• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Minomartani 6 menggunakan teknik Mind Map.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Minomartani 6 menggunakan teknik Mind Map."

Copied!
347
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI MINOMARTANI 6

MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Dwi Puji Nurcahya

091134080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan tulus karya ini saya persembahkan kepada:

 Tuhan YESUS KRISTUS yang telah memberikan limpahan karuniaNya  Ayah dan Ibuku yang selalu memberikan kasih sayang dan

nasehat-nasehat yang sangat berati bagiku

 Kakakku yang selalu memberikan dukungan dan semangat bagi kuliahku  Kakek dan Nenekku yang selalu memberikan nasehat dan dukungan

kepada saya

 Semua teman-teman PGSD angkatan 2009 yang telah memberikan banyak cerita selama kuliah

(5)

v

MOTTO

“Only those who dare to fail greatly can ever achieve greatly”

__Robert Kennedy__

“Tak mau hanya bernyanyi menunggu dan membuatmu berbangga sejenak karena semua terekam tak pernah mati”

__ The Upstairs__

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Juli 2013

Penulis,

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Dwi Puji Nurcahya

NIM : 091134080

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI MINOMARTANI 6 MENGGUNAKAN TEKNIK

MIND MAP kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 12 Juli 2013 Yang menyatakan,

(8)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI MINOMARTANI 6

MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAP

Oleh:

Dwi Puji Nurcahya NIM: 091134080 Universitas Sanata Dharma

Observasi pada proses pembelajaran IPS di SD Negeri Minomartani 6 menunjukkan kecenderungan proses pembelajaran yang berpusat pada guru. Peneliti berasumsi bahwa hal ini mengakibatkan minat dan prestasi belajar siswa rendah. Rendahnya minat dan prestasi belajar siswa ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang bertujuan meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan teknik mind map. Pada siklus I pembelajaran dilakukan menggunakan teknik mind map dengan unsur gambar,warna, garis, simbol dan kata. Pada siklus II pembelajaran dilakukan dengan penambahan unsur media gambar nyata. Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur minat siswa sedangkan prestasi belajar diukur dengan menggunakan soal evaluasi dan rubrik penilaian.

Peningkatan minat belajar siswa dilakukan melalui upaya menarik perhatian siswa, melibatkan siswa, menumbuhkan kemauan mengembangkan diri dan perasaan senang siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hasil kuesioner pada siklus I menunjukan adanya peningkatan jumlah siswa yang cukup berminat dalam pelajaran IPS sebanyak 14 siswa yaitu dari yang semula 16 siswa meningkat menjadi 30 siswa. Pada siklus II jumlah siswa yang cukup berminat meningkat lagisebanyak 6 siswa yaitu dari yang semula 30 siswa menjadi 36 siswa.

Peningkatan prestasi belajar siswa dilakukan melalui pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam pembelajaran. Hasil soal evaluasi dan rubrik penilaian menunjukan peningkatan persentase siswa yang mencapai KKM sebanyak 15,91%, yaitu dari 44% menjadi 51%. Pada siklus II meningkat lagi sebanyak 80,39%, yaitu dari 51% menjadi 92%. Rata-rata nilai kelas juga meningkat 0,19 poin yaitu dari yang semula 66,55 menjadi 66,74. Pada siklus II meningkat lagi 10,25 poin, yaitu dari yang semula 66,74 menjadi 76,99.

(9)

ix

ABSTRACT

THE ENHANCEMENT OF STUDENTS’ INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT TOWARDS SOCIAL STUDY OF THE FOURTH

GRADERS IN SD NEGERI MINOMARTANI 6 BY USING MIND MAP TECHNIQUE

By:

Dwi Puji Nurcahya

Student Number: 091134080 Sanata Dharma University

Observation on the Social Science learning process at SD N Minomartani 6 showed the tendency of learning process which focused on teacher-centered. The researcher assumed that it caused the students’ interest and learning achievement was low. Low interest and learning achievement of the students encouraged the researcher to conduct classroom action research. It aimed to enhance students’ interest and learning achievement by using mind map technique. In cycle I, the learning process was done by using mind map technique with some elements such as pictures, color, lines, symbols, and words. In cycle II, the learning process was done by adding an element which is real pictures media. The researcher used questionnaire to measure students’ interest, whereas the learning achievement was measured by using evaluation questions and assessment rubric.

The enhancement of students’ interest was done by attracting students’ attention, involving students, and fostering their willingness to develop themselves and their satisfaction in the learning activity. The result of the questionnaire in the cycle I showed an increasing number of students who were fairly interested in learning social study was 14 students, from 16 students at first then increased into 30 students. In cycle II, the number of students who were fairly interested increased into 6 students which originally 30 students to 36 students.

The enhancement of students’ learning achievement was done through the development of cognitive, affective, and psychomotor aspects in learning process. The result of the evaluation question and assessment rubric showed the increasing of students’ percentage which achieved the pressing grade as much as 15.91%, from 44% to 51%. In cycle II increased as much as 80.39%, from 51% to 92%. The average score of the class also increased 0.19 point, from 66.55 to 66.74. In cycle II increased up to 10.25 point, from 66.74 to 76.99.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan segala rahmatNya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ―PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI

BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI MINOMARTANI 6 MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAP‖ ini dengan baik. Penulisan skripsi ini

bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Santa Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, dorongan, semangat serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingannya yang sangat berguna selama penelitian ini.

(11)

xi

5. Bapak Dwi Handaya selaku guru kelas IV SD Negeri Minomartani 6, yang telah memberikan waktu, bantuan, dan masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis.

6. Bapak, Ibu, kakak, Mbah Putri dan Mbah Kakung yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa.

7. Galih Hema Suryani yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Sahabat dan teman-temanku yang selalu mendukung dan mendoakanku. 9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma.

Yogyakarta, 12 Juli 2013

Penulis

(12)

xii

LEMBAR PERNYATAANPERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Minat Belajar ... 12

2.1.1.1 Pengertian Minat ... 12

2.1.1.2 Pengertian Belajar ... 13

2.1.1.3 Pengertian Minat Belajar ... 14

2.1.1.4 Indikator Minat Belajar ... 15

2.1.2 Teori Belajar... 17

2.1.3 Prestasi Belajar ... 19

2.1.4 Mind Map ... 20

2.1.5 Ilmu Pengetahuan Sosial ... 22

2.1.6 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 25

2.2 Penelitian yang Relevan ... 27

2.3 Kerangka Berpikir ... 34

2.4 Hipotesis Tindakan... 37

(13)

xiii

3.3.1 Persiapan ... 41

3.3.2 Rencana Setiap Siklus ... 42

3.4 Indikator Keberhasilan dan Pengukurannya ... 45

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.5.1 Angket atau Kuesioner ... 46

3.5.2 Wawancara ... 46

3.5.3 Dokumentasi ... 47

3.5.4 Observasi ... 47

3.6 Instrumen Pengumpulan Data ... 47

3.6.1 Kuesioner ... 48

3.6.2 Tes Objektif ... 49

3.6.3 Rubrik Penilaian ... 51

3.7 Validitas, Reliabilitas dan Indeks Kesukaran ... 60

3.7.1 Validitas Instrumen ... 60

3.7.2 Reliabilitas Instrumen ... 79

3.7.3 Indeks Kesukaran ... 80

3.8 Teknik Analisis Data ... 87

3.8.1 Analisis Minat Belajar ... 87

3.8.2 Analisis Prestasi Belajar ... 89

3.9 Jadwal Penelitian ... 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 92

4.1.1 Gambaran Umum Penelitian Tindakan Kelas ... 92

4.1.1.1 Siklus I ... 92

4.1.1.1.1 Perencanaan... 92

4.1.1.1.2 Pelaksanaan ... 93

4.1.1.1.3 Pengamatan ... 95

4.1.1.1.4 Refleksi ... 96

4.1.1.2 Siklus II ... 99

4.1.1.2.1 Perencanaan... 100

4.1.1.2.2 Pelaksanaan ... 101

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 162

5.2 Keterbatasan ... 164

5.2 Saran ... 164

DAFTAR PUSTAKA ... `165

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Indikator Keberhasilan ... 45

Tabel III. 2 Pedoman Wawancara untuk Guru... 46

Tabel III. 3 Instrumen Pengumpulan Data ... 48

Tabel III. 4 Kisi-kisi Kuesioner Minat ... 49

Tabel III. 5 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 50

Tabel III. 6 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 51

Tabel III. 7 Rubrik Penilaian LKS 1 Siklus I ... 52

Tabel III. 13 Rubrik Penilaian Produk Mind Map ... 58

Tabel III. 14 Rubrik Penilaian Afektif ... 59

Tabel III. 15 Rubrik Penilaian Psikomotor ―Presentasi‖ ... 60

Tabel III. 16 Hasil Uji Validitas Empiris Kuesioner Minat ... 62

Tabel III. 17 Kisi-kisi Kuesioner Minat Setelah Validasi ... 63

Tabel III. 18 Hasil Validasi Silabus Siklus I oleh Ahli ... 66

Tabel III. 19 Hasil Validasi Silabus Siklus II oleh Ahli ... 68

Tabel III. 20 Hasil Validasi RPP Siklus I oleh Ahli ... 70

Tabel III. 21 Hasil Validasi RPP Siklus II oleh Ahli ... 71

Tabel III. 22 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 74

Tabel III. 23 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I setelah Validitas ... 75

Tabel III. 24 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 77

Tabel III. 25 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus II setelah Validitas ... 78

Tabel III. 26 Koefisien Reliabilitas ... 79

Tabel III. 27 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Minat ... 79

Tabel III. 28 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 80

Tabel III. 29 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 80

Tabel III. 30 Kriteria Indeks Kesukaran ... 81

Tabel III. 31 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Siklus I ... 82

Tabel III. 32 Kisi-kisi Indeks Kesukaran Soal Siklus I ... 83

Tabel III. 33 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Siklus II ... 84

Tabel III. 34 Kisi-kisi Indeks Kesukaran Soal Siklus II ... 86

Tabel III. 35 Tingkat Penguasaan Kompetensi PAP 1 ... 87

Tabel III. 36 Skor Tiap Jawaban Kuesioner... 88

Tabel III. 37 Rentang Nilai Tiap Kategori ... 89

Tabel III. 38 Jadwal Penelitian... 91

Tabel IV. 1 Ketercapaian Siklus I ... 99

Tabel IV. 2 Target Capaian Indikator Siklus II... 101

Tabel IV. 3 Data Awal Minat Siswa ... 107

Tabel IV. 4 Data Minat Siswa Siklus I ... 109

Tabel IV. 5 Data Minat Siswa Siklus II ... 111

(15)

xv

Tabel IV. 7 Hasil Nilai Akhir Siklus I ... 115

Tabel IV. 8 Hasil Nilai Akhir Siklus II ... 117

Tabel IV. 9 Hasil Rangkuman Nilai Akhir Siklus I dan Siklus II... 119

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Bagan Indikator Minat ... 17

Gambar II. 2 Literatur Map Penelitian-penelitian Relevan ... 34

Gambar III. 1Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Taggart ... 39

Gambar IV. 1 Keterlibatan Siswa dalam Demonstrasi Mind Map ... 124

Gambar IV. 2 Pembuatan Mind Map oleh Siswa ... 125

Gambar IV. 3 Kegiatan Siswa Mengerjakan LKS ... 126

Gambar IV. 4 Hasil Kuesioner Siswa Siklus I (1) ... 127

Gambar IV. 14 Kegiatan Siswa dalam Mencari nformasi ... 144

Gambar IV. 15 Aktifitas Diskusi Siswa ... 145

Gambar IV. 16 Hasil Kuesioner Siswa Siklus II (1) ... 146

Gambar IV. 22 Aktifitas Diskusi Siswa ... 155

Gambar IV. 23 Refleksi Siswa Siklus II (1) ... 156

Gambar IV. 24 Refleksi Siswa Siklus II (2) ... 157

Gambar IV. 25 Grafik Pencapaian Indikator Minat Belajar ... 159

Gambar IV. 26 Grafik Pencapaian Siswa Lulus KKM ... 160

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 168

Lampiran 2. Data Awal ... 170

Lampiran 3. Perangkat Pembelajaran Sebelum Validasi ... 173

Lampiran 4. Perangkat Pembelajaran Sesudah Validasi ... 220

Lampiran 5. Instrumen Penelitian ... 275

Lampiran 6. Validitas dan Indeks Kesukaran ... 296

Lampiran 7. Hasil Penelitian ... 304

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini, diuraikan tentang latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan pengertian dalam penelitian.

1.1Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang bergelut secara intens dengan pendidikan, itulah sebabnya manusia dijuluki sebagai animal education dan

animal educandus secara sekaligus, yaitu sebagai makhluk yang dididik dan makhluk yang mendidik (Sukardjo & Komarudin, 2009:1). Dalam pendidikan terjadi interaksi antara peserta didik atau makhluk yang dididik dan juga pendidik atau makhluk yang mendidik yang dapat berlangsung dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung di sekolah diadakan dengan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang dilakukan di sekolah akan lebih baik jika mampu membuat siswa aktif, kreatif, efektif dan juga menyenangkan (PAKEM). Penggunaan PAKEM dalam pembelajaran memungkinkan peserta didik dan pendidik sama-sama aktif dalam proses pembelajaran.

―PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta

(19)

termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif‖ (Daryanto & Tasrial, 2012:111).

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) hendaknya juga harus mampu membuat siswa aktif, kreatif, efektif dan juga merasa senang (PAKEM). Hal tersebut didasari karena pendidikan IPS mempunyai peranan penting untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat serta terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Menurut Soemantri (dalam Sapriya, 2009:11), ―pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan‖. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Integrasi ini terjadi karena mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.

(20)

rata-rata keseluruhan siswa pada tahun ajaran 2010/2011 adalah 68,8. Pada tahun ajaran 2011/2012 terjadi penurunan prestasi belajar siswa, dari 33 siswa hanya 13 siswa (39%) yang mencapai nilai KKM yang ditentukan sekolah dan nilai rata-rata keseluruhan siswa pada tahun ajaran tersebut hanya 64,3. Data tersebut menunjukan bahwa rata-rata jumlah siswa yang mencapai KKM pada mata pelajaran IPS adalah 44% sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 66,55. Sedikitnya jumlah siswa yang dapat mencapai nilai sesuai KKM menunjukan bahwa ada suatu masalah dalam pembelajaran IPS di SD N Minomartani 6.

Pada tanggal 16 Januari 2013 peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV untuk mengetahui penyebab banyaknya nilai siswa yang berada dibawah KKM. Hasil wawancara dengan guru kelas memberikan informasi bahwa nilai siswa rendah dalam mata pelajaran IPS dikarenakan siswa cenderung kesulitan dalam menghafal materi. Guru kelas juga menjelaskan bahwa minat siswa dalam mengikuti pelajaran IPS masih kurang. ―Rata-rata minat siswa dalam pelajaran IPS itu sama mas, soalnya IPS tu kan cuma pelajaran menghafal. Nah kalau materinya dirasa sulit oleh siswa tambah minatnya berkurang‖ (komunikasi pribadi, 16 Januari 2013). Hasil wawancara dengan guru tersebut memberikan informasi bahwa rata-rata minat siswa dalam pelajaran IPS itu sama hal ini dikarenakan IPS merupakan pelajaran menghafal. Guru juga memberikan informasi bahwa minat siswa akan berkurang jika materi dalam pelajaran IPS dirasa sulit oleh siswa.

(21)

siswa nampak acuh. Banyak siswa yang tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan mereka lebih memilih melakukan aktifitas-aktifitas lain seperti mencoret-coret buku, berbicara dengan teman, bahkan juga ada siswa yang tiduran ketika pelajaran berlangsung.

Informasi lebih lanjut tentang masalah pada mata pelajaran IPS diperoleh peneliti dengan melakukan wawancara kepada siswa kelas IV SD N Minomartani 6 pada tanggal 19 Januari 2013. Saat peneliti mewawancarai siswa tentang mata pelajaran IPS serta sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa tersebut memberikan jawaban ―Kadang ndengerin kadang juga ngobrol mas, pelajarannya gak enak!‖(komunikasi pribadi, 19 Januari 2013). Hasil wawancara dari siswa tersebut memberikan informasi bahwa dalam pembelajaran, siswa terkadang mendengarkan penjelasan guru namun juga kadang berbicara dengan teman. Hal tersebut dikarenakan siswa merasa pelajarannya tidak menyenangkan.

(22)

Pada tanggal 23 Januari 2013, peneliti melakukan observasi yang pertama pada proses pembelajaran IPS di SD Minomartani 6. Dalam observasi terlihat bahwa ketika proses pembelajaran guru relatif berdiri di depan kelas dan menjelaskan materi dengan membaca buku paket yang beliau bawa. Interaksi antara guru dan siswa kurang terlihat dalam proses pembelajaran tersebut. Guru relatif mendominasi dalam aktifitas pembelajaran di kelas. Dalam proses pembelajaran ini nampak 14 siswa dari 37 siswa yang melakukan kegiatan mencatat ketika proses pembelajaran selain itu banyak siswa yang lebih memilih berbicara dengan teman daripada memperhatikan penjelasan guru.

Observasi yang kedua dilakukan pada tanggal 31 Januari 2013. Dalam observasi tersebut terlihat aktivitas pembelajaran IPS yang sama seperti pada observasi yang pertama dimana guru menjadi pusat dalam aktifitas kelas serta interaksi antara guru dengan siswa yang kurang terjalin. Saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa, tidak ada siswa yang mau menjawab sehingga guru harus menunjuk siswa agar mau menjawab pertanyaan yang diberikan. Sikap siswa yang tidak mau menjawab pertanyaan dari guru ini menunjukan bahwa kemauan siswa untuk mengembangkan diri dalam pembelajaran masih rendah.

(23)

pembelajaran, dari 37 siswa hanya sekitar 11 siswa yang antusias dari awal sampai akhir pembelajaran. Ketidaksenangan siswa dengan pembelajaran IPS ini juga terlihat dari sikap siswa yang sudah keluar kelas ketika proses pembelajaran belum selesai.

Dari hasil observasi diatas peneliti menyimpulkan bahwa proses pembelajaran di SD N Minomartani 6 masih menggunakan pembelajaran tradisional hal ini terlihat dari aktivitas kelas yang relatif didominasi oleh guru. Peneliti juga menyimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas IV SD N Minomartani 6 masih rendah hal ini dilihat dari sikap siswa yang tidak mau terlibat dalam proses pembelajaran, perhatian siswa yang rendah terhadap pelajaran, kemauan untuk mengembangkan diri dan rasa tidak senang ketika mengikuti proses pembelajaran.

Melihat indikasi dalam proses pembelajaran tersebut, peneliti kemudian menyusun kuesioner untuk mengetahui sejauh mana minat siswa dalam pembelajaran IPS. Penyebaran kuesioner dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2013. Kuesioner yang disebar tersebut terdiri dari 4 indikator yaitu perhatian dalam pembelajaran, kemauan untuk mengembangkan diri, keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan perasaan senang dalam pembelajaran. Dari hasil penyebaran kuesioner tersebut didapatkan informasi bahwa dari 37 siswa hanya 16 siswa (43%) yang termasuk dalam katagori minimal cukup berminat.

(24)

tidak mau terlibat dalam proses pembelajaran serta lebih memilih melakukan aktivitas lain daripada mengikuti proses pembelajaran menyebabkan prestasi belajar siswa pun rendah.

Menurut Muslich (2010:118), minat menjadi salah satu penentu keberhasilan peserta didik. Ketika siswa mempunyai minat yang baik akan suatu pelajaran, siswa akan berusaha mendapatkan yang terbaik dalam pelajaran tersebut namun ketika siswa tidak mempunyai minat yang baik maka dia tidak akan berusaha maksimal dalam mendapatkan prestasi belajarnya. Hal tersebut juga diperkuat oleh pendapat Rohani (2004:170) yang menjelaskan bahwa keberhasilan peserta didik tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan yang dimilikinya, tetapi juga ditentukan oleh minat belajarnya.

―Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa yaitu cara mengajar guru‖ (Darmayoga dkk, 2013). Cara mengajar guru yang relatif menggunakan metode tradisional menjadi salah satu penyebab minat siswa dalam mengikuti pembelajaran berkurang, hal ini nampak ketika siswa tidak mau terlibat serta tidak mempunyai perhatian dalam proses pembelajaran. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan guru menyebabkan siswa tidak menerima materi secara utuh. Siswa yang tidak menerima materi secara utuh menyebabkan siswa kesulitan dalam pemahaman materi.

(25)

meningkatkan minat siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran inovatif. Model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat misalnya Contextual teaching learning (CTL) dan Cooperative learning.

Peningkatan minat siswa dalam belajar dapat juga ditingkatkan dengan pemilihan teknik mengajar yang menarik. Salah satu teknik mengajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat yaitu teknik mind map. Mind map

merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan

―memetakan‖ pikiran-pikiran kita (Buzan, 2008:4). Pembelajaran menggunakan teknik mind map dapat menarik minat dan perhatian siswa dalam memahami dan mengolah bahan ajar menjadi lebih sederhana dan lebih bermakna.

Berdasarkan berbagai pilihan cara untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD N Minomartani 6, peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik mengajar mind map. Teknik mind map dipilih karena dalam

mind map terdapat banyak simbol, gambar, kata, warna, serta garis yang akan membantu mempelajari materi secara efisien dan menyenangkan (Buzan, 2008:20)

Pembuatan mind map juga relatif membutuhkan bahan yang sederhana yaitu kertas kosong tak bergaris, pena, pensil warna, otak, dan imajinasi (Buzan, 2008:14). Pencatatan menggunakan mind map dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan memetakan gagasan sentral di bagian tengah, topik utama di cabang-cabang utama, dan sub-topik di cabang-cabang-cabang-cabang kedua.

(26)

ditingkatkan dengan pemilihan teknik pembelajaran dengan penggunaan gambar. Teknik mind map yang menggunakan bahan-bahan yang sederhana, proses pembuatan yang menarik serta terdiri dari gambar, warna, garis kata serta simbol tentu akan mampu menumbuhkan minat siswa dalam belajar IPS.

Dari berbagai penelitian terdahulu (Maryudi, 2010; Fatma, 2010; Agustianingrum, 2011) terbukti bahwa teknik mind map dapat meningkatkan prestasi belajar IPS sedangkan penelitian oleh Darmayoga, Lasmawan, dan Marhaeni (2013) menunjukan bahwa teknik mind map dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa sekolah dasar. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: ―Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Minomartani 6

Menggunakan Teknik Mind Map.

1.2Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada peningkatan minat serta prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik

mind map pada siswa kelas IV SD Negeri minomartani 6 semester II pada KD 2.4 mengenal permasalahan sosial di daerahnya.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, masalah dalam penelitian ini dirumuskan menjadi :

(27)

2. Bagaimana penggunaan teknik mind map dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Minomartani 6 semester II Tahun Ajaran 2012/2013?

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Mengetahui penggunaan teknik mind map dalam upaya meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Minomartani 6 semester II Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Mengetahui penggunaan teknik mind map dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Minomartani 6 semester II Tahun Ajaran 2012/2013.

1.5Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas, sehingga dapat mendorong dan mengembangkan PTK selanjutnya serta menambah wawasan tentang teknik pembelajaran yang mampu meningkatkan minat siswa yaitu teknik pembelajaran mind map.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian guru dalam memberikan atau menyampaikan materi permasalahan sosial menggunakan teknik mind map

(28)

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada sekolah atau lembaga pendidikan di SD sebagai bahan kajian dalam usaha perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

4. Bagi siswa

Penelitian ini dapat memberi alternatif lain dalam mempelajari suatu materi pelajaran dengan cara membuat ringkasan yang menarik, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan keaktifan, minat dan motivasi siswa dalam kegiatan belajar.

1.6Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan menimbulkan perbedaan pemahaman tentang suatu istilah yang akan dipakai, perlu adanya batasan pengertian dalam penelitian ini.

1. Minat belajar adalah kecenderungan atau keinginan dan rasa senang dalam diri seseorang terhadap suatu objek tertentu yang melahirkan perubahan yang relatif menetap berupa tingkah laku, pengetahuan, sikap dan keterampilan. 2. Prestasi belajar adalah hasil dari usaha yang dilakukan individu dengan

melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

3. IPS adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang manusia dan lingkungan dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial..

(29)

12

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

Dalam bab ini, diuraikan landasan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan tentang landasan teori terdiri dari empat bagian yaitu kajian pustaka, penelitian terdahulu, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka memaparkan tentang minat belajar, teori belajar, prestasi belajar, mind map, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Penelitian Tindakan Kelas.

2.1.1 Minat Belajar

Dalam subbab minat belajar dijelaskan tentang pengertian minat, pengertian belajar, pengertian minat belajar dan indikator minat belajar yang digunakan.

2.1.1.1 Pengertian Minat

Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi corak perbuatan yang akan diperlihatkan oleh seseorang. Seseorang yang mempunyai minat besar terhadap suatu hal akan memusatkan perhatiannya lebih banyak terhadap hal tersebut daripada orang lain yang minatnya kecil. Minat mempunyai hubungan yang kuat dengan motivasi. Seseorang yang memiliki minat terhadap bidang tertentu cenderung tertarik dan dengan demikian timbul motivasinya untuk memelajari bidang tersebut (Dimyati dan Mudjiono, 2006:43).

(30)

menurut Syah (2008:151) secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Slamento (dalam Djaali:2008) juga berpendapat bahwa minat adalah rasa lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu hal atas aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Dari tiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang terhadap objek tertentu.

Berdasarkan bentuk pengekspresian dari minat, minat dapat dibedakan berdasar sebab atau alasan timbulnya minat (Surya, 2007:122 ). Yang pertama yaitu minat volunter, minat yang berasal dari dalam diri siswa tanpa ada pengaruh dari luar. Minat volunter timbul karena individu sudah memiliki suatu ketertarikan atau perhatian yang tinggi terhadap suatu objek, sehingga ketika objek itu muncul maka dengan sendirinya minat siswa itu juga akan muncul. Penyebab timbulnya minat yang kedua yaitu minat involunter, minat yang berasal dari dalam diri siswa karena ada pengaruh dari luar (diciptakan oleh guru). Individu sebenarnya tidak mempunyai ketertarikan atau minat terhadap suatu objek, namun karena adanya usaha dari guru untuk menampilkan objek tersebut secara menarik maka minat dalam diri siswa pun muncul terhadap objek tersebut. Penyebab timbulnya minat yang ketiga yaitu minat nonvolunter, minat yang berasal dari dalam diri siswa karena dipaksakan. Minat nonvolunter bukan termasuk minat secara utuh karena minat nonvolunter muncul karena adanya suatu paksaan.

2.1.1.2Pengertian Belajar

(31)

bahasa Indonesia artinya belajar adalah suatu perubahan dalam diri manusia yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat membentuk perilaku manusia. Sementara Meier (dalam Yamin, M. 2007: 75), ―belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pengalaman, pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan menjadi keaktifan‖. Dari dua pendapat tersebut menunjukan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

Syah (2008:144) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada 3 yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal (faktor dari dalam) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani. Faktor internal ini meliputi a) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan b) aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) yang terdiri dari tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat dan motivasi siswa.

Faktor eksternal yakni kondisi lingkungan sekitar. Faktor ini terdiri dari 2 macam yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Faktor yang ketiga yaitu faktor pendekatan belajar. Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

2.1.1.3Pengertian Minat belajar

(32)

menentukan keberhasilan belajar peserta didik (Muslich, 2010:118). Makin besar minatnya, makin besar semangat dan makin besar hasil kerjanya (Suprijanto, 2007:25). Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Tanpa adanya minat dalam diri siswa maka sulit bagi siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Minat ini timbul apabila siswa tertarik akan sesuatu yang akan dipelajari dan dirasakan bermakna bagi dirinya. Memperhatikan hal ini seharusnya guru seyogianya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang kurang lebih sama dengan kiat membangun sikap positif (Syah, 2008:151).

2.1.1.4 Indikator Minat Belajar

Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. ―Keinginan atau minat dan kehendak atau kemauan sangat mempengaruhi corak perbuatan yang akan diperlihatkan oleh seseorang‖ (Sobur, 2003:246). Hal ini sama dengan yang dikemukakan oleh Djiwandono (2006:366) bahwa kegiatan mereka adalah kunci minat mereka. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut maka dalam menentukan indikator minat dilakukan dengan menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu.

Sambenthiro (2009:12) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa proses dalam mengekspresikan minat adalah sebagai berikut:

(33)

apakah ia tertarik atau tidak tertarik terhadap objek tersebut dan ia akan memutuskan objek mana yang ia suka atau menarik perhatiannya. Seseorang yang telah memutuskan objek mana yang disukainya telah membuatnya meminati objek tersebut dan ia akan menaruh perhatian sepenuhnya terhadap objek tersebut‖

Menurut Slamento (2010:180) bahwa suatu minat diekspresikan melalui kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan terus-menerus disertai rasa senang, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Djamarah (2002:132) juga mengungkapkan hal yang sama bahwa minat diekspresikan siswa melalui pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada lainnya, partisipasi dalam suatu kegiatan, dan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain. Sedangkan Rohani (2004:170) berpendapat bahwa suatu minat ditunjukan melalui kemauan dan usaha peserta didik dalam mencapai kebutuhan belajarnya.

Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa indikator minat belajar terdiri dari perhatian dalam proses pembelajaran, keterlibatan siswa dalam pembelajaran, kemauan untuk mengembangkan diri, dan perasaan senang. Penelitian yang dilakukan juga menggunakan keempat indikator tersebut sebagai acuan untuk mengetahui minat belajar siswa. Bagan indikator minat dapat dilihat pada

(34)

Gambar II.1

Bagan Indikator Minat

2.1.2 Teori Belajar

Menurut Uno (2006:10) belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon namun lebih dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Hal tersebut sesuai dengan teori belajar kognitif. Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri.

Slamento (2010:180)

1. Memperhatikan secara terus menerus

2. Rasa senang 3. Partisipasi

Djamarah (2002:132)

1. Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada lainnya 2. Partisipasi 3. Perhatian

Rohani (2004:170)

1. Kemauan dan usaha peserta didik dalam mencapai kebutuhan belajarnya.

Indikator minat

1. Perhatian

2. Partisipasi/ keterlibatan

(35)

Salah satu tokoh dalam teori belajar kognitif adalah Gagne. Menurut Gagne(dalam Suyono dan Hariyanto, 2012:92) dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk diolah sehingga menghasilkan keluaran berbentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal dan eksternal individu. Kondisi internal adalah keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam diri individu. Kondisi internal ini meliputi motivasi, minat, pehatian dan kemampuan berpikir. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Kondisi eksternal ini disebut sebagai sembilan peristiwa belajar.

Sembilan peristiwa belajar menurut Gagne (dalam Suyono dan Hariyanto, 2012:92-93) adalah sebagai berikut (1) memberikan perhatian, (2) memberi tahu siswa tentang tujuan pembelajaran, (3) dibangun atas pengetahuannya yang telah lalu, (4) menyajikan pembelajaran sebagai rangsangan, (5) memberikan panduan belajar, (6) menampilkan kinerja, (7) memberikan umpan balik, (8) menilai kinerja, (9) meningkatkan retensi/ ingatan dan transfer pengetahuan.

(36)

menggambar (3) strategi kognitif yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan berpikir (4) keterampilan motorik yaitu kemampuan seseorang melakukan gerakan secara teratur dalam urutan tertentu (5) sikap yaitu keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.

2.1.3 Prestasi belajar

Prestasi belajar menurut Darsono (2000:110) merupakan perubahan yang berhubungan dengan 3 aspek (kognitif, afektif dan psikomotor) sebagai akibat interaksi dengan lingkungan. Chosiyah (2001: 84) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan rangkaian hasil usaha yang telah dilatih dalam suatu sistem atau rangkaian kagiatan pendidikan yang dinyatakan dengan nilai. Berdasarkan 2 pendapat diatas dapat diartikan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari usaha yang dilakukan individu dengan melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

(37)

seperti keluarga, teman, sekolah, masyarakat dan lain-lain. Faktor non sosial adalah faktor-faktor lingkungan yang bukan non sosial seperti lingkungan alam dan fisik.

Muhibbin (2003:214-215) menjelaskan bahwa aspek untuk menilai prestasi belajar ada 3 yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Aspek kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan tingkat intelegensi (IQ). Aspek ini dilihat dari kemampuan berpikir seseorang. Aspek Afektif adalah aspek yang berkaitan dengan tingkat kecerdasan emosi (HQ) seseorang. Dalam proses pembelajaran aspek ini dilihat dari ketelitian siswa, tanggung jawab siswa, kerjasama siswa dan lain-lain. Aspek yang terakhir adalah aspek psikomotor. Aspek psikomotor lebih melihat pada aktifitas atau gerak fisik yang dilakukan seseorang. Aspek ini ditunjukan oleh siswa dengan ketrampilan atau unjuk kerja yang dilakukan siswa ketika proses pembelajaran.

2.1.4 Mind Map

Menurut Buzan (2008:4) mind map adalah cara mencatat yang kreatif,

efektif, dan secara harafiah akan ―memetakan‖ pikiran-pikiran kita. Mind map

(38)

Mind map bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu siswa merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang dipelajari. Mind map akan membantu dalam membentuk dan membangun folder-folder pada otak yang nantinya akan berisikan informasi yang teratur dan mudah untuk direview kembali (Sujanto, 2011:67). Adanya kombinasi warna, garis lengkung, simbol, kata, dan gambar memudahkan otak menyerap informasi yang diterima. Dengan Mind map, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal. Kegunaan mind map dalam pendidikan yaitu memberi pandangan yang luas terhadap pokok masalah, memungkinkan kita merencanakan rute atau kerangka pemikiran, mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat, mendorong pemecahan masalah secara kreatif, menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat.

(39)

berbagai warna. Warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat mind map lebih hidup, dan akan menambah pemikiran kreatif.

