SKRIPSI
Diajukan Oleh :
HENDRIETTA PUTRI ISMIYANING DYAH
NPM : 0624010009FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR S U R A B A Y A
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Program Studi Agribisnis
Oleh :
HENDRIETTA PUTRI ISMIYANING DYAH
NPM : 0624010009Kepada
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR S U R A B A Y A
HENDRIETTA PUTRI ISMIYANING DYAH NPM : 0624010009
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal, 15, Juni, 2010
Telah disetujui oleh :
Pembimbing : Tim Penguji :
1. Pembimbing Utama : 1. Ketua :
Dr. Ir. Sudiyarto, MM Dr. Ir. Sudiyarto, MM 2. Pembimbing Pendamping : 2. Sekretaris :
Ir. Eko Priyanto, MP Ir. Sri Widayanti, MP 3. Anggota :
Ir. Indra Tjahaja Amir, MP
Mengetahui :
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Agribisnis
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Motivasi Kerja Karyawan Di PT.
Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian Program
Studi Agribisnis di Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur.
Dalam hal ini penulis menyadari bahwa segala keberhasilan dan
kesuksesan sebagai makhluk yang diciptakan tidak terlepas dari sang khaliq dan
juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Dr. Ir. Sudiyarto, MM selaku Dosen
Pembimbing Utama dan Ir. Eko Priyanto, MP selaku Dosen Pembimbing
Pendamping yang telah banyak memberikan banyak pengarahan, motivasi,
masukan serta meluangkan waktu dan tenaganya dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan yang telah membimbing penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MM selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir. Ramdan Hidayat, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Ir. Indra Tjahaja Amir, MP selaku Ketua Program Studi Agribisnis.
5. Calon suamiku H.M.Fawaid,SE yang telah memberikan banyak bantuan
berupa dukungan do’a, semangat serta kasih sayang dan kesabarannya.
6. Semua teman-teman seperjuangan di Fakultas Pertanian khususnya angkatan
2006 Program Studi Agribisnis yang telah banyak memberikan bantuan
berupa do’a dan semangat.
Namun demikian penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun
penyajian skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu penulis harapkan kepada pembaca, kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dalam penulisan skripsi ini. Semoga bermanfaat bagi
kita semua. Amien.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, Juni 2010 Penulis
DAFTAR ISI ……….... iii
DAFTAR TABEL ………... v
DAFTAR GAMBAR ………... vi
DAFTAR LAMPIRAN ……… vii
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………... 1
1.2. Perumusan Masalah ………. 4
1.3. Tujuan Penelitian ………. 5
1.4. Manfaat Penelitian ………….………... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ………..……….. 7
2.2. Landasan Teori ………... 10
2.2.1. Pengertian Motivasi Kerja ... 10
2.2.2. Teori-teori motivasi Kerja ... 11
2.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja ... 18
2.2.4. Unsur-unsur Penggerak Motivasi Kerja ... 22
2.2.5. Bentuk-bentuk Motivasi Kerja ... 24
2.3. Kerangka Pemikiran ... 26
2.4. Hipotesis ... 28
III. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ...………...…... 29
3.5. Definisi dan Pengukuran Variabel ……….... 38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Perusahaan ……….……... 39
4.2. Deskripsi Karakteristik Responden ……….. 54
4.3. Identifikasi dan Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan ………. 56
4.4. Identifikasi dan Analisis Faktor Yang Paling Dominan Mempengaruhi Motivasi Kerja ………. 67
4.4.1. Hasil Pengujian Validitas ……….... 67
4.4.2. Hasil Pengujian Reliabilitas ……… 68
4.4.3. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ………... 69
4.4.4. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ………... 72
4.5. Motivasi Kerja Karyawan ……….. 78
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….... 81
5.2 Saran ……….. 82
DAFTAR PUSTAKA ……….... 83
LAMPIRAN ………... 85
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………... 54
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………... 54
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ……… 55
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ……… 56
5. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Tingkat Gaji (X1) …….. ………. .. 58
6. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Suasana Kerja (X2) …………... 60
7. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Perhatian Pimpinan (X3) ……… .. 63
8. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Kesejahteraan Sosial (X4) …….. .. 65
9. Validitas Masing-masing Item Variabel Bebas ………... 67
10. Validitas masing-masing Item Variabel Motivasi Kerja ………. 68
11. Hasil Uji Reliabilitas ……….. 69
12. Nilai VIF (Variance Inflation Factor) ………... 70
13. Tes Autokorelasi ………. 71
14. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ………... 72
15. Hasil Pengujian Regresi Linier Ber 6. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Motivasi Kerja (Y) ……… .. 78
ganda ……….. 73
1
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Judul
1. Kerangka Pemikiran ………... 28
2. Skema Struktur Organisasi ………. 48
3. Skema Financial & Adm. Manager ……… 49
4. Skema Plantation Manager ………. 50
. Skema Engineering Manager ……….. 52
. Skema Processing Manager ……… 53 5
6
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Judul
1. Lembar Kuesioner ………... 85
2. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Tingkat Gaji (X1) ………... 89 3. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Suasana Kerja (X2) ……… 90 4. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Perhatian Pimpinan (X3) ……… 91 5. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Kesejahteraan Sosial (X4) …….. 92 6. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Motivasi Kerja (Y) ……… 93
7. ………... 95
9. Frequency Table Perhatian Pimpinan ………... 96
10. Frequency Table Kesejahteraan Sosial ……… 97
11. Frequency Table Motivasi Kerja ………... 98
12. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Perhatian Pimpinan dan Kesejahteraan Sosial ………... 100
Frequency Table Tingkat Gaji ……… 94
8. Frequency Table Suasana Kerja ……… Variabel Tingkat Gaji dan Suasana Kerja ..………... 99
13. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel
viii
16. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ………... 103
17. Angka Kritik Nilai r ……… 104
18. Tabel Durbin-Watson ………... 105
19. Tabel Pengujian Nilai F ………... 106
20. Tabel Pengujian Nilai t ………... 107
Pembimbing Utama. Ir. Eko Priyanto, MP. Selaku Dosen Pembimbing Pendamping.
Setiap organisasi atau perusahaan tentu ingin mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, peranan manusia yang terlibat didalamnya sangat penting. Untuk menggerakkan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka haruslah dipahami motivasi manusia yang bekerja didalam suatu organisasi tersebut, karena motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja, atau dengan kata lain, perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi.
Variabel pada penelitian ini adalah Variabel Tingkat Gaji (X1), Suasana
Kerja (X2), Perhatian Pimpinan (X3), Kesejahteraan Sosial (X4) dan Motivasi
Kerja (Y). Pengukuran variabel dengan menggunakan skala interval. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan bagian produksi di PT. Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan jumlah sampel 50 responden. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan persamaan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan bagian produksi di PT. Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo, diperoleh kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut : Faktor tingkat gaji, suasana kerja, perhatian pimpinan dan kesejahteraan sosial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan bagian produksi di PT. Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo. Faktor tingakt gaji dan perhatian pimpinan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja, sedangkan faktor suasana kerja dan kesejahteraan sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja. Faktor tingkat gaji memiliki pengaruh paling dominan terhadap motivasi kerja karyawan bagian produksi di PT. Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo dan Motivasi kerja karyawan terdapat tiga indikator, diantaranya yaitu indikator senang bekerja keras, semangat bekerja untuk meningkatkan kinerja karyawan dan penambahan jam kerja karyawan, indikator yang paling dominan adalah indikator senang bekerja keras.
Keyword : tingkat gaji, suasana kerja, perhatian pimpinan, kesejahteraan sosial
HENDRIETTA PUTRI ISMIYANING DYAH lahir di kota
Surabaya pada tanggal 13 Januari 1987, merupakan anak pertama
dari tiga bersaudara pasangan bapak Harry Agus Sarwono dan Ibu
Sutiyaningsih, SPd. Penulis menempuh pendidikan pertama di
“Taman Kanak-kanak Dharma Wanita-Wage” lulus pada tahun
1993, kemudian melanjutkan di “SDN Kedungturi I-Taman” lulus
pada tahun 1998. Pendidikan yang penulis tempuh selanjutnya yaitu
di “SLTP YPM 1 Taman-Sepanjang” lulus pada tahun 2001. Setelah
itu melanjutkan ke “Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo” lulus pada
tahun 2004.
Pendidikan terakhir penulis adalah UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR Fakultas
Pertanian Program Studi Manajemen Agribisnis, dan telah
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul MOTIVASI KERJA
KARYAWAN DI PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO,
penulis dinyatakan lulus sebagai “Sarjana Pertanian” pada tanggal
1
mencapai tujuan tersebut, peranan manusia yang terlibat didalamnya sangat
penting. Untuk menggerakkan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki
organisasi, maka haruslah dipahami motivasi manusia yang bekerja didalam suatu
organisasi tersebut, karena motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-orang
untuk bekerja, atau dengan kata lain, perilaku merupakan cerminan yang paling
sederhana dari motivasi.
Menurut Gitosudarmo (2001) dalam Edy (2007), motivasi adalah suatu
faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh
karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku
seseorang. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki sesuatu
faktor yang mendorong aktivitas tersebut. Oleh karena itu, faktor pendorong dari
seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya adalah
kebutuhan serta keinginan orang tersebut.
Motif diartikan sebagai sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan
seseorang, dasar pikiran dan pendapat, sesuatu yang menjadi pokok. Dari
pengertian motif tersebut dapat diturunkan pengertian motivasi menurut Ishak dan
Hendri (2003) adalah sesuatu yang pokok, yang menjadi dorongan seseorang
untuk bekerja.
Motivasi kerja menurut Marihot (2002) adalah faktor-faktor yang
suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah.
Pegawai yang memiliki motivasi lemah atau menurun akan berdampak pula pada
kinerja mereka sehingga akan berakibat pada titik maksimalnya mereka dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Dalam melakukan sesuatu atau bekerja, setiap orang memerlukan suatu
pendorong atau motivasi. Dengan adanya motivasi, maka setiap orang akan lebih
bersemangat dan lebih giat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi
adalah merupakan bagian dari perilaku organisasi yang menyangkut dorongan
yang memberikan semangat kerja kepada para pegawai untuk mencapai tujuan
dalam suatu organisasi yang telah ditetapkan.
Motivasi erat kaitannya dalam upaya peningkatan kinerja karyawan yang
dalam hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri
pribadi karyawan itu sendiri maupun dari faktor lingkungan yang mempunyai
kaitan dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Untuk dapat memiliki
kinerja yang diharapkan, seorang pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya
harus senantiasa memiliki motivasi dalam bekerja. Kinerja pegawai dalam bidang
pekerjaan apapun sangat dipengaruhi oleh besarnya motivasi dari pegawai
tersebut, karena motivasi setiap orang atau pegawai berbeda-beda. Namun
motivasi dapat ditingkatkan, salah satunya adalah memenuhi kebutuhan dari
pegawai tersebut diharapkan akan meningkatkan kinerja kerja para pegawai
tersebut secara umum.
Manusia atau pekerja pada umumnya akan bersemangat dan bergairah
pekerjanya seperti pengalaman kerja, pendidikan dan latihan, upah kerja, serta
pemberian insentif tersebut sesuai dengan harapan pekerja. Sangat penting
disadari oleh setiap pimpinan dalam suatu organisasi, adanya teknik-teknik untuk
dapat memelihara prestasi dan kepuasan kerja karyawan, antara lain adalah
memberikan motivasi (dorongan) kepada bawahannya agar dapat melaksanakan
tugas mereka sesuai dengan aturan dan pengarahan.
Faktor-faktor yang memungkinkan untuk digunakan oleh perusahaan
dalam meningkatkan motivasi kerjanya guna meningkatkan produktifitas kerja
karyawan, diantaranya gaji yang sesuai dengan indeks kehidupan lokal, training
bagi karyawan-karyawan tertentu yang memiliki prospek yang bagus di masa
depan, pemotivasian individual maupun kolektif melalui berbagai cara misal
pemberian insentif yang proporsional dengan motivasi kerjanya, atau promosi
jabatan yang diharapkan dapat merubah tingkat kehidupannya sehingga menjadi
lebih baik.
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, motivasi kerja pegawai masih
kurang didayagunakan secara optimal dalam rangka mencapai tujuan organisasi
atau perusahaan, oleh karena itu pimpinan harus dapat memperhatikan semangat
dan kegairahan kerja para pegawainya. Motivasi kerja karyawan bagian produksi
di PT. Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo sangat menentukan prestasi atau hasil
kerja pegawai, oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
pegawai atau hasil kerja pegawai mendapat perhatian dari suatu instansi atau
Terkait dengan prestasi kerja pegawai tidak terlepas dari motivasi pegawai
itu sendiri karena jika pegawai bekerja hanya karena terpaksa dan tidak ada
motivasi maka pekerjaan yang dilakukannya tidak akan berhasil dengan baik dan
maksimal. Hal ini disebabkan karena hasil yang baik didapat dari pekerjaan yang
dijiwai dan didorong oleh rasa senang, serta adanya gairah dan dedikasi kerja
pegawai itu sendiri, karena motivasi merupakan faktor yang mendorong pegawai
untuk bersedia berbuat atau bertindak dengan cara-cara tertentu.
Motivasi merupakan suatu dorongan kepada seseorang dalam melakukan
aktifitas pekerjaannya, jadi dengan adanya motivasi berarti ada arahan mengenai
apa yang harus dikerjakan dan diperbuat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Motivasi atau dorongan pada setiap pegawai dapat ditimbulkan dari berbagai
faktor yaitu faktor internal dan eksternal tergantung darimana suatu kegiatan itu
dimulai.
Faktor-faktor internal timbul dikarenakan adanya suatu kebutuhan dan
keinginan yang ada dalam setiap individu. Faktor ini mempunyai kekuatan yang
mempengaruhi pikiran seseorang yang selanjutnya akan memberikan arahan pada
seseorang tersebut mengenai apa yang mestinya ia lakukan. Karenanya faktor
internal ini yang akan banyak memberikan arahan pada diri setiap individu
sehingga baik buruknya hasil pekerjaan yang dikerjakan sangat tergantung dari
kekuatan pengaruh faktor internal. Selain itu yang ikut memberikan warna pada
arah kegiatan seseorang dalam menjalankan aktifitasnya adalah faktor eksternal.
Faktor eksternal didapat dari lingkungan dimana individu melakukan aktifitasnya
penghargaan, kenaikan pangkat dan rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang
dibebankan kepada masing-masing individu.
1.2 Perumusan Masalah
Motivasi kerja yang dimiliki akan mendorong pegawai untuk bekerja lebih
baik dalam upaya peningkatan kinerja karyawan di PT. Pabrik Gula Candi Baru
Sidoarjo. Disisi lain, beberapa masalah yang terjadi di PT. Pabrik Gula Candi
Baru seperti pegawai tidak tetap banyak dan pegawai banyak yang keluar pada
usia tertentu akan mempengaruhi perilaku kerja. Gambaran umum tentang faktor
tingkat gaji, suasana kerja, perhatian pimpinan dan kesejahteraan sosial di PT.
Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo dalam hal ini akhirnya berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
Dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor tingkat gaji,
suasana kerja, perhatian pimpinan dan kesejahteraan sosial terhadap
motivasi kerja karyawan bagian produksi di PT. Pabrik Gula Candi
Baru Sidoarjo?
2. Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja
karyawan bagian produksi di PT. Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo?
3. Bagaimana mendeskripsikan motivasi kerja karyawan bagian produksi
di PT. Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo?
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan
yang igin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja karyawan bagian produksi di PT. Pabrik
Gula Candi Baru Sidoarjo.
2. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor yang paling dominan
mempengaruhi motivasi kerja karyawan bagian produksi di PT. Pabrik
Gula Candi Baru Sidoarjo.
3. Untuk mengetahui motivasi kerja karyawan bagian produksi di PT.
Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Peneliti
Penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis agar mampu
menerapkan disiplin ilmu yang diperoleh selama masa kuliah yang relevan
dengan penelitian.
2. PT. Pabrik Gula Candi Baru
Sebagai tambahan informasi dan bahan masukan bagi PT. Pabrik
Gula Candi Baru Sidoarjo dalam pengambilan kebijakan yang
berhubungan dengan bidang sumber daya manusia, yaitu untuk
mengetahui Motivasi Kerja Karyawan Bagian Produksi di PT. Pabrik Gula
Candi Baru Sidoarjo.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wacana bagi
mahasiswa di perguruan tinggi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur agar mengetahui Motivasi Kerja Karyawan Bagian
7
1. Penelitian yang dilakukan oleh Romana Sri Rahayu W (2000), Fakultas
Pertanian Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berjudul
“Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan Bagian Produksi Di
PG. Djatiroto Lumajang, Jawa Timur”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa :
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F
diperoleh hasil bahwa secara simultan ada pengaruh signifikan antara
pendidikan (X1), pelatihan (X2), pengalaman kerja (X3), motivasi
(X4), insentif (X5) terhadap variabel terikat prestasi kerja (Y) pada
tingkat signifikan 0,005.
Sedangkan dari pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji t
diperoleh hasil bahwa secara parsial ada pengaruh signifikan antara
pendidikan (X1), pelatihan (X2), pengalaman kerja (X3), motivasi
(X4), insentif (X5) terhadap variabel terikat prestasi kerja (Y) pada
tingkat signifikan 0,005.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Mahanani Yudhiana (2003), Fakultas
Pertanian Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berjudul
di Kantor Informasi Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (KIPPK)
Kabupaten Tuban”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F
diperoleh hasil bahwa secara simultan ada pengaruh signifikan
antara tingkat gaji (X1), suasana kerja (X2), perhatian pimpinan
(X3), kesejahteraan sosial (X4), terhadap variabel terikat motivasi
kerja (Y) pada tingkat signifikan 0,005.
Sedangkan dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
Uji t diperoleh hasil bahwa secara parsial ada pengaruh signifikan
antara tingkat gaji (X1) adalah sebesar 8,8%, suasana kerja (X2)
adalah sebesar 11,6%, perhatian pimpinan (X3) adalah sebesar
44,4%, kesejahteraan sosial (X4) adalah sebesar 9,6% terhadap
variabel terikat motivasi kerja (Y).
3. Penelitian yang dilakukan oleh Putu Sunarcaya,SH (2006), Magister
Manajemen Universitas Terbuka Program Pascasarjana Magister
Manajemen yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Pegawai Di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Alor Nusa
Tenggara Timur”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F
diperoleh hasil bahwa secara simultan ada pengaruh yang
signifikan dari faktor kepemimpinan (X1), komunikasi (X2), iklim
kinerja pegawai (Y) di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Alor, pada tingkat signifikan 0,005.
Sedangkan dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
Uji t diperoleh hasil :
p value X1 (0,294) > α (0,005), hal ini menunjukkan ada
pengaruh yang tidak signifikan dari faktor kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai (Y) di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Alor.
p value X2 (0,875) > α (0,005), hal ini menunjukkan ada
pengaruh yang tidak signifikan dari faktor komunikasi terhadap
kinerja pegawai (Y) di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Alor.
p value X3 (0,095) > α (0,005), hal ini menunjukkan ada
pengaruh yang tidak signifikan dari faktor iklim organisasi
terhadap kinerja pegawai (Y) di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Alor.
p value X4 (0,001) > α (0,005), hal ini menunjukkan ada
pengaruh yang signifikan dari faktor motivasi kerja terhadap
kinerja pegawai (Y) di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
2.2 Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Motivasi Kerja
Dalam melakukan pekerjaan setiap individu sangat dipengaruhi oleh
adanya motivasi. Secara sederhana arti motivasi merupakan suatu dorongan
terhadap seseorang dalam melakukan suatu jenis kegiatan atau pekerjaan,
sedangkan hal-hal yang menjadi pendorong seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan seperti gaji, perhatian pimpinan dan lain sebagainya
adalah sebagai motivator. Motivasi yang ada pada seseorang akan
mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran
kepuasan, motivasi bukan merupakan sesuatu yang dapat diamati tetapi adalah
hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang nampak.
Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja
bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua
kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan
(Hasibuan, 1999 dalam Edy, 2007). Sedangkan Siagian (1995) dalam Edy
(2007), mengatakan bahwa motif adalah keadaan kejiwaan yang mendorong,
mengaktifkan, atau menggerakkan dan motif itulah yang menangarahkan dan
menyalurkan perilaku, sikap dan tindak tanduk seseorang yang selalu
dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan
pribadi masing-masing anggota organisasi.
Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi
tertentu yang dihadapinya. Karena itulah, terdapat perbedaan dalam kekuatan
motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi tertentu
Bahkan, seseorang akan menunjukkan dorongan tertentu dalam menghadapi
situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula.
Menurut Sondang (2004), motivasi kerja adalah kondisi mental yang
mendorong aktifitas dan memberi energi yang mengarah kepada pencapaian
kebutuhan, memberi kepuasan atau mengurangi keseimbangan. Motivasi dapat
juga diartikan suatu daya pendorong yang menyebabkan orang berbuat sesuatu
atau yang diperbuat karena takut akan sesuatu. Sedangkan menurut Marihot
(2002), motivasi kerja diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan
mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan
yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah.
Menurut Chung dan Meggison dalam Faustino (2003), motivation is
definied as goal-directed behavior. It concerns the level of effort one exerts in
pursuing a goal, it is closely related to employee satisfaction and job
performance, yang artinya motivasi dirumuskan sebagai perilaku yang
ditujukan pada sasaran. Motivasi ini berkaitan dengan tingkat usaha yang
dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi berkaitan
erat dengan kepuasan pekerja dan performansi pekerjaan.
2.2.2. Teori-teori Motivasi Kerja
Menurut Edy (2007), ada beberapa teori-teori tentang motivasi yang
dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
1. F. W. Taylor dengan Teori Motivasi Konvensional
Teori motivasi konvensional ini termasuk content theory, karena F. W.
pemenuhan kebutuhannya yang menyebabkan orang mau bekerja
keras. Dengan teori ini, dapat disebutkan bahwa seseorang akan mau
berbuat didorong oleh ada atau tidak adanya imbalan yang akan
diperoleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, seorang pemimpin
haruslah berusaha memberikan imbalan berbentuk materi, agar
bawahannya bersedia diperintah melakukan pekerjaan yang telah
ditentukan. Jika besar imbalan ini bertambah, maka intensitas
pekerjaanpun akan dapat dipacu. Jadi, dalam teori ini pemberian
imbalanlah yang memotivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan.
