commit to user
i
PENGEMBANGAN MUSEUM TANI INDONESIA SEBAGAI
WISATA EDUKASI DI KABUPATEN KLATEN
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya
Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Oleh :
LUSIANA NINDI ARIESTA
C9409018
PROGRAM DIII USAHA PERJALANAN WISATA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv
MOTTO
1. Tuhan tidak akan lalai membalas setiap pebuatan baik sekecil apapun itu.
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Dengan setulus hati penulis persembahkan Tugas
Akhir ini untuk :
1. Mamaku Arum Margini dan Bapak Joko
Sutrisno yang selalu memberikan
dukungan, selalu memberikan kasih sayang yang tiada akhir dan doa yang luar biasa.
2. Adikku Dimas Riki yang selalu
memberikan dukungan, memberikan
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia, rahmat, berkat, serta tuntunan-Nya sehigga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam menyelesaikan studi bagi mahasiswa program Dipoma III
Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas
Maret. Penulis menyadari tanpa bantuan dari beberapa pihak Tugas Akhir ini
tidak mungkin terselesaikan dengan baik.
Selama proses penelitian hingga pengolahan data, penuis telah melibatkan
banyak pihak yang sangat membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini, penulis
mengucapkan terimaksih kepada :
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, PhD. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
yang telah mengijinkan dan mengesahkan Tugas Akhir ini.
2. Dra. Isnaini Wijaya Wardani. Mpd selaku ketua program DIII Usaha
Perjalanan Wisata yang telah memberikan saran serta pengarahan yang sangat
berharga sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini.
3. Drs. Suharyana, M.Pd. selaku Sekretaris program DIII Usaha Perjalanan
Wisata yang telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini.
4. Umi Yuliati, S.S M.Hum, selaku pembimbing proposal Tugas Akhir,
Terimakasih waktu dan saran untuk memberikan bimbingan kepada penulis.
5. Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum selaku pembimbing utama, terima kasih
atas kesediaan waktu, ketelitian, semangat, bimbingan dan dukungan bagi
penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
6. Seluruh Dosen DIII Usaha Perjalanan Wisata yang telah banyak memberikan
ilmu, motivasi serta pengalaman yang berarti selama kuliah.
7. Mbak Ifa selaku bagian tata Usaha DIII Usaha Perjalanan Wisata yang telah
membantu penuis dalam pembuatan surat ijin yang berhubungan dengan
penyelesaiaan Tugas Akhir.
8. Sri Mulyani yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan
informasi selama proses observasi di dalam obyek.
9. Kedua orang tua penulis yang memberikan dukungan kepada penulis sehingga
commit to user
vii
10.Dimas Riki yang selalu menghibur disaat penulis berputus asa.
11.Agus setiawan yang selalu memberikan dukungan, bantuan serta semangat
kepada penulis.
12.Sahabat–sahabatku Aurora, Arifa, Fatma, Herdilia, Yaya, Sasti, Febriana,
Maysaroh, Desi yang selalu memberikan dukungan dan kenangan manis.
13.Teman-teman DIII Usaha Perjalanan Wisata 2009 yang telah banyak memberi
kenangan manis, tawa, motivasi dalam proses studi.
14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membatu penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Semoga Tugas Akhr ini dapat bermanfat bagi pembaca.
Surakarta, 27 Juni 2012
commit to user
viii ABSTRAK
Lusiana Nindi Ariesta. C9409018. 2012. Pengembangan Museum Tani
Indonesia sebagai Wisata Edukasi di Kabupaten Klaten. Program studi Diploma
III Usaha Perjalanan Wisata. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret.
Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis potensi dan menentukan strategi pengembangan museum Tani Indonesia yang terletak di kabupaten Klaten agar dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lainnya dan agar lebih diminati oleh wisatawan yang akan berkunjung.
Metode penelitian dalam laporan ini adalah dengan menggunakan sistem pengumpulan data secara langsung melalui observasi, wawancara, studi pustaka, studi dokumen, serta menggunakan teknik analisis data yang disajikan dalam bentuk diskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Museum Tani Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai salah satu aset wisata di kabupaten Klaten. Museum Tani Indonesia yang terletak di desa Selorejo, Krakitan, Bayat masih sangat kental dengan suasana alam pedesaan, Museum Tani Indonesia memiliki berbagai koleksi mengenai dunia pertanian yang dapat menambah informasi bagi wisatawan yang berkunjung, untuk dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lannya yang berada di kabupaten Klaten, museum Tani Indonesia masih sangat memerlukan pengembangan yang optimal. Sedangkan kendala yang dihadapi dalam pengembangan museum Tani Indonesia adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap obyek tersebut, kurangnya kesadaran masyarakat tentang sadar wisata, pengelolaan yang kurang maksimal menjadikan museum Tani Indonesia terkesan tidak terurus.
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ... iii
HALAMAN MOTO ... iv A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Landasan Teori ... 4
F. Metode Penelitian ... 8
G. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KLATEN DAN MUSEUM TANI INDONESIA A. Gambaran Umum Kabupaten Klaten ... 11
1. Letak Kabupaten Klaten ... 11
2. Pariwisata Di Kabupaten Klaten ... 13
B. Gambaran Umum Museum Tani Indonesia ... 27
1. Sejarah Museum Tani Indonesia ... 27
2. Koleksi yang Terdapat di Museum Tani Indonesia ... 28
commit to user
x
B. Analisis 4A Museum Tani Indonesia ... 33
C. Strategi Pengembangan Museum Tani Indonesia untuk menjadi wisata
edukasi di kabupaten Klaten (Analisis SWOT) ... 35
E.
Upaya yang bisa dilakukan pengelola bagi pengembangan Museum Tani
Indonesia sebagai wisata edukasi ... 46
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ... 48
B. Saran ... 49
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Daftar Nama Informan ... 51
LAMPIRAN 2 Peta Pariwisata Kabupaten Klaten ... 52
Gambar 1. Peta Pariwisata Kabupaten Klaten ... 52
LAMPIRAN 3 Foto Koleksi Museum Tani Indonesia ... 53
Gambar 2. Papan Nama Museum Tani Indonesia ... 53
Gambar 3. Potret pertani Jawa ... 53
Gambar 4. Potret petani Afrika ... 54
Gambar 5. Potret Petani Afrika ... 54
Gambar 6. Potret Petani Wanita di Afrika Tengah ... 55
Gambar 7. Hasil Budaya Tani Papua ... 55
Gambar 8. Rumah adat danau Toba,alat pencetak makanan suku Papua, penyimpanan uang masyarakat Danau Toba ... 56
Gambar 9. Sample tanah dari berbagai daerah di Indonesia ... 56
Gambar 10. Berbagai macam jenis Serangga persawahan... 57
Gambar 11. Sampel Hama yang menyerang Persawahan ... 57
Gambar 12. Peralatan pengukur kesuburan tanah ... 58
Gambar 13. Caping tani dari Kupang NTT ... 58
Gambar 14. Caping tani daerah Poso ... 59
Gambar 15. Caping Tani daerah Cilacap ... 59
Gambar 16. Arca budaya tani korban gempa DIY Jateng 2006 ... 60
Gambar 17. Potret pertanian di zaman Belanda ... 60
Gambar 18. Potret pertanian Australia ... 61
Gambar 19. Poteret hama Ulat ... 61
Gambar 20. Potret hama serangga ... 62
Gambar 21. Potret disaat masa panen ... 62
Gambar 22. Kumpulan parang dari Ambon, Maluku ... 63
commit to user
xii
Gambar 24. Kumpulan Arit dari Maluku ... 64
Gambar 25. Bubu danau Poso, Ani-ani daerah Jawa ... 64
Gambar 26. Kumpuln parang dan arit ... 65
Gambar 27. lapisan litosol tanah di Spanyol ... 65
Gambar 28. Profil tanah daerah Semiarid ... 66
Gambar 29. Kerajian tangan yang berasal dari Bambu ... 66
Gambar 30. Jenis- jenis cangkul ... 67
Gambar 31. Kumpulan permaian tradisional Jawa ... 67
Gambar 32. Jenis-jenis kendi ... 68
Gambar 33. Irus dari Sulawesi ... 68
Gambar 34. Profil lapisan-lapisan Tanah ... 69
Gambar 35. Mineral, tanah dan organic ... 69
Gambar 36. Berbagai macam jenis bakul ... 70
Gambar 37. Delman untuk berkeliling Desa Selorejo ... 70
Gambar 38. Potret peternak sapi perah Mongolia Asia ... 71
Gambar 39. Petani Sudan Afrika ... 71
Gambar 40. Peta citra satelit museum Tani Indonesia dan Rowo Jombor... 72
PENGEMBANGAN MUSEUM TANI INDONESIA SEBAGAI WISATA EDUKASI
DI KABUPATEN KLATEN
Lusiana Nindi Ariesta1 Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum2
ABSTRAK
2012. Program studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret.
Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis potensi dan menentukan strategi pengembangan museum Tani Indonesia yang terletak di kabupaten Klaten agar dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lainnya dan agar lebih diminati oleh wisatawan yang akan berkunjung.
Metode penelitian dalam laporan ini adalah dengan menggunakan sistem pengumpulan data secara langsung melalui observasi, wawancara, studi pustaka, studi dokumen, serta menggunakan teknik analisis data yang disajikan dalam bentuk diskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Museum Tani Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai salah satu aset wisata di kabupaten Klaten. Museum Tani Indonesia yang terletak di desa Selorejo, Krakitan, Bayat masih sangat kental dengan suasana alam pedesaan, Museum Tani Indonesia memiliki berbagai koleksi mengenai dunia pertanian yang dapat menambah informasi bagi wisatawan yang berkunjung, untuk dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lannya yang berada di kabupaten Klaten, museum Tani Indonesia masih sangat memerlukan pengembangan yang optimal. Sedangkan kendala yang dihadapi dalam pengembangan museum Tani Indonesia adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap obyek tersebut, kurangnya kesadaran masyarakat tentang
1
Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409018
2 Dosen Pembimbing
sadar wisata, pengelolaan yang kurang maksimal menjadikan museum Tani Indonesia terkesan tidak terurus.
DEVELOPMENT OF MUSEUM TANI INDONESIA AS THE TOURISM EDUCATION IN KLATEN
Lusiana Nindi Ariesta1
Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum2
ABSTRACT
2012. Diploma III study program Usaha Perjalanan Wisata.
Faculty of Literature and Fine Arts. Sebelas Maret Universities. The purpose of this paper is to analyze and determine the potential of development strategy Museum Tani Indonesia is located in Klaten district in order to compete with other tourist destinations and make it more attractive to tourists who will visit.
Methods of research in this report is to use data collection system directly through observation, interview, book study, study documents, and using data analysis techniques are presented in Indonesia has a wide collection of world agriculture which can add information for tourists who visit, to be able to compete with the popular tourist destination located in the district eat it Klaten, museum Tani Indonesia is still in great need of an optimal development. While the obstacles encountered in the development of museum Tani Indonesia is the lack of government attention to the object, the lack of public awareness about tourism awareness, management of the museum are less than the maximum museum Tani Indonesia impressed not neglected.
Conclusions from the study showed that the Museum Tani Indonesia has the potential to be developed as an educational
1
Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409018
2 Dosen Pembimbing
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang terletak digaris
khatulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia. Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari
berbagai suku, bahasa, agama yang berbeda, selain memiliki populasi besar dan
wilayah yang padat, Indonesia memiliki wilayah alam yang sangat menarik untuk
dijadikan daerah tujuan wisata. Potensi pariwisata indonesia sangatlah menarik
untuk dijadikan daerah tujuan wisata. Membentang dari propinsi Nangroe Aceh
Darussalam sampai Propinsi Papua dengan segala keanekaragaman obyek
pariwisata, berbagai seni budaya yang menawan dan ketersediaan sarana dan
prasarana pendukung pariwisata yang kesemuanya itu diharapkan mampu menarik
lebih banyak lagi devisa negara, baik dari wisatawan mancanegara maupun
domestik. (www.indonesia.go.id, diakses tanggal 19 April 2012)
Ada banyak jenis wisata yang ada di Indonesia salah satunya adalah wisata
edukasi yang memberikan unsur kesenangan serta pembelajaran sehingga orang
berwisata selain mendapat hiburan tetapi juga mendapat ilmu pengetahuan yang
baru. Di Indonesia Banyak terdapat wisata edukasi, Beberapa contoh wisata
edukasi yang ada di Indonesia antara lain di Bandung terdapat observatorium
Boscha yang merupakan lembaga penelitian astronomi yang pertama di Indonesia
dengan program-program spesifik dilengkapi dengan berbagai fasilitas
pendukung. Di Jakarta terdapat Taman Mini Indonesia Indah yang mempunyai
konsep wisata yang rekreatif, informative, edukatif, komunikatif dan atraktif. Di
Mojokerto terdapat obyek wisata edukasi Rumah Sawah, wisatawan yang
berkunjung dapat belajar proses pembuatan nasi dari padi hingga menjadi beras,
belajar mengolah sawah seperti membajak sawah, menanam padi. Di Yogykarta
terdapat wisata edukasi Taman Pintar, Taman Pintar merupakan obyek wisata
yang bernuansa modern sekaligus tradisional.
Kabupaten Klaten yang terletak diantara kota Solo dan Kota Yogyakarta
juga mempunyai obyek wisata yang menawarkan wisata edukasi, obyek wisata
tersebut adalah Museum Tani Indonesia yang terletak di desa Selorejo Krakitan
Bayat, jaraknya kurang lebih 6 km dari pusat kota Klaten.
Museum Tani Indonesia sangat menarik untuk dikunjungi, letaknya yang
berada di desa Selorejo menjadi sebuah daya tarik bagi wisatawan karena desa
Selorejo menawaran pemandangan alam berupa perbukitan dan areal persawahan
yang membentang luas yang masih alami. Museum Tani Indonesia memiliki
berbagai koleksi mengenai dunia pertanian yang dapat menambah ilmu
pengetahuan. Fasilitas dan daya tarik wisata yang ada di museum Tani Indonesia
masih terasa kurang maka dari itu perlu adanya sebuah perencanaan
pengembangan agar dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara dan
memberikan unsur kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung.
Berdasarkan latar belakang maka untuk memperdalam dan
mengembangkan museum Tani Indonesia agar menjadi sebuah daerah tujuan
wisata yang menarik untuk dikunjungi maka hal ini diangkat sebagai bahan tugas
akhir dengan judul “ Pengembangan Museum Tani Indonsia sebagai Wisata
commit to user
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana potensi museum Tani Indonesia yang terletak di Kabupaten
Klaten untuk menjadi sebuah wisata edukasi?
2. Bagaimana strategi pengembangan museum Tani Indonesia yang terletak di
Kabupaten Klaten untuk menjadi sebuah wisata edukasi?
3. Kendala apa saja yang dihadapi museum Tani Indonesia yang terletak di
Kabupaten Klaten di dalam pengembangannya untuk menjadi sebuah wisata
edukasi ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui potensi wisata yang dimiliki museum Tani Indonesia untuk
menjadi sebuah obyek yang menawarkan wisata edukasi.
2. Menyusun pengembangan museum Tani Indonesia untuk menjadi sebuah
wisata edukasi dan agar dapat meningkatkan kunjungan wisata.
3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi museum Tani Indonesia di
dalam pengembangannya dan agar dapat mendapatkan solusi untuk rencana
pengembangan museum museum Tani Indonesia sebagai wisata edukasi.
D. Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah:
2. Memberikan manfaat bagi yang ingin mempelajari mengenai pengembangan
sebuah museum agar lebih menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan.
E. Landasan Teori
1. Pengembangan
Pengembangan pariwisata adalah usaha yang dilakukan secara sadar
dan berencana untuk memperbaiki obyek wisata yang sedang di pasarkan
ataupun yang akan dipasarkan. Pengembangan tersebut meliputi perbaikan
obyek dan pelayanan kepada wisatawan semenjak berangkat dari tempat
tinggalnya menuju tempat tujuan hingga kembali ke tempat semula.(Oka A
yoeti, 1983:56 )
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50
tahun 2011 tentang rencana induk pembangunan Kepariwisataan Nasional
tahun 2010 – 2025 menjelaskan bahwa misi pembangunan Kepariwisataan
Nasional meliputi pengembangan :
1. Destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai,
berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah
dan masyarakat.
2. Pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab
untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara
3. Industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakan
kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan
commit to user
4. Organisasi pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat,
sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang
efektif dan efisien dala rangka medorong terwujudnya pembangunan
kepariwisataan yang berkelanjutan.
2. Pengertian Museum
Moh. Amir Sutarga (1983:19) mengatakan dalam bukunya pedoman
penyelenggaraan dan pengelolaan museum bahwa museum adalah sebuah
lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani
masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang
memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk
tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang–barang pembuktian
manusia dan lingkungannya.
3. Wisata edukasi
Menurut Gamal Suwantoro, didalam bukunya yang berjudul
dasar-dasar priwisata ada berbagai macam perjalanan wisata bila ditinjau dari
berbagai macam segi
1. Dari segi jumlahnya wisata dibedakan atas :
a. Individual Tour (Wisatawan perorangan )
Yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau
sepasang suami - isteri
b. Family Group Tour (wisata keluarga)
Yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan
keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama
c. Group Tour (wisata Rombongan)
Yaitu suatu pejalanan wisata yang dilakukan bersama-sama yang
dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab atas keselamatan
dan kebutuhan seluruh anggotanya. Biasanya paling sedikit 10
orang, dengan dilengkapi diskon dari perusahaan prinsipal bagi
orang yang bersebelas. Potongan ini berkisar antara 25 hingga 50%
dari ongkos penerbangan atau penginapan.
2. Dari segi maksud dan tujuannya, wisata dibedakan atas :
a. Holiday Tour ( wisata Liburan)
Yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan dan diikuti
oleh anggotannya guna berlibur, bersenang-senang dan menghibur
diri.
b. Familiarization Tour ( wisata pengenalan)
Yaitu suatu perjalanan yang dimaksudkan guna mengenal lebih
lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan
pekerjaannya, misalnya sebuah biro perjalanan luar negeri
menyelenggarakan perjalanan wisata bagi karyawan-karyawannya
ke Indonesia guna mengenal lebih lanjut obyek-obyek wisata yang
ada di Indonesia agar nantinya mereka dapat memberikan
informasi yang lebih baik mengenai Indonesia.
c. Educational Tour (wisata pendidikan)
Yaitu suatu perjalanan wisata yang tujuannya untuk memberikan
commit to user
bidang kerja yang dikunjunginya wisata jenis ini juga disebut
sebagai study tour atau perjalanan kunjungan pengetahuan.
d. Scientific Tour (wisata pengetahuan)
Yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk
memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap suatu bidang
ilmu pengetahuan. Misalnya kunjungan wisata melihat bunga
bangkai berbunga(Raflesia arnoldi), melihat gerhana matahari total
di Jawa Tengah pada tanggal 11 juni 1983, menyelediki kehidupan
komodo, melihat orang hutan di hutan Kalimantan, dan lain
sebagainya.
e. Pileimage Tour ( wisata keagamaan )
Yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan
ibadah keagamaan, misalnya ibadah umroh.
f. Special Mission Tour ( wisata kunjungan khusus)
Yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan dengan suatu maksud
khusus, misalnya misi dagang, misi kesenian, dan lain-lain
g. Special Programe Tour ( wisata program khusus )
Suatu perjalanan wisata yang bertujuan untuk mengisi kekosongan
khusus, misalnya Ladies Programme, suatu kunjungan kesuatu
objek wisata oleh para isteri atau pasangan yang karena suaminya
mengikuti rapat, konvensi ataupun pertemuan khusus.
h. Hunting Tour (wisata perbutuan)
Yaitu suatu kunjungan wisata yang dimaksudkan untuk
penguasa setempat sebagai hiburan semata-mata. Contohnya,
berburu babi hutan di Sumatera, berburu kanguru di Australia, dan
lain-lain.
F. Metode penelitian
Penelitian dilakukan di obyek wisata Museum Tani Indonesia yang berada
di dusun Selorejo, Krakitan, Bayat Klaten. Teknik pengumpulan data dilakukan
sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara mengamati, meneliti
atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan cara ini data yang
diperoleh adalah factual dan actual dalam artian data yang dikumpulkan
diperoleh pada saat kejadian langsung.(Kusmayadi dan Endar
Sugiarto.2000:84)
Dalam Pencarian data dan informasi dilakukan sejak tanggal bulan April
hingga bulan Mei 2012, dengan mengamati secara langsung ruang pameran
museum Tani Indonesia, koleksi-koleksi yang dimiliki Museum Tani
Indonesia, lingkungan sekitar obyek.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses interaksi dan komunikasi dengan responden
Sehingga wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan
bertanya kepada responden, dan jawaban – jawaban dicatat atau direkam
commit to user
Pencarian data mengenai museum Tani Indonesia dilakukan dengan
melakukan wawancara kepada pihak pengelola museum Tani Indonesia,
dengan pengunjung yang datang dan wawancara dengan bagian pemasaran
Dinas Kabupaten Klaten.
3. Studi Dokumentasi
Untuk memperjelas kondisi obyek museum Tani Indonesia maka diambil
sebuah dokumentasi yang berupa foto-foto koleksi yang ada di museum Tani
Indonesia, keadaan lingkungan serta dokumentasi berupa video.
4. Studi pustaka
Untuk memperoleh data dan informasi maka juga diperoleh dari sebuah buku
ataupun penelitian terdahulu yang diperoleh dari Labtour Program Diploma III
Usaha Perjalanan Wisata FSSR, perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisi data di dapat dari metode observasi, metode wawancara,
studi dokumen dan studi pustaka yang disusun secara teratur guna pengolahan
data dari perolehan data yang telah di dapat di lapangan. Secara sistematik
semua data yang telah terkumpul dikembangkan dan diolah secara kualitatif
agar dapat diketahui potensi, kondisi obyek dan proses pengembangan
Museum Tani Indonesia sebagai wisata edukasi di Kabupaten Klaten.
G. Sistematika Penulisan
Bab I berisi tentang pendahuluan berupa latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitan,
Bab II menjelaskan gambaran umum kota Klaten, pariwisata kota Klaten dan
Museum Tani Indonesia.
Bab III berisi tentang pengembangan dan kendala-kendala yang dihadapi Museum
Tani Indonesia dalam pengembangannya sebagai wisata edukasi yang berada di
Kabupaten Klaten.
commit to user
BAB II
GAMBARAN MENGENAI KABUPATEN KLATEN DAN
MUSEUM TANI INDONESIA DI KABUPATEN KLATEN
A.
Gambaran Umum Kota Klaten
1. Letak Kabupaten Klaten
Kabupaten Klaten adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
Batas-batas Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut :
Timur : Kabupaten Sukoharjo
Barat : Daerah Istimewa Yogyakarta
Utara : Kabupaten Boyolali
Selatan : Daerah Istimewa Yogyakarta
Secara geografis Kabupaten Klaten terletak diantara 110°30'-110°45'
Bujur Timur dan 7°30'-7°45' Lintang Selatan. Luas wilayah kabupaten Klaten
mencapai 665,56 km2. Menurut topografi kabupaten Klaten terletak diantara
gunung Merapi dan pegunungan Seribu antara ketinggian 75-160 meter di atas
permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng gunung Merapi di bagian
utara areal miring, wilayah datar dan wilayah berbukit di bagian selatan. Ditinjau
dari ketinggiannya, wilayah kabupaten Klaten terdiri dari dataran dan
pegunungan, dan berada dalam ketinggian yang bervariasi yaitu 9.72% terletak di
ketinggian 0-100 meter dari permukaan laut. 77,52% terletak di ketinggian
100-500 meter dari permukaan air laut dan 12,76% terletak di ketinggian 100-500-1000
meter dari permukaan air laut.(Wikipedia.com, diakses tanggal 13 April 2012)
commit to user
Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan yang dibagi atas 53 desa dan
103 kelurahan. Berikut kecamatan yang berada di kabupaten Klaten:
commit to user
2. Pariwisata di Kabupaten Klaten
Letak kabupaten Klaten yang berada diantara dua destinasi pariwisata
yang menarik yaitu diantara Yogyakarta dan Surakarta sehingga membuat
Klaten mempunyai peluang yang besar untuk mengembangkan potensi
pariwisata dan budaya. Berikut daerah tujuan wisata yang berada di kabupaten
Klaten berdasarkan data yang diperoleh dari brosur yang dikeluarkan oleh
Dinas Pariwisata Klaten dan berdasarkan data yang diperoleh dari
www.pariwisataklaten.com :
a) Wisata Alam
1) Deles Indah
Deles Indah merupakan obyek wisata yang terletak di lereng kaki
gunung Merapi sebelah timur ± 25 km dari Kota Klaten, Deles Indah
berada di Wilayah Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang.
2) Rowo jombor
Rowo jombor terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat yang dilatar
belakangi oleh pegunungan kapur.
3) Panjat Tebing Jombor
Climbing di pegunungan kapur obyek wisata Jombor Permai
merupakan olahraga yang penuh tantangan.
4) Sendang Sinongko
Terletak di desa Pokak kecamatan Ceper, 7 km dari kota Klaten. Pada
jaman dahulu kerabat keraton Surakarta Sinuwun PB VII sedang
melakukan perjalanan ke Yogyakarta, rombongan tersebut beristirahat
commit to user
5) Goa Suran dan Goa Belan
Terletak di kecamatan Jatinom. Goa suran dan Goa Belan merupakan
petilasan Kyai Ageng Gribig.
6) Obyek wisata mata air cokro (OMAC)
Obyek wisata dengan kawasan kurang lebih 10 Ha yang terbentang
luas di sepanjang pinggiran Kali pusur dengan suasana panorama
alamnya yang sejuk dan indah serta rindangnya pepohonan yang besar
cocok untuk kegiatan olahraga out bond, berenang dengan berbagai
permainan air.
7) Pemandian Jolotundo
Terletak di Desa Jambeyan kecamatan Karanganom kurang lebih 8 km
arah utara kota Klaten. Konon pada dahulu seorang demang yang
mempunyai seorang putri bernama Roro Amis, mempunyai penyakit
kulit yang berbau amis yang suka berenang dan akhirnya jatuh ke
umbul, kakinya tertusuk keong kecil kemudian sakitnya sembuh.
8) Pemandian Ponggok
Pemandian sumber mata air alami, terletak di desa Ponggok.
b) Wisata Budaya
1) Candi sewu
Terletak di kawasan Taman Wisata Candi Prambanan, merupakan
Candi Budha yang dibangun pada abad ke IX oleh keluarga Sailendra.
2) Candi lumbung
Terletak di Desa Tlogo Kecamatan Prambanan.
commit to user
Candi Bubrah berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi
Prambanan, yaitu di antara candi utama Roro Jonggrang dan candi
Sewu.
4) Candi Plaosan
Terletak di Plaosan desa Bugisan Kecamatan Prambanan, 5 km dari
Taman Wisata Candi Prambanan. Candi Plaosan merupakan
bangunan dengan arsitektur campuran Budha dan Hindu, yang
dibangun oleh Rake Pikatan untuk permaisurunya Pramudyawardani
5) Candi Sojiwan
Terletak di Dukuh Banjarsari Desa Kebondalem Kidul Kecamatan
Prambanan.
6) Candi Asu
Terletak di dukuh Bener Desa Bugisan Kecamatan Prambanan.
7) Candi Merak
Terletak di Dukuh Candi desa Karangnongko kecamatan
Karangnongko.
8) Makam Mlayopati
Terletak di Deles Desa Sidorejo kecamatan Kemalang.
9) Makam Kyai Ageng Gribig
Terletak di kecamatan Jatinom, 12 km utara kota Klaten. KA. Gribig
adalah cucu Prabu Brawijaya dari Majapahit, putera dari R. Mas
Guntur.
commit to user
Adalah seorang pujangga kraton Surakarta dan sangat terkenal
diseluruh pulau Jawa pada abad ke 17,
Beliau adalah putera dari Mas Ngabehi Ronggowarsito II abdi dalem
Adipati Anom keraton Surakarta.
11)Makam Kyai Ageng Pandanaran
Makam yang terletak di bukit Jabalkat desa Paseban, kecamatan
Bayat kurang lebih 15 km ke arah selatan kota Klaten.
c) Wisata buatan
1) Gondang Winangoen ( green park )
Terletak di daerah Gondang. Menawarkan wisata outbond, museum
Gula Jawa Tengah serta kunjungan ke pabrik gula Gondang.
2) Bumi Perkemahan Kepurun
Terletak di desa Kepurun Kecamatan Manisrenggo.
3) Taman Bukit Sidagora
Terletak di Desa Krakitan Kecamatan Bayat.
4) Pemandian Tirtomulyono
Terletak di desa Pluneng kecamatan Kebonarum.
5) Agrowisata rambutan
Terletak di desa Tulung Kecamatan Tulung.
6) Kolam Renang dan Arena Bermain Tirto Raharja
Terletak di kecamatan ponggok.
d) Wisata Kerajinan
1) Sentra Kerajinan Wayang Kayu
commit to user
2) Sentra kerajinan Blungkrah Bambu
Akar batang bambu yang dulu hanya dilihat sebelah mata kini
menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis tinggi, ditangan para
pengerajin akar batang bambu yang sering disebut Blungkrah bisa
dibuat berbagai macam kerajinan misalnya bebek-bebekan, patung
kuda, kentongan, topeng dll. Pengerajin yang sangat teliti dan
hati-hati menghasilkan barang kerajinan yang sangat menarik. Kerajinan
Blungkrah Bambu dapat dijumpai di sepanjang pinggir jalan
penggung, Jl. Solo- Jogja Klaten.
3) Sentra Kerajinan Mebel Ukir
Terletak di Desa Serenan Kecamatan Juwiring, kurang lebih 20 km
sebelah timur kota Klaten.
4) Sentra Industri Mebel
Terletak di Desa Sajen Kecamatan Trucuk.
5) Sentra Kerajinan Lurik
Terletak di Desa Pedan Kecamatan Pedan.
6) Sentra Industri Konveksi
Terletak di Desa Wedi Kecamatan Wedi.
7) Sentra Kerajinan Batik Kayu
Berbagai macam kerajinan seperti almari, kursi, patung, topeng,
miniatur mobil dll. Ditangan pngerajin Ma’ruf Batik disentuh
menjadi souvenir yang menarik. Untuk menyajikan agar barang
tersebut menjadi menarik dilakukn pemolesan dengan cara dibatik.
commit to user
e) Upacara Tradisional
1) Upacara Yaqowiyu
Terletak di Kelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom, 12 km sebelah
utara kota Klaten. Puncak acara pada hari jum’at pertengahan bulan
sapar setelah shalat jum’at. Puncak acara ini adalah penyebaran Kue
apem yang kurang lebih 10 ton.
2) Upacara Bersih Desa Tanjungsari
Terletak di Desa Ceper Kecamatan Ceper yang diadakan rutin 1
tahun sekali pada hari jum’at wage atau jum’at kliwon tanggal 10
syuro di gedung serba guna desa Dlimas. Upacara ini berupa upacara
sesaji berupa makanan, buah-buahan dengan diiringi doa bersama
mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3) Upacara Syawalan
Terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Berlangsung seminggu
setelah hari raya Idul Fitri, upacara ini disebut juga kupatan karena
hidangan khusus untuk upacara ini berupa ketupat.
4) Upacara bersih desa sendang Sinongko
Didakan di Sendang Tirto Sinongko Desa pokak kecamatan Ceper
diadakan setiap jum’at wage di bulan agustus atau September, bentuk
upacara ini adalah penyembelihan domba sebanyak 10 ekor.
f) Desa wisata
commit to user
Terletak di desa Janti, kurang lebih 7 km dari kota Klaten. Desa
wisata Janti menawarkan berbagai masakan yang berasal dari ikan
tawar dan menawarkan wisata air.
2) Wisata Paseban
Terletak di Bayat, kurang lebih 10 km dari kota Klaten. Mempunyai
obyek wisata makam Kyai Pandanaran yang merupakan salah satu
wali songo pengganti Siti Jenar.
3) Desa Wisata Krakitan
Terletak di kecamatan Krakitan, kurang lebih 6 km dari kota Klaten.
Di desa Wisata Krakitan ada obyek wisata Rowo Jombor yang
terkenal dengan Warung apungnya.
4) Desa Wisata Jimbung
Terletak di kecamatan Kalikotes, kurang lebih 5 km dari kota Klaten.
Di desa ini banyak pengerajin batu bata dan budi daya burung Jalak
uren, Kepondang, Jalak putih dan Cucak Rowo.
5) Desa Wisata Melikan
Terletak di desa Melikan kecamatan Wedi, jarak dari kota Klaten
kurang lebih 15 km. Pembuatan keramik dengan teknik putaran
miring yang konon sudah dikerjakan oleh penduduk dukuh
Pagerjurang desa Melikan sejak 300 tahun yang lalu.
6) Desa Wisata Soran
Terletak di desa Duwet Kecamatan Ngawen, kurang lebih 6 km dari
commit to user
pembuat batu bata, genteng dan terdapat juga kesenian tari
Gambyong,Wayang kulit, Karawitan dll.
7) Desa Wisata Juwiring
Terletak di kecamatan Juwiring yang kurang lebih 25 km dari kota
Klaten. Di desa wisata Juwiring terdapat para pengrajin payung
tradisional dari kayu dan kertas yang berguna untuk hiasan dan
dekorasi.
8) Desa Wisata Bugisan
Terletak di kecamatan Prambanan, kurang lebih 15 km dari kota
Klaten. Desa ini mempunyai kesenian tradisional jatilan yaitu
kesenian tari-tarian yang menggambarkan tentang keprajuritan
dengan menggunakan kuda lumping yang dikendalikan seorang
pawang.
9) Desa wisata Pokak
Terletak di Desa Ceper kurang lebih 7 km dari kota Klaten.
Masyarakatnya masih sangat tradisonal dan masih sangat menjunjung
adat budaya. Di desa wisata Pokak terdapat pengrajin replika sepeda
motor, mobil dan lainnya yang berasal dari bahan kayu. Jumlah
pengrajin kurang lebih 60 orang.
10)Desa wisata kebondalem kidul
Berjarak kurang lebih 20 km dari kota Klaten. Desa yang mempunyai
daya tarik wisata sumber daya budaya, sumber daya ekonomi.
commit to user
g) Kesenian Tradisional
1) Kesenian Paguyuban Musik Bambu Pring Sedapur
Kesenian ini lahir di Dukuh Purwodadi, Desa Bugisan Kecamatan
Prambanan, kesenian ini diciptakan oleh seorang tokoh seni bernama
Suparman Hadi, seni ini berawal dari kebiasaan ronda malam yang
menggunakan peralatan dari bambu. Mengambil nama pring sedapur
dengan maksud bahwa perkumpulan ini sangat erat seperti serumpun
bambu yang sulit untuk dipisahkan satu persatu. Dari musik ini telah
berkembang menjadi campur sari namun tetap tidak menghilangkan
peralatan yang dari bambu. Adapun hasil prestasi yang pernah
diperoleh antara lain pernah dikirim ke Jepang, Taman Ismail Marjuki
pada tahun 1973, Pernah juga mengisi kegiatan acara di TVRI
Yogyakarta sebanyak 3 kali.
2) Sendratari Roro Jonggrang
Mengangkat sebuah legenda terjadinya Candi Prambanan. Sendra
Tari Roro Jonggrang mengisahkan jalinan asmara Bandung
Bondowoso dengan Dewi Roro Jonggrang yang berakhir secara
tragis. Menyadari bahwa calon suaminya adalah pembunuh Prabu
Boko, ayah yang dicintainya. Gejolak hati untuk membalas dendam,
maka syarat pinangan Bandung harus sanggup mewujudkan candi
yang berjumlah 1.000 buah. Adalah suatu permintaan yang sulit untuk
diwujudkan dalam waktu satu malam. Dengan bala bantuan raja
tentara jin, Bondowoso diharapkan dapat mewujudkan jumlah 1000
commit to user
mengisyaratkan aktifitas manusia menumbuk padi pada pagi hari
sebagai tanda fajar tiba dilakukan oleh masyarakat Prambanan atas
perintah Dewi Roro Jonggrang, yang berarti Bandung gagal
mewujudkan impiannya. Kekesalan dan kemarahan Bandung atas
kelicikan Dewi Roro Jonggrang, maka disumpahlah Dewi Roro
Jonggrang menjadi arca untuk melengkapi jumlah 1000 candi.
3) Jatilan
Jatilan merupakan kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan
tari dengan magis. Pagelaran ini dimulai dengan tari-tarian, kemudian
para penari bagaikan kerasukan roh halus sehingga hampir tidak sadar
dengan apa yang mereka lakukan. Di saat para penari bergerak
mengikuti irama musik dari jenis alat musik jenis alat gamelan seperti
saron, kendang, dan gong ini, terdapat pemain lain yang mengawasi
dengan memegang pecut atau cemeti. Pemain yang bertugas
mengawasi itu adalah yang terpenting dalam jatilan ini, bertugas
"mengendalikan" roh halus yang merasuki para penari. Para penari
yang umumnya menggunakan kuda kepang bambu yang dianyam
menyerupai kuda. Para penari ini juga melakukan atraksi-atraksi
berbahaya yang tak dapat dinalar oleh akal sehat, diantaranya adalah
mereka dapat dengan mudah memakan benda-benda tajam sperti silet,
pecahan kaca, atau bahkan lampu tanpa terluka atau merasakan sakit
dan ketika mereka di lecuti dengan cambuk atau cemeti tubuh mereka
tidak memar atau tergores.Tari jatilan di Kabupaten Klaten yang
commit to user
Jatilan ini dipentaskan tiap hari Jumat di panggung terbuka di Desa
Bugisan, Kecamatan Prambanan untuk para turis asing maupun
domestik.
4) Ketoprak
Ketoprak adalah kesenian rakyat yang berbentuk sandiwara atau
drama, ketoprak ini timbulnya pada tahun ± 1922 pada masa
Mangkunegaran, sebagai ilustrasi diiringi gamelan yang berupa
lesung, alu, kendang dan seruling karena cerita atau pantun pantunnya
merupakan sindiran kepada Pemerintah atau Kerajaan maka kesenian
ketoprak ini lalu dilarang, namun karena kesenian rakyat akhirnya
tetap berkembang di pedesaan. Setelah sampai di Yogyakarta
ketoprak ini disempurnakan dengan iringan gamelan jawa lengkap
dengan tema ceritanya mengambil babad sejarah, cerita rakyat atau
kerajaan sendiri. Ketoprak ini dilakukan oleh beberapa orang menurut
keperluan ceritanya. Adapun ciri khas dari ketoprak ini dilakukan
dengan dialog bahasa jawa.
5) Srandul
Srandul adalah kesenian tradisional rakyat yang menggambarkan
tentang kehidupan Demang pada jaman kerajaan. Srandul biasanya
dilakukan ± 15 orang lengkap dengan iringannya yang berupa :
Kendang, Angklung dan Terbang Besar. Kesenian Srandul ini
dilakukan dengan dialog yang berupa parikan atau temang dan
commit to user
Jogodayoh, Desa Gumulan Kecamatan Kota Klaten, adapun Srandul
ini masih berkembang dengan baik di Prambanan dan Kemalang.
6) Sendratari Gejog Lesung
Kesenian Gejog Lesung lahir di Dukuh Soran Desa Duwet Kecamatan
Ngawen Klaten, jarak dari kota Klaten ± 4 km arah utara Klaten.
Kesenian ini musik tradisional kuno yang saat ini hampir punah, dan
mempunyai nilai seni yang tinggi khususnya bagi para petani yang
sedang mengungkapkan rasa kegembiraannya setelah musim panen
padi tiba, masyarakat berkumpul bersama, bersuka ria sambil
menumbuk padi dilesung dengan antan dan mengalunkan lagu lagu
untuk pelepas lelah dan dahaga. Kesenian ini mengandung unsur
penyampaian informasi kepada masyarakat sekitar bahwa pada saat
tersebut ada orang yang punya hajad atau supitan dll.
7) Wayang Sadat
Wayang Sadat adalah suatu bentuk kesenian rakyat yang berupa
wayang kulit, namun cerita wayang sadat ini bertemakan cerita cerita
sejarah Islam dan ceritanya diambil dari cerita akhir kerajaan
Majapahit sampai awal kerajaan Mataram. Wayang Sadat ini dapat
dipentaskan siang hari maupun malam hari, kesenian ini dimainkan
oleh seorang Dalang dengan diiringi gamelan lengkap Slendro dan
Pelog, Keistimewaan Wayang Sadat antara lain teknik pakeliran
bersifat kontemporer menurut jalan ceritanya, jejer pertama tidak
harus kraton, untuk kayon (gunungan) sebelah kanan gunungan
commit to user
pohon kelapa, warna kelir kuning, bingkai hijau dengan ukuran ± 3,5
m lebar ± 2 m. Lama pementasan menurut kebutuhan, dialog
percakapan dengan bahasa Jawa. Timbulnya kesenian ini sejak tahun
1970 sampai sekarang kesenian ini terpelihara dengan baik di Desa
Mireng, Kecamatan Trucuk.
8) Wayang Klitik
Wayang Klitik adalah bentuk kesenian wayang yang dibuat dari kayu.
Ceritanya bertemakan cerita Panji atau cerita Majapahit, dilaksanakan
oleh seorang Dalang yang diiringi gamelan jawa yang berupa:
Kendang, Saron, Wilahan, Ketuk, Kenong, Kempul, Gong dan
Suwukan. Ciri khas Wayang Klitik adalah dalang kalau memerankan
adegan perang dengan parikan, sulukannya dengan tembang mocopat,
adapun dialog percakapan seperti wayang purwa. Timbulnya kesenian
ini sejak kerajaan Singosari, dan sampai sekarang masih terpelihara
dengan baik di Kecamatan Gantiwarno.
9) Sruntul
Pada waktu itu para seniman banyak yang ngamen, karena untuk
mementaskan kesenian Srandul terlalu jemu sedang untuk
mementaskan kesenian Ketoprak terlalu banyak peralatannya,
sehingga timbullah perpaduan antara Srandul dan Ketoprak. Disebut
dengan Sruntul karena datangnya tanpa diundang dan bersikap sruntul
sruntul. Pada saat itu berkembang dengan pesat karena kesenian ini
dianggap lebih modern. Ciri khususnya Pemain bisa merangkap
commit to user
cerita terdiri 3 babak dan setiap babak bisa terjadi beberapa adegan,
bentuk pakaian sangat sederhana dan pengiring gamelannya berupa :
Demung, Saron, Gong, Kempul, Kenong, Angklung, Terbang, Jedor.
10)Wayang Babad
Wayang babad adalah suatu bentuk kesenian rakyat berupa wayang
kulit yang ceritanya diambil dari cerita Babad atau Ketoprak. Wayang
Babad ini bisa dipentaskan siang hari maupun malam hari dengan
diiringi gamelan lengkap Slendro dan Pelog. Kesenian ini dimainkan
oleh seorang Dalang, adapun carita wayang babad ini bertemakan
cerita cerita yang mirip dengan Ketoprak. Keistimewaannya adalah
bentuk dari wayang tidak seperti wayang purwa, melainkan seperti
bentuk ketoprak. Lama pementasan menurut kebutuhannya, adapun
timbulnya wayang babad ini setelah kemerdekaan dalam rangka
penerangan kepada masyarakat, sampai sekarang kesenian ini masih
terpelihara dengan baik di Desa Ceporan Kecamatan Gantiwarno.
11)Tari Topeng
Tari topeng adalah kesenian tradisional yang para pemainnya
mengenakan topeng sesuai dengan peran. Timbulnya kesenian ini dari
Kediri Jawa Timur, tari topeng dilaksanakan dengan dialog dan
diiringi gamelan Jawa Slendro lengkap, adapun tema ceritanya adalah
Cerita Panji. Di Kabupaten Klaten untuk pertama kali dilaksanakan
oleh para Dalang wayang kulit dan perkumpulan Tari Topeng yang
terkenal bernama Magodo di Desa Jogosetran Kecamatan Kota
commit to user
orang bisa melakukannya kecuali para Dalang, kesenian Topeng ini
dalam dialog dengan melepaskan topeng topeng dari gigitan, akan
tetapi tetap dipegang untuk menutup mukanya, tarian ini khusus
dipentaskan pada waktu siang hari dan tidak dilaksanakan pada
malam hari namun demikian pada saat sekarang tari topeng tersebut
sudah dapat dilaksanakan oleh para remaja.
B. Gambaran Umum Museum Tani Indonesia
1. Sejarah museum Tani Indonesia
Museum Tani Indonesia yang berada di Kabupaten Klaten diresmikan
pada hari Kamis 16 September 2010 (wawancara dengan Ibu Sri Mulyani pada
tanggal 27 April 2012). Fakultas Geografi UGM bekerjasama dengan
Pemerintah Kabupaten Klaten dan KKN PPM UGM meresmikan berdirinya
Museum Tani Indonesia Peresmian ditandai dengan pemukulan Gong dan
penandatanganan prasasti oleh Bupati Klaten Sunarno, S.E didampingi Ketua
Pengelola Museum Prof. Dr. Suratman, M.Sc.
Museum Tani Indonesia terletak di Dukuh Selorejo, sebuah dukuh
kecil di pinggir sawah di sudut Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa
Tengah. Pendirian museum ini diprakarsai oleh seorang petinggi Fakultas
Geografi, Universitas Gadjah Mada yang juga penduduk asli Dukuh Selorejo
yaitu Prof. Dr. Suratman, M.Sc. Sementara ini museum juga bertempat di
rumah keluarga Prof. Dr. Suratman, M.sc yang cukup luas. Pendirian museum
tani tersebut telah digagas sejak 2002 lalu bersama orangtuanya, almarhum
Tono Sumarto, dan beberapa tetangga di dukuh tempat tinggalnya. Berangkat
commit to user
sehingga bisa jadi kalau satu generasi ke depan tidak lagi tahu seperti apa
bentuk cangkul, bajak, garu dan bagaimana cara bertani. Awal berdirinya
museum, koleksi yang dimiliki berupa foto, alat, dan contoh tanah pertanian
dari dalam dan luar negeri, memang belum seberapa banyak namun pengelola
optimis, bahwa dengan berjalannya waktu koleksi tersebut akan terus
bertambah, dan pada saatnya akan menjadi museum yang bertaraf
internasional. Didirikannya museum tani di dukuh Selorejo ini bertujuan untuk
melestarikan lingkungan pertanian perdesaan, sebagai obyek pendidikan dan
wisata desa serta pusat informasi pertanian dan budaya tani.
2. Koleksi yang terdapat di Museum Tani Indonesia
Hasil observasi yang dilakukan di Museum Tani Indonesia, diperoleh data
mengenai koleksi-koleksi yang dimiliki Museum Tani Indonesia,
Koleksi-koleksi yang dimiliki Museum Tani Indonesia adalah sebagai berikut :
1) Hasil budaya tani Papua
2) Rumah adat masyarakat Danau Toba
3) Adat pencetak makanan suku Papua
4) Penyimpanan uang tradisional danau Toba
5) Topi petani Flores Kupang
6) Contoh tanah dan air dari berbagai daerah di Indonesia :
a) Contoh tanah dari Ambon Maluku
b) Contoh tanah dari Nusa Tenggara Timur
c) Contoh tanah dari Nangro Aceh Darusalam
d) Contoh tanah dari Merbau Sumatera Selatan
commit to user
f) Contoh tanah dari Poso Sulawesi Selatan
g) Contoh tanah dari Pasir Utara Penajam Kalimantan Timur
h) Contoh air dari desa Buk Kalimantan Timur
i) Contoh air dari Kayili Pulau Buru
j) Contoh air dari Pantai Serang Banten
7) Hewan – hewan ekosistem pedesaan :
8) Peralatan uji kesuburan Tanah
9) Kerajinan tangan yang terbuat dari bambu
10)Berbagai caping yang berasal dari :
a) Kupang Nusa Tenggara Timur
b) Poso
c) Cilacap
commit to user
12)Berbagai gambar tentang pertanian :
a) pertanian Australia
b) pertanian zaman Belanda
c) pertanian Afrika Tengah
d) hama Ulat
e) pengukuran profil tanah daerah Semiaeid
f) lapisan tanah litosol di Spanyol
g) profil lapisan – lapisan tanah, mineral, organik
13)Parang yang berasal dari Jawa
14)Parang yang berasal dari Ambon Maluku
15)Arit yang berasal dari :
a) kupang Nusa Tenggara Timur
b) Sulawesi
c) Ambon
d) Pacitan Jawa Timur
16)Bubu danau Poso
17)Ani – ani daerah Jawa
18)Berbagai kumpulan permaian tradisional anak di Jawa Tengah
19)Jenis kendi
20)Pecut Madura
21)Irus dari Sulawesi
22)Irus dari Danau Toba
23)Alat-alat tampung hasil petikan yang berasal dari Suku Haruku Maluku
commit to user
25)Alat-alat tampung hasil petikan yang berasal dari poso
26)Cupai suku Dayak
27)Bangku suku bare daerah Tojo Una –una Sulawesi Tenggara
commit to user
BAB III
PENGEMBANGAN MUSEUM TANI INDONESIA
SEBAGAI WISATA EDUKASI DI KABUPATEN
KLATEN
A.
Perkembangan Museum Tani Indonesia Sebagai Wisata
Edukasi di Kabupaten Klaten
Gagasan pendirian museum Tani Indonesia muncul dari ketua Museum
Tani Indonesia yaitu Prof. Dr. Suratman, M.Sc, gagasan tersebut sudah ada sejak
tahun 2002. Sejak tahun 2002, Prof. Dr. Suratman, M.Sc mulai mengumpulkan
koleksi-koleksi tentang pertanian yang berasal dari seluruh Indonesia. Tahun 2009
ditentukan gedung untuk penempatan koleksi-koleksi Museum Tani Indonesia
yaitu berada di rumah keluaga Prof. Dr. Suratman, M.Sc yang cukup luas. Tahun
2010 Museum Tani Indonesia diresmikan oleh Bupati Kabupaten Klaten yaitu
Sunarno, S.E. Tahun 2011 penambahan atraksi wisata berupa mengelilingi desa
Selorejo yang mempunyai pemandangan alam yang indah menggunakan bendi
kemudian penambahan atraksi wisata berupa kesenian tradisional Keroncong dan
Gejog Lesung dan pemutaran film bercocok tanam. Tahun 2012 belum ada
penambahan atraksi maupun fasilitas di Museum Tani Indoesia.
Sejak diresmikan pada September tahun 2010, Museum Tani Indonesia
sudah dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Berdasarkan data
yang diperoleh dari pihak pengelola Museum Tani Indonesia, berikut wisatawan
commit to user
1. Rombongan PLPBK kabupaten Karanganyar
2. Keluarga besar UPT Dikdes LS kecamatan Simo, Boyolali
3. Kelompok KKN UGM tahun 2011 Yogyakarta
4. Tv Borobudur Semarang
5. UPTD Pertanian kecamatan Simo Sukoharjo
Wisatawan manca yang sudah mengunjungi Museum Tani Indonesia
adalah wisatawan dari Cina dan Australia. Pengelola tidak mempunyai data
mengenai wisatawan yang berkunjung secara Individu dan bukan dalam bentuk
rombongan karena untuk mengunjungi Museum Tani Indonesia belum dikenakan
retribusi atau karcis masuk.
B. Analisis 4A Museum Tani Indonesia
Menurut Ariyanto dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Pariwisata ada
empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata.
Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Attraction (daya tarik)
Daerah tujuan wisata untuk menarik wisatawan pasti memiliki daya
tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan
budayanya.Wisatawan yang berkunjung ke Museum Tani Indonesia dapat
menikmati berbagai koleksi mengenai pertanian, mulai dari alat- alat
pertanian, jenis -jenis tanah dari berbagai daerah di Indonesia,
gambar-gambar mengenai pertanian, berbagai macam jenis seranga, selain itu
wisatawan yang berkunjung juga dapat menyaksikan pemutaran film
mengenai bercocok tanam, mulai dari awal pengolahan tanah, penanaman
juga terdapat di Museum Tani Indonesia, namun kesenian tersebut tidak setiap
hari ada. Kesenian tersebut baru dimainkan jika ada permintaan dari para
wisatawan.
Wisatawan juga dapat berkeliling desa Selorejo, Krakitan Bayat
menggunakan bendi atau delman sambil menikmati pemandangan alam
berupa persawahan dan bukit yang masih alami.
2. Accesable (transportasi)
accesable dimaksudkan agar wisatawan domestik dan mancanegara
dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata.
Untuk menuju Museum Tani Indonesia yang terletak di dusun
Selorejo, Krakitan, Bayat dapat ditempuh :
a) Dari Solo lalu melewati jalan by pass Klaten-pasar Srago kemudian
menuju museum Tani Indonesia. Transportasi yang bisa digunakan : Bus
pariwisata, kendaraan pribadi, taxi, jika menggunakan bus umum dapat
menaiki bus jurusan Solo-Jogja lalu turun dipasar Sargo Kemudian naik
ojek menuju Museum Tani Indonesia.
b) Dari Jogja lalu melewati jalan by pass Klaten – pasar Srago kemudian
menuju Museum Tani Indonesia. Transportasi yang bisa digunakan : Bus
pariwisata, kendaraan pribadi, taxi, jika menggunakan bus umum dapat
menaiki bus Jogja- Solo lalu turun di pasar Sargo Kemudian naik ojek
menuju Museum Tani Indonesia.
Papan petunjuk menuju Museum Tani Indonesia masih sangat kurang namun
kondisi jalan menuju obyek sudah bagus.
commit to user
amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agar
wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata.
Fasilitas yang ada di Museum Tani Indonesia :
1) Terdapat area parkir
2) Penerangan / listrik sudah ada
3) Toilet
4) Tempat Ibadah
5) Air bersih tersedia
6) Puskesmas yang letaknya 1km dari obyek wisata ini
7) Angkutan umum yang terdapat di sekitar obyek ini hanya Ojek.
4. Ancillary (kelembagaan)
lembaga pariwisata suatu daerah tujuan wisata membuat wisatawan
dapat merasakan keamanan (protection of tourism) dan terlindungi.
Museum Tani Indonesia dikelola secara swasta, pembangunannya
dibiayai dengan dana pribadi, berikut Struktur organisasi Museum Tani
Indonesia
Ketua : Prof. Dr. Suratman, Msc
Sekretaris : Suharto
Bendahara : Srimulyani
C. Strategi Pengembangan Museum Tani Indonesia untuk
Menjadi Wisata Edukasi di Kabupaten Klaten
Pembangunan Museum Tani Indonesia sebagai salah satu wujud program
tanggal 27 April 2012), yang menjadi latar belakang program Klaten Menuju
Kabupaten Agropolitan adalah Kondisi sosial ekonomi masyarakat pedesaan
kabupaten Klaten pada umumnya masih tertinggal dibandingkan masyarakat
perkotaan. Hal ini sebagai konsekuensi adanya perubahan ekonomi dan proses
Industrialisasi. Interaksi desa-kota selama ini dalam posisi saling memperlemah.
Wilayah pedesaan dengan kegiatan utama sektor pertanian mengalami
produktifitas yang menurun, sebagai akibat negatif dari adopsi teknologi modern
di bidang pertanian, yang menyebabkan terjadinya degradasi lahan dan penurunan
kualitas produk pangan (mengandung residu pestisida ditambah harga produk
pertanian turun waktu panen, sedang harga pupuk mahal) sehingga petani semakin
lemah kondisi ekonominya. Disisi lain wilayah perkotaan sebagai tujuan pasar dan
pusat pertumbuhan menerima beban lebih, sehingga menimbulkan
ketidaknyamanan akibat masalah sosial dan lingkungan (pencemaran dan
buruknya sanitasi). Berkembangnya kota sebagai pusat pertumbuhan ternyata
tidak mampu memberikan efek penetasan ke bawah (pedesaan), tetapi justru
menimbulkan efek pengawasan sumberdaya dari sekitarnya.
Program pengembangan kota sebagai pusat pertumbuhan tidak
menguntungkan tetapi merugikan pertumbuhan kawasan pedesaan, oleh
karenanya perlu diciptakan suatu konsep pengembangan desa-kota yang lebih
terintegrasi. Desa-kota sebagai sebuah fenomena yang bertautan dan masyarakat
di dalamnya secara bersama memecahkan masalah kemiskinan. Perkembangan
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan, yang dikenal dengan istilah
Kawasan Agropolitan. Perkembangan kawasan agropolitan merupakan salah satu
commit to user
pedesaan khususnya petani, lebih mudah dan dekat untuk mendapatkan pelayanan,
baik pelayanan yang berhubungan dengan produksi, maupun kebutuhan sosial
budaya dan kehidupan sehari-hari.
Visi :
terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan kelestarian fungsi lingkungan serta
sumber daya alam yang berkelanjutan berbasis pembangunan Agropolitan.
Misi :
1. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk mencapai
optimalisasi produktifitas lahan.
2. Mengembangkan kegiatan agroproduksi, agroindutri, agrobisnis,
agroteknologi, dan agrowisata secara terpadu.
3. Menguatkan kapasitas sumber daya manusia, kelambagaan, jejaring dan
infrastruktur sumber, untuk meningkatkan kualitas sosial ekonomi
masyarakat.
4. Mengembangkan potensi ekonomi makro & mikro berbasis agropolitan
Tujuan :
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, melalui percepatan
pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan usaha
agrobisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, secara bersama untuk
memecahkan kemiskinan dan pengangguran. Melalui pengembangan ekonomi
dan lingkungan yang berkelanjutan di kawasan agropolitan
Sasaran :
Mengembangkan kawasan pertanian yang berpotensi menjadi kawasan
1) Pemberdayaan masyarakat.
2) Penguatan kelembagaan ekonomi.
3) Pengembangan kelembagaan agroproduksi, agroindustri, agrobisnis,
agroteknologi dan agrowisata.
4) Peningkatan sarana dan prasarana.
5) Pengembangan iklim yang kondusif bagi investor.
6) Peningkatan kesejahteraan sosial.
Sesuai dengan program “Klaten Menuju Kabupaten Agropolitan”, maka
untuk menunjang keberadaan museum Tani Indonesia agar menjadi sebuah wisata
edukasi yang menarik untuk dikunjungi maka pengelola museum Tani Indonesia
berencana mengembangkan kawasan desa Selorejo tersebut menjadi sebuah
kawasan wisata edukasi yang diberi nama “Kampung Wisata Tani”, dalam
kampung wisata tani ada berbagai macam aktifitas wisata yang dapat dilakukan
wisatawan di dalam obyek tersebut, antara lain:
a) Koleksi tani daerah/adat dan luar negeri
b) Pertunjukan film dan theatre tani
c) Pameran/gallery tani
d) Praktek bertani
e) Praktek memasak
f) Outbond alam desa
g) Workshop kerajinan
h) Village tour (bendi, sepeda ontel)
i) Pemancingan
commit to user
p) Resto alam tani/nature dan tradisional food
q) Homesay ala desa
r) Photo action ala tani
s) Mini laboratorium tani
Wisatawan yang mengunjungi Museum Tani Indonesia sudah memenuhi 3
kategori, pengunjung yang mendatangi museum memiliki 3 kategori (wawancara
dengan Sri Mulyani, pada tanggal 28 April 2012) :
a) Pendidikan
Kunjungan ke museum dengan tujuan pendidikan atau edukasi yang
diharapkan dengan adanya kunjungan ke Museum Tani Indonesia dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi wisatawan namun juga tidak meninggalkan
unsur kesenangan atau rekreasi.
Museum Tani Indonesia menghadirkan koleksi-koleksi tentang
Indonesia yang menghasilkan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia
sehingga pengunjung yang datang mengetahui berbagai hal tentang pertanian,
pemutaran film pertanian juga menjadi suatu sumber ilmu pengetahuan
tentang pertanian.
b) Rekreasi
Museum Tani Indonesia merupakan obyek wisata edukasi yang juga
memberikan unsur rekreasi antara lain penampilan musik tradisional
keroncong serta musik lesung selain itu juga terdapat wisata Delman yang
membawa wisatawan mengelilingi desa Selorejo yang masih alami
menggunakan delman.
c) Penelitian
Museum Tani Indonesia dapat dijadikan sarana penelitian khususnya
dalam bidang pertanian. Susunan tanah desa Selorejo Krakitan Bayat yang
sangat cocok untuk area persawahan dapat menjadi sebuah obyek penelitian
tentang ilmu geografi.
Untuk memenuhi kebutuhan 3 kategori pengunjung tersebut, maka
pengelola museum Tani Indonesia mengupayakan penyajian pameran di
museum menggunakan 5 pendekatan:
a) Pendekatan Evokatif
Pendekatan evokatif ialah penyajian pameran yang memberikan
gambaran tentang fungsi benda dalam konteksnya dengan masa lalu.
Penyajian koleksi-koleksi di Museum Tani Indonesia sudah terdapat
penjelasan tentang nama-nama benda yang dipamerkan, agar pengunjung lebih
commit to user
koleksi di museum Tani kedepannya dibuat lebih rapi dan lebih terperinci
mengenai fungsi benda-benda yang dipamerkan agar wisatawan yang datang
dapat mengerti mengenai fungsi benda-benda yang dipamerkan di dalam
Museum.
b) Pendekatan Estetika
Pendekatan estetika ialah penyajian pameran yang memperlihatkan
unsur keindahan. Penataan display di dalam museum Tani Indonesia masih
kurang menarik dan kurang rapi, pihak pengelola akan menata ulang
benda-benda koleksi di museum dengan rapi dan berurutan dari benda-benda-benda-benda
pertanian yang berasal dari sabang hingga merauke, sehingga wisatawan yang
berkunjung akan lebih mudah dalam mengingat dan mempelajarinya
kemudian pihak pengelola juga akan membuat penataan cahaya dan
penambahan ornament pertanian yang akan menambah unsur keindahan di
dalam Museum Tani Indoesia.
c) Pendekatan Afektif
Pendekatan afektif ialah penyajian pameran yang dapat membangun
minat khusus pengunjung.
Museum Tani Indonesia memamerkan berbagai alat pertanian yang
berasal dari berbagai daerah di Indonesa hal tersebut mendorong rasa
keingintahuan wisatawan yang berkunjung untuk menggunakan alat-alat
pertanian tersebut secara langsung.
d) Pendekatan Intelektual
Pendekatan Intelektual dalah penyajian materi hasil kajian intelektual.
memamerkan jenis-jenis lapisan tanah yang ditampilkan dalam bentuk gambar
yang merupakan hasil penelitian Serta hasil pengukuran tingkat kesuburan
tanah yang telah dilakukan.
e) Pendekatan Simbolik
Pendekatan Simbolik adalah penyajian pameran untuk mencapai
tingkat emosi tertentu dari pengunjung.
Letak museum Tani Indonesia yang didepannya terdapat areal
persawahan membuat pengunjung merasa benar-benar merasakan nuansa
pertanian dan pedesaan
Perancangan ruangan museum Tani Indonesia akan dibuat dengan
nuansa hijiau yang melambangkan kealamian kemudian di dalam museum
juga akan ada sound tentang tembang jawa maupun lagu daerah dari provinsi
lain agar pengunjung yang datang seakan-akan merasakan suasana pedesaan
yang sebenarnya.
Pengelola museum Tani Indonesia memasarkan museum Tani
Indonesia melalui strategi marketing mix yang melibatkan beberapa
komponen :
a) Product
Meliputi pengemasan, pelayanan, branding, image dan reputasi. Museum
Tani Indonesia menawarkan wisata edukasi didalam museum dan wisata
rekreasi berupa berkeliling desa Selorejo menggunakan Bendi, menyaksikan
kesenian tradisional Keroncong dan Gejog Lengsung.
commit to user
Mengunjungi museum Tani Indonesia sejak diresmikan hingga sekarang
belum dikenai retribusi, hanya bagi wisatawan yang ingin menyaksikan
kesenian tradisional Keroncong, Gejog Lesung dan berkeliling menggunakan
bendi dikenakan retribusi yang besarnya tergantung dari banyaknya wisatawan
yang ingin menyaksikan, rata-rata besarnya retribusi untuk setiap wisatawan
adalah Rp. 15.000,- untuk setiap atraksi wisata yang dipilih( kesenian
tradisional Keroncong/gejog Lesung / berkeliling menggunakan Bendi).
c) Promotion
Pengelola museum Tani Indonesia sejak diresmikan menggunakan sarana
promosi melalui Koran dan internet namun museum Tani Indonesia belum
mempunyai web sendiri, yang lebih memudahkan para wisatwan untuk
mengetahui keberadaan museum Tani Indonesia. Untuk memasarkan museum
Tani Indonesia agar lebih dikenal oleh masyarakat luas maka pengelola
Museum Tani Indonesia berencana menambah sarana promosi agar Museum
Tani Indonesia lebih dikenal oleh wisatawan, sarana promosi tersebut melalui:
1. Pembuatan Website museum Tani Indonesia
2. Publikasi melalui leaflet, brochure
3. Mengundang wakil-wakil perusahaan biro perjalanan wisata untuk
mengunjungi museum Tani Indonesia.
4. Publikasi melalui media cetak.
d) Place
Meliputi jaringan distribusi dan lokasi yang strategis dan terjangkau.
Lokasi museum Tani Indonesa dan Kampung Wisata Tani Indonesia yang