Langkah keempat yaitu menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua, dan seterusnnya. Dengan menghubungkan cabang-cabang kita akan lebih mudah mengingat. Kelima, buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Garis melengkung akan lebih menarik daripada garis lurus. Penggunaan garis lurus dapat menyebabkan kebosanan. Keenam, gunakan satu kata kunci untuk satiap garis. Kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map. Penggunaan kata tunggal akan memberi kebebasan dan dapat memicu ide serta pemikiran baru. Ketujuh, gunakan gambar. Seperti pada gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata. Jadi penggunaan gambar akan lebih efisien daripada menggunakan kata. Dengan menggunakan tujuh langkah tersebut proses mencatat akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan dengan tingkat

recall (mengingat) yang sangat baik (Sujanto, 2011:65).

2.1.5 Ilmu Pengetahuan Sosial

Soemantri (dalam Sapriya, 2009:11) menjelaskan bahwa IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Sedangkan menurut Banks (dalam Sapriya, 2009:10) definisi IPS sebagai berikut:

“The social studies is that part of the elementary and high school curriculum

(40)

knowledge, skills, attitudes, and values needed to participate in the civic life of their local communities, the nation, and the world”.

Dalam bahasa Indonesia artinya IPS merupakan bagian dari kurikulum persekolahan dan perguruan tinggi yang mempunyai tujuan utama untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, kemampuan, sikap, dan nilai yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam kehidupan dimasyarakat sekitarnya, di negara dan di dunia. Dari kedua pendapat diatas menunjukan bahwa IPS merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang manusia dan lingkungan dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial.

IPS merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, ruang lingkup dalam IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Segala gejala, masalah, dan peristiwa tentang kehidupan manusia di lingkungannya merupakan sumber untuk mempelajari IPS. Sumber belajar IPS tersebut digali dari kehidupan praktis sehari-hari dimasyarakat.

(41)

keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik (Sapriya, 2009:12).

Pengajaran IPS di sekolah dasar yang terdiri dari 2 ilmu sosial pokok yaitu geografi dan sejarah diajarkan dan dikembangkan sesuai dengan konteks di sekitar siswa. Dengan pengajaran yang sesuai dengan konteks siswa, akan dapat membantu siswa untuk memadukan antara konsep yang ada dengan keadaan nyata di sekitarnya. Pendidikan IPS melatih siswa untuk menemukan informasi dan memecahkan masalah yang terjadi di lingkungannya. Dengan pendidikan IPS tersebut siswa dapat menjadi lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara bertanggung jawab dan mampu mempertinggi rasa toleransi antar manusia.

―Pendidikan IPS di setiap jenjang sekolah mempunyai jumlah keilmuan yang

dilibatkan dalam pengajaran IPS yang berbeda. Di tingkat sekolah dasar, bidangnya terutama terdiri dari geografi dan sejarah, di tingkat sekolah lanjutan terdiri dari geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi dan antropologi. Sedangkan di perguruan tinggi hampir seluruh bidang keilmuan ilmu sosial di libatkan pada

kerangka kerja IPS‖ (Sumaatmadja, 1980:11).

(42)

masalah sosial adalah materi yang paling sulit untuk dipahami siswa. Kompetensi dasar 4 membahas materi tentang masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Masalah-masalah sosial yang dibahas dalam kompetensi dasar tersebut meliputi kemiskinan, putus sekolah, kejahatan, kerusakan lingkungan dan lain-lain.

2.1.6 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari classroom action research (CAR), yaitu suatu action research yang dilakukan di dalam kelas. Menurut Wibawa (Susento, 2007:1) PTK adalah kajian yang dilakukan secara sistematis dan reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar, yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Sementara itu menurut Mills (dalam Mertler, 2009:4) PTK adalah

Action research is defined as any systematic inquiry conducted by teachers,

administrators, counselors, or others with a vested interest in the teaching and learning processor environment for the purpose of gathering information about

how their particular schools operate, how they teach, and how their students learn.

Dalam bahasa Indonesia artinya PTK didefinisikan sebagai proses penemuan secara sistematis yang dilakukan oleh guru, administrator, konselor atau pihak lain yang ditekankan pada lingkup proses pembelajaran dengan tujuan mengumpulkan informasi tentang bagaimana pihak-pihak sekolah menyelenggarakan pendidikan, bagaimana guru mengajar dan bagaimana siswa belajar.

(43)

memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Dari tiga pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa PTK adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.

Menurut Suyadi (2012:19-25) didalam PTK minimal terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap pertama yaitu perencanaan. Dalam perencanaan PTK terdapat 3 kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Tahap kedua yaitu pelaksanaan (Acting). Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Dalam pelaksanaannya tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan ilmiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan berpengaruh ketika refleksi pada tahap empat nanti, sehingga hasilnya dapat disinkronkan dengan maksud semula.

Tahap yang ketiga yaitu Observation (Pengamatan). Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrumen pengumpulan data (angket/wawancara/observasi, dll). Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi. Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi juga sering

disebut dengan istilah ―memantul‖. Dalam hal ini, peneliti memantulkan

(44)

kelemahan atau kelebihannya. Peneliti juga akan mengoreksi sisi-sisi mana yang telah sesuai dan sisi mana yang harus diperbaiki.

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian oleh Darmayoga dkk (2013) yang berjudul Pengaruh implementasi metode Mind Mapping terhadap hasil belajar IPS ditinjau dari minat siswa kelas IV SD Sathya Sai Denpasar menemukan fakta bahwa pembelajaran dengan menggunakan model konvesinal membuat siswa menjadi pasif karena hanya duduk dan menerima informasi dari guru dan hal ini berpengaruh terhadap berkurangnya minat siswa dalam pelajaran. Minat siswa yang rendah dalam pelajaran berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Solusi yang akan dilakukan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan metode mind mapping. Pemilihan metode mind mapping ini didasari karena mind mapping memudahkan siswa dalam mempelajari pelajaran IPS dengan menyenangkan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(45)

bebas, hasil belajar IPS sebagai variabel terikat dan minat belajar siswa berperan sebagai kovariabel atau variabel pengendali.

Berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, data yang diperlukan adalah skor hasil belajar IPS yang dikumpulkan melalui tes hasil belajar IPS, sedangkan untuk minat belajar dikumpulkan melalui pengisian kuesioner dengan pola skala likert. Setelah data terkumpul dilakukan analisis data dengan menggunakan statistik anacova. Dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang akan dikaji. Pertama, terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti metode pembelajaran mind mapping dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional. Kedua, terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti metode pembelajaran mind mapping

dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional, setelah minat belajar dikendalikan. Ketiga, terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara minat dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Sathya Sai Denpasar.

Hasil dari uji hipotesis pertama menunjukan bahwa hasil belajar IPS yang mengikuti metode pembelajaran Mind Mapping lebih baik daripada siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvesional. Hal ini ditunjukan dengan koefisien (F) sebesar 20,50 yang ternyata signifikan. Selanjutnya berdasarkan perhitungan statistik didapat hasil belajar IPS siswa yang mengikuti metode pembelajaran

mind mapping memiliki skor rata-rata 73,05 lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvesional yaitu hanya sebesar 60,63.

(46)

mind mapping masih lebih baik dengan hasil belajar IPS siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvesional. Hasil anacova menemukan (F) = 30,27. Ini berarti ada peningkatan perbedaan hasil belajar IPS. Hal ini membuktikan bahwa minat juga mempengaruhi hasil belajar IPS.

Hasil hipotesis ketiga yaitu besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel pengendali terhadap hasil belajar IPS nampak jelas pada sumbangan eketifnya. Kontribusi minat terhadap hasil belajar IPS pada siswa yang mengikuti metode pembelajaran mind mapping sebesar 21,44%. Sedangkan kontribusi minat terhadap hasil belajar IPS pada siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional sebesar 20,65%. Kecilnya kontribusi minat terhadap hasil belajar IPS karena selama ini pelajaran IPS hanya disajikan dengan metode yang kurang inovatif kepada siswa. Namun demikian, hasil pengujian ini menunjukkan bahwa, terdapat kontribusi yang positif dari minat terhadap hasil belajar IPS baik pada siswa yang mengikuti metode mind mapping ataupun pada siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvesional.

(47)

ajaran 2008/2009 banyak yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari 21 siswa 18 diantaranya mendapatkan hasil yang kurang dari KKM dan nilai rata-rata yang diperoleh 21 siswa adalah 50,42. Melihat fakta tersebut peneliti mencoba meningkatkan prestasi siswa dalam materi penjajahan belanda dan jepang menggunakan teknik mind mapping.

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Kintelan I tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 32 siswa. Objek yang menjadi bahan penelitian adalah prestasi belajar mengenal perjuangan para tokoh pejuang melawan penjajahan jepang di Indonesia dengan teknik mind mapping. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Dalam siklus I menggunakan teknik mind mapping

secara sederhana, tanpa gambar dan masih menggunakan pensil. Data yang diperoleh dalam siklus pertama yaitu sekitar 65,6% atau sebanyak 20 dari 32 siswa memperoleh nilai tes diatas kriteria ketuntasan. Dalam siklus II menggunakan teknik mind mapping dengan memberikan tambahan media gambar atau media spidol. Hasil dari siklus II yaitu sebesar 84,75% atau sebanyak 27 dari 32 siswa memperoleh nilai tes diatas kriteria ketuntasan minimal. Siswa yang memperoleh nilai tes di bawah kriteria ketuntasan minimal sebanyak 15,25% atau 5 siswa.

(48)

meningkatkan prestasi belajar dalam materi mengenal tokoh perjuangan melawan jepang.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Agustianingrum (2011) dengan judul peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS dalam kegiatan ekonomi di Indonesia dengan menggunakan teknik mind map pada siswa kelas V SD Negeri 2 Rejosari Temanggung tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini didasari karena banyaknya siswa kelas V SD Negeri 2 Rejosari yang mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dari hasil pretest hanya 33,33% siswa yang berhasil mencapai KKM. Berdasarkan latar belakang diatas maka diadakan penelitian yang akan meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya tentang materi kegiatan ekonomi di Indonesia dengan menggunakan teknik mind map.

Subjek dari penelitian adalah siswa kelas V SD N 2 Rejosari berjumlah 21 orang. Pada siklus I, persentase nilai ulangan yang diperoleh siswa adalah 61,90% sedangkan indikator keberhasilan adalah 75%. Jadi pada siklus ini penelitian belum dikatakan berhasil. Pada siklus II, presentase nilai ulangan yang diperoleh siswa adalah 76,19%. Pada siklus ini indikator keberhasilan siswa sudah dicapai. Jadi penelitian ini dikatakan sudah berhasil.

(49)

Teknik mind map dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Rejoso.

Penelitian keempat dilakukan oleh Fatma (2010) berjudul penerapan model mind map untuk meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar IPS terpadu pada siswa kelas VII A SMP Walisongo Gempol di Pasuruan. Latar belakang penelitian ini yaitu rendahnya nilai ulangan harian yang diperoleh siswa. Rendahnya nilai ulangan harian ini disebabkan karena siswa kurang menguasai konsep-konsep materi yang ada pada pelajaran IPS serta sikap siswa yang malas mencatat materi yang diajarkan. Untuk memudahkan siswa memahami konsep-konsep dalam IPS tersebut maka penelitian ini akan menggunakan teknik mind map dalam pembelajaran IPS.

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah PTK dengan subjek penelitiannya siswa kelas VII A SMP Walisongo Gempol yang berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan pengukuran tas hasil belajar.

(50)

meningkat dari nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 26,25 meningkat menjadi 78,12 atau sekitar 197,6% sedangkan pada prestasi belajar dari hasil pre test yang semula sebesar 46,40 meningkat menjadi 95,94 atau sekitar 106,76%. Hasil post test siklus II dari 32 siswa dinyatakan lulus semua karena nilai yang diperoleh lebih dari KKM sebesar 75.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan, peneliti membuat sebuah bagan tentang literatur map penelitian terdahulu sampai dengan penelitian yang dilakukan. Dalam literatur map ditunjukan hubungan penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian tentang penggunaan mind map untuk meningkatkan prestasi belajar IPS telah dilakukan oleh Maryudi (2010), Fatma (2011), dan Agustianingrum (2010) sedangkan penelitian tentang penggunaan

(51)

Gambar II. 2

Literature Map Penelitian-penelitian Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran IPS di SD Negeri Minomartani 6 yang didominasi guru diduga oleh peneliti mengakibatkan minat dan prestasi belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran ditandai dari kurangnya perhatian, keterlibatan, kemauan mengembangkan diri dan perasaan

Peningkatan Prestasi Belajar Dalam Mata Pelajaran IPS Dengan Teknik Mind Mapping

Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan 1 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010

Oleh

Benedecta Maryudi (2010)

Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Dalam Kegiatan Ekonomi Di

Indonesia Dengan Menggunakan Teknik Mind Map Pada Siswa Kelas V SD Negeri

2 Rejosari Temanggung Tahun Ajaran 2010/2011

Oleh

Rosalia Agustianingrum (2011)

Penerapan Model Mind Map untuk Meningkatkan Kreatifitas dan Prestasi Belajar IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VII

A SMP Walisongo Gempol di Pasuruan oleh

Meca Fatma (2010)

Pengaruh Implementasi Metode Mind Mapping Terhadap Hasil BelajarIPS Ditinjau dari Minat

Siswa Kelas IV SD Sathya Sai Denpasar Oleh

Wayan Darmayoga, Wayan Lasmawan, A.A.I.N. Marhaeni (2013)

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Peningkatan Minat dan Prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD N Minomartani 6

(52)

senang siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut menjadikan materi yang disampaikan oleh guru tidak diterima secara utuh oleh siswa. Materi yang tidak diterima secara utuh menyebabkan siswa kesulitan dalam pemahaman materi. Materi pembelajaran IPS kelas IV memaparkan tentang hubungan antara manusia dengan lingkungan. Hasil wawancara dengan guru menjelaskan bahwa siswa kesulitan dalam memahami hubungan tersebut.

Mind map merupakan suatu cara mencatat yang kreatif dan efektif yang terdiri dari unsur gambar, warna, simbol, kata dan garis. Mind map bertujuan untuk menunjukan hubungan-hubungan dalam suatu materi pelajaran secara terpola yang dapat membantu siswa merekam, memperkuat dan mengingat kembali informasi yang dipelajari. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di SD Negeri Minomartani 6, cakupan materi serta karakteristik mind map maka peneliti memutuskan menggunakan mind map dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Penelitian tentang penggunaan mind map dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar telah dilakukan oleh 4 peneliti terdahulu. Hasil dari penelitian terdahulu tersebut menunjukan bahwa mind map dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

Penggunaan unsur-unsur mind map yang meliputi gambar, warna, simbol, kata dan garis dapat menarik perhatian siswa. Perhatian siswa yang terbentuk mencegah siswa terpengaruh gangguan dari luar. Perhatian dalam pembelajaran juga akan menumbuhkan keinginan siswa untuk mengembangkan diri. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran dibangun dengan aktifitas pembuatan

(53)

mengembangkan dirinya dan menumbuhkan kreasi siswa. Siswa mempergunakan gambar, warna, simbol, kata dan garis dalam pembuatan kreasi mind mapnya. Kegiatan yang dilakukan dengan mind map serta unsur-unsurnya menumbuhkan perasaan senang siswa dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan pemaparan tersebut, diharapkan penggunaan teknik mind map dalam pembelajaran akan menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran.

Prestasi belajar terbentuk dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga pembelajaran teknik mind map juga melibatkan 3 aspek tersebut. Aspek kognitif siswa dilibatkan dalam pembuatan mind map. Siswa menggunakan kemampuan kognitifnya untuk memahami materi kemudian menuliskanya dengan

mind map. Mind map melatih siswa membuat hubungan-hubungan yang tepat dalam suatu materi IPS. Penggunaan aspek kognitif akan mengembangkan keterampilan intelektual dan strategi kognitif. Aspek afektif dilibatkan dalam kerja kelompok. Kerja kelompok melatih siswa untuk bekerja sama dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas. Aspek afektif membangun sikap siswa dalam menentukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Aspek psikomotor dilakukan dengan kegiatan presentasi hasil mind map. Siswa tidak hanya mampu membuat mind map tapi juga mampu menjelaskannya. Kegiatan presentasi ini melatih keterampilan verbal dan motorik siswa. Penggunaan teknik mind map

(54)

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka, penelitian terdahulu, dan kerangka berpikir maka peneliti mengemukakan hipotesis tindakan yaitu penggunaan teknik mind map dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SD N Minomartani 6 semester II Tahun Ajaran 2012/2013 dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan mind map untuk menarik perhatian siswa, adanya perhatian dari siswa menumbuhkan kemauan untuk mengembangkan diri dengan cara terlibat dalam proses pembelajaran. Penyusunan segala kegiatan dan penggunaan unsur-unsur mind map yang meliputi gambar, warna, garis, kata dan simbol akan menumbuhkan perasaan senang dalam diri siswa.

(55)

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang metodologi penelitian siklus I dan siklus II yang meliputi jenis penelitian yang digunakan, setting penelitian, rencana tindakan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kalaboratif dan partisiatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah & Dwitagama, 2010:9). Pengertian penelitian tindakan kelas tersebut menjelaskan bahwa arah dan tujuan penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

(56)

39

Gambar III.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Taggart

―Model penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada hakekatnya terdiri dari perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat yang terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Pada gambar diatas, tampak bahwa di dalamnya

terdiri dari dua komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus‖ (Kusumah & Dwitagama, 2010:21).

Refleksi

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

SIKLUS II Pelaksanaan

Pelaksanaan Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

(57)

Menurut Arikunto dkk (2006: 17-20) terdapat empat komponen atau tahap yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap 1 yaitu menyusun rencana tindakan (planning). Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kaloborasi.

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan dan pelaksanaan keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan atau refleksi. Kegiatan refleksi ini dilakukan ketika guru pelaksana sudah melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

(58)

3.2Setting Penelitian

3.2.1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD N Minomartani 6. SD Minomartani 6 yang terletak di Jalan Kakap XI, Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Minomartani 6 tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 37 siswa.

3.2.3 Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar mata pelajaran IPS menggunakan teknik mind map pada siswa kelas IV SD N Minomartani 6 Yogyakarta.

3.2.4 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei tahun 2013

3.3 Rencana Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan memerlukan waktu 2 jam pelajaran (2x35).

3.3.1 Persiapan

(59)

diperoleh peneliti dengan observasi serta wawancara dengan guru dan siswa kelas IV SD N Minomartani 6. Peneliti melakukan 2 kali observasi pada proses pembelajaran IPS di kelas. Setelah melakukan wawancara dan observasi, peneliti kemudian menyebar angket minat untuk siswa.

Hasil dokumentasi nilai, wawancara, observasi dan penyebaran angket menjadi dasar peneliti merumuskan masalah, menyusun hipotesis, dan menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus. Dalam menyusun rencana setiap siklus peneliti mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi yang akan diteliti. Peneliti kemudian membuat silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian, dan menyiapkan media serta alat peraga yang akan digunakan.

3.3.2 Rencana Setiap Siklus

Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas setelah memperoleh gambaran keadaan kelas. Rencana penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah sebagai berikut:

SIKLUS I (6 JP) a. Perencanaan

Gambar

Gambar II. 1.
Gambar II.1
Gambar II. 2
Gambar III.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yogyakarta merupakan kota yang mempunyai predikat kota seni dan budaya mempunyai aktifitas seni rupa yang tinggi serta banyak organisasi seni rupa, museum seni rupa, gallery

Persediaan Bahan Baku yang dilakukan pada PT.Semen Padang. telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

JUMLAH ITEM IMMUNlSASI DASAR PADA BAYI DAN TINGKAT KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE.. Astri

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, berkat rahmat, hidayah dan perkenan-Nya maka penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan kreativitas anak melalui

Kelas Users digunakan untuk menyimpan seluruh data users , kelas BiayaDokter akan menyimpan data biaya dokter, kelas KuotaJamkes akan menyimpan data kuota jaminan

• Sepanjang tahun 2011 praktis IHSG bergerak menguat atau berada dalam kecenderungan menguat yang mana hingga pertengahan Desember indeks masih mencoba untuk

¾ Ancaman (threats) yang harus dihadapi New Zealand Natural adalah ketatnya persaingan dalam industri ini, khususnya persaingan dari produk-produk sejenis ataupun

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan gaya hidup sehat mahasiswa S1 Peminatan Promosi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat