• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konstruksi Makna dan Pola Komunikasi Antara Guru dengan Anak-anak Autis di Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konstruksi Makna dan Pola Komunikasi Antara Guru dengan Anak-anak Autis di Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Putri Adiarti, 210110110569, 2011. Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu komunikasi, Universitas Padjajaran. Penelitian ini berjudul “Konstruksi Makna dan Pola Komunikasi antara Guru dengan Anak-anak Autis di Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus” penelitian ini dibawah bimbingan Dr. Hj. Hanny Hafiar, M.Si, sebagai pembimbing utama dan Aang Koswara, S.Sos., M.Si, sebagai pembimbing pendamping.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna anak autis bagi guru, makna profesi guru anak berkebutuhan khusus serta untuk mengetahui pola komunikasi antara guru dengan anak-anak autis di Sekolah anak berkebutuhan Khusus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini memiliki ciri dengan menitikberatkan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Penelitian ini melibatkan informan ini yang merupakan guru anak berkebutuhan khusus. Data yang diperoleh kemudian diuji dan dianalisis dengan melakukan uji validitas dan triangulasi data.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Pemaknaan anak autis bagi guru anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki gangguan perkembangan pada emosi, komunikasi, perilaku, kerja motorik, dan aktifitas imajiansi. Sedangkan pemaknaan profesi guru anak berkebutuhan khusus yaitu, profesi yang memiliki tantangan dan pengalaman tersendiri yang tidak pernah didapat pada saat mengajar dan berhadapan dengan anak normal. Dan pola komunikasi yang dilakukan antara guru dengan anak autis berjalan dengan baik, guru dapat berkomunikasi sesuai dengan kemampuan anak. Walaupun pada awalnya terdapat kesulitan pada saat memahami karakter anak tetapi dengan berjalannya waktu guru dapat menyesuaikan diri dengan anak didik mereka.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah guru dalam memaknai anak autis dibagi menjadi dua makna, yaitu pemaknaan secara teoritis dan pemaknaan secara personal. Sedangkan guru memaknai profesinya sebagai guru berkebutuhan khusus menyatakan bahwa profesinya berbeda dengan guru umum, karena selain harus memiliki pengetahuan dan skill tetapi juga harus memiliki emosi yang kuat. Selanjutnya pola komunikasi yang dilakukan antara guru dengan anak autis berjalan dengan baik, guru dapat berkomunikasi dengan anak autis verbal maupun nonverbal. Dan setiap guru memiliki teknik maupun instruksi khusus pada saat berkomunikasi dengan anak autis. Saran penelitian ini adalah Peneliti menyarankan kepada pihak Sekolah ada baiknya, untuk menambah guru dengan berlatar belakang Pendidikan Luar Biasa, sehingga dapat membuat kualitas pendidikan anak berkebutuhan khusus lebih baik.

(2)

ii

ABSTRACT

Putri Adiarti, 210110110569, 2011. Departement of PublicRelation, Faculty of Communication, Universitas Padjajaran. This study titled “Construction of Value and Communication between Teachers and Autistic

Children in Schools of Children with Special Need”. This study is conducted

below the guidance of Dr. Hj. Hanny Hafiar, M.Si, as the main supervisor and Aang Koswara, S.Sos., M.Si, as the co-supervisor.

The aim of this study is to find out the meaning of autistic children to the teachers, the meaning of profession for teachers of special need children, also communication pattern between teachers and autistic children. The method of this study is qualitative method by using phenomenology approach. The method focused on observation, interview, documentation, and references. This study involved informant who are the teachers of children with special need. The data obtained are tested and analyzed to test the validity and authenticity of data through triangulation of data.

These hypothesis results indicate that the meaning of autistic children for teachers is a child who has a developmental disorder on emotions, communication, behavior, work motoric, and imagination. While the meaning of teaching profession is a profession that has its own challenges and experiences that were never obtained at the time of teaching and dealing with normal children. Also the communication pattern between teachers and autistic children

is going well, teachers can communicate in accordance with the children’s ability.

Although there were difficulties when understanding the character of the children but with the passage of time teachers can adapt to their students

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tidak terdapatnya perbedaan hardiness beserta dimensi-dimensinya pada ibu dengan anak autis dan ibu tanpa anak berkebutuhan khusus

Judul Skripsi : Implementasi Komunikasi Instruksional Guru dalam Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C1 Dharma Rena Ring Putra I Yogyakarta Penyusun :

SUDIYA TRILIDARSA, D0213090, STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Interpersonal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses komunikasi interpersonal konselor KOPPATARA saat menghadapi anak berkebutuhan khusus yang menjadi korban

Tidak hanya faktor eksternal yang menjadi penghambat pola komunikasi anak autis, faktor yang berasal dari dalam diri anak autis juga sangat berpengaruh dalam

Berdasarkan hasil analisis data, didapatkan bahwa pola komunikasi yang terjadi pada terapis dengan anak autis ADHD adalah pola komunikasi yang berorientasi pada konsep

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan gerak dasar fundamental manipulatif siswa berkebutuhan khusus autis di SLB Negeri 2 Kota

Strategi guru dalam meningkatkan fungsi eksekutif peserta didik berkebutuhan khusus autis di sekolah