• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan museum tani indonesia sebagai wisata edukasi di kabupaten Klaten lusiana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan museum tani indonesia sebagai wisata edukasi di kabupaten Klaten lusiana"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGEMBANGAN MUSEUM TANI INDONESIA SEBAGAI

WISATA EDUKASI DI KABUPATEN KLATEN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya

Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Oleh :

LUSIANA NINDI ARIESTA

C9409018

PROGRAM DIII USAHA PERJALANAN WISATA

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

MOTTO

1. Tuhan tidak akan lalai membalas setiap pebuatan baik sekecil apapun itu.

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Dengan setulus hati penulis persembahkan Tugas

Akhir ini untuk :

1. Mamaku Arum Margini dan Bapak Joko

Sutrisno yang selalu memberikan

dukungan, selalu memberikan kasih sayang yang tiada akhir dan doa yang luar biasa.

2. Adikku Dimas Riki yang selalu

memberikan dukungan, memberikan

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

karunia, rahmat, berkat, serta tuntunan-Nya sehigga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian

persyaratan dalam menyelesaikan studi bagi mahasiswa program Dipoma III

Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret. Penulis menyadari tanpa bantuan dari beberapa pihak Tugas Akhir ini

tidak mungkin terselesaikan dengan baik.

Selama proses penelitian hingga pengolahan data, penuis telah melibatkan

banyak pihak yang sangat membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini, penulis

mengucapkan terimaksih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, PhD. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

yang telah mengijinkan dan mengesahkan Tugas Akhir ini.

2. Dra. Isnaini Wijaya Wardani. Mpd selaku ketua program DIII Usaha

Perjalanan Wisata yang telah memberikan saran serta pengarahan yang sangat

berharga sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini.

3. Drs. Suharyana, M.Pd. selaku Sekretaris program DIII Usaha Perjalanan

Wisata yang telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini.

4. Umi Yuliati, S.S M.Hum, selaku pembimbing proposal Tugas Akhir,

Terimakasih waktu dan saran untuk memberikan bimbingan kepada penulis.

5. Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum selaku pembimbing utama, terima kasih

atas kesediaan waktu, ketelitian, semangat, bimbingan dan dukungan bagi

penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

6. Seluruh Dosen DIII Usaha Perjalanan Wisata yang telah banyak memberikan

ilmu, motivasi serta pengalaman yang berarti selama kuliah.

7. Mbak Ifa selaku bagian tata Usaha DIII Usaha Perjalanan Wisata yang telah

membantu penuis dalam pembuatan surat ijin yang berhubungan dengan

penyelesaiaan Tugas Akhir.

8. Sri Mulyani yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan

informasi selama proses observasi di dalam obyek.

9. Kedua orang tua penulis yang memberikan dukungan kepada penulis sehingga

(7)

commit to user

vii

10.Dimas Riki yang selalu menghibur disaat penulis berputus asa.

11.Agus setiawan yang selalu memberikan dukungan, bantuan serta semangat

kepada penulis.

12.Sahabat–sahabatku Aurora, Arifa, Fatma, Herdilia, Yaya, Sasti, Febriana,

Maysaroh, Desi yang selalu memberikan dukungan dan kenangan manis.

13.Teman-teman DIII Usaha Perjalanan Wisata 2009 yang telah banyak memberi

kenangan manis, tawa, motivasi dalam proses studi.

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membatu penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan dan masih

banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun. Semoga Tugas Akhr ini dapat bermanfat bagi pembaca.

Surakarta, 27 Juni 2012

(8)

commit to user

viii ABSTRAK

Lusiana Nindi Ariesta. C9409018. 2012. Pengembangan Museum Tani

Indonesia sebagai Wisata Edukasi di Kabupaten Klaten. Program studi Diploma

III Usaha Perjalanan Wisata. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret.

Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis potensi dan menentukan strategi pengembangan museum Tani Indonesia yang terletak di kabupaten Klaten agar dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lainnya dan agar lebih diminati oleh wisatawan yang akan berkunjung.

Metode penelitian dalam laporan ini adalah dengan menggunakan sistem pengumpulan data secara langsung melalui observasi, wawancara, studi pustaka, studi dokumen, serta menggunakan teknik analisis data yang disajikan dalam bentuk diskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Museum Tani Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai salah satu aset wisata di kabupaten Klaten. Museum Tani Indonesia yang terletak di desa Selorejo, Krakitan, Bayat masih sangat kental dengan suasana alam pedesaan, Museum Tani Indonesia memiliki berbagai koleksi mengenai dunia pertanian yang dapat menambah informasi bagi wisatawan yang berkunjung, untuk dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lannya yang berada di kabupaten Klaten, museum Tani Indonesia masih sangat memerlukan pengembangan yang optimal. Sedangkan kendala yang dihadapi dalam pengembangan museum Tani Indonesia adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap obyek tersebut, kurangnya kesadaran masyarakat tentang sadar wisata, pengelolaan yang kurang maksimal menjadikan museum Tani Indonesia terkesan tidak terurus.

(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Landasan Teori ... 4

F. Metode Penelitian ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KLATEN DAN MUSEUM TANI INDONESIA A. Gambaran Umum Kabupaten Klaten ... 11

1. Letak Kabupaten Klaten ... 11

2. Pariwisata Di Kabupaten Klaten ... 13

B. Gambaran Umum Museum Tani Indonesia ... 27

1. Sejarah Museum Tani Indonesia ... 27

2. Koleksi yang Terdapat di Museum Tani Indonesia ... 28

(10)

commit to user

x

B. Analisis 4A Museum Tani Indonesia ... 33

C. Strategi Pengembangan Museum Tani Indonesia untuk menjadi wisata

edukasi di kabupaten Klaten (Analisis SWOT) ... 35

E.

Upaya yang bisa dilakukan pengelola bagi pengembangan Museum Tani

Indonesia sebagai wisata edukasi ... 46

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

(11)

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Nama Informan ... 51

LAMPIRAN 2 Peta Pariwisata Kabupaten Klaten ... 52

Gambar 1. Peta Pariwisata Kabupaten Klaten ... 52

LAMPIRAN 3 Foto Koleksi Museum Tani Indonesia ... 53

Gambar 2. Papan Nama Museum Tani Indonesia ... 53

Gambar 3. Potret pertani Jawa ... 53

Gambar 4. Potret petani Afrika ... 54

Gambar 5. Potret Petani Afrika ... 54

Gambar 6. Potret Petani Wanita di Afrika Tengah ... 55

Gambar 7. Hasil Budaya Tani Papua ... 55

Gambar 8. Rumah adat danau Toba,alat pencetak makanan suku Papua, penyimpanan uang masyarakat Danau Toba ... 56

Gambar 9. Sample tanah dari berbagai daerah di Indonesia ... 56

Gambar 10. Berbagai macam jenis Serangga persawahan... 57

Gambar 11. Sampel Hama yang menyerang Persawahan ... 57

Gambar 12. Peralatan pengukur kesuburan tanah ... 58

Gambar 13. Caping tani dari Kupang NTT ... 58

Gambar 14. Caping tani daerah Poso ... 59

Gambar 15. Caping Tani daerah Cilacap ... 59

Gambar 16. Arca budaya tani korban gempa DIY Jateng 2006 ... 60

Gambar 17. Potret pertanian di zaman Belanda ... 60

Gambar 18. Potret pertanian Australia ... 61

Gambar 19. Poteret hama Ulat ... 61

Gambar 20. Potret hama serangga ... 62

Gambar 21. Potret disaat masa panen ... 62

Gambar 22. Kumpulan parang dari Ambon, Maluku ... 63

(12)

commit to user

xii

Gambar 24. Kumpulan Arit dari Maluku ... 64

Gambar 25. Bubu danau Poso, Ani-ani daerah Jawa ... 64

Gambar 26. Kumpuln parang dan arit ... 65

Gambar 27. lapisan litosol tanah di Spanyol ... 65

Gambar 28. Profil tanah daerah Semiarid ... 66

Gambar 29. Kerajian tangan yang berasal dari Bambu ... 66

Gambar 30. Jenis- jenis cangkul ... 67

Gambar 31. Kumpulan permaian tradisional Jawa ... 67

Gambar 32. Jenis-jenis kendi ... 68

Gambar 33. Irus dari Sulawesi ... 68

Gambar 34. Profil lapisan-lapisan Tanah ... 69

Gambar 35. Mineral, tanah dan organic ... 69

Gambar 36. Berbagai macam jenis bakul ... 70

Gambar 37. Delman untuk berkeliling Desa Selorejo ... 70

Gambar 38. Potret peternak sapi perah Mongolia Asia ... 71

Gambar 39. Petani Sudan Afrika ... 71

Gambar 40. Peta citra satelit museum Tani Indonesia dan Rowo Jombor... 72

(13)

PENGEMBANGAN MUSEUM TANI INDONESIA SEBAGAI WISATA EDUKASI

DI KABUPATEN KLATEN

Lusiana Nindi Ariesta1 Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum2

ABSTRAK

2012. Program studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret.

Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis potensi dan menentukan strategi pengembangan museum Tani Indonesia yang terletak di kabupaten Klaten agar dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lainnya dan agar lebih diminati oleh wisatawan yang akan berkunjung.

Metode penelitian dalam laporan ini adalah dengan menggunakan sistem pengumpulan data secara langsung melalui observasi, wawancara, studi pustaka, studi dokumen, serta menggunakan teknik analisis data yang disajikan dalam bentuk diskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Museum Tani Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai salah satu aset wisata di kabupaten Klaten. Museum Tani Indonesia yang terletak di desa Selorejo, Krakitan, Bayat masih sangat kental dengan suasana alam pedesaan, Museum Tani Indonesia memiliki berbagai koleksi mengenai dunia pertanian yang dapat menambah informasi bagi wisatawan yang berkunjung, untuk dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lannya yang berada di kabupaten Klaten, museum Tani Indonesia masih sangat memerlukan pengembangan yang optimal. Sedangkan kendala yang dihadapi dalam pengembangan museum Tani Indonesia adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap obyek tersebut, kurangnya kesadaran masyarakat tentang

1

Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409018

2 Dosen Pembimbing

sadar wisata, pengelolaan yang kurang maksimal menjadikan museum Tani Indonesia terkesan tidak terurus.

(14)

DEVELOPMENT OF MUSEUM TANI INDONESIA AS THE TOURISM EDUCATION IN KLATEN

Lusiana Nindi Ariesta1

Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum2

ABSTRACT

2012. Diploma III study program Usaha Perjalanan Wisata.

Faculty of Literature and Fine Arts. Sebelas Maret Universities. The purpose of this paper is to analyze and determine the potential of development strategy Museum Tani Indonesia is located in Klaten district in order to compete with other tourist destinations and make it more attractive to tourists who will visit.

Methods of research in this report is to use data collection system directly through observation, interview, book study, study documents, and using data analysis techniques are presented in Indonesia has a wide collection of world agriculture which can add information for tourists who visit, to be able to compete with the popular tourist destination located in the district eat it Klaten, museum Tani Indonesia is still in great need of an optimal development. While the obstacles encountered in the development of museum Tani Indonesia is the lack of government attention to the object, the lack of public awareness about tourism awareness, management of the museum are less than the maximum museum Tani Indonesia impressed not neglected.

Conclusions from the study showed that the Museum Tani Indonesia has the potential to be developed as an educational

1

Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409018

2 Dosen Pembimbing

(15)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang terletak digaris

khatulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia serta antara Samudra

Pasifik dan Samudra Hindia. Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari

berbagai suku, bahasa, agama yang berbeda, selain memiliki populasi besar dan

wilayah yang padat, Indonesia memiliki wilayah alam yang sangat menarik untuk

dijadikan daerah tujuan wisata. Potensi pariwisata indonesia sangatlah menarik

untuk dijadikan daerah tujuan wisata. Membentang dari propinsi Nangroe Aceh

Darussalam sampai Propinsi Papua dengan segala keanekaragaman obyek

pariwisata, berbagai seni budaya yang menawan dan ketersediaan sarana dan

prasarana pendukung pariwisata yang kesemuanya itu diharapkan mampu menarik

lebih banyak lagi devisa negara, baik dari wisatawan mancanegara maupun

domestik. (www.indonesia.go.id, diakses tanggal 19 April 2012)

Ada banyak jenis wisata yang ada di Indonesia salah satunya adalah wisata

edukasi yang memberikan unsur kesenangan serta pembelajaran sehingga orang

berwisata selain mendapat hiburan tetapi juga mendapat ilmu pengetahuan yang

baru. Di Indonesia Banyak terdapat wisata edukasi, Beberapa contoh wisata

edukasi yang ada di Indonesia antara lain di Bandung terdapat observatorium

Boscha yang merupakan lembaga penelitian astronomi yang pertama di Indonesia

dengan program-program spesifik dilengkapi dengan berbagai fasilitas

pendukung. Di Jakarta terdapat Taman Mini Indonesia Indah yang mempunyai

(16)

konsep wisata yang rekreatif, informative, edukatif, komunikatif dan atraktif. Di

Mojokerto terdapat obyek wisata edukasi Rumah Sawah, wisatawan yang

berkunjung dapat belajar proses pembuatan nasi dari padi hingga menjadi beras,

belajar mengolah sawah seperti membajak sawah, menanam padi. Di Yogykarta

terdapat wisata edukasi Taman Pintar, Taman Pintar merupakan obyek wisata

yang bernuansa modern sekaligus tradisional.

Kabupaten Klaten yang terletak diantara kota Solo dan Kota Yogyakarta

juga mempunyai obyek wisata yang menawarkan wisata edukasi, obyek wisata

tersebut adalah Museum Tani Indonesia yang terletak di desa Selorejo Krakitan

Bayat, jaraknya kurang lebih 6 km dari pusat kota Klaten.

Museum Tani Indonesia sangat menarik untuk dikunjungi, letaknya yang

berada di desa Selorejo menjadi sebuah daya tarik bagi wisatawan karena desa

Selorejo menawaran pemandangan alam berupa perbukitan dan areal persawahan

yang membentang luas yang masih alami. Museum Tani Indonesia memiliki

berbagai koleksi mengenai dunia pertanian yang dapat menambah ilmu

pengetahuan. Fasilitas dan daya tarik wisata yang ada di museum Tani Indonesia

masih terasa kurang maka dari itu perlu adanya sebuah perencanaan

pengembangan agar dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara dan

memberikan unsur kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung.

Berdasarkan latar belakang maka untuk memperdalam dan

mengembangkan museum Tani Indonesia agar menjadi sebuah daerah tujuan

wisata yang menarik untuk dikunjungi maka hal ini diangkat sebagai bahan tugas

akhir dengan judul “ Pengembangan Museum Tani Indonsia sebagai Wisata

(17)

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah, maka dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana potensi museum Tani Indonesia yang terletak di Kabupaten

Klaten untuk menjadi sebuah wisata edukasi?

2. Bagaimana strategi pengembangan museum Tani Indonesia yang terletak di

Kabupaten Klaten untuk menjadi sebuah wisata edukasi?

3. Kendala apa saja yang dihadapi museum Tani Indonesia yang terletak di

Kabupaten Klaten di dalam pengembangannya untuk menjadi sebuah wisata

edukasi ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui potensi wisata yang dimiliki museum Tani Indonesia untuk

menjadi sebuah obyek yang menawarkan wisata edukasi.

2. Menyusun pengembangan museum Tani Indonesia untuk menjadi sebuah

wisata edukasi dan agar dapat meningkatkan kunjungan wisata.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi museum Tani Indonesia di

dalam pengembangannya dan agar dapat mendapatkan solusi untuk rencana

pengembangan museum museum Tani Indonesia sebagai wisata edukasi.

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah:

(18)

2. Memberikan manfaat bagi yang ingin mempelajari mengenai pengembangan

sebuah museum agar lebih menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan.

E. Landasan Teori

1. Pengembangan

Pengembangan pariwisata adalah usaha yang dilakukan secara sadar

dan berencana untuk memperbaiki obyek wisata yang sedang di pasarkan

ataupun yang akan dipasarkan. Pengembangan tersebut meliputi perbaikan

obyek dan pelayanan kepada wisatawan semenjak berangkat dari tempat

tinggalnya menuju tempat tujuan hingga kembali ke tempat semula.(Oka A

yoeti, 1983:56 )

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50

tahun 2011 tentang rencana induk pembangunan Kepariwisataan Nasional

tahun 2010 – 2025 menjelaskan bahwa misi pembangunan Kepariwisataan

Nasional meliputi pengembangan :

1. Destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai,

berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah

dan masyarakat.

2. Pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab

untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara

3. Industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakan

kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan

(19)

commit to user

4. Organisasi pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat,

sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang

efektif dan efisien dala rangka medorong terwujudnya pembangunan

kepariwisataan yang berkelanjutan.

2. Pengertian Museum

Moh. Amir Sutarga (1983:19) mengatakan dalam bukunya pedoman

penyelenggaraan dan pengelolaan museum bahwa museum adalah sebuah

lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani

masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang

memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk

tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang–barang pembuktian

manusia dan lingkungannya.

3. Wisata edukasi

Menurut Gamal Suwantoro, didalam bukunya yang berjudul

dasar-dasar priwisata ada berbagai macam perjalanan wisata bila ditinjau dari

berbagai macam segi

1. Dari segi jumlahnya wisata dibedakan atas :

a. Individual Tour (Wisatawan perorangan )

Yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau

sepasang suami - isteri

b. Family Group Tour (wisata keluarga)

Yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan

keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama

(20)

c. Group Tour (wisata Rombongan)

Yaitu suatu pejalanan wisata yang dilakukan bersama-sama yang

dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab atas keselamatan

dan kebutuhan seluruh anggotanya. Biasanya paling sedikit 10

orang, dengan dilengkapi diskon dari perusahaan prinsipal bagi

orang yang bersebelas. Potongan ini berkisar antara 25 hingga 50%

dari ongkos penerbangan atau penginapan.

2. Dari segi maksud dan tujuannya, wisata dibedakan atas :

a. Holiday Tour ( wisata Liburan)

Yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan dan diikuti

oleh anggotannya guna berlibur, bersenang-senang dan menghibur

diri.

b. Familiarization Tour ( wisata pengenalan)

Yaitu suatu perjalanan yang dimaksudkan guna mengenal lebih

lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan

pekerjaannya, misalnya sebuah biro perjalanan luar negeri

menyelenggarakan perjalanan wisata bagi karyawan-karyawannya

ke Indonesia guna mengenal lebih lanjut obyek-obyek wisata yang

ada di Indonesia agar nantinya mereka dapat memberikan

informasi yang lebih baik mengenai Indonesia.

c. Educational Tour (wisata pendidikan)

Yaitu suatu perjalanan wisata yang tujuannya untuk memberikan

(21)

commit to user

bidang kerja yang dikunjunginya wisata jenis ini juga disebut

sebagai study tour atau perjalanan kunjungan pengetahuan.

d. Scientific Tour (wisata pengetahuan)

Yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk

memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap suatu bidang

ilmu pengetahuan. Misalnya kunjungan wisata melihat bunga

bangkai berbunga(Raflesia arnoldi), melihat gerhana matahari total

di Jawa Tengah pada tanggal 11 juni 1983, menyelediki kehidupan

komodo, melihat orang hutan di hutan Kalimantan, dan lain

sebagainya.

e. Pileimage Tour ( wisata keagamaan )

Yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan

ibadah keagamaan, misalnya ibadah umroh.

f. Special Mission Tour ( wisata kunjungan khusus)

Yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan dengan suatu maksud

khusus, misalnya misi dagang, misi kesenian, dan lain-lain

g. Special Programe Tour ( wisata program khusus )

Suatu perjalanan wisata yang bertujuan untuk mengisi kekosongan

khusus, misalnya Ladies Programme, suatu kunjungan kesuatu

objek wisata oleh para isteri atau pasangan yang karena suaminya

mengikuti rapat, konvensi ataupun pertemuan khusus.

h. Hunting Tour (wisata perbutuan)

Yaitu suatu kunjungan wisata yang dimaksudkan untuk

(22)

penguasa setempat sebagai hiburan semata-mata. Contohnya,

berburu babi hutan di Sumatera, berburu kanguru di Australia, dan

lain-lain.

F. Metode penelitian

Penelitian dilakukan di obyek wisata Museum Tani Indonesia yang berada

di dusun Selorejo, Krakitan, Bayat Klaten. Teknik pengumpulan data dilakukan

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara mengamati, meneliti

atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan cara ini data yang

diperoleh adalah factual dan actual dalam artian data yang dikumpulkan

diperoleh pada saat kejadian langsung.(Kusmayadi dan Endar

Sugiarto.2000:84)

Dalam Pencarian data dan informasi dilakukan sejak tanggal bulan April

hingga bulan Mei 2012, dengan mengamati secara langsung ruang pameran

museum Tani Indonesia, koleksi-koleksi yang dimiliki Museum Tani

Indonesia, lingkungan sekitar obyek.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses interaksi dan komunikasi dengan responden

Sehingga wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan

bertanya kepada responden, dan jawaban – jawaban dicatat atau direkam

(23)

commit to user

Pencarian data mengenai museum Tani Indonesia dilakukan dengan

melakukan wawancara kepada pihak pengelola museum Tani Indonesia,

dengan pengunjung yang datang dan wawancara dengan bagian pemasaran

Dinas Kabupaten Klaten.

3. Studi Dokumentasi

Untuk memperjelas kondisi obyek museum Tani Indonesia maka diambil

sebuah dokumentasi yang berupa foto-foto koleksi yang ada di museum Tani

Indonesia, keadaan lingkungan serta dokumentasi berupa video.

4. Studi pustaka

Untuk memperoleh data dan informasi maka juga diperoleh dari sebuah buku

ataupun penelitian terdahulu yang diperoleh dari Labtour Program Diploma III

Usaha Perjalanan Wisata FSSR, perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data di dapat dari metode observasi, metode wawancara,

studi dokumen dan studi pustaka yang disusun secara teratur guna pengolahan

data dari perolehan data yang telah di dapat di lapangan. Secara sistematik

semua data yang telah terkumpul dikembangkan dan diolah secara kualitatif

agar dapat diketahui potensi, kondisi obyek dan proses pengembangan

Museum Tani Indonesia sebagai wisata edukasi di Kabupaten Klaten.

G. Sistematika Penulisan

Bab I berisi tentang pendahuluan berupa latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitan,

(24)

Bab II menjelaskan gambaran umum kota Klaten, pariwisata kota Klaten dan

Museum Tani Indonesia.

Bab III berisi tentang pengembangan dan kendala-kendala yang dihadapi Museum

Tani Indonesia dalam pengembangannya sebagai wisata edukasi yang berada di

Kabupaten Klaten.

(25)

commit to user

BAB II

GAMBARAN MENGENAI KABUPATEN KLATEN DAN

MUSEUM TANI INDONESIA DI KABUPATEN KLATEN

A.

Gambaran Umum Kota Klaten

1. Letak Kabupaten Klaten

Kabupaten Klaten adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.

Batas-batas Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut :

Timur : Kabupaten Sukoharjo

Barat : Daerah Istimewa Yogyakarta

Utara : Kabupaten Boyolali

Selatan : Daerah Istimewa Yogyakarta

Secara geografis Kabupaten Klaten terletak diantara 110°30'-110°45'

Bujur Timur dan 7°30'-7°45' Lintang Selatan. Luas wilayah kabupaten Klaten

mencapai 665,56 km2. Menurut topografi kabupaten Klaten terletak diantara

gunung Merapi dan pegunungan Seribu antara ketinggian 75-160 meter di atas

permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng gunung Merapi di bagian

utara areal miring, wilayah datar dan wilayah berbukit di bagian selatan. Ditinjau

dari ketinggiannya, wilayah kabupaten Klaten terdiri dari dataran dan

pegunungan, dan berada dalam ketinggian yang bervariasi yaitu 9.72% terletak di

ketinggian 0-100 meter dari permukaan laut. 77,52% terletak di ketinggian

100-500 meter dari permukaan air laut dan 12,76% terletak di ketinggian 100-500-1000

meter dari permukaan air laut.(Wikipedia.com, diakses tanggal 13 April 2012)

(26)

commit to user

Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan yang dibagi atas 53 desa dan

103 kelurahan. Berikut kecamatan yang berada di kabupaten Klaten:

(27)

commit to user

2. Pariwisata di Kabupaten Klaten

Letak kabupaten Klaten yang berada diantara dua destinasi pariwisata

yang menarik yaitu diantara Yogyakarta dan Surakarta sehingga membuat

Klaten mempunyai peluang yang besar untuk mengembangkan potensi

pariwisata dan budaya. Berikut daerah tujuan wisata yang berada di kabupaten

Klaten berdasarkan data yang diperoleh dari brosur yang dikeluarkan oleh

Dinas Pariwisata Klaten dan berdasarkan data yang diperoleh dari

www.pariwisataklaten.com :

a) Wisata Alam

1) Deles Indah

Deles Indah merupakan obyek wisata yang terletak di lereng kaki

gunung Merapi sebelah timur ± 25 km dari Kota Klaten, Deles Indah

berada di Wilayah Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang.

2) Rowo jombor

Rowo jombor terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat yang dilatar

belakangi oleh pegunungan kapur.