2. Abraham H. Maslow dengan Teori Hierarki
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow mengemukakan
bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan kedalam lima
hierarki kebutuhan, yaitu :
a) Kebutuhan Psikologis (Phsycological Needs) merupakan
kebutuhan pokok manusia yang bersifat biologis, seperti kebutuhan
akan makan, minum, pakaian, perumahan, seks, dan lain
sebagainya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang sangat
primer. Seorang pegawai bersedia bekerja apabila pegawai tersebut
mempunyai harapan agar penghasilannya dapat dipergunakan
untuk bisa mencukupi kebutuhan hidup secara layak, dan dapat
mengalami perubahan hidup dari waktu ke waktu. Pada dasarnya
setiap manusia akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa
akan selalu termotivasi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dan
akhirnya manusia bersedia apa saja untuk mendapatkan gaji yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut.
b) Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Kerja (Safety Needs)
adalah aspek yang sangat penting bagi pegawai. Keselamatan kerja
dalam hal ini berkaitan dengan alat kerja dan lingkungan
pekerjaan. Para pekerja dalam melaksanakan tugasnya perlu
mendapatkan perlindungan keselamatan kerja, agar para pekerja
secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari, keselamatan
kerja pada dasarnya dapat dilakukan dengan membuat kondisi
kerja yang aman yaitu dengan melengkapi alat-alat pengamanan,
menjamin kesehatan, dan memelihara fasilitas kerja dengan baik.
c) Kebutuhan Sosial (Social Needs), manusia pada dasarnya
merupakan makhluk sosial. Dengan demikian manusia mempunyai
kebutuhan-kebutuhan yang bersifat sosial, kebutuhan tersebut
diantaranya adalah :
Kebutuhan akan perasaan diterima orang lain dimana mereka
hidup dan bekerja
Kebutuhan akan perasaan untuk dihormati karena manusia akan
merasa bangga bila dirinya dianggap penting
Kebutuhan akan berpartisipasi dalam kelompok atau
d) Kebutuhan Pengakuan (Esteem) adalah salah satu ciri manusia
bahwa dia mempunyai harga diri, karena itu semua orang
memerlukan pengakuan atas keberadaan seseorang dan statusnya
oleh orang lain. Semua manusia dalam suatu masyarakat
mempunyai kebutuhan dan keinginan akan penilaian yang baik dan
punya kebutuhan akan rasa hormat atau harga diri serta
mengharapkan penghargaan diri orang lain berupa pujian maupun
materi. Setiap organisasi atau instansi kerja harus memberikan
penghargaan kepada para karyawan atau pegawainya yang
berprestasi. Penghargaan ini dapat berupa pengakuan yang
kemudian bisa disertai dengan hadiah, kenaikan gaji, kenaikan
pangkat, pemindahan ke posisi yang lebih disukai dan lain
sebagainya.
e) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization) adalah keinginan
untuk mengembangkan kemampuan mentalnya dan kemampuan
kerjanya melalui pengembangan diri. Pada tingkatan kebutuhan ini
cenderung untuk selalu bisa mengembangkan diri dan berbuat yang
paling baik walaupun semua orang masih sering merasa belum
puas dan kegelisahan baru masih sering timbul, kecuali bila orang
itu melakukan semua aktifitasnya telah selesai dengan potensi yang
3. FrederickHerzberg dengan Teori Model dan Factor
Sebenarnya teori ini merupakan pengembangan dari teori hierarki
kebutuhan Maslow. Menurut teori pemeliharaan motivasi ini ada dua
faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, adalah
sebagai berikut :
a) Faktor Pemeliharaan (maintenance factors)
Faktor pemeliharaan juga disebut hygiene factor merupakan faktor
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara
keberadaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman
dan kesehatan. Faktor pemeliharaan adalah faktor-faktor
pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang
ingin memperoleh ketentraman batiniah.
Faktor pemeliharaan ini perlu mendapatkan perhatian yang wajar
dari pimpinan, agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan
dapat ditingkatkan. Faktor-faktor pemeliharaan bukanlah
merupakan motivasi bagi karyawan, tetapi merupakan keharusan
yang harus diberikan pimpinan kepada mereka demi kesehatan dan
kepuasan bawahan.
b) Faktor Motivasi (motivation factors)
Faktor pemuas yang disebut juga motivator, merupakan faktor
pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam
diri orang yang bersangkutan (intrinsik). Faktor motivator ini
maju, pengakuan orang lain, kemungkinan pengembangan karier,
dan tanggung jawab.
Faktor motivasi menyangkut kebutuhan psikologis seseorang akan
perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Faktor motivasi
berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara
langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang empuk,
ruangan yang nyaman, penempatan yang tepat.
4. Clayton P. Alderfer dengan Teori ERG
Clayton Alderfer mengemukakan teori-teorinya dengan nama teori
ERG (Existence, Relatedness, Growth). Teori ini merupakan
modifikasi dari teori hierarki kebutuhan Maslow. Dimaksudkan untuk
memperbaiki beberapa kelemahan Maslow. Dalam memodifikasi ini
memanfaatkan kelima tingkat kebutuhan Maslow menjadi tiga macam
kebutuhan saja. Untuk setiap orang perlu memenuhi tiga kebutuhan
tersebut dengan sebaik-baiknya.
a) Existence (Keberadaan)
Existence merupakan kebutuhan seseorang untuk dapat
dipengaruhi dan terpeliharanya keberadaan yang bersangkutan
sebagai seorang manusia di tengah-tengah masyarakat atau
perusahaan. Existence meliputi kebutuhan psikologi (rasa lapar,
haus, tidur) dan kebutuhan rasa aman. Oleh karena itu kebutuhan
konsentrasi pikiran dan perhatian karyawannya terpusat untuk
melaksanakan pekerjaan.
b) Relatedness (Kekerabatan)
Kekerabatan merupakan keterkaitan antara seseorang dengan
lingkungan sosial sekitarnya. Dalam teori ini mencakup semua
kebutuhan yang melibatkan hubungan seseorang dengan orang
lain. Kebutuhan ini sebanding dengan kebutuhan rasa aman,
kebutuhan sosial dan sebagian kebutuhan prestise dalam teori
Maslow.
c) Growth (Pertumbuhan)
Kebutuhan akan pertumbuhan dan perkembangan ini merupakan
kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan potensi diri
seseorang, seperti pertumbuhan kreativitas dan pribadi. Kebutuhan
ini sebanding dengan kebutuhan harga diri dan perwujudan diri.
Dalam kebutuhan ini akan dikombinasikan kedua kebutuhan ini.
5. David Mc. Clelland dengan Teori Motivasi Prestasi
Teori kebutuhan yang dikemukakan oleh David Mc Clelland
(1974) disebut juga dengan teori motivasi prestasi. Menurut teori ini
ada tiga komponen dasar yang dapat digunakan untuk memotivasi
orang bekerja, yaitu kebutuhan akan :
a) Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang
merupakan refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk
b) Need for Affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang
merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada
bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan
orang lain.
c) Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan
refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki
pengaruh dari orang lain.
2.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja 1) Gaji
Menurut Riva’i (2005), gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang
yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari statusnya sebagai
seorang karyawan yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan
perusahaan. Atau dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang
diterima seseorang karena kedudukan dalam perusahaan.
Menurut Prabu (2005), gaji merupakan uang yang dibayarkan
kepada pegawai atas jasa pelayanannya yang diberikan secara bulanan.
Sedangkan As’ad (2004), gaji adalah upah kerja yang dibayar dalam
waktu yang tetap. Sebenarnya bukan saja waktunya yang tetap tetapi
secara relatif banyaknya upah itupun sudah pasti jumlahnya.
Pendapat Dessler yang dikutip oleh Samsudin (2006),
mengatakan gaji adalah sesuatu yang berkaitan dengan uang yang
diberikan kepada pegawai atau karyawan. Menurut pendapat Martoyo
(2000), upah atau gaji merupakan suatu bentuk pemberian kompensasi
kompensasi yang ada bagi karyawan. Sebab upah dan gaji tersebut
bagi setiap karyawan yang menerimanya merupakan faktor atau
berfungsi sebagai jaminan kelangsungan bagi kehidupannya.
Tujuan pemberian gaji atau upah :
1. Ikatan Kerjasama
2. Kepuasan Kerja
3. Pengadaan Efektif
4. Motivasi
5. Stabilitas Karyawan
6. Disiplin
7. Pengaruh Serikat Buruh
8. Pengaruh Asosiasi Usaha Sejenis atau Kadin
9. Pengaruh Pemerintah
2) Suasana Kerja
Menurut Buchari (2004), sesuai dengan teori kebutuhan atau
kepuasan, membagi dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu
faktor intrinsik adalah faktor yang memuaskan dalam diri pekerja dan
faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor luar yang menyehatkan orang.
Menurut teori ini, faktor-faktor yang sifatnya menyehatkan dan datang
dari luar atau bersifat ekstrinsik, contohnya adalah upah dan kondisi
lingkungan fisik pekerjaan.
Suasana kerja dan kondisi lingkungan kerja disini adalah segala
bekerjanya yang mendukung dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab pegawai sehingga tugasnya dapat selesai tepat pada waktunya
dengan hasil yang memuaskan. Selain itu kerjasama dengan sesama
pegawai juga termasuk didalamnya, karena kerjasama atau hubungan
yang terjalin dengan baik semakin mempermudah mereka dalam
melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Seperti
pula yang dikemukakan oleh Ravianto dan Martoyo (2000),
menyatakan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
motivasi kerja salah satu diantaranya adalah dukungan atau kerjasama
dari rekan kerja.
3) Perhatian Pimpinan
Dalam melaksanakan tugasnya para pegawai atau karyawan
dalam suatu organisasi membutuhkan dukungan ataupun perhatian dari
pimpinannya agar memudahkan mereka dalam menyelesaikan
permasalahan yang terjadi dalam mengemban tugasnya. Apabila
pimpinan dari organisasi memberikan perhatian terhadap kinerja para
pegawainya maka para pegawai tersebut merasa mendapatkan
dukungan secara moril sehingga pegawai tersebut memiliki semangat
kerja atau motivasinya dalam menyelesaikan tugasnya dan hal itu
merupakan suatu penghargaan tersendiri bagi pegawainya.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam
mengarahkan, mempengaruhi, mendorong, mengendalikan orang lain
kesadarannya dan rasa sukarela dalam mencapai suatu tujuan tertentu
(Putu, 2008).
Menurut pendapat Stoner (1994) yang dikutip oleh Umar (2003),
mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses pengarahan dan
usaha mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan tugas para
anggota kelompok. Kepemimpinan sudah tentu tidak akan terlepas dari
siapa yang memimpin.
4) Kesejahteraan Sosial
Untuk meningkatkan kinerja atau motivasi kerja dari seorang
pegawai atau karyawan, maka suatu organisasi atau perusahaan harus
memperhatikan dan memenuhi kesejahteraan sosial pegawai atau
karyawan tersebut. Kesejahteraan merupakan balas jasa pelengkap
atau materiil dan non materiil yang diberikan kebijaksanaan dan
bertujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik serta
mental karyawan agar produktivitasnya meningkat.
Sesuai pula dengan teori yang dikemukakan oleh Maslow
tentang kebutuhan keamanan dan rasa aman, didalamnya terdapat
jaminan pensiun, asuransi kerja dan asuransi kesehatan, serta
tunjangan-tunjangan lain yang semua itu harus dapat dipenuhi oleh
setiap organisasi atau perusahaan tempat bekerjanya agar
kesejahteraan sosial karyawan atau pegawainya dapat tercapai,
sehingga akan meningkat dan pekerjaannya dapat terselesaikan tepat
merasa aman dan yakin karena kebutuhan kesejahteraan sosialnya
dapat terpenuhi oleh organisasi atau perusahaan tempat bekerjanya.
”Kesejahteraan sosial” (social welfare) memiliki arti berwayuh
wajah. Kesejahteraan sosial dapat diartikan sebagai pendekatan atau
kegiatan terorganisir dalam bidang pembangunan sosial (Suharto,
2007).
Menurut Ravianto dan Martoyo (2000), menyatakan bahwa
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja diantaranya
adalah atasan atau pimpinan, rekan kerja, sarana fisik, kebijaksanaan
dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan
tantangan. Motivasi individu untuk bekerja dipengaruhi oleh sistem
kebutuhannya.
2.2.4. Unsur-unsur Penggerak Motivasi Kerja
Motivasi kerja karyawan akan ditentukan oleh perangsangnya,
perangsang yang dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi karyawan
sehingga menimbulkan pengaruh perilaku karyawan yang bersangkutan.
Menurut Sagir (1985) dalam Siswanto (2002), mengemukakan
unsur-unsur penggerak motivasi antara lain :
1. Keinginan Berkinerja (Achievement)
Seseorang memiliki keinginan berkinerja sebagai suatu kebutuhan
yang dapat mendorong menuju tujuan atau sasaran. Dalam teori “Tiga
Kebutuhan” yang dikemukakan oleh Mc Cleland menjelaskan bahwa
merupakan keberhasilan seseorang, dan biasanya juga dikaitkan
dengan sikap positif, keberanian mengambil resiko yang
diperhitungkan untuk mencapai suatu sasaran yang telah ditentukan.
2. Penghargaan (Recognition)
Penghargaan, pengakuan atas suatu kinerja yang telah dicapai
seseorang akan merupakan perangsang yang kuat. Pengakuan atas
suatu kinerja akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi
daripada penghargaan dalam bentuk materi atau hadiah
3. Tantangan (Challenge)
Adanya tantangan yang dihadapi merupakan perangsang kuat bagi
manusia untuk mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menentang atau
dengan mudah dapat dicapai biasanya tidak mampu menjadi
perangsang bahkan cenderung menjadi kegiatan rutin. Tantangan demi
tantangan biasanya akan menumbuhkan kegairahan untuk
mengatasinya.
4. Tanggung Jawab (Responsibility)
Adanya rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk ikut
merasa tanggung jawab.
5. Pengembangan (Development)
Pengembangan kemampuan seseorang baik dari pengalaman kerja
seseorang atau kesempatan untuk maju, dapat merupakan perangsang
Apalagi jika pengembangan perusahaan selalu dikaitkan dengan
kinerja atau produktivitas tenaga kerja.
6. Keterlibatan (Involvement)
Rasa ikut terlibat atau involvement dalam suatu proses pengambilan
keputusan atau bentuknya, atau dapat kotak saran dari tenaga kerja
atau karyawan yang dapat dijadikan masukan untuk manajemen
perusahaan, merupakan perangsang yang cukup kuat untuk tenaga
kerja atau karyawan.
7. Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang terbuka,
dari tingkat bawah sampai tingkat manajemen puncak merupakan
perangsang yang cukup kuat bagi tenaga kerja. Bekerja tanpa harapan
atau kesempatan untuk meraih kemajuan atau perbaikan nasib, tidak
akan merupakan perangsang berkinerja atau bekerja produktif.
2.2.5. Bentuk-bentuk Motivasi Kerja
Menurut Samsudin (2006), pada umumnya bentuk motivasi yang
sering dianut perusahaan meliputi 4 unsur utama yaitu :
1. Kompensasi Bentuk Uang
Salah satu bentuk yang paling sering diberikan tenaga kerja adalah
bentuk kompensasi, dan kompensasi yang diberikan kepada tenaga
kerja biasanya berupa uang. Kompensasi sebagai kekuatan untuk
memberi motivasi selalu memiliki reputasi atau nama yang baik, dan
sekali bahwa semua orang akan berbuat apa saja untuk meningkatkan
pendapatan.
2. Pengarahan dan Pengendalian
Pengarahan maksudnya menentukan apa yang harus mereka kerjakan
atau tidak mereka kerjakan. Sedangkan pengendalian maksudnya
menentukan bahwa tenaga kerja harus mengerjakan hal-hal yang telah
diinstruksikan.
3. Penetapan Pola Kerja yang Efektif
Pada umumnya reaksi dari kebosanan kerja akan menghambat
produktivitas kerja, karena manajemen atau pimpinan menyadari
bahwa masalahnya bersumber pada cara pengaturan pekerjaan, mereka
menanggapi dengan berbagai teknik. Beberapa diantaranya efektif dan
yang lain kurang efektif. Teknik ini diantaranya adalah :
a) Memperkaya pekerjaan yaitu penyesuaian tuntutan pekerjaan
dengan kemampuan tenaga kerja atau karyawan.
b) Manajemen partisipatif yaitu penggunaan berbagai cara untuk
melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan yang
mempengaruhi pekerjaan mereka.
c) Mengalihkan perhatian para pekerja dari pekerjaan yang
membosankan kepada instrument (alat) waktu luang untuk istirahat
4. Kebijakan
Kebijakan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang diambil
dengan sengaja oleh manajemen atau dalam hal ini pimpinan untuk
mempengaruhi sikap atau perasaan para tenaga kerja. Dengan kata lain
kebijakan adalah usaha untuk membuat tenaga kerja bahagia.
Sedangkan menurut Umar (2003), ada 4 pola atau bentuk-bentuk
motivasi diantaranya adalah :
a) Motivasi Prestasi (Achievement Motivation)
Adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk mengatasi segala
tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan.
b) Motivasi Afiliasi (Affiliation Motivation)
Adalah dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang atas
dasar sosial.
c) Motivasi Kompetensi (Competence Motivation)
Adalah dorongan untuk mencapai keunggulan kerja, meningkatkan
ketrampilan. Pemecahan masalah, dan berusaha keras untuk
inovatif
d) Motivasi Kekuasaan (Power Motivation)
Adalah dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan mengubah
situasi
2.3 Kerangka Pemikiran
Motivasi kerja karyawan bagian produksi di Pabrik Gula Candi Baru dapat
tergantung apabila suatu organisasi atau instansi menggunakan manajemen
sumber daya manusia dengan baik terutama yang ditujukan dalam peningkatan
motivasi kerja karyawan secara otomatis akan memicu pegawai untuk
berlomba-lomba meningkatkan prestasi dalam bekerja.
Motivasi kerja sangat dibutuhkan oleh para pegawai dalam melaksanakan
pekerjaannya sehingga dapat mencapai prestasi kerja yang diharapkan sesuai
dengan tujuan dari organisasi tersebut. Bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi kerja karyawan yang berasal dari dalam atau dari luar pribadi para
pegawai tersebut harus diketahui oleh instansi tempat bernaung para pegawai
tersebut sehingga pimpinan dari instansi tersebut dapat mengupayakan untuk
memenuhi kebutuhan para pegawai tersebut untuk meningkatkan semangat atau
motivasi kerjanya.
Dalam usaha meningkatkan motivasi kerja karyawan, maka hal yang perlu
diperhatikan adalah faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk dapat memenuhi
kebutuhan para pegawai yang menjadikan semangat atau motivator kerja. Seperti
yang telah disampaikan di atas, banyak teori yang menyatakan bahwa motivasi
kerja karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor. Tetapi pada Pabrik Gula Candi
Baru Sidoarjo motivasi kerja karyawan bagian produksi dipengaruhi oleh empat
faktor, yaitu tingkat gaji, suasana kerja, perhatian pimpinan, dan kesejahteraan
sosial.
Keterkaitan antara faktor motivasi sebagai variabel dependen dan faktor
tingkat gaji, suasana kerja, perhatian pimpinan, dan kesejahteraan sosial sebagai
Kesejahteraan Sosial
(X4)
Suasana Kerja
(X2)
Perhatian Pimpinan
(X3)
Motivasi Kerja
(Y) Tingkat Gaji
(X1)
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
2.4 Hipotesis
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut :
1. Diduga faktor tingkat gaji, suasana kerja, perhatian pimpinan, dan
kesejahteraan sosial secara simultan berpengaruh positif terhadap
motivasi kerja karyawan bagian produksi di PT. Pabrik Gula Candi
Baru Sidoarjo.
2. Diduga faktor tingkat gaji, dibandingkan faktor suasana kerja,
perhatian pimpinan, dan kesejahteraan sosial secara dominan
berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan bagian produksi
29
langsung di PT. Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo. Lokasi tersebut dipilih dengan
pertimbangan bahwa perusahaan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
agribisnis yang mengelola pergulaan di Jawa Timur dan terdapat obyek motivasi
kerja yang layak untuk diteliti.
3.2 Penentuan Responden a) Populasi
Populasi adalah keseluruhan perusahaan yang menjadi obyek penelitian
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian. Menurut Anto Dajan (2000:110), populasi merupakan keseluruhan
unsur-unsur yang memiliki satu beberapa ciri atau karakteristik yang sama,
populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi di PT.
Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo yang berjumlah 440 orang.
b) Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk
menentukan sifat dan ciri yang dikehendaki dari populasi. Menurut
Sekaran (2003:166), menyatakan bahwa suatu ukuran sampel lebih dari 30
dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Pada
penelitian ini jumlah sampel yang akan diambil adalah 50 orang karyawan
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive
sampling (Wahidahwati, 2001). Metode purposive sampling yaitu teknik
pengambilan sampel penelitian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu untuk
diuji sehingga hasil analisis data dapat digunakan untuk menjawab
masalah penelitian. Dasar pertimbangannya adalah jumlah sampel yang
diambil lebih besar dari sampel minimal, melebihi pendapat terkecil dari
pendapat Sekaran yang harus diambil dan berdasarkan kemampuan
peneliti ditinjau dari segi waktu dan biaya yang tersedia, agar kesimpulan
statistik yang diperoleh mengandung kebenaran maka sampel yang dipilih
sebagai dasar penyempurnaan harus dapat mewakili, dimana salah satu
cara terbaik untuk memperoleh sampel semacam itu adalah dengan
menggunakan teknik purposive sampling, dimana teknik ini menentukan
sampel menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu antara lain :
1. Usia diatas 17 tahun dimana usia tersebut diasumsikan responden
sudah cukup dewasa dan mengerti serta dapat menanggapi
masing-masing pertanyaan kuesioner dengan baik.
