SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software JD Edwards) PADA
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA TUBAN
Disusun Oleh: P r a t i w i 0513315047/FE/EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh
Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 6 Juni 2011
Pembimbing : Tim Penguji : Pembimbing Utama Ketua
Drs. EC, Saiful Anwar, Msi Drs. EC, Saiful Anwar, Msi Sekretaris
DR. Sri Trisnaningsi, Msi Anggota
Dra. Rina Mustika, Msi
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Segala-galanya, sumber dari segala sumber, yang telah memberikan
petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Software JD Edwards) pada Joint Operating Body Pertamina PetroChina East Java Tuban”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa
Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Saiful Anwar, Drs., MSi., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini sehingga
4. Ibu Sri Trisnaningsih, Msi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran“ Jawa Timur, khususnya Program Studi Akuntansi yang telah
memberi ilmu pengetahuan dan membimbing penulis selama masa kuliah.
6. Suami saya yang selalu setia menemani dan memberikan do’a, dukungan serta
semangat, sehingga saya dapat meneyelesaikan skripsi ini lebih awal.
7. Kedua Orangtua dan saudara-saudara saya yang selalu memberikan restu,
dukungan dan doanya selama penulis menempuh kuliah sampai dengan
menyelesaikan Skripsi.
8. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesaikannya Skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri serta bermanfaat bagi pembaca, khususnya Program Studi
Akuntansi.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Surabaya, 19 Mei 2011
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... iii
Daftar Tabel... viii
Daftar Gambar ... ix
Abstrak... x
BAB I : PENDAHULUAN... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 6
1.3.Tujuan Penelitian ... 7
1.4.Manfaat Penelitian ... 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 9
2.1.Peneliti Terdahulu ... 9
2.2.Landasan Teori... 11
2.2.1. Kinerja ... 11
2.2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 13
2.2.2. Sistem dan Teknologi Informasi ... 14
2.2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM)... 14
2.2.2.2. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)... 15
2.2.2.3. Struktur Sistem Informasi Akuntansi... 16
2.2.3. Akuntansi... 16
2.2.4. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 17
2.2.4.1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi... 18
2.2.4.2. Pemakaian Sistem ... 19
2.2.4.3. Kualitas Sistem Informasi ... 19
2.2.5.1. Partisipasi Pemakai ... 20
2.2.5.2. Dukungan Manajemen Puncak ... 21
2.2.5.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi... 21
2.2.5.4. Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai ... 22
2.2.6. Software JD Edwards ... 23
2.3 Kerangka Pikir ... 24
2.3.1. Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 24
2.3.2. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 25
2.3.3. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi... 26
2.3.4. Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 27
2.4 Diagram Kerangka Pikir ... 29
2.5 Hipotesis... 30
BAB III : METODE PENELITIAN... 31
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Vaiabel ... 31
3.1.1. Definisi Operasional... 31
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 33
3.2.Teknik Penentuan Sampel... 35
3.2.1. Populasi ... 35
3.2.2. Sampel ... 36
3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.3.1. Jenis Data ... 37
3.3.2. Sumber Data ... 37
3.3.3. Pengumpulan Data ... 37
3.4.1. Uji Validitas ... 38
3.4.2. Uji Reliabilitas... 38
3.4.3. Uji Normalitas ... 39
3.4.4. Uji Asumsi Klasik ... 39
3.4.4.1. Autokorelasi ... 40
3.4.4.2. Multikorelasi ... 40
3.4.4.3. Heterokedastisitas ... 41
3.4.5. Teknik Analisis... 41
3.4.6. Uji Hipotesis... 42
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 44
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 44
4.1.1. Tempat Kedudukan ... 44
4.1.2. Profil Perusahaan... 44
4.1.3. Sejarah Perusahaan... 45
4.1.4. Wilayah Kerja JOB Pertamina PetroChina East Java Tuban ... 46
4.1.5. Tujuan Perusahaan ... 47
4.1.6. Struktur Organisasi... 47
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52
4.2.1. Karekteristik Responden... 52
4.2.1.1. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikaan ... 52
4.2.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 53
4.2.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 53
4.2.2. Deskripsi Variabel ... 54
4.2.2.1. Deskripsi Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi(Y)... 54
4.2.2.2. Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X1) ... 55
4.2.2.4. Deskripsi Variabel Kemampuan Teknik Personal
Sistem Informasi (X3) ... 58
4.2.2.5. Deskripsi Variabel Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai ... 59
4.3. Uji Kualitas Data ... 60
4.3.1. Uji Validitas... 60
4.3.1.1. Uji Validitas Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)... 61
4.3.1.2. Uji Validitas Variabel Partisipasi Pemakai (X1)... 61
4.3.1.3. Uji Validitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X2) ... 62
4.3.1.4. Uji Validitas Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X3) ... 63
4.3.1.5. Uji Validitas Variabel Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4)... 64
4.3.2. Uji Realibilitas ... 65
4.3.3. Uji Normalitas ... 66
4.4. Uji Asumsi Klasik ... 66
4.4.1. Autokorelasi ... 66
4.4.2. Multikolinieritas... 67
4.4.3. Heterokedastisitas ... 68
4.5. Analisis Regresi Linier Berganda... 69
4.5.1. Persamaan Regresi... 69
4.5.2. Uji F... 71
4.5.3. Uji t ... 72
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian... 76
4.7. Perbedaan dengan Peneliti Terdahulu ... 80
4.8. Keterbatasan Penelitian ... 82
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 84 5.1. Kesimpulan ... 84 5.2. Saran ... 85
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 : Data Produksi Sumur pada 31 Januari 2011 ... 45
Tabel 2 : Produksi pada 1Januari-31 Desember 2010... 45
Tabel 3 : Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan... 52
Tabel 4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 53
Tabel 5 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53
Tabel 6 : Rekapitulasi jawaban responden untuk Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 54
Tabel 7 : Rekapitulasi jawaban responden Variabel Partisipasi Pemakai (X1) .. 55
Tabel 8 : Rekapitulasi jawaban responden Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X2)... 56
Tabel 9 : Rekapitulasi jawaban responden Variabel Kemampuan Teknik Pesonal Sistem Informasi (X3) ... 58
Tabel 10 : Rekapitulasi jawaban responden Variabel Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4) ... 59
Tabel 11 : Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) 61 Tabel 12 : Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Pemakai (X1) ... 62
Tabel 13 : Hasil Uji Validitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X2) ... 62
Tabel 14 : Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X3) ... 63
Tabel 15 : Hasil Uji Validitas Variabel Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4)... 64
Tabel 16 : Hasil Uji Reliabilitas... 65
Tabel 17 : Hasil Uji Normalitas ... 66
Tabel 18 : Hasil Uji Multikolinieritas ... 67
Tabel 19 : Hasil Uji Heterokedastisitas... 68
Tabel 20 : Hasil Estimasi Koefisien Regresi... 69
DAFTAR GAMBAR
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software JD Edwards) PADA JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA
TUBAN
Oleh: Pratiwi
ABSTRAK
Dalam tahap perencanaan dan perancangan sistem informasi, seharusnya lebih mempertimbangkan factor perilaku manusia. Kalau peran teknologinya saja yang diperhatikan, maka akan muncul permasalahan baru dari faktor manusia tersebut, seperti timbulnya ketidakpuasan dalam pekerjaan, yang tentu saja akan sangat merugikan organisasi tersebut.
JOB Pertamina-PetroChina adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan minyak bumi dan gas alam. Fenomena yang terjadi belakangan ini adalah hasil kinerja yang kurang memuaskan karena informasi yang diterima belum memenuhi harapan pemakai informasi dan belum mampu memberikan kepuasan bagi para pemakainya. Kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal sistem informasi dan keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai.
Sampel yang diambil berjumlah 30 orang dari total populasi berjumlah 40 orang. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling dan untuk pengujian data digunakan Regresi Linier Berganda. Berdasarkan analisis regresi linier berganda menyimpulkan bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh secara positif signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, (dukungan manajemen puncak menghasilkan nilai signifikansi uji t sebesar 0.039 < 0,05) (partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi, dan keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi, dan keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai, masing-masing menghasilkan nilai signifikansi uji t sebesar 0.737; 0.059; 0.466 > 0,05).
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perusahaan merupakan roda penggerak ekonomi di suatu Negara.
Terlebih bila perusahaan tersebut merupakan perusahaan tambang minyak
dan gas bumi yang ada di Indonesia dan bekerja sama dengan perusahaan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia. Sistem Informasi
akuntansi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu sistem
informasi perusahaan. Dalam suatu sistem informasi perusahaan, sistem
informasi akuntansi merupakan suatu bagian dari sistem informasi yang
lebih banyak berhubungan dengan data keuangan. Dengan adanya Sistem
Informasi Akuntansi sangat memudahkan parusahaan untuk memproses
data mengenai kegiatan-kegiatan perusahaan secara efisien dan efektif.
Serta menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
dan membentuk pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa
data atas aktivitas dan transaksi perusahaan dicatat dan diproses secara
akurat dan untuk melindungi data dan asset perusahaan lainnya.
Pemakai informasi akuntansi dapat dibagi kedalam dua
kelompok, yaitu kelompok internal dan kelompok eksternal. Kelompok
internal meliputi para manajer yang ada di dalam perusahaan itu sendiri
yang kebutuhannya sangat tergantung pada jenjang organisasi atau pada
Migas, kantor pajak, investor dan pemerintah. Pada umumnya, kelompok
eksternal memerlukan informasi yang bersifat umum dalam bentuk
laporan keuangan. Untuk itu, pengambilan keputusan oleh manajemen
perusahaan memerlukan sejumlah informasi yang memadai. Informasi
akuntansi yang memadai hanya dapat dihasilkan oleh sistem informasi
yang mampu menangkap , mencipta, dan memanipulasi informasi internal
dan eksternal secara efektif. Oleh karena itu, faktor penentu keberhasilan
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi perlu diperhatikan.
Suatu keterandalan sistem informasi yang ada mempunyai
pengaruh yang sangat penting dalam sebuah lingkungan bisnis, karena
dengan hal itu sangat membantu manajemen untuk menyediakan informasi
dalam mengambil keputusan-keputusan strategis yang dibutuhkan. Karena
pentingnya kebutuhan sebuah sistem informasi, maka perusahaan perlu
mempertimbangkan system yang telah digunakan dan yang akan
dikembangkan agar kedepannya menjadi sebuah sistem yang efektif dalam
mendukung apa yang menjadi visi dan misi perusahaan. Namun
kesuksesan suatu system informasi tidak hanya dilihat melalui bagaimana
sistem tersebut dapat menghasilkan informasi dengan baik, tetapi juga
melalui kesesuaiannya dengan lingkungan organisasi dan para pengguna
yang membutuhkan atau menggunakan informasi yang dihasilkan tersebut.
Perusahaan yang menyadari pentingnya peningkatan kinerja dari
sistem informasi akuntansi yang sedang dipakai, akan selalu
dari sistem informasi akuntansi, misalnya keterlibatan pemakai dalam
proses pengembangan, komunikasi yang baik dan juga partisipasi yang
baik dari karyawan akan menimbulkan rasa puas pada karyawan dan rasa
puas ini akan mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih giat dan
bersemangat, sehingga dengan semangat yang tinggi, perusahaan dapat
mencapai hasil yang diinginkan.
Banyak perusahaan yang mengimplementasikan teknologi
informasi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Maka dari itu
dalam pengembangan suatu sistem informasi perlu diperhatikan
keterlibatan pemakai, karena ini berkaitan dengan pihak yang nantinya
akan menggunakan atau memanfaatkan informasi yang dihasilkan.
Disamping itu juga kemampuan teknik personal sistem informasi apabila
kemampuan yang dimiliki oleh personal kurang, maka perlu program
pelatihan dan pendidikan pemakai yang tidak kalah penting, untuk itu
perlu dukungan dari manajemen puncak.
Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java Tuban,
merupakan perusahaan gabungan pertambangan minyak dan gas bumi.
Semakin vitalnya teknologi informasi bagi keberhasilan perusahaan secara
keseluruhan memperluas peranan suatu sistem informasi. Sistem Informasi
Akuntansi merupakan salah satu penyedia informasi, khususnya informasi
keuangan yang banyak dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Didorong oleh kompleksnya laporan keuangan dan kemajuan teknologi,
agar proses pencatan aktivitas perusahaan Joint Operating Body
Pertamina-Petrochina East Java Tuban bisa seefisien mungkin dan
pengoperasian yang lebih mudah. Dengan diluncurkannya pemakaian
sebuah sistem informasi berbasis AS / 400 (Application System / 400) ke
generasi JDE (Jack Dan Edwards) oleh JOB Pertamina-Petrochina East
Java Tuban. Diharapkan sistem yang baru ini dapat menjadi sebuah alat
perubahan dari sistem semi manual dalam hal pencatatan, kedalam sistem
terkomputerisasi yang terintegrasi dan real time.
Penerapan software JDE juga diharapkan agar dapat memberikan
data analistis untuk mendukung proses pengambilan keputusan di jajaran
manajemen di JOB Pertamina-Petrochina. Software ini hanya sekedar alat
dari sebuah sistem informasi akuntansi, yang membantu perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya.
Untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan terhadap sistem
informasi akuntansi yang dikembangkan, maka dalam pelaksanaannya
manajemen harus memperhatikan beberapa factor yang berpengaruh
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, karena suatu
sistem akan tidak efektif dalam membantu pekerjaan apabila ketika
penentuannya tidak melibatkan pemakai sistem informasi akuntansi.
Kemampuan teknik personal sistem informasi, yaitu sistem
informasi akan lebih bermanfaat dalam membantu aktivitas apabila setiap
kemampuan teknik untuk mengoperasionalkan sistem informasi akuntansi
tersebut.
Dukungan manajemen puncak juga memiliki pengaruh dalam
penggunaan karena sistem yang dipilih oleh manajemen puncak pasti
bertujuan untuk memajukan perusahaan.
Faktor-faktor kinerja sistem informasi akuntansi akan berhasil
apabila didukung oleh program pelatihan dan pendidikan pemakai
terhadap pemakaian sistem informasi akuntansi tersebut.
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Jen (2002:142-143)
mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja
sistem informasi akuntansi, antara lain keterlibatan pemakai dalam
pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi,
ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak formalisasi
pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan
pemakai, keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi
departemen sistem informasi.
Kenyataan yang ada di dalam perusahaan, terdapat beberapa
permasalahan yang ada di dalam perusahaan, yaitu pertama, sering terjadi
human error seperti terjadi kesalahan staf dalam menyalin dan mengisi
data, kesalahan dalam melakukan perhitungan, kesalahan pengisian nomor
dokumen dan kehilangan atau kerusakan dokumen fisik. Dampak yang
terjadi adalah perusahaan tidak memiliki informasi yang akurat dan up to
sistem informasi baru yang diterapkan perusahaan, karena sistem baru
tersebut tidak disosialisasikan terlebih dahulu kepada karyawan, dan juga
kurangnya pelatihan terhadap karyawan. Hal ini dapat menyebabkan
informasi yang dihasilkan kurang sesuai dengan keinginan para pengguna,
terutama dalam segi reliabilitas dan keakurasian suatu laporan. Hal
tersebut dibuktikan dengan pernyataan dari karyawan departemen Field
Accounting, M. Nurcahya pada tanggal 11 April 2011, yaitu pada hari
tersebut, terjadi kesalahan dalam memasukkan nomor rekening biaya,
dalam proses memposting biaya-biaya membutuhkan waktu yang lama,
JDE yang telah di posting tidak dapat dicetak. Hal ini disebabkan karena
informasi yang diterima belum memenuhi harapan pemakai informasi dan
belum mampu memberikan kepuasan bagi para pemakainya. Kinerja
tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi partisipasi
pemakai, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal serta
pelatihan dan pendidikan pemakai.
Dari latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Software JD Edwards) pada Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java Tuban.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya
Apakah faktor partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak,
kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dan program
pelatihan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (software JD Edwards) Joint Operating Body
Pertamina-Petrochina East Java Tuban?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk membuktikan secara
empiris apakah partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak,
kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dan program
pelatihan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java
Tuban?
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapka dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat mengembangkan
pengetahuan serta wawasan sebagai sarana untuk mengetahui secara
lebih luas tentang teori dan kenyataan yang ada di lapangan.
8
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
organisasi-organisasi atau perusahaan-perusahaan untuk mengevaluasi
kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang telah diterapkan saat ini dan
digunakan untuk meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi di
masa yang akan datang.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Memberikan stimulus bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian sejenis dengan menemukan faktor-faktor lain yang masih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peneliti Terdahulu
Jen (2002) meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi
akuntansi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
formalisasi yang diterapkan perusahaan dalam proses pengembangan
sistem informasinya, kepuasan pemakai akan semakin tinggi, tetapi
pemakaian sistem akan menurun. Hasil penelitian ini juga menunjukkan
bahwa kepuasan pemakai pada perusahaan yang departemen sistem
informasinya berada di departemen lainnya (dependen), akan lebih tinggi
dari pada perusahaan yang departemen sistem informasinya terpisah dan
berdiri sendiri.
Hadisoebroto (2004) meneliti tentang Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi Akuntansi (Studi pada
Karyawan PDAM di Wilayah Propinsi Jawa Timur). Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk menggambarkan kondisi keberadaan Sistem
Informasi Akuntansi dalam PDAM, dan juga untuk mengetahui hubungan
antara partisipasi pemakai, keterlibatan pemakai, ukuran organisasi,
dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem
mengetahui besarnya pengaruh partisipasi pemakai, keterlibatan pemakai,
ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan sistem informasi, secara bersama-sama terhadap
keberhasilan Sistem Informasi Akuntansi. Hasil penelitian ini, yaitu
Menunjukkan bahwa partisipasi pengguna, keterlibatan pengguna,
dukungan manajemen puncak, dan formalisasi pengembangan SIA
mempunyai korelasi yang kuat terhadap keberhasilan SIA, dengan
keterlibatan pengguna mempunyai korelasi terbesar atau terkuat dari pada
faktor lainnya.
Warsoko (2007) meneliti tentang Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Informasi Akuntansi pada Implementasi Basis
Data Program Financial Accounting and Monitoring System (PFAMS).
Dengan permasalahan apakah faktor lembaga pengelola sumber daya
manusia, sarana dan prasarana, dan kemudahan data berpengaruh positif
terhadap kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan dari sistem berbasis
data PFAMS? Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas informasi
akuntansi sistem akuntansi yang berbasis data PFAMS secara signifikan
dipengaruhi oleh kualitas lembaga pengelola, kualitas sumber dan
kemudahan data.
Dari hasil pengkajian penelitian terdahulu dengan penelitian
sekarang, ditemukan perbedaan dan persamaan dalam proses penelitian,
Perbedaan dari peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang, yaitu
peneliti terdahulu menggunakan objek penelitian perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, sedangkan pada
penelitian ini akan digunakan objek perusahaan pertambangan JOB
Pertamina-Petrochina East Java Tuban, yang telah menerapkan sistem
informasi akuntansi secara penuh pada proses pembukuan.
Peneliti terdahulu dan peneliti sekarang memiliki persamaan
dalam menggunakan alat uji, yaitu Analisis Regresi Linier Berganda.
Sedangkan data yang digunakan juga memiliki persamaan, yaitu data
primer yang diperoleh melalui teknik penyebaran dan pengisian kuesioner
kepada para pemakai sistem informasi akuntansi yang ada di dalam
perusahaan.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Kinerja
Istilah manajemen kinerja sering dipakai saat ini, namun belum
ada devinisi khusus yang disepakati secara umum. Menurut Pabundu
(2006:121) kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan
seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu
tertentu.
Sedangkan menurut Mulyadi (2001:416) adalah penentuan secara
karyawannya berdasarkan saran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Penelitian Thompson (1991) dalam Kurnia (2010:14) dengan
judul “PERSONAL COMPUTING : TOWARD A CONCEPTUAL MODEL
OF UTILIZATION” didasari oleh teori sikap dan perilaku (theory of
attitude and behavior) dari Triandis (1980) yang menguji pengaruh factor
social (social factor),affect, kompleksitas (complexity), kesesuaian tugas
(job fit), konsekuensi jangka panjang (long term consequences), dan
kondisi yang memfasislitasi (facilitating condition) terhadap penggunaan
personal computer (PC). Responden dalam penelitian ini adalah 212
karyawan yang berpendidikan (manajer) di sembilan divisi perusahaan
multi-nasional. Pengukuran dan alat uji hipotesis dengan menggunakan
partial least squares (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa norma
social (social norms), kompleksitas (complexity), kesesuaian tugas (job
fit), dan konsekuensi jangka panjang (long term consequences)
mempunyai hubungan yang kuat terhadap penggunaan personal computer
(PC). Sedangkan affect dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating
condition) menunjukkan hubungan yang lemah dengan penggunaan
personal computer (PC).
Dari bebrapa devinisi diatas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan performance atau kinerja karyawanyang dilakukan
berdasarkan hasil yang ditunjukkan atas suatu prestasi tertentu, sesuai
mereka bekerja. Semakin tinggi kualitas dan kuantitas hasil kerjanya,
maka semakin tinggi pula kinerjanya.
2.2.1.1Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut pendapat Keith Davis (1964:484) dalam Mangkunegara
(2001:67), bahwa :
human performance = ability + motivation
Motivation = attitude + situation
Ability = knowledge + skill
a. Faktor Kemampuan
dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya, dan terampil
dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah
mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu pegawai perlu
ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right
man in the right place, the right man on the right job).
b. Faktor Motovasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi (situation) kerja. motivasi merupakan kondisi
yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan
2.2.2 Sistem dan Teknologi Informasi
Menurut James A. Hall (2001:7), sistem informasi adalah sebuah
rangkaian prosedur formal, dimana data dikumpulkan, diproses menjadi
informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai.
Istilah sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi
komputer dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai.
Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat
keras dan lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi
yang bermanfaat (Bodnar dan Hopwood, 2000:4)
Dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
sistem informasi merupakan rangkaian prosedur pengumpulan data yang
diproses menjadi informasi, dengan penggunaan teknologi komputer,
untuk didistribusikan kepada para pemakai, agar bermanfaat bagi
perusahaan untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
2.2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan penerapan Sistem
Informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang
dibutuhkan tingkat manajemen.
Menurut Chusing dalam Jogiyanto (2000:99), sistem informasi
manajemen adalah kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya
modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan
semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan
pengendalian.
Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan, yaitu Sistem Informasi
Manajemen merupakan kumpulan informasi yang dibutuhkan tingkat
manajemen dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
2.2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu subsistem dari Sistem
Informasi Bisnis yang dihubungkan dengan tipe suatu informasi yang
termasuk di dalam bagian fungsi akuntansi (Nash dan Robert dalam
Jogiyanto, 2000:49).
Menurut Moscove yang dikutip oleh Baridwan (1994:3), Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu komponen organisasi yang
mengumpulkan, mengklarifikasikan, mengolah, menganalisa dan
mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang
relevan kepada pihak eksternal perusahaan (kantor pajak, investor, kreditor
dan BP Migas) dan pihak internal.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2000:1), Sistem Informasi
Akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia, dan peralatan
yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi ini di
komunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan. Sistem Informasi
Akuntansi mewujudkan perubahan (mengubah data menjadi informasi) ini
Kesimpulan dari teori diatas adalah Sistem Informasi Akuntansi
adalah kumpulan sumber daya untuk mengolah data menjadi informasi,
dan menyampaikannya untuk pengambilan keputusan.
2.2.2.3 Struktur Sistem Informasi Akuntansi
Diperlukan suatu sistem yang mengatur arus dan data
pengelolahan data akuntansi dalam perusahaan untuk dapat menghasilkan
informasi yang sesuai dan dalam bentuk yang sesuai juga. Informasi
akuntansi yang dihasilkan dari suatu sistem dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a. Informasi Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan disusun terutama untuk menghasilkan informasi
yang biasanya dalam bentuk laporan keuangan yang ditujukan pada
pihak-pihak di luar perusahaan.
b. Informasi Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan
informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.
2.2.3 Akuntansi
Menurut Wilkinson (1993:15) akuntansi dan sistem informasi
sangat erat kaitannya. Pada dasarnya akuntansi adalah sebuah sistem
informasi. Tepatnya akuntansi adalah penerapan dari teori umum
juga merupakan bagian besar dari informasi umum yang dinyatakan dalam
bentuk kuantitatif. Dalam konteks ini, akuntansi merupakan bagian dari
sistem informasi umum suatu kesatuan operasional dan juga merupakan
bagian dari bidang besar di bawah nama konsep informasi.
Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan
informasi tentang kondisi dan hasil usahanya pada suatu waktu atau
periode tertentu (Harahap, 2002:1)
Kesimpulan dari teori diatas adalah akuntansi merupakan proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data
keuangan suatu organisasi pada periode tertentu yang dapat
menggambarkan kondisi bisnis dan hasil usahanya.
2.2.4 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Soegiharto (2001) dan Choe (1996) yang dikutip oleh
Jen (2002:136-137), mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dari sisi
pemakai (user) dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi
kedalam dua bagian, yaitu kepuasan pemakai informasi (user information
satisfaction) dan pemakaian sistem informasi (system userage) sebagai
pengganti variable kinerja sistem informasi akuntansi.
Sedangkan menurut Jen (2002:136-137) sendiri, mengacu pada
penelitian Soegiharto (2001) dan Choe (1996), dengan mengukur kinerja
sistem informasi akuntansi dari dua pendekatan, yaitu kepuasan pemakai
itu sendiri oleh para karyawan pada departemen Akuntansi, keuangan, dan
Perpajakan dalam membantu menyelesaikan pekerjaan mereka untuk
mengolah data-data keuangan menjadi informasi akuntansi.
Kesimpulan dari teori diatas adalah keberhasilan kinerja Sistem
Informasi Akuntansi dapat dilihat dengan cara bagaimana sistem tersebut
dapat memproses informasi dengan baik.
2.2.4.1Kepuasan Pemakai Sistem Informasi
Kepuasan sering dihubungkan dengan pekerjaan (kepuasan kerja)
yaitu yang merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang
menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka (Davis 1990:105)
Menurut Ives dan Olson dalam Hariadi (2010: 34) kepuasan
pemakai adalah seberapa jauh pemakai percaya pada sistem informasi
yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka dalam
kualitas sebagaii keputusan sebagai tujuan penting dari sistem informasi
dalam mendukung pembuatan keputusan.
Kesimpulan dari teori diatas adalah keputusan pemakai menurut
peneliti adalah pengungkapan rasa senang atau tidak senang yang timbul
dalam diri pemakai sehubungan dengan partisipasi yang diberikannya
2.2.4.2Pemakaian Sistem
Menurut Bodnar dan Hopwood (2000:34) pemkaian sistem dapat
diindikasikan juga sebagai pengimplikasian sistem. Implikasi sistem
adalah proses menempatkan prosedur dan metode-metode revisi atau
rancangan baru ke dalam operasi.
Penentuan keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri
sehingga pemakaian sistem digunakan untuk melakukan penelitian
mengenai sistem informasi Jahangir et al (2000) dalam Jen (2002:137).
Kesimpulan dari teori diatas adalah pemakaian sistem juga dapat
diindikasikan sebagai pengimplikasian sistem sebagai penentu tingkat
keberhasilan komputer.
2.2.4.3Kualitas Sistem Informasi
Menurut Jogiyanto, karakteristik kualitas informasi, meliputi
keakuratan, tepat waktu dan relevan. Keakuratan, berarti informasi harus
bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak, atau menyesatkan. Informasi
yang tepat waktu, apabila informasi tersebut diterima oleh pemakai
informasi tidak terlambat. Informasi yang relevan, apabila informasi
tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Kesimpulan dari teori diatas adalah bahwa kualitas informasi
harus memiliki karakteristik yang akurat, tepat waktu dan relevan, agar
2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
2.2.5.1Partisipasi Pemakai
Menurut Davis (1996:179), partisipasi pemakai adalah
keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok
yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan
kelompok dan berbagi tanggung jawab pencapaian tujuan itu.
Menurut Davis (1996:179) ada tiga gagasan penting dalam
partisipasi kerja, yaitu:
1. Keterlibatan mental dan emosional, partisipasi berarti keterlibatan
mental dan emosional para pegawai dari pada hanya berupa aktivitas
fisik.
2. Motivasi kontribusi, yaitu bahwa partisipasi memotivasi orang-orang
untuk memberikan kontribusi, mereka diberi kesempatan untuk
menyalurkan sumber inisiatif dan kreativitasnya guna mencapai
tujuan organisasi.
3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi berarti mendorong
orang-orang untuk menerima tanggung jawab dalam aktivitas kelompok.
Pertisipasi membantu mereka menjadi pegawai yang bertanggung
jawab dari pada hanya sekedar pelaksana yang tidak bertanggung
jawab
Partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas
informasi (Barki dan Hartwick dalam Restuningdiah dan Indriantoro,
2000:121-122).
Kesimpulan dari teori diatas adalah bahwa partisipasi pemakai
adalah aktivitas yang dilakukan oleh para pemakai dalam proses
pengembangan sistem informasi untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2.5.2Dukungan Manajemen Puncak
Menurut Jauch dan Glueck (1995:47-48), manajemen puncak
adalah eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung
jawab atas kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan. Manajemen
puncak adalah penetap tujuan, perencana strategi, pembentuk organisasi,
pemimpin dan pengendali utama.
Menurut Supriyono (1993:46) manajemen puncak suatu
perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi perusahaan yang
bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahaan.
Kesimpulan dari teori diatas adalah bahwa dukungan manajemen
puncak adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan eksekutif yang
berada di puncak perusahaan dan yang bertanggung jawab untuk
kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahaan.
2.2.5.3Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi
Menurut Hadisoebroto (2004:254), kemampuan teknik pemakai
Menurut Robbins (2001:46), kemampuan merujuk kesuatu
kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu
pekerjaan. Dengan kemampuan yang dimiliki, karyawan diharapkan akan
mendukung kegiatan badan usaha, sehingga akan terasa wajar apabila
badan memberi harapan agar tujuan karyawan dalam bekerja dapat
tercapai.
Kesimpulan dari beberapa pendapat diatas, yaitu bahwa
kemampuan teknik personal system informasi adalah kesanggupan
individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan
sistem informasi organisasi.
2.2.5.4Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
Program-program latihan tidak hanya penting bagi individu, tetapi
juga organisasi dan hubungan mahasiswa dalam kelompok kerja, dan
bahkan para negara. Barangkali cara paling mudah untuk meringkas
manfaat-manfaat latihan adalah dengan menyadari sebagai investasi
organisasi dalam sumber daya manusia (Handoko, 1992:45)
Kesimpulan dari pengertian diatas, yaitu pada prinsipnya
pelatihan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian
seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugas baru atau untuk
mengembangkan pelaksanaan tugas-tugas yang telah ada. Tugas-tugas
baru yang dimaksud, tidak hanya terbatas pada jenis tugasnya, tetapi juga
2.2.6 Software JD Edwards
Mengacu pada buku General End User Training Manual yang di
terbitkan oleh PetroChina International Companies in Indonesia, JD
Edwards merupakan sistem informasi berbasis ERP (Enterprise Resource
Planning) yang diperuntukkan bagi perusahaan manufaktur maupun jasa
yang berperan mengintegrasikan proses bisnis yang berhubungan dengan
aspek operasi, produksi, maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.
Enterprise Resource Planning (ERP) diidentifikasikan sebagai
perangkat untuk mengintergrasikan semua data dan proses suatu organisasi
menjadi sistem tunggal. Sistem ini menggunakan perangkat computer
untuk mencapai keterpaduan.Kunci suatu sistem ERP adalah penggunaan
sebuah database untuk menyimpan data untuk beragam modul sistem.
Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses
manufaktur, logistic, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan,
invoice dan proses akuntansi perusahaan. Sistem ini akan membantu
mengontrol aktivitas bisnis, seperti penjualan, pengiriman, produksi,
manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Keunggulan lainnya dalam Software JDE, yaitu pengoperasian
yang lebih mudah, dan tampilan yang lebih bagus karena dengan sistem
operasi windows. Dalam proses akuntansi, software JDE di klaim lebih
efektif dan efisien dalam melakukan jurnal entry. ERP versi JDE ini
ditemukan oleh Jack dan Edward yang juga merupakan singkatan dari
2.3 Kerangka Pikir
2.3.1 Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang mendukung Partisipasi Pemakai terhadap Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi adalah teori Y dari Mc Gregor. Teori yang
yang dipelopori oleh Mc Gregor (1957) menyatakan bahwa orang-orang
akan mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan
apabila mereka merasa terikat dengan tujuan itu. Dalam kondidi yang
sesuai, mereka belajar menerima dan mencari tanggung jawab (Davis dan
Newstrom, 1996:162).
Jen (2002:138) mengatakan bahwa dengan keterlibatan pemakai
yang sering dalam pengembangan sistem informasi Akuntansi, maka
kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi, sehingga akan
memberikan suatu kepuasan bagi para pemakai.
Dengan teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi
adalah bentuk dari pengarahan dan pengendalian diri sendiri untuk
mencapai tujuan. Partisipasi Pemakai Informasi juga merupakan salah satu
bentuk keterlibatan individu dalam kegiatan pengembangan system
informasi yang berguna untuk mencapai kepuasan pemakai informasi.
Partisipasi pemakai mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan
pemakai dan dalam proses pengembangan Sistem Informasi Akuntansi.
