SKRIPSI
Diajukan Oleh : Tiwis Nurwyastuti 0413010203/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PT. PABRIK GULA CANDI BARU-SIDOARJO DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER
yang diajukan
Tiwis Nurwyatuti 0413010203/FE/EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si Tanggal : ... NIP. 030 217 167
Mengetahui
Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
PT. PABRIK GULA CANDI BARU-SIDOARJO DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER
Disusun Oleh : Tiwis Nurwyatuti 0413010203/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si Sekretaris NIP. 030 217 167
Anggota
Mengetahui
Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Dengan mengharapkan syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA COMPUTER
EXPERIENCE DAN USIA DENGAN COMPUTER ANXIETY PADA KARYAWAN PT. PABRIK GULA CANDI BARU-SIDOARJO DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER”. Dibuat dalam rangka persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S-1) Jurusan Akuntansi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulisan ini tidak terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini
saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Dr. Sumarsono (Alm)
selaku dosen pembimbing utama serta Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si., selaku dosen
pembimbing utama pengganti almarhum yang telah banyak memberikan
bimbingan selama penyusunan skripsi dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, M.M., selaku Dekan Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
ii
“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
bantuannya terhadap penulis selama masa pendidikan.
6. Bapak Bambang Sudigdo selaku General Manager pada PT. Pabrik Gula
Candi Baru-Sidoarjo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian di perusahaan.
7. Bapak dan Ibu karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo yang telah
memberikan waktu luang dalam pengisian kuesioner penelitian ini.
8. Kedua Orang tuaku, kakakku dan adikku, serta seluruh keluarga besarku yang
telah memberikan doa restu dan motivasi bagi penulis.
9. dr. Pranawa, Sp.PD-KGH., dr. Nunuk Mardiana, Sp.PD., Prof. Dr. dr. Gatut
Suhendro, Sp.M., tim dokter dari Jakarta dan seluruh pegawai PRODIA yang
telah memberikan motivasi, mengontrol dan mengawasi kesehatan penulis.
10.Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, terima kasih atas
segala dorongan dan bantuan serta doa yang telah diberikan selama ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan pihak-pihak yang memerlukannya.
Surabaya, Agustus 2009
Lampiran 2 : Tabel Frekuensi
Lampiran 3 : Uji Validitas
Lampiran 4 : Uji Reliabilitas
Lampiran 5 : Uji Normalitas
Lampiran 6 : Analisis Korelasi Pearson Product Moment
Lampiran 7 : Tabel Statistik
Lampiran 8 : Struktur Organisasi PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo
Computer Experience... 92
Tabel 4.3. : Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Usia ... 93
Tabel 4.4. : Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Computer Anxiety... 95
Tabel 4.5. : Hasil Uji Validitas Variabel Computer Experience... 96
Tabel 4.6. : Hasil Uji Validitas Variabel Usia... 97
Tabel 4.7. : Hasil Uji Validitas Variabel Computer Anxiety... 97
Tabel 4.8. : Hasil Uji Realiabilitas Variabel Penelitian ... 98
Tabel 4.9. : Hasil Uji Normalitas ... 99
Tabel 4.10. : Hasil Korelasi Pearson Antara Computer Experience Dengan Computer Anxiety...100
Tabel 4.11. : Hasil Korelasi Pearson Antara Usia Dengan Computer Anxiety...102
Tabel 4.12 : Hasil Korelasi Pearson Antara Usia Dengan Computer Experience...104
Tabel 4.13 : Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang 116
Tiwis Nurwyastuti
ABSTRAK
Munculnya teknologi informasi berbasis komputer memudahkan perusahaan untuk menjalankan kegiatan bisnis di tengah kondisi ketidakpastian lingkungan serta persaingan yang semakin ketat. PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo merupakan salah satu BUMN yang telah menerapkan teknologi informasi berbasis komputer. Akan tetapi tingkat penggunaan komputer pada karyawan masih belum optimal. Hal ini karena masih adanya kecemasan karyawan dalam menggunakan komputer. Kecemasan karyawan dalam menggunakan komputer berdampak pada produktivitas karyawan, semakin cemas karyawan mengunakan komputer, maka pekerjaan yang mereka selesaikan semakin kurang optimal. Beberapa penelitian menemukan bahwa tingkat kecemasan seseorang dalam menggunakan komputer (computer anxiety) ada kaitannya dengan pengalaman dalam menggunakan komputer (computer experience) serta usia. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji dan membuktikan adanya hubungan antara computer experience dan usia dengan computer anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer, serta menguji dan membuktikan adanya hubungan antara usia dengan computer experience pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Adapun respondennya adalah karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo yang berjumlah 42 orang, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis korelasi Pearson.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel computer experience dan variabel usia dengan variabel computer anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer. Disimpulkan pula bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel usia dengan variabel computer experience pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer.
Key words : computer anxiety, usia, computer anxiety
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha atau bisnis yang semakin maju dan modern
ini, persaingan semakin terasa sangat ketat dalam skala global. Revolusi dalam
teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong kemajuan dalam
teknologi, produk dan proses serta terbentuknya masyarakat informasi.
Perusahaan sebagai pelaku bisnis harus memperhatikan kemajuan teknologi
informasi agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Tidak diragukan lagi
derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi menyebabkan sebuah
kompetisi (Sudaryono dan Astuti, 2005: 894).
Perkembangan teknologi informasi yang pesat menyebabkan
perubahan dalam suatu operasi perusahaan. Ada empat macam teknologi yang
perkembangannya relatif menonjol saat ini, yaitu: teknologi informasi,
teknologi pemanufakturan, teknologi transportasi dan teknologi komunikasi.
Diantara berbagai jenis teknologi yang berkembang pesat, teknologi informasi
mempunyai dampak yang paling dominan terhadap perubahan lingkungan
bisnis, sehingga kondisi pasar menjadi semakin kompetitif (Sudaryono dan
Astuti, 2005: 894).
Indriantoro (1996) dalam Sudaryono dan Astuti (2005: 894), istilah
teknologi informasi yang sekarang lazim digunakan banyak orang, sebenarnya
kantor yang telah bercampur menjadi satu sehingga sulit untuk
memisahkannya.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam bisnis telah mengubah secara
radikal tipe pekerjaan, pekerja, organisasi dan sistem manajemen yang
digunakan untuk mengelola organisasi (Mulyadi, 2002: 310). Menurut Porter
(1980) dalam Sudaryono dan Astuti (2005: 895), setiap pelaku bisnis berusaha
menerapkan strategi efisiensi atau deferensiasi produk untuk memperoleh
keuntungan bersaing yang lebih berorientasi pada pencapaian laba dalam
jangka panjang.
Kehadiran dan pesatnya perkembangan teknologi informasi ini
memberikan berbagai kemudahan pada kegiatan bisnis dalam lingkungan yang
semakin penuh ketidakpastian. Peran teknologi informasi sebagai alat bantu
dalam pembuatan keputusan bisnis pada berbagai fungsi maupun peringkat
manajerial, menjadi semakin penting bagi pengelola bisnis karena kemampuan
teknologi informasi dalam mengurangi ketidakpastian (Sudaryono dan Astuti,
2005: 894).
Istilah sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi komputer
di dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai. Berbagai
hasil penelitian memberikan bukti empiris mengenai semakin meningkatnya
peran teknologi komputer untuk berbagai kepentingan bisnis. Munculnya
teknologi informasi berbasis komputer memudahkan orang melakukan
aktivitas mengakses informasi dimana saja dan kapan saja (Sudaryono dan
peranan komputer. Namun yang harus tetap diingat adalah komputer
semata-mata merupakan mesin mati yang tidak dapat mengambil keputusan dengan
sendirinya. Dia akan bekerja selaras dengan instruksi yang diberikan dan
dibuat oleh manusia.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa komputer mempunyai dampak yang
sangat besar bagi kegiatan operasional perusahaan. Dengan komputer,
informasi yang dihasilkan dapat tepat waktu dan tepat nilainya. Apalagi
dengan mempergunakan model-model kualitas yang berisi
perhitungan-perhitungan matematik yang rumit, penggunaan komputer sangat tepat sekali
(Jogiyanto, 2000: 58).
