• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN TOBACCO MANUFACTURERS DI BURSA EFEK INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN TOBACCO MANUFACTURERS DI BURSA EFEK INDONESIA."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan oleh:

MOCH. ISMAIL HIDAYAT 0513010302/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

RATIO DAN DEBT RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN TOBACCO MANUFACTURERS

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh :

MOCH. ISMAIL HIDAYAT

0513010302/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(3)
(4)

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY

RATIO DAN DEBT RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN TOBACCO MANUFACTURERS

DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang Diajukan

MOCH.ISMAIL HIDAYAT 0513010302/FE/EA

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh :

Pembimbing Utama

Drs. Ec. H. Muslimin, Msi Tanggal : 03 - 05- 2010

Mengetahui

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(5)

RATIO DAN DEBT RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN TOBACCO MANUFACTURERS

DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang Diajukan

MOCH.ISMAIL HIDAYAT 0513010302/FE/EA

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Drs. Ec. H. Muslimin, Msi Tanggal : 31 – 03 - 2010

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

(6)

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY

RATIO DAN DEBT RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN TOBACCO MANUFACTURERS

DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang Diajukan Oleh

MOCH.ISMAIL HIDAYAT 0513010302/FE/EA

Telah Disetujui Untuk Diseminarkan Oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. H. Muslimin, Msi Tanggal : 25 – 02 - 2010

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

(7)

Disusun Oleh : Moch. Ismail Hidayat

0513010302/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima Oleh tim penguji skripsi

Jurusan akuntansi fakultas ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada 21 Mei 2010

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Drs.Ec. H. Muslimin, Msi Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi

Sekretaris

Drs. Ec. Hero Priono, Msi Anggota

Drs.Ec. H. Muslimin, Msi

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(8)

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN TOBACCO MANUFACTURES DI BURSA EFEK INDONESIA.” dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk dapat

menyelesaikan program Sarjana Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi pada

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulisan menyadari

sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak DR. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu DR. Sri Trinaningsih, MSi, sebagai Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(9)

ii

5. Para dosen staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak dan Ibuku yang tercinta, serta buat saudara-saudara yang tersayang,

tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang

sebanyak-banyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi

dorongan semangat baik material maupun spiritual, serta memberikan

curahan kasih sayangnya skripsi ini selesai.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah

mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan,

memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang

mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan

sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu

pengetahuan.

Surabaya, Mei 2010

(10)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAK... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL ... 11

2.1. Penelitian Terdahulu ... 11

2.2. Kajian Teori ... 16

2.2.1. Pasar Modal ... 16

2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal ... 16

2.2.1.2. Fungsi Pasar Modal ... 18

2.2.1.3. Macam-macam Pasar Modal... 20

2.2.2. Saham ... 21

2.2.2.1. Pengertian Saham ... 21

2.2.2.2. Harga Saham ... 23

2.2.2.3. Pendekatan Nilai Saham ... 24

2.2.2.4. Faktor-faktor Yang mempengaruhi harga saham ………... 26

2.2.3. Analisis Rasio ... 27

2.2.3.1. Pengertian Analisis Rasio………. ... 27

2.2.3.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan ……….. 27

2.2.4. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Harga Saham ... 28

(11)

2.2.5. Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Harga Saham ... 31

2.2.5.1 Return On Assets (ROA) Terhadap Harga Saham ... 31

2.2.5.2 Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham ... 32

2.2.5.3 Debt Ratio (DR) Terhadap Harga Saham ... 33

2.2.6. Pengaruh ROA, DER, dan DR Terhadap Harga Saham ... 34

2.3. Kerangka Pikir ... 35

2.4. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37

3.1.1. Definisi Operasional ... 37

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 39

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 40

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.3.1. Jenis Data ... 41

3.3.2. Sumber Data ... 41

3.3.3. Pengumpulan Data ... 41

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 42

3.4.1. Uji Asumsi Klasik ... 42

3.4.2. Uji Hipotesis ... 45

3.4.3. Teknik Analisis ... 47

(12)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 48

4.1.1. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia ... 48

4.1.2. Gambaran Umum Perusahaan Yang Menjadi Obyek Penelitian ... 49

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 51

4.2.1. ReturnOn Assets (X1) ... 51

4.2.2. Debt to Equity Ratio (X2) ... 52

4.2.3. Debt Ratio (X3) ... 53

4.2.4. Harga Saham (Y) ... 54

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 56

4.3.1. Uji Asumsi Klasik ... 56

4.3.1.1 Uji Asumsi Klasik Sebelum Perbaikan Multikolinieritas... 60

4.3.1.2 Uji Asumsi Klasik Setelah Perbaikan Data ... 62

4.3.2. Uji Hipotesis ... 64

4.3.3. Teknik Analisis ... 67

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

4.5. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ... 69

4.6. Keterbatasan Penelitian ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 72

5.1. Kesimpulan ... 72

5.2. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

.

(14)

vii

Tabel 1.1 Harga Saham ... 7

Tabel 1.2 Rasio Keuangan ... 7

Tabel 3.1 Tabel Kriteria Durbin Watson... 43

Tabel 4.1 Data Return On Assets tahun 2005-2008 ... 51

Tabel 4.2 Data Debt to Equity Ratio tahun 2005-2008 ... 52

Tabel 4.3 Data Debt Ratio tahun 2005-2008... 53

Tabel 4.4 Harga Saham tahun 2005-2008... 55

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ... 56

Tabel 4.6 Model Summaryb... 57

Tabel 4.7 Nilai VIF (Variance Inflation Factor)... 58

Tabel 4.8 Hasil Korelasi RankSpearman... 59

Tabel 4.9 Hasil Uji F sebelum Perbaikan Multikolinieritas ... 61

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Setelah Perbaikan Data ... 62

Tabel 4.11 Model Summaryb Setelah Perbaikan Data ... 62

Tabel 4.12 Nilai VIF Setelah Perbaikan Data ... 63

Tabel 4.13 Hasil Korelasi RankSpearman Setelah Perbaikan Data ... 64

Tabel 4.14 Hasil Uji F Setelah Perbaikan Data ... 64

Tabel 4.15 Hasil Uji t Setelah Perbaikan Data... 66

Tabel 4.16 Model Regresi ... 67

(15)

Oleh :

MOCH ISMAIL HIDAYAT

Abstrak

Bursa efek atau pasar modal mempunyai peranan penting baik bagi badan usaha, investor maupun pemerintah. Dalam pasar modal, investor memainkan peranan sentralnya yaitu dengan membeli dan menjual saham atau surat-surat berharga lainnya melalui perusahaan-perusahaan efek yang terdaftar resmi di bursa. Sebelum menginvestasikan dananya investor perlu melakukan analisis terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dalam hal ini penilaian kinerja perusahaan dapat diukur dengan rasio keuangan yaitu meliputi : Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Debt Ratio (DR).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 perusahaan Tobacco Manufacturers yang go public dan terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia tahun 2005 – 2008, sedangkan jenis data yang digunakan adalah data sekunder menggunakan teknik analisis regresi linear berganda untuk tiga predictor, akan tetapi agar diperoleh hasil penelitian yang baik, maka dilakukan trimming (membuang) variabel Debt Ratio, karena memiliki nilai VIF paling besar.

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data, dapat diketahui Return On Assets dan Debt to Equity Ratio secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham. Pernyataan ini didasarkan pada hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F yang menghasilkan nilai signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu 0,111. Dari hasil uji t secara parsial diketahui bahwa Return On Assets dan Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham. Return On Assets dengan sig 0,056 > nilai α (0,05), Debt To Equity Ratio dengan nilai sig. 0,111 > nilai α (0,05), maka variabel Debt To Equity Ratio tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Harga Saham.

Keyword : ReturnOn Assets, DebttoEquity Ratio, Debt Ratio dan Harga Saham.

(16)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi sekarang ini, bisnis di Indonesia mengalami

persaingan yang ketat dan berupaya untuk menjadi perusahaan yang

terbaik dari perusahaan yang lain, hal tersebut mempengaruhi pola

perdagangan negara menjadi semakin terbuka, dalam dunia usaha yang

terlibat antara lain manajemen, pemegang saham, pemerintah, kreditur,

dan yang harus berfikir secara global.

Faktor yang menentukan keberhasilan proses pelaksanaan

pembangunan yang sesuai dengan pola perdagangan global adalah

faktor dana untuk investasi baik dari pemerintah (berasal dari

penanaman modal dalam negeri) atau dari pihak swasta (berasal dari

modal asing), untuk membiayai pembiayaan dari semua sektor

diperlukan investasi yang cukup besar, diantaranya dengan menggali

dana dari masyarakat yang salah satu sasarannya adalah mengaktifkan

kegiatan pasar modal.

Investasi mempunyai peranan penting dalam perekonomian.

Negara yang sedang membangun membutuhkan dana yang besar untuk

investasi, sehingga pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada modal

yang tersedia, banyak cara melakukan investasi, salah satunya melalui

(17)

akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi aktif

masyarakat di dalam pengerahan dana guna menunjang pembiayaan

selain dari pinjaman luar negeri dan perbankan.

Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat

dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur modal perusahaan

(menghindarkan perusahaan dari debt to equity ratio yang tinggi) dan

meningkatkan nilai perusahaan yang go public, bagi emiten, pasar

modal merupakan lahan untuk mendapatkan uang yang digunakan untuk

modal investasi, sementara bagi investor, pasar modal merupakan

jembatan yang menghubungkan antara penyedia dana yang disebut

investor dengan pengelola dana yang disebut emiten (Ardianto, 2007:

405).

Saham sebagai salah satu alternatif media investasi pada pasar

modal memiliki tingkat risiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan

tabungan atau deposito yang saat ini dijamin pemerintah. Namun,

saham juga memiliki potensi tingkat keuntungan yang lebih besar. Hal

ini disebabkan pendapatan yang tidak pasti, dimana pendapatan saham

yang diterima terdiri dari dividen (bagian laba yang dibagikan) dan

capital gain (kenaikan harga saham). Stockholders mengharapkan

pendapatan saham tersebut haruslah lebih besar atau sama dengan

pendapatan yang diharapkan (expected return) dan tingkat risiko (risk),

dalam penanaman modal akan menghitung capital gain dan capital

(18)

Seorang investor yang rasional dalam mengambil keputusan

investasi saham didahului dengan proses analisis laporan keuangan

perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya melalui pasar modal.

Analisis terhadap laporan keuangan tersebut akan menggambarkan

kinerja perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Laporan

keuangan yang dikeluarkan oleh emiten merupakan salah satu pedoman

yang penting bagi investor untuk melihat kondisi emiten tersebut. Oleh

karena itu, perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia, yang juga berarti telah menjual saham-sahamnya kepada

publik, wajib mengumumkan laporan keuangannya secara periodik

(Ardianto, 2007: 406)

Sebelum menginvestasikan dananya, investor perlu melakukan

analisis terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan, karena itu investor harus selalu waspada terhadap berbagai

kemungkinan yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar modal

yang dapat mengurangi keuntungan investor, pada kondisi ini peranan

laporan keuangan sangat penting bagi investor.

Berdasarkan laporan keuangan tersebut, maka dapat diketahui

kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan aktivitas usahanya

secara efisien dan efektif (dalam hal ini penggunaan modal) serta untuk

mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan

perusahaan tersebut untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan

(19)

dalam menganalisis laporan keuangan yang dapat digunakan sebagian

dari faktor-faktor fundamental yang diperkirakan akan mempengaruhi

harga saham.

Analisis harga saham merupakan hal yang sangat mendasar yang

harus dilakukan oleh pemodal saham sebelum melakukan investasi pada

suatu saham., tanpa dianalisis yang akurat dan rasional, kemungkinan

pemodal akan memperoleh kerugian yang besar, dalam analisis terhadap

harga saham yang sebenarnya merupakan suatu perkembangan dari

analisis keuangan, dengan tujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang

keberadaan atau perkembangan perusahaan tersebut.

Harga saham dapat dikatakan sebagai indikator keberhasilan

pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar ditujukan dengan

terjadinya transaksi perdagangan saham perusahaan di pasar modal.

Transaksi yang terjadi didasarkan pada hasil pengamatan para investor

terhadap prestasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, maka

semakin banyak permintaan akan saham yang selanjutnya meningkatkan

harga saham.

Penilaian harga saham umumnya terdapat dua pendekatan, yaitu

fundamental approach (pendekatan fundamental) dan technical approach

(pendekatan teknikal) (Francis, 1998 dalam Ardianto, 2007: 407).

Analisis fundamental atau analisis perusahaan adalah analisis untuk

menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan

(20)

Menurut Husnan (2005), analisis fundamental memperkirakan harga

saham di masa yang akan datang dengan cara: (a) mengestimasi nilai

faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa

yang akan datang; (b) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut

sehingga analisis diperoleh taksiran harga saham. Analisis teknikal

merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan

mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan

penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara keseluruhan

(Sunariyah, 2004 dalam Ardiyanto 2007: 408). Analisis teknikal

mempelajari saham dan bursa berdasarkan pada penawaran dan

permintaan. Secara sederhana dapat diartikan analisis teknikal

mempelajari harga dengan menggunakan grafik sebagai alat utama.

Analisis keuangan sering menggunakan kedua teknik tersebut untuk

mengestimasi harga saham, dan yang sering digunakan adalah

pendekatan fundamental (fundamental approach).

Kaitannya dengan analisis laporan keuangan, investor harus

memperhitungkan seberapa besar profit atau laba yang diperoleh

perusahaan serta seberapa pinjaman atau hutang yang dimiliki

perusahaan, untuk mengetahui seberapa besar penghasilan atas jumlah

keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan diukur dengan

(21)

Untuk mengetahui financial leverage dari suatu perusahaan diukur

dengan analisis DER (Debt Equity Ratio) yaitu untuk mengukur

seberapa besar pinjaman jangka panjang perusahaan atas modal yang

diinvestasikan, dan analisis DR (Debt Ratio) yaitu untuk mengukur

seberapa besar pinjaman yang dimiliki perusahaan atas jumlah

keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Selain

melakukan analisis, investor juga harus memperhatikan tingkat risiko

yang dihadapi dari investasi, yang akan dilakukan karena apabila

investor melakukan kesalahan dalam analisis dan tidak memperhatikan

risiko yang akan dihadapi maka keuntungan yang akan diharapkan dari

investasi yang dilakukan akan mengalami kerugian.

Penilaian saham secara akurat bisa meminimalkan risiko sekaligus

membantu investor mendapatkan keuntungan wajar mengingat investasi

saham di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko

tinggi meskipun menjanjikan keuntungan relatif besar. Teknik yang

benar dalam analisis akan mengurangi risiko bagi investor dalam

berinvestasi. Tujuan investor melakukan analisis terhadap saham-saham

adalah untuk mendapatkan keuntungan (rate of return) yang maksimal

dan untuk meminimalkan risiko (risk).

Berdasarkan tabel 1 di bawah ini menunjukkan fluktuasi harga

saham rata-rata, serta tabel 2 mengenai fluktuasi ROA (Return On

Assets), DER (Debt to Equity Ratio) dan DR (Debt Ratio) yang

(22)

Tabel 1.1 : Harga Saham Rata-rata

Harga Saham Rata-rata Perusahaan Sampel Periode 2005 - 2008

(Dalam Rupiah)

No Nama Perusahaan 2005 2006 2007 2008

1 PT BAT Indonesia Tbk. 7,725 5,637 4,925 4,875

2 PT Bentoel International Investama Tbk. (Formerly PT Transindo Multi

Prima Tbk) 129 207 384 547

3 PT Gudang Garam Tbk. 12,825 10,137 9,912 6,062

4 PT HM Sampoerna Tbk. 9,087 8,475 13,762 10,575

Rata-rata 7,441 6,114 7,223 5,515

Persentase kenaikan (penurunan) -21.7% 15.35% -30.97%

Sumber: ICMD dan IDX yang diolah

Tabel 1.2 : Rasio keuangan

Tahun/rasio 2005 2006 2007 2008

ROA 9.2925 7.145 7.5925 5.2275

DER 88.285 89.3125 103.515 106.14

DR 44.625 46.3975 49.9425 49.88

Sumber: ICMD dan IDX yang diolah

Banyak masyarakat menginvestasikan modalnya di industri rokok

dikarenakan tingkat konsumtif masyarakat Indonesia terhadap rokok sangat

tinggi, selain itu investasi pada perusahaan rokok pada umumnya bersifat

jangka panjang dan akan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan dan penurunan harga saham rata-rata perusahaan sampel dari

(23)

rata-rata perusahaan sampel sebesar Rp 7.441, tahun 2006 sebesar Rp 6.114, atau

terjadi penurunan sebesar 21,7 %. pada tahun 2007 rata-rata harga saham

terjadi peningkatan sebesar Rp 7.223 atau terjadi peningkatan sebesar 15,35%.

Sedangkan pada tahun 2008 rata-rata harga saham terjadi penurunan sebesar Rp

5.515 atau terjadi penurunan sebesar 30,97%. Pada tahun 2006 rata-rata ROA

adalah 7,145% sedangkan rata-rata ROA pada tahun 2007 adalah 7,5925%

atau terjadi peningkatan sebesar 5,89%.

Peningkatan ROA tersebut menjadi daya tarik bagi investor untuk

menanamkan modalnya dan peningkatan tersebut mempengaruhi naiknya

harga saham antara tahun 2006 ke tahun 2007. sedangkan pada tahun 2007

ke 2008 terjadi penurunan harga saham rata-rata dikarenakan meningkatnya

rata-rata DER menjadi 2,47 %.

Uraian diatas bagi perusahaan yang go public harus memperhatikan

beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham misalnya Return on assets

yang mencerminkan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bersama

dengan aset yang ada, Debt to Equity Ratio untuk mengetahui proporsi

hutang terhadap modal perusahaan, Debt Ratio untuk mengukur jumlah

aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang yang berasal dari kreditur.

Penelitian ini lebih menitikberatkan pada faktor fundamental sebagai variabel

yang berpengaruh terhadap harga saham, karena bagi pemegang saham,

faktor fundamental memberikan gambaran yang jelas terhadap kinerja

manajemen dalam mengelola perusahaan. Sehingga dapat dikatakan faktor

(24)

Dipilihnya perusahaan Tobacco Manufacturers dikarenakan selain faktor

sosial tentang larangan merokok, apakah analisis rasio juga dapat

mempengaruhi fluktuasi harga saham perusahaan rokok dimana perusahaan

rokok merupakan devisa bagi negara, selain itu tingkat konsumtif masyarakat

Indonesia baik dari kalangan atas, menengah, bawah terhadap rokok cukup

tinggi, sehingga perusahaan tersebut dapat menjadi alternatif investasi

penanaman modal di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian

ini menetapkan untuk mengambil judul: “Analisis Pengaruh Return On

Assets, Debt to Equity Ratio dan Debt Ratio Terhadap Harga Saham

Pada Perusahaan Tobacco Manufacturers di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat

diambil perumusan masalah sebagai berikut: Apakah Return On

Assets, Debt to Equity Ratio, dan Debt Ratio mempunyai pengaruh

terhadap harga saham ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah

terdapat pengaruh Return On Assets, Debt to Equity Ratio, dan Debt

(25)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat

mengambil manfaat antara lain:

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan yang luas dalam

lingkungan perusahaan dan dapat menerapkan teori-teori yang telah

diperoleh di kuliah.

2. Bagi Praktisi

Sebagai bahan pertimbangan kebijakan dalam mengendalikan harga saham dan memberikan informasi yang dapat dijadikan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi di pasar modal.

3. Bagi Akademis

Menambah wawasan Ilmu pengetahuan dengan hasil yang

ditemukan selama penelitian dan sebagai perbandingan bagi pembaca yang

akan melakukan penelitian pada topik yang sama di masa yang akan

(26)

11

KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL

2.1 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian sebelumnya, penelitian yang pernah dilakukan mengenai faktor-faktor fundamental ini antara lain:

1. Njo Anastasia, dkk. (2003) a. Judul

Analisis Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti Di Bursa Efek Indonesia.

b. Rumusan masalah

1) Apakah Faktor fundamental (Return On Assets, Return On Equity, Book Value, Payout Ratio, Debt Equity Ratio, Required

Rate Of Return) dan risiko sistematik (beta) berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga saham perusahaan properti?

2) Manakah Faktor fundamental (Return On Assets, Return On Equity, Book Value, Payout Ratio, Debt Equity Ratio, Required

(27)

c. Hipotesis

1) Diduga bahwa Return On Assets, Return On Equity, Book Value, Payout Ratio, Debt Equity Ratio, Required Rate Of Return dan risiko sistematik (beta) berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga saham perusahaan properti.

2) Diduga bahwa Return On Assets, Return On Equity, Book Value, Payout Ratio, Debt Equity Ratio, Required Rate Of Return dan risiko sistematik (beta) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan properti.

d. Kesimpulan

1) Secara Empiris terbukti bahwa faktor fundamental (Return On Assets, Return On Equity, Book Value, Payout Ratio, Debt

Equity Ratio, Required Rate Of Return) dan risiko sistematik (beta) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan properti secara bersama-sama

2) Secara empiris terbukti bahwa hanya variabel book value yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan properti secara parsial.

2. Yusaq Tomo Ardianto (2007) a. Judul

(28)

b. Rumusan Masalah

1) Apakah Variabel profitabilitas dan leverage (Return On Equity, Return On Assets, Debt to Equity Ratio, dan Debt Ratio) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan Food and Beverage yang listed di BEJ? 2) Apakah Variabel Profitabilitas dan Leverage ((Return On

Equity, Return On Assets, Debt to Equity Ratio, dan Debt Ratio) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan Food and Beverage yang listed di BEJ?

c. Hipotesis

1) Diduga bahwa Return On Equity, Return On Assets, Debt Equity Ratio, dan Debt Ratio secara parsial mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Jakarta.

2) Diduga bahwa Return On Equity, Return On Assets, Debt Equity Ratio, dan Debt Ratio secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Jakarta

(29)

d. Kesimpulan

1) Dari Hasil uji F menunjukkan bahwa Return On Equity, Return On Assets, Debt to Equity Ratio, dan Debt Ratio

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan Food and Beverages secara bersama-sama.

2) Dari hasil uji t menunjukkan bahwa Return On Equity, Return On Assets, Debt to Equity Ratio, dan Debt Ratio mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan

Food and Beverage secara parsial 3. Zaky Taptazani (2008)

a. Judul

Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif yang go public di Bursa Efek Indonesia.

b. Rumusan Masalah

1) Apakah Return On Assets, Book Value Per Share, Debt Equity Ratio, dan Risiko sistematik berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang go public di Bursa Efek Indonesia?

(30)

c. Hipotesis

1) Diduga bahwa Return On Assets, Book Value Per Share, Debt Equity Ratio, dan Risiko Sistematik berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang go public di Bursa Efek Indonesia.

2) Diduga bahwa Book Value Per Share berpengaruh dominan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang go public di Bursa Efek Indonesia.

d. Kesimpulan

1) Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel Return On Assets, Book Value Per Share, Debt Equity Ratio, dan Risiko

Sistematik secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang go public di Bursa Efek

2) Nilai koefisien beta tertinggi adalah koefisien beta pada variabel Book Value Per Share menunjukkan bahwa variabel ini yang lebih dominan pengaruhnya terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang go public di Bursa Efek Indonesia.

Persamaan Penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah: 1. Topik yang diteliti yaitu harga saham.

(31)

digunakan sebagai MODEL l prediksi terhadap satu variabel dependen dengan dua atau beberapa variabel independen.

3. Ada beberapa variabel yang sama dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Return On Assets dan Debt Equity Ratio. .

Sedangkan untuk perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah:

1. Periode penelitian, penelitian ini menggunakan periode 2005 - 2008.

2. Subyek penelitian ini menggunakan perusahaan tobacco manufactures, sedangkan untuk penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan properti, Food and Beverages dan otomotif

2.2 Kajian Teori

Pasar Modal

Pengertian Pasar Modal

Pasar modal (capital market) bisa didefinisikan merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 6-7)

(32)

disamping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang optimal.

Transaksi investasi atau jual beli surat berharga di pasar modal dapat berbentuk (Sunariyah, 2004: 5) :

1. Utang berjangka (jangka pendek/panjang). Utang berjangka (jangka pendek/panjang) merupakan salah satu bentuk pendanaan dalam suatu entitas (badan usaha) yang dilakukan dengan menerbitkan surat berharga dan dijual kepada para pemilik dana ataupun para pemodal. Dalam rangka pendanaan utang jangka panjang dikenal dua macam surat berharga, yaitu:

a. Surat obligasi, merupakan surat pengakuan utang oleh suatu entitas (biasanya berbentuk badan usaha perseroan terbatas) dengan disertai janji memberikan imbalan bunga dengan rate

tertentu.

b. Sekuritas lainnya, terdiri dari berbagai jenis sekuritas yang biasanya disebut sekuritas kredit, misalnya: right, waran, opsi dan future.

(33)

Fungsi Pasar Modal

Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara yang lain. Hampir semua negara di dunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal.

Menurut Sunariyah (2004: 8-10), peranan pasar modal dalam suatu perekonomian negara adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Tabungan (Savings Function)

(34)

2. Fungsi Kekayaan (Wealth Function)

Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan itu tidak mengalami depresiasi (penyusutan) seperti aktiva lain. Surat berharga mewakili kekuatan beli (purchasing power) pada masa yang akan datang.

3. Fungsi Likuiditas (Liquidity Function)

Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dengan biaya relatif murah dan lebih cepat. Dengan kata lain, pasar modal adalah ready market untuk melayani pemenuhan likuiditas para pemegang surat berharga.

4. Fungsi Pinjaman (Credit Function)

(35)

Macam-macam Pasar Modal

Penjualan saham oleh perusahaan yang go public kepada masyarakat bisa dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis pasar dan sekuritas yang akan di jual. Jenis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam, yaitu (Sunariyah, 2004:12 - 14) :

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut di catatkan di bursa. 2. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Pasar sekunder di definisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder dimana saham dan sekuritas lain diperjualbelikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder di tentukan permintaan dan penawaran antara pembelian dan penjualan.

3. Pasar Ketiga (Third Market)

(36)

sistem perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal. Jadi, dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading

(lantai bursa).

4. Pasar Keempat (Fourth Market)

Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari suatu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan biasanya di lakukan dalam jumlah besar (block sale).

2.2.2. Saham

2.2.2.1. Pengertian Saham

Menurut Sunariyah (2003 : 30), saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas (PT) atau yang bisa disebut emiten. Saham sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji dan Fakhruddin, 2001 : 5).

(37)

a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam Hak Tagih atau Klaim, maka saham terbagi atas :

1. Saham Biasa (Common Stock),yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior dalam pembagian deviden, dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut di likuidasi.

2. Saham Preferen (Preferrend Stock), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (setiap bunga obligasi), tetapi juga tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.

b. Ditinjau dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas :

1. Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.

2. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

c. Ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan atas :

(38)

2. Income stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

3. Growth stocks (well known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stocks (lesser known), yaitu saham dari emiten tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growth stocks. 4. Speculative stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa

secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

5. Counter Cylical stocks, yaitu saham yang tidak berpengaruh oleh kondisi makro maupun situasi bisnis secara umum.

2.2.2.2. Harga Saham

(39)

1. Harga nominal atau nilai pari

Nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Besarnya harga nominal ini tergantung dari keinginan emiten.

2. Harga Perdana

Harga ini merupakan harga sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa efek, atau merupakan harga jual dari penjamin emisi kepada investor. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten dan penjamin emisi (underwriter).

3. Harga Pasar

Harga jual investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.

4. Harga Pembukaan

Harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam bursa dibuka. Harga pembukaan dimungkinkan akan menjadi harga pasar. 5. Harga penutupan

Harga penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir hari bursa. Harga penutupan dimungkinkan akan menjadi harga pasar.

2.2.2.3. Pendekatan Penilaian Harga Saham

(40)

harga pasar saat ini (current market price) saham tersebut. Nilai intrinsik (NI) menunjukkan present value kas yang diharapkan dari saham tersebut.

Pedoman dipergunakan untuk menilai harga saham (Husnan, 1998 : 288):

1. Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalue (harganya terlalu rendah) dan karenanya harus dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.

2. Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu tinggi) dan karenanya harus dijual.

3. Apabila nilai intrinsik = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan. Menurut Francis (1988 : 63) mengemukakan dua pendekatan dalam penelitian sekuritas yaitu “The Fundamental Approach And The Technical Approach”. Analisis yang mempergunakan teknik analisis fundamental percaya bahwa harga saham menggambarkan nilai intrinsik dan saham. Nilai intrinsik yang dimaksud disini adalah cara penentuan nilai saham berdasarkan kemampuan (performance) masa depan perusahaan. Nilai intrinsik kadang-kadang disebut juga sebagai “Present value atau Economic Value Estimates”.

Pendekatan lain yang sering juga digunakan dalam menilai saham adalah

(41)

lebih menekankan pada perilaku harga saham, volume perdagangan serta capital gain, disisi lain, nilai saham ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran akan semua saham aliran ini juga mengabaikan nilai intrinsik saham.

2.2.2.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Usman (1990 : 167), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, antara lain :

1) Faktor Fundamental

Faktor fundamental adalah faktor yang menggambarkan keadaan suatu perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan tersebut, antara lain : kemampuan manajemen perusahaan, prospek perusahaan, prospek pemasaran, perkembangan teknologi, kemampuan menghasilkan keuntungan, manfaat terhadap perekonomian nasional, kebijakan pemerintah, hak-hak investor. 2) Faktor Teknis

Faktor teknis adalah faktor yang menggambarkan pasaran suatu efek baik secara individu maupun kelompok, antara lain : perkembangan kurs, keadaan pasar, volume dan frekuensi transaksi, kekuatan pasar. 3) Faktor-faktor Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Politik

(42)

2.2.3. Analisis Rasio

2.2.3.1. Pengertian Analisis Rasio

Menurut Sartono (2001 : 113), analisis rasio keuangan ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu. Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri sehingga dapat diketahui bagaimana posisi perusahaan dalam industri.

2.2.3.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Tujuan tiap penganalisa pada umumnya adalah untuk mengetahui tingkat rentabilitas, solvabilitas dan likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan. Sartono (2001:114-125), mengklasifikasikan rasio dalam empat jenis kelompok :

a. Rasio Likuiditas

Rasio yang menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, dan persediaan.

b. Rasio Aktifitas

(43)

membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri.

c. Rasio Leverage

Rasio yang menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi.

d. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

2.2.4. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Harga Saham

2.2.4.1. ReturnOn Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas kegiatan operasional manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Menurut Sutrisno (2003 : 254)

Return on assets juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis, merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Return On Assets (ROA) dihitung dengan menggunakan rumus (Sartono, 2000 : 131) :

Return On Assets (ROA) = ( )x100%

Assets Total

EAT pajak setelah Laba

(44)

membiayai investasinya dari dana yang berasal dari sumber internal yang tersedia dalam laba ditahan. Weston dan Brigham (1994 : 175) mengemukakan bahwa perusahaan yang tingkat pengembalian investasinya tinggi relatif menggunakan hutang yang lebih kecil, karena perusahaan mampu menggunakan persediaan dana yang cukup melalui laba ditahan.

2.2.4.2. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio (DER) merupakan salah satu rasio leverage. Menurut Weston dan Copeland (1995 : 227), rasio-rasio leverage yang mengukur perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari kreditor perusahaan.

Menurut Weston dan Copeland (1995 : 228), perusahaan dengan rasio leverage yang rendah memiliki risiko kerugian yang lebih kecil jika kondisi ekonomi sedang menurun, tetapi juga memiliki hasil pengembalian yang lebih rendah jika kondisi ekonomi membaik. Sebaliknya, perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki risiko rugi yang besar, tetapi juga memiliki kesempatan memperoleh laba yang tinggi, prospek hasil pengembalian yang lebih tinggi terhadap peningkatan risiko.

(45)

besarnya jumlah hutang dibandingkan dengan modal sendiri, berarti risiko bagi para investor semakin tinggi.

Rasio ini merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki oleh perusahaan dengan modal sendiri, dengan rumus sebagai berikut :

DER =

2.2.4.3. DebtRatio (DR) atau Leverage Ratio

Menurut Lukviarman (2006 : 30), rasio leverage merupakan rasio

yang digunakan untuk menilai (1) cara perusahaan dalam membiayai

sejumlah aktiva yang dimilikinya dan (2) kemampuan perusahaan dan

membayar beban tetap disebabkan pemakaian sumber pembiayaan yang

berasal dari modal pemilik (seperti : bunga obligasi dan bunga pinjaman).

Debt Ratio merupakan ukuran seberapa besar aktiva yang dimiliki

oleh perusahaan dibelanjai dengan hutang (pinjaman).

DR =

perusahaan, sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang

(46)

proporsi modal sendiri yang digunakan lebih rendah untuk membiayai

aktiva yang dimiliki perusahaan.

2.2.5. Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Harga Saham

2.2.5.1. Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Harga Saham

Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profabilitas

yang dapat digunakan untuk mengukur efektifitas kegiatan operasional

manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan bagi investor. Selain itu Return On Assets

(ROA) ini juga merupakan indikator keberhasilan manajemen dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya. Teori Path Goal yang menyatakan

bahwa “Goal theory indicated that an individual behavior is regulated by

his or her conscious idea intention” (Luthans, 1995), yang artinya

bahwa penilaian kinerja ini dapat memberikan umpan balik bagi

manajemen bahwa dan manajemen menengah tentang bagaimana

manajemen puncak menilai kinerja mereka dalam mendayagunakan

seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi investor,

sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar Return On Assets

menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik.

(47)

2.2.5.2. Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan suatu rasio yang dapat

digunakan untuk mengukur penggunaan utang terhadap total

shareholder’s equity yang dimiliki oleh perusahaan. Atau dengan kata

lain, DER adalah perbandingan antara jumlah pinjaman dan jumlah

ekuitas dari sebuah perusahaan.

Menurut Arifin (2005 : 12) dalam teori signaling memprediksi

bahwa investor dapat membedakan secara rasional antara perusahaan

yang buruk dan perusahaan yang bagus. Hal ini dapat dilihat dari

keputusan manajer yang dapat dijadikan sinyal dalam menentukan

keputusan untuk mengambil dana dari eksternal (hutang). Suatu

perusahaan berani mengambil dana eksternal untuk membiayai proyek

merupakan sinyal bahwa proyek tersebut memiliki nilai intrinsik yang

tinggi. Penambahan hutang baru juga dapat menjadi sinyal karena hanya

perusahaan yang prospek pendapatannya relatif stabil yang berani

menambah hutang.

Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2006 : 40), semakin

tinggi DER memberikan sinyal kepada investor bahwa perusahaan

tersebut menanggung risiko kerugian yang tinggi pada saat perekonomian

sedang kurang baik. Tetapi, perusahaan dengan nilai DER yang tinggi

akan memberikan tingkat pengembalian yang tinggi pada saat

perekonomian sedang membaik. Tingginya nilai DER akan

(48)

akan mengharapkan pengembalian yang tinggi. Sedangkan rendahnya

nilai DER akan mempengaruhi minat investor terhadap saham tertentu,

karena investor tentunya menginginkan tingkat pengembalian yang

tinggi.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa naiknya DER akan berdampak

langsung pada kenaikan harga saham perusahaan tersebut, dan turunnya

nilai DER juga akan berdampak langsung pada penurunan harga saham

perusahaan tersebut, sehingga dapat dikatakan DER mempunyai

pengaruh positif pada harga saham.

2.2.5.3. Pengaruh Debt Ratio (DR) Terhadap Harga Saham

Rasio ini digunakan untuk mengetahui cara atau dari mana

perusahaan memperoleh sumber pembiayaan untuk membiayai aktiva

yang dimiliki. Rasio ini diperoleh dengan mengandalkan data-data

keuangan yang diperoleh dari neraca (Lukviarman, 2006 : 27).

Debt Ratio merupakan ukuran seberapa besar aktiva yang dimiliki

oleh perusahaan dibelanjai dengan hutang (pinjaman). Hutang menjadi

salah satu variabel pengamatan dari investor yang hendak menanamkan

modalnya pada saham yang dijual oleh emiten dan yang disukai kreditor

adalah rasio hutang yang rendah. Sesuai konsep risk and return, investor

menanggung risiko sesuai dengan return yang diharapkan. Pada sisi lain,

(49)

memperbesar pendapatan, karena menjual saham baru berarti

mengangkat sejumlah aktivitas operasional.

2.2.6. Pengaruh Return On Assets Debt To Equity Ratio, dan Debt Ratio

Terhadap Harga Saham

Kinerja perusahaan tentunya juga berpengaruh pada daya tarik

saham yang ditawarkan di Bursa Efek, semakin tinggi nilai ROA,

semakin efektif perusahaan menggunakan atau memanfaatkan aktiva

yang dimilikinya di dalam keuntungan setelah pajak, demikian pula

sebaiknya (Lukviarman, 2006 : 35). DER dan DR juga mempengaruhi

harga saham karena investor menilai dari segi penggunaan hutang,

dengan menggunakan utang maka apabila perusahaan mendapatkan

keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka perusahaan

keuntungannya meningkat dan dengan penggunaan utang maka pemilik

memperoleh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan, maka

harga saham juga akan meningkat jika perusahaan bisa menggunakan

hutang tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi sehingga

investor akan tertarik untuk menanamkan investasinya pada perusahaan

tersebut (Sartono, 2001 : 121), dari keterangan di atas, maka ROA, DER

(50)

2.3 Kerangka Pikir

Penelitian yang dilakukan ini pada dasarnya merupakan

pengembangan terhadap penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti

terdahulu dan perkembangan dari teori-teori dengan mengikuti

premis-premis sebagai berikut:

a. Premis 1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara empiris terbukti bahwa

faktor fundamental Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham perusahaan properti secara bersama-sama.

(Njo, 2003).

b. Premis 2

Return On Equity, Return On Assets, Debt to Equity Ratio dan Debt

ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham

perusahaan Food and Beverages secara bersama-sama. (Yusaq Tomo

Ardianto, 2007).

c. Premis 3

Return On Assets, Book Value Per Share, Debt Equity Ratio dan

Risiko sistematik secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan otomotif. (Zaky Taptazani, 2008).

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti

terdahulu dan dari teori yang ada, maka dapat disusun kerangka pikir

(51)

Gambar 2.1 . Kerangka Pikir

2.4 Hipotesis

Berdasarkan pada penjelasan yang ada di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

Diduga bahwa Return On Assets, Debt to Equity Ratio, dan Debt Ratio

mempengaruhi harga saham pada perusahaan Tobacco Manufacturers di

Bursa Efek Indonesia. Return On Assets

(X1)

Debt to Equity Ratio (X2)

Debt Ratio (X3)

Harga Saham (Y)

(52)

37

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang

pernyataan pengoperasian atau pendefinisian konsep-konsep penelitian

menjadi variabel - variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan

pengukuran variabelnya (Anonim, 2009:4-10).

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Harga Saham (Y)

2. Return On Assets (X1)

3. Debt to Equity Ratio (X2)

4. Debt Ratio (X3)

3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Nazir (1999: 152) adalah suatu

definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara

memberikan arti atau menspesifisikan kegiatan ataupun memberikan suatu

operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel

(53)

1. Variabel Bebas

a. Return On Assets (X1)

Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur efektivitas kegiatan operasional

manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan

untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dan merupakan

indikator keberhasilan manajemen dalam menghasilkan

kegiatan operasionalnya (Sartono 2000 : 13).

ROA adalah laba setelah pajak (EAT) dibagi dengan

total assets. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala

rasio dan satuan pengukurannya adalah % persen.

ROA = ( ) x 100%

Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah

pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh para kreditur

dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik

perusahaan. Hal ini biasanya digunakan untuk mengukur

Financial Leverage dari suatu perusahaan. Skala

pengukurannya rasio yang ditunjukkan dengan % (persen).

(54)

c. Debt Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur jumlah aktiva

yang dibiayai oleh hutang yang berasal dari kreditur atau juga

biasa disebut dengan Leverage Ratio. Skala pengukurannya

rasio yang ditunjukkan dengan % (persen)

DR = x100%

Asset Total

s Liabilitie Total

(Lukviarman, 2006 : 27)

2. Variabel terikat, berupa Harga Saham (Y)

Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli

saham. Harga saham yang digunakan dalam penelitian itu adalah

rata-rata harga saham penutupan (Closing Prince) 4 tahun yaitu tahun 2005

sampai dengan tahun 2008. data mengenai harga saham di ambil dari

Indonesia Capital Market Directory dan www.idx.co.id yang ada di

BEI. Skala pengukurannya menggunakan rasio dengan satuan rupiah

(Rp).

3.1.2 Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini dalam

mengukur variabel terikat adalah skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).

Sedangkan variabel bebas adalah menggunakan skala pengukurannya yaitu

(55)

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 4 perusahaan Tobacco

Manufacturers yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun

2005 sampai dengan tahun 2008.

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive

Sampling, yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan maksud dan

tujuan tertentu. Kriterianya sebagai berikut : (a) perusahaan Tobacco

Manufacturers tersebut sudah go public selama tahun 2005-2008, (b)

perusahaan Tobacco Manufacturers tersebut telah mengeluarkan laporan

keuangan tahun 2005-2008, (c) data harga saham tersedia selama tahun

2005-2008. Data laporan keuangan tahun 2009 tidak dapat digunakan

karena perusahaan belum mengeluarkan laporan keuangan untuk akhir

tahun 2009.

Sampel yang diambil menurut kriteria adalah 4 perusahaan

Tobacco Manufacturers, antara lain :

1. PT BAT Indonesia Tbk.

2. PT Bentoel International Investama Tbk.

(Formerly PT Transindo Multiprima Tbk)

3. PT Gudang Garam Tbk.

(56)

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.1.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan data sekunder mengenai ROA (Return On Assets), DER

(Debt to Equity Ratio), DR/Leverage Ratio (Debt Ratio) dan harga saham

diperoleh dari Capital Market Directory. Data sekunder adalah data yang

diperoleh dari suatu organisasi atau disini mempunyai arti sudah

diterbitkan dan diperlihatkan kepada masyarakat umum seperti laporan

keuangan yang telah go Public.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan adalah dari Indonesia Capital

Market Directory (ICMD) dan www.idx.co.id. untuk investor

menggunakan variabel independen (X) dari tahun 2005-2008 dan Variabel

dependen (Y) dari tahun 2005-2008.

3.1.2. Pengumpulan Data

Untuk penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data

dilakukan dengan cara kepustakaan yaitu mencari buku-buku untuk

dijadikan sumber dan dokumentasi yaitu untuk mencari data-data yang

(57)

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.1.3. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier

Unbias Estimator), artinya pengambilan keputusan Uji F dan Uji t tidak

boleh bias. Dan pengujian regresi ini akan menggunakan SPSS.

Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi

beberapa asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linear,

yaitu :

1. Normalitas, kurva nilai residual terstandarisasi dikatakan menyebar

dengan normal.

2. Tidak boleh autokorelasi.

3. Tidak boleh ada multikolinearitas.

4. Tidak boleh ada heteroskedastisitas

Apabila salah satu dari beberapa asumsi klasik tersebut dilanggar

maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE sehingga

pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.

1. Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu data

mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data

tersebut mengikuti sebaran normal dalam penelitian ini dengan

(58)

Dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data

mengikuti distribusi normal adalah (Sumarsono, 2004: 43):

a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5 % maka

distribusi adalah tidak normal

b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5 % maka

distribusi adalah normal.

2. Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara data observasi yang diurutkan

berdasarkan waktu urut (Time Series) atau data yang diambil pada waktu

tertentu (data cross sectorial), dalam konteks regresi, model regresi Linear

mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam

disturbansi atau nilai pengganggu (Gujarati. 1995: 201), jadi suatu model

regresi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai residual dari observasi

pada waktu ke-t (et) tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual

dengan observasi sebelumnya (et-1).

Untuk mendiagnosa adanya autokorelasi dalam suatu model regresi

dilakukan melalui pengujian terhadap nilai Uji Durbin Watson (uji DW)

dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.1 : Tabel Kriteria Durbin Watson

Durbin Watson Kriteria

Angka D – W di bawah - 2 Ada Autokorelasi Positif

Angka D – W di bawah – 2 sampai + 2 Tidak Ada autokorelasi

Angka D – W di atas + 2 Ada autokorelasi negatif

(59)

3. Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti terjadi korelasi (mendekati sempurna)

antar variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak orthogonal.

Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi

antara sesama variabel bebas sama dengan nol. Diagnosa secara sederhana

terhadap adanya multikorelasi di dalam model regresi adalah sebagai

berikut :

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak

yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.

b. Jika diantara dua variabel independen memiliki korelasi yang

spesifikasi maka di dalam model regresi tersebut terdapat

multikolinieritas.

c. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dari

lawannya (2) variance inflation faktor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh

variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas

terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel yang lainnya. Jadi

nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF

= 1 / Tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi.

Nilai Cutoff yang umum dipakai adalah dengan nilai VIF > 10 maka

(60)

4. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2005: 105). Maksud dari penyimpangan

Heteroskedastisitas adalah variants variabel dalam model tidak sama

(konstan).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas digunakan

korelasi Rank Spearman antara residual dengan variabel independen.

- Apabila nilai signifikan hitung (sig) > dari tingkat signifikan α= 0.05

berarti tidak terjadi Heteroskedastisitas

- Apabila nilai signifikan hitung (Sig) < dari tingkat signifikan α = 0.05

berarti terjadi Heteroskedastisitas (Santoso, 1999:23).

3.4.2. Uji Hipotesis

1. Uji F

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah model yang dianalisis memiliki

tingkat kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-variabel yang

digunakan model untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis.

H0 : b1 = b2 = b3 = 0 ( tidak ada kesesuaian model antara variabel X1, X2,

X3 terhadap Y ).

H1 : b1 = b2 = b3 ≠ 0 ( ada kesesuaian model antara variabel X1, X2, X3

(61)

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan (α) 0.05.

Kriteria pengujian sebagai berikut :

1. Jika Nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti

tidak ada pengaruh yang signifikan X1, X2, X3 terhadap Y.

2. Jika Nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti

ada pengaruh yang signifikan X1, X2, X3 terhadap Y.

2. Uji t

Untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh antara variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen digunakan uji t

dengan rumus sebagai berikut :

a. Hipotesis :

H0 : b1 = b2 = b3 = 0 ( tidak terdapat pengaruh yang nyata variabel

bebas secara parsial terhadap variabel terikat).

H1 : b1 = b2 = b3 ≠ 0 ( Terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas

secara parsial terhadap variabel terikat).

Dimana i = 1, 2, 3

Level of Signifikan (α) = 0.05

b. Ketentuan Pengujian :

1) Jika tingkat signifikan ( p- Value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1

ditolak.

2) Jika tingkat signifikan ( p- Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1

Gambar

Tabel  1.1  :  Harga  Saham  Rata-rata
Gambar 2.1 . Kerangka Pikir
Tabel 3.1 : Tabel Kriteria Durbin Watson
Tabel 4.1   Data Return On Assets Tahun 2005 – 2008
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis mendapatkan koefisien korelasi yang bernilai negatif (-0.321) dan p = 0.006 (p &lt; 0.01) yang berarti bahwa ada hubungan negatifyang signifikan antara

Prosentase penyelesaian keluhan atas akurasi charging pra bayar yang diselesaikan dalam 15 hari kerja5. ≥ 90%

Afiliasi Hostgator – Saya mengikuti afiliasi Hostgator karena menggunakan Hostgator untuk meng-hosting semua blog saya (kecuali blog yang digunakan untuk membacklink atau

Ketiga model yang dibahas pada penelitian Suprayogi dan Mardiono (1997), Suprayogi dan Toha (2002), Suprayogi dan Partono (2005), mengasumsikan bahwa pemakaian sumberdaya

Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan no.16 aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, atau dengan dibangun terlebih dahulu yang

Kursus ini menjelaskan tentang prosedur penyelidikan pendidikan, Menyatakan masalah kajian, menetapkan objektif kajian, membentuk soalan kajian, membentuk hipotesis kajian, melakukan

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bupati atau pejabat yang ditunjuk tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian pembayaran

Dari hasil perhitungan aliran daya optimal, didapatkan daya yang harus dibeli dari masing-masing pembangkit dan payoff setiap pemain untuk total beban yang sama dan untuk