3) Panjat Tebing Jombor

Climbing di pegunungan kapur obyek wisata Jombor Permai

merupakan olahraga yang penuh tantangan.

4) Sendang Sinongko

Terletak di desa Pokak kecamatan Ceper, 7 km dari kota Klaten. Pada

jaman dahulu kerabat keraton Surakarta Sinuwun PB VII sedang

melakukan perjalanan ke Yogyakarta, rombongan tersebut beristirahat

(28)

commit to user

5) Goa Suran dan Goa Belan

Terletak di kecamatan Jatinom. Goa suran dan Goa Belan merupakan

petilasan Kyai Ageng Gribig.

6) Obyek wisata mata air cokro (OMAC)

Obyek wisata dengan kawasan kurang lebih 10 Ha yang terbentang

luas di sepanjang pinggiran Kali pusur dengan suasana panorama

alamnya yang sejuk dan indah serta rindangnya pepohonan yang besar

cocok untuk kegiatan olahraga out bond, berenang dengan berbagai

permainan air.

7) Pemandian Jolotundo

Terletak di Desa Jambeyan kecamatan Karanganom kurang lebih 8 km

arah utara kota Klaten. Konon pada dahulu seorang demang yang

mempunyai seorang putri bernama Roro Amis, mempunyai penyakit

kulit yang berbau amis yang suka berenang dan akhirnya jatuh ke

umbul, kakinya tertusuk keong kecil kemudian sakitnya sembuh.

8) Pemandian Ponggok

Pemandian sumber mata air alami, terletak di desa Ponggok.

b) Wisata Budaya

1) Candi sewu

Terletak di kawasan Taman Wisata Candi Prambanan, merupakan

Candi Budha yang dibangun pada abad ke IX oleh keluarga Sailendra.

2) Candi lumbung

Terletak di Desa Tlogo Kecamatan Prambanan.

(29)

commit to user

Candi Bubrah berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi

Prambanan, yaitu di antara candi utama Roro Jonggrang dan candi

Sewu.

4) Candi Plaosan

Terletak di Plaosan desa Bugisan Kecamatan Prambanan, 5 km dari

Taman Wisata Candi Prambanan. Candi Plaosan merupakan

bangunan dengan arsitektur campuran Budha dan Hindu, yang

dibangun oleh Rake Pikatan untuk permaisurunya Pramudyawardani

5) Candi Sojiwan

Terletak di Dukuh Banjarsari Desa Kebondalem Kidul Kecamatan

Prambanan.

6) Candi Asu

Terletak di dukuh Bener Desa Bugisan Kecamatan Prambanan.

7) Candi Merak

Terletak di Dukuh Candi desa Karangnongko kecamatan

Karangnongko.

8) Makam Mlayopati

Terletak di Deles Desa Sidorejo kecamatan Kemalang.

9) Makam Kyai Ageng Gribig

Terletak di kecamatan Jatinom, 12 km utara kota Klaten. KA. Gribig

adalah cucu Prabu Brawijaya dari Majapahit, putera dari R. Mas

Guntur.

(30)

commit to user

Adalah seorang pujangga kraton Surakarta dan sangat terkenal

diseluruh pulau Jawa pada abad ke 17,

Beliau adalah putera dari Mas Ngabehi Ronggowarsito II abdi dalem

Adipati Anom keraton Surakarta.

11)Makam Kyai Ageng Pandanaran

Makam yang terletak di bukit Jabalkat desa Paseban, kecamatan

Bayat kurang lebih 15 km ke arah selatan kota Klaten.

c) Wisata buatan

1) Gondang Winangoen ( green park )

Terletak di daerah Gondang. Menawarkan wisata outbond, museum

Gula Jawa Tengah serta kunjungan ke pabrik gula Gondang.

2) Bumi Perkemahan Kepurun

Terletak di desa Kepurun Kecamatan Manisrenggo.

3) Taman Bukit Sidagora

Terletak di Desa Krakitan Kecamatan Bayat.

4) Pemandian Tirtomulyono

Terletak di desa Pluneng kecamatan Kebonarum.

5) Agrowisata rambutan

Terletak di desa Tulung Kecamatan Tulung.

6) Kolam Renang dan Arena Bermain Tirto Raharja

Terletak di kecamatan ponggok.

d) Wisata Kerajinan

1) Sentra Kerajinan Wayang Kayu

(31)

commit to user

2) Sentra kerajinan Blungkrah Bambu

Akar batang bambu yang dulu hanya dilihat sebelah mata kini

menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis tinggi, ditangan para

pengerajin akar batang bambu yang sering disebut Blungkrah bisa

dibuat berbagai macam kerajinan misalnya bebek-bebekan, patung

kuda, kentongan, topeng dll. Pengerajin yang sangat teliti dan

hati-hati menghasilkan barang kerajinan yang sangat menarik. Kerajinan

Blungkrah Bambu dapat dijumpai di sepanjang pinggir jalan

penggung, Jl. Solo- Jogja Klaten.

3) Sentra Kerajinan Mebel Ukir

Terletak di Desa Serenan Kecamatan Juwiring, kurang lebih 20 km

sebelah timur kota Klaten.

4) Sentra Industri Mebel

Terletak di Desa Sajen Kecamatan Trucuk.

5) Sentra Kerajinan Lurik

Terletak di Desa Pedan Kecamatan Pedan.

6) Sentra Industri Konveksi

Terletak di Desa Wedi Kecamatan Wedi.

7) Sentra Kerajinan Batik Kayu

Berbagai macam kerajinan seperti almari, kursi, patung, topeng,

miniatur mobil dll. Ditangan pngerajin Ma’ruf Batik disentuh

menjadi souvenir yang menarik. Untuk menyajikan agar barang

tersebut menjadi menarik dilakukn pemolesan dengan cara dibatik.

(32)

commit to user

e) Upacara Tradisional

1) Upacara Yaqowiyu

Terletak di Kelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom, 12 km sebelah

utara kota Klaten. Puncak acara pada hari jum’at pertengahan bulan

sapar setelah shalat jum’at. Puncak acara ini adalah penyebaran Kue

apem yang kurang lebih 10 ton.

2) Upacara Bersih Desa Tanjungsari

Terletak di Desa Ceper Kecamatan Ceper yang diadakan rutin 1

tahun sekali pada hari jum’at wage atau jum’at kliwon tanggal 10

syuro di gedung serba guna desa Dlimas. Upacara ini berupa upacara

sesaji berupa makanan, buah-buahan dengan diiringi doa bersama

mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3) Upacara Syawalan

Terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Berlangsung seminggu

setelah hari raya Idul Fitri, upacara ini disebut juga kupatan karena

hidangan khusus untuk upacara ini berupa ketupat.

4) Upacara bersih desa sendang Sinongko

Didakan di Sendang Tirto Sinongko Desa pokak kecamatan Ceper

diadakan setiap jum’at wage di bulan agustus atau September, bentuk

upacara ini adalah penyembelihan domba sebanyak 10 ekor.

f) Desa wisata

(33)

commit to user

Terletak di desa Janti, kurang lebih 7 km dari kota Klaten. Desa

wisata Janti menawarkan berbagai masakan yang berasal dari ikan

tawar dan menawarkan wisata air.

2) Wisata Paseban

Terletak di Bayat, kurang lebih 10 km dari kota Klaten. Mempunyai

obyek wisata makam Kyai Pandanaran yang merupakan salah satu

wali songo pengganti Siti Jenar.

3) Desa Wisata Krakitan

Terletak di kecamatan Krakitan, kurang lebih 6 km dari kota Klaten.

Di desa Wisata Krakitan ada obyek wisata Rowo Jombor yang

terkenal dengan Warung apungnya.

4) Desa Wisata Jimbung

Terletak di kecamatan Kalikotes, kurang lebih 5 km dari kota Klaten.

Di desa ini banyak pengerajin batu bata dan budi daya burung Jalak

uren, Kepondang, Jalak putih dan Cucak Rowo.

5) Desa Wisata Melikan

Terletak di desa Melikan kecamatan Wedi, jarak dari kota Klaten

kurang lebih 15 km. Pembuatan keramik dengan teknik putaran

miring yang konon sudah dikerjakan oleh penduduk dukuh

Pagerjurang desa Melikan sejak 300 tahun yang lalu.

6) Desa Wisata Soran

Terletak di desa Duwet Kecamatan Ngawen, kurang lebih 6 km dari

(34)

commit to user

pembuat batu bata, genteng dan terdapat juga kesenian tari

Gambyong,Wayang kulit, Karawitan dll.

7) Desa Wisata Juwiring

Terletak di kecamatan Juwiring yang kurang lebih 25 km dari kota

Klaten. Di desa wisata Juwiring terdapat para pengrajin payung

tradisional dari kayu dan kertas yang berguna untuk hiasan dan

dekorasi.

8) Desa Wisata Bugisan

Terletak di kecamatan Prambanan, kurang lebih 15 km dari kota

Klaten. Desa ini mempunyai kesenian tradisional jatilan yaitu

kesenian tari-tarian yang menggambarkan tentang keprajuritan

dengan menggunakan kuda lumping yang dikendalikan seorang

pawang.

9) Desa wisata Pokak

Terletak di Desa Ceper kurang lebih 7 km dari kota Klaten.

Masyarakatnya masih sangat tradisonal dan masih sangat menjunjung

adat budaya. Di desa wisata Pokak terdapat pengrajin replika sepeda

motor, mobil dan lainnya yang berasal dari bahan kayu. Jumlah

pengrajin kurang lebih 60 orang.

10)Desa wisata kebondalem kidul

Berjarak kurang lebih 20 km dari kota Klaten. Desa yang mempunyai

daya tarik wisata sumber daya budaya, sumber daya ekonomi.

(35)

commit to user

g) Kesenian Tradisional

1) Kesenian Paguyuban Musik Bambu Pring Sedapur

Kesenian ini lahir di Dukuh Purwodadi, Desa Bugisan Kecamatan

Prambanan, kesenian ini diciptakan oleh seorang tokoh seni bernama

Suparman Hadi, seni ini berawal dari kebiasaan ronda malam yang

menggunakan peralatan dari bambu. Mengambil nama pring sedapur

dengan maksud bahwa perkumpulan ini sangat erat seperti serumpun

bambu yang sulit untuk dipisahkan satu persatu. Dari musik ini telah

berkembang menjadi campur sari namun tetap tidak menghilangkan

peralatan yang dari bambu. Adapun hasil prestasi yang pernah

diperoleh antara lain pernah dikirim ke Jepang, Taman Ismail Marjuki

pada tahun 1973, Pernah juga mengisi kegiatan acara di TVRI

Yogyakarta sebanyak 3 kali.

2) Sendratari Roro Jonggrang

Mengangkat sebuah legenda terjadinya Candi Prambanan. Sendra

Tari Roro Jonggrang mengisahkan jalinan asmara Bandung

Bondowoso dengan Dewi Roro Jonggrang yang berakhir secara

tragis. Menyadari bahwa calon suaminya adalah pembunuh Prabu

Boko, ayah yang dicintainya. Gejolak hati untuk membalas dendam,

maka syarat pinangan Bandung harus sanggup mewujudkan candi

yang berjumlah 1.000 buah. Adalah suatu permintaan yang sulit untuk

diwujudkan dalam waktu satu malam. Dengan bala bantuan raja

tentara jin, Bondowoso diharapkan dapat mewujudkan jumlah 1000

(36)

commit to user

mengisyaratkan aktifitas manusia menumbuk padi pada pagi hari

sebagai tanda fajar tiba dilakukan oleh masyarakat Prambanan atas

perintah Dewi Roro Jonggrang, yang berarti Bandung gagal

mewujudkan impiannya. Kekesalan dan kemarahan Bandung atas

kelicikan Dewi Roro Jonggrang, maka disumpahlah Dewi Roro

Jonggrang menjadi arca untuk melengkapi jumlah 1000 candi.

3) Jatilan

Jatilan merupakan kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan

tari dengan magis. Pagelaran ini dimulai dengan tari-tarian, kemudian

para penari bagaikan kerasukan roh halus sehingga hampir tidak sadar

dengan apa yang mereka lakukan. Di saat para penari bergerak

mengikuti irama musik dari jenis alat musik jenis alat gamelan seperti

saron, kendang, dan gong ini, terdapat pemain lain yang mengawasi

dengan memegang pecut atau cemeti. Pemain yang bertugas

mengawasi itu adalah yang terpenting dalam jatilan ini, bertugas

"mengendalikan" roh halus yang merasuki para penari. Para penari

yang umumnya menggunakan kuda kepang bambu yang dianyam

menyerupai kuda. Para penari ini juga melakukan atraksi-atraksi

berbahaya yang tak dapat dinalar oleh akal sehat, diantaranya adalah

mereka dapat dengan mudah memakan benda-benda tajam sperti silet,

pecahan kaca, atau bahkan lampu tanpa terluka atau merasakan sakit

dan ketika mereka di lecuti dengan cambuk atau cemeti tubuh mereka

tidak memar atau tergores.Tari jatilan di Kabupaten Klaten yang

(37)

commit to user

Jatilan ini dipentaskan tiap hari Jumat di panggung terbuka di Desa

Bugisan, Kecamatan Prambanan untuk para turis asing maupun

domestik.

4) Ketoprak

Ketoprak adalah kesenian rakyat yang berbentuk sandiwara atau

drama, ketoprak ini timbulnya pada tahun ± 1922 pada masa

Mangkunegaran, sebagai ilustrasi diiringi gamelan yang berupa

lesung, alu, kendang dan seruling karena cerita atau pantun pantunnya

merupakan sindiran kepada Pemerintah atau Kerajaan maka kesenian

ketoprak ini lalu dilarang, namun karena kesenian rakyat akhirnya

tetap berkembang di pedesaan. Setelah sampai di Yogyakarta

ketoprak ini disempurnakan dengan iringan gamelan jawa lengkap

dengan tema ceritanya mengambil babad sejarah, cerita rakyat atau

kerajaan sendiri. Ketoprak ini dilakukan oleh beberapa orang menurut

keperluan ceritanya. Adapun ciri khas dari ketoprak ini dilakukan

dengan dialog bahasa jawa.

5) Srandul

Srandul adalah kesenian tradisional rakyat yang menggambarkan

tentang kehidupan Demang pada jaman kerajaan. Srandul biasanya

dilakukan ± 15 orang lengkap dengan iringannya yang berupa :

Kendang, Angklung dan Terbang Besar. Kesenian Srandul ini

dilakukan dengan dialog yang berupa parikan atau temang dan

(38)

commit to user

Jogodayoh, Desa Gumulan Kecamatan Kota Klaten, adapun Srandul

ini masih berkembang dengan baik di Prambanan dan Kemalang.

6) Sendratari Gejog Lesung

Kesenian Gejog Lesung lahir di Dukuh Soran Desa Duwet Kecamatan

Ngawen Klaten, jarak dari kota Klaten ± 4 km arah utara Klaten.

Kesenian ini musik tradisional kuno yang saat ini hampir punah, dan

mempunyai nilai seni yang tinggi khususnya bagi para petani yang

sedang mengungkapkan rasa kegembiraannya setelah musim panen

padi tiba, masyarakat berkumpul bersama, bersuka ria sambil

menumbuk padi dilesung dengan antan dan mengalunkan lagu lagu

untuk pelepas lelah dan dahaga. Kesenian ini mengandung unsur

penyampaian informasi kepada masyarakat sekitar bahwa pada saat

tersebut ada orang yang punya hajad atau supitan dll.

7) Wayang Sadat

Wayang Sadat adalah suatu bentuk kesenian rakyat yang berupa

wayang kulit, namun cerita wayang sadat ini bertemakan cerita cerita

sejarah Islam dan ceritanya diambil dari cerita akhir kerajaan

Majapahit sampai awal kerajaan Mataram. Wayang Sadat ini dapat

dipentaskan siang hari maupun malam hari, kesenian ini dimainkan

oleh seorang Dalang dengan diiringi gamelan lengkap Slendro dan

Pelog, Keistimewaan Wayang Sadat antara lain teknik pakeliran

bersifat kontemporer menurut jalan ceritanya, jejer pertama tidak

harus kraton, untuk kayon (gunungan) sebelah kanan gunungan

(39)

commit to user

pohon kelapa, warna kelir kuning, bingkai hijau dengan ukuran ± 3,5

m lebar ± 2 m. Lama pementasan menurut kebutuhan, dialog

percakapan dengan bahasa Jawa. Timbulnya kesenian ini sejak tahun

1970 sampai sekarang kesenian ini terpelihara dengan baik di Desa

Mireng, Kecamatan Trucuk.

8) Wayang Klitik

Wayang Klitik adalah bentuk kesenian wayang yang dibuat dari kayu.

Ceritanya bertemakan cerita Panji atau cerita Majapahit, dilaksanakan

oleh seorang Dalang yang diiringi gamelan jawa yang berupa:

Kendang, Saron, Wilahan, Ketuk, Kenong, Kempul, Gong dan

Suwukan. Ciri khas Wayang Klitik adalah dalang kalau memerankan

adegan perang dengan parikan, sulukannya dengan tembang mocopat,

adapun dialog percakapan seperti wayang purwa. Timbulnya kesenian

ini sejak kerajaan Singosari, dan sampai sekarang masih terpelihara

dengan baik di Kecamatan Gantiwarno.

9) Sruntul

Pada waktu itu para seniman banyak yang ngamen, karena untuk

mementaskan kesenian Srandul terlalu jemu sedang untuk

mementaskan kesenian Ketoprak terlalu banyak peralatannya,

sehingga timbullah perpaduan antara Srandul dan Ketoprak. Disebut

dengan Sruntul karena datangnya tanpa diundang dan bersikap sruntul

sruntul. Pada saat itu berkembang dengan pesat karena kesenian ini

dianggap lebih modern. Ciri khususnya Pemain bisa merangkap

(40)

commit to user

cerita terdiri 3 babak dan setiap babak bisa terjadi beberapa adegan,

bentuk pakaian sangat sederhana dan pengiring gamelannya berupa :

Demung, Saron, Gong, Kempul, Kenong, Angklung, Terbang, Jedor.

10)Wayang Babad

Wayang babad adalah suatu bentuk kesenian rakyat berupa wayang

kulit yang ceritanya diambil dari cerita Babad atau Ketoprak. Wayang

Babad ini bisa dipentaskan siang hari maupun malam hari dengan

diiringi gamelan lengkap Slendro dan Pelog. Kesenian ini dimainkan

oleh seorang Dalang, adapun carita wayang babad ini bertemakan

cerita cerita yang mirip dengan Ketoprak. Keistimewaannya adalah

bentuk dari wayang tidak seperti wayang purwa, melainkan seperti

bentuk ketoprak. Lama pementasan menurut kebutuhannya, adapun

timbulnya wayang babad ini setelah kemerdekaan dalam rangka

penerangan kepada masyarakat, sampai sekarang kesenian ini masih

terpelihara dengan baik di Desa Ceporan Kecamatan Gantiwarno.

11)Tari Topeng

Tari topeng adalah kesenian tradisional yang para pemainnya

mengenakan topeng sesuai dengan peran. Timbulnya kesenian ini dari

Kediri Jawa Timur, tari topeng dilaksanakan dengan dialog dan

diiringi gamelan Jawa Slendro lengkap, adapun tema ceritanya adalah

Cerita Panji. Di Kabupaten Klaten untuk pertama kali dilaksanakan

oleh para Dalang wayang kulit dan perkumpulan Tari Topeng yang

terkenal bernama Magodo di Desa Jogosetran Kecamatan Kota

(41)

commit to user

orang bisa melakukannya kecuali para Dalang, kesenian Topeng ini

dalam dialog dengan melepaskan topeng topeng dari gigitan, akan

tetapi tetap dipegang untuk menutup mukanya, tarian ini khusus

dipentaskan pada waktu siang hari dan tidak dilaksanakan pada

malam hari namun demikian pada saat sekarang tari topeng tersebut

sudah dapat dilaksanakan oleh para remaja.

B. Gambaran Umum Museum Tani Indonesia

1. Sejarah museum Tani Indonesia

Museum Tani Indonesia yang berada di Kabupaten Klaten diresmikan

pada hari Kamis 16 September 2010 (wawancara dengan Ibu Sri Mulyani pada

tanggal 27 April 2012). Fakultas Geografi UGM bekerjasama dengan

Pemerintah Kabupaten Klaten dan KKN PPM UGM meresmikan berdirinya

Museum Tani Indonesia Peresmian ditandai dengan pemukulan Gong dan

penandatanganan prasasti oleh Bupati Klaten Sunarno, S.E didampingi Ketua

Pengelola Museum Prof. Dr. Suratman, M.Sc.

Museum Tani Indonesia terletak di Dukuh Selorejo, sebuah dukuh

kecil di pinggir sawah di sudut Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa

Tengah. Pendirian museum ini diprakarsai oleh seorang petinggi Fakultas

Geografi, Universitas Gadjah Mada yang juga penduduk asli Dukuh Selorejo

yaitu Prof. Dr. Suratman, M.Sc. Sementara ini museum juga bertempat di

rumah keluarga Prof. Dr. Suratman, M.sc yang cukup luas. Pendirian museum

tani tersebut telah digagas sejak 2002 lalu bersama orangtuanya, almarhum

Tono Sumarto, dan beberapa tetangga di dukuh tempat tinggalnya. Berangkat

(42)

commit to user

sehingga bisa jadi kalau satu generasi ke depan tidak lagi tahu seperti apa

bentuk cangkul, bajak, garu dan bagaimana cara bertani. Awal berdirinya

museum, koleksi yang dimiliki berupa foto, alat, dan contoh tanah pertanian

dari dalam dan luar negeri, memang belum seberapa banyak namun pengelola

optimis, bahwa dengan berjalannya waktu koleksi tersebut akan terus

bertambah, dan pada saatnya akan menjadi museum yang bertaraf

internasional. Didirikannya museum tani di dukuh Selorejo ini bertujuan untuk

melestarikan lingkungan pertanian perdesaan, sebagai obyek pendidikan dan

wisata desa serta pusat informasi pertanian dan budaya tani.

2. Koleksi yang terdapat di Museum Tani Indonesia

Hasil observasi yang dilakukan di Museum Tani Indonesia, diperoleh data

mengenai koleksi-koleksi yang dimiliki Museum Tani Indonesia,

Koleksi-koleksi yang dimiliki Museum Tani Indonesia adalah sebagai berikut :

1) Hasil budaya tani Papua

2) Rumah adat masyarakat Danau Toba

3) Adat pencetak makanan suku Papua

4) Penyimpanan uang tradisional danau Toba

5) Topi petani Flores Kupang

6) Contoh tanah dan air dari berbagai daerah di Indonesia :

a) Contoh tanah dari Ambon Maluku

b) Contoh tanah dari Nusa Tenggara Timur

c) Contoh tanah dari Nangro Aceh Darusalam

d) Contoh tanah dari Merbau Sumatera Selatan

(43)

commit to user

f) Contoh tanah dari Poso Sulawesi Selatan

g) Contoh tanah dari Pasir Utara Penajam Kalimantan Timur

h) Contoh air dari desa Buk Kalimantan Timur

i) Contoh air dari Kayili Pulau Buru

j) Contoh air dari Pantai Serang Banten

7) Hewan – hewan ekosistem pedesaan :

8) Peralatan uji kesuburan Tanah

9) Kerajinan tangan yang terbuat dari bambu

10)Berbagai caping yang berasal dari :

a) Kupang Nusa Tenggara Timur

b) Poso

c) Cilacap

(44)

commit to user

12)Berbagai gambar tentang pertanian :

a) pertanian Australia

b) pertanian zaman Belanda

c) pertanian Afrika Tengah

d) hama Ulat

e) pengukuran profil tanah daerah Semiaeid

f) lapisan tanah litosol di Spanyol

g) profil lapisan – lapisan tanah, mineral, organik

13)Parang yang berasal dari Jawa

14)Parang yang berasal dari Ambon Maluku

15)Arit yang berasal dari :

a) kupang Nusa Tenggara Timur

b) Sulawesi

c) Ambon

d) Pacitan Jawa Timur

16)Bubu danau Poso

17)Ani – ani daerah Jawa

18)Berbagai kumpulan permaian tradisional anak di Jawa Tengah

19)Jenis kendi

20)Pecut Madura

21)Irus dari Sulawesi

22)Irus dari Danau Toba

23)Alat-alat tampung hasil petikan yang berasal dari Suku Haruku Maluku

(45)

commit to user

25)Alat-alat tampung hasil petikan yang berasal dari poso

26)Cupai suku Dayak

27)Bangku suku bare daerah Tojo Una –una Sulawesi Tenggara

(46)

commit to user

BAB III

PENGEMBANGAN MUSEUM TANI INDONESIA

SEBAGAI WISATA EDUKASI DI KABUPATEN

KLATEN

A.

Perkembangan Museum Tani Indonesia Sebagai Wisata

Edukasi di Kabupaten Klaten

Gagasan pendirian museum Tani Indonesia muncul dari ketua Museum

Tani Indonesia yaitu Prof. Dr. Suratman, M.Sc, gagasan tersebut sudah ada sejak

tahun 2002. Sejak tahun 2002, Prof. Dr. Suratman, M.Sc mulai mengumpulkan

koleksi-koleksi tentang pertanian yang berasal dari seluruh Indonesia. Tahun 2009

ditentukan gedung untuk penempatan koleksi-koleksi Museum Tani Indonesia

yaitu berada di rumah keluaga Prof. Dr. Suratman, M.Sc yang cukup luas. Tahun

2010 Museum Tani Indonesia diresmikan oleh Bupati Kabupaten Klaten yaitu

Sunarno, S.E. Tahun 2011 penambahan atraksi wisata berupa mengelilingi desa

Selorejo yang mempunyai pemandangan alam yang indah menggunakan bendi

kemudian penambahan atraksi wisata berupa kesenian tradisional Keroncong dan

Gejog Lesung dan pemutaran film bercocok tanam. Tahun 2012 belum ada

penambahan atraksi maupun fasilitas di Museum Tani Indoesia.

Sejak diresmikan pada September tahun 2010, Museum Tani Indonesia

sudah dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Berdasarkan data

yang diperoleh dari pihak pengelola Museum Tani Indonesia, berikut wisatawan

(47)

commit to user

1. Rombongan PLPBK kabupaten Karanganyar

2. Keluarga besar UPT Dikdes LS kecamatan Simo, Boyolali

3. Kelompok KKN UGM tahun 2011 Yogyakarta

4. Tv Borobudur Semarang

5. UPTD Pertanian kecamatan Simo Sukoharjo

Wisatawan manca yang sudah mengunjungi Museum Tani Indonesia

adalah wisatawan dari Cina dan Australia. Pengelola tidak mempunyai data

mengenai wisatawan yang berkunjung secara Individu dan bukan dalam bentuk

rombongan karena untuk mengunjungi Museum Tani Indonesia belum dikenakan

retribusi atau karcis masuk.

B. Analisis 4A Museum Tani Indonesia

Menurut Ariyanto dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Pariwisata ada

empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata.

Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :

1. Attraction (daya tarik)

Daerah tujuan wisata untuk menarik wisatawan pasti memiliki daya

tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan

budayanya.Wisatawan yang berkunjung ke Museum Tani Indonesia dapat

menikmati berbagai koleksi mengenai pertanian, mulai dari alat- alat

pertanian, jenis -jenis tanah dari berbagai daerah di Indonesia,

gambar-gambar mengenai pertanian, berbagai macam jenis seranga, selain itu

wisatawan yang berkunjung juga dapat menyaksikan pemutaran film

mengenai bercocok tanam, mulai dari awal pengolahan tanah, penanaman

(48)

juga terdapat di Museum Tani Indonesia, namun kesenian tersebut tidak setiap

hari ada. Kesenian tersebut baru dimainkan jika ada permintaan dari para

wisatawan.

Wisatawan juga dapat berkeliling desa Selorejo, Krakitan Bayat

menggunakan bendi atau delman sambil menikmati pemandangan alam

berupa persawahan dan bukit yang masih alami.

2. Accesable (transportasi)

accesable dimaksudkan agar wisatawan domestik dan mancanegara

dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata.

Untuk menuju Museum Tani Indonesia yang terletak di dusun

Selorejo, Krakitan, Bayat dapat ditempuh :

a) Dari Solo lalu melewati jalan by pass Klaten-pasar Srago kemudian

menuju museum Tani Indonesia. Transportasi yang bisa digunakan : Bus

pariwisata, kendaraan pribadi, taxi, jika menggunakan bus umum dapat

menaiki bus jurusan Solo-Jogja lalu turun dipasar Sargo Kemudian naik

ojek menuju Museum Tani Indonesia.

b) Dari Jogja lalu melewati jalan by pass Klaten – pasar Srago kemudian

menuju Museum Tani Indonesia. Transportasi yang bisa digunakan : Bus

pariwisata, kendaraan pribadi, taxi, jika menggunakan bus umum dapat

menaiki bus Jogja- Solo lalu turun di pasar Sargo Kemudian naik ojek

menuju Museum Tani Indonesia.

Papan petunjuk menuju Museum Tani Indonesia masih sangat kurang namun

kondisi jalan menuju obyek sudah bagus.

(49)

commit to user

amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agar

wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata.

Fasilitas yang ada di Museum Tani Indonesia :

1) Terdapat area parkir

2) Penerangan / listrik sudah ada

3) Toilet

4) Tempat Ibadah

5) Air bersih tersedia

6) Puskesmas yang letaknya 1km dari obyek wisata ini

7) Angkutan umum yang terdapat di sekitar obyek ini hanya Ojek.

4. Ancillary (kelembagaan)

lembaga pariwisata suatu daerah tujuan wisata membuat wisatawan

dapat merasakan keamanan (protection of tourism) dan terlindungi.

Museum Tani Indonesia dikelola secara swasta, pembangunannya

dibiayai dengan dana pribadi, berikut Struktur organisasi Museum Tani

Indonesia

Ketua : Prof. Dr. Suratman, Msc

Sekretaris : Suharto

Bendahara : Srimulyani

C. Strategi Pengembangan Museum Tani Indonesia untuk

Menjadi Wisata Edukasi di Kabupaten Klaten

Pembangunan Museum Tani Indonesia sebagai salah satu wujud program

(50)

tanggal 27 April 2012), yang menjadi latar belakang program Klaten Menuju

Kabupaten Agropolitan adalah Kondisi sosial ekonomi masyarakat pedesaan

kabupaten Klaten pada umumnya masih tertinggal dibandingkan masyarakat

perkotaan. Hal ini sebagai konsekuensi adanya perubahan ekonomi dan proses

Industrialisasi. Interaksi desa-kota selama ini dalam posisi saling memperlemah.

Wilayah pedesaan dengan kegiatan utama sektor pertanian mengalami

produktifitas yang menurun, sebagai akibat negatif dari adopsi teknologi modern

di bidang pertanian, yang menyebabkan terjadinya degradasi lahan dan penurunan

kualitas produk pangan (mengandung residu pestisida ditambah harga produk

pertanian turun waktu panen, sedang harga pupuk mahal) sehingga petani semakin

lemah kondisi ekonominya. Disisi lain wilayah perkotaan sebagai tujuan pasar dan

pusat pertumbuhan menerima beban lebih, sehingga menimbulkan

ketidaknyamanan akibat masalah sosial dan lingkungan (pencemaran dan

buruknya sanitasi). Berkembangnya kota sebagai pusat pertumbuhan ternyata

tidak mampu memberikan efek penetasan ke bawah (pedesaan), tetapi justru

menimbulkan efek pengawasan sumberdaya dari sekitarnya.

Program pengembangan kota sebagai pusat pertumbuhan tidak

menguntungkan tetapi merugikan pertumbuhan kawasan pedesaan, oleh

karenanya perlu diciptakan suatu konsep pengembangan desa-kota yang lebih

terintegrasi. Desa-kota sebagai sebuah fenomena yang bertautan dan masyarakat

di dalamnya secara bersama memecahkan masalah kemiskinan. Perkembangan

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan, yang dikenal dengan istilah

Kawasan Agropolitan. Perkembangan kawasan agropolitan merupakan salah satu

(51)

commit to user

pedesaan khususnya petani, lebih mudah dan dekat untuk mendapatkan pelayanan,

baik pelayanan yang berhubungan dengan produksi, maupun kebutuhan sosial

budaya dan kehidupan sehari-hari.

Visi :

terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan kelestarian fungsi lingkungan serta

sumber daya alam yang berkelanjutan berbasis pembangunan Agropolitan.

Misi :

1. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk mencapai

optimalisasi produktifitas lahan.

2. Mengembangkan kegiatan agroproduksi, agroindutri, agrobisnis,

agroteknologi, dan agrowisata secara terpadu.

3. Menguatkan kapasitas sumber daya manusia, kelambagaan, jejaring dan

infrastruktur sumber, untuk meningkatkan kualitas sosial ekonomi

masyarakat.

4. Mengembangkan potensi ekonomi makro & mikro berbasis agropolitan

Tujuan :

Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, melalui percepatan

pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan usaha

agrobisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, secara bersama untuk

memecahkan kemiskinan dan pengangguran. Melalui pengembangan ekonomi

dan lingkungan yang berkelanjutan di kawasan agropolitan

Sasaran :

Mengembangkan kawasan pertanian yang berpotensi menjadi kawasan

(52)

1) Pemberdayaan masyarakat.

2) Penguatan kelembagaan ekonomi.

3) Pengembangan kelembagaan agroproduksi, agroindustri, agrobisnis,

agroteknologi dan agrowisata.

4) Peningkatan sarana dan prasarana.

5) Pengembangan iklim yang kondusif bagi investor.

6) Peningkatan kesejahteraan sosial.

Sesuai dengan program “Klaten Menuju Kabupaten Agropolitan”, maka

untuk menunjang keberadaan museum Tani Indonesia agar menjadi sebuah wisata

edukasi yang menarik untuk dikunjungi maka pengelola museum Tani Indonesia

berencana mengembangkan kawasan desa Selorejo tersebut menjadi sebuah

kawasan wisata edukasi yang diberi nama “Kampung Wisata Tani”, dalam

kampung wisata tani ada berbagai macam aktifitas wisata yang dapat dilakukan

wisatawan di dalam obyek tersebut, antara lain:

a) Koleksi tani daerah/adat dan luar negeri

b) Pertunjukan film dan theatre tani

c) Pameran/gallery tani

d) Praktek bertani

e) Praktek memasak

f) Outbond alam desa

g) Workshop kerajinan

h) Village tour (bendi, sepeda ontel)

i) Pemancingan

(53)

commit to user

p) Resto alam tani/nature dan tradisional food

q) Homesay ala desa

r) Photo action ala tani

s) Mini laboratorium tani

Wisatawan yang mengunjungi Museum Tani Indonesia sudah memenuhi 3

kategori, pengunjung yang mendatangi museum memiliki 3 kategori (wawancara

dengan Sri Mulyani, pada tanggal 28 April 2012) :

a) Pendidikan

Kunjungan ke museum dengan tujuan pendidikan atau edukasi yang

diharapkan dengan adanya kunjungan ke Museum Tani Indonesia dapat

menambah ilmu pengetahuan bagi wisatawan namun juga tidak meninggalkan

unsur kesenangan atau rekreasi.

Museum Tani Indonesia menghadirkan koleksi-koleksi tentang

(54)

Indonesia yang menghasilkan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia

sehingga pengunjung yang datang mengetahui berbagai hal tentang pertanian,

pemutaran film pertanian juga menjadi suatu sumber ilmu pengetahuan

tentang pertanian.

b) Rekreasi

Museum Tani Indonesia merupakan obyek wisata edukasi yang juga

memberikan unsur rekreasi antara lain penampilan musik tradisional

keroncong serta musik lesung selain itu juga terdapat wisata Delman yang

membawa wisatawan mengelilingi desa Selorejo yang masih alami

menggunakan delman.

c) Penelitian

Museum Tani Indonesia dapat dijadikan sarana penelitian khususnya

dalam bidang pertanian. Susunan tanah desa Selorejo Krakitan Bayat yang

sangat cocok untuk area persawahan dapat menjadi sebuah obyek penelitian

tentang ilmu geografi.

Untuk memenuhi kebutuhan 3 kategori pengunjung tersebut, maka

pengelola museum Tani Indonesia mengupayakan penyajian pameran di

museum menggunakan 5 pendekatan:

a) Pendekatan Evokatif

Pendekatan evokatif ialah penyajian pameran yang memberikan

gambaran tentang fungsi benda dalam konteksnya dengan masa lalu.

Penyajian koleksi-koleksi di Museum Tani Indonesia sudah terdapat

penjelasan tentang nama-nama benda yang dipamerkan, agar pengunjung lebih

(55)

commit to user

koleksi di museum Tani kedepannya dibuat lebih rapi dan lebih terperinci

mengenai fungsi benda-benda yang dipamerkan agar wisatawan yang datang

dapat mengerti mengenai fungsi benda-benda yang dipamerkan di dalam

Museum.

b) Pendekatan Estetika

Pendekatan estetika ialah penyajian pameran yang memperlihatkan

unsur keindahan. Penataan display di dalam museum Tani Indonesia masih

kurang menarik dan kurang rapi, pihak pengelola akan menata ulang

benda-benda koleksi di museum dengan rapi dan berurutan dari benda-benda-benda-benda

pertanian yang berasal dari sabang hingga merauke, sehingga wisatawan yang

berkunjung akan lebih mudah dalam mengingat dan mempelajarinya

kemudian pihak pengelola juga akan membuat penataan cahaya dan

penambahan ornament pertanian yang akan menambah unsur keindahan di

dalam Museum Tani Indoesia.

c) Pendekatan Afektif

Pendekatan afektif ialah penyajian pameran yang dapat membangun

minat khusus pengunjung.

Museum Tani Indonesia memamerkan berbagai alat pertanian yang

berasal dari berbagai daerah di Indonesa hal tersebut mendorong rasa

keingintahuan wisatawan yang berkunjung untuk menggunakan alat-alat

pertanian tersebut secara langsung.

d) Pendekatan Intelektual

Pendekatan Intelektual dalah penyajian materi hasil kajian intelektual.

(56)

memamerkan jenis-jenis lapisan tanah yang ditampilkan dalam bentuk gambar

yang merupakan hasil penelitian Serta hasil pengukuran tingkat kesuburan

tanah yang telah dilakukan.

e) Pendekatan Simbolik

Pendekatan Simbolik adalah penyajian pameran untuk mencapai

tingkat emosi tertentu dari pengunjung.

Letak museum Tani Indonesia yang didepannya terdapat areal

persawahan membuat pengunjung merasa benar-benar merasakan nuansa

pertanian dan pedesaan

Perancangan ruangan museum Tani Indonesia akan dibuat dengan

nuansa hijiau yang melambangkan kealamian kemudian di dalam museum

juga akan ada sound tentang tembang jawa maupun lagu daerah dari provinsi

lain agar pengunjung yang datang seakan-akan merasakan suasana pedesaan

yang sebenarnya.

Pengelola museum Tani Indonesia memasarkan museum Tani

Indonesia melalui strategi marketing mix yang melibatkan beberapa

komponen :

a) Product

Meliputi pengemasan, pelayanan, branding, image dan reputasi. Museum

Tani Indonesia menawarkan wisata edukasi didalam museum dan wisata

rekreasi berupa berkeliling desa Selorejo menggunakan Bendi, menyaksikan

kesenian tradisional Keroncong dan Gejog Lengsung.

(57)

commit to user

Mengunjungi museum Tani Indonesia sejak diresmikan hingga sekarang

belum dikenai retribusi, hanya bagi wisatawan yang ingin menyaksikan

kesenian tradisional Keroncong, Gejog Lesung dan berkeliling menggunakan

bendi dikenakan retribusi yang besarnya tergantung dari banyaknya wisatawan

yang ingin menyaksikan, rata-rata besarnya retribusi untuk setiap wisatawan

adalah Rp. 15.000,- untuk setiap atraksi wisata yang dipilih( kesenian

tradisional Keroncong/gejog Lesung / berkeliling menggunakan Bendi).

c) Promotion

Pengelola museum Tani Indonesia sejak diresmikan menggunakan sarana

promosi melalui Koran dan internet namun museum Tani Indonesia belum

mempunyai web sendiri, yang lebih memudahkan para wisatwan untuk

mengetahui keberadaan museum Tani Indonesia. Untuk memasarkan museum

Tani Indonesia agar lebih dikenal oleh masyarakat luas maka pengelola

Museum Tani Indonesia berencana menambah sarana promosi agar Museum

Tani Indonesia lebih dikenal oleh wisatawan, sarana promosi tersebut melalui:

1. Pembuatan Website museum Tani Indonesia

2. Publikasi melalui leaflet, brochure

3. Mengundang wakil-wakil perusahaan biro perjalanan wisata untuk

mengunjungi museum Tani Indonesia.

4. Publikasi melalui media cetak.

d) Place

Meliputi jaringan distribusi dan lokasi yang strategis dan terjangkau.

Lokasi museum Tani Indonesa dan Kampung Wisata Tani Indonesia yang

Gambar

gambar mengenai pertanian, berbagai macam jenis seranga, selain itu

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas bakteriologis air dengan kejadian penyakit diare di desa boiya kecamatan maiwa kabupaten

Sebagai bangunan yang komersial sebuah stadion sedapat mungkin untuk mudah dicapai dan dikenali olch pengunjung, schingga pemilihan site pada jalur ringroad utara ini

Melakukan assessment terhadap sumber daya manusia (SDM) TI yang terkait dengan peran dalam monitor dan evaluasi kinerja TI untuk mengetahui tingkat kompetensi

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Peran ibu dalam membiasakan mencuci tangan pada anak usia prasekolah di PAUD Birul Walida’in Desa Mangu, Kecamatan

Selain itu juga wasit bola basket juga harus cepat dalam mengubah arah seketika apabila pemain merubah melakukan transisi seperti yang disampaikan oleh (Gafur,

melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan

Sementara itu, dengan menggunakan pendekatan semantik sebagai kriteria utama dan afiks verbal dengan kriteria tambahan, Dardjowidjojo dalam Purwo (1986)