• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Evaluasi perkembangan prosedur penerbitan Certificate of Origin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Evaluasi perkembangan prosedur penerbitan Certificate of Origin"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

39 A. Pembahasan Masalah

1. Evaluasi perkembangan prosedur penerbitan Certificate of Origin berbasis e-SKA yang sudah diterapakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Surakarta sejak diberlakukannya, yaitu pada periode 2012-2015 ini dilakukan penulis dengan mengambil data yang sudah diolah oleh Seksi Perdagangan Luar Negeri di Disperindag Surakarta. Hasil data yang ditemukan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Data Penerbitan SKA yang diterbitkan Disperindag dengan Sistem e-SKA periode 2012-2015

Jenis Tahun Tahun Tahun Tahun SKA 2012 2013 2014 2015 Form A 516 6,179 6,687 6,968 Form B 297 3,669 3,899 3,968 Form D 51 694 907 1,161 Form AK 23 550 555 849 Form E 4 551 652 978 Form IJEPA 53 1,497 1,431 1,840 Form AANZ 47 1,057 1,116 1,289

Form AI 6 15 28 124

Form TP 25 252 230 244 Form ANEXO III 3 37 26 28 Form Handicraft 0 4 6 4

Jumlah 1,025 14,505 15,537 17,479 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

(2)

Berdasarkan tabel 3.1 diatas, jumlah data penerbitan SKA dengan berbasis e-SKA tiap tahunnya mengalami peningkatan.

Terutama kenaikan pada tahun 2012 ke tahun 2013 yang mengalami kenaikan signifikan sebesar 13,480, begitu pula dari tahun 2013 sampai tahun 2015 terus mengalami peningkatan.

Peningkatan penerbitan dokumen SKA secara terus- menerus dari tahun ke tahun disebabkan karena sistem e-SKA dapat diakses atau melakukan oleh eksportir selama 24 jam penuh dimanapun dan kapanpun, selama masih terdapat jaringan akses internet dan dikarenakan kegiatan ekspor terus meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya kegiatan ekspor setiap tahunnya, maka sistem e-SKA sangat membantu memudahkan para eksportir dalam penerbitan SKA. Tidak hanya dapat diaskses selama 24 jam, tetapi eksportir dapat mencetak atau print-out dokumen SKA-nya sendiri jika SKA sudah dapat persetujuan dari IPSKA. Ini yang menyebabkan sistem e-SKA sangat dapat diterima baik oleh para ekportir karena menghemat waktu dan energi mereka serta mempermudah mereka dalam proses penerbitan SKA.

Tidak hanya jumlah data penerbitan SKA yang menjadi acuan penulis untuk melihat perkembangan prosedur penerbitan dokumen SKA, tetapi juga terdapat jumlah data eksportir yang terdaftar di Disperindag Kota Surakarta, sebagai berikut:

(3)

Tabel 3.2

Jumlah Data Eksportir dan Data Penerbitan SKA yang diterbitkan Disperindag dengan Sistem e-SKA periode

2012-2015

Tahun Data Data

Eksportir SKA

2012 48 1,025

2013 50 14,505

2014 126 15,537

2015 256 17,479

Jumlah 480 48,546

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

Berdasarkan tabel 3.2 jumlah eksportir yang terdaftar di Disperindag Kota Surakarta serta jumlah data penerbitan SKA setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Prosedur pengisian SKA dengan berbasis e-SKA di Disperindag Kota Surakarta baru berlakukan pada tahun 2012, dan melihat dari kedua tabel di atas yang mengalami peningkatan setiap tahunnya memberi pandangan penulis bahwa perkembangan penerbitan Certificate of Origin berbasis e-SKA yang sudah diterapkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Surakarta sudah dapat diterima baik oleh eksportir.

(4)

2. Terdapat beberapa langkah untuk melakukan pengisian dan penerbitan Certificate of Origin dengan sistem e-SKA di Disperindag Kota

Surakarta, dalam hal ini penulis mempelajari langkah-langkah untuk bagaimana eksportir baru dalam melakukan registrasi dengan sistem e- SKA dan melakukan pengisian atau pengajuan permohonan SKA sampai dokumen SKA berhasil disetujui oleh IPSKA untuk diterbitkan.

a. Alur Registrasi

Alur proses registrasi dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Alur Proses Registrasi

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

(5)

Penjelasan:

1. Sebelum menggunakan sistem e-SKA, eksportir atau pengusaha diwajibkan untuk melakukan pendaftaran secara online ke website sistem e-SKA.

2. Eksportir atau pengusaha selanjutnya datang ke Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) dengan membawa dokumen validasi perusahaan (NPWP, SIUP, TDP dan lain- lain) untuk diverifikasi.

3. Petugas IPSKA melakukan verifikasi dokumen validasi perusahaan terhadap data registrasi online.

4. Jika verifikasi absah (data telah sesuai), petugas IPSKA melakukan approval atau persetujuan terhadap data registrasi.

Setelah data registrasi disetujui, eksporir atau pengusaha dapat menggunakan sistem e-SKA.

(6)

b. Alur Pengajuan Permohonan SKA

Alur proses pengjuan permohonan SKA dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 3.2

Alur Pengajuan Permohonan SKA

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

Penjelasan:

1. Setelah login ke sistem e-SKA, eksportir atau pengusaha membuat permohonan baru SKA (Header, Goods dan Cost Structure) yang disertai dengan upload file pendukung atau

yang dipersyaratkan, seperti PEB, Invoice, B/L, AWB dan lain- lain.

2. Data tersebut kemudian dikirimkan oleh eksportir atau pengusaha ke IPSKA melalui sistem e-SKA.

(7)

3. Petugas IPSKA memeriksa data permohonan yang baru, kemudian membandingkan data tersebut dengan file pendukung yang di-upload.

4. Jika data sesuai, petugas IPSKA melakukan proses persetujuan terhadap data (persetujuan sementara). Nomor SKA akan di- generate secara otomatis oleh sistem.

5. Data yang telah disetujui akan diproses lebih lanjut oleh eksportir atau pengusaha.

6. Eksportir atau pengusaha mencetak SKA dan Cost Structure yang telah disetujui, kemudian menandatangani SKA (ditandatangani oleh Kuasa Perusahaan).

7. Eksportir atau pengusaha kemudian mendatangi petugas IPSKA dengan membawa SKA yang ditandatangani disertai dengan dokumen pendukung dalam bentuk hardcopy.

8. Petugas IPSKA menerima dokumen SKA berserta pendukungnya dari eksportir atau pengusaha yang datang ke kantor IPSKA. Petugas IPSKA kemudian melakukan verifikasi terhadap dokumen asli atau hardcopy dengan data permohonan yang ada di sistem e-SKA.

9. Jika verifikasi absah petugas IPSKA akan memberikan approval terhadap permohonan pada sistem e-SKA. Dokumen

SKA tersebut kemudian ditandatangani oleh pejabat IPSKA.

(8)

10. Petugas IPSKA melakukan scan dan upload dokumen SKA yang telah disetujui.

11. Petugas IPSKA menyerahkan dokumen SKA ke eksportir atau pengusaha. Setelah diserahkan ke eksportir, maka proses penerbitan SKA telah selesai.

3. Evaluasi terhadap kendala yang terjadi dalam penerbitan Certificate of Origin oleh eksportir dan petugas IPSKA Disperindag Kota Surakarta

dengan menggunakan sistem e-SKA, penulis telah melakukan wawancara dengan beberapa eksportir dan petugas IPSKA.

Seperti jawaban yang diberikan oleh Kepala Seksi Perdagangan Luar Negeri, Endang Kurnia Maharani, “Tidak terlalu banyak kendala dalam proses penerbitan COO, hanya saja ketika para eksportir dalam melakukan tahap verifikasi draft dan dokumen pendukung yang seharusnya dilengkapi tidak sepenuhnya dibawa ketika berada di Disperindag. Ini membuat tertib administrasi menjadi terganggu dan terhambat.” Beliau menambahkan, “Kendala selanjutnya yang kerap muncul, ketika koneksi internet atau wifi di kantor sedang mengalami gangguan, apalagi sekarang permohonan persetujuan COO sepenuhnya menggunakan basis internet, akibatnya penerbitan COO menjadi terganggu dan terhambat.”

Lain halnya dengan jawaban yang diberikan oleh beberapa eksportir di Disperindag Kota Surakarta. Seperti jawaban yang

(9)

diberikan oleh Lisa Yulianti dari PT. Tupai Boyolali, “Sistem e-SKA di website terkadang trouble atau bermasalah, membuat proses permohonan SKA menjadi terganggu.” Beliau menambahkan,

“Antrian ketika di Disperindag Kota Surakarta sangat ramai sehingga tidak sebanding dengan petugas IPSKA yang hanya 5 orang saja, ini membuat proses SKA menjadi cukup lama dan terhambat. Apalagi produk yang saya kirimkan by air atau menggunakan pesawat, jadi harus cepat dan sesuai dengan jadwal keberangkatan pesawat yang telah disepakati dengan improtir terlebih dahulu.”

Arinta Puspita Dewi dari PT. Double Eight Logistic mengungkapkan, “Kurangnya alat scanner, server down pada website dan sedikitnya petugas menjadi kendala yang saya alami ketika sedang melakukan penerbitan SKA.”

B. Temuan

Setiap sistem prosedur yang dipakai oleh instansi atau dalam kasus ini adalah Disperindag Kota Surakarta, memungkinkan terdapatnya kekuatan dan kelemahan yang dapat ditemui seiring berjalannya waktu.

Sistem e-SKA yang baru dijalankan oleh Disperindag Kota Surakarta pada 1 Januari 2012 ini pun tidak luput dari hal kelemahan serta kekuatan.

(10)

Temuan-temuan pada kekuatan dan kelemahan tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kekuatan dan Kelemahan Sistem e-SKA di Disperindag Kota Surakarta

Kekuatan Kelemahan

Sistem e-SKA memiliki sifat keamanan yang baik bagi para eksportir dan IPSKA karena menggunakan sandi atau password ketika eksportir melakukan akses login.

Sistem e-SKA menggunakan basis internet, jika adanya gangguan internet akan menjadi masalah.

Sistem e-SKA memiliki sifat efisiensi waktu yang baik bagi para eksportir dan petugas IPSKA.

Tidak terdapat pengajuan

permohonan SKA secara manual untuk sistem e-SKA.

Tersedianya fasilitas pelaporan untuk pengawasan di masing- masing IPSKA.

Kurangnya alat scanner di Disperindag Kota Surakarta, menjadi terhambatnya proses penerbitan SKA.

(11)

Dokumen SKA dapat di print-out atau dicetak sendiri oleh para eksportir, tanpa harus menunggu dicetak oleh petugas IPSKA.

Server di website e-SKA terkadang

bermasalah atau down.

Sistem e-SKA dapat diakses oleh eksportir selama 24 jam penuh dimanapun dan kapanpun.

Kurangnya petugas IPSKA Disperindag Kota Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Rerata organoleptik berdasarkan kerenyahan kerupuk onggok singkong dengan penambahan tepung cangkang rajungan.

Apabila Direktur/Direktris/Pimpinan Perusahaan tidak menghadiri pembuktian kualifikasi maka dapat diwakilkan dengan membawa Surat Kuasa dan Foto Kopi Identitas Diri Dalam

Dalam penulisan Tugas Sarjana penulis memilih judul “ PENGUKURAN HUMAN.. CAPITAL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

Pemerintah Indonesia masih memiliki keterbatasan dalam melakukan penanganan-penanganan wilayah secara geografis yang relatif sulit dijangkau. Dalam keadaan tersebut masih ada

Standar perpustakaan sekolah menengah atas/madrasah aliyah ini meliputi standar koleksi, sarana prasarana, layanan, tenaga, penyelenggaraan, pengelolaan, pengorganisasian

Nama paket pekerjaan : Pengadaan Bahan Bangunan Untuk Swadaya Masyarakat (Aspal Panas dan semen @40 kg) Kegiatan Rehabilitasi/Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembaran

Kelompok Kerja (Pokja) III Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Bidang Sumber Daya Air dan Pertambangan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Jaya Tahun Anggaran

Menambah kajian keilmuan dalam bidang pendidikan yang berkaitan dengan pengaruh antara kemandirian dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata