• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh locus of control dan lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMA N 6 Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh locus of control dan lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMA N 6 Yogyakarta."

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

viii   

ABSTRAK

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA Studi kasus pada siswa SMA N 6 Yogyakarta

Monica Diah Eka Rahayu Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa; (2) pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa; (3) pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMA N 6 Yogyakarta, Terban, Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Populasi adalah siswa Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam SMA N 6 Yogyakarta yang berjumlah 168 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI yang berjumlah 86 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2011. Penarikan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier yang dikembangkan oleh Chow.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (rhitung = 0,532 > rtabel = 0,2158); (2)

(2)

ix   

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL AND THE LEARNING ENVIRONMENT TOWARDS THE CORRELATION BETWEEN THE

STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT

A Case Study on students of SMA N 6 Yogyakarta

Monica Diah Eka Rahayu Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This research aims to know: (1) the correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement; (2) the influence of locus of control to the correlation between the students’ learning motivation and students’ achievement; (3) the influence of the learning environment towards the correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement.

This research is a case study at SMA N 6 Yogyakarta 2010-2011 Academic Year. The research populations are 168 students of SMA N 6 Yogyakarta majored in Science. The samples are 86 students of XI grade. The research was done from May until June 2011. The technique of taking samples was Purposive Sampling method. The techniques of data analysis were Simple linear regression and linear regression developed by Chow.

The result of the data analysis shows that, (1) there is positive correlation between the students’ learning motivation and students’ achievement (rcount =

0,532 > rtable = 0,2158); (2) there is no influence of locus of control towards the

(3)

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus pada Siswa SMA N 6 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi pendidikan Akuntansi

Oleh:

Monica Diah Eka Rahayu

071334028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i   

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus pada Siswa SMA N 6 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi pendidikan Akuntansi

Oleh:

Monica Diah Eka Rahayu

071334028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)

PENG

MO

Dosen P

Drs. FX

GARUH

L

BELAJA

OTIVASI

Studi

Pembimbing

X Muhadi, M

LOCUS OF

AR TERH

BELAJA

i Kasus pad

Monic Tela g M.Pd ii SKRIPSI

F CONTR

HADAP H

AR DENGA

da Siswa SM

Oleh: ca Diah Eka

071334028

ah disetujui

ROL

DAN

HUBUNGA

AN PRES

MA N 6 Yogy

a Rahayu 8 i oleh: Tangga

LINGKU

AN ANTA

STASI BEL

yakarta

al: 27 Juli 2

UNGAN

RA

LAJAR

(6)

iii 

(7)

iv 

 

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Allah Bapa, Tuhan Yesus dan

Bunda Maria

Bapak, Ibu yang sungguh luar biasa

Adikku Natalia Dhita Prabasari

tersayang

Albert Bagasworo tercinta

Almamaterku Universitas Sanata

(8)

 

MOTTO

“Tak Perlu mengkhawatirkan masa lalu dan mencemaskan

masa depan, karena sesungguhnya Tuhan telah

mempersiapkan rencana terbaikNya...”

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka

kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan.

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap

orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang

(9)

vi 

 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Agustus 2011

Penulis

(10)

vii 

 

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Monica Diah Eka Rahayu

Nomor Mahasiswa : 071334028

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR

TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus pada siswa SMA N 6 Yogyakarta.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan kata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun member royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 26 Agustus 2011

Penulis

(11)

viii 

 

ABSTRAK

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi kasus pada siswa SMA N 6 Yogyakarta

Monica Diah Eka Rahayu Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa; (2) pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa; (3) pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMA N 6 Yogyakarta, Terban, Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Populasi adalah siswa Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam SMA N 6 Yogyakarta yang berjumlah 168 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI yang berjumlah 86 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2011. Penarikan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier yang dikembangkan oleh Chow.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (rhitung = 0,532 > rtabel = 0,2158); (2)

tidak ada pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (β3 = 0,005; ρ = 0,668 > α = 0,05); (3) ada pengaruh

(12)

ix 

 

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL AND THE LEARNING ENVIRONMENT TOWARDS THE CORRELATION BETWEEN THE

STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT

A Case Study on students of SMA N 6 Yogyakarta

Monica Diah Eka Rahayu Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This research aims to know: (1) the correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement; (2) the influence of locus of control to the correlation between the students’ learning motivation and students’ achievement; (3) the influence of the learning environment towards the correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement.

This research is a case study at SMA N 6 Yogyakarta 2010-2011 Academic Year. The research populations are 168 students of SMA N 6 Yogyakarta majored in Science. The samples are 86 students of XI grade. The research was done from May until June 2011. The technique of taking samples was Purposive Sampling method. The techniques of data analysis were Simple linear regression and linear regression developed by Chow.

The result of the data analysis shows that, (1) there is positive correlation between the students’ learning motivation and students’ achievement (rcount =

0,532 > rtable = 0,2158); (2) there is no influence of locus of control towards the

correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement (β3 = 0,005; ρ = 0,668 > α = 0,05); (3) there is positive influence of

the students’ learning environment towards the correlation between students’ learning motivation and the students’ achievement (β3 = 0,021; ρ = 0,005 < α =

(13)

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah

melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul: “PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN

LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVSI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA“. Studi kasus pada SMA N 6 Yogyakarta.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., Selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak L. Saptono S.Pd., M.Si., Selaku Kepala Program Studi

Pendidikan Akuntansi.

4. Bapak Drs. FX Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang

(14)

xi 

 

masukan, saran dan pengarahan demi terselesaikannya penyusunan

skripsi ini. Terima kasih atas semuanya.

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. dan bapak Agustinus

Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktu untuk menguji skripsi serta memberikan masukan

yang sangat bermanfaat bagi penulis.

6. Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi, terima kasih atas

bekal ilmu dan pengalaman berharga yang telah diberikan selama ini.

7. Seluruh karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi

atas bantuan dan pelayanan yang telah diberikan selama penulis

kuliah.

8. Bapak dan ibu guru SMA N 6 Yogyakarta serta seluruh siswa-siswi

SMA N 6 Yogyakarta yang telah membantu sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

9. Simbah kakung “Sosro Haryono” yang ditengah kekurangannya tak

pernah lelah memberikan doa kepada penulis.

10. Ayahku “Robertus Sumpeno” dan Ibuku “Yustina Kadaryatmi” serta

adikku tersayang “Natalia Dhita Prabasari”. Terima kasih atas doa

serta curahan perhatian, kasih sayang, semangat, serta bantuan baik

moral maupun material. Tanpa kalian penulis bukanlah apa-apa.

11. Sayangku “Albertus Bagasworo” yang selalu sabar, penuh perhatian

dan membuat hari-hari penulis menjadi ceria serta bermakna...terima

(15)

xii 

 

12. Pak Tik dan Bu Sri, serta Alfon. Terima kasih banyak atas nasehat

serta perhatian yang selalu diberikan kepada penulis.

13. Seluruh teman di kost Pringgodani 13, terlebih sahabat-sahabatku

Yoyo, Mbak Ririn, Tina, Okty, Rita, Ita. Betapa bahagianya punya

sahabat seperti kalian, selalu menemani saat senang maupun susah.

Love you all...

14. Sahabat seangkatan Sisca, Mega, Umi, Siwi, Frisca, Mimi. Tetep

kompak dan terima kasih atas bantuan, motivasi dan pengalaman

bersama kalian selama ini.

15. Seluruh teman PAK A&B angkatan 2007, terima kasih untuk

kebersamaan yang kita lalui selama berproses di Pendidikan

Akuntansi.

16. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,

yang tidak dapat disebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran dan massukan

dari para pembaca demi menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Yogyakarta, 26 Agustus 2011

(16)

xiii 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 7

A. Tinjauan Teoritik ... 7

1. Prestasi Belajar ... 7

a. Definisi dan Prinsip-Prinsip Belajar ... 7

b. Definisi Prestasi ... 10

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 11

2. Motivasi ... 18

a. Definisi ... 18

b. Teori Tentang Motivasi ... 19

c. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah ... 21

3. Locus of Control ... 22

a. Definisi ... 22

b. Jenis-jenis locus of control ... 24

4. Lingkungan Belajar ... 26

a. Definisi ... 26

b. Macam-Macam Lingkungan Belajar ... 26

B. Kerangka Berpikir ... 31

C. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

(17)

xiv 

 

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 37

E. Teknik Pengumpulan data ... 42

F. Pengujian Instrumen Penelitian... 43

G. Teknik Analisis Data ... 48

1. Analisis Profil Responden ... 48

2. Deskripsi data penelitian ... 48

3. Uji Prasyarat Analisis ... 48

4. Pengujian hipotesis ... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 52

A. Sejarah berdirinya SMA N 6 yogyakarta ... 52

B. Visi Misi SMA N 6 Yogyakarta... 57

C. Kurikulum SMA N 6 Yogyakarta ... 60

D. Organisasi Sekolah ... 63

E. Sumber Daya Manusia ... 64

F. Siswa SMA N 6 Yogyakarta ... 65

G. Kondisi Fisik dan Lingkungaan Sekolah ... 66

H. Sarana Prasarana Sekolah ... 67

I. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 70

J. Pedoman Penilaian Sikap Akhlak Siswa ... 71

K. Prestasi Bidang penelitian Tingkat Nasional ... 75

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 81

A. Deskripsi Data ... 81

1. Deskripsi Responden Penelitian ... 81

2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 82

B. Analisis Data ... 86

1. Pengujian Prasyarat analisis ... 86

a. Uji Normalitas ... 86

b. Uji Linearitas ... 87

2. Pengujian Hipotesis... 87

a. Pengujian Hipotesis I ... 87

b. Pengujian Hipotesis II ... 90

c. Pengujian Hipotesis III ... 92

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

1. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa ... 94

2. Pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa ... 96

3. Pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa ... 99

BAB VI PENUTUP ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Keterbatasan Penelitian ... 104

(18)

xv 

 

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(19)

xvi 

 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel Motivasi Belajar ... 38

Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel Locus of Control ... 39

Tabel 3.3 Tabel Operasional Variabel Lingkungan Belajar ... 39

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 44

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar ... 45

Table 3.6 Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Locus of Control ... 46

Tabel 3.7 Interpretasi Hasil Uji Reliabilitas ... 47

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 48

Tabel 4.1 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri 6 Yogyakarta Kelas X Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 61

Tabel 4.2 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri 6 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 62

Tabel 4.3 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri 6 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPS Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 63

Tabel 4.4 Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri 6 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 63

Tabel 4.5 Status dan Pendidikan Guru SMA NEGERI 6 Yogyakarta ... 64

Tabel 4.6 Tabel Status dan Pendidikan Karyawan SMA NEGERI 6 Yogyakarta ... 65

Tabel 4.7 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jumlah Kelas... 65

Tabel 4.8 Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas Paralelnya ... 66

Tabel 4.9 Skor Pelanggaran ... 71

Tabel 5.1 Jenis Kelamin Responden ... 81

Tabel 5.2 Deskripsi Prestasi Belajar ... 82

Tabel 5.3 Deskripsi Motivasi Belajar ... 83

Tabel 5.4 Deskripsi Lingkungan Belajar ... 84

Tabel 5.5 Deskripsi Locus of Control ... 85

Tabel 5.6 Rangkuman Uji Normalitas Data ... 86

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Linearitas ... 87

Tabel 5.8 correlations (Uji Hipotesis I) ... 88

Tabel 5.9 Coefficients (Perhitugan t hitung Hipotesis I) ... 90

Tabel 5.10 Hasil Pengujian Hipotesis ... 91

(20)

xvii 

 

DAFTAR GAMBAR

(21)

xviii 

 

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Kuesioner Penelitian ... 110

LAMPIRAN II Output Uji Validitas ... 119

LAMPIRAN III Data Induk Penelitian ... 126

LAMPIRAN IV Output Uji Normalitas dan Linearitas ... 137

LAMPIRAN V Data Statistik dan Uji Hipotesis ... 139

LAMPIRAN VI PAP II ... 145

LAMPIRAN VII Surat Penelitian ... 150

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang menginginkan hidup yang baik, harapan besar akan masa

depan yang cerah. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti program

pendidikan. Semua orang yang mengenyam dunia pendidikan menaruh

harapan yang sangat besar akan masa depannya. Belajar memang dapat

dilakukan kapanpun dan dimanapun. Akan tetapi kebanyakan orang akan lebih

memilih pendidikan formal yang diselenggarakan baik oleh pemerintah

maupun oleh lembaga-lembaga atau swasta, yang memiliki aturan serta

tata-cara yang jelas.

Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang

amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena

pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

kualitas sumber daya manusia. Sistem pendidikan di Indonesia saat ini bisa

dikatakan masih jauh dari kualitas atau mutu yang baik. Masyarakat Indonesia

dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah berat, terutama

berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Sehubungan

dengan mentalitas masyarakat Indonesia yang buruk, seharusnya pendidikan

dapat berperan untuk mendayagunakan sikap serta gaya hidup masyarakat,

terlebih guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya (Mulyasa,

(23)

Pada era globalisasi, Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan.

Berbagai upaya terus dilakukan untuk memperbaiki sistem pendidikan di

Indonesia, mulai dari perbaikan kurikulum secara terus menerus hingga

menganggarkan dana pendidikan sebesar 20% dari APBN yang direalisasikan

dengan adanya dana BOS. Hasilnya, pendidikan di Indonesia kini mulai

berbenah menuju arah yang lebih baik. Berbagai fasilitas yang kurang baik

mulai diperbaiki dan menambah fasilitas baru yang menunjang bagi sekolah.

Proses pendidikan di sekolah kini juga lebih mengembangkan siswa untuk

dapat memiliki kompetensi tertentu, bukan hanya sekedar mampu

menyelesaikan suatu materi.

Prestasi belajar menjadi masalah terpenting dan menjadi perhatian

utama, karena hampir semua pelaku dunia pendidikan menganggap bahwa

tolok ukur berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam belajar dengan melihat

hasil prestasi belajarnya, begitu juga bagi siswa-siswi SMA N 6 Yogyakarta.

Sebagai salah satu sekolah favorit yang dipandang memiliki prestasi cukup

baik di DIY, banyak orang tua yang mempercayakan anak-anak mereka untuk

belajar di SMA N 6 Yogyakarta dengan harapan anak-anak mereka

memperoleh pendidikan yang baik. Bagi orang tua dan juga siswa, prestasi

belajar di sekolah massih menjadi tolok ukur penting bagi keberhasilan dalam

belajar. Bagi siswa, tahu sebab-sebab dari hasil prestasi belajar akan

menungkinkan timbulnya keinginan untuk terus memperbaiki prestasi belajar.

Adapun guna mempertahankan prestasi siswa agar tetap baik, faktor-faktor

(24)

lingkungan belajarnya. Seorang siswa akan termotivasi untuk belajar karena

memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu prestasi belajar yang memuaskan.

Motivasi tiap orang untuk mengikuti pendidikan formal di sekolah

sangat berbeda-beda. Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman, 2008:73). Motivasi tumbuh

dalam diri seseorang yang membuat orang itu ingin melakukan sesuatu atau

mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam

kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai suatu keseluruhan

daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar.

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual.

Oleh karena itu, seorang siswa yang memiliki intelegensi tinggi bisa saja gagal

dalam belajar karena kekurangan motivasi dalam dirinya (Sardiman, 2008:75).

Motivasi belajar dalam diri sebagian besar siswa-siswi SMA N 6 Yogyakarta

dapat dikatakan cukup baik. Kelengkapan fasilitas belajar serta kemauan

untuk belajar cukup tinggi, hal ini dapat terlihat dari keaktifan siswa dalam

berpartisipassi baik dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun dalam

kegiatan di luar kelas.

Adanya motivasi belajar dalam diri siswa, tentu dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan tempatnya belajar. Pada dasarnya lingkungan tempat belajar

meliputi tiga hal, yaitu lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan

lingkungan masyarakat. Jika kondisi lingkungan belajar kurang diperhatikan,

(25)

yang sering ribut, tidak diberlakukannya jam masyarakat dilingkungan tempat

tinggal, bangunan sekolah yang sudah tidak layak, dan sebagainya. Karena itu

lingkungan belajar perlu diperhatikan jika ingin prestasi siswa memuaskan.

Lingkungan sekolah SMA N 6 Yogyakarta yang terletak di tepi jalan raya

yang ramai perlu diperhatikan dan dikondisikan agar tidak mempengaruhi

siswa dalam belajar. Hal ini dikarenakan kegiatan belajar siswa yang utama

adalah dilakukan di sekolah. Karena apabila suasana menyenangkan maka

motivasi belajar pasti akan bertambah.

Disamping itu bagaimana seorang siswa dalam menyikapi segala

persoalan yang terjadi dalam hidupnya, atau yang biasa disebut dengan istilah

locus of control juga perlu diperhatikan pengaruhnya terhadap prestasi belajar.

Setiap orang akan memiliki cara pandang tersendiri dalam melihat segala hal

yang menyebabkan sesuatu terjadi dalam dirinya. Misalkan seseorang

mengalami kegagalan dalam ujian, dia menganggap bahwa dirinya tidak pintar

(faktor internal), akan tetapi ada juga yang berfikir bahwa kegagalan

disebabkan karena kondisi tempat test sedang bising (faktor eksternal). Locus

of control yang berbeda akan menimbulkan cara bersikap yang berbeda serta

tindakan yang akan diambil berbeda pula.

Berkaitan dengan hal diatas, maka siswa sekolah sangat memerlukan

dorongan atau motivasi dan lingkungan belajar yang baik supaya prestasi

belajar mereka maksimal. Akan tetapi prestasi belajar yang menurun masih

(26)

perbaikan dengan bantuan pihak-pihak yang terkait, diantaranya guru dan

orang tua.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil topik “Pengaruh

Locus of control dan Lingkungan Belajar Terhadap Hubungan antara Motivasi

Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.”

B. Rumusan masalah

Dalam penyusunan proposal penelitian ini masalah yang coba ingin

diungkap oleh penulis adalah:

1. Apakah ada hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

Siswa SMA N 6 Yogyakarta?

2. Apakah ada pengaruh Locus of Control terhadap hubungan antara

Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta?

3. Apakah ada pengaruh Lingkungan Belajar terhadap hubungan antara

Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

Siswa SMA N 6 Yogyakarta.

2. Mengetahui pengaruh Locus of Control terhadap hubungan antara

(27)

3. Mengetahui pengaruh Lingkungan Belajar terhadap hubungan antara

Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa

pihak, diantaranya:

1. Bagi Siswa

Sebagai bahan referensi tentang cara peningkatan prestasi belajar siswa.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebaga bahan evaluasi untuk

mengetahui sejauh mana perkembangan prestasi peserta didik serta

faktor-faktor yang perlu diperhatikan guna perkembangan prestasi

akademik peserta didik.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana

prestasi belajar siswa, sebagai bahan pertimbangan pengambilan

(28)

7  BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoritik 1. Prestasi Belajar

a. Definisi dan Prinsip-Prinsip Belajar

Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Selanjutnya Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu

bersifat secara relatif konstant.”

Kemudian Hamalik (1983:28) mendefinisikan belajar adalah

“suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang

dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat

pengalaman dan latihan.”

Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh

para ahli. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa

prinsip yang relatif berlaku umum. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan

(29)

tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual (Dimyati,

1999:42).

1) Perhatian dan Motivasi

Perhatian para peserta didik terhadap bahan yang diajarkan

diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar dan supaya

siswa dapat memahami bahan yang diajarkan. Perhatian terhadap

suatu bahan pelajaran yang dirasa menarik tentu akan

mempengaruhi motivasi belajar peserta didik itu sendiri (Dimyati,

1999:42).

2) Keaktifan

Seseorang memiliki dorongan untuk berbuat sesuatu,

mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Dorongan inilah

yang diperlukan dalam proses belajar, karena dalam proses belajar

dibutuhkan kemampuan atau dorongan untuk mampu

mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan

fakta, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan.

Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya, mulai dari kegiatan

fisik yang mudah diamati hingga kegiatan psikis yang susah

diamati. Kegiatan fisik dapat meliputi membaca dan menulis.

Sedangkan kegiatan psikis misalnya adalah memecahkan masalah,

menyimpulkan hasil percobaan, dan sebagainya (Dimyati,

(30)

3) Keterlibatan Langsung

Belajar haruslah dilakukan sendiri, belajar adalah mengalami.

Belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman

langsung. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar

dikemukakan oleh John Dewey (dalam Dimyati, 1999:46) dengan

learning by doing. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan

langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif dengan

cara problem solving.

4) Pengulangan

Seperti pisau yang harus terus diasah supaya tetap tajam,

proses belajar yang terus diulang ulang akan membuat kegiatan

belajar akan menjadi sempurna. Thorndike (dalam Dimyati,

1999:46) mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan

hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap

pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya

respons benar. Pada intinya dalam belajar tetap diperlukan latihan

atau pengulangan.

5) Tantangan

Dalam situasi belajar, siswa menghadapi suatu tujuan yang

ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan dalam bahan belajar.

Tantangan yang dihadapi akan membuat siswa terdorong dan

(31)

6) Balikan atau Penguatan

Siswa akan lebih bersemangat apabila mengetahui dan

mendapatkan hasil yang baik. Hasil, apalagi hasil yang baik akan

merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi

usaha belajar selanjutnya. Menurut B. F. Skinner (dalam Dimyati,

1999:48) penguatan yang diperlukan tidak hanya yang bersifat

positif, akan tetapi penguatan negatif juga dapat memperkuat

belajar.

7) Perbedaan Individual

Siswa merupakan individu yang unik, yang berbeda satu

dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik

psikis, kepribadian maupun sifat-sifatnya. Akan tetapi perbedaan

ini bukanlah suatu hambatan, melainkan suatu dorongan untuk

dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Perbedaan ini perlu

diperhatikan dengan menggunakan strategi dan metode belajar

yang sesuai.

b. Definisi Prestasi

Prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas

belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak

dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar

merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses

(32)

Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah

suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa

dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang

dicapainya.”

Menurut S. Nasution, prestasi belajar adalah “Kesempurnaan

yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi

belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek, yakni

kognitif, afektif, dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi

kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target

dalam ketiga kriteria tersebut.”

(ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar)

Dengan demikian maka prestasi belajar dapat didefinisikan

sebagai hasil yang diperoleh seseorang yang telah melakukan proses

belajar. Prestasi belajar yang diperoleh setiap siswa berbeda-beda,

tergantung dari bagaimana hasil evaluasi belajar selama proses belajar

itu berlangsung.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu faktor intern

yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber

dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau

(33)

dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Menurut Mudzakir dan Sutrisno (1997: 155-168) faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan kedalam dua

faktor yaitu, faktor intern (faktor dalam diri manusia) dan faktor

ekstern (faktor dari luar manusia).

(1) Faktor Internal

Faktor internal meliputi:

(a) Intelegensi

Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda.

Seseorang yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas,

dan yang memiliki IQ 140 keatas tergolong jenius. Golongan ini

mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di

Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90

tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami

kesulitan belajar.

(b)Bakat

Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa

sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang

berbeda-beda. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang

sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari

sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat bosan,

(34)

pada anak suka mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau

pelajaran sehingga nialinya rendah.

(c) Minat

Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran

akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya

mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan

kebutuhanya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan

menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat

terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti

pelajaran, lengkap idaknya catatan dan aktif tidaknya dalam

proses pembelajaran.

(d)Motivasi

Motivasi sabagai faktor dalam (batin) berfungsi

menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar.

Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai

tujuan, sehimgga semakin besar motivasinya akan semakin

besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya

akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat

membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya.

Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak

acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran,

suka menggangu kelas dan sering meninggalkan pelajaran.

(35)

(e) Faktor kesehatan mental

Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi

juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional.

Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbal balik.

Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan

hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses

akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh

akan merupakan faktor adanya kesehatan mental. individu di

dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan

dorongan-dorongan, seperti : memperoleh penghargaan, dapat

kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan, dan lain-lain. Apabila

kebutuhan itu tidak terpenuhi akan membawa masalah-masalah

emosional dan akan menimbulkan kesulitan belajar.

(2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa,

faktor ini meliputi :

a)Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama.

Yang termasuk faktor ini antara lain :

(1) Perhatian Orang tua

Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa

(36)

belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan

menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi

belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam

hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.

(2) Keadaan ekonomi orang tua

Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi

prestasi belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang

percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan

tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi

prestasi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa

yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi

belajar yang tinggi.

(3) Hubungan antara anggota keluarga

Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang

harmonis antar personil yang ada. Dengan adanya

hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan

mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal ini

dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga

prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula.

b) Lingkungan Sekolah

(37)

(1) Guru

Guru merupakan salah satu faktor lingkungan sekolah

yang berperan penting dalam mencapai prestasi belajar

siswa. Guru sebagai subjek dalam pendidikan yang

bertugas untuk mentransfer ilmu kepada siswa, maka

seorang guru harus dapat menguasai bahan pelajaran yang

akan ditransfer dan dapat menyampaikan dengan baik serta

dapat menguasai dan mengontrol kondisi kelas siswa.

(2) Faktor alat

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat

penyajian kurang efektif. Terutama pelajaran yang bersifat

praktikum, kurangnya alat laboratotium akan banyak

menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar dan guru

cenderung menggunakan metode ceramah yang

menimbulkan kepasifan bagi siswa sehingga tidak menutup

kemungkinan akan menghambat prestasi belajar siswa.

(3) Kondisi gedung

Kondisi gedung terutama ditunjukkan pada ruang

kelas atau ruang tempat proses belajar mengajar. Ruang

harus memenuhi syarat kesehatan seperti;

(a) Ruang harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar

dan sinar dapat masuk ruangan

(38)

(c) Lantai tidak becek, licin atau kotor

(d) Keadaan gedung yang jauh dari keramaian seperti

pasar, bengkel, pabrik, dan lain-lain, sehingga siswa

mudah konsentrasi dalam belajar

c) Faktor Mass Media dan Lingkungan Sosial (Masyarakat)

(1) Faktor mas media

Meliputi : bioskop, tv, surat kabar, majalah,

buku-buku komik yang ada disekeliling kita. Hal-hal itu yang

akan menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu

yang dipergunakan, hingga lupa tugasbelajar.

(2) Lingkungan sosial

(a) Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi

anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan

memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang

dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut.

(b) Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak

untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa,

dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan

tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur,

akan sangat berpengaruh bagi anak.

(c) Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh

(39)

memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan

diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas

belajarnya.

2. Motivasi a. Definisi

Sudah umum orang menyebut kata “motif” untuk menunjuk

mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata motif dapat diartikan

sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan

di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu

kondisi intern (Sardiman, 2008:73).

Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah

menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila

kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak

(Sardiman, 2008:73).

Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam

diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman,

(40)

b. Teori Tentang Motivasi

Teori tentang motivasi lahir dan awal perkembangannya ada di

kalangan para psikolog. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang

motivasi yang selalu berhubungan dengan kebutuhan kebutuhan pokok

(Abraham H. Maslow, 1984:39), diantaranya adalah teori tentang

kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan

rasa memiliki dan rasa cinta, kebutuhan akan harga diri, serta

kebutuhan akan perwujudan diri.

1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis.

Kebutuhan yang biasanya dijadikan titik tolak teori motivasi

adalah apa yang disebut dengan teori fisiologis. Kebutuhan

fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat dalam diri

manusia. Kebutuhan fisiologis dalam diri manusia diantaranya

adalah rasa lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat, dan sebagainya

(Sardiman, 2008:80). Dalam diri manusia yang merasa kekurangan

segala-galanya dalam dirinya, besar sekali kemungkinan bahwa

motivasi yang paling besar adalah kebutuhan fisiologis.

2) Kebutuhan akan keselamatan.

Apabila kebutuhan fisiologis relatif terpenuhi maka akan

muncul seperangkat kebutuhan baru yang dapat dikategorikan

dalam kebutuhan-kebutuhan akan keselamatan (keamanan,

(41)

takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban,

hukum, batas-batas kekuatan pada diri pelindung, dan sebagainya).

3) Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta.

Apabila kebutuhan-kebutuhan akan fisiologis dan

keselamatan cukup terpenuhi, maka akan muncul

kebutuhan-kebutuhan akan cinta, rasa kasih, dan rasa memiliki, dan seluruh

daur yang telah digambarkan diulang kembali dengan

menempatkan hal-hal ini sebagai titik pusat yang baru.

Dalam masyarakat kita rintangan terhadap pemenuhan

kebutuhan ini merupakan inti yang paling sering ditemukan dalam

berbakai kasus yang menunjukkan kegagalan untuk menyesuaikan

diri.

4) Kebutuhan akan Harga diri

Semua orang dalam masyarakat kita mempunyai kebutuhan

atau menginginkan penilaian terhadap dirinya yang mantap,

mempunyai dasar yang kuat, dan biasanya bermutu tinggi, akan

rasa hormat, atau harga diri, dan penghargaan akan orang-orang

lainnya.

Pemenuhan kebutuhan akan harga diri membawa perasaan

percaya pada diri sendiri, kegunaan, kekuatan, kapabilitas, dan

kelaikan akan kegunaan dan rasa diperlukan oleh dunia. Tetapi

rintangan menuju pemenuhan kebutuhan ini menimbulkan

(42)

gilirannya perasaan-perasaan ini melahirkan keputusan yang

mendasar atau jika tidak demikian berbagai kecenderungan

kompensatif.

5) Kebutuhan akan perwujudan diri

Sekalipun semua kebutuhan telah terpenuhi, kita masih sering

merasa bahwa segera akan berkembang suatu perasaan tidak puas

dan kegelisahan yang baru, kecuali apabila orang itu melakukan

apa yang secara individual sesuai baginya.

c. Bentuk-Bentuk-Bentuk Motivasi

Ada beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah (Sardiman, 1986:91), diantaranya adalah

member angka, Ego-involvement, memberi ulangan, pujian, dan

sebagainya.

1) Memberi angka.

Dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan

belajarnya.Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk

mencapai angka atau nilai yang baik. Angka yang baik itu bagi

siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Namun demikian

semua itu harus diingat bahwa pencapaian angka belum

(43)

2) Ego-involvement.

Menumbuhkan kesadaran kepada para siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga

bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang

penting.

3) Memberi ulangan.

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan nada

ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan juga merupakan sarana

motivasi.

4) Mengetahui hasil.

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi

kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

5) Pujian.

Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan

tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk

reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang

baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi,

pemberian harus tepat.

3. Locus of Control

a. Definisi

Elemen utama dari teori Rotter adalah konsep kontrol eksternal

(44)

control). Ada ekspektasi umum di mana tindakan individu sendiri

akan menyebabkan munculnya hasil akhir yang diinginkan atau

terdapat keyakinan bahwa hal di luar diri, seperti kesempatan atau

kekuatan lain, menentukan apakah hasil-hasil yang diinginkan akan

terjadi. Rotter percaya bahwa individu memiliki disporsisi yang stabil,

selain peran penting dari situasi, dalam menentukan perilakunya.

(Howard&Miriam, 2008:275)

Konsep Locus of control adalah bagian dari teori belajar sosial

(Social Learning Theory) yang menyangkut kepribadian dan mewakili

harapan umum mengenai masalah faktor-faktor yang menentukan

keberhasilan pujian dan hukuman terhadap kehidupan seseorang

(Pervin, 1984 dalam Bart Smet, 1994:181). Menurut Lefcourt “Locus

of control” mengacu pada:

“derajat dimana individu memandang peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sebagai konsekwensi perbuatannya, dengan demikian dapat dikontrol (kontrol internal), atau sebagai sesuatu yang tidak berhubungan dengan perilakunya sehingga di luar kontrol pribadinya (kontrol eksternal).”

Locus of control (LoC) adalah sikap seseorang dalam

mengartikan sebab dari suatu peristiwa yang terjadi pada dirinya. Atau

dapat juga diartikan bagaimana seseorang mengartikan sebab musabab

dari suatu peristiwa.

(http://www.masbow.com/2008/10/locus-of-control.html)

Konsep locus of control dikemukakan pertama kali oleh Rotter

(45)

seseorang mengenai sumber penentu pribadinya. Locus of control

sebagai persepsi seseorang terhadap sumber-sumber yang mengontrol

kejadian-kejadian dalam hidupnya.

b. Jenis-jenis locus of control

Dalam pandangan awalnya, Rotter melihat lokus kontrol sebagai

variabel perbedaan individual yang stabil yang memiliki dua dimensi

(internal dan eksternal) yang mempengaruhi berbagai perilaku dalam

sejumlah konteks yang berbeda.

1) Internal locus of control

Seseorang dengan locus of control internal adalah seseorang

yang berfikir bahwa diri merekalah yang bertanggungjawab atas

terjadinya sesuatu. Orang dengan locus of control internal lebih

berorientasi pada keberhasilan karena mereka menganggap

perilaku mereka dapat menghasilkan efek positif dan juga mereka

lebih cenderung tergolong ke dalam high-achiever

(Findley&Cooper, 1983 dalam Howard&Miriam, 2008:275).

Orang dengan locus of control internal cenderung memiliki

karakteristik rasa percaya diri tinggi, mandiri, lebih ulet,

mempunyai daya tahan yang lebih kuat serta tahan dalam

menghadapi pengaruh sosial, dan dapat melakukan kontrol

terhadap lingkungannya dengan kemampuan dan ketrampilan diri

(46)

2) Eksternal Locus of control.

Seseorang dengan locus of control eksternal adalah mereka

yang seringkali bersyukur (atau menyalahkan) atas

keberuntungan, petaka, keadaan dirinya atau keadaan diluar

dirinya. Individu dengan locus of control eksternal cenderung

menunjukkan sikap menyerah, merasa tidak berdaya dan memiliki

kecemasan yang tinggi akan apa yang kan terjadi. Orang dengan

locus of control eksternal cenderung kurang independen dan lebih

mungkin menjadi depresif dan stres, seperti yang diperkirakan

oleh Rotter (Rotter, 1994 dalam Howard&Miriam, 2008:275).

Locus of control yang ada dalam diri individu tentu saja berubah

seiring dengan terpengaruhinya faktor-faktor (Merli, 2007: 21) yaitu: (a)

Usia, seiring dengan perkembangan seorang individu dari anak-anak

menjadi dewasa, individu selalu belajar untuk menjadi manusia yang lebih

efektif. Kecenderungan itu membuat seorang individu belajar untuk

memahami setiap kejadian yang terjadi dalam hidupnya. Locus of control

berubah seiring dengan pertambahan usia, dari kecenderungan eksternal

menjadi internal. (b) Pengalaman akan suatu perubahan keadaan yang

cenderung labil dan tak pasti dalam kehidupan seorang individu akan

mendorong locus of control lebih eksternal, (c) Generalitas dan stabilitas

(47)

4. Lingkungan Belajar a. Definisi

Secara harafiah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

lingkungan diartikan sebagai suatu tempat yang mempengaruhi

pertumbuhan manusia. Sedangkan menurut kamus Bahasa Inggris

Environment diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan

lingkungan atau suasana. (Mariyana, 2009:16)

Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Dari perpaduan kata “lingkungan” dan “belajar”, secara

sederhana dapat dirumuskan pengertian lingkungan belajar, yaitu suatu

tempat atau suasana (keadaan) yang mempengaruhi proses perubahan

tingkah laku manusia. (Mariyana, 2009:17)

b. Macam-Macam Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar meliputi tiga aspek, yaitu lingkungan

sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

1) Lingkungan sekolah.

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan dimana siswa

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Lingkungan sekolah yang

(48)

kondisi yang kondisif bagi siswa maupun guru untuk dapat

melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Yang dimaksud sekolah, antara lain :

a) Guru

Guru merupakan salah satu faktor lingkungan sekolah

yang berperan penting dalam mencapai prestasi belajar siswa.

Guru sebagai subjek dalam pendidikan yang bertugas untuk

mentransfer ilmu kepada siswa, maka seorang guru harus

dapat menguasai bahan pelajaran yang akan ditransfer dan

dapat menyampaikan dengan baik serta dapat menguasai dan

mengontrol kondisi kelas siswa.

b) Faktor alat

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian

kurang efektif. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum,

kurangnya alat laboratotium akan banyak menimbulkan

kesulitan siswa dalam belajar dan guru cenderung

menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan

bagi siswa sehingga tidak menutup kemungkinan akan

menghambat prestasi belajar siswa.

c) Kondisi gedung

Kondisi gedung terutama ditunjukkan pada ruang kelas

atau ruang tempat proses belajar mengajar. Ruang harus

(49)

(1) Ruang harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dan

sinar dapat masuk ruangan

(2) Dinding harus bersih, putih, tidak terlihat kotor

(3) Lantai tidak becek, licin atau kotor

(4) Keadaan gedung yang jauh dari keramaian seperti pasar,

bengkel, pabrik, dan lain-lain, sehingga siswa mudah

konsentrasi dalam belajar

2) Lingkungan Keluarga.

Seorang anak tumbuh dan berkembang dalam keluarga.

Sebagian besar dari watak, perilaku dan sifat anak terbentuk

dalam keluarga. Terciptanya kondisi keluarga yang damai dan

tenteram akan membuat anak mampu belajar dengan baik.

Lingkungan keluarga yang nyaman merupakan faktor penting

bagi kesuksesan belajar seorang anak.

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama.

Yang termasuk faktor ini antara lain :

a) Perhatian Orang tua

Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa

memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi

belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan menentukan

(50)

Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang,

memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.

b) Keadaan ekonomi orang tua

Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi

prestasi belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang

percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan

tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi

prestasi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa

yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi

belajar yang tinggi.

c) Hubungan antar anggota keluarga

Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis

antar personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang

harmonis antara anggota keluarga akan mendapat kedamaian,

ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan

kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar siswa

dapat tercapai dengan baik pula.

3) Lingkungan Masyarakat

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan

manusia sebagai makhluk social, seorang anak tumbuh dan

berkembang juga dipengaruhi lingkungan tempatnya tinggal.

(51)

meningkatkan prestasi adalah dengan adanya jam belajar

masyarakat (JBM).

a) Faktor mas media

Meliputi: bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku-buku

komik yang ada disekeliling kita. Hal-hal itu yang akan

menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang

dipergunakan, hingga lupa tugasbelajar.

b) Lingkungan sosial

(1) Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak.

Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan

memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang

dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut.

(2) Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak

untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa,

dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan

tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur,

akan sangat berpengaruh bagi anak.

(3) Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh

dalam belajar anak. Peran orang tua disini adalah

memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan

diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas

(52)

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang sebenarnya

dilatarbelakangi oleh sesuatu yang secara umum dinamakan motivasi.

Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan motivasi. “Motivation is an

essential condition of learning”. Hasil belajar akan optimal kalau ada

motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula

pelajaran itu. Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha

belajar.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian

prestasi. Motivasi belajar diyakini berpengaruh positif terhadap prestasi

belajar seseorang. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang

tekun dan terutama disadari adanya motivasi, maka seseorang yang

belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik (Sardiman,

2008:85).

2. Pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar siswa.

Motivasi diperlukan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu,

termasuk aktifitas belajar. Dorongan dan semangat dari dalam diri

individu untuk belajar menjadikannya lebih giat belajar dan harapannya

(53)

motivasi belajar dengan prestasi belajar diduga kuat dipengaruhi oleh

locus of control.

Locus of control yang merupakan konsep yang memberikan

gambaran tentang keyakinan seseorang mengenai sumber penentu

pribadinya yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu internal dan

eksternal diyakini akan memberikan pengaruh yang berbeda pada kondisi

yang berbeda. Pada seseorang yang memiliki locus of control internal,

maka akan meningkatkan derajat hubungan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki

locus of control internal cenderung memiliki ciri ulet, pantang menyerah

dan rasa percaya diri tinggi. Meningkatnya derajat hubungan antara

motivasi belajar dengan prestasi belajar pada seseorang yang memiliki

locus of control internal dapat dilihat dengan meningkatnya partisipasi di

dalam kelas, kemauan untuk belajar dan menyiapkan materi

pembelajaran serta mau memecahkan persoalan belajar dengan

berdiskusi bersama teman atau bertanya pada guru. Hal ini tentu akan

berbeda dibandingkan pada seseorang yang memiliki locus of control

eksternal, yang menganggap segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya

adalah karena faktor di luar dirinya. Seseorang dengan locus of control

eksternal memiliki ciri cenderung gampang menyerah, kurang

memahami potensi dalam dirinya dan memiliki kecemasan tinggi

(54)

Kondisi yang seperti ini diduga akan membuat derajat hubungan antara

motivasi belajar dengan prestasi belajar menjadi rendah.

3. Pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar siswa.

Motivasi diperlukan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu,

termasuk aktifitas belajar. Dorongan dan semangat dari dalam diri

individu untuk belajar menjadikannya giat belajar dan harapannya

prestasi belajar akan meningkat menjadi semakin baik. Hubungan antara

motivasi belajar dengan prestasi belajar diduga kuat dipengaruhi oleh

lingkungan belajar. Tinggi rendahnya hubungan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar diduga kuat dipengaruhi oleh lingkungan belajar.

Lingkungan belajar yaitu suatu tempat atau suasana (keadaan) yang

mempengaruhi proses perubahan tingkah laku manusia ( Mariyana,

2009:17). Lingkungan merupakan tempat dimana seseorang bertumbuh

dapat dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu: (1) lingkungan sekolah,

merupakan lingkungan dimana siswa mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Lingkungan sekolah yang baik merupakan likungan sekolah

yang mampu menciptakan kondisi yang kondisif bagi siswa maupun guru

untuk dapat melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai. (2) Lingkungan keluarga adalah tempat

(55)

kondisi keluarga yang damai dan tenteram akan membuat anak mampu

belajar dengan baik. Lingkungan keluarga yang nyaman merupakan

faktor penting bagi kesuksesan belajar seorang anak. (3) Lingkungan

Masyarakat, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia

sebagai makhluk sosial, seorang anak tumbuh dan berkembang juga

dipengaruhi lingkungan tempatnya tinggal. Salah satu contoh peran

penting lingkungan masyarakat dalam meningkatkan prestasi adalah

dengan adanya jam belajar masyarakat (JBM).

Pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi

belajar dengan prestasi belajar diduga kuat akan berbeda pada kondisi

yang berbeda. Seseorang yang tinggal di lingkungan (keluarga, sekolah,

masyarakat) yang kondusif, derajat hubungan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar diduga tinggi. Hal ini dikarenakan lingkungan

yang kondusif akan membuat situasi menjadi nyaman untuk belajar

sehingga diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar sehingga

memperoleh prestasi tinggi. Sebaliknya, pada kondisi dimana lingkungan

belajar tidak kondusif, derajat hubungan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar diduga rendah. Hal ini dikarenakan kurang kondusifnya

suatu lingkungan akan membuat motivasi belajar berkurang yang

berakibat pada rendahnya prestasi belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka paradigma penelitian ini dapat digambarkan

(56)
[image:56.612.68.534.109.627.2]

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada kerangka berfikir di atas maka dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

Hipotesis 1: Ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.

Hipotesis 2: Ada pengaruh positif Locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Siswa SMA N 6

Yogyakarta.

Hipotesis 3: Ada pengaruh positif lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Siswa SMA N 6

Yogyakarta.  

Motivasi belajar Prestasi belajar

Locus of control

(57)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian tentang pengaruh locus of control dan lingkungan belajar

terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa, pada

siswa kelas XI SMA 6 Yogyakarta ini termasuk jenis penelitian studi kasus.

Sebagian generalisasi dari hasil penelitian ini hanya berlaku bagi siswa SMA

N 6 Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA N 6 Yogyakarta, Jl. C. Simanjuntak No 2,

Terban, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2011.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dari subjek yang diteliti meliputi siswa SMA N 6 Yogyakarta,

yang beralamat di Jl. C. Simanjuntak No 2 Yogyakarta yang berjumlah

(58)

   

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2001:78). Pertimbangan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah populasi yang akan diteliti adalah

homogen, yaitu kelas XI jurusan IPA sehingga ukuran sampel yang

diambil dianggap cukup merepresentasikan keseluruhan populasi. Dalam

penelitian ini sampel yang akan diteliti berjumlah 86 orang.

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Definisi Variabel

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang membentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah

motivasi belajar. Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan

(Sardiman, 2008:73). Berikut ini merupakan tabel operasional

(59)
[image:59.612.67.536.143.623.2]

   

Tabel 3.1

Tabel Operasional Variabel Motivasi Belajar

Dimensi Indikator Nomor Item

Ekstrinsik 1. Penghargaan dari orang

lain

2. Memenuhi kewajiban 3. Dorongan dari orang tua

4. Tantangan menghadapi

materi yang sulit

11, 14, 17, 18, 19, 20

Intrinsik 1. Pentingnya belajar bagi

masa depan

2. Kebutuhan akan materi 3. Harapan untuk

memperoleh prestasi yang baik

4. Ketertarikan akan materi 5. Memperkaya pengetahuan

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,

12, 13, 15, 16

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu prestasi belajar

mahasiswa. Dalam penelitian ini, definisi prestasi belajar menurut

Winkel (1996:162) adalah “prestasi belajar adalah suatu bukti

keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”

c. Variabel Moderator

Yang menjadi variabel moderator dalam penelitian ini yaitu locus

(60)

   

1) Locus of control

Konsep locus of control dikemukakan pertama kali oleh Rotter

yaitu konsep yang memberikan gambaran tentang keyakinan

seseorang mengenai sumber penentu pribadinya. Locus of

control sebagai persepsi seseorang terhadap sumber-sumber

yang mengontrol kejadian-kejadian dalam hidupnya. Berikut ini

merupakan tabel operasional variabelnya (diambil dari Merli,

2007:38):

[image:60.612.69.531.127.704.2]

Tabel 3.2

Tabel Operasional Variabel Locus of Control

Dimensi Indikator Nomor Item

Locus of control Internal dan eksternal

1. Kepercayaan diri 2. Optimisme

3. Kemauan untuk

memecahkan persoalan 4. Pengaruh orang lain

5. Pengakuan terhadap

prestasi

6. Pencapaian kesuksesan

47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58,

59

2) Lingkungan belajar

Lingkungan belajar adalah suatu tempat atau suasana (keadaan)

yang mempengaruhi proses perubahan tingkah laku manusia.

(Mariyana, 2009:17). Berikut ini merupakan tabel operasional

variabelnya (diambil dari Merli, 2007:35):

Tabel 3.3

Tabel Operasional Variabel Lingkungan Belajar

Dimensi Indikator Nomor Item

Lingkungan keluarga 1. Perhatian orang tua 2. Hubungan antar anggota

(61)

   

keluarga

3. Relasi dengan orang tua 4. Kepatuhan terhadap orang

tua

5. Penerapan norma-norma dalam keluarga

6. Kondisi ekonomi orang tua

7. Pemenuhan fasilitas belajar

8. Otoritas orang tua

27, 28, 29

Lingkungan sekolah 1. Sikap guru dan sesama

teman

2. Kelengkapan fasilitas belajar

3. Kondisi lingkungan sekolah

4. Hubungan dengan sesama teman

5. Perlakuan guru terhadap siswanya

6. Kesempatan bertanya dan kebebasan

mengungkapkan pendapat 7. Aturan dan norma di

sekolah

30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,

39, 40

Lingkungan masyarakat

1. Kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal 2. Hubungan antar anggota

masyarakat 3. Peraturan dalam

masyarakat

4. Pengaruh masyarakat

41, 42, 43, 44, 45, 46

2. Pengukuran Variabel

a. Variabel Motivasi Belajar

Untuk mengukur tingkat motivasi belajar yang dimiliki oleh setiap

siswa, peneliti menggunakan skala pengukuran yang berbentuk Skala

(62)

   

1) Pertanyaan Negatif

Sangat

Setuju Setuju Netral

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

2) Pertanyaan Positif

Sangat

Setuju Setuju Netral

Gambar

table correlation between the students’ learning motivation and the students’
table correlation between the students’ learning motivation and the students’
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian  .....................................................................
Gambar 2.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ratu Boko merupakan kawasan wisata budaya. Kegiatan pada kawasan Ratu Boko selalu berorientasi pada situs arkeologis Ratu Boko sendiri. Hasil studi kelayakan

Maka berdasarkan pengujian black box yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa sistem informasi pemetaan strata desa siaga aktif dengan metode AHP telah

The Speaking Ability of The Fourth Semester Students of English Education Department of Teacher Training and Education Faculty of Muria Kudus University in

[r]

6 nd diphmr &amp;re&amp; hde hor&amp;iL a6 rud jib dib dheru fusejfuihy4lAiq3dits6b}iqs!. veFhii4orogdipsLdabb

Globalization does indeed greatly impact the way people in local communi- ties relate to each other, and the cultural practices that they follow, but it often does so with the

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana prosedur pengajuan perkara councorsus (perbarengan) di Pengadilan Agama Jember ;