2.3.2 Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang mendukung Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak
dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi yaitu teori kelompok. Teori
kelomposk dalam kepemimpinan ini dasar perkembangannya berakal pada
psikologi sosial. Teori yang dikembangkan oleh Filley, House dan Kerr
(1976) menyatakan supaya kelompok bisa mencapai tujuannya, maka
harus terdapat suatu pertukaran yang positif di antara pemimpin dan
pengikutnya. Teori ini juga menunjukkan bahwa para pemimpin yang
memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang
positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan
yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada
bawahan (Miftah Thoha, 2004:288).
Menurut Jen (2002:139), dukungan manajemen puncak yang
memadai dalam proses pengembangan sistem informasi dan pengoperasian
sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan keinginan pemakai
untuk menggunakan system tersebut, karena mendapat dukungan dari
manajemen puncak di perusahaan tempat karyawan bekerja.
Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses
pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi dan kinerja
sistem informasi akuntansi, dengan adanya dukungan manajemen puncak
maka kepuasan pemakai dalam menggunakan sistem yang ada akan
semakin tinggi pula.
2.3.3 Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang mendukung Pengaruh Kemampuan Teknik Personal
Sistem Informasi dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi adalah Teori
Pencapaian Prestasi oleh McChelland (1953). Teori ini didasari asumsi
bahwa perubahan perilaku muncul karena individu ingin berhasil. individu
yang memiliki predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan
lebih baik, memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membuat perubahan
dan memperoleh sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting adalah jika
seseorang menghabiskan waktu berpikirnya untuk melakukan sesuatu yang
lebih baik maka orang tersebut akan menampakkan dorongan, energy dan
hasrat ingin sukses serta meraih tujuan yang lebih besar.
Kemampuan merupakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan
berbagai macam tugas dalam pekerjaan dan kemampuan yang ada kegiatan
karyawan tidak akan menyimpang jauh dari kegiatan badan usaha
sehingga dapat memberikan kepuasan (Robbins, 1996:86).
Menurut Choe (1996) yang dikutip oleh Jen (2002:138), semakin
tinggi tingkat Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi akan
hubungan positif antara Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi
akuntansi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa kemampuan
teknik personal merupakan keahlian yang diperoleh dari pendidikan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan.
2.3.4 Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Handoko (2000:117), memberikan batasan tantang
manfaat yang nyata dapat diperoleh dengan adanya program pelatihan dan
pendidikan yang dilaksanakan oleh organisasi atau perusahaan terhadap
karyawan, yaitu sebagai berikut:
meningkatkan rasa puas karyawan
memperbaiki komunikasi
mengurangi ketidak hadiran dan turn over karyawan
memperbaiki metode dan system kerja
menaikkan tingkat penghasilan
mengurangi biaya-biaya lembur dan keluhan-keluhan karyawan
mengurangi kecelakaan kerja
meningkatkan pengetahuan karyawan
memperbaiki moral karyawan dan menimbulkan kerja sama yang
Menurut Jen (2002), program pelatihan pendidikan memiliki
hubungan yang positif dalam proses pengembangan sistem informasi
akuntansi. Sedangkan penelitian yang dilakukan Soegiharto (2001) dalam
Jen (2002:140), tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan
antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan, dan
yang tidak.
Menurut pendapat Choe (1996) yang dikutip oleh Jen (2002:140),
perusahaan yang memperkenalkan program pelatihan dan pendidikan
karyawan akan memiliki kinerja sistem informasi akuntansi yang lebih
tinggi.
Kesimpulan dari teori diatas adalah perusahaan yang
memperkenalkan program pelatihandan pendidikan kepada pemakai akan
memiliki kinerja yang lebih baik, karena dapat menggunakan sistem
informasi akuntansi yang telah dikuasainya dengan baik. Sehingga
2.4 Diagram Kerangka Pikir
Gambar 1
Diagram Kerangka Pikir
Variabel Bebas Variabel Terikat
Uji Statistik Regresi Linier Berganda Partisipasi Pemakai
(X1)
Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
(X4)
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi
Akuntansi (X3)
Dukungan Manajemen Puncak
(X2) Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (software JD Edwards)
Joint Operating Body Pertamina-Petrochina
30
2.5 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang rumusan masalah dan tujuan
penelitian yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesa, yaitu:
Diduga partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak,
kemampuan teknik personal dan pelatihan serta pendidikan karyawan
berpengaruh positif terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi (software
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan
kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur variabel tersebut (Nazir, 2005:126).
Definisi dari setiap variabel yang diajukan dalam penelitian ini
termasuk penetapan pengukuran variabel sebagai berikut:
a. Variabel Terikat (Y)
Kinerja Sistem Informasi Akuntnasi (Y)
Kinerja Sistem Informasi Akuntnasi yaitu tingkat efektivitas
operasional sistem untuk mengubah data menjadi informasi dalam suatu
organisasi dengan menggunakan kepuasan pemakaian, pemakaian sistem
dan kualitas sistem sebagai ukurannya, serta menyediakan informasi bagi
b. Variabel Bebas (X)
1. Partisipasi Pemakai (X1)
Partisipasi pemakai, yaitu keikutsertaan yang meliputi perilaku,
pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai mulai tahap
perencanaan, pengembangan, sampai tahap implementasi.
2. Dukungan manajemen Puncak (X2)
Dukungan manajemen puncak merupakan suatu dorongan yang
dilakukan oleh sekelompok kecil eksekutif yang terlibat dalam kegiatan
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan
personalia (staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling)
untuk mengembangkan sisstem informasi bagi perusahaan dalam
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
3. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X3)
Kemampuan Teknik Personal Sistem informasi, yaitu
kesanggupan individu dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan
sistem informasi organisasi agar meningkatkan kinerja sistem informasi
4. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4)
Program Pelatihan dan Pendidikan untuk Pemakai merupakan
cara perusahaan memberikan pengetahuan dan keahlian seseorang agar
mampu melaksanakan tugas-tugas baru, dan juga untuk mengembangkan
pelaksanaan tugas-tugas yang telah ada.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala Interval
dengan teknik penyusunan skala semantic differential (Sumarsono,
2004:25) yaitu skala yang disusun dalam satu garis kontinum dengan
jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan dan jawaban sangat
negatifnya terletak di sebelah kiri, yang mempunyai 7 poin, dengan pola
sebagai berikut:
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5 6 7
Beberapa indikator yang digunakan adalah:
a. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan
oleh Goodhue dan Thompson (1995). Sembilan pertanyaan mengenai
kinerja yang terkait dengan kesesuaian tugas teknologi (task technology
(locatibility of data), (3) otorisasi akses data (authorization to access
data), (4) kompatibilitas (data compatibility), (5) kemudahan dan pelatihan
dalam pemakaian sistem(training and easy to use), (6) production
timeliness, (7) reliabilitas sistem (system reliability), (8) hubungan sistem
informasi dengan pengguna (IS relationship with users).
b. Partisipasi Pemakai (X1)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang
diadopsi dalam Hadisoebroto (2004:254) dengan 2 item pertanyaan,
dengan menggunakan indikator tingkat partisipasi pengguna dalam proses
pengembangan Sistem informasi akuntansi.
c. Dukungan Manajemen Puncak (X2)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang
diadopsi dalam Hadisoebroto (2004:254) dengan 5 item pertanyaan,
dengan menggunakan indikator tingkat pemahaman manajemen puncak
terhadap sistem informasi, keterlibatan manajemen puncak dan dukungan
manajemen puncak.
d. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X3)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang
dengan menggunakan indikator tingkat keahlian yang dimiliki, pengaruh
lamanya bekerja, dan latar belakang pendidikan keahlian yang dimiliki.
e. program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang
diadopsi dalam Hadisoebroto (2004:254), dengan 4 item pertanyaan,
dengan menggunakan indikator keberadaan dan manfaat fasilitas pelatihan
dan pendidikan pemakai.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan kelompok subjek atau objek yang memiliki
ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan
kelompok subjek atau objek yang lain (Sumarsono, 2005:55). Populasi
penelitian ini adalah semua karyawan JOB Pertamina-Petrochina East Java
Tuban, yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi akuntansi
(software JDE) guna memperlancar pelaksanaan tugas dan wewenang
yang sesuai dengan bidangnya, yaitu berjumlah 40 orang.
3.2.2 Sampel
Menurut Sumarsono (2004:44), sampel adalah bagian dari sebuah
populasi tersebut. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Simple Random Sampling, yaitu cara pengambilan
sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu (Sugiyono,
2006:74).
Ukuran sampel dari populasi yang ditentukan dengan
menggunakan rumus slovin yang dikutip (Umar, 2004:78), yaitu:
n = N
1 + Ne2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi yang berjumlah
e = Persentase kelonggaran ketidak pastian karena kesalahan
pengambilan sampel masih dapat diteliti 10%
Berdasarkan rumus diatas, maka diperoleh :
n = 40 = 28,57 = 30 responden
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini,
adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari kuesioner yang
disebarkan kepada responden, yaitu para manajer dan karyawan pengguna
sistem informasi.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data merupakan asal mula pengambilan data, dimana
sumber data dalam penelitian dari sumber intera perusahaan, yaitu JOB
Pertamina-Petrochina East Java Tuban khususnya kepada para manajer
dan karyawan di departemen administrasi pengguna sistem informasi.
3.3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan
3.4 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.4.1 Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana kuesioner mengukur apa
yang diinginkan. Uji validitas dilakuakan terhadap masing-masing item
pertanyaan yang membentuk variabel tertentu. Valid atau tidaknya alat
ukur dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor masing-masing item
pertanyaan dengan skor total terkorelasi dari semua pertanyaan.
Koefisien masing-masing item kemudian dibandingkan dengan
nilai rkritis dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika nilai rhitung > 0,30 maka variabel tersebut valid
Jika nilai rhitung≤ 0,30 maka variabel tidak valid (Sugiyono, 1992:106)
3.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur suatu kuesioner, yang merupakan indikator dari variabel.
Penelitian ini uji reliabilitasnya dilakukan melalui pengukuran
reliabilitas one shot atau pengukuran sekali saja dengan cara Cronbach
Alpha yaitu membandingkan antara koefisien Alpha dengan standar Alpha.
Kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika nilai alpha ≤ 0.60, berarti pertanyaan tidak reliabel (Nunnaly,
1969 dalam Imam Ghozali, 2006:42)
3.4.3 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai
metode, diantaranya Kolmogrov Smirnov dan Shapiro Wilk dengan
mempergunakan program SPSS 10.0 (Sumarsono, 2004:41).
Menurut Sumarsono (2004:43), dasar pengambilan keputusan,
yaitu:
a. Nilai Signifikansi > 0,05 berarti data tersebut berdistribusi normal.
b. Nilai Signifikansi < 0,05 berarti data tersebut tidak berdistribusi
normal.
3.4.4 Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi linear harus bersifat BLUE (Best Linear
Unibased Estimator), artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak
boleh bias. Untuk bisa dikatakan alat ukur yang BLUE, maka persamaan
regresi harus memenuhi tiga asumsi klasik sebagai berikut:
1. Tidak boleh terjadi autokorelasi
2. Tidak boleh terjadi multikolieritas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka
persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi BLUE, sehingga pengambilan
keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. berikut ini uraian singkat
mengenai tiga asumsi tersebut.
3.4.4.1Autokorelasi
Autokorelasi yaitu keadaan dimana kesalahan pengguna periode
lain. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi
(Santoso, 2001:216).
Menurut Ghozali (2006:95), uji autokorelasi bertujuan untuk
menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika telah terjadi korelasi, maka terdapat autokorelasi.
3.4.4.2Multikorelasi
Uji multikorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas.
Multikolinieritas dapat dilihat dengan menggunakan nilai VIF
(Variance Inflation Factor). VIF menyatakan tingkat pembengkakan
varians. Apabila nilai VIF > 10, maka persamaanregresi linier berganda
3.4.4.3Heteroskedasitisitas
Uji Heteroskedasitisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya (Ghozali, 2006:105).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada dua atau tidak adanya
Heteroskedasitisitas dapat diuji dengan menggunakan uji Rank Spearman,
yaitu membandingkan antara nilai residual dengan variabel bebas.
Nilai Probabilitas > 0.05 berarti bebas dari Heteroskedasitisitas
Nilai Probabilitas < 0.05 berarti terkena Heteroskedasitisitas (Anonim,
2006:60)
3.4.5 Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan teknik persamaan regresi linier
berganda untuk menunjukkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Bentuk persamaan Regresi Linier Berganda dapat dinyatakan
sebagai berikut
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e (Anonim, 2010 : L-21)
Dimana :
Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
X1 = Partisipasi Pemakai Sistem Informasi Akuntansi
X2 = Dukungan Manajemen Puncak
b0 = Konstanta / intersep
b1–b4 = Koefisien Regresi
e = Kesalahan
3.4.6 Uji Hipotesis a. Uji F
1. Untuk mengetahui kesesuaian atau kecocokan model terhadap variabel
terikat, maka digunakan Uji F, menurut Anonim (2010:L-22), nilai
Fhit dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
F hit = R2 / (k-1)
(1-R2) / (n-k)
Keterangan :
R = Koefisien Determinasi
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah sampel
2. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat
43
b. Uji t
1. Untuk mengetahui variabel-variabel bebas mana saja yang
berpengaruh terhadap variabel terikat digunakan uji t, menrurut
Anonim (2010:L-21), nilai thit dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
t hit = bj Se ( bj )
Keterangan :
thitung = Nilai t dari hasil perhitungan
bj = Koefisien regresi
Se(bj) = standard error (simpangan baku untuk masing-
masing koefisien regresi).
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikasi 0,05 dengan derajat
bebas (n-k), dimana n=jumlah pengamatan dan k=jumlah variabel.
3. Dari uraian di atas, maka diberikan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : b1 = 0 artinya secara persial tidak ada pengaruh yang nyata
antara variabel terikat dengan variabel bebas.
H0 : b1≠ 0 artinya secara persial ada pengaruh yang nyata antara
variabel terikat dengan variabel bebas.
4. Menentukan kriteria dengan penerimaan dan penolakan H0
H0 diterima jika Sig t > 0,05
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Tempat Kedudukan
Field Office JOB Pertamina PetroChina East Java berlokasi di
jalan Lingkar Pertamina, Desa Rahayu, Kecamatan Suko, Tuban. Dimana
lokasi ini berada di daerah terpencil di Kabupaten Tuban, namun dekat
dengan lokasi-lokasi pengeboran minyak bumi milik JOB Pertamina
PetroChina yang ada di Tuban dan Bojonegoro.
4.1.2 Profil Perusahaan
JOB Pertamina PetroChina East Java adalah perusahaan yang
bergerak di bidang pertambangan dan penjualan minyak bumi dan gas
alam.
Dengan penandatanganan perjanjian kontrak kerjasama selama 30
tahun, JOBP-PEJ mampu memanfaatkan cadangan minyak mentah dan gas
alam yang ada untuk memasok kebutuhan energi di seluruh Indonesia
Tabel 1 : Data Produksi Sumur pada 31 Januari 2011
KABUPATEN JUMLAH SUMUR
Sumber : JOB Pertamina PetroChina East Java
Tabel 2 : Produksi pada 1 Januari – 31 Desember 2010
Oil Gas
Mudi 920,722 bbls 0.611 BSCF
Sukowati 15,054,507 bbls 10.078 BSCF
Lengowangi 6,666 bbls 1.537 BSCF
Sumber : JOB Pertamina PetroChina East Java
4.1.3 Sejarah Perusahaan
1. Pada tanggal 29 Februari 1988 Trend International Ltd.
menandatangani Production Sharing Contract dengan PT. Pertamina
(persero) dalam jangka waktu 30 tahun menjadi JOB Pertamina Trend
Tuban (JOB P-TT).
2. Pada tahun 1993 JOB Pertamina Trend Tuban berubah kepemilikan
menjadi JOB Pertamina Santa Fe Tuban.
3. Pada tanggal 2 Juli 2001, JOB Pertamina Santa Fe berubah
kepemilikan lagi menjadi JOB Pertamina Devon Tuban.
4. Pada tanggal 1 Juli 2002, JOB Pertamina Devon Tuban berubah
sampai sekarang, dengan rincian prosentase kepemilikan sebesar 75%
untuk Pertamina dan 25% untuk PetroChina East Java.
4.1.4 Wilayah Kerja JOB Pertamina PetroChina East Java Tuban
Dalam kegiatan mengeksplorasi minyak mentah dan gas alam,
JOBP-PEJ memiliki wilayah kerja, antara lain:
1. Bojonegoro, meliputi CPA Sukowati yang memiliki 14 sumur
berproduksi.
2. Tuban, meliputi CPA Mudi yang memiliki 12 sumur berproduksi.
3. Gresik, meliputi CPA Lengowangi I dan Lengowangi II yang
memiliki 2 sumur berproduksi.
Hasil produksi dari seluruh sumur yang dimiliki oleh JOBP-PEJ
serta di tambah dari Pertamina Cepu, ditampung didalam tangki minyak
yang ada di CPA Mudi untuk dipompa dan dikirim ke FSO Cinta Natomas
melalui pipa onshore sepanjang 37 km, dan pipa offshore sepanjang 20
km, kemudian dijual.
Daerah pemasaran JOBP-PEJ untuk domestik area adalah seluruh
Indonesia, sedangkan untuk ekspor, antara lain Singapura, India, Australia,
4.1.5 Tujuan Perusahaan
1. Berusaha untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah yang ada di
Indonesia dan mempertahankan kualitas minyak mentah yang di
eksplorasi.
2. Menciptakan pelaksanaan proses produksi secara efektif, dengan cara
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk proses produksi
dengan sebaik-baiknya agar kegiatan proses produksi dapat berjalan
dengan lancer.
3. Memperluas kesempatan kerja dengan cara memberikan kesempatan
kerja bagi masyarakat luas dan khususnya masyarakat sekitar, agar
lebih sejahtera.
4.1.6 Struktur Organisasi
Struktur organisasi mempunyai peranan penting dalam suatu
perusahaan, karena merupakan pedoman dalam menetapkan pembagian
kerja, wewenang dan tanggung jawab.
Pembagian tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan
masing-masing departemen dalam JOB Pertamina PetroChina East Java adalah
sebagai berikut:
Field Manager
Bertugas memimpin, mengatur dan mengkoordinasi semua kegiatan
yang berhubungan dengan usaha pengembangan perusahaan secara
Menetapkan dan mengesahkan rencana kerja dan rencana anggaran
belanja perusahaan serta kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap
penting bagi perusahaan.
Field Operation Superintendent
Bertugas mengawasi dan mengkoordinasi semua kegiatan perusahaan
yang berhubungan dengan proses operasi yang ada di lapangan.
Bertanggung jawab terhadap semua pelaksanaan kegiatan-kegiatan
departemen yang dibawahinya.
Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada Field Manager
mengenai pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan secara berkala.
Field Admin Superintendent
Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Field Manager
mengenai perkembangan posisi keuangan di perusahaan.
Bertanggung jawab terhadap semua pelaksanaan kegiatan-kegiatan
departemen yang dibawahinya.
Environment Health Safety Superintendent
Bertugas mengawasi keselamatan kerja yang ada seluruh departemen.
Menjaga limbah agar tidak mencemari lingkungan yang ada di sekitar
perusahaan.
Senior Production Superintendent
Mengawasi dan menjaga sumur-sumur yang berproduksi agar tetap
Melakukan analisa terhadap hasil produksi, baik kuatitas maupun
kuantitasnya.
Const & Maintenance Superintendent
Mengawasi dan menjaga mesin-mesin agar selalu dapat beroperasi
dengan baik.
Memperbaiki mesin-mesin yang mengalami kerusakan.
Production Engineering Superintendent
Mengelola sumur-sumur agar tetap berproduksi dalam kondisi yang
stabil.
Menjaga stabilitas produksi sumur-sumur milik perusahaan.
Marine Terminal Superintendent
Memastikan kualitas dan kuantitas minyak mentah yang akan dijual,
apakah sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
Mengawasi seluruh kegiatan operasional yang ada di lepas pantai,
untuk dipertanggung jawabkan kepada Field Operation
Superintendent.
Senior Material Superintendent
Bertugas mengawasi dan mengontrol semua kegiatan yang
berhubungan dengan kegiatan pengadaan barang dan pendistribusian.
Melakukan transaksi pembelian dengan supplier.
Senior Support & Service Supervisor
Mengkoordinasi semua kegiatan perusahaan yang berhubungan