• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Permainan Boi-Boi terhadap Kemampuan Mengenal Bentuk Benda Geometri Pada Anak Usia Dini (5-6 Tahun) di Limbua Gowa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Permainan Boi-Boi terhadap Kemampuan Mengenal Bentuk Benda Geometri Pada Anak Usia Dini (5-6 Tahun) di Limbua Gowa"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PERMAINAN BOI-BOI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK BENDA GEOMETRI PADA ANAK

USIA DINI (5-6 TAHUN) DI LIMBUA GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sarjana Pendidikan SP.d Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh : NURWAHILDA NIM: 20900117019

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurwahilda

Nim : 20900117019

Tempat/Tgl. Lahir : Limbua/27 April 1998

Jurusan/Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini Judul : Penerapan Permainan Boi-Boi terhadap

Kemampuan Mengenal Bentuk Benda Geometri Pada Anak Usia Dini (5-6 Tahun) di Limbua Gowa menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini adalah tiruan, duplikat, plagiat atau dibuat dan disusun oleh orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh batal demi hukuman.

Gowa, 27 Januari 2022 Penulis,

Nurwahilda

NIM: 20900117019

(3)

iii

(4)
(5)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat kesehatan, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, salam serta shalawat senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Berkat ridha, do’a dan usaha, penulis dapat menyusun skripsi ini yang berjudul “Penerapan Permainan Boi-Boi terhadap Kemampuan Mengenal Bentuk Benda Geometri Pada Anak Usia Dini (5-6 Tahun) di Limbua Gowa” yang merupakan syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Penulis menyadari bahwa pada saat penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada kedua orangtua saya yang tercinta yakni Ayah Abd. Thalib dan Ibu Dahlia yang tak henti-hentinya memberikan saya dukungan yang sangat membangun, baik berupa materi maupun non materi dalam menyelesaikan pendidikan saya. Serta kepada saudara saya dan keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan do’a sampai sekarang. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhanis, M.A., Ph.d., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Mardan, M.Ag., selaku Wakil Rektor I, Dr. Wahyuddin Naro, M.Hum., selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag., selaku Wakil Rektor III, dan Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag., selaku Wakil Rektor IV, yang telah membina dan memimpin UIN Alauddin Makassar sebagai tempat penulis menuntut ilmu.

2. Dr. H. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. M. Shabir U., M.Ag., selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. M. Rusdi, M.Ag., selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi umum, perencanaan dan keuangan, dan Dr. H. Ilyas, M.Pd., M.Si., selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

3. Dr. Hj. Ulfiani Rahman, M.Si., dan Wahyuni Ismail, M.Si., Ph.D., selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang telah

(6)

v

memberikan petunjuk dan arahan dalam penyelesaian studi serta staf prodi yang selalu memberikan pelayanan yang baik kepada penulis.

4. Wahyuni Ismail, M.Si., Ph.D., dan Dr. M. Rusdi, M.Ag., selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan pengetahuan dalam penulisan skripsi.

5. Eka Damayanti, S.Psi., M.A., dan Drs. Thamrin Tayeb, M.Si., selaku Penguji I dan Penguji II yang senangtiasa memberikan arahan dan pengetahuan serta saran dan kritik yang membangun dalam penulisan skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan pendidikan dikampus UIN Alauddin Makassar.

7. Anak Usia Dini di Limbua Desa Parigi Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa yang telah bersedia menjadi populasi sekaligus subjek dalam penulisan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini Angkatan 2017 yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini serta memberikan kenangan yang tidak terlupakan selama dibangku perkuliahan.

9. Keluarga besar penulis, saudara, kakek, nenek, om tante, sepupu dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan, bantuan dan do’a sampai sekarang.

10. Rekan-rekan, saudara seangkatan dan senior Himpunan Pelajar Mahasiswa Gowa (HIPMA Gowa) Koordinatorat Tinggimoncong dan OKP Desa Parigi Kerukunan Pemuda Limbua (KPL) serta The Kick Taekwondo Club, penulis mengucapkan banyak terima kasih telah memberikan pengalaman berorganisasi.

Semoga berbagai bantuan yang telah diberikan baik berupa materi maupun non materi penulis berharap semuanya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis demi memperbaiki penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca, dan semoga sripisi ini dapat mengembangkan ilmi pengetahuan yang khususnya pada bidang Pendidikan Anak Usia Dini.

Gowa, Februari 2022

Penulis

Nurwahilda

NIM: 20900117019

(7)

vi DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR DIAGRAM ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Defenisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian ... 7

E. Kegunaan Penelitian... 7

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 17

A. Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak Usia Dini ... 17

1. Pendidikan Anak Usia Dini ... 17

2. Lingkup Perkembangan Kognitif ... 17

3. Indikator Dan Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif ... 20

4. Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini ... 22

5. Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri ... 22

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri ... 25

7. Strategi Pembelajaran Mengenal Bentuk Pada Anak Usia Dini ... 26

B. Permainan Boi-Boi ... 28

1. Pengertian Permainan Boi-Boi ... 28

2. Manfaat Permainan Boi-Boi ... 30

3. Media atau Alat Permainan Boi-Boi ... 32

4. Langkah-Langkah Permainan Boi-Boi ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

(8)

vii

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 34

1. Jenis Penelitian ... 34

2. Desain Penelitian ... 35

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 36

1. Lokasi Penelitian ... 36

2. Waktu Penelitian ... 36

C. Variabel Penelitian ... 36

D. Populasi dan Sampel ... 37

1. Populasi ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Observasi ... 38

2. Dokumentasi ... 39

3. Tes ... 39

F. Instrumen Penelitian... 40

G. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 44

A. Hasil Penelitian ... 44

1. Gambaran Kemampuan Mengenal Bentuk Benda Geometri Pada Anak Usia Dini (5-6 Tahun) Sebelum Melakukan Penerapan Permainan Boi-Boi di Limbua Gowa ... 44

2. Gambaran Kemampuan Mengenal Bentuk Benda Geometri Pada Anak Usia Dini (5-6 Tahun) Sesudah Melakukan Penerapan Permainan Boi-Boi di Limbua Gowa ... 46

3. Perbedaan Sebelum dan Sesudah Penerapan Permainan Boi-Boi Terhadap Nilai Rata-Rata Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak Usia Dini (5-6 Tahun) di Limbua Gowa ... 48

B. Pembahasan ... 52

1. Gambaran Kemampuan Mengenal Bentuk Benda Geometri Pada Anak Usia Dini (5-6 Tahun) Sebelum Melakukan Penerapan Permainan Boi-Boi di Limbua Gowa ... 52

2. Gambaran Kemampuan Mengenal Bentuk Benda Geometri Pada Anak Usia Dini (5-6 Tahun) Sesudah Melakukan Penerapan Permainan Boi-Boi di Limbua Gowa ... 58

3. Perbedaan Sebelum dan Sesudah Penerapan Permainan Boi-Boi Terhadap Nilai Rata-Rata Kemampuan Mengenal Bentuk Benda Geometri Pada Anak Usia Dini (5-6 Tahun) di Limbua Gowa ... 63

(9)

viii

BAB V PENUTUP ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Implikasi Penelitian ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 73

RIWAYAT HIDUP ... 86

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ... 21

Tabel 3.1 ... 41

Tabel 3.1 ... 42

Tabel 4.1 ... 45

Tabel 4.2 ... 47

Tabel 4.3 ... 48

Tabel 4.4 ... 49

Tabel 4.5 ... 51

(11)

x

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 ... 50

(12)

xi ABSTRAK Nama : Nurwahilda

NIM : 20900117019

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Judul : Penerapan Permainan Boi-Boi terhadap Kemampuan Mengenal Bentuk Benda Geometri Pada Anak Usia Dini (5-6 Tahun) di Limbua Gowa

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pengenalan bentuk geometri untuk anak usia dini adalah bagian dari lingkup perkembangan kognitif. Salah satu permainan yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperkenalkan bentuk geometri pada anak usia dini yaitu permainan boi-boi. Tujuan dari penelitian ini yaitu bertujuan untuk: (1)mengetahui bagaimana perkembangan kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini (5-6 tahun) sebelum melakukan penerapan permainan boi-boi di Limbua Gowa, (2)mengetahui bagaimana gambaran kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini (5-6 tahun) sesudah melakukan penerapan permainan boi-boi di Limbua Gowa, (3)mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah penerapan permainan boi-boi terhadap nilai rata-rata kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini (5-6 tahun) di Limbua Gowa.

Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen, dengan jenis penelitian pendekatan kuantitatif dan sampling yang digunakan yaitu sensus.

Populasi pada penelitian ini anak usia dini (5-6 tahun) di Limbua RT 002 RW 003 Dusun Saluttowa Desa Parigi Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa yang berjumlah 10 orang, 5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data deskriptif.

Penelitian menghasilkan: (1) kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini (5-6 tahun) sebelum melakukan penerapan permainan boi-boi di Limbua Gowa yaitu memperoleh nilai rata-rata 2,3. (2) kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini (5-6 tahun) sesudah melakukan penerapan permainan boi-boi di Limbua Gowa yaitu memperoleh nilai rata-rata 4. (3) terdapat perbedaan sebelum dan sesudah penerapan permainan boi-boi terhadap nilai rata-rata kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini (5-6 tahun) di Limbua Gowa yang dapat dilihat dari nilai perolehan antara sebelum dan sesudah penerapan permainan boi-boi.

Implikasi penelitian ini yaitu terdapat perbedaan sebelum dan sesudah penerapan permainan boi-boi terhadap kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini . Oleh karena itu, permainan ini dapat diterapkan dan

(13)

xii

kepada lingkungan disekitar anak agar dapat menyediakan fasilitas yang mampu digunakan untuk perkembangan anak.

Kata Kunci : Kemampuan mengenal bentuk benda geometri, Permainan boi-boi.

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Secara bahasa Pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu paedagogy yang bermakna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Dalam bahasa Romawi, Pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang ada didalam. Dalam bahasa Inggris, Pendidikan diistilahkan dengan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual.1

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2

Pendidikan merupakan suatu pembelajaran yang dilakukan untuk mewujudkan suatu pengetahuan, keterampilan serta pengembangan- pengembangan yang ada dalam diri. Pendidikan sangat berpengaruh pada setiap individu, karena pendidikan dapat melatih intelektual dan memperbaiki moral- moral. Sehingga, pendidikan sangat penting dilakukan sejak dari dini mungkin.

Dengan adanya pendidikan anak sejak dini diharapkan anak mampu memiliki perkembangan potensi yang sangat baik yang terdapat dalam dirinya.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

1Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan, (Cet. III; Kencana: Prenadamedia Group, 2015), h.59.

2Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(15)

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.3

Sesuai yang termuat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 Ayat 14 dikemukakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.4

Menurut National Assocation For Education Young Children (NAEYC) anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun. Berbeda halnya dengan pendapat Subdirektorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang membatasi anak usia dini pada 0-6 tahun, yaitu hingga anak menyelesaikan masa taman kanak-kanak.

Berdasarkan firman Allah yang menjelaskan bahwa anak merupakan amanah sekaligus ujian bagi orangtuanya, hal yang terungkap dalam QS. Al-Anfal ayat 27-28:

انوُمالْعا ت ْمُتْ ناأاو ْمُكِتانَااماأ اوُنوُاتَاو الوُسَّرلااو اَّللَّا اوُنوُاتَ الَ اوُنامآ انيِذَّلا ااهُّ ياأايَ

Terjemahannya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”.

ٌميِظاع ٌرْجاأ ُهادْنِع اَّللَّا َّناأاو ٌةانْ تِف ْمُكُد الَْواأاو ْمُكُلااوْماأ ااَّنَّاأ اوُمالْعااو

Terjemahannya:

“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allah ada pahala yang besar”.

3Rifda El Fiah, Bimbingan Dan Konseling Anak Usia Dini, (Cet. I; Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2017), h.31.

4Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(16)

Berdasarkan ayat yang telah dijelaskan, bahwa anak merupakan suatu ujian yang diberikan Allah kepada orangtuanya. Oleh sebab itu orangtua harus benar-benar bertanggung jawab tehadap amanah yang diberikan. Apabila anak dididik dengan ajaran-ajaran agama yang baik dan benar maka orangtua akan mendapatkan pahala. Sehingga berbahagialah orangtua yang mengajarkan dan menjadikan agama sebagai awal dalam mendidik anak, karena jika pendidikan anak tidak ditanamkan nilai-nilai agama sejak dini maka anak dapat meninggalkan fitrahnya dalam menganut agama tauhid.5

Bermain merupakan dunia anak yang bukan hanya sekedar memberikan kesenangan, akan tetapi juga memiliki manfaat yang sangat besar bagi anak.

Melalui kegiatan bermain yang positif, anak bisa menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi pengindraannya, menjelajahi dunia sekitarnya, dan mengenali lingkungan tempat ia tinggal termasuk mengenali dirinya sendiri. Dalam bahasa yang sederhana, bermain akan mengasah kecerdasannya. Permainan dapat membuka kesempatan bagi anak untuk mempelajari banyak hal disela-sela permainan yang beragam seperti mengenal bentuk, warna dan ukuran.6

Kegiatan bermain bertujuan untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak usia dini yang salah satunya yaitu aspek perkembangan kognitif. Proses kognitif secara alami terjadi seperti saat anak bermain. Anak usia

5Atin Risnawati dan Dian Eka Priyantoro, Pentingnya Penanaman Nilai-Nilai Agama Pada Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Al-Qur’an. As-sibyan Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 6 No. 1 Tahun (2021), h.4-5.

6Herdina Indrijati, dkk, Psikologi Perkembangan & Pendidikan Anak Usia Dini, (Kencana: PT Fajar Interpratama Mandiri), h. 65.

(17)

dini menemukan, menguji, serta menerapkan konsep kognitif dengan cara alami hampir setiap hari pada berbagai hal yang dilakukannya.

Pengenalan bentuk geometri untuk anak usia dini adalah bagian dari lingkup perkembangan kognitif. Pada pembelajaran geometri di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), anak perlu mengeksplorasi objek dan benda-benda fisik lainnya dalam kehidupan sehari-hari, latihan-latihan atau tugas yang menuntut anak untuk menggambarkan dan membandingkan bentuk-bentuk dalam berbagai fisik, akan dapat membantu untuk memahami ruang geometri.7

Salah satu permainan yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperkenalkan bentuk geometri pada anak usia dini yaitu permainan boi-boi.

Permainan boi-boi merupakan salah satu permainan tradisional yang saat ini keberadaannya mulai banyak ditinggalkan oleh masyarakat. Permainan boi-boi memadukan berbagai aspek perkembangan yang salah satunya ialah aspek perkembangan kognitif dalam mengenal bentuk geometri.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Novia Rahmawati dan Muhammad Reza yang dilakukan pada anak Kelompok A di Taman Kanak-Kanak dengan rentang usia 4-5 tahun. Berdasarkan hasil analisis data tentang kemampuan kognitif khususnya dalam pengenalan bentuk geometri pada saat pre tes dan pos tes menggunakan permainan boi-boian modifikasi, peneliti menyimpulkan bahwa permainan boi-boian modifikasi efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif pada anak usia 4-5 tahun Kelompok A di TK.

7Risma Nugrahani, Pengaruh Bermain Kreatif Tangram Terhadap Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak Usia Dini, Seling: Jurnal Program Studi PGRA, Vol 5 No.

1 Tahun (2019), h. 31.

(18)

Berdasarkan hal tersebut, maka permainan boi-boian modifikasi dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam hal mengenal bentuk geometri lingkaran, persegi panjang, segitiga dan persegi pada anak usia 4-5 tahun di TK.8

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 24 Mei 2021 di Limbua RT 002 RW 003 Dusun Saluttowa Desa Parigi Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa, peneliti menemukan bahwa kemampuan mengenal bentuk geometri permulaan masih kurang dan terdapat beberapa anak yang perkembangan kognitifnya masih belum berkembang secara optimal.

Dimana terdapat beberapa anak yang belum bisa membedakan antara bentuk lingkaran, segitiga, persegi dan persegi panjang. Anak juga masih mengalami kesulitan dalam menyusun dan mengelompokkan bentuk geometri yang sama.

Anak juga masih kurang mampu dalam menyebutkan nama bentuk geometri dengan tepat. Pada pembelajaran pengenalan bentuk geometri, disekolah guru hanya menunjukkan gambar bentuk geometri dan anak diarahkan untuk menunjuk dan menirukannya tanpa mengajak anak aktif dalam pembelajaran sehingga anak cenderung pasif dan kurang ceria serta metode yang digunakan kurang menyenangkan bagi anak sehingga sulit untuk menarik perhatian anak.9

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti akan mengkaji tentang penerapan permainan boi-boi terhadap kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini (5-6 tahun) di Limbua Gowa.

8Novia Rahmawati dan Muhammad Reza, Pengembangan Permainan Boi-Boian Modifikasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Kelompok A Di Taman Kanak-Kanak, h. 1.

9Novia Rahmawati dan Muhammad Reza, Pengembangan Permainan Boi-Boian Modifikasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Kelompok A Di Taman Kanak-Kanak, h. 2.

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana gambaran kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini (5-6 tahun) sebelum diterapkan permainan boi-boi di Limbua Gowa?

2. Bagaimana gambaran kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini (5-6 tahun) sesudah diterapkan permainan boi-boi di Limbua Gowa?

3. Apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diterapkan permainan boi- boi terhadap nilai rata-rata kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini (5-6 tahun) di Limbua Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini (5-6 tahun) sebelum diterapkan permainan boi- boi di Limbua Gowa.

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini (5-6 tahun) sesudah diterapkan permainan boi- boi di Limbua Gowa.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diterapkan permainan boi-boi terhadap nilai rata-rata kemampuan mengenal bentuk benda geometri pada anak usia dini (5-6 tahun) di Limbua Gowa.

(20)

D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan judul pembahasan pada penelitian ini, penulis ingin memperjelas agar tidak terjadi kesalahan, dengan memaparkannya sebagi berikut:

1. Penerapan permainan boi-boi (Variabel X1)

Permainan boi-boi merupakan salah satu permainan tradisional yang dapat meningkatkan perkembangan aspek kognitif pada anak. Dengan permainan ini anak akan diperkenalkan bentuk geometri. Peralatan yang digunakan pada permainan ini yaitu bola tenis atau bola kasti, batu kecil, potongan batu merah atau potongan genteng. Sebelum melakukan kegiatan, peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan bagaimana bentuk geometri, sehingga peneliti dapat menilai sejauh mana pemahaman anak sebelum dan sesudah anak diberikan perlakuan.

2. Kemampuan mengenal bentuk benda geometri (Variabel X2)

Kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak usia dini merupakan bagian dari aspek kognitif. kemampuan mengenal bentuk geometri dapat dilihat dari cara berpikir anak tentang bagaimana cara mengenal bentuk- bentuk seperti bentuk lingkaran, persegi, persegi panjang, dan segitiga.

E. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu ingin penelitian ini dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis sehingga dapat diharapkan berguna untuk:

1. Mengembangkan wawasan orang tua anak tentang stimulasi yang tepat dalam merangsang dan meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri anak usia dini.

(21)

2. Memberikan permainan yang alternative dalam kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri.

3. Mendorong kreatiftas dalam menciptakan sebuah sarana pembelajaran seperti permainan yang dapat membantu perkembangan anak dalam mengenal bentuk geometri.

4. Mampu memberikan kesempatan pada anak untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui kegiatan bermain sambil belajar.

5. Dapat dijadikan sebagai referensi dan menambah wawasan bagi peneliti yang akan meneliti tentang kemampuan mengenal bentuk geometri.

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Terdapat beberapa kajian penelitian terdahulu yang relevan yang memiliki keterkaitan antara kajian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

Pertama, Novia Rahmawati dan Muhammad Reza dari Program Studi PG- PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya, dengan judul Pengembangan Permainan Boi-Boian Modifikasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Kelompok A Di Taman Kanak-Kanak.

Salah satu aspek yang dikembangkan Pendidikan Taman Kanak-Kanak yaitu aspek pengembangan kognitif, khususnya pada pengenalan bentuk geometri seperti lingkaran, persegi panjang, segitiga dan persegi. Salah satu prinsip pembelajaran di Taman Kanak-Kanak yaitu bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Dunia anak merupakan dunia bermain maka konsep pendidikan anak usia dini dirancang dalam bentuk bermain. Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anak usia dini dengan menggunakan

(22)

strategi, metode, dan materi/bahan dan media yang menarik agar mudah diikuti oleh anak. Penelitian pada anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak dengan rentang usia 4-5 tahun dilatar belakangi oleh kurang adanya minat dan ketertarikan dari anak untuk mengikuti kegiatan kognitif khususnya pada pengenalan bentuk geometri yang ada di sekolah mereka. Penelitian ini menggunakan desain penelitian research and development dengan rancangan one group pretest-postest design. Subjek yang digunakan peneliti menggunakan 3 TK, dengan 1 TK sebagai uji coba produk dan 2 TK sebagai uji coba lebih luas.

Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi. Analisis data menggunakan statistik non parametric uji jenjang bertanda Wilcoxon (Wilcoxon match pairs tes) dengan rumus t hitung < t tabel dengan eksperimen membandingkan efektifitas dan efesiensi sistem kerja lama dengan baru.

Berdasarkan hasil penelitian data hasil permainan boi-boian modifikasi secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan kognitif khususnya dalam mengenal bentuk geometri pada anak usia dini kelompok A. Hal itu dapat diketahui dari hasil peningkatan nilai antara sebelum dan sesudah pemberian permainan boi- boian modifikasi. Dengan demikian berarti bahwa permainan boi-boian modifikasi berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan kognitif anak usia dini khususnya dalam hal mengenal bentuk geometri lingkaran, persegi panjang, segitiga dan persegi.10

10Novia Rahmawati dan Muhammad Reza, Pengembangan Permainan Boi-Boian Modifikasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Kelompok A Di Taman Kanak-Kanak, h. 1,2,4.

(23)

Berdasarkan penelitian yang relevan yang telah diuraikan, maka peneliti menemukan beberapa persamaan pada penelitian ini yaitu pada permainan yang digunakan, kemampuan yang ingin dicapai, dan desain penelitian. Perbedaan yang terdapat pada penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu pada penelitian yang relevan yang diteliti anak kelompok A Taman Kanak-Kanak rentang usia 4-5 tahun sedangkan pada penelitian ini yaitu anak usia 5-6 tahun.

Kedua, Komang Srianis, Ni Ketut Suarni, dan Putu Rahayu Ujianti dari Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Jurusan Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia, dengan judul Penerapan Metode Bermain Puzzle Geometri Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Dalam Mengenal Bentuk. Agar anak mencapai perkembangan yang optimal maka metode pembelajaran yang digunakan oleh guru serta daya dukung alat peraga atau media yang dapat menarik minat dan motivasi belajar peserta didik merupakan faktor yang berperan langsung dalam proses pembelajaran. Bermain adalah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan anak. Bermain juga merupakan cara yang baik untuk anak belajar berkomunikasi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Metode bermain merupakan suatu cara atau jalan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang memberikan kesenangan bagi anak dalam melakukan kegiatan yang diarahkan oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif anak dalam mengenal bentuk setelah diterapkannya metode bermain Puzzle Geometri pada kelompok A semester II di TK PGRI Singraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah

(24)

penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, penerapan metode bermain puzzle geometri dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam mengenal bentuk pada kelompok A semester II di TK PGRI Singraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan perkembangan kognitif dalam mengenal bentuk pada setiap siklus.11

Berdasarkan uraian penelitian yang relevan persamaan pada penelitian ini terdapat pada perkembangan yang akan dikaji dimana sama-sama meneliti perkembangan kognitif anak dalam mengenal bentuk. Perbedaannya yaitu terdapat pada jenis permainan yang digunakan sebagai media pembelajaran, kelompok yang diteliti, dan jenis penelitian yang digunakan.

Ketiga, Desti Helfianti, Ria Novianti, dan Yeni Solfiah dari jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Riau, dengan judul Pengembangan Media Permainan Game Geo Bus (GGS) Untuk Mengenalkan Bentuk-Bentuk Geometri Pada Anak Usia 4-5 Tahun. Untuk memulai pembelajaran yang menyenangkan dibutuhkan lingkungan dan permainan yang menyenangkan pula, agar pembelajaran yang dilakukan terlaksana dengan menarik dan makna pembelajaran tersebut terpenuhi dengan semestinya.

Kemampuan mengenal bentuk geometri dapat dikembangkan melalui media atau permainan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut, yang tentunya permainan ini bertujuan dapat memusatkan perhatian anak sehingga kemampuannya tercapai.

11Komang Srianis, Ni Ketut Suarni, dan Putu Rahayu Ujianti, Penerapan Metode Bermain Puzzle Geometri untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Dalam Mengenal Bentuk, PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 2 No. 1 Tahun (2014), h. 2.

(25)

Salah satu permainan yang dapat digunakan yaitu Game Geo Bus (GGS). Game Geo Bus (GGS) merupakan permainan Bus Game yang diciptakan oleh Howard Gardner dan dimodifikasi menjadi permainan bus geometri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan yang diperoleh dari pengembangan produk game geo bus (GGS) bagi kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri pada anak usia 4-5 tahun. Jenis penelitian yang diambil yaitu penelitian pengembangan (Research and Development/R&D), langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian Research and Development (R&D) ini yaitu: potensi dan masalah pengumpulan informasi, desain produk, validasi desain, revisi desain, validasi produk, dan revisi produk. Hasil validasi yang diperoleh dalam penmgembangan permainan game geo bus (GGS) ini sangat memuaskan. Hasil penelitian dari kedua validator dapat ditunjukkan sebagai berikut, hasil validasi materi yaitu, dengan jumlah skor penilaian validasi “41”, rata-rata skor validasi sebanyak “4,5”, yang artinya memiliki kategori validasi “sangat layak”. Sedangkan hasil dari validasi media yaitu, dengan jumlah skor validasi “45” dengan rata-rata skor

“4,1”, yang artinya memiliki kategori validasi “sangat layak”. Kedua hasil kategori validasi menunjukkan “sangat layak”, oleh karena itu pengembangan permainan game geo bus (GGS) ini tentu sangat layak digunakan oleh anak usia 4-5 tahun untuk meningkatkan pengetahuannya tentang pengenalan bentuk-bentuk geometri.12

12Desti Helfianti, Ria Novianti, dan Yeni Solfiah, Pengembangan Media Permainan Game Geo Bus (GGS) untuk Mengenalkan Bentuk-Bentuk Geometri Pada Anak Usia 4-5 Tahun, Journal of Education Research Vol 2 No. 1 Tahun (2021), h. 19,20,25,26.

(26)

Berdasarkan uraian penelitian terdahulu yang relevan, peneliti menemukan persamaan yaitu pada aspek yang diteliti dan jenis penelitian yang digunakan.

Perbedaan yang ditemukan antara penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yaitu pada permainan yang digunakan, usia anak yang diteliti, dan kelayakan permainan yang digunakan dalam pengembangan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengenalan bentuk-bentuk geometri.

Keempat, Ririn Fitri Sukadariyah, Atin Fatimah, dan Kristiana Maryani dari jurusan PGPAUD, FKIP, Universitas Sultan Ageng Tritayasa, Jl. Ciwaru Raya, No. 25 Serang Banten, dengan judul Pengaruh Permainan Tradisional Engklek Terhadap Kemampuan Geometri Anak. Pada umumnya anak-anak sudah mengenal konsep bentuk-bentuk geometri sejak dini seperti segitiga, lingkaran, segiempat, persegi, persegi panjang, karena dengan mengenal konsep geometri adalah salah satu cara untuk anak berlatih berpikir. Kehidupan anak usia dini dihabiskan dengan bermain, karena dengan bermain anak dapat menstimulasi seluruh aspek perkembangan yang dimiliki dan bermain itu sangat menyenangkan. Bermain dapat dilakukan dengan alat maupun tanpa alat.

Permainan tradisional merupakan alternatif permainan yang dapat dimainkan oleh anak usia dini. salah satu permainan tradisional yang dapat dimainkan yaitu permainan engklek sebagai salah satu alternatif permainan yang dapat menyajikan bentuk-bentuk geometri dalam area permainan. Permainan tradisional engklek merupakan salah satu permainan yang dimainkan dan digemari oleh anak-anak.

Tujuan penelitian ini yaitu: (1) ingin mengetahui pengaruh permainan tradisional engklek terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak usia 5-6

(27)

tahun, (2) menganalisis perbedaan terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri antara kelompok eksperimen dan kelompok control. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif quasi eksperimen dengan pendekatan nonequivalent control group design. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh permainan tradisional engklek terhadap kemampuan geometri, dinyatakan ada pengaruh yang signifikan antara permainan tradisional englek terhadap kemampuan geometri anak usia 5-6 tahun.13

Berdasarkan penelitian terdahulu yang relevan, peneliti menemukan persamaan yaitu pada aspek yang diteliti, usia anak yang teliti, dan penelitian yang digunakan. Perbedaan yang ditemukan antara penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini terdapat pada permainan yang digunakan, dan pendekatan yang digunakan.

Kelima, Risma Nugrahani dari Program Studi PGRA, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, dengan judul Pengaruh Bermain Kreatif Tangram Terhadap Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak Usia Dini. Kegiatan bermain bertujuan untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak salah satunya ialah aspek perkembangan kognitif. Pengenalan bentuk geometri untuk anak usia dini merupakan bagian dari lingkup perkembangan kognitif. Bermain kreatif tangram menjadi sarana bagi anak untuk mengembangkan kognitifnya sekaligus melatih kemampuan mengenal bentuk geometri secara imajinatif sehingga pikirannya menjadi lebih berdaya. Penelitian ini bertujuan untuk

13Ririn Fitri Sukadariyah, Atin Fatimah, dan Kristiana Maryani, Pengaruh Permainan Tradisional Engklek Terhadap Kemampuan Geometri Anak, Yaa Bunayya:Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 4 No.1 Tahun (2020), h. 57,58,59,62.

(28)

mengetahui pengaruh bermain kreatif tangram terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak usia dini. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian eksperimen semu nonequivalent control grup design. Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka simpulan yang dapat diambil ialah bermain kreatif tangram berpengaruh terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak usia dini. Pada hasil analisis pre test kemampuan mengenal bentuk geometri yang dicapai kelompok kontrol yaitu sebesar 49% dan kelompok eksperimen diperoleh 50%. Kemudian, setelah dilakukan treatment berupa kegiatan bermain kreatif tangram, dapat dilihat hasil post test pada kelompok control meningkat sebesar 59%, sedangkan pada kelompok eksperimen juga mengalami peningkatan sebesar 71%. Dari beberapa uraian, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil dari kelompok control dan eksperimen. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata hasil post test lebih tinggi daripada nilai rata-rata hasil pre test.14

Berdasarkan uraian penelitian terdahulu yang relevan maka peneliti menemukan persamaan pada aspek yang diteliti dan tujuan penelitian. Perbedaan yang ditemukan antara penelitian terdahulu yang relevan dan penelitian ini yaitu terdapat pada permaian yang digunakan dan eksperimen penelitian.

Berdasarkan pada penelitian pendahuluan yang relevan yang telah dijelaskan diatas, peneliti menemukan kesamaan pada penelitian ini yaitu sama- sama menguarikan kemampuan mengenal bentuk geometri dan terdapat salah satu

14Risma Nugrahani, Pengaruh Bermain Kreatif Tangram Terhadap Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak Usia Dini, SELING:Jurnal Program Studi PGRA, Vol 5 No. 1 Tahun (2019), h. 30,31,32,36.

(29)

penelitian pendahuluan yang relevan yang media atau permainan yang digunakan sama dengan penelitian ini yaitu pada penelitian Novia Rahmawati dan Muhammad Reza dari Program Studi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya, dengan judul Pengembangan Permainan Boi-Boian Modifikasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Kelompok A Di Taman Kanak-Kanak. Perbedaan penelitian pendahuluan yang relevan dan penelitian ini, yaitu terdapat pada media atau permainan yang digunakan dan lokasi penelitian, serta perbedaan pada penelitian ini juga terdapat pada usia anak yang akan diteliti akan tetapi terdapat satu penelitian yang relevan yang usia anaknya sama dengan penelitian ini. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan permainan boi-boi untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia dini. Dari penelitian pendahuluan yang relevan yang telah diuraikan bahwa setiap permainan yang dijadikan media untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak memiliki pengaruh yang signifikan.

(30)

17 BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak Usia Dini 1. Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan merupakan sarana formal dan informal yang harus memberikan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan, perubahan, pembaruan dan juga hal-hal yang terus berlangsung.15 Pendidikan anak usia dini adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan sesuai dengan keunikan dan tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini, sebagaimana yang tercantum dalam Permendikbud No. 37 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 2 Tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STPPA) yang merupakan kriteria tentang kemampuan yang dicapai oleh anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan yang mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni.16

2. Lingkup Perkembangan Kognitif

Kemampuan kognitif adalah kemampuan dimana anak dapat berpikir secara logis yang didapatkan melalui informasi dan idenya yang realistis serta menyangkut kecerdasan seseorang dalam memecahkan suatu masalah.

Kemampuan tersebut kemudian berkembang menjadi kemampuan berpikir logis.

Semakin berkembang kemampuan kognisi anak, pemahaman anak mengenai

15Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Pengelolaan Dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional. (Jogjakarta: DIVA Press, 2009), h. 19.

16Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. h.2.

(31)

objek, orang dan peristiwa dilingkungannya akan semakin berkembang secara akurat.17

Piaget merupakan salah satu ahli psikologis yang sangat terkenal tentang teori perkembangan kognitifnya yang mengatakan bahwa perkembangan kognitif yaitu hasil gabungan dari kedewasaan otak dan sistem saraf, serta adaptasi pada lingkungan. Sejalan dengan pendapat Piaget, Vygotsky mengatakan bahwa anak- anak secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Akan tetapi menurut Vygotsky, fungsi-fungsi mental memiliki koneksi-koneksi sosial. Vygotsky mengatakan bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep lebih sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong ahli.18

Piaget mengatakan bahwa setiap anak memiliki pola perkembangan kognitif yang sama, yaitu dengan melalui empat tahapan perkembangan kognitif, diantaranya yaitu tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun), tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun), tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11-15). Dari tahap perkembangan kognitif tersebut, dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif anak usia Taman Kanak-Kanak berada pada tahap pra-operasional. Menurut Martini Jamaris, fase atau tahap pra-

17Desy Wahyu Rustiyanti, “Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A di TK Arum Puspita Triharjo Pandak Bantul”, Skripsi (Yogyakarta; Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 10.

18Desy Wahyu Rustiyanti, “Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A di TK Arum Puspita Triharjo Pandak Bantul”, Skripsi (Yogyakarta; Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 11-12.

(32)

operasional pada anak usia Taman Kanak-Kanak mencakup tiga aspek yaitu berpikir simbolis, berpikir egosentris, dan berpikir intuitif.19

Menurut Susanto, perkembangan kognitif anak usia dini biasanya berhubungan dengan ilmu matematika dan sains yang dikarenakan perkembangan kognitif melibatkan proses berpikir atau intelegensi seseorang. Ilmu matematika dalam pembelajaran untuk anak usia dini disebut dengan matematika permulaan dimana anak dapat belajar matematika dalam tahap dasar. Sedangkan menurut Triharso konsep matematika yang dapat dipahami anak usia dini antara lain yaitu bilangan, aljabar, penggolongan (klasifikasi), membandingkan, menyusun atau menata, pola-pola, geometri, pengukuran, analisis dan probabilitas. Dengan demikian, perkembangan kognitif bagi anak usia dini pada matematika permulaan yaitu salah satunya ilmu geometri.20

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif merupakan perkembangan yang berhubungan dengan perkembangan intelegensi yang terdapat pada anak. Selain berhubungan dengan kemampuan intelegensi, perkembangan kognitif juga berhubungan dengan ilmu matematika. Dimana perkembangan matematika berhubungan dengan perkembangan kemampuan berpikir simbolis dan logis.

19Desy Wahyu Rustiyanti, “Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A di TK Arum Puspita Triharjo Pandak Bantul”, Skripsi (Yogyakarta; Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 10.

20Ridha Mentari Dwansi, Riswandi, dan Maman Surahman, Pengenalan Geometri Anak Usia Dini Melalui Media Manipulatif, h. 2.

(33)

3. Indikator dan Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif

Pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak usia dini dapat dilihat dari pengelompokan yang sesuai dengan tingkatan usia anak. Tingkat pencapaian perkembangan anak merupakan pertumbuhan dan perkembangan anak yang dapat dicapai pada rentang usia tertentu. Aspek perkembangan kognitif anak diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, yaitu sebagai berikut:

a) Belajar dan pemecahan masalah, mencakup kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara fleksibel dan diterima sosial serta menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru;

b) Berfikir logis, mencakup berbagai perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif, berencana, dan mengenal sebab-akibat; dan

c) Berfikir simbolik, mencakup kemampuan mengenal, menyebutkan, dan menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf, serta mampu merepresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar.21

21Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. h. 5.

(34)

Tabel 2.1

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun

Lingkup Perkembangan

(Kognitif)

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak a. Belajar dan

Pemecahan Masalah

1. Menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik

2. Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan diterima sosial

3. Menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru

4. Menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah (ide, gagasan diluar kebiasaan)

b. Berfikir Logis

1. Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: “lebih dari”, “kurang dari”, dan “paling/ter”

2. Menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan (seperti: “ayo kita bermain pura-pura seperti burung”)

3. Menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan

4. Mengenal sebab akibat tentang lingkungannya (angin bertiup menyebabkan daun bergerak, air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah)

5. Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran (3 variasi)

6. Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak kedalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis, atau kelompok yang berpasangan yang lebih dari 2 variasi

7. Mengenal pola ABCD-ABCD

8. Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya

c. Berfikir Simbolik

1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10

2. Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung 3. Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan 4. Mengenal berbagai macam lambang huruf vocal dan

konsonan

5. Merepresentasikan berbagai macam benda dalam bentuk gambar atau tulisan (ada benda pensil yang diikuti tulisan dan gambar pensil).22

22Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. h. 24,25,26.

(35)

4. Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini

Pound berpendapat bahwa prinsip untuk mengajarkan matematika lebih mudah yaitu sebagai berikut:

a. Mengajarkan matematika sejak dini atau melahirkan anak yang matematis b. Menggunakan lagu-lagu atau rima, dan puisi-puisi yang menarik

c. Membuatnya nyata, atau berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Anak sejak dini juga perlu melakukan kegiatan-kegiatan matematika yang dikemas dalam permainan yang menyenangkan seperti:

a. Membedakan berbagai objek-objek visual

b. Membuat hubungan antara sejumlah bunyi-bunyian dengan sejumlah objek nyata

c. Mengenali tanda-tanda bilangan yang diambil dari sekelompok himpunan d. Mendemonstrasikan kemampuan membedakan antara dua dimensi seperti

segitiga, persegi, persegi panjang dan lingkaran

e. Menunjukkan pemecahan masalah yang menarik untuk menyelesaikan masalah yang sederhana

f. Mulai dengan kategorisasi benda-benda dan menginvestigasi sebab akibatnya

g. Mencari dan menemukan pola yang ada.23 5. Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri

Geometri ialah bagian dari matematika yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman untuk bentuk geometri pada anak usia dini

23Analisa Fitria, Mengenalkan dan Membelajarkan Matematika Pada Anak Usia Dini, Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 1 No. 2 Tahun (2013) h. 51.

(36)

dimulai dari yang kongkret ke abstrak, dari segi intusif ke analisis, dari eksplorasi ke penguasaan dalam jangka waktu yang lama serta dari tahap yang paling sederhana hingga yang tinggi. Geometri merupakan bagian dasar dalam matematika dan pembangunan. Selain dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir logis, geometri juga efektif untuk membantu menyelesaikan permasalahan dalam banyak cabang matematika.24

Pengenalan geometri sangat penting untuk anak usia dini, Walle mengatakan bahwa mempelajari geometri sangat penting, hal ini karena terdapat beberapa alasan antara lain yaitu, geometri banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, melalui geometri kemampuan anak dalam proses pemecahan masalah meningkat, geometri juga memiliki peran penting untuk mempelajari cabang matematika yang lain. Menurut Clement & Battista & Tan, berpendapat bahwa geometri menyebabkan peningkatan berpikir dalam pembelajaran untuk level berpikir metematika tingkat tinggi.25 Berdasarkan teori yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa geometri sangat penting untuk dikenalkan anak sejak usia dini.

Pengenalan geometri untuk anak perlu diberikan melalui kegiatan yang menyenangkan seperti bermain. Pengenalan geometri melalui bermain akan membuat anak menjadi rileks, tidak merasa terbebani dan berdampak positif terhadap pembelajaran. Dengan mengenalkan anak geometri, diharapkan dapat

24Lathipah Hasanah dan Shinta Agung, Kemampuan Pengenalan Geometri Melalui Kegiatan Bermain Balok Anak Usia 5-6 Tahun, JECE (Journal of Early Childhood Education) Vol 1 No. 2 Tahun (2019) h. 46.

25Lathipah Hasanah dan Shinta Agung, Kemampuan Pengenalan Geometri Melalui Kegiatan Bermain Balok Anak Usia 5-6 Tahun, JECE (Journal of Early Childhood Education) Vol 1 No. 2 Tahun (2019) h. 46.

(37)

membantu anak-anak untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan zaman pada kehidupan yang terus berkembang, dengan melalui latihan dasar anak diharapkan kelak mempunyai pola pemikiran yang logis, kritis, dan rasional.26

Strategi penyampaian yang tepat sangat dibutuhkan dalam pemahaman bentuk geometri dan dalam proses belajar mengajar agar dapat mengarahkan anak untuk memahami serta menguasai bentuk-bentuk dari geometri. Dalam prakteknya, belajar geometri untuk anak usia dini diperlukan strategi pembelajaran yang berfungsi untuk memudahkan peserta didik dalam belajar.

Setiap anak memiliki tingkat intelektual yang berbeda-beda sehingga membuat perkembangan kemampuan berfikir anak dalam belajar berbeda-beda pula.

Perbedaan tersebut dapat menyebabkan perbedaan penguasaan dan pemahaman konsep serta tahapan belajar yang dialaminya sebagai akibat dari berbagai faktor yang mempengaruhinya.27

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengenalan bentuk geometri sangat penting untuk anak usia dini karena bentuk-bentuk tersebut sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari seperti bentuk lingkaran, persegi panjang, segiempat dan segitiga. Dengan pengenalan bentuk geometri sejak usia dini berarti anak telah diajarkan dasar dari matematika, yang dimana geometri merupakan salah satu dasar dalam matematika dan pembangunan.

Dengan pengenalan ini diharapkan anak mampu memecahkan masalah dan

26Lathipah Hasanah dan Shinta Agung, Kemampuan Pengenalan Geometri Melalui Kegiatan Bermain Balok Anak Usia 5-6 Tahun, JECE (Journal of Early Childhood Education) Vol 1 No. 2 Tahun (2019) h. 46.

27Lathipah Hasanah dan Shinta Agung, Kemampuan Pengenalan Geometri Melalui Kegiatan Bermain Balok Anak Usia 5-6 Tahun, JECE (Journal of Early Childhood Education) Vol 1 No. 2 Tahun (2019) h. 47.

(38)

kedepannya dapat berfikir logis. Salah satu strategi yang dapat dijadikan sebagai media untuk pengenalan bentuk geometri pada anak usia dini yaitu bermain, yang dimana dengan bermain akan mampu memberikan daya tarik sehingga anak-anak tidak merasa bosan dan tidak terbebani selama belajar.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri

Martini Jamaris menjelaskan bahwa kemampuan dasar matematika pada anak TK berada pada fase praoperasional yang diwarnai dengan perkembangan kemampuan berfikir secara simbolis. Kemampuan dasar geometri dikembangkan melalui pengenalan anak terhadap kemampuan spasialnya, yang merupakan kemampuan yang berkaitan dengan bentuk benda dan tempat dimana benda tersebut berada, dan kemampuan berfikirnya yaitu berfikir secara simbolis. Hal ini dapat ditemui dari kemampuan anak untuk dapat membayangkan benda-benda yang ada disekitarnya. Pembelajaran melalui kegiatan bermain untuk mengenal bentuk geometri dapat membantu anak untuk memahami, menggambarkan, dan mendeskripsikan benda-benda yang ada disekitarnya. Selain itu, dipengaruhi juga oleh kemampuan berfikir intuitif yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu misalnya menggambar atau menyusun sesuatu.28

Keterkaitan faktor yang mempengaruhi kemampuan mengenal bentuk geometri tidak lepas dari faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Kemampuan berfikir secara simbolis dan kemampuan spasial dipengaruhi

28Desy Wahyu Rustiyanti, “Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A di TK Arum Puspita Triharjo Pandak Bantul”, Skripsi (Yogyakarta; Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 27.

(39)

oleh faktor hereditas/keturunan, faktor lingkungan (psikososial), faktor asupan gizi, dan faktor pembentukan.29

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak usia dini yaitu cara berfikir simbolis, kemampuan berfikir intuitif dan kemampuan spasial yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor keturunan, faktor lingkungan, faktor gizi, dan faktor pembentukan.

7. Strategi Pembelajaran Mengenal Bentuk Geometri pada Anak Usia Dini

Strategi pembelajaran merupakan segala usaha atau aktivitas yang dilakukan dalam mengajar dengan menerapakan berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Bermain dan belajar tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling berkaitan dan saling melengkapi. Bermain mampu membuat anak senang, sedangkan belajar melalui bermain anak dapat menguasai materi yang lebih menantang dan anak akan lebih mudah untuk memahami materi. Terdapat beberapa karakteristik cara belajar pada anak yaitu anak belajar melalui bermain, anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya, anak belajar secara ilmiah, dan belajar anak harus menyeluruh, bermakna serta menarik.30

29Desy Wahyu Rustiyanti, “Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A di TK Arum Puspita Triharjo Pandak Bantul”, Skripsi (Yogyakarta; Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 28.

30Desy Wahyu Rustiyanti, “Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A di TK Arum Puspita Triharjo Pandak Bantul”, Skripsi (Yogyakarta; Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 28.

(40)

Bermain sebagai salah satu cara belajar anak yang mempunyai ciri-ciri simbolik, bermakna, aktif, menyenangkan, dan suka rela. Menurut Piaget, anak belajar mengkonstruksi pengetahuan dengan berinteraksi melalui objek yang ada disekitarnya. Selain itu, para ahli teori konstruktivisme mempunyai pandangan tentang cara belajar anak yaitu anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya melalui kegiatan mengeksplorasi objek-objek dan peristiwa yang ada di lingkungannya dan melalui interaksi sosial dan pembelajaran.31

Strategi dalam pemilihan jenis permainan yang digunakan untuk anak usia dini harus sesuai dengan perkembangan anak. Pemilihan jenis permainan yang sesuai dengan perkembangan anak perlu dilakukan agar pesan edukatif dalam permainan dapat ditangkap anak dengan mudah dan menyenangkan. Apabila jenis permainan tidak sesuai dengan perkembangan anak maka yang terjadi yaitu proses bermain hanya untuk bermain itu sendiri. Hal ini akan memberikan dampak yang buruk pada pembentukan karakter dan kecerdasan anak, namun apabila pemilihan permainan yang selaras dengan perkembangan anak maka akan mengembangkan aspek kecerdasan tertentu.32

Agung Triharso, berpendapat bahwa satu-satunya cara agar suasana belajar menjadi menyenangkan dan menantang yaitu menggabungkan bermain dan belajar. Dengan demikian tanpa disadari anak belajar dalam suatu permainan,

31Desy Wahyu Rustiyanti, “Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A di TK Arum Puspita Triharjo Pandak Bantul”, Skripsi (Yogyakarta; Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 28.

32Desy Wahyu Rustiyanti, “Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A di TK Arum Puspita Triharjo Pandak Bantul”, Skripsi (Yogyakarta; Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 29.

(41)

tetapi dalam permainan tersebut anak seketika juga sedang belajar. Antara belajar dan bermain keduanya sama-sama menyenangkan sekaligus menantang, sehingga pembelajaran untuk mengenal bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini dapat dilakukan dengan permainan. Melalui permainan tersebut anak akan lebih mudah belajar mulai dari mengidentifikasi bentuknya, menyelidiki masing-masing bentuknya dan mengenal bentuk geometri.33

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran dalam mengenalkan bentuk geometri pada anak usia dini yaitu dengan cara belajar sambil bermain. Melalui kegiatan belajar sambil bermain anak lebih mudah untuk mengidentifikasi, memahami dan mengenal bentuk geometri. Kemampuan dasar yang dilakukan pada pengenalan bentuk geometri dapat dikembangkan melalui kemampuan spasialnya yang merupakan kemampuan yang berkaitan dengan bentuk benda aslinya.

B. Permainan Boi-Boi

1. Pengertian Permainan Boi-Boi

Munculnya berbagai permainan yang ada dalam setiap masyarakat merupakan sebuah wujud dari konsep Homo Ludens, yang mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang senang bermain dan memainkan permainan.

Homo Ludens sendiri adalah sebuah konsep yang muncul atau ditemukan dalam kebudayaan sehingga kebudayaan memperlihatkan karakter manusia sebagai pemain. Homo Ludens sendiri merupakan sebuah fenomena budaya. Berlyne

33Desy Wahyu Rustiyanti, “Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A di TK Arum Puspita Triharjo Pandak Bantul”, Skripsi (Yogyakarta; Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 28-29.

(42)

mengatakan bahwa permainan merupakan sesuatu yang mengasyikkan dan menyenangkan karena dengan permainan itu dapat memberikan kepuasan dan dorongan penjelajahan. Prastisti & Hertinjung, mengatakan bahwa dalam kaitannya dengan anak-anak permainan yaitu aktivitas yang dilakukan anak dalam berbagai bentuk baik secara spontan, tanpa paksaan, mendatangkan kegembiraan dan suasana yang menyenangkan.34

Bermain merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan pada anak usia dini yang dirancang sedemikian rupa dengan menggunakan strategi, materi, metode dan media yang mampu menarik perhatian anak dan juga mudah untuk diikuti oleh anak. Dengan bermain, anak diajak untuk dapat bereksplorasi dengan keadaan sekitarnya sehingga mampu memanfaatkan benda-benda yang ada disekitarnya.

Boy-boyan merupakan permainan tradisional yang berasal dari provinsi Jawa Barat khususnya di daerah Sunda. Permainan ini biasa dimainkan oleh anak laki-laki, akan tetapi tentu saja bukan dikhususkan untuk anak laki-laki, anak perempuan juga bisa bermain boy-boyan. Sebenarnya, permainan ini memiliki nama yang berbeda-beda disetiap daerah, misalnya di daerah Pati Jawa Tengah permainan ini dikenal dengan nama gaprek kempung, di daerah Sunda ada yang menyebutnya boy-boyan ada juga yang menyebutnya bebencaran. Beberapa daerah lainnya permainan ini disebut gebokan, dikatakan karena suara yang biasa ditimbulkan apabila bola karet yang digunakan dalam permainan mengenai

34Yopa Taufik Saleh, Mohammad Fahmi Nugraha, dan Meiliana Nurfitriani, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, Vol 1 No. 2, h. 130.

(43)

anggota badan dari pemain akan menimbulkan suara gebok,35 sehingga permainan ini juga popular dengan sebutan gebokan,36 dan sementara di daerah Makassar Sulawesi Selatan permainan ini disebut permainan boi-boi.

Permainan boi-boi merupakan salah satu permainan tradisional yang kini mulai ditinggalkan oleh masyarakat bahkan sebagian besar anak-anak zaman sekarang tidak mengenal permainan ini. Permainan boi-boi merupakan permainan yang sering dimainkan anak laki-laki dizaman dulu, tetapi bukan hanya anak laki- laki saja, anak perempuan pun biasa memainkan permainan ini. Permainan boi-boi biasa dimainkan oleh 2 kelompok anak yang terdiri dari 4 sampai 10 orang baik laki-laki maupun perempuan.

Permainan boi-boi memiliki nama yang berbeda-beda disetiap daerah, akan tetapi cara bermian permainan ini tetap sama, media dan alat yang digunakan pun sama. Permainan ini biasa dimainkan ditempat yang luas seperti dilapangan, pekarangan rumah dan ditempat-tempat yang luas lainnya. Pada permainan ini anak dapat dilatih perkembangan kognitifnya dengan mengenal bentuk-bentuk geometri yang digunakan sebagai media atau alat permainan yang dimainkan.

2. Manfaat Permainan Boi-Boi

Adapun manfaat dari proses bermain yaitu:

a. Meningkatkan kreativitas anak

b. Meningkatkan sportivitas dan kejujuran pada diri anak

35Sumiyati, Implementasi Turnamen Dalam Permainan Boy Boyan Materi ”Greeting, Talking Leave, Thanking And Apologizing” untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMP, XXXIV No. 2 Tahun (2018), h. 169.

36Sahanah dan Ema Aprianti, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Gerak Lokomotorik Melalui Permainan Tradisional Boi-Boian Pada Kelompok B Di TK Islam Rumah Ilmu Cimahi, Jurnal Ceria Vol. 1 No. 3 Tahun (2018), h. 25.

(44)

c. Menumbuhkan rasa bersaing yang positif pada anak artinya melalui kegiatan bermain akan mengasah sikap bersaing yang positif pada diri anak d. Meningkatkan rasa percaya diri anak

e. Meningkatkan keterampilan problem solving dan kemampuan berfikir anak, terutama saat menghadapi sesuatu yang menantang didalamnya

f. Menimbulkan emosi positif dan meningkatkan rasa percaya diri, terutama ketika memenangkan permainan

g. Proses yang baik untuk menanamkan program-program positif kedalam pikiran bawah sadar anak.37

Adapun beberapa manfaat dari permainan boi-boi antara lain yaitu:

a. Melatih perkembangan kognitif anak b. Mengasah anak untuk membuat strategi c. Melatih kreativitas anak

d. Mengenalkan anak bentuk-bentuk dasar geometri e. Melatih anak memecahkan masalah

f. Melatih anak untuk berhitung g. Melatih kesabaran anak

h. Melatih motorik kasar dan motorik halus anak i. Melatih sosial anak

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari permainan boi-boi banyak menyangkut mengenai perkembangan anak. Bukan hanya pada perkembangan kognitif saja akan tetapi perkembangan-perkembangan

37Khadijah dan Armanila, Bermain dan Permainan Anak Usia Dini, (Cet. I; Perdana Publishing: Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana) Tahun (2017), h. 19-20.

Referensi

Dokumen terkait

„audubillahiminassaitonirojim‟ maka substansi-nya yaitu memohon perlindungan Allah dari godaan setan dan jin.Menurut Ahmad Mukhsin Kamaludiningrat sekretaris MUI DIY,

Seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 bahwa sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara wajib pajak atau penanggung

merespon perubahan kebutuhan konsumen untuk produk yg dibuat secara CUSTOMIZED. 3.A.M yg diterapkan merupakan integrasi dari : a).Penggunaan teknologi yg lebih

Kebutuhan Jumlah Pegawai dalam Jabatan Fungsional di lingkungan Kementerian Keuangan yang selanjutnya disebut KJF adalah jumlah dan susunan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil

Hasil penelitian ini memiliki arti bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif dari kompetensi terhadap kinerja pegawai di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Di antara Bank Syariah dengan nasabahnya terdapat suatu hubungan hukum yang erat sekali yang juga menimbulkan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik. Apabila di

Taman rekreasi selomangkleng misalnya, taman yang sebenarnya digunakan untuk arena rekreasi keluarga sekarang juga dapat digunakan sebagai arena olahraga bagi masyarakat

Pemberian kredit pemilikan rumah adalah dimana kredit pemilikan rumah termasuk dalam golongan kredit konsumtif yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai pembelian