• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN BUDGET COST PRODUKSI PADA PT.JAPFA COMFEED INDONESIA,Tbk. DI MAROS KADERIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN BUDGET COST PRODUKSI PADA PT.JAPFA COMFEED INDONESIA,Tbk. DI MAROS KADERIA"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

KADERIA 10572 02463 10

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIAYAH MAKASSAR MAKASSAR

2014

i

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan pada umumnya dilatarbelakangi keinginan untuk memperoleh laba secara optimal. Untuk memperoleh laba yang optimal, salah satu variabel yang penting adalah biaya. Sehingga laba yang optimal dapat dicapai oleh sebuah perusahaan apabila penjualan sesuai dengan yang direncanakan dan biaya dapat ditekan seminimal mungkin, tetapi tidak harus mengabaikan kualitas produk. Untuk itu perusahaan harus dapat mengelola usahanya dengan baik, karena pada masa sekarang ini persaingan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya semakin ketat.

Agar dapat bersaing dengan perusahaan lain, langkah awal yang harus diambil oleh perusahaan adalah melakukan penyusunan anggaran perusahaan. Anggaran merupakan rencana tertulis dari pihak manajemen tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada suatu waktu tertentu. Maka dari itu untuk mencapai tujuan perusahaan memaksimalkan laba maka setiap perusahaan perlu menyusun suatu perencanaan yang menyeluruh tentang kegiatan perusahaan pada waktu yang akan datang yang dibuat berdasarkan data waktu sebelumnya yang disesuaikan dengan tujuan agar anggaran yang disusun dapat dijadikan suatu gambaran yang real untuk kondisi masa yang akan datang agar segala macam penyimpangan yang mungkin dapat diminimalkan.

1

(3)

Bagi perusahaan industri, yang kegiatan utamanya menghasilkan atau menciptakan suatu produk, proses produksi merupakan kegiatan yang sangat penting. Pada hakekatnya produksi itu merupakan penciptaan atau penambahan faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Seperti yang diketahui, untuk mencapai tujuan perusahaan mengharapkan adanya peningkatan penjualan dan efesiensi biaya.

Peningkatan penjualan terjadi karena adanya kepuasan dari pelanggan sehingga menimbulkan loyalitas pelanggan atas perusahaan. Hal ini diwujudkan oleh perusahaan melalui kualitas produk yang baik dengan penetapan standar yang harus dipenuhi selama pelaksanaan proses sampai produk dihasilkan. Jika pengendalian atas pelaksanaan standar ini dilakukan dengan baik, niscaya perusahaan akan menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan permintaan konsumen dengan harga yang bersaing. Sedangkan, pencapaian efesien biaya selama proses produksi berjalan dilakukan dengan meminimalkan semua biaya yang timbul dari awal pelaksanaan proses sampai selesainya proses produksi.

Jika perusahaan telah menjalankan hal-hal yang telah dijadikan standar, seperti berapa besarnya biaya produksi yang boleh terjadi, maka perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dengan keunggulan yang dimilikinya dalam price dan quality. Manajemen harus mampu mengatur segala sesuatu yang dapat mempengaruhi seluruh proses

(4)

dalam perusahaan. Jika hal di atas dapat dipenuhi, maka pencapaian tujuan perusahaan akan lebih mudah untuk dicapai.

Fungsi manajemen yang terutama dalam menciptakan suatu sistem pengendalian yang baik adalah fungsi perencanaan (planning) dan fungsi pengendalian (controlling). Fungsi pengendalian (controlling) berhubungan dengan pengarahan kegiatan perusahaan sehingga kegiatan perusahaan tersebut berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan. Fungsi perencanaan (planning) berhubungan dengan kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. Kedua fungsi ini saling berkaitan dan saling menunjang, karena pengendalian yang efektif dapat dilaksanakan jika terdapat perencanaan yang baik.

Pengendalian biaya produksi yang didukung oleh seorang controller yang membantu manajer perusahaan untuk menganalisis, melakukan penialaian, merekomendasi serta memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan produksi diharapkan kemungkinan penyimpangan yang terjadi dapat ditekan seminimal mungkin.

Pengendalian biaya produksi diperlukan agar efektivitas biaya produksi dapat dicapai sehingga laba optimal yang menjadi tujuan utama perusahaan dapat diperoleh. Oleh karena itu sebagai tolak ukur efektivitas biaya produksi, banyak perusahaan menerapkan anggaran biaya produksi.

Anggaran biaya produksi dan biaya standar sangat penting bagi suatu perusahaan karena anggaran dan biaya standar dapat digunakan

(5)

untuk menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi, yaitu dengan cara membandingkan anggaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan pelaksanaannya, kemudian apabila terdapat penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dianalisis agar diketahui penyebab- penyebabnya dan dapat dilakukan perbaikan-perbaikan untuk waktu yang akan datang.

Anggaran biaya produksi merupakan anggaran yang digunakan dalam membiayai seluruh kegiatan usaha perusahaan dalam kegiatan produksi, sehingga sangat penting penyusunan anggaran dengan baik dalam rangka membiayai biaya produksi perusahaan untuk melihat sejauhmana anggaran biaya produksi dengan realisasinya. Terkendalinya anggaran biaya produksi dapat mempengaruhi efektivitas pengendalian biaya produksi perusahaan.

Dengan adanya anggaran biaya produksi diharapkan perusahaan dapat melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan apa yang telah dianggarkan oleh perusahaan, sehingga tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan terhadap anggaran biaya produksi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan mengambil judul : “Penerapan Budget Cost Produksi Pada PT.

Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan adalah : “Apakah budget cost

(6)

produksi dapat dijadikan sebagai alat pengendalian biaya produksi pada PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. ?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai serta manfaat yang diharapkan pada penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui dan menganalisis budget cost produksi sebagai alat pengendalian biaya produksi pada PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.”.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui penerapan metode budget cost produksi sebagai alat pengendalian biaya produksi, serta mengetahui kelemahan dan keunggulan dari metode ini.

b. Bagi Pengembangan Ilmu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan umumnya dalam ilmu manajemen bisnis dan khususnya mengenai budget cost produksi.

c. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan bisa menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut.

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen

Istilah manajemen berasal dari kata management, berasal dari kata

“to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana. Sehingga

manajemen dapat diartikan bagaimana cara mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi bawahan agar usaha yang sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut.

Menurut Hasibuan (2005:11), menjelaskan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian dengan maksud terwujudnya tujuan.

Menurut Mangkuprawira (2003:19), mengatakan bahwa manajemen merupakan penerapan pendekatan sumber daya dimana

6

(8)

secara bersama-sama dan terdapat dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu tujuan umum dan khusus.

Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses pengembangan, menerapkan, dan menilai kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, metode-metode, dan program-program yang berhubungan dengan pencapaian organisasi.

B. Fungsi dan Tujuan Manajemen

Manajemen berfungsi bukan hanya untuk mencapai tujuan perusahaan tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan sumber daya lainnya. Manajemen menekankan perhatian pada masalah pengelolaan sumber daya pada tiap perusahaan, sehingga umpan balik yang didapatkan oleh perusahaan adalah peningkatan sumber daya itu sendiri.

Menurut Hasibuan (2005:21), mengemukakan bahwa manajemen mempunyai lima fungsi operatif, yaitu :

1. Pengadaan

Adalah fungsi untuk mendapatkan sumber daya sesuai jumlah dan kualitas yang dibutuhkan.

2. Pengembangan

Adalah fungsi yang berhubungan dengan peningkatan sumber daya dengan jalan memberikan peningkatan kemampuan.

3. Pemberian balas jasa

Adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan pemberian bonus dalam upaya pencapaian tujuan,

(9)

4. Penyatuan

Adalah fungsi untuk mengantisipasi pertentangan kepentingan antara atasan dan bawahan baik mengenai gaji, upah maupun masalah pribadi yang dapat menganggu kelancaran operasi perusahaan.

5. Pemeliharan

Yaitu fungsi manajemen untuk mempertahankan keadaan perusahaan seperti sedia kala, oleh karena itu setiap perusahaan harus berusaha meningkatkan segala fasilitas yang mendukung aktivitas sumber daya nya.

Tujuan-tujuan hendaknya ditetapkan secara logis, rasional, realistis dan ideal, berdasarkan fakta, data, kemampuan serta potensi yang dimiliki dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial, agama, moral serta peraturan-peraturan pemerintah, agar tujuan perusahaan yang ditetapkan bermanfaat bagi masyarakat, cukup visibel untuk dicapai.

Menurut Pasolong (2010:79), menyatakan bahwa tujuan manajemen untuk perusahaan adalah tujuan yang diinginkan yang melukiskan lingkup yang jelas, serta memberikan arah kepada usaha- usaha seseorang manajer

Dari definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa ada empat pokok sasaran, yaitu tujuan, skope, kepastian dan arah. Tujuan harus mencakup ke empat pokok tersebut, berikut perencanaan mengenai policies, stretegies, procedures, methode, system, rules, intruction dan lain-lain yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ada bermacam-

(10)

macam tujuan, tetapi disini kita batasi hanya dalam rangka manajemen saja, sesuai dengan pokok tinjauan kita.

Pada dasarnya setiap tujuan adalah rencana. Dan tujuan-tujuan organisasi, perusahaan ataupun pemerintah dapat kita lihat atau ditentukan pada Anggaran Dasar (AD) atau Anggaran Rumah Tangga (ART) pada Statuta atau Undang-undang Dasar (UUD). Tujuan-tujuan dapat ditinjau dari beberapa segi, antara lain berdasarkan: tipe-tipenya, prioritasnya, jangka waktunya, sifatnya, hirarkinya, bidangnya dan menurut jiwanya.

C. Pengertian Anggaran (Budget)

Anggaran sangat penting bagi sebuah perusahaan karena anggaran berfungsi sebagai tolak ukur penilaian kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Anggaran berguna dalam proses perencanaan karena anggaran dapat meningkatkan komunikasi dan koordinasi, begitu juga dalam proses pengendalian anggaran berguna karena menyediakan basis untuk pengevaluasian kerja.

Anggaran memperlihatkan biaya dan pendapatan yang diharapkan untuk setiap departemen. Oleh karena itu, anggaran memberikan tolak ukur bagi evaluasi kinerja aktual departemen. Pengertian anggaran (budget) dalam arti sempit adalah rencana kerja keuangan sedangkan dalam arti luas yaitu anggaran merupakan suatu proses yang terus menerus yang dimulai dari tahap penyusunan anggaran sampai pada tahap pengesahan dan pertanggungjawaban oleh pihak yang terkait.

(11)

Menurut Krista (2004:13), menyatakan bahwa anggaran adalah pernyataan kuantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen sebaiknya terlibat dalam pembuatannya.

Menurut Marwan (2001:6), menyatakan bahwa anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis terhadap pelaksanaan tanggung jawab manajemen dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan.

Menurut Foster (2005:214), menjelaskan bahwa anggaran adalah pernyataan kuantitatif yang berupa angka-angka, suatu rencana kegiatan yang dibuat manajemen untuk suatu periode tertentu dan alat yang membantu mengkoordinasikan hal-hal yang diperlukan guna mengimplementasikan rencana tersebut.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu anggaran menunjukan rencana manajemen dalam bentuk kuantitatif yang berdasarkan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil oleh penyusunan anggaran agar terealisasi kegiatan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan, dengan menggunakan sumber daya perusahaan dalam periode tertentu.

D. Tujuan Anggaran (Budget)

Perencanaan dan pengendalian dalam suatu perusahaan sangat diperlukan untuk tujuan yang ingin dicapai. Agar perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, maka perlu diterapkan suatu anggaran dalam perusahaan.

(12)

Dengan adanya anggaran, perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usahanya dan mengetahui kemungkinan penyimpangan yang terjadi dari rencana kegiatan, yang pada gilirannya dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar untuk melakukan tindakan koreksi.

Anggaran menjamin pelaksanaan rencana kerja dengan biaya sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran. Oleh karena itu, penyusunan anggaran sangat diperlukan pada suatu perusahaan yang berorientasi laba.

Menurut Nafarin (2004:15), mengemukakan bahwa anggaran diperlukan karena ada tujuannya. Berikut ini ada beberapa tujuan disusunnya anggaran menurut Nafarin (2004:15), diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.

2. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.

3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat memudahkan pengawasan.

4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.

6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

(13)

Keberadaan manajemen dalam suatu perusahaan pada dasarnya adalah membantu pemilik dalam melaksanakan dan sekaligus mengendalikan operasi perusahaan secara langsung.

E. Manfaat dan Kelemahan Anggaran (Budget)

Anggaran yang disusun oleh perusahaan memiliki beberapa manfaat. Menurut Nafarin (2004:16), manfaat anggaran diantaranya adalah :

1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.

3. Dapat memotivasi pegawai.

4. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai.

5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

6. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

7. Alat pendidikan bagi para manajer.

Berikut kelemahan anggaran menurut Nafarin (2004:16), diantaranya adalah :

1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsur ketidakpastian.

2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap yang tepat dan akurat.

(14)

3. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menjadi kurang efektif.

Menurut Mulyadi (2005:502), memaparkan mengenai fungsi anggaran sebagai berikut :

1. Anggaran merupakan hasil akhir atau proses penyusunan rencana kerja.

2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan di masa yang akan datang.

3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas.

4. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.

6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anggaran digunakan untuk mengendalikan operasi perusahaan dan berfungsi sebagai pedoman atau arah bagi manajer dalam mencapai tujuan yang telah digariskan dan ditetapkan. Dari penjelasan di atas, maka dapat juga disimpulkan bahwa anggaran juga memiliki manfaat dan kelemahan

(15)

dalam proses penyusunan suatu anggaran kerja. Oleh karena itu, setiap manajer dalam suatu perusahaan ataupun organisasi harus memperhatikan rincian anggaran yang akan dibuatnya, agar tidak terjadi penyimpangan atau hal-hal yang tidak diinginkan oleh perusahaan ataupun organisasi tersebut.

F. Pengertian Biaya (Cost)

Para akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai suatu nilai tukar, prasyarat atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh manfaat.

Terdapat dua istilah yang sering digunakan oleh akuntan manajemen, yaitu: biaya (cost) dan beban (expense).

Menurut Mowen (2003:4), menyatakan bahwa biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau pada masa yang akan datang bagi perusahaan. Sedangkan beban (expense) menunjukkan biaya yang telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan atau bagian pengorbanan yang diberikan untuk suatu periode akuntansi tertentu.

Untuk mengelola suatu perusahaan diperlukan informasi biaya yang sistematis dan komparatif. Informasi ini membantu manajemen suatu organisasi maupun perusahaan untuk dapat menetapkan sasaran laba perusahaan di masa yang akan datang, menetapkan target departemen menuju pancapaian sasaran akhir, mengevaluasi keefektifan rencana dan lain sebagainya.

(16)

Menurut Foster (2005:34), biaya (cost) sebagai sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Mulyadi (2005:9), yang dimaksud dengan biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi untuk satuan tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas maka maka dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan kas atau setara kas yang dikorbankan dari sumber ekonomi yang diukur dalam satuan untuk mendapatkan uang atau jasa yang diharapakan dapat memberikan keutungan di masa sekarang atau yang akan datang bagi organisasi.

G. Jenis-Jenis Biaya

Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, nonbisnis, manufaktur, eceran, dan jasa. Umumnya, macam biaya yang terjadi dan cara klasifikasi biaya tergantung pada tipe organisasinya.

Menurut Brewer (2006:36), membagi biaya pada perusahaan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu :

1. Biaya Produksi (Manufacturing Cost), diantaranya : a. Biaya Bahan langsung (Direct Material)

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour) c. Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead)

2. Biaya Nonproduksi (Non Manufacturing Cost), diantaranya : a. Biaya Pemasaran atau Penjualan (Marketing or Selling Cost)

(17)

b. Biaya Administrasi (Administrative Cost)

Sedangkan menurut Usry (2006:40), memberikan penjelasannya mengenai klasifikasi biaya, antara lain berdasarkan :

1. Klasifikasi berdasarkan hubungan dengan produk a. Biaya Bahan langsung (Direct Material)

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour) c. Biaya Bahan Tidak Langsung (Indirect Material) d. Biaya Tenaga kerja tidak langsung (Indirect labour) e. Biaya tidak langsung lainnya (Other indirect cost) 2. Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi

a. Biaya variabel b. Biaya tetap

c. Biaya semivariabel

3. Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi antara lain : a. Departemen produksi

b. Departemen jasa

4. Penerapannya terhadap periode akuntansi, diantaranya :

a. Capital expenditure, yaitu suatu pengeluaran modal ditunjukan untuk memberikan manfaat dimasa depan dan dilaporkan sebagai aktiva.

b. Revenue expenditure, adalah pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban.

5. Biaya dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan, atau evaluasi

(18)

a. Biaya diferensial b. Biaya oportunitas c. Biaya tertanam

Objek dari kegitan akuntansi biaya adalah biaya, dimana biaya dicatat, diringkas, digolongkan dan disajikan oleh akuntansi biaya.

Sehingga biaya dapat digunakan sebagai landasan dalam menetapkan besarnya pengorbanan sumber ekonomis atau pengeluaran-pengeluaran dalam proses produksi yang dianggap ekonomis dan rasional. Oleh karena itu dibawah ini akan dikemukakan pendapat para ahli mengenai klasifikasi biaya.

Menurut Kuswadi (2005:125), penggolongan biaya sebagai berikut : 1. Biaya Langsung dan Tidak Langsung

a. Biaya langsung, adalah biaya yang langsung dibebankan terhadap objek ataupun produk, misalnya bahan langsung (bahan baku), upah pekerja yang langsung terlibat dalam proses produksi, iklan, ongkos angkut dan sebagainya.

b. Biaya tidak langsung, adalah biaya yang sulit atau tidak dapat dihubungkan atau dihubungkan secara langsung dengan unit produksi, misalnya gaji pimpinan, gaji mandor, iklan untuk lebih dari satu macam jenis produk dan sebagainya.

2. Biaya Tunai dan Tidak Tunai

a. Biaya tunai, adalah biaya-biaya yang saat ini atau pada waktu kemudian akan timbul dan diakui sebagai biaya yang akan

(19)

dikeluarkan secara tunai (biaya bahan baku, tenaga kerja, dan sbagainya)

b. Biaya tidak tunai, adalah biaya-biaya yang saat ini atau pada waktu kemudian, tidak akan dan tidak pernah dikeluarkan secara tunai (misalnya biaya penyusutan)

3. Biaya Tetap, Variabel dan semi variabel

a. Biaya tetap, adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah berapa pun besarnya penjualan atau produksi. Contohnya biaya tetap misalnya sewa gedung untuk kantor.

b. Biaya varabel, adalah biaya yang jumlahnya sampai batas tertentu berubah-ubah secara proporsional. Sebagai contoh adalah jumlah biaya untuk pembelian bahan baku, seperti misalnya beras untuk usaha restoran.

c. Biaya semi variabel, adalah biaya yang sulit secara mutlak digolongkan kedalam kedua jenis biaya tersebut di atas (biaya tetap dan biaya variabel). Contoh biaya ini adalah pemakaian listrik yang dipakai selain dalam proses produksi tapi juga dipakai untuk penerangan kantor yang keduanya sulit dilakukan perhitungannya secara terpisah.

4. Biaya Yang Ditetapkan dan Biaya Historis

a. Biaya yang ditetapkan, adalah biaya yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan analisis masa lalu atau masa yang akan datang.

(20)

b. Biaya historis, adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada realisasi.

5. Biaya Operasi dan Non Operasi.

a Biaya operasi, adalah semua biaya yang terjadi dalam rangka menjalankan usaha pokok perusahaan. Misalnya, bagi perusahaan sepatu, semua biaya yang berkaitan dengan usaha sepatu dimasukkan kedalam golongan biaya operasi seperti halnya biaya penjualan sepatu, biaya umum dan administrasi usaha sepatu, bunga pinjaman jangka pendek dan sebagainya.

b. Biaya non operasi, adalah biaya lainnya yang tidak berhubungan dengan usaha pokok perusahaan, seperti biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka perusahaan mencari keuntungan tambahan dengan cara membeli saham perusahaan lain.

Untuk memudahkan dalam penyajian informasi biaya yang dibutuhkan manajemen agar dapat mengelola perusahaan secara efektif, maka dalam mencatat dan menggolongkan biaya haruslah selalu diperhatikan untuk tujuan apa manajemen memerlukan informasi biaya tersebut. Maka sebaiknya selalu diterapkan konsep “different cost for different purpose” yaitu, untuk tujuan yang berbeda kita harus

menggunakan konsep biaya yang berbeda pula. Tidak ada satu konsep biaya yang dapat digunakan untuk semua tujuan. Maka dari itu, dalam akuntansi biaya dikenal berbagai macam klasifikasi atau penggolongan biaya. Klasifikasi biaya sangat diperlukan untuk mengembangkan data

(21)

biaya yang dapat membantu pihak manajemen dalam mencapai tujuannya.

H. Pengertian Produksi

Produksi merupakan kegiatan suatu perusahaan ataupun organisasi yang berhubungan dengan pembuatan barang dan jasa. Istilah produksi cenderung dikaitkan dengan pabrik, mesin, maupun lini perakitan karena pada mulanya teknik dan metode dalam manajemen produksi memang dipergunakan untuk mengoperasikan pabrik atau kegiatan lainnya.

Menurut Miller (2004:295), menyatakan bahwa produksi adalah sebagai penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama.

Menurut Assauri (2008:11), mengatakan bahwa produksi adalah suatu kegiatan penggunaan atau pemanfaatan sumber daya serta proses yang mentransfer masukan (input) menjadi keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.

Jadi berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya produksi mempunyai pengertian yang lebih luas.

Biaya produksi tercermin dari biaya korbanan terdiri dari biaya eksplisit dan implisit. Biaya eksplisist adalah biaya yang dikeluarkan dari kas perusahaan seperti untuk membayar listrik, asuransi dan lain-lain.

Sedangkan biaya implisit adalah refleksi dari kenyataan untuk memproduksi output yang lain.

(22)

I. Pengertian Biaya Produksi

Menurut Miller (2004:295), menyatakan bahwa biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan saat perusahaan memproduksi suatu komoditi.

Menurut Assauri (2008:11), mengatakan bahwa biaya produksi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah input yaitu secara akuntansi sama dengan jumlah uang keluar yang tercatat.

Sedangkan menurut Sukirno (2002:8), biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.

Menurut Mowen (2004:554), mendefenisikan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi barang atau penyediaan jasa.

Menurut Supriyono (2010:93), menyatakan bahwa biaya produksi meliputi semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.

Menurut Krisnandi (2008:38), yang menyimpulkan bahwa diperoleh tingkat efektivitas pengendalian biaya produksi tidak melebihi standar efektivitas yang telah ditentukan oleh perusahaan, yaitu 10%.

(23)

Biaya produksi merupakan unsur biaya yang pokok, karena dari biaya produksi tersebut dapat ditentukan harga pokok barang yang dihasilkan. Sehingga dapat menjadi pedoman untuk menentukan harga jual. Jadi berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual.

J. Unsur-Unsur Biaya Produksi

Unsur-unsur biaya produksi menurut Munandar (2010:119), adalah sebagai berikut :

1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan bahan mentah untuk proses produksi selama periode yang akan datang.

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi, bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau dari pengolahan sendiri. Didalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya perolehan lain.

Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang, dan asuransi.

Dokumen sumber dan dokumen pendukung yang dibuat dalam transaksi pembelian local bahan baku terdiri dari :

(24)

a. Prosedur Penerimaan Pembelian Bahan Baku

Jika persedian bahan baku yang ada digudang sudah mencapai tingkat minimum pemesanan, bagian gudang kemudian membuat surat permintaan pembelian untuk dikirim ke bagian pembelian.

b. Prosedur Order Pembelian

Bagian pembelian melaksanakan pembelian atas dasar surat permintaan pembelian dari bagian gudang. Untuk pemilihan pemasok, bagian pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok, yang berisi permintaan informasi harga dan syarat-syarat pembelian dari masing-masing pemasok tersebut, lalu bagian pembelian kemudian membuat surat order pembelian untuk dikirim kepada pemasok.

c. Prosedur Penerimaan Bahan Baku

Pemasok mengirim bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan surat order pembelian yang diterimanya. Bagian penerimaan bertugas menerima barang, memcocokan kualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi sesuai dengan surat order pembelian pembelian.

d. Prosedur Pencatatan Penerimaan Bahan Baku di Bagian Gudang Bagian penerimaan menyerahkan bahan baku yang diterima dari pemasok ke bagian gudang. Bagian gudang menyimpan bahan baku tersebut dan mencatat jumlah bahan baku dalam kartu gudang.

Kartu gudang ini digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat mutasi tiap-tiap barang digudang.

(25)

Jadi yang dimaksud dengan biaya bahan baku ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat pembelian bahan baku dan biaya lain-lain yang berkaitan dengan bahan baku.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja tersebut. Biaya tenaga kerja langsung merupakan upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung selama periode yang akan datang. Sifat- sifat tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut :

a. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja langsung berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.

b. Umumnya tenaga jenis ini merupakan tenaga kerja yang kegiatannya langsung dapat berhubungan dengan produk akhir (terutama dalam penentuan harga pokok).

Penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahan.

Organisasi perusahaan manufaktur terbagi dalam 3 (tiga) fungsi pokok yaitu :

1) Biaya tenaga kerja produksi

Gaji karyawan, kesejahteraan karyawan pabrik, lembur karyawan pabrik, upah mandor pabrik, gaji manajer pabrik dan lain-lainnya.

(26)

2) Biaya tenaga kerja pemasaran

Upah karyawan pemasaran, biaya kesejahteraan karyawan pemasaran, biaya komisi karyawan pemasaran, gaji manajer pemasaran dan lain-lain.

3) Biaya tenaga kerja administrasi dan umum

Gaji karyawan bagian akuntansi, gaji karyawan bagian personalia, gaji karyawan secretariat, biaya kesejahteraan karyawan bagian akuntansi, biaya kesejahteraan karyawan bagian personalia, biaya kesejahteraan karyawan bagian sekretariat.

b. Penggolongan menurut kegiatan departemen dalam perusahaan.

Digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang bekerja di departemen- departemen non produksi digolongkan pula menurut departemen yang menjadi tempat kerja mereka. Dengan demikian biaya tenaga kerja di departemen non produksi dapat digolongkan menjadi biaya tenaga kerja bagian akuntansi, tenaga kerja personalia dan lain- lainnya.

c. Penggolongan menurut pekerjaannya

Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat pekerjaannya. Misalnya dalam suatu departemen produksi, tenaga kerja digolongkan sebagai berikut: operator, mandor dan penyelia. Dengan demikian biaya tenega kerja juga digolongkan menjadi upah operator, upah mandor dan upah penyelia.

(27)

d. Penggolongan menurut hubungan dengan produk

Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah sumua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat diusul secara langsung pada produk dan upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk.

3. Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang. Biaya overhead pabrik dapat dapat digolongkan dengan 3 (tiga) cara penggolongan, yakni sebagai berikut :

a. Menurut sifatnya

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja langsung. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya adalah sebagai berikut :

1) Biaya bahan penolong

2) Biaya refarasi dan pemeliharaan 3) Biaya tenaga kerja tidak langsung

4) Biaya yang timbul sebagai penilaian terhadap aktiva tetap 5) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

6) Biaya overhead lain yang memerlukan pengeluaran uang tunai.

(28)

b. Menurut perilakunya dan hubungannya dengan volume kegiatan.

1) Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan, seperti gaji, tunjangan perusahaan, transport, pajak dan asuransi.

2) Biaya overhead pabrik variable adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, seperti nahan pembantu, listrik, air dan gas, bahan bakar, pemeliharaan dan perbaikan mesin.

3) Biaya overhead pabrik semi variabel adalah biaya overhead yang berubah-ubah dan tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

c. Penggolongan anggaran biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen

1) Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan

manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh departemen tertentu tersebut.

2) Biaya overhead tidak langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu

departemen.

Menurut Mulyadi (2005:343), unsur-unsur biaya produksi yakni sebagai berikut :

1. Biaya produksi yang sesuai dengan kebutuhannya, yaitu :

(29)

a. Menurut unsur atau komponen biaya 1) Biaya Bahan Baku

Menurut Munandar (2010:25), menjelaskan bahwa biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan, merupakan biaya yang terdiri dari semua bahan yang dikerjakan dalam suatu proses produksi, untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual.

2) Biaya Tenaga Kerja Langsung

Istilah biaya tenaga kerja langsung digunakan untuk biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Tenaga kerja langsung biasanya disebut juga “touch labour” karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan saat produksi.

3) Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan penerangan, pajak properti, dan penyusutan.

Di dalam perusahaan juga terdapat biaya-biaya tersebut yang berkaitan dengan operasi perusahaan yang termasuk kategori biaya overhead produksi.

b. Menurut perilakunya terhadap volume 1) Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku tetap tidak berubah terhadap volume kegiatan. Biaya tetap tidak berubah meskipun kegiatan produksi berubah.

(30)

2) Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variable merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan produksi.

2. Menurut kedekatannya dengan produk a. Biaya langsung

Biaya disebut biaya langsung apabila dapat ditelusuri pada barang jadi, mudah dilacak.

b. Biaya tidak langsung

Merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri pada barang jadi. Yang termasuk dalam biaya produk tidak langsung adalah :

1) Biaya bahan penolong,

yaitu biaya untuk bahan yang tidak menjadi bagian dari produk jadi atau bahan yang menjadi bagian dari produk jadi tetapi nilainya relatif kecil.

2) Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu biaya tenaga kerja yang tidak diidentifikasi kepada produk-produk atau jasa-jasa tertentu.

3) Biaya reparasi dan pemeliharaannya.

Biaya pemakaian suku cadang dan perlengkapan pabrik, jasa pihak luar untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan aktiva tetap perusahaan.

4) Beban biaya yang terkabul sebagai akibat berlalunya waktu.

Yaitu semua biaya asuransi atas aktiva tetap perusahaan, asuransi kecelakaan karyawan dan amortisasi kerugian yang

(31)

diderita pada saat perusahaan berada pada tahap operasi percobaan.

5) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai yang termasuk kedalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik dan sebagainya.

Menurut Budisantoso (2009:417), menyatakan bahwa anggaran biaya produksi menampilkan jumlah unit yang harus diproduksi oleh perusahaan selama setiap satu periode anggaran untuk memenuhi rencana penjualan dan juga untuk menghasilkan persediaan akhir yang diinginkan.

Menurut Riyanto (2007:78), untuk analisis biaya produksi perlu diperhatikan 2 (dua) jangka waktu, yaitu :

1. Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.

2. Jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi dapat berubah dan sebagian lainnya tidak dapat berubah.

Selanjutnya menurut Riyanto (2007:78), biaya produksi dapat dibedakan ke dalam 2 (dua) macam, yaitu

1. Biaya tetap (fixed cost)

2. Biaya variabel (variable cost).

Selanjutnya menurut Riyanto (2007:79), dalam analisis biaya produksi perlu memperhatikan :

(32)

1. Biaya produksi rata-rata, yang meliputi biaya produksi total rata-rata ,biaya produksi tetap rata-rata, dan biaya variabel rata-rata.

2. Biaya produksi marjinal, yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan kebutuhan persediaan akhir.

Menurut Kuswadi (2005:129), menyatakan bahwa biaya produksi berkaitan dengan perhitungan beban pokok produksi atau sering disebut dengan beban pokok penjualan, terdiri dari :

1. Biaya bahan baku dan penolong 2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya overhead pabrik

Jadi anggaran biaya produksi adalah anggaran biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi terdiri dari tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya produksi tidak langsung (biaya overhead pabrik). Anggaran produksi menjelaskan banyaknya unit yang

harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan kebutuhan persediaan akhir.

K. Aspek Umum Biaya Produksi

Menurut Munandar (2010:40), aspek umum biaya produksi dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Yang menyangkut harta fisik

a. Pemilihan peralatan dan fasilitas.

(33)

b. Pemilihan dan penentuan letak bangunan, mesin dan peralatan lainnya

2. Yang menyangkut perencanaan

a. Perencanaan dan perancangan produk yang harus dihasilkan b. Pengembangan dan pemilihan proses teknis

c. Pengembangan metode dan standar

d. Perencanaan dan pengendalian kegiatan produksi.

3. Yang menyangkut produksi

a. Pengadaan dan pengangkatan karyawan, latihan dan pengendalian tenaga kerja

b. Pemilihan, penanganan dan penetapan aliran bahan

c. Pengarahan umum terhadap kegiatan-kegiatan produksi dan koordinasi dengan bagian-bagian lainnya.

Pada perusahaan industri, biaya produksi merupakan salah satu biaya yang sangat besar nilainya, karena biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tegaa kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi. Biaya produksi merupakan unsur biaya yang sangat pokok dan penting karena biaya ini menentukan harga pokok barang yang dihasilkan dan dijual sehingga biaya produksi tersebut dapat menjadi pedoman untuk menentukan harga jual dan perencanaan laba.

Biaya produksi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan ketika suatu perusahaan hendak menghasilkan suatu produk. Hal ini

(34)

dikarenakan setiap perusahaan tentu menginginkan laba yang besar dalam setiap usaha produksinya. Oleh karena itu, diperlukannya suatu pemahaman tentang teori-teori biaya produksi agar suatu perusahaan dapat memperhitungkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output barang. Pemahaman teori produksi sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan itu, perusahaan dapat memperhitungkan biaya-biaya apa saja yang memang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang dan dengan itu pula maka perusahaan dapat menentukan harga satuan output barang.

L. Penyusunan Anggaran Biaya (Budget Cost) Produksi

Dalam penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran setiap manejer dalam program atau bagian dari program. Penyusunan anggaran memerlukan kerja para manejer dari berbagai jenjang organisasi. Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat pengendalian dan sebagai alat perencanaan.

Menurut Harahap (2008:90), mengemukakan bahwa penyusunan anggaran mempunyai 3 (tiga) metode, adalah sebagai berkut :

1. Top-Down Budgeting, adalah penyusunan anggaran dimana yang dituangkan dalam anggaran disampaikan dari pimpinan (top management) ke midle manegement atau lower menegement.

2. Bottom-Up Manegement, adalah penyusunan anggaran dimana rencana yang dituangkan dalam anggaran disampaikan oleh bawahan kepada pimpinan.

(35)

3. Gabungan adalah anggaran yang didasarkan kerja sama atau persetujuan antara atasan dan bawahan.

.Penyusunan anggaran biaya produksi merupakan keputusan mengenai biaya produksi yang akan dilakukan perusahaan dan taksiran jumlah sumber daya yang akan dialokasikan kepada setiap produk.

Menurut Ahyari (2006:73), dalam anggaran perusahaan dijelaskan bahwa penyusunan anggaran adalah sebagai berkut :

Gambar 1

Prosedur Penyusunan Anggaran

Sumber : Ahyari (2006:73)

Prosedur Penyusunan Anggaran

Data Penjualan Tahun Lalu dan Data yang Relevan untuk

Penjualan

Peramalan Penjualan

Produk atau Jasa Perusahaan

Budget Penjualan

Produk Perusahaan

Budget Produksi

1. Budget Biaya Administrasi Umum

2. Budget Biaya penjualan 1. Budget Biaya Bahan baku 2. Budget Biaya Tenaga Kerja 3. Budget Biaya Overhead

Pabrik

Neraca Perusahaan Tahun Akhir

Proyeksi Neraca

Proyeksi Laporan Laba-

Laporan Rugi Perusahaan

(36)

Berdasarkan gambar tersebut dapat diuraikan adalah sebagai berikut:

1. Data penjualan tahun lalu dan data lain yang relevan untuk penjualan dianalisis sehinggga dapat dibuat peramalan produk atau jasa.

2. Dari peramalan tersebut dapat dapat disusun budget penjualan produk perusahaan dan dilanjutkan dengan budget produksi.

3. Setelah budget produksi selesai selanjutnya dapat disusun budget bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan budget overhead pabrik.

4. Selanjutnya disusun budget biaya administrasi dan umum serta budget biaya penjualan.

5. Budget-budget tersebut kemudian disatukan sehingga didapat gambaran mengenai laporan laba-rugi.

6. Proyeksi laporan laba-rugi perubahan tersebut kemudian dilanjutkan keproyeksi neraca perusahaan tahun sebelumnya.

Dari kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penyusunan anggaran mempunyai urutan-urutan secara sistematis walaupun dalam penyusunan anggaran terdapat tahap demi tahap tentu urutan tersebut tidak mutlak, tetapi dilihat lagi dari kondisi perusahaan yang bersangkutan demikian pula proses penyusunan suatu anggaran yang senantiasa bergantung pada kondisi dan keadaan perusahaan.

M. Pengendalian Biaya Produksi

Efektivitas berhubungan dengan tujuan perusahaan, sedangkan efesiensi berhubungan dengan sumber-sumber yang digunakan untuk

(37)

mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya dapat tercapai dengan pelaksanaan tersebut sedangkan suatu pelaksanaan dikatakan efesien jika pencapaian tujuan tersebut dilaksanakan dengan pemakaian sumber- sumber yang efektif.

Pengendalian pada dasarnya diperlukan dalam suatu perusahaan sebagai alat bantu bagi manajemen, terutama pimpinan untuk mengawasi setiap tahap kegiatan perusahaannya. Keadaan tersebut timbul sebagai akibat dari ruang lingkup pengawasan (span of control) yang menjadi tugasnya yang semakin luas dan tidak mungkin dapat dilakukan sendiri.

Terciptanya pengendalian dimaksudkan agar dapat menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh faktor-faktor manusia baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Pengendalian dapat memberikan keyakinan kepada pimpinan perusahaan bahwa pelaporan dari bawahan itu benar dan dapat dipercaya, mendorong adanya efesiensi usaha serta dapat terus mengawasi apakah kebijakan yang telah digariskan benar-benar telah dijalankan sehingga tujuan perusahaan pun dapat tercapai.

Menurut Usry (2006:6), menyatakan bahwa pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas-aktivitas dimonitor terus-menerus untuk memastikan bahwa hasilnya berada pada batasan yang diinginkan. Hasil aktual untuk setiap aktivitas dibandingkan dengan rencana, dan jika ada perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan dapat dilakukan.

(38)

Pengendalian biaya produksi merupakan suatu tindakan manajemen untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan rencana biaya yang dibuat sebelum kegiatan produksi dilaksanakan dengan biaya sesungguhnya yang terjadi dalam proses produksi. Dengan cara itu dapat diketahui besarnya penyimpangan yang terjadi, untuk melakukan tindakan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan produksi selanjutnya guna meningkatkan efesiensi biaya produksi.

Menurut Usry (2006:10), pengendalian jika dihubungkan dengan biaya produksi maka dapat diartikan sebagai usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan cara membandingkan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi dalam proses produksi dengan rencana biaya produksi yang dibuat sebelum dimulainya kegiatan produksi atau disebut sebagai anggaran biaya produksi.

Dengan demikian dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan kemudian dilakukan analisis terhadap penyebab- penyebabnya, serta dilakukan tindakan perbaikan yang dianggap perlu untuk pelaksanaan selanjutnya.

Menurut Usry (2006:10), pengendalian biaya produksi terdiri dari beberapa metode, diantaranya:

1. Pengendalian biaya bahan baku

Melakukan pengendalian terhadap prosedur penyediaan dan pemkaian bahan baku, dimana pengendalian dilakukan sejak pemesanan pembelian bahan baku, sehingga tidak terjadi kerugian-kerugian yang

(39)

cukup besar dalam penyediaan bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi baik kualitas maupun kuantitasnya.

2. Pengendalian biaya tenaga kerja langsung

Bagi perusahaan pengendalian biaya tenaga kerja langsung memerlukan informasi yang penting, mengingat biaya tenaga kerja merupakan komponen yang cukup signifikan untuk total biaya produksi.

Pengendalian biaya tenaga kerja dimulai dari penetapan tenaga kerja, perencanaan schedule produksi, penyusunan biaya tenaga kerja langsung, waktu penyelasaian dan perencanaan upah insentif.

3. Pengendalian biaya overhead pabrik

Dimana pembebanan biaya overhead pabrik harus mempertimbangkan untuk mengetahui jumlah biaya yang sewajarnya dibebankan kepada produk dan memisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel. Tarif yang digunakan dalam overhead pabrik berbeda satu dengan yang lain sebagai akibatnya dalam tarif biaya overhead pabrik ini semua biaya overhead pabrik diperlakukan sebagai biaya variabel.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dikemukakan bahwa pengendalian biaya produksi terdiri dari pengendalian biaya bahan baku, pengendalian biaya tenaga kerja langsung dan pengendalian biaya overhead pabrik.

N. Tujuan Pengendalian Biaya Produksi

Menurut Wilson dan Campbell (2002:317), tujuan pengendalian biaya produksi dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

(40)

1. Untuk pengendalian biaya

Pengendalian biaya merupakan penggunaan utama dari akuntansi dan analisis biaya produksi. Komponen-komponen biaya utama, yaitu upah, bahan dan biaya overhead pabrik perlu dipisahkan menurut jenis biaya dan menurut pertanggungjawaban.

2. Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance)

Yang erat hubungan dengan pengendalian biaya adalah penggunaan data biaya untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan secara efektif. Sebagai informasi yang sama yang dipergunakan untuk tujuan-tujuan pengendalian, dapat juga dipergunakan untuk perencanaan operasi pengelolaan.

3. Untuk penetapan harga

Suatu tujuan yang kritis dari data biaya adalah untuk menetapkan harga jual, biaya produksi dari suatu produk tidak merupakan satu-satunya determinan dalam menetapkan harga, tetapi jelas merupakan salah satu dari faktor-faktor terpenting. Kebijakan harga yang behasil selalu mengakui dan memerlukan fakta biaya yang tersedia.

4. Untuk penilaian persediaan

Salah satu dari tujuan-tujuan pokok sistem biaya, ialah penetapan harga pokok per unit produk dan penilaian persediaan. Ini juga merupakan prasyarat untuk dapat menetapkan harga pokok penjualan secara cermat dalam perhitungan laba rugi. Sistem biaya produksi

(41)

harus mengakui kenyataan ini dan memasukan perincian-perincian biaya yang cukup terinci untuk dapat mencapai tujuan ini.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa pengendalian biaya produksi bertujuan untuk memperoleh jumlah produk dan kualitas yang dikehendaki dari pemakaian sejumlah bahan tertentu, tenaga kerja, usaha atau fasilitas dengan biaya yang sesuai dengan yang telah dianggarkan. Proses produksi dan mencegah terjadinya pemborosan dalam proses produksi.

O. Hubungan Anggaran Biaya (Budget Cost) Produksi dalam Menunjang Pengendalian Biaya Produksi

Produksi merupakan salah satu kegiatan peranan penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. untuk itu produksi harus dikelola dengan sebaik-baiknya seperti halnya mengelola bagian bisnis yang lain.

Perusahaan harus mengetahui sumber daya yang dapat mendukung kegiatan produksi agar bisa berjalan dengan baik. Namun kegiatan produksi ini membutuhkan biaya, dalam hal ini biaya produksi yang dikeluarkan benar-benar untuk kegiatan produksi, agar proses produksi bisa berjalan dengan baik dan efektif maka diperlukan suatu rencana untuk menyusun biaya produksi.

Anggaran biaya produksi sangat diperlukan khususnya pada perusahaan menengah dan besar. Dengan adanya anggaran biaya produksi yang memadai, diharapkan akan terkadung didalamnya pengendalian atas biaya produksi yang efektif pula. Pada perusahaan

(42)

yang besar, anggaran biaya produksi merupakan unsur yang penting dalam usaha pencapaian efektivitas pengendalian biaya produksi. Biaya produksi merupakan biaya yang sangat besar. Jika pengelolaan biaya produksi tidak baik, maka akan menimbulkan ketidakefesienan dalam pengendalian biaya produksi. Dasar dari pengendalian adalah agar apa yang telah direncanakan terhindar dari penyimpangan atau kesalahan yang mungkin terjadi selama kegiatan berlangsung. Jadi dengan adanya anggaran biaya produksi memberikan gambaran dan standar yang dapat mengendalikan kegiatan produksi sehingga seharusnya tercipta kegiatan produksi yang efektif.

Menurut Adhuriani (2005:9), perencanaan dan pengendalian merupakan aktivitas yang berbeda namun terkait sangat erat. Untuk memaksimalkan manfaat perencanaan (misalnya anggaran biaya produksi), manajer harus menggunakan rencana tersebut untuk melakukan pengendalian. Sulit sekali melakukan pengendalian tanpa adanya rencana.

Anggaran biaya produksi berhubungan dengan proses pengendalian biaya produksi karena sesuai kegunaan dan manfaat anggaran, yaitu sebagai alat pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan alat pengendalian kerja. Anggaran biaya produksi digunakan sebagai standar atau sasaran yang harus dicapai dalam melaksanakan proses produksi yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran biaya produksi, maka pengendalian biaya produksi dikatakan efektif.

(43)

Dalam mencapai efesien dan efektivitas maka anggaran biaya produksi dan biaya standar yang ditetapkan harus menunjukan keadilan dan kewajaran yang didukung dengan fakta yang cukup. Tujuan pengendalian biaya adalah memperoleh jumlah produksi yang sebesar- besarnya atau hasil dengan kuantitas yang dikehendaki dari pemakaian sejumlah bahan tertentu, tenaga kerja dan fasilitas lainnya.

P. Kerangka Pikir

Dalam perekonomian di masa sekarang ini, baik perusahaan yang bergerak di bidang industri maupun jasa, dimana persaingan antar perusahaan merupakan suatu alat pacu bagi setiap perusahaan untuk memperoleh laba yang layak dengan menggunakan biaya seefisien mungkin dengan keuntungan yang diperoleh diharapkan perusahaan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan tetap mampu bertahan.

Salah satu faktor yang penting dalam usaha memperoleh laba bagi perusahaan industri adalah tergantung kemampuan dari pihak manajemen untuk dapat meminimalkan biaya produksi. Pada umumnya biaya produksi merupakan biaya yang jumlahnya relatif cukup besar dibandingkan dengan biaya yang digunakan untuk aktivitas lainnya.

Agar mencapai laba yang diinginkan perusahaan melakukan metode yaitu anggaran biaya produksi. Keefektifan suatu anggaran dapat diartikan keberhasilan suatu organisasi dalam mengoperasikan usahanya melalui anggaran. Keefektifan pelaksanaan anggaran yaitu pertama apabila anggaran telah menjadi pedoman kerja dan memberikan arah

(44)

sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai. Kedua, anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja sehingga semua bagian dalam perusahaan dapat saling menunjang. Ketiga berfungsi sebagai pengawas kerja, apakah realisasi kegiatan perusahaan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Dengan adanya perencanaan anggaran biaya produksi diharapkan perusahaan dapat melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan apa yang telah dianggarkan oleh perusahaan, sehingga tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan terhadap anggaran biaya produksi. Dari penjelasan tersebut, berikut digambarkan alur penelitian melalui gambar kerangka pikir di bawah ini :

Gambar 2.

Kerangka Pikir

PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.

Metode Full Costing 1. Anggaran Biaya Bahan Baku

2. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Penerapan Biaya Produksi Dalam Pengendalian Biaya Produksi

Kesimpulan dan Saran Hasil :

Sudah Baik/Belum Baik

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi yang menjadi objek pada penelitian ini adalah PT.

Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. yang berlokasi di Dusun Billa Desa Damai Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Adapun penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, yakni mulai awal bulan Maret hingga akhir bulan April 2014.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang akan digunakan adalah : a. Data Kuantitatif

Dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunkan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

b. Data Kualitatif

Dapat diartikan sebagai metode penelitian yang diperoleh dalam bentuk bukan angka-angka yang berasal dari perusahaan terkait.

Seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan uraian 44

(46)

tugas serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

2. Sumber Data a. Data Primer

Adalah data yang diperoleh dengan jalan mengadakan pengamatan dan wawancara langsung dengan pimpinan dan sejumlah karyawan pada PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.

b. Data sekunder

Adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa laporan tertulis yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.

Data sekunder pada penelitian ini adalah laporan keuangan PT.

Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.

C. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Mendapat data-data yang berhubungan langsung dengan penelitian dan dokumen lain yang diterbitkan perusahaan ataupun melalui beberapa literatur yang berhubungan dengan masalah laporan keuangan dan kinerja keuangan.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Mendapat data-data yang berhubungan langsung dengan penelitian, yaitu dengan cara mengadakan serangkaian kegiatan terhadap

(47)

pengenalan obyek penelitian. Untuk mendapatkan data pada penulisan dan penyusunan proposal ini, maka digunakan teknik penelitian lapangan (field research) sebagai berikut :

a. Observasi (pengamatan langsung)

Yaitu cara pengambilan data dengan melakukan kunjungan secara langsung pada PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.

b. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada beberapa karyawan, pimpinan atau dari pelanggan PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.

c. Dokumentasi

Yaitu cara ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang dimiliki oleh perusahaan berupa laporan keuangan maupun prospektur subyek penelitian.

D. Metode Analisis

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka). Dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

(48)

Menurut Sugiyono (2009:8), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Adapun metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis full costing. Menurut Mulyadi (2005:395), metode analisis full costing adalah metode penentuan harga pokok produk yang membebankan seluruh biaya produksi kepada produk. Dalam metode full costing, semua unsur biaya produksi baik biaya tetap maupun biaya

variable dihitung sebagai harga pokok produksi.

Dari data komponen yang membentuk biaya produksi, penulis menganalisis biaya produksinya dengan menggunakan metode full costing sebagai berikut:

Biaya produksi untuk tahun perhitungan Biaya Produksi

Biaya bahan Baku = Rp. xxx Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. xxx Biaya Overhead Pabrik

Variabel = Rp. xxx

Tetap = Rp. xxx +

Total biaya produksi = Rp. xxx

(49)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Multibreeder Adirama Indonesia merupakan perusahaan dengan berbadan hukum perseroan terbatas didirikan pada tahun 1985 di Surabaya. Perseroan berkedudukan di Jakarta dengan kantor cabang di Sidoarjo, Purwakarta, dan Lampung. PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.

merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Multibreeder Adirama Indonesia (Japfa Group). Perusahaan ini bergerak dalam bidang penetasan ayam ras strain Lohmann untuk ayam broiler dan layer.

PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Makassar didirikan pada tahun 1996 di Dusun Billa, Desa Damai, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Mendapat izin dari dinas pertanian dengan nomor ijin usaha tetap 414/T/Pertanian/1999 sebagai perusahaan yang bergerak dalam pembibitan ayam niaga.

Seiring dengan perkembangannya pada tahun 2004 mesin tetasnya ditambah 4 set, tahun 2005 tambah 2 set, tahun 2008 tambah 2 set, tahun 2009 tambah 6 set dengan tipe mesin yang sama. Pada tahun 2012 mesin produksinya ditambah 6 set dengan tipe mesin multi stage dari Belanda hingga sampai sekarang perusahaan ini memiliki 24 set mesin tetas untuk melakukan kegiatan produksinya. Dengan jumlah mesin tetas yang sudah genap 24 set, perusahaan ini sudah memproduksi DOC secara maksimal memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat.

48

(50)

Mesin tetas yang digunakan ada 2 (dua) tipe dan kemampuan produksi yaitu multi stage dan single stage dengan kapasitas maksimum tiap mesin sebesar 114.048 butir. Dalam aktivitasnya karena ini merupakan unit produksi yang masih di bawah kontrol kantor Sidoarjo sebagai kantor perwakilan untuk wilayah timur yang mencakup wilayah Kalimantan Timur, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi, jadi segala otoritasnya sebagian besar masih dikoordinasikan dengan manajemen di kantor wilayah.

PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. terletak di dusun Billa, Desa Damai, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan.

Perusahaan berdiri diatas areal seluas 4 ha dengan luas bangunan 2,2 ha. Bangunan terdiri dari kantor, tempat produksi (pabrik), dan mess karyawan. Pemilihan lokasi di tempat tersebut karena loksinya strategis yang jauh dari kebisingan dan polusi perkotaan yang bisa mengganggu dan menghambat aktivitas produksinya.

B. Visi dan misi perusahaan

1. Visi PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.

Menurut Dermawan (2006;58), visi adalah sasaran yang merupakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang.

Visi PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. adalah : “Menciptakan bibit unggul dengan kualitas prima yang mampu bersaing di pasar dan tidak mengecawakan pelanggan”.

(51)

2. Misi PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.

Menurut Dermawan (2006;60), misi adalah tujuan sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang.

Adapun misi dari PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Adalah :

“Berpacu dalam mutu dan kualitas serta berkembang menuju kesejahteraan bersama”.

C. Struktur organisasi

Dalam menjalankan roda perusahaan, dibutuhkan struktur organisasi yang baik dan mapan agar perusahaan dapat diarahkan dan menetapkan fungsi-fungsi manajemen perusahaan ataupun organisasi dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Hasibuan (2005;62), struktur organisasi adalah koordinasi sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi serta melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab.

Setiap perusahaan menginginkan agar tujuan perusahaan dapat tercapai, untuk mewujudkan itu diperlukan struktur organisasi perusahaan karena struktur organisasi memperlihatkan aspek-aspek penting dari perusahaan yang mencakup wewenang dan tanggung jawab masing- masing divisi.

Berikut gambar struktur organisasi dari PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. :

(52)

Gambar 3

Struktur Organisasi Unit Produksi

Sumber : PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk., 2014

D. Uraian Tugas

Berikut dijelaskan kegiatan masing-masing bagian dalam proses produksi sebagai berikut :

1. Manajer Produksi Tugasnya adalah :

MANAGER

SPV.

PRODUKSI 1

KOORD.

TERMINAL

ADM. P &GA

KASIR

LOGISTIK

GARDENER

LOUNDRY SPV.

PRODUKSI 2 2II

SPV.

PRODUKSI 3

SPV.

TEHNIK

SPV. P &GA UNIT

KOORD.

SETTER

KOORD.

HATCHER

KOORD.

TEKNIK

OPR. PRODUKSI

OPERATOR DELIVERY

PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.

OPR. PRODUKSI

Referensi

Dokumen terkait

Gracias a las continuas innovaciones de WINTERSTEIGER, con la sierra alternativa para cortes delgados extra y altos DSG 200 / 400 ahora pueden serrarse bloques de madera con una

Berdasarkan pada pengalaman kami dan informasi yang ada, diharapkan tidak ada efek yang membahayakan jika ditangani sesuai dengan rekomendasi dan tindakan pencegahan yang sesuai

Dengan menggunakan CFD, kita dapat mensimulasikan aliran batu bara pada saat melewati V Flow, sehingga kita dapat mengetahui bentuk konstruksi yang paling optimal

(6) Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan atas nama Kepala Daerah menerbitkan Sertifikat Laik Tangkap Operasional (SLTO) bagi kapal ikan yang dinyatakan Laik

™ Sepengetahuan Terdakwa mengenai Bertemu dengan Indra Setiawan apakah pada saat Sebelum atau setelah kematian Munir, terdakwa justru menjawab itu tidak ada urusan dengan

(teknologi informasi.. berkaitan dengan segala sesuatu yang berbasis komputer yang digunakan orang untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan informasi

Koefisien budaya kerja discipline sebesar 0.087, artinya jika budaya kerja meningkat dengan cateris paribus dan independen lainnya (unity, respect, integrity, excellent, innovative)

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah. 6) Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya