• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan motivasi siswa dan persepsi siswa terhadap kegiatan ekstarkurikuler dengan partisipan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan motivasi siswa dan persepsi siswa terhadap kegiatan ekstarkurikuler dengan partisipan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler."

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

Persembahan Karyaku Ini…

Buat Tuhan Yesus yang telah menjadi teman sejati dalam hidupku

Untuk Bapak dan Ibuku, yang telah memberikan kesempatan untuk

belajar dan menjadi seperti sekarang ini. Serta dan doa dan dukungan

kalian yang tiada henti

Buat Eyang Hadi dan Eyang Tugiman terimakasih atas doa dan

semangat yang diberikan ke penulis

Untuk kakakku Mbak Nita dan Mas Tanto dan adikku Fika, terima

kasih ya sudah mendoakan dan mendukungku

Buat keluarga besarku di rumah om Totok, bulik Ina, keponakanku

Ripka, om Wardoyo terimakasih atas nasehat dan semangat dan doa

buat penulis

(20)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta 18 Juni 2007

(21)

ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI SISWA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN PATISIPASI SISWA

DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Studi Kasus : Sekolah Menengah Umum BOPKRI II, Jl. Jenderal Sudirman No.87 Yogyakarta

Yulianto Sukarno Wibowo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara 1) motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegoiatan ekstrakurikuler, 2) persepsi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan 3) motivasi siswa dan persepsi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Penelitian ini dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler, SMU BOPKRI 2 Yogyakarta pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2005. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas 2 SMU BOPKRI 2 Yogyakarta berjumlah 326 siswa. Jumlah sample sebanyak 100 siswa diambil dengan teknik proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, kuesioner dam dokumentasi. Untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua digunakan analisis korelasi product moment, sedangkan untuk menjawab permasalahan ketiga digunakan analisis korelasi ganda dan taraf signifikasi 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler ( rx1y = 0,384 dan thitung = 4,117 >

ttabel = 1,6606). 2) Ada hubungan positif dan signifikansi antara persepsi siswa

terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler ( rx2y = 0,289 dan thitung = 2,988 > ttabel = 1,6606 ). 3) Ada

(22)

ABSTRACT

A RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ MOTIVATION AND THEIR PERCEPTION TOWARDS EXTRACURRICULUM ACTIVITIES AND

THEIR PARTICIPATION IN EXTRACURRICULUM ACTIVITIES

A Case Study at BOPKRI II Senior High School, Jl. Jenderal Sudirman 87 Yogyakarta

Yulianto Sukarno Wibowo Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research aims to know whether there are any relationship beetwen : 1) students’ motivation towards extracurriculum activities and their participation in extracurriculum activities, 2) students’ perception towards extracurriculum activities and their participation in extracurriculum activities and 3) students’ motivation and their paricipation towards extracurriculum activities and their participation in extracurriculum activities.

This research was conducted in extracurriculum activities at BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta from Juli until Agustus 2005. In this research, the population were 326 students of the second grade of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta. The samples were 100 students taken by applying

proportional random sampling technique. The data were gathered by using the technique of interview, questionnaire and documentation. To answer the question number one and two, a technique of product moment correlation analysis was employed. Whereas to answer the question number three multiple regression correlation analysis with coefficient analysis on 5 % signification degree was applied.

The result of research indicates that : 1) there is a positive and significant relationship beetwen students’ motivation towards extracurriculum activities and their participation in extracurriculum activities ( rx1y = 0,384 and thitung = 4,117 >

ttabel n= 1,6606 ) ; 2) there is a positive and significant relationship beetwen

students’ perception towards extracurriculum activities and their perception in extracurriculum activities ( rx2y = 0,289 and thitung = 2,988 > ttabel = 1,6606 ) and 3)

(23)

Kata Pengantar

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Hubungan Motivasi Dan Persepsi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Dengan Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler “.

Tujuan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi, selain itu diharapkan dapat memberikan manfaat bagi institusi Universitas Sanata Dharma, SMU BOPKRI 2 Yogyakarta dan terutama bagi penulis.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan ungkapan terima kasih pada penghormatan kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, universitas Sanata Dharma.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma

4. Y.Harsoyo, S.Pd, M.Si, selaku dosen pebimbing I terima kasih bimbingannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

5. L.Saptono, S.Pd, M.Si, selaku dosen pebimbing II terima kasih bimbingannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Yoni terima kasih telah mendampingi penulis dalam mepertanggungjawabkan skripsi ini.

7. Mbah Hadi dan Mbah Tugiman terima kasih atas dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah ini.

8. Bapak dan Ibuku terhormat terima kasih atas bantuan dan dukungan baik moral maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan penulis ini. 9. Kakakku Mbak Nita dan Mas Tanto dan adikku Fika terima kasih atas

(24)

10.Buat seseorang yang kucintai dan sayangi cicilia vika colina terima kasih atas dukunganmu, tawa, keceriaan dan kesedihannya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah ini.

11.Teman- teman Pendidikan Ekonomi Angkatan “98”

( Deddy, Pandu, Wisnu, Yuli, Agus, Yus, Nuning, Prapto, Alfons, Bambang, Aan, Agnes, Sun, Hari, Apri, Uli, Moko, Devung, Asti) terima kasih atas kebersamaannya.

12.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari skripsi ini. Oleh karena itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam penyusunan skripsi yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi penulis

(25)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………..ii HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI………iii HALAMAN MOTTO………iv HALAMAN PERSEMBAHAN………v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………....vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………vii ABSTRAK………..viii ABSTRACT………ix KATA PENGANTAR………x DAFTAR ISI………...xii DAFTAR TABEL………...xiv DAFTAR LAMPIRAN………...xv

BAB I PENDAHULUAN……….… 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Batasan Masalah………... 3

C. Rumusan Masalah………... 3

D. Tujuan Penelitian………. 4

(26)

C. Persepsi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler ………..….. 10

1. Pengertian Persepsi ……… 10

2. Persepsi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler ……….. 11

D. Kerangka Berpikir……… 11

E. Hipotesisi………. 13

F. Hubungan Antara Variabel……….. 13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 15

A. Jenis Penelitian………. 15

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ……… 15 C. Subjek dan Objek Penelitian………... 15 D. Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 16 E. Variabel dan Pengukurannya ……….. 17 F. Teknik Pengumpulan Data ………. 20 G. Teknik Analisis Data ……….. 24 BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN………. 31

A. Gambaran Umum Sekolah ………. 31

B. Sumber Daya Manusia SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ……… 38 C. Siswa SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ……… 39 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………41

A. Deskripsi Data ………. 41

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ……….. 45

C. Pengujian Hipotesis ……… 49

D. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 56

BAB VI PENUTUP ……… 61

A. Kesimpulan ………. 61

B. Keterbatasan Penelitian ……….. 62

C. Saran ……… 63

DAFTAR PUSTAKA………... 64

(27)

DAFTAR TABEL

(28)

DAFTAR LAMPIRAN

(29)

BAB I PENDAHULUAN

A. latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan modal yang sangat penting dalam proses

pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan merupakan kekuatan dalam

pembangunan sekaligus sebagai kunci pembuka terwujudnya masa depan

bangsa yang dicita – citakan. Mengingat pentingnya pendidikan bagi suatu

bangsa, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berkewajiban untuk

menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh dan terampil. Sumber daya

manusia yang demikian dikatakan mampu mengelola dan menggali potensi

alam Indonesia.

Kehidupan sekolah dikembangkan berdasarkan kurikulum pendidikan

menengah nasional yang mencakup aspek : penelitian pendidikan dan

pengabdian masyarakat. Dengan adanya kurikulum pendidikan menengah

nasional diharapkan pendidikan menengah nasional menjadi bagian yang

integral dari pembangunan nasional bangsa yaitu menghubungkan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan kebutuhan masyarakat.

Siswa baik sebagai individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari –

hari pasti akan terlibat dalam kegiatan – kegiatan yang berinteraksi dengan

masyarakat, baik masyarakat yang sempit seperi dirumah sendiri, di asrama, di

(30)

Dalam kehidupan sehari – hari itulah terjadi interaksi yang dampaknya bisa

positif atau negatif terhadap siswa itu sendiri. Salah satu cara sekolah untuk

membantu perkembangan dan kematangan siswa adalah dengan menyediakan

program untuk menyalurkan kreativitas dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

SMU BOPKRI II sebagai salah satu sekolah umum membantu siswa

dalam perkembangan kepribadiannya. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan

adalah membentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan dalam kegiatan

ekstrakurikuler diberikan untuk menumbuhkembangkan bakat dan minat yang

dimiliki siswa. Kegiatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menumbuhkan

rasa tanggung jawab, meningkatkan kedisiplinan, rasa setia kawan dan lain –

lain.

Namun dari berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler tergantung dari

siswa itu sendiri. Artinya, siswa memandang atau berpendapat kegiatan

ekstrakurikuler dirasa tidak bermanfaat dan tidak penting atau sebaliknya

kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat. Pendapat dari siswa yang positif

atau yang memandang bahwa kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat

belum tentu akan ikut dalam kegiatan tersebut. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor antara lain : jarak antara sekolah dengan tempat tinggal yang

jauh dan lain – lain. Dari keterangan di atas pendapat atau persepsi siswa yang

positif belum tentu akan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, akan tetapi siswa

yang berpendapat atau berpersepsi negatif dapat dipastikan tidak akan

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Di samping itu motivasi sangat berperan

(31)

sangat berpengaruh terhadap diri siswa untuk mengikuti kegiatan

ekastrakurikuler dan partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler masih rendah.

Perbedaan peran serta antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya

dalam mengikuti kegiatan kegiatan ekstrakurikuler disebabkan oleh beberapa

faktor seperti motivasi siswa, persepsi motivasi terhadap kegiatan

ekstrakurikuler, teman sebaya, latar belakang ekonomi, jarak tempat tinggal,

kondisi jasmani dan lain – lain. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penelitian

ini mengambil judul Hubungan Antara Motivasi Siswa Dan Persepsi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Dengan Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler dan merupakan studi kasus pada SMU BOPKRI II Jl. Jenderal Sudirman No. 87.

B. Batasan Masalah

Mengingat begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi siswa untuk

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, maka perlu diadakan pembatasan terhadap

penelitian . Peneliti memfokuskan pada motivasi siswa, persepsi siswa dan

partisipasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler, juga mengingat

keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki peneliti.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara motivasi siswa dengan partisipasi siswa

(32)

2. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa terhadap kegiatan

ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler ?

3. Apakah ada hubungan antara motivasi siswa dan persepsi siswa terhadap

kegiatan ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan

ekstrakurikuler ?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi siswa dengan partisipasi

siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap kegiatan

ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi siswa dan persepsi siswa

terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan

ekstrakurikuler.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan tambahan wawasan dari kehidupan nyata untuk

dihubungkan dengan teoritis di bangku kuliah dan buku – buku literatur

yang ada.

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat menjadikan masukan bagi siswa dalam

(33)

3. Bagi Organisasi Kesiswaan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi organisasi kesiswaan

(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Direktorat Jendral Pendidikan Menengah Umum ( 1998 :

8 ) kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar

jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah agar lebih memperkaya

dan memperluas wawasan, pengetahuan atau kemampuan peningkatan

nilai atau sikap dalam rangka penerapan pengetahuan dan kemampuan

yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.

Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan di luar jam

pelajaran tatap muka dengan maksud memperluas wawasan pengetahuan,

kemampuan nilai, sikap dan ketrampilan.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler

Tujuan kegiatan ekstrakurikuler menurut Winarno ( 1998 : 8 ) adalah :

1. Meningkatkan pengetahuan siswa baik aspek kognitif, afektif dan

psikomotor.

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya membina pribadi

(35)

3. Dapat mengetahui dan mengenal serta membedakan hubungan satu

pelajaran dengan pelajaran lain.

Sesuai dengan tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler maka jenis kegiatan

ekstrakurikuler menurut Winarno adalah :

1) Karya Ilmiah Remaja

2) PMR atau UKS

3) Kesenian ( menari, band, karawitan, vokal group )

4) Pecinta Alam

5) Jurnalistik

6) Teater

7) Majalah Dinding

8) Pramuka

9) Karate

10)Olah Raga ( basket, volly )

Macam – macam kegiatan tersebut tidak semua dilaksanakan di

tiap sekolah. Hal tersebut tergantung pada kemampuan setiap sekolah yang

disesuaikan dengan kebutuhan siswa, imajinasi guru, fasilitas yang tersedia

dan biaya yang dapat dikumpulkan.

3. Tingkat Partisipasi

Siswa mempunyai tingkat partisipasi yang berbeda dalam suatu

kegiatan ekstrakurikuler. Tingkat partisipasi siswa dalam suatu kegiatan

memiliki motif yang berbeda. Perbedaan nampak dari usaha maupun cara

(36)

sekolah yang lain mempunyai kegiatan yang berbeda. Untuk mengukur

tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah :

1. Waktu yang digunakan siswa untuk aktif dalam kegiatan

ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler bagi sekolah yang masuk pagi dilaksanakan

pada sore hari dan pagi hari untuk siswa yang masuk siang. Siswa

secara normal dikatakan aktif bila yang bersangkutan menggunakan

waktunya untuk kegiatan ekstra kurikuler ( 2 x 7 x 2 ) jam per

minggu, sehingga lebih dari 28 jam per minggu untuk kegiatan

ekstrakurikuler baik yang dilaksanakan pada pagi hari maupun siang

hari.

2. Jumlah kegiatan yang diikuti

Tolak ukur lain yang digunakan adalah jumlah kegiatan yang diikuti.

Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lebih dari satu macam

mempunyai tingkat partisipasi tinggi.

3. Kedudukan siswa dalam kegiatan tersebut

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kedudukan siswa dalam

kegiatan ekstrakurikuler . Status atau jabatan pengurus inti, pengurus

biasa atau anggota akan menentukan tingkat partisipasi juga. Dengan

kata lain siswa yang menjabat sebagai pengurus inti mempunyai

tingkat partisipasi yang tinggi.

(37)

B. Motivasi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah keadaan psikologis dan fisiologis dalam diri pribadi

seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas – aktivitas

tertentu untuk mencapai tujuan.Menurut MC. Donald dalam Sardiman A.M

(1986 : 73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya “ feeling “ dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan. Sedangkan menurut Dakir (1967 : 163), motivasi

dapat diartikan yang memberi alasan (penyebab) seseorang untuk berbuat.

Motivasi inilah yang menjadi pendorong sehingga seseorang tersebut dapat

pro maupun kontra terhadap sesuatu hal.

Woodworth ( 1951 : 315 ) dalam Dakir ( 1967 : 166 ) memberikan

penjelasan terhadap adanya sesuatu motivasi :

1. Motivasi adalah semua kondisi yang membangkitkan dan

mempertahankan kegiatan .

2. Kondisi itu terdapat dalam diri seseorang dan tidak pernah terjadi

terlepas dari proses mentalnya.

3. Dorongan itu tidak ditanamkan oleh orang lain, melainkan tumbuh

dengan sendirinya sebagai pembawaan dan dari pengalaman hidupnya.

4. Semua tingkah laku bertujuan dan berakar pada motivasi tersebut.

Tidak ada suatu perbuatan yang terlepas dari motivasi dan tujuan.

Menurut Anita E. Woolfolk ( 1986 : 312 ) “ motivation is general

(38)

Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi – kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan

ingin melakukan sesuatu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor –

faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh dal diri seseorang. Motivasi

belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.

Peranannya yang khas adalah dalam hal pertumbuhan gairah, merasa senang

dan semangat untuk belajar.

Menurut Martin Handoko ( 1992 : 61 ), motivasi dapat diukur dengan

dua cara yaitu :

a. Mengukur faktor – faktor luar tertentu yang diduga menimbulkan

dorongan dalam diri seseorang.

b. Mengukur aspek tingkah laku tertentu yang mungkin menjadi ungkapan

menjadi ungkapan dari motif tertentu.

2. Motivasi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler

Motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu daya

dorong yang timbul didalam diri siswa terhadap suatu kegiatan

ekstrakurikuler. Motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler

tidaklah sama setiap individunya. Ada siswa yang mempunyai pandangan

yang menjadikan suatu dorongan kuat dalam diri siswa untuk mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler apabila kegiatan tersebut menarik sesuai dengan

bakat dan minat siswa. Adapula siswa yang mempunyai pandangan yang

menjadikan bukan merupakan suatu dorongan yang kuat dalam diri siswa

(39)

menarik dan tidak sesuai dengan bakat dan minat siswa. Ini menunjukkan

bahwa motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler berbeda

tergantung dari sisi mana siswa memandang suatu kegiatan

ekstrakurikuler.

C. Persepsi Siswa terhadap kegiatan Ekstrakurikuler 1. Pengertian Persepsi

Keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler salah satunya

adalah dipengaruhi oleh persepsi siswa itu sendiri terhadap kegiatan

ekstrakurikuler.

Perception is the process by which we organize and interprehese

patern in environment “ ( Atkinson, 1983 : 133 ). Sedangkan definisi

persepsi menurut Jay Brauns ( 1979 : 294 ) “ Perception can be defined as

an organism’s awareness of objects and events in environment, brought

about by stimulation of the organism’s sense program “.

Sedangkan pendapat Pearson yang dikutip Abdurrahman ( 1993 : 29 )

tentang persepsi adalah subyektif, aktif dan kreatif. Pearson dalam hal ini

persepsi lebih menekankan pada faktor subyektivitas. Pendapat tersebut

hampir sama dengan pendapat yang telah diuraikan diatas yang pada

prinsipnya memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi terhadap obyek

yang sama. Dengan faktor yang subyektif ini orang dalam mempersepsikan

obyek tergantung dari wawasan serta kebutuhan yang dianggap perlu bagi

(40)

Menurut Irwanto ( 1989 : 96 ), dkk terdapat beberapa faktor yang

berpengaruh terhadap persepsi, yaitu :

a) Perhatian yang selektif.

b) Ciri – ciri rangsang.

c) Nilai – nilai dan kebutuhan hidup.

d) Pengalaman masa lalu.

2. Persepsi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler

Persepsi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler adalah cara pandang

atau tanggapan siswa terhadap suatu kegiatan ekstrakurikuler. Persepsi

mahasiswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler tidak sama setiap individunya.

Ada mahasiswa yang beranggapan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah

kegiatan yang positif yang dapat mendukung kegiatan akademiknya.

Adapula siswa yang beranggapan bahwa kegiatan ekstrakurikuler hanya

sebuah kegiatan yang bersifat negatif yang dapat menganggu kegiatan

akademik. Ini menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap kegiatan

ekstrakurikuler berbeda tergantung dari sisi mana siswa memandang suatu

kegiatan ekstrakurikuler.

D. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan

(41)

Seperti diuraikan di atas, motivasi dipengaruhi oleh banyak faktor.

Ketidak samaan pandangan atau anggapan akan mengakibatkan seseorang

mempunyai motivasi yang berbeda – beda terhadap suatu objek yang sama.

Motivasi yang positif terhadap suatu objek akan mengakibatkan obyek

tersebut berguna bagi dirinya. Begitu juga dalam diri siswa. Siswa yang

mempunyai motivasi yang positif terhadap kegiatan ekstrakurikuler akan

menganggap kegiatan itu menarik dan penting baginya. Selanjutnya ia akan

tertarik dan mencoba untuk berpartisipasi dengan aktif dalam kegiatan

ekstrakurikuler tersebut. Siswa tidak akan mempunyai motivasi yang baik

apabila informasi yang ia dapatkan hanya setengah – setengah.

2. Hubungan antara persepsi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan

partisipasi siswa didalam kegiatan ekstrakurikuler

Seperti diuraikan di atas, persepsi dipengaruhi oleh banyak faktor.

Ketidaksamaan kondisi baik kondisi fisik maupun non fisik serta motivasi

akan mengakibatkan perbedaan seseorang dalam mepersepsikan suatu objek

yang sama

Persepsi yang positif terhadap suatu objek akan mengakibatkan objek

tersebut berguna bagi dirinya. Begitu juga dalam diri siswa. Siswa yang

mempunyai persepsi yang positif terhadap kegiatan ekstrakurikuler akan

menganggap kegiatan itu penting baginya. Selanjutnya ia akan tertarik dan

mencoba untuk mengikuti dengan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler

tersebut. Siswa tidak akan dapat berpersepsi dengan baik dan benar apabila

(42)

E. Hipotesis

1. Ada hubungan positif antara motivasi siswa terhadap kegiatan

ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

2. Ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap kegiatan

ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

3. Ada hubungan positif antara motivasi siswa dan persepsi siswa terhadap

kegiatan ekstrakurikuler secara bersama – sama dengan partisipasi siswa

dalam kegiatan ekstrakurikuler.

F. Hubungan Antar Variabel

Keterkaitan antara variabel bebas dengan variabel terikat divisualisasikan

pada paradigma penelitian sebagai berikut ini :

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas ( X ) dengan variabel ( Y )

X1

X2

rX1Y

rX2Y

rX12Y Y

Keterangan :

X1 = Motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler

X2 = Persepsi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler

(43)

rX1Y = Hubungan antar X1 dan Y

rX2Y = Hubungan antar X2 dan Y

(44)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus, yakni penelitian

yang dilakukan terhadap objek yang dapat ditarik dari hasil penelitian. Ini

hanya berlaku terhadap objek yang diteliti dalam waktu tertentu.

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada SMU BOPKRI II di Jalan Jenderal

Sudirman No. 87.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah siswa SMU BOPKRI II yang mengikuti

(45)

2. Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah motivasi siswa dan persepsi siswa tentang

kegiatan ekstrakurikuler serta partisipasi siswa dalam kegiatan

ekstrakurikuler.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi yaitu kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis

akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain, yang disebabkan karena adanya

karakteris yang berlainan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa –

siswi kelas II sebanyak 326 siswa.

2. Sampel yaitu sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya

kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya

merupakan populasi. Selanjutnya bila subjeknya besar dapat diambil antara

10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih, tergantung pada ( Suharsimi

Arikunto, 1991 : 104 ) :

a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian

yang resikonya besar dan tentu saja sampelnya lebih besar dari

hasilnya akan lebih baik.

(46)

3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random

sampling dengan cara undian sehingga setiap subjek mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

E. Variabel dan Pengukurannya 1. Variabel

Dalam penelitian ini variabel penelitian ada 2 yaitu :

a. Variabel Tergantung ( dependent variable )

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel tergantungnya adalah

partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

b. Variabel Bebas ( independent variable )

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah motivasi siswa dan

persepsi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler.

2. Pengukuran

a. Motivasi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler

Motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler diukur

berdasarkan indikator yang meliputi adalah sebagai berikut ini :

Tabel III.1 Kisi – kisi kuesioner Motivasi Siswa

VARIABEL INDIKATOR PERTANYAAN

POSITIF

PERTANYAAN NEGATIF

Motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler

1. Kemauan untuk mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler

1, 2, 3, 4, 5

2. Kerelaan waktu 6, 7, 8, 10 9

(47)

4. Keinginan untuk menguasai materi

16, 17, 18, 19, 20

Untuk dapat menganalisis partisipasi siswa tentang kegiatan

ekstrakurikuler penulis menentukan kriteria penilaian sebagai berikut :

Tabel III.2 Ketentuan pemberian skor

Jawaban Skor Susun Positif Skor Susun Negatif

Sangat Setuju ( SS ) 4 1

Setuju ( S ) 3 2

Tidak Setuju ( TS ) 2 3

Sangat Tidak Setuju ( STS ) 1 4

b. Persepsi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler

Persepsi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler diukur

berdasarkan sebagai berikut :

Tabel III.3 Kisi – kisi kuesioner Persepsi Siswa

VARIABEL INDIKATOR PERTANYAAN

POSITIF

PERTANYAAN NEGATIF

Persepsi siswa tentang kegiatan ekstrakurikuler

1. Kebutuhan individu 1, 2, 3, 4, 5, 6 18, 19, 20

2. Visi dan misi dalam

organisasi 10, 11, 17

3. Tujuan organisasi 7, 8, 9

4.Bentuk dan macam kegiatan

ekstrakurikuler

(48)

5. Hubungan

personalia 14

6. Bukti keterlibatan di organisasi sekolah dan masyarakat

15, 16

Untuk dapat menganalisis motivasi siswa tentang kegiatan

ekstrakurikuler penulis menentukan kriteria penilaian sebagai berikut ini:

Tabel III.4 Ketentuan pemberian skor

Jawaban Skor Susun Positif Skor Susun Negatif

Sangat Setuju ( SS ) 4 1

Setuju ( S ) 3 2

Tidak Setuju ( TS ) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

c. Partisipasi Siswa Terhadap kegiatan Ekstrakurikuler

Partisipasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler diukur

berdasarkan sebagai berikut ini :

Tabel III.5 Kisi – kisi kuesioner Partisipasi Siswa

VARIABEL INDIKATOR PERTANYAAN

POSITIF

PERTANYAAN

NEGATIF

Partisipasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler

1.Rasa senang 1, 3, 4

2. Perhatian 2, 5

3. Keinginan berkecimpung didalamnya

7, 8 ,9

4. Jabatan dalam organisasi

(49)

Untuk dapat menganalisis persepsi siswa tentang kegiatan

ekstrakurikuler penulis menentukan kriteria penilaian sebagai berikut :

Tabel III.6 Ketentuan pemberian skor

Jawaban Skor Susun Positif Skor Susun Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju ( S ) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket atau Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara

membuat dengan pertanyaan atau pernyataan yang dibagikan pada

responden. Data yang dicari dengan kuesioner meliputi motivasi siswa

terhadap kegiatan ekstrakurikuler, persepsi siswa terhadap kegiatan

ekstrakurikuler dan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Pengujian kuesioner dilakukan dengan :

a. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto ( 1989 : 218 ) suatu instrumen yang

baik harus valid dan reliabel1. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan dasar

dari variabel yang diteliti secara tepat ( Suharsimi Arikunto, 1989 : 136 ).

(50)

validitas faktor ( Suharsimi Arikunto, 1989 : 139 ). Suatu validitas

dikatakan mempunyai validitas butir yang tinggi apabila butir tersebut

mempunyai dukungan yang besar terhadap skor dari keseluruhan butir (

skor total ).

Untuk menguji validitas instrumen pada penelitian ini

menggunakan rumus Product Moment dari Pearson. Adapun rumusnya

sebagai berikut ( Suharsimi Arikunto, 1989 : 225 )

)

(

)

(

) }

{

(

) }

(

{

2 2

2 2

Y Y

N X

X N

Y X

XY N

Keterangan :

X = Skor dari tes pertama

Y = Skor dari tes kedua

XY = Hasil kali skor X dengan Y untuk setiap responden

2

X = Kuadrat dari skor tes pertama

2

Y = Kuadrat dari skor tes kedua

= Tanda jumlah

Untuk mengetahui validitas butir digunakan taraf signifikan 5 %, artinya

suatu butir pernyataan dikatakan valid jika koefisien korelasi yang

diperoleh lebih besar atau sama dengan koefisien korelasi dalam taraf

signifikan 5 %.

Dari hasil penelitian diketahui n = 100 dan db = n-2, jadi derajat

kebebasannya sebesar 98 ( db = 100-2 ). Sehingga rtabel adalah 0,135.

(51)

rtabel dengan taraf signifikansi 5% tersebut dinyatakan valid, jika rhitung

lebih kecil dari nilai rtabel dinyatakan tidak valid. Adapun rangkuman dari

hasil pengukuran validitas tersaji pada tabel berikut ( lampiran 2, hal 70)

Tabel III.7 Rangkuman Pengujian Validitas

No X1=

Motivasi siswa

X2 =

Persepsi siswa

rhitung rtabel Ket rhitung rtabel Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 0,4013 0,5370 0,4577 0,4520 0,3670 0,3854 0,3422 0,4018 0,4471 0,3629 0,3568 0,3511 0,3307 0,3430 0,3059 0,3211 0,3476 0,3119 0,3345 0,3334 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,3994 0,4259 0,4321 0,4072 0,3503 0,4188 0,3483 0,3546 0,3899 0,3852 0,3341 0,3596 0,3351 0,3630 0,3223 0,3205 0,3261 0,3230 0,3337 0,3140 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

c. Uji Reliabilitas

Yang dimaksud reliabilitas kuesioner adalah sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Pengujian reliabilitas

kuesioner dilakukan dengan teknik belah dua yaitu ganjil genap.

(52)

dengan menggunakan Alpha dari Cronbach yang rumusnya sebagai

berikut :

⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎣ ⎡ −∑ −

= 2 2

11

1

1 t

b k

k r

σ σ

Keterangan :

11

r = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

2 b

σ

∑ = jumlah varian butir

2

t

σ = varian total

Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen

pedoman yang digunakan sebagai berikut :

Tabel III.8 Pedoman tinggi rendahnya Reabilitas

No Tingkat Penguasaan Kriteria Penilaian

1 0,80 – 1,00 Sangat tinggi

2 0,60 – 0,79 Tinggi

3 0,40 – 0,59 Cukup

4 0,20 – 0,39 Rendah

5 0,00 – 0,19 Sangat rendah

Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa semua varabel

penelitian ini reliebel. Berikut ini sisajikan hasil pengujian ketiga

(53)

Tabel III.9 Rangkuman Pengujian Reliabilitas

No Variabel rhitung rtabel Kesimpulan Kriteria

1 2 3

X1

X2

Y

0,8074 0,7922 0,7146

0,135 0,135 0,135

Reliabel Reliabel Reliabel

Sangat Tinggi Tinggi Tinggi

2. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto ( 1996 : 146 ), metode dokumentasi

adalah metode metode pengumpulan data mengenai hal – hal atau variabel

yang berupa benda – benda tertulis seperti buku – buku, majalah,

dokumen, peraturan – peraturan dan sebagainya. Teknik ini digunakan

untuk memperoleh data mengenai sejarah sekolah dan data mengenai

kegiatan ekstrakurikuler.

I. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

a. Mendiskripsikan data hasil penelitian

Peneliti akan menyajikan data – data yang diperoleh dari

kuesioner yang dibagikan pada siswa tentang hubungan antara

motivasi dan persepsi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan

partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dalam hal ini

peneliti akan menyusun sebuah tabel frekuensi yaitu tabel yang berisi

tabulasi data dari skor – skor data yang diperoleh dari jumlah

(54)

dibagikan pada siswa. Kemudian peneliti akan memasukkan skor –

skor data ke dalam tabulasi tersebut dan juga jumlah relatif dari skor –

skor data yang masuk kedalam tabulasi data yang dibuat.

b. Klarifikasi data hasil penelitian

Untuk menentukan apakah hubungan antara motivasi dan

persepsi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan partisipasi

siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut sangat tinggi, tinggi,

cukup, rendah, dan sangat rendah, peneliti akan mengacu pada

penelitian acuan patokan tipe II ( PAP tipe II ) ( Masidjo, 1995 : 157 ).

Alasan pemilihan penilaian acuan patokan karena penilaian ini

mempunyai patokan tertentu yang sudah pasti atau mutlak harus

dipenuhi. Sedangkan alasan pemilihan tipe II karena batas nilai cukup

adalah 56 %. Penulis mempertimbangkan bahwa batas ini cukup

realistis sehingga bisa dicapai oleh siswa.

Adapun patokan penilaian tersebut adalah :

81% - 100% : Sangat tinggi 66% - 80% : Tinggi 56% - 65% : Cukup 46% - 55% : Rendah

dibawah 46% : Sangat Rendah

2. Pengujian Normalitas dan Liniearitas

a. Pengujian Normalitas

Uji Normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk

(55)

Dalam uji Normalitas ini digunakan rumus Chi – kuadrat sebagai

berikut ( Sudjana, 1996 : 291 ) :

(

)

=

e e o

f f f X

2 2

Keterangan :

X = Nilai Chi – kuadrat.

o

f = Frekuensi yang diperoleh dari sampel.

e

f = Frekuensi yang diharapkan dari sampel sebagai pencerminan dari populasi.

Apabila harga Chi – kuadrat yang diperoleh melalui perhitungan lebih

kecil dari harga Chi – kuadrat tabel dengan taraf signifikansi 5% pada

derajat kebebasan jumlah kelas interval dikurangi satu ( k – 1 ), maka

data dari variabel tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika harga

Chi – kuadrat melalui perhitungan atau observasi lebih besar dari pada

harga Chi – kuadrat tabel, maka data variabel tersebut berdistribusi

tidak normal.

b. Pengujian Linieritas

Pengujian linearitas data digunakan untuk mengetahui apakah

masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan liear atau tidak

dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan dalam pengujian

linearitas sebagai berikut :

F = 2

2

e TC

S s

(56)

2 ) ( 2 − = K TC JK Src k n E JK Se − = ( ) 2

JK (TC) = Tuna Cocok

JK (E) = Kekeliruan

Setelah di dapatkan Fhitung kemudian diuji dengan taraf signifikan 5%

dengan derajat kebebasan sama dengan k-2 lawan n-k, jika Fhitung<

Ftabel maka kedua variabel dinyatakan mempunyai hubungan linear.

Sebaliknya jika hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat

dikatakan tidak linear apabila Fhitung>Ftabel pada taraf signifikan 5%.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Untuk menjawab permasalahan nomor 1 sampai 2 yaitu hubungan

antara motivasi siswa ( X1 ) dengan partisipasi siswa terhadap kegiatan

ekstrakurikuler ( Y ), hubungan antara persepsi siswa terhadap

kegiatan ekstrakurikuler ( X2 ) dengan partisipasi siswa terhadap

kegiatan ekstrakurikuler ( Y ), digunakan teknik analisis korelasi

Product – Moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana,

1996 : 363) :

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

}

− = 2 2 2 2 Yi Yi n Xi Xi n Yi Xi XiY n r Keterangan :
(57)

X = Jumlah nilai X

Y = Jumlah nilai Y

n = Jumlah subjek yang diselidiki

Untuk memberikan penafsiran terhadap nilai rxy dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel III.10 Penaksiran Terhadap Nilai Rxy

Setelah diperoleh harga r hitung, kemudian dibandingkan dengan

harga r tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan ( n ) sama dengan

160. Apabila harga r hitung lebih besar atau sama dengan harga r

tabel, maka hipotesis diterima. Sebaliknya, apabila harga r hitung

lebih kecil dari harga r tabel, maka hipotesis ditolak. Alternatif lain

adalah dengan menggunakan uji t.

Rumusnya sebagai berikut uji t dengan derajat kebebasan atau db = ( n

– 2 ) ( Sugiyono, 2002 : 215 )

2

1 2

r n r t

− − =

Dimana : r= Koefisien korelasi sederhana

n= Jumlah sampel

b. Untuk menjawab rumusan masalah ke-3 variabel hubungan antara

motivasi siswa ( X1 ), persepsi siswa ( X2 ) secara bersama – sama

dengan partisipasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler ( Y )

digunakan analisis korelasi ganda dengan dua variabel. Adapun

(58)

{ }

+ = 1 2 2 2 , 1 y y x b y x a Ry Keterangan :

{ }1,2

y

R = Koefisien korelasi antara variabel y dengan x1 dan x2

a = Koefisien variabel bebas x1

b = Koefisien variabel bebas x2

x1y = Jumlah hasil kali antara x1 dengan y

x2y = Jumlah hasil kali antara x2 dengan y

2

y = Jumlah kuadrat kriterium

Untuk menguji signifikansi antara variabel bebas secara bersama –

sama dengan variabel terikat digunakan uji statistik F yang ditentukan

dengan rumus sebagai berikut ( Sudjana, 1996 : 385 ) :

{

1

}

/

{

1

}

/ 2 2 − − − = k n R k R Freg Keterangan :

R = Jumlah kuadrat koefisien korelasi berganda

k = Banyaknya variabel bebas ( dk pembilang )

n = Jumlah sampel 1

− −k

n = dk penyebut

Harga Fhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan Ftabel dengan db

( derajat bebas ) : { ( k : n – k – 1 ) } pada taraf signifikasi 5 %. Jika

Fhitung > Ftabel, maka Ry (1,2,3) signifikasi dan koefisien korelasi

menunjukkan hubungan positif dan signifikasi antara variabel bebas

(59)

BAB IV

HASIL TEMUAN LAPANGAN

A. Gambaran Umum Sekolah 1. Data Kelembagaan Sekolah

a. Nama Sekolah

SMU BOPKRI 2

b. Jenjang Akreditasi

Jenjang akreditasi SMU BOPKRI 2 adalah disamakan.

c. Alamat Sekolah

SMU BOPKRI 2 beralamat di Jl Jenderal Sudirman No. 87.

2. Sejarah Singkat Sekolah

Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan pada tanggal 18

Desember 1945 dengan akta notaris. Asas dan tujuan BOPKRI adalah :

1. Dasar pendidikan BOPKRI adalah Kitab Suci yaitu Firman Tuhan.

2. Turut setia dengan pemerintah dengan usaha mempertinggi derajat

bangsa Indonesia pada umumnya dalam dunia pengetahuan dan

kebudayaan.

3. Memperluas pengajaran dan pendidikan Kristen di dalam Negara

(60)

sekolah, baik yang memeberikan pendidikan umum maupun

kejuruan.

Struktur organisasi sekolah sangatlah penting artinya bagi

pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar. Sebab hal ini berhubungan

dengan masalah tata kerja personal dari suatu sekolah. Tanpa struktur

organisasi, sekolah tidak akan bisa melaksanakan kegiatannya secara

efektif dan efisien.

SMU BOPKRI 2 Yogyakarta dipimpin oleh seorang kepala

sekolah. Dimana dalam melaksanakan tugasnya, kepala sekolah dibantu

oleh kepala urusan tata usaha dan 4 wakil kepala sekolah, yaitu :

1. Wakil kepala sekolah sekolah urusan kesiswaan.

2. Wakil kepala sekolah urusan kurikulum

3. Wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasana

4. Wakil kepala sekolah urusan hubungan masyarakat

Secara sistematik struktur organisasi SMU BOPKRI 2 Yogyakarta adalah

(61)

STRUKTUR ORGANISASI SMU BOPKRI 2 YOGYAKARTA

YAYASAN BOPKRI YOGYAKARTA

DINAS P dan P KOTA YOGYAKARTA

KOMITE SEKOLAH

KA.UR TATAUSAHA

WAKASEK KESISWAAN

WAKASEK KURIKULUM

WAKASEK SANPRAS

WAKASEK HUKERMAS

TIM 13 KOORD

BP/BK

BALT BANG UPJ DEWAN

GURU

WALI KELAS

(62)

Keterangan :

--- = garis kerjasama ___________________ = garis komando

Personalia dan Pembagian Tugas

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah secara umum memepunyai tugas sebagai berikut :

a. Memimpin dan bertanggung jawab atas semua kegiatan persekolahan.

b. Bertanggung jawab atas penyelenggarakan sekolah terhadap dinas P dan

P kota Yogyakarta dan kepada yayasan BOPKRI Yogyakarta.

c. Sebagai supervisor semua kegiatan yaitu menyelenggarakan supervisi

mengenai kegiatan BP, ketatausahaan, dan lain – lain.

d. Sebagai manajer dalam pengelolaan sekolah.

2. Wakil Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah bertugas memebantu Kepala Sekolah dalam

melaksanakan tugas – tugasnya dan menggantikan kedudukan kepala sekolah

apabila kepala sekolah berhalangan atau sebab lain sehingga tidak dapat

menjalankan tugasnya, tetapi mendapat surat tugas dari kepala sekolah. Selain

itu wakil kepala sekolah juga bertugas mengkoordinir staf di bawahnya.

3. Dewan Guru

Tugas guru sesuai dengan kedudukannya adalah sebagai berikut :

a. Guru wali kelas

Guru wali kelas bertugas mengatur administrasi kelas, membantu guru

dalam membimbing anak didik, mempersiapkan kenaikan kelas dan

(63)

b. Guru bidang studi

Guru bidang studi bertugas menyusun program semesteran, menyusun

satuan pelajaran, mengatur evaluasi, melaksanakan kegiatan belajar

mengajar, melaksanakan evaluasi pada setiap semester dan tahunan.

c. Guru piket

Guru piket bertugas antara lain mengisi daftar presensi guru, mengisi

daftar dan kartu izin siswa masuk dalam kelas maupun ke luar kelas,

bertanggung jawab jika ada kelas kosong dan lain –lain.

4. Tenaga Non – Edukatif

Tenaga non-edukatif di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta terbagi menjadi

beberapa bagian yaitu :

a. Tenaga Tata Usaha ( TU )

Tenaga TU dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

1 ) Bagian Personalia

Bagian ini bertugas mengurus gaji guru dan karyawan sekolah,

pengusulan kenaikan golongan, pangkat, pensiunan, mutasi, danlain

– lain. Selain itu bagian personalia juga mempunyai tugas lain yaitu

memberikan laporan kepala sekolah untuk dilaporkan kepada kanwil

dan yayasan serta menerima instruksi – instruksi untuk membuat

(64)

2) Bagian Statistik

Bagian ini mempunyai tugas mencatat dan memberi laporan kanwil

mengenai jumlah guru, pegawai, siswa, dan jumlah kelas setiap tiga

bulan sekali.

3) Bagian Absensi

Bagian ini memepunyai tugas mencatat dan mengarsipkan data –

datasiswa baru. Data siswa baru tersebut diperoleh dari STTB SLTP

dan juga keterangan pribadi.

4) Bagian Agenda Surat – Surat

Bagian ini menerima SPP dan memberikan tanda bukti pembayaran.

5) Bagian Penggajian

Bagian ini bertugas membuat konsep gaji guru dan pegawai yang

diajukan ke bendahara sekolah, serta mengambil di BPD ( Bank

Pemerintah Daerah ). Bagi guru BOPKRI dengan menggunakan

tabungan “ SUTERA “ sedangkan untuk DPK dari dinas P dan P

menggunakan tabungan “ SIMPEDA “.

b. Tenaga Perpustakaan

Tenaga perpustakaan bertugas :

1) Menambah koleksi buku.

2) Menerima saran dan permintaan para pengunjung menginventaris

buku baru, baik buku perpustakaan maupun buku teks.

3) Membubuhi cap perpustakaan.

(65)

5) Menjilid buku majalah dan koran.

6) Melakukan penagihan bagi peminjam buku yang tidak

mengembalikan buku tepat waktu.

7) Membuat laporan kegiatan perpustakaan sekolah.

c. Pesuruh

Tenaga pesuruh bertugas :

1) Membersihkan seluruh ruangan yang ada di sekolah.

2) Memelihara tanaman di sekolah.

3) Memperbaiki inventaris sekolah yang rusak ringan.

4) Mengatur surat –surat dinas.

5) Menyediakan minum untuk guru dan karyawan.

6) Melayani kegiatan praktikum.

d. Keamanan / Satpam

Keamanan bertugas :

1) Membantu pengamanan dalam penyetoran atau pengambilan uang di

bank.

2) Mengatur parkir.

3) Mengawasi siswa keluar atau masuk kelas dan lain – lain.

B. Sumber Daya Manusia SMU BOPKRI 2 Yogyakarta

Kualitas dan kredibilitas suatu sekolah sangat dipengaruhi oleh sumber

(66)

yang baik sangat menunjang bagi sekolah, yang dituntut untuk mampu

menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi.

SMU BOPKRI 2 Yogyakarta memiliki dua macam tenaga personalia,

yaitu guru dan karyawan. Jumlah personalia di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta

adalah sebagai berikut :

1. Tenaga Guru

a. Tenaga guru tetap DPK : 14 orang

b. Guru tetap yayasan : 11 orang

c. Guru tidak tetap : 32 orang

2. Karyawan

a. Karyawan tetap yayasan : 11 orang

b. Karyawan tidak tetap : 15 orang

c. Pesuruh tetap yayasan : 4 orang

d. Pesuruh tidak tetap : 3 orang

e. Keamanan : 4 orang

C. Siswa SMU BOPKRI 2 Yogyakarta

1. Jumlah siswa SMU BOPKRI 2 Yogyakarta

Jumlah siswa SMU BOPKRI 2 Yogyakarta dapat dilihat di

tabel bawah ini :

Tabel IV.10. Jumlah Siswa SMU BOPKRI 2

KELAS LAKI PEREMPUAN JUMLAH SISWA

Kelas I

I A 23 15 38

(67)

I C 25 14 39

I D 22 16 38

I E 27 12 39

I F 23 13 36

I G 21 16 37

I H 19 18 37

183 120 303

Kelas II

II A 23 18 41

II B 22 19 41

II C 20 22 42

II D 27 13 40

II E 28 9 37

II F 23 19 42

II G 27 14 41

II H 29 23 42

199 137 326

Kelas III

Bahasa 8 13 21

IPA 1 15 18 33

IPA 2 20 10 30

IPS 1 23 12 35

IPS 2 22 14 36

IPS 3 18 15 33

IPS 4 17 16 33

IPS 5 17 16 33

140 114 254

Total 522 361 883

2. Jumlah Kelas

Jumlah kelas yang ada di Smu BOPKRI 2 Yogyakarta adalah untuk kelas I

berjumlah 8 kelas yaitu kelas IA, IB, IC, ID, IE, IF, IG, dan IH. Untuk kelas II

berjumlah 8 kelas meliputi kelas IIA, IIB, IIC, IID, IIE, IIF, IIG dan IIH.

Untuk kelas III berjumlah 8 kelas meliputi kelas III IPA1, III IPA2, III IPS1,

(68)

3. Asal siswa

Siswa di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta berasal dari seluruh nusantara, dari

sabang sampai merauke.

4. Kondisi sosial ekonomi keluarga

Secara garis besar, kondisi sosial ekonomi keluarga siswa SMU BOPKRI 2

Yogyakarta merata. Ada yang berasal dari keluarga yang memiliki sosial

(69)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan disajikan analisis data dan pembahasan hasil

penelitian. Analisis data meliputi deskripsi data, pengujian prasyarat analisis

(normalitas dan linieritas) dan pengujian hipotesis. Pengujian normalitas dan

hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPS

(Seri Program Statistik) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, sedangkan

untuk uji linieritas digunakan bantuan komputer program SPSS.

A. Deskripsi Data

Deskripsi data dalam penelitian ini memaparkan tentang harga rata-rata

(mean), median, modus dan standar deviasi dari masing-masing variabel dalam

penelitian ini. Untuk penilaian deskripsi data ini menggunakan rumus Penilaian

Acuan Patokan (PAP) tipe II.

1. Motivasi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler

Dari data diperoleh skor terendah 49 dan skor tertinggi 72 dengan

mean 62,42, median 62,9, modus 63,68 dan standar deviasi 254,14

(perhitungannya dapat dilihat dilampiran 3). Dari data tersebut dibuat tabel

distribusi frekuensi dengan jumlah kelas 8 dan panjang interval 3 seperti

(70)

Tabel V.11. Distribusi Frekuensi Motivasi Siswa

No Interval kelas Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 49-51 52-54 55- 57 58-60 61-63 64-66 67-69 70-72 2 7 10 12 24 25 10 10 2 7 10 12 24 25 10 10

Jumlah 100 100

Dalam memberikan interpretasi penilaian motivasi siswa terhadap

kegiatan ekstrakurikuler digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II.

Tabel tersebut tampak di bawah ini :

Tabel V.12. Interpretasi Penilaian Motivasi Siswa

Kelompok Skor Frekuensi Frekuensi (%) Penilaian 69-80 60-68 54-59 48-53 <48 13 60 22 5 13 60 22 5 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Rendah

100 100

Berdasarkan kategori penilaian di atas dapat diketahui bahwa motivasi

siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler kelas II SMU BOPKRI 2

Yogyakarta tinggi, karena frekuensi yang paling besar yaitu 60% ada pada

penilaian tinggi.

2. Persepsi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler

Dari data diperoleh skor terendah 44 dan skor tertinggi 69 dengan

(71)

(perhitungannya dapat dilihat dilampiran 3). Dari data tersebut dibuat tabel

distribusi frekuensi dengan jumlah kelas 8 dan panjang interval 4 seperti

tertera dibawah ini :

Tabel V.13. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa

No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi

(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 38-41 42-45 46-49 50-53 54-57 58-61 62-65 66-69 0 4 16 20 32 15 11 2 0 4 16 20 32 15 11 2

Jumlah 100 100

Dalam memberikan interpretasi penilaian variabel persepsi siswa

terhadap kegiatan ekstrakurikuler digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

tipe II. Tabel tersebut tampak di bawah ini :

Tabel V.14. Interpretasi Persepsi Siswa

Kelompok Skor Frekuensi Frekuensi (%) Penilaian 69-80 60-68 54-59 48-53 <48 1 20 39 27 13 1 20 39 27 13 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

100 100

Berdasarkan kategori penilaian di atas dapat diketahui persepsi siswa

terhadap kegiatan ekstrakurikuler kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta

(72)

3. Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler

Dari data diperoleh skor terendah 22 dan skor tertinggi 35 dengan

mean 28,02, median 27,67, modus 26,5 dan standar deviasi 118,64

(perhitungannya dapat dilihat dilampiran 3). Dari data tersebut dibuat tabel

distribusi frekuensi dengan jumlah kelas 7 dan panjang interval 2 seperti

tertera dibawah ini :

Tabel V.15. Distribusi Frekuensi Partisipasi Siswa

No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi

(%) 1 2 3 4 5 6 7 22-23 24-25 26-27 28-29 30-31 32-33 34-35 1 23 24 23 15 8 6 1 23 24 23 15 8 6

Jumlah 100 100

Dalam memberikan interpretasi penilaian variabel partisipasi siswa

terhadap kegiatan ekstrakurikuler digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

tipe II. Tabel tersebut tampak dibawah ini :

Tabel V.16. Interpretasi Penilaian Partisipasi Siswa

(73)

Berdasarkan kategori penilaian di atas dapat diketahui partisipasi

siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler siswa kelas II SMU BOPKRI 2

Yogyakarta cukup, karena frekuensi yang paling besar ada dua yaitu 35%

pada penilaian cukup dan rendah maka penulis memakai frekuensi paling atas

yaitu 35% pada penilaian cukup.

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi

Product Moment dari Karl Pearson dan korelasi ganda. Agar kesimpulan

tidak menyimpang dari yang seharusnya maka terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas dan uji linieritas sebagai prasyarat untuk dilakukan analisis data.

Analisis ini dapat dilakukan apabila memenuhi syarat antara lain : skala data

interval atau rasio, datanya berdistribusi normal, mempunyai hubungan linier

antara masing-masing variabel bebas dengan terikat.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

masing-masing variabel apakah datanya berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis Chi Kuadrat ( X2 )

dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian normalitas yaitu jika

analisis Chi Kuadrat hitung ( X2 hitung ) lebih kecil dari harga Chi

Kuadrat tabel ( X2 tabel ) dengan derajat kebebasan = k-1 dengan taraf

signifikansi 5% berarti distribusi data normal, demikian pula sebaliknya.

(74)

SPS edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih. Hasil analisis uji

normalitas sebaran / distribusi data masing-masing variabel dapat dilihat

sebagai berikut :

a. Berdasarkan hasil uji normalitas data variabel X1 yaitu motivasi

siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler diperoleh dengan harga

Chi Kuadrat hitung ( X2 hitung ) sebesar 14,344 (lampiran 5)

sedangkan nilai Chi Kuadrat tabel ( X2 tabel ) dengan taraf

signifikansi 5% dan derajat kebebasan 9 sebesar 16,919 (lampiran

5). Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa

distribusi data variabel motivasi siswa terhadap kegiatan

ekstrakurikuler (X1) berdistribusi normal, karena Chi Kuadrat

hitung ( X2 hitung ) lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel ( X2tabel ).

b. Berdasarkan hasil uji normalitas data variabel X2 yaitu persepsi

siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler diperoleh dengan harga

Chi Kuadrat hitung ( X2 hitung ) sebesar 4,952 (lampiran 5)

sedangkan nilai Chi Kuadrat tabel ( X2 tabel ) dengan taraf

signifikansi 5% dan derajat kebebasan 9 sebesar 16,919 (lampiran

5). Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa

distribusi data variabel persepsi siswa terhadap kegiatan

ekstrakurikuler (X2) berdistribusi normal, karena Chi Kuadrat

hitung ( X2 hitung ) lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel ( X2 tabel ).

c. Berdasarkan hasil uji normalitas data variabel Y yaitu partisipasi

(75)

hitung ( X2 hitung ) sebesar 16,389 (lampiran 5) sedangkan nilai

Chi Kuadrat tabel ( X2 tabel ) dengan taraf signifikansi 5% dan

derajat kebebasan 9 sebesar 16,919 (lampiran 5). Dari hasil

perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi data

variabel partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler (Y)

berdistribusi normal, karena Chi Kuadrat hitung ( X2 hitung ) lebih

kecil dari Chi Kuadrat tabel ( X2tabel ).

Dari data uji normalitas dapat dibuat tabel untuk seluruh variabel sebagai

berikut :

Tabel V.17. Rangkuman Hasil Uji Normalitas

No Variabel db X2 hitung X2 tabel Kesimpulan 1

2

3

Motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Persepsi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler

9

9

9

14,344

4,952

16,389

16.919

16,919

16,919

Normal

Normal

Normal

Dari hasil perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa data

semua variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal. Hasil uji

normalitas sebaran secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui data masing-masing variabel

bebas mempunyai hubungan yang linier atau tidak dengan variabel terikat.

Dalam pengujian linieritas ini dibantu dengan menggunakan komputer

(76)

Kriteria pengambilan keputusan yaitu tolak hipotesis model regresi

linier. Jika F≥(1-α)(k-2,n-k). Untuk distribusi F yang digunakan diambil

derajat kebebasan (dk) pembilang = k-2 dan derajat kebebasan (dk) penyebut

= n-k.

Setelah dilakukan uji lineritas dari masing-masing variabel dapat diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel V.18. Hasil Uji linieritas

No Variabel Bebas Variabel terikat Dk Pembilang dk penyebut F Hitung F Tabel Kesimpulan 1 2 Motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakur ikuler Persepsi siswa terhadap kegiatan ekstrakur ikuler Partisipa si siswa dalam kegiatan ekstrakur ikuler Partisipa si siswa dalam kegiatan ekstrakur ikuler 21 20 77 78 1,171 1,293 1,706 1,720 Linier Linier

Dari tabel di atas diketahui bahwa F hitung antara masing-masing

variabel bebas dengan variabel terikat lebih kecil dari pada F tabel dengan taraf

signifikansi 5%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

(77)

C. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini terdapat 3 hipotesis. Pengujian hipotesis pertama

dan kedua menggunakan analisis korelasi Product Moment dengan rumus

sebagai berikut :

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 1 2 1 1 1 Y Y n X X n Y X Y X n rxy

Setelah diketahui koefisien korelasi dari dua variabel (rxy), selanjutnya

dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah koefisien korelasi (rxy)

signifikan atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan uji t dengan rumus

sebagai berikut :

2 1 2 r n r t − − =

Langkah selanjutnya t hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan

t tabel untuk membuktikan apakah korelasi dari dua variabel signifikan atau

tidak. Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka korelasi antara dua variabel

signifikan sehingga hipotesis diterima dan sebaliknya.

Sedangkan untuk variabel ketiga menggunakan analisis korelasi ganda

seperti yang telah diuraikan pada metodologi penelitian. Hasil pengujian

masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Untuk menguji hipotesis pertama yang menyatakan ada hubungan

(78)

ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler

diuji dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment. Untuk

mencari nilai korelasi antara motivasi siswa terhadap kegiatan

ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler

penulis menggunakan bantuan komputer program SPS edisi Sutrisno Hadi

dan Yuni Pamardiningsih. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

r hitung dari variabel motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler

dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler sebesar 0,384

(lampiran 7). Nilai rxy sebesar 0,384 artinya korelasi antara motivasi siswa

terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan

ekstrakurikuler adalah positif dan rendah.Ini berarti bahwa terdapat

hubungan yang rendah antara motivasi siswa terhadap kegiatan

ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Positif artinya jika motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler

meningkat maka partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler juga

meningkat, dan sebaliknya.

Setelah nilai r hitung diketahui selanjutnya dilakukan uji signifikansi

untuk menguji nilai rxy tersebut signifikan atau tidak. Untuk pengujian

signifikansi ini digunakan uji t. Perhitungan harga t hitung adalah sebagai

berikut :

2

1 2

r n r t

(79)

2 384 , 0 1 2 100 384 , 0 − − = 147456 , 0 1 98 384 , 0 − = 852544 , 0 801406056 , 3 = 923333092 , 0 801406056 , 3 = = 4,117047346

= 4,117 (pembulatan)

Kriteria pengambilan keputusan yaitu hipotesis akan diterima apabila t

hitung lebih besar dari t tabel, demikian pula sebaliknya hipotesis akan

ditolak apabila t hitung lebih kecil dari t tabel dengan derajat kebebasan

(db)= n-2.

Berdasarkan tabel distribusi t diperoleh t tabel untuk derajat

kebebasan (db)= 98 pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,6606. Apabila

dibandingkan dengan t tabel yaitu sebesar 1,6606 maka diperoleh

kesimpulan t hitung lebih besar dari pada t tabel. Dari uraian di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara

motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa

dalam kegiatan ekstrakurikuler sebesar 0,384. Ini berarti bahwa

kesimpulan yang diperoleh dapat digeneralisasikan pada populasi siswa

kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006. Dengan

(80)

signifikan antara motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan

partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler diterima.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Untuk menguji hipotesis kedua yang menyatakan ada hubungan

positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap kegiatan

ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler

diuji dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment. Untuk

mencari nilai korelasi antara persepsi siswa terhadap kegiatan

ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler

penulis menggunakan bantuan komputer program SPS edisi Sutrisno Hadi

dan Yuni Pamardiningsih. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

r hitung dari variabel persepsi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler

dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler sebesar 0,289

(lampiran 7). Nilai rxy sebesar 0,289 artinya korelasi antara persepsi siswa

terhadap kegiatan ekstrakurikuler dengan partisipasi siswa dalam kegiatan

ekst

Gambar

Tabel Statistik ……………………………………………………………………… 105
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas ( X ) dengan variabel ( Y )
Tabel III.1 Kisi – kisi kuesioner Motivasi Siswa
Tabel III.2 Ketentuan pemberian skor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh penggunaan alginat dengan viskositas yang berbeda serta pengaruh penambahan PEG 2% terhadap pelepasan obat dari cangkang kapsul dalam sediaan

Alasan paling banyak dalam berkunjung ke tempat wisata yang belum pernah dikunjungi adalah untuk bersenang-senang (wisata refreshing) hal ini sesuai dengan fungsi

Accept answer without working from correct listing, correct tree diagram or correct grid for K1N1... Do not accept any solution solved no using

[r]

KEMENTERIAN KEUANGAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fullerton tersebut diketahui auditor wanita akan lebih skeptis dalam memberikan opini pada laporan keuangan dibandingkan

Oleh karena itu, IAEA dalam kasus kecelakaan reaktor nuklir di Fukushima yang terjadi akibat terjadinya gempa bumi Tohoku pada tanggal 11 Maret yang berkekuatan

“Apa yang terjadi dengan desa ini?” tanya Indara pitaraa.. “Iya, apa