9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Film
Sebuah film terbentuk dari dua unsur, yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif dan setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta lainnya-lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur naratif secara keseluruhan. Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu merupakan elemen-elemen pokok pembentuk suatu narasi (Himawan, 2008:1). Film berperan sebagai sarana baru yang dipergunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik drama, lawak dan sajan teknis lainnya kepada masyarakat umum (McQuail, 1987:91).
2.2 Fungsi, Peran, dan Kekuatan Film
Fungsi dan Peran Film menurut McQuail (1987:91) dalam masyarakat diantaranya:
1. Film sebagai sumber pengetahuan yang menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi masyarakat dari berbagai belahan dunia.
2. Film sebagai sarana sosialisasi dan pewarisan nilai, norma dan kebudayaan, yang artinya selain sebagai hiburan, secara tidak langsung film dapat berpotensi menularkan nilai-nilai tertentu pada penontonnya.
3. Film seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol.
4. Pengertian pengemasan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma.
Kekuatan Film menurut Javandalasta (2014:17) dalam bukunya, yaitu:
1. Film dapat menghadirkan pengaruh emosional yang kuat, sehingga sanggup menghubungkan penonton dengan kisah-kisah personal.
2. Film dapat mengilustrasikan kontras visual secara langsung.
3. Film dapat berkomunikasi dengan para penontonnya tanpa batas menjangkau luas kedalam perspektif pemikiran.
4. Film dapat memotivasi penonton untuk membuat perubahan.
10 5. Film dapat sebagai alat yang mampu mengubungkan penonton dengan pengalaman
yang terpampang melalui bahasa gambar.
2.3 Pengertian Latar
Menurut Suparmin (2009:54) Latar cerita atau setting ialah suatu keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita. Pengertian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud latar ialah tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam suatu cerita dan pengambilan nilai-nilai yang ingin diungkapkan pengarang, melingkupi keadaan pelaku dalam sebuah cerita1.
Menurut Brooks dalam Tarigan (2011) latar yaitu latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang dalam sebuah cerita. Sedangkan Abrams dalam Nurgiyantoro (2010) menyatakan bahwa latar atau setting disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar dalam sebuah karya fiksi tidak hanya terbatas pada penempatan lokasi- lokasi tertentu atau sesuatu yang bersifat fisik saja. Latar juga dapat berupa tata cara, adat istiadat, kepercayaan dan nilai-nilai yang berlaku sebuah tempat2.
Latar dalam film Dilan 1990 ini mengangkat tahun 1990, dengan tempat, keadaan, waktu dan suasana yang melekat pada tahun 1990. Baik dari semua penampilan dari pemain film Dilan dan suasana tahun 1990. Para penonton yang menonton film Dilan 1990 ini banyak berharap bahwa film ini akan membawa penonton merasakan kembali tahun 1990 dan terbawa dalam suasana film. Film Dilan 1990 menggunakan barang-barang yang sudah langka untuk masuk kedalam film, seperti motor yang digunakan Dilan yaitu motor CB-100 yang sekarang sudah jarang sekali untuk di temukan. Lalu kendaraan lainnya seperti mobil jeep pada zaman dulu. Untuk rumah juga menggunakkan rumah bangunan lama dan tak lupa di lengkapi pula perabotan rumah tangga yang identik dengan tahun 1990. Hal-hal seperti ini di gunakan untuk menambah dan melengkapi agar penonton bisa merasakan kembali bagaimana rasanya hidup pada tahun 1990.
1 https://www.gurupendidikan.co.id/latar-cerita-pengertian-menurut-para-ahli-macam-fungsi/ di akses pada hari Rabu, 12 Desember 2018 Pukul 01.07 WIB
2 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/602/jbptunikompp-gdl-meiambarsa-30082-10-unikom_m-2.pdf di akses pada hari Rabu, 12 Desember 2018 Pukul 01.17 WIB
11 2.4 Persepsi
Penggunaan teori persepsi akan digunakan untuk menganalisa persepsi penonton, pada penelitian ini.
Sugihartono, dkk mengemukakan bahwa persepsi yaitu suatu kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata. Berikut adalah beberapa pengertian persepsi menurut para ahli (Mulyana, 2007:108) :
Brian Fellows
Persepsi yaitu proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi.
Kenneth K. Serono dan Edward M. Bodaken
Persepsi yaitu sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.
Philip Goodacre dan Jennifer Follers
Persepsi yaitu proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangan.
Joseph A. De Vito
Persepsi yaitu proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita.
Persepsi disebut juga sebagai inti dari komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, maka tidak mungkin kita bisa berkomunukasi dengan efektif.
2.4.1 Tahap Persepsi
Menurut Kenneth K. Soreno & Edward M. Bodakan persepsi meliputi 3 (tiga) aktifitas, yaitu seleksi yang mencakup sensasi dan atensi, lalu organisasi yang melekat pada intrepretasi, dan terakhir intrepretasi (Mulyana, 2007 : 181-182).
a. Sensasi
Merujuk atau tertuju pada pesan yang dikirimkan oleh otak, penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan (alat indra). Melalui
12 pengindraan, kita dapat mengetahui dunia atau yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Proses terjadinya sensasi yaitu alat indra merubah informasi menjadi implus-implus saraf yang bahasanya dapat dipahami oleh otak.
b. Atensi atau Perhatian
Merupakan bagian dari persepsi karena sebelum kita merespon atau menafsirkan sesuatu kejadian atau rangsangan, kita terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Hal ini berarti bahwa persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, baik untuk orang lain ataupun diri sendiri.
c. Intrepretasi
Tahap terpenting dalam persepsi. Sebenarnya kita tidak bisa atau tidak dapat mengintrepretasikan makna setiap objek secara langsung, melainkan mengintrepretasikan makna informasi yang dapat atau kita percayai mewakili objek tersebut. Pengetahuan yang diperoleh melalui persepsi bukan pengetahuan mengenai bagaimana tampak objek tersebut.
2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Persepsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Walgito (2004:54) terdapat dua yaitu faktor internal dan faktor eksnternal.
a. Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar belakang pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman penerimaan diri serta keadaan individu pada waktu tertentu.
Sedangkan menurut Gibson (Walgito 2004:54) faktor internal yang mempengaruhi persepsi adalah yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain:
Fisiologis
Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya.
Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-
13 beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
Perhatian
Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
Minat
Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
Kebutuhan yang searah
Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
Pengalaman dan ingatan
Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
Suasana hati
Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
b. Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan, intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan didasari atau tidaknya rangsangan tersebut. Gibson
14 Walgito 2004:54) lebih rinci menjelaskan faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi. Definisi faktor eksternal menurutnya adalah karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya.
Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi yaitu:
Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
Warna dari obyek-obyek
Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
Keunikan dan kekontrasan stimulus
Stimulus luar yang penampilannya dengan latar belakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
Intensitas dan kekuatan dari stimulus
Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat.
Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
Motion atau gerakan
Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.
15 2.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul Teori Metode Hasil Penelitian
1 Persepsi Penonton Film Pesan Dari Surga dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya -
Maria Dian Epifani (2016) Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen
Satya Wacana
Teori Persepsi Metode Kualitatif
Hasil penelitian terdapat bahwa adegan-adegan dalam film pesan dari surga merupakan film yang tidak tepat untuk disaksikan karena dari
sana juga akan mempengaruhi tingkah dan laku. Dari berbagai pendapat didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya
adalah pengalaman masa lalu, pendidikan, dan
budaya 2 Persepsi Khalayak
Terhadap Iklan AXE Bidadari Indonesia
Serta Faktor yang Mempengaruhinya –
Carolina (2013) Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen
Satya Wacana
Teori Persepsi Metode Kualitatif
Hasil Penelitian yaitu tidak semua elemen masyarakat
dapat menerima hal yang mengandung unsur senualitas dalam iklan, dan
iklan tersebut juga tidak layak untuk ditayangkan di
masyarakat, apalagi ketika iklan tersebut dilihat oleh
anak di bawah umur, kemungkinan akan membawa dampak buruk.
3 Persepsi Siswa SMA Negri 1 Sukaresmi
Teori Persepsi Metode Kuantitatif
Hasil dari penelitian yaitu Film ini mengandung
16 Terhadap Film “Doa
Yang Mengancam”
(Neng Desy Mariah) Fakultas Dakwah
dan Komunikasi Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah
keiklasan, menerima apa yang diberikan Allah dan meyakininya bahwa itu yang terbaik untuk kita.
4 Persepsi Penonton Tentang Latar Tahun
1990 Dalam Film Dilan 1990 (Studi Khalayak Film Dilan
1990)
Teori Persepsi Metode Kualitatif
Bedanya penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah, Penelitian ini mengangkat persepsi penonton tentang latar tahun yang digunakan dalam film Dilan 1990. Dimana, latar tahun dalam sebuah film biasanya jarang menjadi sorotan peneliti. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti latar dalam sebuah film.
17 2.6 Kerangka Pikir
Film Dilan 1990, lalu terjadi perbedaan persepsi tentang latar tahun 1990 dalam film Dilan 1990 yang di kaitkan dengan teori persepsi, dan akan muncul persepsi dari penonton film Dilan 1990.
Film Dilan 1990
Terjadi Perbedaan Persepsi Tentang
Latar Tahun 1990 Teori Persepsi
Persepsi