• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEWAJIBAN PEMBERI KERJA TERHADAP KEIKUTSERTAAN TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (Studi di Lombok Tengah) JURNAL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEWAJIBAN PEMBERI KERJA TERHADAP KEIKUTSERTAAN TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (Studi di Lombok Tengah) JURNAL ILMIAH"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KEWAJIBAN PEMBERI KERJA TERHADAP KEIKUTSERTAAN TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

(Studi di Lombok Tengah)

JURNAL ILMIAH

OLEH:

MANIKASARI SANJIWANI D1A017173

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM 2022

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

KEWAJIBAN PEMBERI KERJA TERHADAP KEIKUTSERTAAN TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

JURNAL ILMIAH

OLEH:

MANIKASARI SANJIWANI D1A017173

Menyetujui, Pembimbing Pertama,

H. Zaeni Asyhadie, S.H., M.Hum.

NIP: 1961020 198803 1 001

(3)

KEWAJIBAN PEMBERI KERJA TERHADAP KEIKUTSERTAAN TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

(Studi di Lombok Tengah) Manikasari Sanjiwani

D1A017173

Fakultas Hukum Universitas Mataram ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang telah terlaksananya atau tidak terlaksananya kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan di Lombok Tengah selaku pemberi kerja yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) dalam perusahaannya. Jenis penelitain yang digunakan adalah penelitian empiris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Lombok Tengah telah menjalankan kewajibannya sebagai pemberi kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana di atur dalam Undang-undang nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang BPJS, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku lainnya.

Lalu, adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kewajiban pemberi kerja yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat.

Kata Kunci: Tenaga Kerja Asing, Kewajiban Pemberi Kerja, BPJS, Kepesertaan Jaminan Sosial.

EMPLOYER OBLIGATION ON FOREIGN EMPLOYEE PARTICIPATION IN NATIONAL SOCIAL SECURITY PROGRAM

(Study in Central Lombok) ABSTRACT

This research aims are to know about the success or not successful obligation which put as employer’s responsibility who recruit foreign employee in their company. This research type is empirical legal research. Research result shows that companies in Central Lombok have been conclude their obligations as employer according to the binding regulations as stated in Law Number 40 of 2004 on National Social Security System, Law Number 24 of 2011 on BPJS, and others. In addition, influencing factors on employer responsibilities are supporting factor and inhibiting factor.

Keywords: Foreign Manpower, Employer, BPJS, Participation in Social Security

(4)

I. PENDAHULUAN

Tenaga kerja adalah salah satu langkah untuk meningkatkan pembangunan nasional dan pembangunan perekonomian nasional dalam hal peningkatan produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja yang melimpah sebagai penggerak tata kehidupan ekonomi serta merupakan sumber daya yang melimpah. Oleh karena itu, tenaga kerja harus mendapat perlindungan dari perusahaan untuk di jamin kesehatan dan keselamatannya selama bekerja.

Salah satu bentuk perlindungan terhadap tenaga kerja adalah jaminan sosial.

Jaminan sosial merupakan program yang bersifat umum atau universal yang harus diselenggarakan di semua negara, tak terkecuali Indonesia. Jaminan sosial dianggap sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia yang telah dikejawantahkan oleh Negara Republik Indonesia.1 Salah satu badan yang menyelenggarakan program jaminan sosial bagi masyarakat adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat dengan BPJS. BPJS ini dibentuk menjadi 2 (dua) bentuk, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

Berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Lalu dalam Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang BPJS, diatur mengenai program-program yang selenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan,

1 Zaeni Asyhadie, Aspek-aspek Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia, Ed-Revisi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 22

(5)

yaitu meliputi: Jaminan kecelakaan kerja, Jaminan hari tua, Jaminan pensiun, dan Jaminan kematian.

Dalam peraturan yang berlaku di Indonesia, TKA pun wajib di daftarkan sebagai peserta jaminan sosial nasional Indonesia. Hal ini di pertegas dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang menyatakan bahwa: “Setiap orang termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, wajib menjadi peserta program jaminan sosial”. Artinya, keikutsertaan TKA dalam jaminan sosial nasional adalah sebuah keharusan, termasuk segala ketentuan tentang tata cara dan peraturan lainnya mengenai jaminan sosial di Indonesia berlaku pula bagi TKA yang bekerja di Indonesia.

Dalam penelitian ini, perusahaan yang mempekerjakan TKA di Lombok Tengah adalah Lombok Property Group dan Lombok Bau Nyale yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang real estate yang berpengalaman dalam kegiatan membeli, menjual, atau menyewakan tanah, residensial, komerisal dan villa. Lombok Property Group dan Lombok Bau Nyale adalah selaku pemberi kerja yang bertanggung jawab mendaftarkan TKA dalam jaminan sosial nasional.

Untuk saat ini, Lombok Property Group hanya mempekerjakan 1 (satu) orang TKA yang menjabat sebagai Head Adminstration, atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Kepala Administrasi (Head Administrative). Sedangkan Lombok Bau Nyale mempekerjakan 12 (dua belas) orang pekerja, sudah termasuk 2 (dua) orang TKA.

(6)

Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa permasalahan pokok yang akan di teliti, antara lain: 1. Bagaimanakah pengaturan kewajiban pemberi kerja dalam keikutsertaan Tenaga Kerja Asing dalam jaminan sosial nasional di Lombok Tengah?

2. Bagaimanakah pelaksanaan kewajiban pemberi kerja terhadap keikutsertaan Tenaga Kerja Asing dalam jaminan sosial nasional dan apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya di Lombok Tengah?

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui kewajiban pemberi kerja dalam keikutsertaan Tenaga Kerja Asing dalam jaminan sosial nasional di Lombok Tengah, 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kewajiban pemberi kerja dalam keikutsertaan Tenaga Kerja Asing dalam jaminan sosial nasional di Lombok Tengah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktisi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris. Metode pendekatan yang digunakan untuk mengkaji permasalahan dalampenelitian ini meliputi: 1. Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach), 2. Pendekatan konseptual (Conceptual Approach), dan 3. Pendekatan Socio Legal Research. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber lapangan. Jenis data dalam

penelitian ini terdiri atas Kepustakaan dan Data Lapangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumen dan studi lapangan. Serta analisis data yang dignunakan dalam penelitian adalah analisis kualitatif.

(7)

II. PEMBAHASAN

Pengaturan Mengenai Keikutsertaan TKA dalam Jaminan Sosial Nasional yang Berlaku di Lombok Tengah.

1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang selanjutnya akan disebut dengan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional, memberikan definisi bahwa system jaminan sosial adalah berfungsi sebagai bagian dari kebijakan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dapat di nikmati secara berkelanjutan, adil dan merata menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Dalam pengawasan keberlangsungan pelaksanaan jaminan sosial dilaksanakan oleh Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) yang bertanggung jawab langsung dengan Presiden. Selain melakukan pengawasan, DJSN berwenang untuk melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan sosial.

Keikutsertaan TKA menjadi peserta dalam jaminan sosial nasional telah tercantum dengan tegas dalam Pasal 1 angka (8) UU Sistem Jaminan Sosial Nasional yang berbunyi: “Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran”.2 Pasal ini dengan tegas menyatakan bahwa keikutsertaan TKA dalam

2Hifzil Furqan, Tinjauan Yuridis Mengenai Tenaga Kerja Asing Menjadi Anggota Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24

(8)

jaminan sosial nasional adalah sebuah hak bagi TKA tersebut untuk mendapat perlindungan selama bekerja di negara yang bukan negaranya.

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Terkait kewajiban keikutsertaan TKA tersebut, hal ini di atur dalam Pasal 14 Undang undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang berbunyi “Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia wajib menjadi Peserta program Jaminan Sosial”.

Dalam Undang undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disebut dengan UU BPJS, mendaftarkan TKA dalam program jaminan sosial nasional, telah di atur dalam Pasal 15 ayat (1) yang berbunyi: “Pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial Nasional.”. Setiap ada kewajiban, pasti haruslah di sertai dengan tanggung jawab. Apabila dalam pemberi kerja tidak menjalankan kewajibannya dalam mendaftarkan dirinya dan pekerjanya dalam jaminan sosial nasional, maka dapat di kenakan sanksi administratif. Maka dari itu, telah ditegaskan bahwa pemberi kerja dan pekerja wajib mendaftarkan dirinya dalam program BPJS, baik BPJS Kesehatan maupun Ketenagakerjaan, termasuk TKA

Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Jurnal Ilmiah, Universitas Mataram, 2018, hal. 8.

(9)

yang dipekerjakannya karena telah terikat dalam hubungan kerja dengan pemberi kerja.

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja.

Ketentuan mengenai TKA dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja yang selanjutnya akan disebut dengan UU Cipta Kerja, merupakan hasil perubahan dari beberapa pasal yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan atau UU Ketenagakerjaan.