2. Merupakan karyawan bagian produksi PT. Pabrik Gula Candi Baru
Sidoarjo yang sudah mempunyai masa kerja lebih dari 2 tahun, dimana
pada masa kerja tersebut diasumsikan responden sudah bisa mengerti
keadaan lingkungan SDM yang berada pada PT. Pabrik Gula Candi
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data merupakan hal yang terpenting dalam melaksanakan suatu penelitian,
karena penelitian merupakan proses untuk memperoleh data yang kemudian akan
dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Maka dalam pelaksanaan
penelitian diperlukan suatu teknik pengumpulan data untuk mempermudah proses
pengumpulan data yang akan diteliti di lapangan.
Menurut sumbernya, data terdiri dari data internal dan eksternal
(Sugiyanto, 2004). Data internal adalah data yang dikumpulkan oleh suatu badan
atau lembaga. Sedangkan data eksternal adalah data yang diperoleh dari luar
badan atau lembaga yang memerlukannya. Data eksternal dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh dari suatu badan atau lembaga tersebut. Sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh dari luar badan atau lembaga tersebut.
Pengumpulan data yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan data primer dan data pendukung yang diperoleh dari data sekunder
yaitu dilakukan dengan cara :
1. Kuesioner
Adalah pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang
berhubungan dengan penelitian ini dan dibagikan kepada seluruh
responden. Kuesioner ini disebarkan kepada karyawan bagian produksi di
2. Wawancara
Adalah mengadakan wawancara langsung dengan pihak yang mempunyai
wewenang memberikan informasi yang berhubungan dengan data yang
diperlukan.
3. Dokumentasi
Adalah data yang diambil berdasarkan keadaan yang telah terjadi atau
sebagai data historikal berupa arsip yang ada di PT. Pabrik Gula Candi
Baru Sidoarjo untuk melengkapi data-data yang diperoleh melalui
kuesioner sebagai data pendukung untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk menjawab tujuan yang pertama yaitu membuktikan pengaruh
tingkat gaji, suasana kerja, perhatian pimpinan, dan kesejahteraan sosial
berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan bagian produksi di PT. Pabrik
Gula Candi Baru Sidoarjo baik secara simultan maupun secara parsial digunakan
analisis stastistik dengan menggunakan analisis liner berganda yang dibantu
dengan perhitungan komputer dengan program SPSS (Statistical Package For
Social Science) maka besarnya pengaruh beberapa variabel tersebut akan dapat
1. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = b0 + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 +
Keterangan :
Y = motivasi kerja
b0 = intersep atau konstanta
b1 …. b4 = koefisien regresi
x1 = tingkat gaji
x2 = suasana kerja
x3 = perhatian pimpinan
x4 = kesejahteraan sosial
= error
2. Uji F
Uji F adalah untuk melihat signifikan tidaknya pengaruh
variabel-variabel bebas yaitu tingkat gaji, suasana kerja, perhatian pimpinan, dan
kesejahteraan sosial secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap
variabel terikat (motivasi kerja). dengan langkah pengujian sebagai berikut :
a) Merumuskan hipotesis adalah sebagai berikut :
H0 : b1, b2, b3, b4 = 0 tidak adanya pengaruh secara simultan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat.
H1 : b1, b2, b3, b4# 0 adanya pengaruh secara simultan antara
b) Membandingkan hasil F hitung dengan ketentuan derajat pembilang
bebas adalah k dan derajat bebas penyebut adalah dk = (n-k-1).
Keterangan :
n = jumlah sampel k = jumlah parameter regresi
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
1) Apabila Fhit > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
tingkat gaji (x1), suasana kerja (x2), perhatian pimpinan (x3), dan
kesejahteraan sosial (x4) secara simultan (bersama-sama)
mempengaruhi motivasi kerja (Y).
2) Apabila Fhit ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya
tingkat gaji (x1), suasana kerja (x2), perhatian pimpinan (x3), dan
kesejahteraan sosial (x4) secara simultan (bersama-sama) tidak
mempengaruhi motivasi kerja (Y).
3. Uji t
Digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari
masing-masing variabel bebas (tingkat gaji, suasana kerja, perhatian pimpinan, dan
kesejahteraan sosial) terhadap variabel terikat (motivasi kerja). Dengan
langkah pengujian sebagai berikut :
a) Merumuskan Hipotesis sebagai berikut :
H0 : b1, b2, b3, b4 = 0 tidak adanya pengaruh secara parsial antara
tingkat gaji (x1), suasana kerja (x2), perhatian
pimpinan (x3), dan kesejahteraan sosial (x4)
H1 : b1, b2, b3, b4 # 0 adanya pengaruh secara parsial antara tingkat
gaji (x1), suasana kerja (x2), perhatian
pimpinan (x3), dan kesejahteraan sosial (x4)
terhadap motivasi kerja (Y).
b) Membandingkan hasil t hitung dengan uji t dua arah. Dengan
ketentuan derajat kebebasan sebesar dk = n-k-1, interval kepercayaan
95%.
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
1) Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya ada pengaruh antara tingkat gaji (x1), suasana kerja (x2),
perhatian pimpinan (x3), dan kesejahteraan sosial (x4) terhadap
motivasi kerja (Y).
rja (Y).
2) Apabila t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
artinya tidak ada pengaruh antara tingkat gaji (x1), suasana kerja
(x2), perhatian pimpinan (x3), dan kesejahteraan sosial (x4)
terhadap motivasi ke
4. Koefisien Determinasi Parsial (R2)
Koefisien determinasi parsial (R2) berguna untuk mengetahui sejauh
mana sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin
besar R2 suatu variabel independen menunjukkan semakin dominannya
variabel independen tersebut terhadap variabel dependen dan variabel
independen yang dimiliki nilai R2 paling besar menunjukkan bahwa variabel
5. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Agar hasil penelitian dapat pertanggung jawabkan secara ilmiah, maka
informasi yang menyangkut validitas dan reliabilitas alat pengukur harus
dilakukan.
1. Uji Validitas
Adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi sebenarnya
yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah tiap
butir pertanyaan benar-benar telah sahih. Paling tidak kita dapat
menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan
apa yang kita yakini dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan,
analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item
dengan skor total item. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai
signifikannya lebih kecil dari 5% (level of significance) menunjukkan
bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentuk indikator.
Adapun persamaan rumus yang digunakan adalah : (Azwar, 1997)
(
Σ
XY)
–(
Σ
X)(
Σ
Y)
/n
rxy =
√
((
Σ
x
2)-(
Σ
x)
2/n)((
Σ
Y2)-(
Σ
Y)
2/
n)
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
X = Tanggapan responden setiap pernyataan
Y = Total tanggapan responden seluruh pernyataan
2. Uji Reliabilitas (Uji Keandalan)
Adalah untuk menguji sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya jika beberapa kali
pengukuran dilakukan pada kelompok subyek yang tidak berubah atau
konsisten. Dengan kata lain hasil pengukuran tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap obyek dan alat
pengukuran yang sama. Teknik yang bisa digunakan untuk mengukur
reliabilitas dalam pengukuran ini adalah teknik belah dua digunakan
rumus Alpha Cronbach dalam Arikunto (1993) sebagai berikut :
k
1
-
Σ
αb2 ri = k-1 t2Keterangan :
ri = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pernyataan
Σ
αb2 = Jumlah varian butirt2 = Varian total
Apabila hasil hitungan lebih besar dari 0,60 maka dilakukan
pertanyaan-pertanyaan yang ada dapat disebut handal (Ghozall, 2001).
6. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis agar diperoleh nilai pemerkira
yang tidak bias dan efisien dari model persamaan liner berganda dengan
lebih variabel yang diamati, maka haruslah memenuhi asumsi-asumsi klasik,
yaitu :
A. Uji Kolinearitas Ganda (Multicollienearity)
Kolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat korelasi yang
sangat tinggi antar variabel bebas dalam persamaan regresi. Gujarati (1995),
menyatakan bahwa multikolinearitas berarti adanya koreksi linier yang tinggi
(mendekati sempurna) diantara dua atau lebih variabel bebas. Untuk
mengetahui tidak adanya multikolinearitas, digunakan Uji VIF (Variance
Inflation Factor). Bila VIF > 10, maka terjadi kolinearitas antar variabel. Bila
VIF = 10, maka tidak terjadi kolinearitas antar semua variabel bebas. Dengan
kata lain, antar variabel bebas tidak saling berpengaruh secara sempurna.
B. Uji Heteroskedastisitas (Heteroscedasticity)
Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran-penaksiran koefisien
regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari
semestinya. Bila hasil Heteroskedastisitas digunakan korelasi Rank Spearman.
Bila hasil Heteroskedastisitas untuk semua variabel bebas diperoleh Sig (p) >
0,05, artinya untuk sembarang harga variabel bebas dan varian variabel terikat
tidak mengalami perubahan yang berarti. Dengan demikian, asumsi tidak
adanya Heteroskedastisitas terpenuhinya.
3.5 Definisi dan Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel dalam
penelitian ini adalah menggunakan skala interval, yaitu skala yang mengurutkan
interval memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat obyek (Nazir, 2003 :
131).
1. Variabel Motivasi Kerja (Y)
Motivasi kerja adalah merupakan bagian dari perilaku organisasi
yang menyangkut dorongan yang memberikan semangat kerja kepada para
pegawai untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi yang telah
ditetapkan.
indikator dari variabel motivasi kerja adalah :
a) Senang bekerja keras
b) Semangat bekerja untuk meningkatkan kinerja karyawan
c) Penambahan jam kerja karyawan
Lima kategori penilaian atau pengukuran variabel :
1 2 3 4 5
Sangat
Rendah
Sangat
Tinggi
Definisi diatas merupakan pengembangan dari penelitian dimana
jawaban nilai 5 berarti sangat tinggi dengan pernyataan yang diberikan,
jawaban 1 berarti sangat rendah dengan pernyataan yang diberikan,
sedangkan jawaban nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat tinggi dan
sangat rendah dari pernyataan yang diberikan. Jadi jawaban antara nilai 4
dan 5 berarti cenderung sangat tinggi dengan pernyataan yang diberikan
dan jawaban antara nilai 1 dan 2 berarti cenderung sangat rendah dengan
2. Variabel Tingkat Gaji (X1)
Gaji merupakan suatu balas jasa dalam bentuk uang yang diterima
pegawai sebagai konsekuensi dari statusnya sebagai seorang pegawai yang
memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan dalam organisasi atau
instansi tersebut. Semakin tingkat gaji yang diberikan kepada pegawainya
maka akan berdampak positif terhadap peningkatan motivasi kerja
pegawainya.
Indikator dari variabel tingkat gaji adalah :
a) Besarnya gaji yang diterima
b) Kesesuaian gaji dengan tanggung jawab pekerjaan yang dibebankan
c) Kesesuaian gaji dengan standar gaji yang telah ditetapkan pemerintah
(UMR)
Lima kategori penilaian atau pengukuran variabel :
1 2 3 4 5
Sangat
Rendah
Sangat
Tinggi
Definisi diatas merupakan pengembangan dari penelitian dimana
jawaban nilai 5 berarti sangat tinggi dengan pernyataan yang diberikan,
jawaban nilai 1 berarti sangat rendah dengan pernyataan yang diberikan,
sedangkan jawaban nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat tinggi dan
sangat rendah dari pernyataan yang diberikan. Jadi jawaban antara nilai 4
dan jawaban antara nilai 1 dan 2 berarti cenderung sangat rendah dengan
pernyataan yang diberikan.
3. Variabel Suasana Kerja (X2)
Suasana kerja adalah suatu kondisi yang berada dalam lingkungan
tempat kerja, baik situasi yang bersifat nyata maupun tidak nyata yang
dapat memberikan dukungan dalam penyelesaian tugas dan tanggung
jawab yang dijalankan dalam suatu instansi atau organisasinya.
Indikator dari variabel suasana kerja adalah :
a) Hubungan komunikasi antar pegawai
b) Situasi dan kondisi sistem atau prosedur kerja dengan kenyamanannya
dalam bekerja
c) Kondisi sarana dan prasarana yang mendukung dalam penyelesaian
pekerjaannya
Lima kategori penilaian atau pengukuran variabel :
1 2 3 4 5
Sangat Buruk Sangat Baik
Definisi diatas merupakan pengembangan dari penelitian dimana
jawaban nilai 5 berarti sangat baik dengan pernyataan yang diberikan,
jawaban nilai 1 berarti sangat buruk dengan pernyataan yang diberikan,
sedangkan jawaban nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat baik dan
sangat buruk dari pernyataan yang diberikan. Jadi jawaban antara nilai 4
jawaban antara nilai 1 dan 2 berarti cenderung sangat buruk dengan
pernyataan yang diberikan.
4. Variabel Perhatian Pimpinan (X3)
Kepemimpinan adalah orang yang menerapkan prinsip dan teknik
yang memastikan motivasi, disiplin, dan produktivitas. Kepemimpinan
yang efektif tergantung pada landasan manajerial yang kokoh.
Indikator dari variabel perhatian pimpinan :
a) Tingkat keteladanan pimpinan dalam pengambilan keputusan
b) Perhatian pimpinan terhadap pegawai
c) Komunikasi pimpinan terhadap pegawai
Lima kategori penilaian atau pengukuran variabel :
1 2 3 4 5
Sangat Buruk Sangat Baik
Definisi diatas merupakan pengembangan dari penelitian dimana
jawaban nilai 5 berarti sangat baik dengan pernyataan yang diberikan,
jawaban nilai 1 berarti sangat buruk dengan pernyataan yang diberikan,
sedangkan jawaban nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat baik dan
sangat buruk dari pernyataan yang diberikan. Jadi jawaban antara nilai 4
dan 5 berarti cenderung sangat baik dengan pernyataan yang diberikan dan
jawaban antara nilai 1 dan 2 berarti cenderung sangat buruk dengan
5. Variabel Kesejahteraan Sosial (X4)
Kesejahteraan merupakan balas jasa pelengkap atau materiil dan
non materiil yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan dan bertujuan
untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental
karyawan agar produktivitasnya meningkat.
Indikator dari variabel kesejahteraan sosial adalah :
a) Besarnya tunjangan sosial yang diterima pegawai
b) Kegiatan atau acara yang dapat memberikan kesejahteraan pegawainya
c) Penghargaan terhadap prestasi kerja yang telah dicapai
Lima kategori penilaian atau pengukuran variabel :
1 2 3 4 5
Sangat
Rendah
Sangat
Tinggi
Definisi diatas merupakan pengembangan dari penelitian dimana
jawaban nilai 5 berarti sangat tinggi dengan pernyataan yang diberikan,
jawaban nilai 1 berarti sangat rendah dengan pernyataan yang diberikan,
sedangkan jawaban nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat tinggi dan
sangat rendah dari pernyataan yang diberikan. Jadi jawaban antara nilai 4
dan 5 berarti cenderung sangat tinggi dengan pernyataan yang diberikan
dan jawaban antara nilai 1 dan 2 berarti cenderung sangat rendah dengan