Felix Johanes 10407004 Rahma Tejawati Maryama 10407017
Astri Elia 10407025 Noor Azizah Ba’diedha 10407039 Noor Azizah Ba’diedha 10407039 Amalina Ghaisani K.10507094 Febrina Meutia 10507039 Anggayudha A. Rasa 10507094
Termasuk ke dalam retrovirus : famili flaviviridae dan genus
hepacivirus
Virus RNA, terdiri dari 6 genotip dan banyak subtipenya
Memiliki spesifisitas inang yang sempit dan transmisinya melalui
kontak darah diantara manusia kontak darah diantara manusia
Tingkat kekronisan pada manusia adalah 50-80%, tergantung
umur saat terinfeksi
Infeksi yang disebabkan HCV menginduksi kegagalan respon
imun untuk mencegah kekronisan dan tidak memberikan proteksi terhadap reinfeksi oleh galur dan homolog dan heterolog (pada monyet).
Genom :
◦
5' UNTRANSLATED REGION
5' UNTRANSLATED REGION
5' UNTRANSLATED REGION
5' UNTRANSLATED REGION
Termasuk ke dalam retrovirus, genus Lentivirus dan famili
Retroviridae
Memiliki envelope dan merupakan virus ssRNA
Merupakan agen kausatif yang yang menyebabkan immune
deficiency syndrome (AIDS)
Transmisi melalui hubungan seksual dan inokulasi dari darah
yang terinfeksi
Dapat terjadi transmisi dari ibu ke anak, secara transplantasi,
selama melahirkan ataupun ASI
Setelah infeksi pertama ada jangka waktu dari beberapa bulan
Persamaan secara umum
KarakteristikKarakteristikKarakteristik
Karakteristik HIV dan HCVHIV dan HCVHIV dan HCVHIV dan HCV
Golongan Retrovirus
Materi genetik ssRNA
Penularan Melalui darah, transplantasi
organ dan hubungan seksual
Perbedaan secara umum
KarakteristikKarakteristikKarakteristik
Karakteristik HIVHIVHIVHIV HCVHCVHCVHCV
Penyerangan Imunitas tubuh (CD 4 sel)
Hati
Enzim untuk Replikasi Reverse transkriptase RNA polimerase
Penularan melalui ASI Pemberian ASI dari ibu yang terkena HIV
cukup beresiko
Resiko transmisi HCV dari pemberian ASI cukup rendah cukup beresiko
Lama infeksi Seumur hidup Tidak selalu kronis Sifat jika berada di luar tubuh Cepat mati jika berada
di luar tubuh
Bisa bertahan berhari-hari di luar tubuh manusia
Lama pengobatan Pengobatan seumur hidup
Pengobatan biasanya dalam waktu 1 tahun atau kurang
Berdasarkan persamaan genetik, HCV
diklasifikasi menjadi 6 genotipe :
Protein E2 pada amplop mengandung
bagian hypervariable yang terdiri dari
sekitar 30 asam amino yang dapat
bermutasi
bermutasi
HCV merupakan RNA virus yang tidak
memiliki kemampuan proofreading
sehingga mudah mengalami mutasi
Korelasi imunologi terhadap proteksi dan
Korelasi imunologi terhadap proteksi dan
perkembangan HCV masih belum diketahui
Belum bisa mengembangkan sistem kultur
sel atau model hewan untuk eksperimen
vaksin
vaksin
Simpanse digunakan untuk mempelajari
infeksi HCV, simpanse ini jumlahnya sedikit
dan mahal
Namun simpanse tidak menunjukkan
Keragaman amplop yang dimiliki HIV dan pelindung glycan
nya, menjadikan sulit untuk membentuk penetralan antibodi untuk melawan virus (Watkins,2010)
Penyebab sulitnya pengembangan vaksin untuk HIV karena
beberapa faktor . Faktor utama adalah :
◦ Genetic diversity ◦ Genetic diversity
◦ Laju replikasi yang cepat di dalam sel inang
◦ Tingginya frekuensi mutasi
• Viral Reverse Transkriptase tidak memiliki aktivitas ‘
proofreading’ sehingga kemungkinan ‘Laju replikasi yang cepat’ dan ‘mutasi’ sangat besar
1. Belum ada pasien yang recover dari infeksi HIV, sehingga
tidak ada
mekanisme alami untuk meniru (imitate)
2. HIV menyerang sistem imun sel
3. HIV meng
insersi
kan materi genetik ke dalam sel manusia,dimana tersembunyi dari sistem imun.
HIV memliki beberapa
subtipe
, yang berbeda satu sama4. HIV memliki beberapa
subtipe
, yang berbeda satu samalain, dan memiliki variabel yang tinggi dan terus
bermutasi
.5. Tidak ada
hewan model
yang baik untuk menjadi objekexperimen, sekalipun penggunaan primata non manusia model cukup signifikan (future).
Memiiki subtipe yang beragam
Mudah bermutasi
Mekanisme respon imun belum diketahui
Mekanisme respon imun belum diketahui
dengan jelas
Sulit menemukan hewan model dan sistem
Vaksin Epitop
Vaksin Vektor
Vaksin Protein Rekombinan
Berbasis peptida dan adjuvant
Bertujuan menginduksi respon Th1 sel T
cytotoxic pada penderita HCV kronik
◦ IC41; 5 konservatif peptida dari inti dan protein NS3,
NS4 (yang conserve di HCV genotype 1 & 2), epitop
HLA-A2, 3 epitop CD4+ promiscuous
A2, 3 epitop CD4 promiscuous
Namun masih membutuhkan modifikasi lebih
lanjut.
◦ Membutuhkan adjuvant lebih kuat
Berupa vektor virus teratenuasi
◦ Menginduksi respon sel T CD4+ dan CD8+
Modified Virus Of Ankara (MVA)
◦ Strain poxvirus yang telah diatenuasi
◦ Memiliki tingkat imunogenisitas tinggi dan
cross-reactivity reactivity
Mengekspresikan antigen; NS3, NS4, dan NS5B
Memerlukan adjuvant Th1 yang kuat untuk
menginduksi respon sel T spesifik terhadap
HCV.
Glikoprotein E1/E2 pada HCV yang
diemulsikan dengan MF59 (adjuvant)
menunjukkan penginduksian respon sel T
menunjukkan penginduksian respon sel T
CD4
+yang disertai produksi antibodi
penetralan untuk E1 dan E2 pada primata
nonhuman.
Sel ragi yang diperlakukan dengan panas
Mengekspresikan protein NS3
Vaksin ini menginduksi respon sel T CD4
+dan CD8
+◦
studi preklinis pada tikus menunjukkan produksi
◦
studi preklinis pada tikus menunjukkan produksi
Th1 dan IFN-dz serta aktivitas sitotolsik terhadap
keberadaan NS3 didasarkan in vitro killing assay
dan in vivo tumor challange experiment
Menggunakan naked DNA
Untuk treatment HCV kronik
Dirancang untuk memasukkan daerah conserve
termasuk NS3 dan NS4A
Chron Vac-c
◦ Diberikan secara intramuscular electroporation
◦ Diberikan secara intramuscular electroporation
◦ Hasil sementara menunjukkan vaksin aman dan
menginduksi respon imun setelah 4 bulan
◦ Disarankan untuk digunakan bersaman dengan
Kendala yang ditemui :
◦ Genetic diversity
◦ Laju replikasi yang cepat di dalam sel inang
◦ Tingginya frekuensi mutasi
◦ Selain itu, penyebaran virus secara seksual dan transfusi darah
◦ Selain itu, penyebaran virus secara seksual dan transfusi darah sebagai partikel virus bebas atau virus di dalam sel (
cell-assosiated virus) menyebabkan vaksin yang dikembangkan sebaiknya memiliki kemampuan mereduksi virus secara humoral
humoralhumoral
humoral (antibodi) dan diperantaidiperantaidiperantaidiperantai selselselsel ( cell mediated immune respone) pada level lokallokallokal (mukosa) atau sistemiklokal sistemiksistemiksistemik
Jenis JenisJenis
Jenis VaksinVaksinVaksinVaksin SifatSifatSifatSifat KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan
Live Attenuated Virus Imunogenitas tinggi Tidak lagi digunakan
Menginduksi respon imun humoral dan selular
Bertahan dalam jangka waktu yang lama
HIV HIVHIV
HIV bermutasibermutasibermutasibermutasi menyebabkanmenyebabkanmenyebabkan sifatmenyebabkansifatsifat patogensifatpatogenpatogenpatogen kembali
kembalikembali kembali
Killed Organism/ subunit Imunogenitas rendah Tidak digunakan
Killed Organism/ subunit Imunogenitas rendah Tidak digunakan
Subunit Vaccine Produksi antibodi (humoral) Banyak
dikembangkan Dapat berupa protein rekombinan :
protein struktural (env), enzim, regulatory protein
Vaksin Vektor Rekombinan Virus non HIV aau bakteri yang memiliki virulensi rendah di insersi dengan gen yang berasal dari HIV
Pembuatan rumit Respon yang diberikan sangat rendah
Memberi perlindungan secara seluler dan humoral
DNA Vaksin Menginduksi respon imun seluler
Materi genetik virus langsung diinsersi ke dalam sel inang
Di khawatirkan terjadi integrase DNA virus dengan inang
Berdasarkan penyebab sulitnya vaksin dibuat dan evaluasi
vaksin yang pernah dilakukan, maka vaksin yang dianjurkan adalah kombinasi vaksinvaksinvaksinvaksin vektorvektorvektorvektor rekombinanrekombinanrekombinanrekombinan dan subunit subunit subunit subunit (monomer gp120)
(monomer gp120) (monomer gp120)
(monomer gp120) rekombinanrekombinanrekombinanrekombinan
Subunit monomer gp 120 rekombinan dapat menginduksi
respon imun humoral. Protein ini menjadi target karena respon imun humoral. Protein ini menjadi target karena
merupakan sub tipe spesifik yang dimiliki oleh jenis virus HIV ada umumnya.
Vaksin vektor rekombinan akan menginduksi respon imun
Vektor (Adenovirus) membawa gen-gen HIV
yang berguna untuk memberikan sinyal
kepada sel inang, seperti gen
env
,
gag
atau
pol