Dalam mempekerjakan TKA di Indonesia, RPTKA adalah syarat wajib bagi TKA untuk bekerja di Indonesia. UU Cipta Kerja yang mengubah ketentuan Pasal 42 UU Ketenagakerjaan, yang dimuat dalam Pasal 42 Ayat (1) yang berbunyi: “(1) Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan TKA wajib memiliki rencana penggunaan tenaga kerja asing yang disahkan oleh Pemerintah Pusat.”.

Mengenai program jaminan sosial dalam BPJS Ketenagakerjaan yang baru ditambahkan selain Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun, yaitu Jaminan Kehilangan Pekerjaan. Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2021 tentang Jaminan Kehilangan Pekerjaan.

Yang dapat menjadi peserta program JKP adalah pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha dan telah terdaftar serta membayar iuran. Berdasarkan pengertian tersebut, berarti bahwa TKA yang bekerja dalam suatu perusahaan dengan adanya hubungan kerja dan telah di

(10)

daftarkan dalam program jaminan sosial nasional serta membayar iuran, juga termasuk sebagai peserta program JKP ini,

Dengan adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai keikutsertaan TKA dalam jaminan sosial, Lombok Property Group dan EF Mataram telah menjalankan kewajibannya dengan mendaftarkan pekerjanya dalam program jaminan sosial nasional yaitu BPJS. Tidak hanya pekerja Indonesia, tetapi juga TKA yang dipekerjakannya. Sebagaimana mendaftarkan TKA yang diperjakannya adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Lombok Property Group dan EF Mataram selaku Pemberi Kerja.

Pelaksanaan Kewajiban Pemberi Kerja Terhadap Keikutsertaan TKA Dalam Jaminan Sosial Nasional dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaannya di Lombok.

1. Pendaftaran TKA Sebagai Peserta Jaminan Sosial BPJS.

Sehubungan dengan dipekerjakannya TKA oleh Lombok Property Group keikutsertaan TKA dalam program jaminan sosial adalah sesuatu yang wajib sesuai dengan penjelasan sebelum-sebelumnya. Hal ini telah di konfirmasi langsung oleh Muhamad Hakimin selaku direktur Lombok Property Group. Tata cara pendaftaran TKA sebagai peserta BPJS Kesehatan secara online dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut: a. Perusahaan mengisi data melalui www.bpjs-kesehatan.go.id; b. BPJS Kesehatan akan mengirimkan link aktivasi melalui email ke email perusahaan; c. Perusahaan mendaftarkan TKA di aplikasi e-Dabu, aplikasi yang di bawahi langsung oleh BPJS Kesehatan; d.

(11)

Perusahaan mendapatkan tagihan iuran setelah melakukan approval (persetujuan) pendaftaran di e-Dabu; dan e. Status Kepesertaan aktif setelah Perusahaan membayar iuran..

Lalu dalam program BPJS Ketenagakerjaan, telah ditegaskan kembali dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua yang berbunyi,

“Setiap Pemberi kerja wajib mendaftarkan pekerja sebagai peseta dalam program JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja), program JKM (Jaminan Kematian), program JKP (Jaminan Kehilangan Pekerjaan) dan program JHT (Jaminan Hari Tua) pada BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan mengisi formulir sebagai berikut: a. Pendaftaran pemberi kerja; b.

Pendaftaran peserta; dan c. Rincian iuran peserta.”

Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya akan disebut JKK adalah manfaat berupa uang tunai dan/atau pelayanan Kesehatan yang diberikan pada saat peserta mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Pembayaran iuran program JKK dilaksanakan oleh pemberi kerja dengan persentase yang telah di rekomposisi dalam UU Cipta Kerja menjadi 0,10% sampai dengan 1,60% dari upah yang dilaporkan sebulan.

Lalu ada Jaminan Kematian atau yang selanjutnya disebut dengan JKM adalah manfaat uang tunai yang diberikan kepada ahli waris ketika peserta

(12)

meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja. Pembayaran iuran JKM ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan yang wajib dibayarkan dengan persentase yang telah di rekomposisi dalam UU Cipta Kerja sebesar 0,20% dari upah yang dilaporkan.

Selanjutnya adalah program Jaminan Kehilangan Pekerjaan atau selanjutnya disingkat dengan JKP. Jaminan Kehilangan Pekerjaan adalah jaminan sosial yang diberikan kepada Pekerja/Buruh yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja Berupa manfaat uang tunai, akses informasi pasar kerja, dan Pelatihan Kerja.3 Persentase iuran yang bayarkan untuk program JKP ini adalah sebesar 0,46% dari upah sebulan. Iuran program JKP dibayarkan oleh Pemerintah Pusat dan sumber pendanaan JKP yang merupakan hasil rekomposisi dari program JKK dan JKM.

Dan terakhir adalah program Jaminan Hari Tua yang selanjutnya disebut dengan JHT. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua, JHT adalah manfaat tunai yang dibayarkan sekaligus pada saat peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia, atau mengalami Cacat Total Tetap.

Pembayaran iuran program JHT dilaksanakan dengan persentas sebesar 5,7%

(3,7% ditanggung oleh pemberi kerja dan 2% dari upah pekerja yang dilaporkan).

3Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2021 Tentang Jaminan Kehilangan Pekerjaan, LN No. 47 Tahun 2021 TLN 6649, Pasal 1 Angka (1)

(13)

Setelah melaksanakan wawancara dengan Jaka Diban, selaku Senior Professional Agent di Lombok Property Group dan Siti Amelia selaku

Supervisior Lombok Bau Nyale, sampai saat ini TKA yang bekerja di bawah perusahaan belum ada yang mengalami kecelakaan kerja, pensiun, ataupun meninggal dunia. Maka dari itu, pelaksanaan klaim dari manfaat program jaminan sosial tersebut belum pernah di laksanakan oleh Lombok Property Group dan Lombok Bau Nyale.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Kewajiban Pemberi Kerja Dalam Keikutsertaan TKA dalam Jaminan Sosial Nasional di Lombok Tengah.

Setelah melakukan penelitian dengan wawancara dengan pihak yang bersangkutan, terdapat 2 (dua) faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kewajiban pemberi kerja terhadap keikutsertaan TKA dalam jaminan sosial nasional di Lombok Property Group dan Lombok Bau Nyale, antara lain:

Norma Hukum dan Kesadaran Hukum.

Norma hukum adalah seperangkat aturan yang diperuntukkan untuk mengatur ketertiban kehidupan masyarakat yang biasanya di buat oleh otoritas pemerintah di suatu negara.4 Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan program jaminan sosial di Indonesia. Peraturan-peraturan yang di maksud tersebut antara lain: Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem

4Situs Resmi Gramedia, Contoh Norma Hukum: Pengertian, Sanksi, Pelanggaran Norma Hukum, https://www.gramedia.com/literasi/norma-hukum/amp/, diakses pada 5 November 2021.

(14)

Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja, Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing, dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua.

Kesadaran hukum adalah keadaan dimana seseorang selalu berpegang pada norma hukum yang berlaku dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari.

Hal ini di maksudkan bahwa adanya kepatuhan pada norma hukum teserbut, yang secara otomatis akan meningkatan kualitas dari pelaksanaan program jaminan sosial nasional secara maksimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak-pihak yang menjabat di perusahaan-perusahaan tersebut, mengenai kesadaran akan pentingnya program jaminan sosial dalam keberlangsungan hubungan kerja, menyatakan bahwa tingkat kesadaran akan pentingnya program jaminan sosial adalah baik

Terlaksananya kewajiban Lombok Property Group dan Lombok Bau Nyale selaku pemberi kerja TKA, tidak terlepas dari beberapa faktor yang dapat menjadi faktor pendukung maupun faktor penghambat dalam pelaksanaan kewajiban pemberi kerja terhadap keikutsertaan TKA dalam jaminan sosial

(15)

nasional, yaitu Faktor Pendukung yang meliputi Peraturan Hukum yang Mengatur Tentang BPJS Semakin Terpadu dan Peningkatan Pelaksanaan Kewajiban Pemberi Kerja Dalam Keikutsertaan TKA Dengan Adanya Pengawasan. Serta Faktor Penghambat yang meliputi Terjadinya Keterlambatan Pembayaran Iuran Program Jaminan Sosial, Kurang Jujurnya Pemberi Kerja Pada BPJS, dan Kurangnya Kesadaran dari Pemberi Kerja Mengenai Pentingnya Program Jaminan Sosial Bagi TKA.

Mengikutsertaan TKA dalam jaminan sosial tentu akan menjadi tindakan pencegahan dari segala macam resiko yang sewaktu-waktu dapat terjadi, karena Lombok Property Group dan Lombok Bau Nyale sangat memperhatikan kenyamanan kerja bagi seluruh pekerjanya. Dengan memiliki TKA yang sehat jasmani dan rohani, tentu akan meningkatkan ethos kerja dan tingkat produktifitas dari TKA itu sendiri dan akan meningkatkan kualitas dari Perusahaan yang mempekerjakannya.

(16)

III. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaturan jaminan sosial bagi TKA yang bekerja di Indonesia merupakan kewajiban pemberi kerja yang telah di atur dalam Peraturan Perundang- undangan seperti Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 Tentang BPJS, dan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja, yang pada intinya menentukan bahwa TKA yang dipekerjakan oleh Lombok Property Group wajib ikut serta dalam program jaminan sosial nasional seperti JKK, JKM, JHT, dan JKP. 2. Pelaksanaan kewajiban Lombok Property Group dan Lombok Bau Nyale selaku pemberi kerja telah dibuktikan setelah dilakukannya wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan di lokasi penelitian, bahwa Lombok Property Group dan Lombok Bau Nyale telah menjalankan kewajibannya dengan baik selaku pemberi kerja TKA dengan telah mengikutsertakan TKA dalam jaminan sosial nasional yang diseleggarakan oleh BPJS. Dengan mempertimbangkan faktor pendukung seperti:

adanya peraturan yang terpadu dan adanya pengawasan oleh DEPNAKER, serta faktor penghambat seperti: kurang jujurnya pemberi kerja dalam menyajikan data, keterlambatan pembayaran iuran, dan kurangnya kesadaran pemberi kerja akan pentingnya kepesertaan BPJS, Lombok Property Group dan Lombok Bau Nyale

(17)

sangat memiliki kesadaran hukum yang cukup tinggi dalam menjalankan kewajibannya.

Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, ada beberapa saran yang penulis ajukan, antara lain: 1. Diharapkan bagi Lombok Property Group dan Lombok Bau Nyale untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya jaminan sosial nasional bagi perusahaan dan pekerja agar selalu patuh dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang belaku di Indonesia agar terhindar dari hal-hal yang sewaktu-waktu dapat merugikan perusahaan. 2. Disarankan untuk memberikan sosialisasi mengenai pentingnya kepesertaan program jaminan sosial yang diselenggarakan oleh BPJS agar seluruh pekerja, baik Tenaga Kerja Indonesia maupun TKA yang masih bekerja ataupun TKA yang akan dipekerjakan mendapatkan pengetahuan yang memadai sehingga dapat meningkatkan kesadaran pekerja lainnya. 3. Diharapkan khususnya bagi Lombok Property Group untuk lebih bijak dan teliti dalam memberikan jabatan kepada TKA yang dipekerjakan agar tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebaiknya TKA diberikan jabatan yang seharusnya diduduki sebagai pekerja di Indonesia yang sesuai

dengan hukum di Indonesia.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Zaeni Asyhadie, 2013, Aspek-aspek Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Depok:

RajaGrafindo Persada.

Peraturan Perundang-undangan

Indonesia, 2021, Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2021 Tentang Jaminan Kehilangan Pekerjaan. Sekretariat Negara, Jakarta

Jurnal Ilmiah

Hifzil Furqan, 2018, Tinjauan Yuridis Mengenai Tenaga Kerja Asing Menjadi Anggota Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Jurnal Ilmiah, Mataram: Universitas Mataram.

Internet

Situs Resmi Gramedia, Contoh Norma Hukum: Pengertian, Sanksi, Pelanggaran Norma Hukum, https://www.gramedia.com/literasi/norma-hukum/amp/, diakses pada 5 November 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Puncak perselisihan antara Asy’ariyah dan Mu’tazilah dalam masalah keadilan Tuhan adalah ketika Mu’tazilah tidak mampu menjawab kritik yang dilontarkan Asy’ariyah, bahwa

Anda tidak perlu berfikir terlalu rumit, saya berharap anda akan menjawab dengan lebih leluasa sesuai dengan pengetahuan, pengamatan, pendapat, dan harapan

Terkait dengan tujuan dari penelitian ini, pemilihan moda seseorang yang bergerak dari dan ke bandara diharapkan dapat diubah dengan cara meningkatkan nilai

Selebritis yang menjadi endorser iklan bisa mendatangkan manfaat lebih apalagi jika pemasar mampu merumuskan sebuah endorsment yang tidak saja mewakili kepentingan

Pengendalian attitude UAV (unmanned aerial vehicle) quadrotor Berbasis artificial neural network berhasil mengendalikan ke tiga parameter quadrotor sesuai dengan

6000/materai, bagi hasil yang diberikan bank kepada nasabah besar (diatas 5%), besarnya bagi hasil yang diberikan pihak bank kepada nasabah tidak tergantung oleh BI

Fungsi dari evaporator adalah untuk menyerap kalor pada suatu produk yang akan didinginkan serta untuk menguapkan cairan refrigeran yang ada di dalam sistem penyegaran

Untuk mengatasi kesulitan-kesulit- an menerjemahkan teks, perhatian yang cukup harus diberikan pada teori mener- jemahkan yang memang merupakan kajian yang sangat tua (Nababan,