• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci :ravinement surface, transgressive lag, marker, stratrigrafi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kata kunci :ravinement surface, transgressive lag, marker, stratrigrafi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

706 KARAKTERISTIK RAVINEMENT SURFACE DAN TRANSGRESSIVE LAG

SEBAGAI MARKER KORELASI STRATIGRAFI

Zulfikar Fauzi1 Bhaskara Aji2

1 Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

2Chevron Pacific Indonesia

*corresponding author: zulfikar.fauzi@mail.ugm.ac.id

ABSTRAK

Korelasi stratigrafi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antar batuan dan persebarannya baik secara vertikal maupun horizontal. Korelasi stratigrafi yang baik dilakukan dengan mengacu pada konsep sekuen stratigrafi. Berdasarkan konsep sekuen stratigrafi, marker yang digunakan dalam melakukan korelasi menunjukkan suatu kesamaan waktu pengendapan batuan sedimen (kronostratigrafi), salah satunya yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah ravinement surface.Ravinement surface merupakan suatu bidang permukaan erosional subaqueous yang dihasilkan oleh gelombang dan arus ketika terjadi kenaikan muka air laut relatif. Pada umumnya ravinement surface akan berasosiasi dengan transgressive lag yang merupakan suatu endapan material hasil erosi oleh gelombang dan arus ketika terjadi kenaikan muka air laut relatif dengan karakteristik berupa endapan kasar, glaukonitik, terbioturbasi, dan tersementasi oleh material karbonat.

Penelitian kali ini dilakukan pada salah satu lapangan minyak di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau. Data yang digunakan dalam penelitian kali ini berupa data batuan inti, data biostratigrafi, dan data log sumur. Data biostratigrafi menunjukkan lingkungan pengendapan lokasi penelitian teletak pada lingkunganintertidal – innerneritic. Pada data batuan inti, ravinement surface dicirikan dengan bidang erosi terhadap lapisan di bawahnya, sedangkan transgressive lag dicirikan dengan lapisan batupasir kasar dengan sementasi kuat oleh semen karbonat, dan bersifat glaukonitik.

Pada data log sumur ditunjukkan dengan nilai log gamma ray rendah, nilai log densitas tinggi dan nilai log neutron rendah pada interval transgressive lag.

Kata kunci :ravinement surface, transgressive lag, marker, stratrigrafi

1. Pendahuluan

Korelasi merupakan penghubungan titik - titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan - satuan stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu (Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996). Korelasi stratigrafi secara umum dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu korelasi litostratigrafi dan korelasi kronostratigrafi (Van Wagoner, dkk., 1990). Korelasi litostratigrafi merupakan korelasi yang dilakukan dengan menghubungkan satuan – satuan stratigrafi berdasarkan kesamaan ciri litologi, sedangkan korelasi kronostratigrafi merupakan korelasi yang dilakukan dengan menghubungkan satuan – satuan stratigrafi yang memiliki kesamaan waktu pembentukan berdasarkan bidang – bidang kronostratigrafi atau bidang kesamaan waktu.

Untuk menghasilkan korelasi stratigrafi yang baik, perlu dilakukan pendekatan dengan disiplin ilmu lain yaitu sekuen stratigrafi. Sekuen stratigrafi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antarbatuan dengan kerangka waktu stratigrafi dan memiliki kesamaan genetis serta dibatasi oleh bidang erosi, non deposisi, atau keselarasan korelatif (Van Wagoner, 1990). Pemahaman yang baik terhadap konsep sekuen stratigrafi akan memberikan kemudahan dalam mengetahui dinamika sedimentasi di suatu cekungan. Dalam konsep sekuen stratigrafi, suatu suksesi batuan sedimen dapat dibedakan menjadi unit – unit

(2)

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

707 stratigrafi tertentu. Menurut Van Wagoner, dkk., (1990), unit stratigrafi dapat dikelompokkan mulai dari yang terkecil (lamina) hingga yang terbesar (sekuen) dalam suatu hirarki sekuen stratigrafi. Masing- masing unit dalam hirarki unit stratigrafi dapat diidentifikasi dan ditentukan berdasarkan hubungan fisik antar lapisan termasuk di dalamnya kemenerusan lateral, bidang stratigrafi yang membatasinya, pola tumpukan vertikal, dan geometri lateral.

Bidang – bidang stratigrafi yang membatasi masing – masing unit stratigrafi adalah bidang kesamaan waktu yang dijadikan sebagai dasar korelasi. Bidang stratigrafi ini merupakan suatu permukaan yang dihasilkan sebagai respon terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan pengendapan seperti rezim pengendapan, energi pengendapan, perubahan muka air laut relatif, tektonik, dan suplai sedimen. Van Wagoner, dkk., 1990 membagi bidang stratigrafi menjadi beberapa tipe antara lain sequence boundary (SB), marine flooding surface / flooding surface (FS), transgressive surface (TS), dan maximum flooding surface (MFS).

Penelitian ini akan membahas karakteristik dari salah satu tipe bidang stratigrafi transgressive surface (TS) yaitu ravinement surface dan asosiasi endapan berupa transgressive lag. Penelitian kali ini dilakukan pada salah satu lapangan minyak di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau.

2. Metode penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara mempelajari literatur berupa penelitian terdahulu dan mengumpulkan data – data terproses dari perusahaan yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian berupa data batuan inti, data log sumur, dan data biostratigrafi. Data – data terproses tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut dengan melakukan analisis data batuan inti, analisis data log sumur, dan korelasi stratigrafi untuk mengetahui persebaran dari ravinement surface dan deposit transgressive lag. Analisis data batuan inti dilakukan dengan cara melakukan deskripsi data batuan inti secara makroskopis dan melakukan perekaman stratigrafi terukur. Analisis data log sumur dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik data log sumur. Sedangkan data biostratigrafi digunakan sebagi data sekunder karena telah dilakukan analisis oleh DK dan PT. Geoservices (1999). Tahapan terakhir dari penelitian ini adalah melakukan integrasi data batuan inti, data log sumur, dan data biostratigrafi sehingga memberikan hasil penelitian berupa karakteristik ravinement surface dan deposit transgressive lag sebagai marker korelasi stratigrafi.

3. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data terproses yang perlu dilakukan analisis lebih lanjut. Data primer yang digunakan antara lain data log sumur dan data batuan inti. Data sekunder yang digunakan berupa data biostratigrafi.

Data log sumur yang digunakan berupa log gamma ray ternormalisasi, density, dan neutron. Data batuan inti yang digunakan berasal dari 5 sumur yang tersebar dari bagian timur laut hingga barat daya di lokasi penelitian dengan orientasi dalam satu garis linier sehingga dapat dijadikan sebagai jalur korelasi stratigrafi. Data biostratigrafi digunakan sebagai referensi lingkungan pengendapan dan paleogeografi daerah penelitian.

4. Hasil dan pembahasan

Ravinement surface merupakan suatu permukaan erosi yang dihasilkan oleh energi arus pasang surut atau gelombang selama proses pergeseran garis pantai menuju ke arah daratan.

Ravinement surface umumnya terbentuk pada lingkungan pengendapan transisi hingga laut

(3)

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

708 dangkal (Catuneanu, 2006). Hal ini sesuai dengan data biostratigrafi serta rekonstruksi paleogeografiuntuk daerah penelitian yang menunjukkan lingkungan intertidal – middle neritic (Fardiansyah dan Graha, 2017).

Berdasarkan analisis terhadap data batuan inti, dapat diidentifikasi kenampakan ravinement surface berupa bidang erosi terhadap batuan yang ada di bawahnya. Ravinement surface ini terbentuk akibat pola pergerakan gelombang atau arus pasang surut, sehingga akan menggerus lapisan sedimen di bagian dasar dari gelombang atau arus pasang surut.

Organisme yang hidup pada lapisan sedimen tersebut umumnya akan menghasilkan bioturbasi berupa burrow selama proses erosi terjadi (Gambar 1). Sedangkan material – material sedimen hasil erosi tersebut kemudian akan terendapkan kembali sebagai suatu deposit transgressive lag (Gambar 1).

Deposit transgressive lag pada daerah penelitian teridentifikasi pada data batuan inti dengan karakteristik memiliki ukuran butir pasir kasar hingga kerikil, bentuk butir sub rounded – rounded, memiliki sortasi yang baik, pada beberapa bagian terdapat struktur sedimen flaser, umumnya mengalami bioturbasi yang terisi oleh material sedimen berukuran lempung atau lanau. Komposisi mineral penyusun antara lain kuarsa, glaukonit, pecahan cangkang, mika, dan kalsit. Selain itu juga ditemukan laminasi – laminasi kalsit. Deposit trangressive lag ini mengalami sementasi yang kuat dan bersifat karbonatan. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan lautberupa presipitasi mineral karbonat berperan dalam pembentukan deposit transgressive lag. Keterdapatan mineral glaukonit juga menunjukkan bahwa deposit transgressive lag terbentuk pada lingkungan dengan pengaruh proses laut (Selley, 1985).

Setelah dilakukan identifikasi terhadap karakteristik dari ravinement surface dan deposit transgressive lag, kemudian dilakukan pencocokan kedalaman antara rekaman stratigrafi terukur dari data batuan inti dengan data log sumur untuk mengetahui posisi kedalaman ravinement surface dan deposit trangressive lag pada data log sumur. Berdasarkan pencocokan kedalaman antara rekaman stratigrafi terukur data batuan inti dengan data log sumur, dapat diidentifikasi pada interval kedalaman dimana ditemukan ravinement surface dan deposit transgressive lag data log sumur (Gambar 2) menunjukkan karakteristik berupa pembacaan nilai log gamma ray ternormalisasi yang rendah. Pada log densitas menunjukkan pembacaan yang tiba – tiba meninggi dengan pola log spiky. Sedangkan pada log neutron menunjukkan pembacaan yang tiba – tiba berubah menjadi rendah dibandingkan interval di atas ataupun di bawah ravinement surface dan deposit transgressive lag.

Karakterisitik ravinement surface dan deposit transgressive lag yang telah dipaparkan tersebut dijadikan sebagai acuan dalam menentukan bidang stratigrafi dan melakukan korelasi stratigrafi di daerah penelitian dengan pendekatan konsep sekuen stratigrafi dan korelasi kronostratigrafi. Setelah dilakukan korelasi stratigrafi, didapatkan hasil bahwa keterdapatan ravinement surface dan deposit transgressive lag tersebar merata di daerah penelitian serta bersifat korelatif pada masing- masing sumur yang ada (Gambar 3).

5. Kesimpulan

Ravinement surface berasosiasi dengan deposit transgressive lag, dapat digunakan sebagai bidang stratigrafi yang menunjukkan kesamaan waktu. Bidang stratigrafi ini mencirikan terjadinya kenaikan muka air laut relatif dan pergeseran garis pantai ke arah daratan.

Ravinement surface memiliki karakteristik berupa bidang erosi dan berasosiasi dengan deposit transgressive lag yang memiliki karakteristik berupa endapan sedimen berukuran kasar, bersifat glaukonitan, dan mengalami sementasi kuat. Pada data log sumur menunjukkan nilai log gamma ray ternormalisasi rendah, nilai log densitas tinggi dan nilai log neutron rendah.

(4)

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

709 Acknowledgement

Penelitian ini dilakukan dalam kegiatan tugas akhir di PT Chevron Pacific Indonesia periode februari – april 2017 atas bantuan Kageogama sehingga penulis berkesempatan mengikuti kegiatan ini. Terimakasih kepada Bapak Bhaskara Aji selaku mentor dalam pelaksanaan penelitian ini.

Daftar pustaka

Catuneanu, O. 2006. Principle of Sequence Stratigraphy. New York : Elsevier.

Posamentier, H. W., dan Allen, G. P. 1999. Silisiclastic Sequence Stratigraphy Concept and Applications. Texas: Special Publication Society for Sedimentary Geology.

Seley, R.C. 1985. Ancient Sedimentary Environment 3rd Edition. New York : Cornell University Press.

Van Wagoner, J.C., Mitchum, R.M., Campion, K.M., danRahmanian, V.D. 1990. Siliclastic Sequence Stratigraphy in Well Logs, Cores, &Outcrops : Concepts for High Resolution Correlation of Time

&Facies. Tulsa : America Association of Petroleum Geologists.

(5)

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

710 Gambar 1. Ilustrasi pembentukan ravinement surface dan transgressive lag (Modifikasi dari Posamantier dan Allen, 1999) serta karakteristiknya pada batuan inti. TL : Transgressive lag, Rs : Ravinement surface, Bt : Biotubasi.

Gambar 2. Log type sumur SN-05. Karakteristik ravinement surface dan deposit transgressive lag ditunjukkan dengan kotak berwarna hijau.

643’

647’

Core SN-04

Bt Bt

Rs

TL

(6)

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

711

Rs5

Facies Association Stratigraphic Surfaces

Rs3Rs4 Rs2 Rs1

Note : Flattened at Ravinement Surfaces 1

SN-04 SN-05

SN-06 SN-08

SN-07 Interval Study

Gambar 3. Korelasi stratigrafi daerah penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Skala Likert Menghasilkan Jenis Data Dalam Skala Ordinal Skala Guttman Salah Satu Tipe Kuesioner Tertutup Yang Paling Sederhana Apabila Hanya Membutuhkan Dua. Skripsi Bab

Para Pedagang Sapi Potong Antar Pulau yang telah mend.apat ijin dari Gubernur Kepala Daerah Ting-.. kat I Bali diwajibkan

Berdasarkan hasil pengujian k-means untuk kasus presentase data penduduk miskin menggunakan tools RapidMiner versi 5.3 diperoleh hasil yang sama dengan analisis

1) Pengeluaran Modal (Capita Expenditures) yaitu pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat (benefit) pada beberapa periode akuntansi atau pengeluaran yang akan

DAFTAR NAMA-NAMA WISUDA MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA..

1) Contoh tanah tidak terganggu dan contoh tanah terganggu yang masing-masing diambil pada kedalaman 0 cm - 20 cm dan 20 cm - 40 cm dengan menggunakan ring sample.. 2)

proses dan hasil pengolahan pangan peternakan dan perikanan setengah jadi menjadi produk pangan siap konsumsi Siswa mampu: 3.4 menganalisis rancangan pembuatan, penyajian, dan

Selalu kemo Tata Laksana parenteral kombinasi (lebih agresif) Radio Tata Laksana hanya berperan untuk tujuan paliatif Reevaluasi hasil pengobatan :. Setelah siklus kemo Tata