaan banyak berubah, kita mengatakan permintaan itu elastik.

- Biaya, Harga dan tawaran pesaing

Faktor eksternal lain yang mempengaruhi keputusan penetapan harga perusahaan biaya dan harga pesaing serta kemungkinan reaksi pesaing terhadap perubahan harga perusahaan sendiri. - Unsur-unsur Lingkungan Eksternal lainnya

Selain faktor diatas perusahaan perlu mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi. (inflasi, gejolak, tingkat bunga) kebijakan dan peraturan pemerintah dan aspek sosial (kepedulian terhadap lingkungan)

2.3.5. Distribusi

2.3.5.1. Pengertian Distribusi

(43)

yang menangani dan mengangkut produk melalui saluran tersebut. Ini dimaksudkan agar produknya mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya. Oleh karena itu untuk mencapai target penjualan yang ditentukan perusahaan harus menggunakan satu atau beberapa unsur marketing mix salah satunya adalah promosi. Faktor-faktor yang meliputi saluran distribusi adalah : ( Kotler 1997: 257 )

1. Lokasi merupakan tempat dimana perusahaan tersebut memproduksi dan menyalurkan produknya baik grosir maupun ke pengecer.

2. Persediaan merupakan penyimpanan produk perusahaan secara efisien dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh pasar.

3. Transportasi merupakan saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatur pengangkutan produk.

2.3.5.2. Sifat Saluran Distribusi

Sebagian besar produsen menggunakan perantara untuk menyalurkan produk mereka. mereka mencoba menggunakan saluran distribusi, yaitu seperangkat organisasi yang bergantung satu sama lain, yang dilibatkan dalam proses penyediaan suatu produk atau jasa, untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.

a) Mengapa perantara harus digunakan

(44)

Perantara digunakan Karena efisiensinya yang lebih tinggi dalam penyediaan barang untuk pasar sasaran.

b) Fungsi Saluran Distribusi

Saluran distribusi menggerakkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Anggota saluran distribusi menggunakan fungsi kunci antara lain :

 Informasi : mengumpulkan data dan mendistribusikan riset pemasaran dan informasi intelijen tentang faktor – faktor dan kekuatan – kekuatan dalam lingkungan pemasaran yang dibutuhkan untuk merencanakan dan membantu terjadinya pertukaran.

 Promosi : mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasive berkenaan dengan suatu penawaran.

 Kontak : menemukan dan berkomunikasi dengan pembeli prospektif.  Mencocokkan : membentuk dan menyesuaikan penawaran terhadap

kebutuhan pembeli, termasuk kegiatan seperti manufaktur, memilah, merakit dan mengemas.

 Negosisasi : mencapai suatu kesepakatan atas harga dan kondisi lain dari penawaran sehingga kepemilikan dapat dipindahkan.

c) Jumlah tingkatan distribusi

(45)

2.3.5.3. Keputusan Disain Saluran

Dalam mendisain saluran pemasaran, produsen menghadapi suatu masalah apa yang ideal dan apa yang praktis. Suatu perusahaan baru biasanya memulai dengan berjualan disuatu daerah terbatas. Masalah dalam memutuskan saluran distribusi adalah bagaimana menyakinkan satu atau beberapa perantara yang baik untuk menangani lini tersebut. Mendisain sebuah sistem saluran membutuhkan analisis terhadap kebutuhan layanan konsumen, penetapan sasaran dan hambatan – hambatan saluran distribusi, identifikasi alternative utama saluran, dan evaluasi terhadap masing - masing alternatif.

a) Analisis kebutuhan layanan konsumen

Mendisain saluran distribusi dimulai dengan menemukan nilai apa yang diinginkan oleh berbagai segmen pasar melalui saluran distribusi. Jika semakin terdesentralisasi suatu saluran distribusi, semakin cepat pengiriman semakin beragam produk yang disediakan dan semakin banyak layanan yang disediakan, maka semakin baik tingkat pelayanan saluran tersebut.

b) Penetapan sasaran saluran dan hambatannya

(46)

adalah: Karateristik produk, Karakteristik perusahaan, Karakteristik perantara, Saluran distribusi persaingan, Faktor lingkungan.

c) Mengidentifikasi alternatif utama.

Perusahaan mengidentifikasi alternatif utama dalam hal tipe perantara, jumlah hal perantara dan masing – masing tanggung jawab anggota saluran distribusi.

 Tipe perantara : Suatu perusahaan mengidentifikasi tipe anggota saluran distribusi yang tersedia untuk menjalankan tugas penyaluran produknya. Alternatif saluran antara lain : tenaga penjual perusahaan, agen produsen dan distribusi industri.

 Jumlah perantara pemasaran : Ada 3 strategi yang tersedia : distribusi intensif adalah suatu strategi dimana mereka menyimpan produk. Distribusi ekslusif adalah memberi hak ekslusif pada sejumlah dealer tertentu untuk mendistribusikan produk perusahaan diwilayah mereka masing – masing. Distribusi selektif adalah penggunaan lebih dari satu, tapi tidak keseluruhan, perantara yang mau menjual produk perusahaan.

(47)

b) Mengevaluasi Alternatif Utama

Setiap alternatif harus dievaluasi berdasarkan kriteria ekonomi, kontrol dan adaptasi. Pada saat menggunakan kriterian ekonomi, perusahaan membandingkan potensi profitabilitas dari masing – masing alternatif saluran. Perusahaan memperkirakan penjualan yang akan dihasilkan oleh masing – masing saluran dan biaya untuk menjual jumlah barang yang berbeda – beda dari masing – masing alternatif saluran.

2.3.5.4. Keputusan Manajemen Saluran Distribusi

Manajemen saluran distribusi dilakukan dengan memilih dan

memotivasi masing – masing anggota saluran serta mengevaluasi kinerja

mereka setiap saat.

a) Memilih Anggota Saluran

Setiap produsen berbeda dalam kemampuan mereka untuk menarik

perantara pemasaran yang berkualitas. Sebagai produsen tidak memiliki

kesulitan sama sekali memperoleh anggota saluran.

b) Memotivasi Anggota Saluran

Anggota saluran harus dimotivasi terus – menerus agar melakukan yang

terbaik. Perusahaan menjual bukan hanya melalui perantara melainkan

juga pedapat mereka. Sebagian produsen mengalami masalah pada saat

(48)

c) Mengevaluasi Anggota Saluran

Produsen secara rutin harus menilai kinerja anggota saluran terhadap suatu

standar seperti kuota penjualan, tingkat sediaan rata – rata, waktu kirim

pelanggan, perlakuan terhadap barang rusak dan hilang, kerjasama dalam

program promosi dan pelatihan dan layanan kepada pelanggan.

2.3.6. Kepuasan Konsumen

2.3.6.1. Pengertian Kepuasan Konsumen

Menurut Oliver (1993) menyatakan kepuasan kumulatif dapat dibedakan dari kepuasan transaksi pelanggan tertentu, yang merupakan penilaian evaluatif segera setelah pembelian atau reaksi efektif terhadap pengalaman transaksional paling baru dengan firma tersebut.

Dari ukuran kepuasan yang dikembangkan oleh Oliver (1993) tersebut dibuat empat item pertanyaan sesuai dengan penelitian terdahulu oleh sellyana & Dharmesta (2002:97) yang mengambil dari ukuran kepuasan yang dikembangkan oleh Oliver (1993) ,untuk menunjukkan ketidakpuasan konsumen pasca purna beli dengan membandingkan harapan konsumen dan realisasi kinerja produk

Menurut Oliver (1980) dalam wiley (2000 : 1) menyatakan : “ Several alternative explanations of consumer satisfaction have been advanced. But the

expectations disconfirmation paradigm has been the most popular. This account

predicts that expectation and disconfirmation are two variables that best explain

consumer satisfaction”.Penjelasan ini mengacu pada definisi mengenai kepuasan

(49)

dari kepuasan pelanggan juga didasarkan pada gap (perbandingan ) antara harapan dan realisasi.

2.3.6.2. Indikator Kepuasan Konsumen

Oliver (1980) dalam Wiley (2000:1) menyatakan: "Several alternative explanations of consumer satisfaction have been advanced, but the expectations- disconfirmation paradigm has been the most popular. This account predicts that expectations and disconfirmation are the two variables that best explain consumer satisfaction." Penjelasan ini mengacu pada definisi mengenai kepuasan yaitu hasil perbandingan antara harapan dan realiasi layanan, sehingga penentu dari kepuasan konsumen juga didasarkan pada gap (perbandingan) antara harapan dan realsiasi.

Oliver (1980) dalam Wiley (2000:1) menyatakan: "Disconfirrnation can be defined as the difference between expected and perceived product performance, and expectations as predictions of future performance." Pendapat ini menyatakan bahwa disconfirmation didefinisikan sebagai perbedaan antara harapan dan realisasi kinerja produk, dan harapan untuk waktu yang akan datang atas kinerja produk.

(50)

Dari dasar itu pengukuran indikator Kepuasan dikembangkan dan terbentuk :

1. Voice Response 2. Private Response 3. Third Partry Respponse

2.4. Pengaruh antara Bauran pemasaran dan Kepuasan Konsumen

Dalam kehidupan kita pasti membutuhkan sebuah rencana. Jika tidak memiliki rencana kita tidak dapat menyelesaikan sesuatu, karena kita tidak tahu kebutuhan apa yang dipenuhi dan bagaimana cara memenuhinya. Inti sebuah perencanaan sebetulnya hanya mempelajari dan memutuskan pada saat ini apa yang kita perbuat di masa yang akan datang. Demikian juga jika kita akan mengunjungi suatu Distribusi, sebelumnya kita harus merencanakan dahulu Distribusi tersebut berkualitas bagus atau tidak, harga yang terjangkau, pelayanan yang menyenangkan, suasana yang nyaman dan Distribusi yang strategis. Semua pertanyaan – pertanyaan diatas tercakup didalam strategi pemasaran yang terdiri dari produk, harga, Distribusi/ pendistribusiannya dan promosi yang terkandung dalam Bauran pemasaran.

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol

(51)

yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran memuaskan dengan pasar yang dituju (Lamb, 2001: 68).

Keputusan membeli atau suatu faktor yang datang dengan segera untuk menentukan pembelian yang sebenarnya dan merupakan sebuah kemungkinan yang bersifat subyektif yang dapat dijadikan petunjuk terhadap perilaku membeli (Engel, Blackwell, dan Miniard, 1996: 132). Keputusan membeli adalah penentu dari pembeli untuk melakukan suatu tindakan seperti membeli produk atau jasa (Mowen 1995 : 43). Minat itu sendiri merupakan gabungan dari kepercayaan dan sikap konsumen terhadap produk.

Bauran pemasaran dan Keputusan membeli adalah suatu kombinasi variabel

(52)

Product

Bauran Pemasaran Price

Place

Kepuasan Konsumen

Promotion

Physical Evidence

Personal Traits

Process

2.5. Kerangka Berpikir

(53)

2.6. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan teori diatas maka hipotesis pada penelitian ini adalah :

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Untuk memudahkan di dalam memecahkan masalah, maka penulis mencoba mendefinisikan operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini yaitu segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan dalam suatu penelitian, yang didasarkan atas sifat-sifat atau hal-hal yang dapat didefinisikan. Definisi operasional variabel merupakan petunjuk bagaimana variabel diukur.

Adapun variabel yang dapat diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Bebas : 1. Produk (X1)

Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Adapun indikator dari variabel produk (X1) adalah :

a) Keanekaragaman produk

(55)

b) Kelengkapan Produk

Yaitu macam-macam produk yamaha yang ditawarkan, dengan melihat tingkat kelengkapan produk yamaha yang tersedia di PT Surya Timur Sakti Jatim

c) Pelayanan Agen

Yaitu upaya perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya, dengan melihat tingkat pelayanan dan keramahan pada agen PT Surya Timur Sakti Jatim

2. Harga (X2)

Harga suatu produk merupakan ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk yang dibelinya. Adapun indikator dari variabel Harga (X2) adalah :

a) kewajaran Harga

yaitu harga jual yang ditetapkan perusahaan, dengan melihat tingkat kewajaran harga yang diberikan PT Surya Timur Sakti Jatim

b) Kesesuaian Harga dengan Nilai Barang

Yaitu kesesuaian antara harga dengan barang yang dijual oleh perusahaan, dengan melihat tingkat kesesuaian harga dengan nilai barang produk Yamaha tersebut

c) Diskon

Yaitu potongan harga yang diberikan perusahaan, dengan melihat tingkat potongan harga yang diberikan oleh PT Surya Timur Sakti Jatim

3. Distribusi (X3)

(56)

Distribusi yang tepat dimanapun konsumen berada. Adapun indikator dari variabel Distribusi (X3) adalah (Suwarni, 2009:22) :

a) Keuntungan Lokasi

Yaitu keputusan perusahaan dalam memilih tempat dengan melihat tingkat keuntungan lokasi penjualan produk Yamaha b) Lokasi yang Strategis

Yaitu lokasi perusahaan dimana operasi dan stafnya akan di tempatkan, dengan melihat tingkat lokasi yang srategis

c) Kemudahan Sarana Transportasi

Yaitu kemudahan dimana konsumen dapat menjangkau lokasi perusahaan, dengan melihat tingkat kemudahan sarana transportasi yang ada untuk menuju dealer PT Surya Timur Sakti Jatim.

4. Promosi (X4)

Promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan mengingatkan konsumen agar membeli produk yang dihasilkan. Adapun indikator dari variabel promosi (X4) adalah (Waluyo, 2007:3) :

a) Daya Tarik Iklan

Yaitu sarana promosi yang digunakan untuk menghubungkan komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, dengan melihat tingkat daya tarik iklan produk Yamaha yang dilakukan oleh PT Surya Timur Sakti Jatim

b) Daya Tarik Promosi

(57)

c) Daya Tarik Publicity

Yaitu usaha untuk menarik simpati masyarakat dengan menjalin hubungan yang baik, dengan melihat tingkat daya tarik publicity yang dilakukan oleh PT Surya Timur Sakti Jatim.

5. Personal Traits (X5)

Personal traits merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang terdiri dari pimpinan dan karyawan yang mempunyai kualifikasi pendidikan dan keahlian tertentu untuk memberikan jasa layanan dalam pemasaran bagi konsumen. Kualitas personal traits ini mempunyai pengaruh jangka panjang dalam memberikan jasa layanan yaitu cara bagaimana dapat meyakinkan konsumen untuk menjadi pelanggan. Oleh karena itu personal traits perusahaan mempunyai pengaruh jangka panjang dalam memberikan jasa layanan, sehingga diharapkan dapat mempertahankan loyalitas anggota sebagai pelanggan pada perusahaannya sendiri. Personal Traits sendiri diindikator :

a) Keramahan Wiraniaga

Yaitu sikap yang dilakukan para wiraniaga perusahaan untuk melayani konsumen, dengan melihat tingkat keramahan wiraniaga dalam melayani konsumen pembeli Yamaha pada PT Surya Timur Sakti Jatim

b) Kesiapan Wiraniaga

(58)

c) Ketrampilan Petugas Layanan

Yaitu kecakapan karyawan dalam membantu konsumen, dengan melihat tingkat ketrampilan petugas layanan untuk membantu konsumen dalam menentukan pilihan produk Yamaha yang mereka inginkan

6. Physical Evidence (X6)

Physical evidence merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang berupa tampilan fisik dari perusahaan yang menunjukkan tempat dimana jasa diciptakan dan dimana pemberi jasa dan pelanggan berinteraksi. Indikator physical evidence :

a) Kebersihan

Yaitu bagaimana usaha perusahaan untuk membuat konsumen dapat merasakan nyaman berada di tempat tersebut, dengan melihat tingkat kebersihan dealer PT Surya Timur Sakti Jatim

b) Arsitektur dan Cahaya Lampu

Adalah design dimana tempat tersebut mengindikasikan image dari perusahaan, dengan melihat tingkat daya tarik arsitektur yang digunakan oleh PT Surya Timur Sakti Jatim

c) Ketersediaan tempat parkir

(59)

7. Process (X7)

Process menurut Payne (1993 : 168) diartikan sebagai tindakan menciptakan dan memberikan jasa pada pelanggan dan merupakan faktor penting dalam bauran pemasaran jasa, karena pelanggan jasa akan memandang sistem pemberian jasa tersebut sebagai bagian dari jasa itu sendiri.

a) Mekanisme pembelian

Merupakan alur pembelian dari pembayaran sampai ketangan konsumen, dilihat dari tingkat kemudahan syarat-syarat pembelian yang diberikan oleh PT Surya Timur Sakti Jatim pada konsumen

b) Mekanisme Pembayaran

Merupakan proses pembayaran yang dilakukan konsumen dengan meliht tingkat kemudahan pembayaran melalui kartu kredit ataupun pembayaran tunai untuk pembelian produk yamaha

c) Mekanisme pelayanan

Yaitu upaya perusahaan dalam melaksanakan aktivitas pelayanan pada konsumen, dilihat dari tingkat pelayanan karyawan yang diberikan kepada konsumen pembeli produk yamaha pada PT Surya Timur Sakti Jatim

Variabel Terikat (Y) :

Kepuasan Konsumen yaitu hasil perbandingan antara harapan dan realiasi layanan, sehingga penentu dari kepuasan pelanggan juga didasarkan pada gap (perbandingan) antara harapan dan realsiasi, dengan indikator (Darmayana., 2007:145) :

(60)

b) Private Response yaitu memberitahu atau memperingatkan pada teman, keluarga dan kerabat terdekat Anda mengenai pengalamannya dengan produk atau perusahaan yang bersangkutan.

c) Third Partry Respponse yaitu meminta ganti rugi secara hukum, atau mengadu melalui media massa, jika perusahaan tersebut tidak memiliki prosedur penanganan keluhan yang baik

3.1.2. Pengukuran Variabel

Variabel ini diukur dengan data yang berskala interval. sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial yang mempunyai skala 7 poin dengan pola sebagai berikut : 1 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi skor pada kotak yang sudah tersedia, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 7 menunjukkan nilai tertinggi.

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan konsumen PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM sampai sekarang.

(61)

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 45). Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang menjadi obyek sesungguhnya dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Dengan kriteria antara lain :

- Merupakan pembeli sepeda motor Yamaha pada PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM

- Umur konsumen minimal 18 tahun. Alasannya, sudah cukup dewasa, mengerti dan memahami akan produk sepeda motor Yamaha pada PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM.

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Augusty (2002:48), antara lain :

1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

(62)

Dalam penelitian ini sampel diambil dari konsumen yang berada pada PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM, dengan jumlah minimal 22 indikator x 5 = 110 konsumen.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian dengan kuesioner. 3.3.2. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber datanya diperoleh dari PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM.

3.3.3. Pengumpulan Data

1). Studi Pustaka, yaitu studi pendahuluan yang diperoleh dari literatur tentang variabel penelitian yang akan digunakan dan menentukan teori-teori yang tepat sebagai landasan teori-teori.

2). Studi Lapangan, yaitu studi langsung pada tempat penelitian dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu mengadakan penelitian langsung dengan mengamati masalah yang terjadi diperusahaan.

(63)

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis multivariate dengan Structural Equation Modeling (SEM).

Penaksiran pengaruh pada masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur.

3.4.1 Uji Normalitas dan Linieritas

Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut pada path diagram. Untuk menguji normalitas distribusi data yang digunakan dalam analisis , penguji dapat menggunakan uji – uji statistik. Uji yang paling mudah adalah dengan mengamati skewness value dari data yang digunakan. Dimana biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dari hampir semua program statistic. Nilai statistic untuk menguji normalitas itu disebut sebagai z – value yang dihasilkan melalui rumus sebagai berikut :

Nilai – z = skewness dimana N adalah ukuran sampel 6

N

(64)

3.4.2. Evaluasi Outliers

Outliers merupakan observasi atau data yang memiliki karateristik unik yang sangat berbeda jauh dari observasi-observasi yang lain dan muncul dalam bentuk ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal maupun variabel kombinasi. (Hair. Et.al. 1998).

Adapun outliers dapat dievaluasi dengan 2 cara, yaitu analisis terhadap univariate outliers dan analisis terhadap multivariate outliers (Hair. Et.al. 1998).

a. Outliers Univariate

(65)

b. Outliers Multivariat

Evaluasi terhadap multivariat outliers perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak Mahalanobis (The Mahalanobis Distance) untuk tiap obsevasi dapat dihitung dan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuh ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat  0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat dievaluasi dengan menggunakan nilai 2 pada derajat kebebasan sebesar jumlah item yang digunakan dalam penelitian. Dan apabila nilai jarak Mahalanobis lebih besar dari 2tabel adalah Outlier Multivariat.

3.4.3. Deteksi Multicollinearity dan Singularity

Untuk melihat apakah pada data penelitian terdapat multikolineritas (Multicollinearity) atau singularitas (Singularity) dalam kombinasi variabel, maka yang perlu diamati adalah determinan dari matriks kovarians sampelnya. Determinan yang benar-benar kecil atau mendekati nol akan akan mengindikasikan adanya Determinant of sample 3.4.4. Uji Validitas

(66)

setiap laten variabel / construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap obseverd variabel dan laten veriabel. Secara umum nilai variance extracted yang dapat diterima adalah  0,5. Variance extracted dihitung dengan rumus sebagai berikut :

 [Standardize Loading] Variance Extracted =

 [Standardize Loading] + j 3.4.5. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk / faktor laten yang umum. Dengan kata lain bagaimana hal-hal yang spesifik saling membantu dengan menjelaskan sebuah fenomena yang umum. Coomposite Realibility diperoleh melalui rumus berikut (Ferdinand, 2002 : 62) :

( Std. loading)2 Construct Realibility =

( Std. loading)2 + j Keterangan :

1. Standard loading diperoleh dari standardized loading untuk tiap-tiap indikator yang didapat dari hasil perhitungan komputer.

(67)

Tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah  0.7, walaupun angka itu bukanlah sebuah ukuran yang “mati”. Artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat eksploratori maka nilai dibawah 0.7 pun masih dapat diterima sepanjang disertai dengan alasan-alasan yang empirik yang terlibat dalam proses eksplorasi.

3.4.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR (Critical Ratio) atau p (probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t

hitung lebih besar daripada t tabel berarti signifikan. 3.4.7. Pengujian Model dengan Two-Step Approach

Two-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel

data yang relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan [Hartline,1966], dan karena keakuratan reliabilitas indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step approach ini. Two-step approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model

pengukuran dan model struktural pada One Step Approach [Hair, et.al.,1998].

(68)

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap indikator tersebut distandarisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut [Hair, et.al, 1998].

b. Menetapkan error [] dan lambda [] terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0,95 kali  [Anderson dan Gerbing, 1998]. Perhitungan construct reliability [] telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar [] dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error [] dan lambda [] terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.

3.4.8. Evaluasi Model

Didalam SEM peneliti dapat melakukan 3 kegiatan secara serempak, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen, pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis jalur), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk perkiraan (setara dengan model struktural). Tahap yang ditempuh dalam pengolahan data dengan analisis ini adalah :

(69)

Pada path diagram ditunjukkan hubugan kausal antar variabel yaitu antara variabel endogen dan eksogen. Hubungan antara variabel ini dinayatkan dengan anak panah. Anak panah lurus dengan satu ujung menunjukkan hubungan kausal yang langsung antara satu variabel lainnya. Sedangkan garis lengkung dengan dua ujung menunjukkan korelasi antar variabel. 2. Evaluasi atas asumsi SEM

Evaluasi asumsi ditujukan untuk mengetahui kecukupan dipenuhinya asumsi-asumsi yang ada dalam pemodelan SEM. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi normalitas data, evaluasi atas univariate outliers dan evaluasi atas multicolonieritas dan singularity.

3. Evaluasi kriteria Goodness-of-fit model penelitian

[image:69.612.175.490.597.705.2]

Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian (fit) dan model yang dikembangkan terhadap data penelitian. Ini penting dilakukan karena SEM tidak digunakan untuk menciptakan suatu model tapi lebih kepada mengkonfirmasi model. Artinya tanpa landasan teoritis yang kuat atas hubungan variabel yang dimodelkan maka analisis SEM ini tidak dapat digunakan. Ukuran Goodness of fit yang digunakan serta nilai cut-off-nya dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 3.1. Goodness of Fit Index

Goodness-of-fit index Cut-off-value X2 – Chi Square Diharapkan kecil

Derajat bebas (DF) Positif

Signifikansi Probabilitas  0,05

(70)

AGFI  0,90

TLI  0,95

CFI  0,95

Sumber : Hair et.al, (1998) 4. Intrepretasi hasil

Pada tahap ini hasil atau ouput pengujian dievaluasi untuk menentukan penerimaan atau penolakan terhadap kesesuain model dan hipotesis yang diajukan.

3.4.9. Evaluasi Goodgness of Fit 1. X2- Chi Square Statistic

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood ratio chi-square statistic. Chi-square ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sample yang digunakan karena itu bila jumlah sample adalah cukup besar yaitu lebih dari 200 sampel maka statistic chi-square ini harus didampingi oleh alat uji kainnya. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai X2 semakin baik model itu. Dalam pengujian ini nilai X2 yang rendah yang mengahasilkan sebuah tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tak adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diestimasi.

2. RMSEA-The Root Mean Square Error of Appoximation

(71)

RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bil

Gambar

Tabel 1. Data Penjualan Pada PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM
Tabel 3.1. Goodness of Fit Index
Tabel  4.1 Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin
Tabel  4.3 Identitas Responden Menurut Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan evaluasi penawaran Paket Pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan Prajurit (Mendukung PON XX) DiKabupaten Merauke dengan Kode Lelang 3426041, maka bersama ini

Oleh sebab itu membuat penulisan ilmiah yang ruang lingkupnya tidak jauh dari internet, yaitu tentang website penyedia informasi busana kebaya. Penulisan ilmiah ini, ditujukan

Penulisan ilmiah ini berisi tentang pembuatan animasi bahasa Mandarin dengan menggunakan Macromedia Flash MX yang menampilkan animasi gambar yang disertai musik dan efek suara

risiko nyeri pinggang, seperti tidak memperhatikan berat beban maksimal yang boleh diangkat, frekuensi angkat maksimal dalam sehari kerja, mereka bekerja dengan

Sebagai, pemerintah tentunya memberikan inovasi baru lagi agar sarabba ini dapat dijadikan sebagai minuman yang tidak hanya dirasakan oleh masyarakat bugis Makassar saja, tapi

[r]

Namun pada kenyataannya, tidak semua perawat dapat melakukan strategi koping dalam rangka menghadapi sumber atau situasi stres, hal itu terdeteksi dari hasil wawancara yang

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II mempunyai langkah – langkah pembelajaran yang sama dengan siklus I, hanya saja kegiatan apersepsi tidak dilakukan dengan memberikan