Sekarang ini seorang karyawan harus mempunyai kemampuan dalam
menggunakan teknologi informasi khususnya teknologi komputer. Tingkat
pekerjaan seorang karyawan yang semakin tinggi dan rumit mengharuskan
mereka menggunakan komputer sebagai alat bantu kerja mereka untuk
mencapai target kualitas yang dibutuhkan.
Seseorang akan berusaha untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuannya di segala bidang agar tetap survive di
organisasi. Hal ini akan mendorong organisasi untuk mendapatkan tenaga
kerja yang berkualitas, yang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan benar dan
tepat (Junaedi dan Purwaningsih, 2008: 2).
Sistem informasi menekankan pentingnya pemakaian komputer demi
pencapaian kualitas yang diinginkan, oleh karena itu semua karyawan
membutuhkan pengetahuan tentang teknologi informasi yang modern, seperti
keahlian komputer yang dibutuhkan dalam pemakaian komputer di dalam
sistem informasi berbasis komputer, dan tidak kalah pentingnya adalah
bagaimana informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat menambah
nilai bagi perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sangat penting bagi
seorang karyawan mempelajari dan meningkatkan keahliannya dalam
menggunakan komputer.
Sharit, et. al., 1998; Thimm, et. al., 1998 dalam Butchko (2003: 1),
keahlian seorang karyawan dalam menggunakan komputer dipengaruhi oleh
faktor kecemasan seseorang terhadap penggunaan komputer atau biasa disebut
dengan computer anxiety. Akan tetapi tidak semua karyawan dapat menerima
teknologi komputer tersebut dengan baik, khususnya pada karyawan yang
berusia tua. Ini dikarenakan tenaga kerja tua sebagai tenaga kerja yang kurang
sehat, mempunyai penurunan kemampuan berpikir, dan tidak tertarik untuk
belajar teknologi baru.
Czaja (1996), mengatakan bahwa kemampuan berpikir seseorang akan
menurun seiring dengan bertambahnya usia orang tersebut. Panek (1997)
menyatakan bahwa kecenderungan turunnya kemampuan dan sikap seiring
usia muncul karena tenaga-tenaga kerja tua terbiasa dengan ketepatan dari
pada kecepatan. Sayangnya perubahan-perubahan yang terjadi menunjukkan
bahwa para tenaga kerja tua tidak mempunyai kapasitas yang cukup dengan
Selain faktor computer anxiety diatas, faktor pengalaman karyawan
dalam menggunakan komputer atau disebut dengan computer experience juga
mempengaruhi keahlian karyawan dalam menggunakan komputer. Akan tetapi
tidak semua karyawan mengandalkan pengalaman mereka untuk dapat
menguasai teknologi komputer, khususnya pada karyawan yang berusia muda.
Beberapa penelitian berdasarkan pengalaman (Czaja, 1998; Dyek,
1994; Sharit, et. al., 1998; Marquie, 1994) menemukan perbedaan-perbedaan
antara generasi muda dan tua. Pencarian meliputi generasi tua yang
mengalami tingkat ketidaknyamanan yang tinggi, perasaan yang tidak
manusiawi, kurangnya kontrol ketika menggunakan komputer dan rendahnya
percaya diri (kepercayaan bahwa seseorang yang merasa mampu dalam
mengoperasikan teknologi komputer). Yang ditemukan bahwa keinginan
secara fisik dan ketidaknyamanan secara tetap bagi generasi tua dan muda,
dan generasi tua mengalami sedikit stres daripada generasi muda ketika
mengerjakan tugas-tugas secara interaktif (Butchko, 2003: 2)
Singkatnya, yang ditemukan bahwa generasi tua memiliki tingkat
kemampuan komputer yang rendah. Walau secara keseluruhan, mereka
memiliki rasa tidak percaya diri yang rendah daripada generasi muda. Terlepas
dari perbedaan-perbedaaan ini, satu kesimpulan ditemukan dalam tingkatan
anxiety tidak hanya berhubungan pada masalah usia tetapi juga pada masalah
pengalaman terhadap penggunaan teknologi komputer (Butchko, 2003: 2).
Peningkatan teknologi tambahan seperti ATM, elektronik banking,
pengalaman bagi berbagai generasi akan teknologi. Keuntungan-keuntungan
ini dijadikan masukan untuk tingkatan bagi tenaga kerja sehingga generasi tua
dan muda dalam studi ini mempunyai tingkat pengalaman komputer yang
sama (Butchko, 2003: 3).
PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo merupakan salah satu BUMN
yang telah menerapkan teknologi informasi berbasis komputer. Produk utama
yang dihasilkan dari PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo adalah gula untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat Jawa Timur. Hadirnya teknologi komputer
dalam PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo telah membuat para karyawan
mereka memiliki tingkat penggunaan komputer yang masih bervariasi. Salah
satunya dikarenakan adanya tingkat kecemasan para pekerja dalam
menggunakan komputer.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, masih ada karyawan yang
merasa cemas dalam menghadapi komputer. Seperti up-date anti virus,
seorang karyawan memanggil programmer untuk melakukannya. Pada hal di
PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo, tiap-tiap karyawan telah disediakan
komputer sesuai tugas dan jabatannya sehingga untuk pengalaman dalam
menggunakan komputer tidak diragukan lagi. Tetapi kenapa mereka harus
mengalami kecemasan dalam menghadapi masalah komputer yang dianggap
tidak terlalu sulit. Hal ini berdampak pada produktivitas karyawan itu sendiri,
semakin para pekerja itu merasa cemas maka kurang optimal dalam
menyelesaikan tugas-tugas mereka. Tingkat kecemasan seseorang dalam
tersebut.
Untuk memberikan dukungan yang efektif terhadap para karyawan
PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo harus memperhatikan hubungan antara
computer experience dan usia dengan computer anxiety dalam menggunakan
komputer, sehingga para pekerja dapat mencapai produktivitas yang efektif
dan efisien.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul:
“Hubungan antara Computer Experience dan Usia dengan Computer Anxiety pada Karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam Menggunakan Komputer”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka
diambil suatu perumusan masalah untuk penelitian ini, yaitu :
1. Apakah terdapat hubungan antara computer experience dengan computer
anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam
menggunakan komputer?
2. Apakah terdapat hubungan antara usia dengan computer anxiety pada
karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan
komputer?
3. Apakah terdapat hubungan antara usia dengan computer experience pada
komputer?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah dan pembatasan masalah,
maksud dan tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menguji dan membuktikan adanya hubungan antara computer experience
dengan computer anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi
Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer.
2. Menguji dan membuktikan adanya hubungan antara usia dengan computer
anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam
menggunakan komputer.
3. Menguji dan membuktikan adanya hubungan antara usia dengan computer
experience pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam
menggunakan komputer.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi Perusahaan.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam
pengambilan keputusan mengenai sumber daya manusia (penerimaan,
penyeleksian dan rencana pelaksanaan pelatihan komputer bagi
dalam menentukan kebijakan dimasa yang akan datang dan dasar untuk
mengadakan perbaikan demi kelancaran dan keberhasilan perusahaan
dalam mencapai tujuannya.
2. Bagi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Diharapkan dapat bermanfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan, khususnya
pada bidang teknologi informasi dan diharapkan dari hasil penelitian ini
dapat digunakan oleh mahasiswa khususnya yang akan melakukan
penelitian dalam bidang yang sama untuk dijadikan sebagai bahan
referensi dan bahan pertimbangan.
3. Bagi Peneliti.
Karena penelitian merupakan aplikasi praktek dari suatu bidang ilmu
pengetahuan, maka bila proses penelitian ini berakhir diharapkan akan
meningkatkan dan memperluas wawasan dalam bidang teknologi
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak-pihak
lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukkan dan bahan pengkajian yang
berkaitan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut :
A. Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si., Ak. dan Istiati Diah Astuti
(SNA VIII Solo, 15-16 September 2005, halaman 894-902)
Judul :
“Pengaruh Computer Anxiety terhadap Keahlian Karyawan Bagian
Akuntansi dalam Menggunakan Komputer”.
Perumusan Masalah :
Apakah faktor computer anxiety mempunyai pengaruh terhadap keahlian
menggunakan komputer pada karyawan akuntansi perusahaan tekstil di
Surakarta?
Kesimpulan :
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa
computer anxiety mempunyai pengaruh negatif terhadap keahlian dalam
menggunakan komputer. Pemakai dengan computer anxiety yang rendah
mempunyai keyakinan bahwa teknologi komputer tidak akan
mendominasi atau mengendalikan kehidupan manusia, sehingga
teknologi komputer. Oleh karena itu, pemakai dengan computer anxiety
yang rendah akan menyebabkan tingkat keahlian yang tinggi dalam
menggunakan komputer dibanding yang mempunyai tingkat computer
anxiety yang tinggi.
B. Lori A. Butchko (2003)
Judul :
“Computer Experience and Anxiety : Older versus Younger Workers”.
Perumusan Masalah :
Apakah usia atau computer experience yang bisa menentukan computer
anxiety dan teknologi komputer?
Kesimpulan :
1) Adanya hasil yang signifikan (negatif) antara computer experience
dengan computer anxiety, indikasinya setiap individu lebih
membutuhkan pengalaman untuk menghilangkan ketakutan dalam
menggunakan komputer.
2) Tidak ada hubungan yang signifikan (positif) antara usia dan
computer anxiety, indikasinya usia tidak dapat memprediksi
seseorang dalam ketakutan menggunakan komputer.
3) Tidak ada hubungan yang signifikan (negatif) antara usia dan
computer experience. Usia tidak dapat memprediksi pengalaman
C. Deddy Prasetyo (2007)
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Judul :
“Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Self Efficacy terhadap
Keahlian Mahasiswa Akuntansi UPN ‘Veteran’ JATIM di dalam
Penggunaan Teknologi Informasi”.
Perumusan Masalah :
1) Adakah pengaruh computer anxiety terhadap keahlian mahasiswa
akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur di dalam penggunaan
teknologi informasi?
2) Adakah pengaruh computer self efficacy terhadap keahlian
mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur di dalam
penggunaan teknologi informasi?
Kesimpulan :
1) Computer anxiety berpengaruh negatif yang signifikan terhadap
keahlian dalam penggunaan teknologi informasi sehingga hipotesis
pertama teruji kebenarannya.
2) Computer self efficacy berpengaruh positif yang signifikan terhadap
keahlian dalam penggunaan teknologi informasi sehingga hipotesis
D. Dharmawan Susanto (2008)
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Judul :
“Pengaruh Faktor Demografi dan Personality End-User Computing
(EUC) terhadap Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer pada
Teknologi Informasi PT. Petrokimia”.
Perumusan Masalah :
“ Apakah faktor demografi End-User Computing yang terdiri dari umur,
jenis kelamin, pendidikan, pengalaman dan faktor personality End-User
Computing yang terdiri dari Computer Anxiety, Computer Attitudes,
Math Anxiety berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi berbasis
komputer ? “
Kesimpulan :
Penelitian yang menyatakan “bahwa faktor demografi dan personality
End-User Computing berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi
berbasis komputer dalam perusahaan” tidak teruji kebenarannya, karena:
1) Faktor demografi End-User Computing (EUC), yaitu umur, jenis
kelamin, pengalaman berpengaruh terhadap sistem informasi
akuntansi berbasis komputer, terlihat dari tingkat signifikan yang
dihasilkan < 5%. Sedangkan pendidikan tidak berpengaruh terhadap
sistem informasi akuntansi berbasis komputer, terlihat dari tingkat
2) Faktor personality End-User Computing, yaitu computer attitudes
dan computer anxiety berpengaruh terhadap sistem informasi
akuntansi berbasis komputer, terlihat dari tingkat signifikan yang
dihasilkan < dari 5%. Sedangkan math anxiety tidak berpengaruh
terhadap sistem informasi akuntansi berbasis komputer, terlihat dari
tingkat signifikan yang dihasilkan > dari 5%.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Konsep Dasar Akuntansi Keperilakuan 2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan adalah cabang akuntansi yang
mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi
(Siegel, G., et. al., 1989). Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan
bagian dari ilmu akuntansi yang perkembangannya semakin meningkat
dalam 25 tahun belakangan ini (Ikhsan dan Ishak, 2005: 3).
Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi
dan pengetahuan keperilakuan serta diterapkan dengan praktis
menggunakan riset ilmu keperilakuan untuk menjelaskan dan
memprediksikan perilaku manusia (Ikhsan dan Ishak, 2005:28).
Pengertian akuntansi keperilakuan (Siegel dan Marconi, 1989:
3), adalah akuntansi keperilakuan berkembang dari peran akuntansi
melaporkan informasi keuangan. Sedangkan akuntansi keperilakuan
mempunyai cangkupan yang lebih luas, sebab didalamnya mempelajari
perilaku manusia dengan rancangan, bentuk dan kegunaan dari sistem
informasi akuntansi yang efisien.
2.2.1.2. Tujuan Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan memfokuskan pada hubungan antara
manusia dan sistem akuntansi. Akuntansi keperilakuan juga menyadari
bahwa mereka dapat merancang sistem informasi untuk mempengaruhi
sistem motivasi karyawan, moral dan produktivitas. Akuntansi
keperilakuan percaya bahwa tujuan utama dari laporan akuntansi adalah
untuk mempengaruhi perilaku agar dapat memotivasi tindakan yang
diharapkan (Ikhsan dan Ishak, 2005: 24).
Tujuan akuntansi keperilakuan (Siegel dan Marconi, 1989: 6)
adalah usaha untuk melakukan pengukuran dan pengevaluasian segala
tindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan
pengambilan keputusan, baik yang bersifat internal dan eksternal.
Akuntansi keperilakuan akan memberikan informasi kepada manajemen
tidak hanya informasi tentang bagaimana orang berperilaku, tetapi juga
dengan alasan mengapa orang-orang berperilaku seperti yang
manajemen lakukan dan merekomendasikan untuk mengubah perilaku
disfungsional ( disfunctional behavior), seperti ketegangan, dendam,
2.2.1.3. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan berada di balik peran akuntansi
tradisional yang berarti mengumpulkan, mengukur, mancatat, dan
melaporkan informasi keuangan. Dengan demikian, dimensi akuntansi
berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desain, konstruksi,
serta penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yang efisien.
Akuntansi keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan antara
perilaku manusia dan sistem akuntansi, mencerminkan dimensi sosial
dan budaya manusia dalam suatu organisasi (Ikhsan dan Ishak, 2005:
23).
Ruang lingkup akuntansi keperilakuan (Siegel dan Marconi,
1989: 4) dibagi menjadi tiga bagian, yaitu meliputi :
1. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain,
kontruksi dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam
perusahaan, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan
manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain
organisasi.
2. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia,
yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi,
produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan
3. Metode untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk
mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat
dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku.
2.2.2. Konsep Dasar Teknologi Informasi 2.2.2.1. Pengertian Teknologi Informasi
Istilah Teknologi Informasi (TI) atau Information Technology
(IT), yang popular saat ini adalah bagian dari mata rantai panjang dari
perkembangan istilah dalam dunia Sistem Informasi (SI) atau
Information System (IS). Istilah Teknologi Informasi memang lebih
merujuk pada teknologi yang digunakan dalam menyampaikan maupun
mengolah informasi, namun pada dasarnya masih merupakan bagian dari
sebuah sistem informasi itu sendiri (Supriyanto, 2005: 5).
Teknologi informasi memang lebih mudah dipahami secara
umum sebagai pengolahan informasi yang berbasis pada teknologi
komputer yang saat ini teknologinya terus berkembang sehubungan
perkembangan teknologi lain yang dapat dikoneksikan dengan komputer
itu sendiri (Supriyanto, 2005: 5).
Definisi Teknologi Informasi yang diambil dari “Information
Technology Training Package ICA 99” yang diterbitkan oleh Australian
National Training Authority (ANTA).
“ Industri Teknologi Informasi didefinisikan sebagai pengembangan
untuk memproses, penyajian, mengolah data dan informasi. Termasuk di
dalamnya pembuatan hardware komputer dan komponen komputer;
pengembangan software komputer dan berbagai jasa yang berhubungan
dengan komputer; bersama-sama dengan perlengkapan komunikasi,
pembuatan komponen dan jasa “.
Definisi lain Teknologi Informasi yang diambil dari Oxford
English Dictionary (OED2) edisi ke-2 mendefinisikan Teknologi
Informasi adalah hardware dan software, dan bisa termasuk di dalamnya
jaringan dan telekomunikasi yang biasanya dalam konteks bisnis atau
usaha. Sering nama IT merupakan bagian dari kegiatan usaha yang
memanfaatkan perangkat elektronik komputer.
Jadi, pada intinya istilah Teknologi Informasi (Information
Technology – IT) adalah teknologi yang memanfaatkan komputer
sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang
bermanfaat (Supriyanto, 2005: 6).
2.2.2.2. Aspek Perilaku dalam Pengembangan Teknologi Informasi
Penerapan teknologi menimbulkan sejumlah problematik yang
berasal dari berbagai faktor, antara lain : ekonomi, teknologi, konsep
sistem dan aspek perilaku. Dari berbagai faktor penyebab problematik
dalam pengembangan teknologi komputer, aspek perilaku merupakan
faktor yang dominan (Iqbaria (1984) dalam Sudaryono dan Astuti, 2005:
Perilaku ini dipengaruhi oleh persepsi pengguna terhadap TI
yang secara teoritis dideskripsikan oleh para ahli pengembang TI sebagai
pengguna dan pengaruhnya terhadap penggunaan komputer (Davis, et.
al., 1989; Ferguson, 1991). Berdasarkan aspek keperilakuan pengguna
(user) yang juga turut mempengaruhi persepsi dan sikap dalam
menerima penggunaan TI ( Nasution, 2004: 1).
Pengguna sistem adalah manusia (man) yang secara psikologi
memiliki suatu perilaku (behavior) tertentu yang melekat pada dirinya,
sehingga aspek keperilakuan dalam konteks manusia sebagai pengguna
(brainware) TI menjadi penting sebagai faktor penentu pada setiap orang
yang menjalankan TI (Nasution, 2004: 1).
Menurut Syam (1999), pertimbangan perilaku ini perlu
mendapat perhatian khusus dalam konteks penerapan TI. Pendapat ini
sejalan dengan Sung (1987) dalam Trisna (1998) yang menyatakan
bahwa faktor-faktor teknis, perilaku, situasi dan personil pengguna TI
perlu dipertimbangkan sebelum TI diimplementasikan (Nasution, 2004:
2).
Henry (1986) dalam Trisnawati (1998) juga mengemukakan
bahwa perilaku pengguna dan personal sistem diperlukan dalam
pengembangan sistem, dan hal ini berkaitan dengan pemahaman dan
cara pandang pengguna sistem tersebut. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa persepsi para personil (orang-orang) yang terlibat
apakah sistem itu berhasil atau tidak, dapat diterima atau tidak,
bermanfaat atau tidak jika diterapkan (Nasution, 2004: 2).
Menurut Boodnar dan Hopwood (1995), pengembangan TI
memerlukan perencanaan dan implementasi yang hati-hati untuk
menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan, dan
ini sangat berhubungan dengan perubahan perilaku secara individual
dalam melaksanakan pekerjaannya (Nasution, 2004: 2).
Thompson, et. al., (1990) dalam Sudaryono dan Astuti (2005:
895), mengemukakan pentingnya aspek perilaku dalam penerapan
teknologi komputer. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian empiris
yang menguji pengaruh perilaku individual pemakai terhadap
penggunaan Personal Computer (PC) dengan landasan teori yang
diusulkan oleh Triandis (1980). Lebih jauh Tompson, et. al., (1991)
menjelaskan tentang faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang
mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas
komponen kognisi (cognitive), afeksi (affective), dan komponen
komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components).
Menurut Triandis (1980) dalam Thomson, et. al., (1990),
kognisi berkaitan dengan konsekuensi yang diperoleh pada masa
depan yang diyakini seseorang sehingga mendorong untuk bersikap.
Afektif berkaitan dengan perasaan atau emosi seseorang yang
mempunyai konotasi suka atau tidak suka. Keinginan merupakan
positif seseorang terhadap komputer karena didorong oleh keinginan
yang kuat untuk mempelajarinya (Sudaryono dan Astuti, 2005: 895).
Ketiga komponen sikap dimuka: kognisi, afeksi dan
keinginan, pada dasarnya saling terkait antara satu dengan yang
lain. Keinginan seseorang dipengaruhi oleh keyakinan akan
konsekuensi masa yang akan datang, sehingga menimbulkan afeksi
seseorang yang dinyatakan dengan sikap suka atau tidak suka
terhadap teknologi komputer. Sikap pengguna terhadap komputer dapat
pula ditunjukkan dengan sikap optimistik pengguna bahwa komputer
sangat membantu dan bermanfaat untuk mengatasi masalah atau
pekerjaannya (Triandis (1971) dalam jurnal Nasution, 2004: 895).
Berdasarkan beberapa uraian teoritis dan hasil penelitian
empiris yang telah di uraikan diatas, dapat di pahami bahwa aspek
prilaku dalam penerapan TI merupakan salah satu aspek yang penting
untuk di perhatikan, karena berhubungan langsung dengan pengguna
(user), sebab interaksi antara pengguna dengan perangkat komputer
yang di gunakan sangat di pengaruhi oleh persepsi, sikap, afeksi sebagai
aspek keprilakuan yang melekat pada diri manusia sebagai user.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian-uraian diatas adalah
penerapan suatu sistem dan teknologi informasi tidak terlepas dari
aspek prilaku karena pengembangan sistem terkait dengan masalah
individu dan organisasional sebagai pengguna sistem tersebut, sehingga
2.2.2.3. Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dalam Bisnis
Perkembangan dunia usaha (bisnis) dewasa ini ditengarai oleh
kompetisi usaha yang semakin ketat dalam skala global. Kondisi tersebut
di dorong oleh perkembangan teknologi yang cukup pesat. Ada empat
macam teknologi yang perkembangannya relatif menonjol saat ini, yaitu:
teknologi informasi, teknologi pemanufakturan, teknologi transportasi
dan teknologi komunikasi. Diantara berbagai jenis teknologi yang
berkembang pesat, teknologi informasi mempunyai dampak yang paling
dominan terhadap perubahan lingkungan bisnis (Sudaryono dan Astuti,
2005: 894).
Dampak yang nyata dirasakan adalah pemrosesan data yang
mengalami perubahan dari sistem manual digantikan oleh komputer
sebagai alat pemrosesan data. Pemanfaatan teknologi informasi oleh para
pemakai makin memudahkan dalam melakukan pekerjannya (Budiasih,
2002: 117).
Terjadinya inovasi teknologi memacu perusahaan untuk
meningkatkan strategi organisasi dengan tujuan tercapainya keberhasilan
organisasi dalam jangka panjang. Menurut Myers (1987), inovasi berarti
perubahan. Ini juga berarti menciptakan sesuatu yang tidak ada
Myers lebih lanjut mengemukakan bahwa ada beberapa alasan
mengapa inovasi sangat diperlukan :
1. Dunia telah berubah.
Perubahan yang terus terjadi di lingkungan bisnis menuntut
organisasi untuk selalu melakukan perubahan yang mengacu pada
pembaharuan dan perbaikan.
2. Semua proyek (kegiatan) memerlukan champion (juara).
Setiap kegiatan atau proyek akan dikelilingi oleh user yang
memerlukan champion di setiap kegiatan. Dengan demikian, setiap
individu organisasi harus menanamkan dalam dirinya untuk
menjadi champion (juara) dalam setiap kegiatan supaya proyek
berhasil.
3. Para pemakai (user) telah belajar lebih banyak.
Jumlah perubahan yang dilakukan pada setiap kegiatan akan
meningkat sebanding dengan meningkatnya pengetahuan para user.
Mereka akan melihat perubahan apa yang akan dilakukan oleh
perusahaan sehingga perubahan yang dilakukan organisasi
seringkali mengalami kegagalan. Para manajer dituntut untuk lebih
hati-hati dan menganalisa setiap kegiatan yang akan dilakukan agar
program dapat berhasil.
4. Berbagai variabel yang lain.
Organisasi harus mempertimbangkan banyak variabel yang akan
mempelajari user, database, penyesuaian pribadi dengan
pengguna, belajar bekerja sama dengan orang lain, dan beradaptasi
denga lingkungan.
Dalam jurnal Nasution (2004: 1), perkembangan Teknologi
Informasi (TI) yang sangat pesat dewasa ini memberikan banyak
kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis (Cushing, 1993;
Murdick, et. al., 1997; Mc.Leod.R.J, 1997; Grace, 2000; Nur
Indriantoro, 2000; Baridwan, 2000 dalam Halim, 2000; Hall, 2001).
Peranan TI (Wilkinson dan Cerullo, 1997) dalam berbagai aspek
kegiatan bisnis dapat dipahami karena sebagai sebuah teknologi yang
menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan penggunaan
komputer, TI dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis
dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat.
Menurut Mc. Farlan (1983); Rockart (1998) dalam Nur
Indriantoro (2000); dan Syam (1999), penerapan TI bagi perusahaan
mempunyai peranan penting dan dapat menjadi pusat strategi bisnis
untuk memperoleh keunggulan bersaing. Selanjutnya, Downing (1993);
Trisnawati (1998); Syam (1999) juga menyebutkan bahwa saat ini TI
sudah menjadi kebutuhan dasar bagi setiap perusahaan terutama dalam
2.2.3. Konsep Dasar Sistem 2.2.3.1. Pengertian Sistem
Dalam suatu badan usaha pasti terdapat suatu sistem yang
digunakan memperoleh, mengolah serta menyimpan data dan
melaporkan informasi secara tepat, cepat dan akurat.
Suatu sistem adalah suatu entity (kesatuan) yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling berhubungan (sub sistem) yang bertujuan
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (Moscove dan Simkin, 1981: 4
dalam Baridwan, 1994: 2).
Menurut Widjajanto (2001: 2), sistem adalah sesuatu yang
memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu melalui tiga tahapan, yaitu : input, proses, dan output.
Menurut Halim (1994: 27), sistem adalah suatu rangkaian
kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait dalam
mempengaruhi, yang diarahkan mencapai tujuan tertentu.
Menurut Wilkinson (1993: 3), suatu sistem adalah suatu
kerangka kerja terpadu yang mempunyai sasaran atau lebih.
Menurut Supriyanto (2005: 238), sistem adalah kumpulan
elemen, komponen atau sub sistem yang saling berintegrasi dan
Terdapat 2 kelompok pendekatan yang digunakan dalam
mendefinisikan sistem, yaitu :
1. Lebih menekankan pada prosedur yang digunakan dalam sistem
dan mendefinisikan sistem :
Sistem sebagai jaringan prosedur, metode dan cara kerja yang
saling berinteraksi dan dilakukan untuk pencapaian suatu tujuan
tertentu.
2. Lebih menekankan pada elemen atau komponen penyusun sistem,
mendefinisikan sebagai berikut :
Sistem sebagai kumpulam elemen baik abstrak maupun fisik yang
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
Kedua definisi tersebut sangat tergantung pada pendekatan
yang digunakan. Karena pada hakikatnya setiap komponen sistem saling
berinteraksi dan untuk dapat mencapai tujuan tertentu harus melakukan
sejumlah prosedur, metode dan cara kerja yang juga saling berinteraksi
(Supriyanto, 2005: 238).
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem pada
dasarnya adalah sekelompok elemen, komponen atau kesatuan yang
berhubungan erat satu sama lain dan saling berinteraksi, yang berfungsi
bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu dan umumnya setiap
sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau secara
2.2.3.2. Karakteristik Sistem
Menurut Jogiyanto (2000: 7), suatu sistem mempunyai
karakteristik atau sifat-sifat tertentu sebagai berikut :
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu
kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem
dapat berupa sub sistem atau bagian dari sistem. Setiap sistem
tidak peduli betapapun kecilnya selalu mengandung
komponen-komponen atau sub-sub sistem. Setiap sub sistem mempunyai sifat
dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem
dapat mempengaruhi suatu sistem yang lebih besar yang disebut
supra sistem.
2. Batas Sistem
Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan.
Batas waktu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem
tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari
dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem
tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi
dari sistem dan harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang
lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan,
jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
4. Penghubung Sistem
Penghubung merupakan media penghubung antara satu sub sistem
dengan sub sistem lainnya. Melalui penghubung ini
memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari sub sistem ke
sub sistem lainnya.
5. Masukkan Sistem
Adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukkan dapat
berupa masukkan perawatan dan masukkan signal. Masukkan
perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut
dapat beroperasi. Masukkan signal adalah energi yang diproses
untuk didapatkan keluaran.
6. Keluaran Sistem
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dari sisa pembuangan. Keluaran
dapat merupakan masukkan untuk sub sistem yang lain atau
7. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem
itu sendiri sebagai pengolahnya yaitu pengolah yang akan
mengubah masukkan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu
sistem tidak mempunyai sasaran maka operasi sistem tidak akan
ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali
masukkan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan
dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai
sasaran atau tujuannya.
2.2.3.3. Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem merupakan proses berkelanjutan yang
tidak berakhir setelah sistem beroperasi dan harus dapat diselesaikan
dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Untuk
perusahaan-perusahaan yang sangat besar, jangka waktu pengembangan yang
diperlukan biasanya mencapai dua hingga tiga tahun. Tujuan dari
pengembangan sistem (Widjajanto, 2001: 518), yaitu :
1. Sistem yang dihasilkan harus dapat menghasilkan informasi yang
cermat dan tepat waktu.
2. Pengembangan sistem harus dapat diselesaikan dalam jangka
3. Sistem harus memenuhi kebutuhan informasi organisasi.
4. Sistem harus dapat memberikan kepuasan kepada penggunanya.
Beberapa tahap dalam pengembangan sistem (Widjajanto,
2001: 523), yaitu :
1. Perencanaan Sistem
Pengembangan sistem dilaksanakan dalam suatu kerangka rencana
induk sistem yang mengkoordinasikan proyek-proyek
pengembangan sistem ke dalam rencana strategis perusahaan.
2. Analisis Sistem
Proses untuk menguji sistem informasi yang ada berikut dengan
lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk
mengenai berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan sistem itu sendiri.
3. Desain Sistem
Dalam tahap ini, diharuskan dapat menerjemahkan saran-saran
yang dihasilkan dari analisis sistem ke dalam bentuk yang dapat
diimplementasikan.
4. Implementasi Sistem
Kegiatan yang dilaksanakan secara simultan untuk menerjemahkan
desain sistem yang baru ke dalam sistem informasi yang bekerja
5. Operasionalisasi Sistem
Setelah sistem berjalan dengan baik, sistem baru perlu dipelihara
dan terus dievaluasi untuk mengetahui adanya
kelemahan-kelemahan tertentu yang mungkin belum terlihat pada tahap-tahap
sebelumnya.
2.2.4. Konsep Dasar Informasi 2.2.4.1. Pengertian Informasi
Menurut Husein (2004: 3). informasi adalah data yang telah
diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi
manusia.
Cushing (1974: 10) dalam Jogiyanto (2000: 24), bahwa
informasi menunjukkan hasil dari pengolahan data yang diorganisasikan
dan berguna bagi orang yang menerimanya.
Menurut Supriyanto (2005: 243), informasi adalah data yang
telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan
bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang.
Pada dasarnya informasi tidak sama dengan data. Data adalah
aliran fakta-fakta mentah yang menunjukkan peristiwa yang terjadi
dalam organisasi dan lingkungan fisik sebelum diorganisir dan ditata
menjadi suatu bentuk yang bisa dipahami dan digunakan (Husein, 2004:
Jadi, dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
informasi merupakan :
a. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti
bagi yang menerimanya.
b. Menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
c. Digunakan untuk pengambilan keputusan bagi manajer.
2.2.4.2. Kualitas Informasi
Suatu informasi dapat dikatakan memiliki manfaat dalam
proses pengambilan keputusan apabila informasi tersebut mempunyai
kualitas dan nilai. Menurut Supriyanto (2005: 245) kriteria kualitas
informasi adalah :
a) Akurat (Accurate)
Berarti informasi tidak bias atau menyesatkan dan bebas dari
kesalahan.
b) Tepat Waktu (Timeliness)
Berarti informasi yang sampai kepada penerima tidak boleh
terlambat.
c) Relevan (Relevance)
Berarti informasi harus mempunyai manfaat bagi pihak yang
Nilai dari suatu informasi ditentukan dari dua hal, yaitu
manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai
apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya
mendapatkannya (Jogiyanto, 2000: 30).
Informasi yang bernilai tinggi atau yang berkualitas adalah
informasi yang mengandung ketidakpastian yang rendah (Widjajanto,
2001: 20).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas suatu
informasi ditentukan oleh keakuratan, tepat waktu, dan relevan.
Keakuratan suatu informasi berhubungan dengan pengukuran terhadap
ketepatan waktu informasi tersebut yang mencerminkan keadaan
sebenarnya, informasi yang tepat waktu apabila informasi tersebut akurat
atau mutakhir. Informasi relevan apabila informasi tersebut tersedia
sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan.
2.2.5. Konsep Dasar Sistem Informasi 2.2.5.1. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Ladjamudin (2005: 13), sistem informasi dapat
didefinisikan sebagai berikut :
a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari
komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu
b. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan
memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk
mengendalikan organisasi.
c. Suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Menurut Wilkinson (1993 : 4) sistem informasi merupakan
suatu kerangka kerja dengan mana sumber daya (manusia, komputer)
yang dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran
(informasi) guna mencapai sasaran perusahaan.
Menurut Henry C. Lucas (Jogiyanto, 2000: 35), sistem
informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang
diorganisasikan, bila mana dieksekusi akan menyediakan
informasi-informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian
di dalam organisasi.
Menurut John F. Dan Martin B. Roberts (Jogiyanto, 2000: 35),
sistem informasi adalah suatu kombinasi dari orang-orang, fasilitas,
teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan
untuk jalur komunikasi penting, memperoleh tipe transaksi rutin tertentu,
memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap
kejadian-kejadian internal dan eksternal atau yang penting dan menyediakan suatu
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
sistem informasi adalah suatu sistem pengumpulan data dan memproses
data menjadi informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen di dalam
pengambilan keputusan dan pengendalian organisasi.
2.2.5.2. Komponen Sistem Informasi
Menurut Venkatesh dan Davis (2002) dalam Handayani (2007:
77), sistem informasi telah diimplementasikan di banyak perusahaan
dengan biaya yang besar, namun masalah yang timbul adalah
penggunaan yang masih rendah terhadap sistem informasi secara
kontinus. Rendahnya penggunaan sistem informasi diidentifikasikan
sebagai penyebab utama yang mendasari terjadinya investasi yang mahal
di bidang sistem tetapi menghasilkan return yang rendah.
Oleh karena itu, untuk mendukung kinerja sistem informasi
dibutuhkan komponen-komponen sistem informasi (Ladjamudin, 2005:
14), yaitu :
1. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin.
2. People dan procedures yang merupakan manusia dan tata cara
menggunakan mesin.
3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin
2.2.5.3. Aktivitas Sistem Informasi
Tiga aktifitas yang terjadi pada sistem informasi (Husein dan
Wibowo, 2002: 9) adalah :
a. Input
Input adalah sekumpulan data mentah dalam organisasi maupun
luar organisasi untuk diproses dalam suatu informasi.
b. Processing
Processing adalah konversi atau pemindahan, manipulasi dan
analisis input mentah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi
pemakainya.
c. Output
Output adalah distribusi sistem informasi yang sudah diproses ke
anggota organisasi output tersebut akan digunakan.
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi digunakan
oleh pemakai intern dan pemakai ekstern. Pemakai intern terdiri atas
para manajer dan karyawan perusahaan. Pengguna ekstern meliputi
pihak-pihak diluar perusahaan yang berkepentingan terhadap
perusahaan, seperti kreditur, pemasok, pelanggan, pemegang saham,
2.2.5.4. Otomatisasi Sistem Informasi
Dampak dari inovasi teknologi adalah terciptanya otomatisasi
di berbagai kegiatan organisasi. Otomatisasi memberikan perbaikan
kualitas jangka panjang dan kesinambungan produk dengan
mempertimbangkan adanya pembaharuan terhadap teknik-teknik
penyelesaian pekerjaan (Junaedi dan Purwaningsih, 2008: 1).
Lewis (1984) mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan
yang melakukan otomatisasi harus selalu melatih kembali karyawannya
karena otomatisasi merupakan proses yang berkesinambungan.
Penguasaan teknologi bagi karyawan sangat diperlukan untuk
tercapainya keberhasilan otomatisasi di organisasi (Junaedi dan
Purwaningsih, 2008: 1).
Otomatisasi merupakan dampak positif yang diakibatkan
adanya inovasi teknologi. Adanya otomatisasi diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas dan meningkatkan laba bagi perusahaan
(Klaim, 1987). Lebih lanjut Klaim menyatakan bahwa otomatisasi
dilihat sebagai cara yang efektif sebagai penghematan biaya untuk
mengumpulkan, menyusun, dan mendistribusikan informasi, serta
menhilangkan kegiatan yang tidak produktif dan padat karya, seperti
telepon, rapat-rapat yang tidak penting, dan pengumpulan informasi
Klaim mengemukakan adanya tiga cara untuk membantu
karyawan menggunakan sistem otomatis dengan efektif, yaitu :
1. Dokumentasi
Yaitu mengembangkan prosedur penggunaan dan panduan untuk
memberikan kemampuan kepada karyawan dalam mengakses
informasi tidak saja pada pengoperasiannya, tetapi juga
penggunaannya secara efektif.
2. Personalia
Manajemen harus menilai kembali persyaratan personalia sebelum
merencanakan suatu sistem. Hal ini akan menjamin bahwa
karyawan yang terampil telah tersedia untuk menggunakan suatu
sistem.
3. Pelatihan
Manajer harus melatih karyawan mereka supaya dapat
menggunakan sistem dengan benar dan produktif. Hal ini
memungkinkan karyawan untuk mengerti terlebih dahulu
bagaimana menggunakan teknologi tersebut dengan lebih efektif.
Otomatisasi di perusahaan seringkali dihubungkan dengan
peralatan yang lebih cepat berubah. Otomatisasi mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap karyawan. Peralatan yang digunakan oleh
karyawan di dalam pekerjaan mereka akan memungkinkan mereka dapat
melaksanakan tugas-tugas mereka dengan cepat, lebih mudah, dan lebih
meningkatkan kecanggihan dan efisiensi sistem-sistem otomatisasi
kantor. Hal ini akan memudahkan karyawan melakukan pekerjaan secara
lebih fungsional dan efisien (Junaedi dan Purwaningsih, 2008: 7).
2.2.6. Konsep Dasar Komputer 2.2.6.1. Pengertian Komputer
Istilah komputer berasal dari bahasa Latin computare yang
mengandung arti ”menghitung” (to compute atau reckon). Definisi lain
misalnya komputer secara umum pernah dipergunakan untuk mengacu
pada orang yang melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa
mesin pembantu (Supriyanto, 2005: 2).
Sanders (1985) dalam Supriyanto (2005: 3), komputer adalah
sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta
dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan
menyimpan data input, memprosesnya dan menghasilkan output
dibawah pengawasan suatu langkah intruksi program yang tersimpan di
memori (strored program).
Menurut Widjajanto (2001: 59) komputer adalah suatu alat
pengolah data yang dapat melaksanakan perhitungan secara substansial,
termasuk operasi hitung-menghitung dan operasi logika tanpa campur
tangan manusia. Menurut Halim (1994: 60) definisi komputer adalah
suatu alat mekanik, elektrik atau elektronika yang dapat memproses data
162) dalam Halim (1994: 60), komputer adalah suatu alat eletronik yang
dapat menyimpan, memproses, dan menghasilkan data sesuai dengan
serangkaian industri yang telah diberikan sebelumnya oleh pemakai.
Beberapa pendapat tentang definisi yang disebut dengan
komputer adalah perangkat elektronik yang dapat menerima masukan
dan selanjutnya melakukan pengolahan untuk menghasilkan suatu
informasi. Maka perangkat utama dari komputer untuk melakukan
tindakan tersebut terdiri atas perangkat input, perangkat proses dan
perangkat keluaran yang ditambah dengan perangkat penyimpanan data
atau informasi (strored devices).
2.2.6.2. Karakteristik Komputer
Agar disebut sebagai komputer, alat pengolah data harus
memiliki karakteristik dan kemampuan (Widjajanto, 2001: 59) sebagai
berikut :
a. Digerakkan dengan daya elektronik.
Komputer tidak dioperasikan secara mekanis melainkan dengan
menggunakan gerakan pulsa-pulsa elektronik melalui sirkuit.
b. Mampu melaksanakan operasi hitung menghitung.
Komputer harus dapat melakukan kegiatan penambahan,
c. Mampu melakukan operasi perbandingan.
Komputer harus dapat membandingkan suatu informasi dengan
informasi lainnya.
d. Memiliki internal storage dan mampu mengeluarkan data.
Komputer memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menyimpan
dan mengeluarkan data.
e. Dapat melakukan eksekusi sesuai dengan strored program.
Komputer dapat menyimpan instruksi-instruksi operasi yang harus
dilakukan terhadap data. Perangkat instruksi itu disebut program.
Storage adalah wadah atau proses untuk menahan data,
instruksi program dan output ke dalam bentuk yang terbaca mesin.
Strored program adalah program yang tersimpan di dalam komputer
untuk mengeksekusi data.
2.2.6.3. Keunggulan Komputer
Menurut Halim (1994: 62), keunggulan dari komputer bila
dibandingkan dengan manusia dalam hal pemrosesan data antara lain :
1. Komputer mampu memproses data secara efektif dibandingkan
manusia. Selain dapat melakukan perhitungan dengan kecepatan
tinggi, komputer juga merupakan prosessor yang sangat akurat dan
ekspansif. Jika dibandingkan dengan komputer, kerja manusia
manusia hanya dapat memproses satu transaksi, maka komputer
dapat memproses ratusan transaksi dalam suatu waktu tertentu.
2. Dalam kondisi-kondisi tertentu komputer mampu memproses
transaksi lebih murah dari pada manusia. Meskipun komputer
umumnya memerlukan investasi yang besar dibandingkan dengan
manusia, namun kecepatannya memungkinkan untuk memproses
tiap transaksi dengan biaya tambahan yang sangat kecil.
Sebaliknya manusia memang tidak mahal untuk dipekerjakan
tetapi jauh lebih mahal dalam memproses setiap transaksi.
3. Komputer merupakan prosessor yang lebih dapat diandalkan dari
pada manusia. Manusia cepat letih, bosan, emosi atau
”terkatung-katung” karena pekerjaan yang lambat diselesaikan pihak manual.
Sedangkan komputer dapat bekerja tanpa letih selama berjam-jam.
Komputer secara otomatis mengikuti seperangkat instruksi terinci,
tepat dan konsisten.
4. Komputer dapat menyimpan data lebih baik dari pada manusia.
Sistem informasi yang menggunakan komputer dapat mengakses
banyak sekali data yang tersimpan. Jika komputer tidak terdapat
diperusahaan maka datanya akan tersebar di dalam banyak berkas
file di berbagai departemen dan dengan demikian data tersebut
5. Secara operasional komputer dapat lebih efisien dari pada manusia.
Komputer dapat memadukan siklus pemrosesan transaksi dan
file-file dan dapat melakukan berbagai kegiatan secara paralel, manusia
tidak mampu menangani urutan operasi yang besar dan selalu
mengalami kesulitan dalam menangani proses yang rumit dengan
operasi yang sangat besar.
6. Komputer bersama-sama dengan manusia dapat memenuhi
kebutuhan para manajer dengan lebih baik dari pada hanya
manusia saja yang bekerja sepenuhnya.
2.2.6.4. Kelemahan Komputer
Meskipun dimuka telah dijelaskan bahwa komputer memang
memiliki keunggulan-keunggulan tertentu, namun jangan diasumsikan
bahwa komputer tidak memiliki kelemahan atau tidak bisa salah.
Berikut ini akan diuraikan mengenai beberapa kelemahan
komputer yang harus kita ketahui agar kita tidak megalami peristiwa
buruk dalam menanganinya (Widjajanto, 2001: 43) :
1. Komputer selalu memerlukan program aplikasi.
Mesin hanya bisa melaksanakan apa yang diperintahkan saja dan
yang tidak diperintahkan tidak akan dipekerjakan. Mesin hanya
bisa beroperasi berdasarkan data, yaitu menerima data,
memprosesnya dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya. Dengan
akan menghasilkan output yang sempurna, karena jika datanya
salah akan berakibat output juga salah. Dan sekali komputer
menghasilkan output yang salah, akan sulit mengkoreksinya, tidak
semudah mengkoreksi pekerjaan manual.
2. Aplikasi harus dapat diterapkan kuantitasnya dan harus logis.
Komputer tidak akan bisa banyak membantu mereka yang
berkiprah dalam bidang-bidang dimana pertimbangan kualitatif
memegang peranan penting. Sebagai contoh, seorang ”ahli
paranormal” tentunya tidak akan bisa banyak memanfaatkan
komputer. Ringkasnya, komputer memiliki kemampuan terbatas
pada aplikasi-aplikasi yang bisa dinyatakan dalam bentuk
algoritmis, yaitu aplikasi tersebut harus terdiri dari
langkah-langkah yang jelas yang mengarah kepada suatu tujuan yang jelas
pula dan setiap langkah harus didefinisikan dengan jelas pula.
3. Aplikasi harus seimbang dengan sumber daya.
Adanya kemampuan suatu komputer untuk diprogram guna
melaksanakan suatu pekerjaan tidak selalu bahwa semua jenis akan
lebih mudah dikerjakan dengan komputer melalui penulisan
program itu. Penulisan program meskipun kini sudah begitu
membosankan lagi karena adanya pengembangan perangkat
lunak-perangkat lunak baru, masih banyak memerlukan waktu dan
merupakan kegiatan manusiawi yang masih memerlukan biaya
berulang-ulang atau jarang sekali, sering kali tidak efisiensi untuk
aplikasi komputer dewasa ini.
2.2.6.5. Jaringan Komputer
Komputer yang merupakan bagian penting dari teknologi
informasi sangat membantu kualitas dari sistem informasi. Untuk
mengelola informasi secara efektif menjadi sumber daya yang bernilai,
pengembangan sistem informasi modern akan lebih baik jika
menggunakan teknologi informasi dan jaringan komputer (Husein, 2004:
30).
Jaringan komputer adalah sekelompok komputer yang
membentuk suatu jaringan atau mata rantai yang diantara
komputer-komputer tersebut dapat saling berkomunikasi satu sama lain untuk
bertukar data dan informasi, serta dikendalikan oleh komputer pusat
(Husein, 2004: 36).
Dengan adanya jaringan komputer kebutuhan informasi dari
pemakai sistem informasi tersebut dapat dipenuhi dengan lebih cepat,
akurat dan resiko kesalahan yang relatif kecil. Dengan adanya jaringan
komputer juga resiko pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang relatif
dapat dikurangi (Husein, 2004: 30).
Menurut Husein (2004: 32), ada beberapa sebab kenapa
1. Sharing of Resources
Dengan adanya jaringan memungkinkan penyebaran sumber daya
penting (bahkan mahal) diantara para pemakai komputer dalam
satu jaringan. Misalnya, jika pemakai komputer ingin mencetak
suatu dokumen atau mengirimkan faksimili, maka dokumen
dikirim secara elektronis dari komputer pemakai ke pihak yang
membutuhkan.
2. Sharing of Data
Selain penyebaran sumber daya, yang tidak kalah pentingnya
adalah penyebaran data. Baik LAN (Local Area Network) maupun
jaringan area luas (wide area network) memungkinkan pengguna di
jaringan tersebut memperoleh data dari bagian lain yang disebut
nodes pada jaringan.
3. Pemrosesan Data Terdistribusi dan Sistem Client / Server
Pemrosesan data yang terdistribusi sepenuhnya tergantung pada
jaringan. Dengan pemrosesan data terdistribusi, kekuatan
pemrosesan didistribusikan pada berbagai tempat yang disatukan
melalui jaringan telekomunikasi. Sistem Client / Server merupakan
suatu varian dari sistem terdistribusi yang kekuatan pemrosesan
didistribusikan antara sistem server pusat. Dua manfaat penting
dari sistem distribusi dan client adalah biayanya lebih hemat dan
berbagai masalah yang timbul. Sistem seperti ini umumnya sangat
tergantung pada jalur telekomunikasi yang berkualitas tinggi.
4. Pemberdayaan Komunikasi
Jaringan komputer memperkuat proses komunikasi dalam satu
organisasi (dan diantara organisasi) dengan berbagai cara. Jaringan
telepon merupakan alat utama komunikasi dalam dan diantara
organisasi. Elektronic Mail (E-mail) yang dikirim untuk seluruh
jaringan komputer menjadi alat utama berkomunikasi dalam
berbagai organisasi di dekade terakhir. Keterkaitan antar jaringan,
telah memungkinkan orang mengadakan komunikasi secara
elektronis.
2.2.6.6. Jenis-Jenis Jaringan Komputer
Ada beberapa jenis jaringan komputer lain berdasarkan luas
daerah atau wilayah yang dapat dijangkau (Husein, 2004: 36), yaitu :
a. LAN (Local Area Network)
Local Area Network umumnya merupakan jaringan komputer
untuk satu kantor yang digunakan untuk koordinasi antar
bagiannya yang bersifat lokal. Jarak jangkauannya sampai 10 km.
Sistem LAN ini muncul dari adanya kebutuhan untuk pemakaian
b. MAN (Metropolitan Area Network)
Adalah jaringan komputer antar perusahaan ataupun antar pabrik
dalam satu wilayah kota. Jarak jangkauannya antara 10-50 km.
c. WAN (Wide Area Network)
Adalah jaringan komputer yang memiliki jangkauan yang sangat
jauh, sehingga dapat mencapai seluruh bagian dunia. Jarak
jangkauannya lebih dari 50 km.
Adanya jaringan komputer ini menjadi semakin penting karena
1. Banyak perusahaan yang tersebar secara geografis dan perlu
mengirimkan data dalam jumlah yang besar secara cepat dan dapat
dipercaya.
2. Teknologi komunikasi data lebih canggih, serba guna dan harganya
terjangkau.
3. Banyak perusahaan menggunakan alat jaringan untuk membagi
data dan memfasilitasi kerjasama diantara kelompok kerja, manajer
dan karyawan lain.
2.2.6.7. Komputer Sebagai Alat Bantu
Di era di mana komputer benar-benar mempengaruhi sebagian
besar kegiatan perusahaan, hampir sebagian besar manajer menggunakan
komputerisasi untuk mengotomatisasi prosedur-prosedur kerja manual
dan mengendalikan semua kegiatan (Linder (1985) dalam Junaedi dan
Theory of Reasoned Action (TRA) adalah suatu teori yang
berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam melaksanakan
kegiatan. Seseorang akan memanfaatkan sistem informasi dengan alasan
bahwa sistem tersebut akan menghasilkan manfaat bagi dirinya
(Handayani, 2007: 77).
Menurut Baridwan (1994 : 5-6), beberapa tahapan dalam proses
pengolahan data yang memperoleh manfaat besar dari penggunaan
komputer antara lain adalah :
1) Verifikasi
Komputer dapat mengecek kebenaran maupun kelayakan
angka-angka yang menjadi input dalam suatu proses. Misalnya:
pengecekan kebenaran kode yang digunakan, pengecekan
kelayakan jumlah rupiah dalam transaksi dan lain-lain.
2) Sortir
Komputer memungkinkan untuk dilakukannya penyortiran data ke
dalam klasifikasi langganan, jenis produk, daerah penjualan, dan
sebagainya.
3) Transmission
Komputer dapat memindahkan lokasi data dari suatu tempat ke
tempat lainnya dengan cepat, misalnya data dari suatu file
4) Perhitungan
Dengan komputer, perhitungan-perhitungan dapat dilakukan
dengan cepat. Misalnya menghitung saldo rekening sesudah
adanya posting, menghitung jumlah kelompok (batch) transaksi
lainnya, dan sebagainya.
2.2.7. Konsep Dasar Computer Anxiety 2.2.7.1. Pengertian Anxiety
Menurut Macquarie Dictionary, anxiety adalah kesukaran atau
kesulitan berpikir yang disebabkan oleh ketakutan pada sesuatu yang
akan terjadi atas bahaya atau kemalangan (Sudaryono dan Astuti, 2005:
896)
Definisi anxiety menurut May (1997) dalam Sudaryono dan
Astuti (2005: 896) adalah sebagai suatu ketakutan pada sesuatu yang
akan terjadi atas adanya ancaman terhadap beberapa nilai yang dianggap
penting oleh individu atas keberadaannya sebagai seorang pribadi.
Menurut Levitt (1967), menggambarkan anxiety sebagai suatu
ketakutan yang berlebihan yang memotivasi keragaman perilaku
pertahanan diri, termasuk gerak-gerik jasmani, ketakutan batiniah atau