• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - Hubungan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Dengan Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - Hubungan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Dengan Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan (archipelago state) terbesar di dunia dimana dua pertiga wilayahnya merupakan wilayah laut serta memiliki lebih dari 17.600 pulau terletak diantara dua samudra dan dua benua. Keadaan tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelago state) terbesar di dunia. Dua pertiga wilayahnya merupakan wilayah laut dengan garis pantai 81.000 kilometer, luas wilayah peraian mencapai 5,9 juta kilometer persegi, serta wilayah Zone Economic Eksklusif (ZEE) 4 juta kilometer persegi. Oleh karena itu Indonesia dikenal sabagai negara yang kaya akan pulaunya. Namun kekayaan sumber daya alam tersebut tidak didukung oleh kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya manusia di Indonesia tidak dapat memanfaatkan kekayaan sumber daya alam tersebut untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Faktanya masih banyak masyarakat Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan.

(2)

2

Pemerintah Indonesia masih memiliki keterbatasan dalam melakukan penanganan-penanganan wilayah secara geografis yang relatif sulit dijangkau. Dalam keadaan tersebut masih ada beberapa lokasi yang dihuni oleh masyarakat Indonesia yang disebut komunitas adat terpencil yang masih terisolir dari masyarakat lain yang ada di sekitarnya. Keberadaan Komunitas Adat Terpencil cenderung dianggap sebagai bagian pelengkap dari masyarakat pada umumnya. Fungsinya cenderung dijadikan sebagai kawasan khusus yang diperuntukkan bagi keperluan wisata dan untuk penelitian-penelitian yang sifatnya sosioantropologis. Keunikan dan keeksotisan adat istiadatnya hanya untuk tujuan ekonomis dengan melupakan pemenuhan hak-hanya sebagai komunitas yang harus dilindungi.

(3)

3

Sesuai dengan Kepres R.I Nomor 111 Tahun 1999 tentang Pembinaan Sosial Komunitas Adat Terpencil, yang dimaksud dengan Komunitas Adat Terpencil adalah kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi, maupun politik. Komunitas Adat Terpencil menjalani kehidupan yang sangat sederhana serta mempertahankan cara-cara tradisional. Mereka hidup dengan sistem ekonomi yang lebih bersifat subsistem, yaitu melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja (Departemen sosial RI, 2002)

Berdasarkan data Kementerian Sosial untuk data komunitas adat terpencil di Indonesia tahun 2014 tersebar di 22 provinsi, 63 kabupaten, 80 kecamatan 83 desa dan 105 lokasi permukiman. Populasi Komunitas Adat Terpencil di Indonesia masih sangat besar yaitu sebanyak 213.087 kepala keluarga. Dari jumlah tersebut populasi yang sudah diberdayakan berjumlah 94.272 kepala keluarga (44%), sedangkan yang belum diberdayakan sama sekali berjumlah 114.004 kepala keluarga (56%), dan target pemberdayaan 2014 yaitu sebanyak 4.861 kepala keluarga (4%). Berdasarkan data ini kita bisa melihat bahwa sesungguhnya lebih dari setengah populasi Komunitas Adat Terpencil di seluruh Indonesia belum diberdayakan.( Seminar. Pemutahiran Data Nasional Komunitas Adat Terpencil 2015-2019. 2014.)

(4)

4

dari berbagai pihak yang melibatkan instansi/dinas, perlu dilakukan koordinasi dan integritas program melalui kerjasama intern maupun lintas sektor terkait dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat dan organisasi sosial guna memaksimalkan program bantuan maupun pemberdayaan.

Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu instansi pemerintah yang ikut berperan serta sangat besar dalam melaksanakan program pemberdayaan komunitas adat terpencil, khususnya komunitas adat terpencil yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Lingkup dari program pemberdayaan komunitas adat terpencil yang diselenggrakan oleh dinas kesejahteraan dan sosial yakni penataan perumahan dan pemukiman, kehidupan beragama, administrasi kependudukan, pendidikan, kesehatan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan sosial. Adapun yang menjadi rencana lokasi pemberdayaan komunitas adat terpencil di Sumatera diantaranya yaitu; Dusun III Pansur Natolu, Desa Dolok Pantis, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah, Huta Godang& lumban sihobuk, Desa Liat Tondung, Kecamatan Nassau, Kabupate toba samosir; Huta tinggi saribu, Desa Bahapal Raya, kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. (Direktorat Pemberdayaan KAT,2014)

(5)

5

Dewasa ini masalah-masalah yang dialami oleh Komunitas Adat Terpencil tidak hanya menjadi persoalan nasional, akan tetapi sudah menjadi persoalan global. Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1995 telah mengeluarkan Declaration on the Rights of Indigenous Peoples sebagai landasan moral bagi setiap negara dalam rangka memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap komunitas adat terpencil. Selain PBB, ada juga Konvensi International Labour Organization (ILO) Nomor 169 Tahun 1989 mengenai Masyarakat Hukum Adat dalam pasal 2 ayat 1 yang menyebutkan bahwa pemerintah harus bertanggung jawab untuk mengembangkan, dengan keikutsertaan masyarakat terkait, tindakan terkoordinasi dan sistematis untuk melindungi hak-hak masyarakat tersebut dan untuk menjamin rasa hormat terhadap integritas mereka.

(6)

6

Salah satu hak masyarakat yang penting untuk diperhatikan yaitu bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting di masa sekarang ini karena sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga merupakan kebutuhan yang penting untuk mengembangkan potensi dirinya dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan setiap manusia memerlukan pendidikan agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan usia, bakat, minat dan kecerdasannya. Pendidikan wajib diberikan kepada seluruh masyarakat, tidak terkecuali masyarakat yang hidup di daerah terpencil. Lokasi daerah yang terpencil dan jauh dari kota tidak menjadi alasan bagi mereka untuk tidak mendapat pendidikan yang layak. Sehingga tujuan negara yang tercantum dalam Pembukan UUD 1945 alinea IV, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud secara adil dan merata.

Pendidikan sangat berkaitan erat dengan kemiskinan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kemiskinan sudah pasti mempengaruhi pendidikan masyarakat, dimana masyarakat miskin sangat rentan tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini disebabkan oleh kurangnya minat untuk belajar, kurangnya rasa keingintahuan, lingkungan yang tidak mendukung untuk memperoleh pendidikan, serta biaya pendidikan yang relatif mahal sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat miskin dan kurang mampu.

(7)

7

Masyarakat yang berpendidikan juga sudah pasti dikategorikan sebagai masyarakat yang sejahtera, karena dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik. Sebaliknya, apabila masyarakat berpendidikan rendah tentu mereka tidak dapat berpikiran lebih maju dan tidak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu, artinya tidak memiliki minat untuk memenuhi kebutuhan dasar secara layak dan menjalankan fungsi sosialnya dengan baik yang berujung pada tingkat kesejahteraan yang rendah.

Anak sebagai penentu masa depan bangsa sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Pendidikan yang tinggi akan melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, sebaliknya pendidikan yang rendah akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang kurang berkualitas. Generasi bangsa yang berkualitas ini tentu akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Generasi ini juga menentukan kestabilan pembangunan nasional yaitu dalam rangka mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat.

(8)

8

Pendidikan bagi setiap manusia termasuk warga komunitas adat terpencil adalah hak asasi yang dijamin oleh konstitusi. Untuk itu pendidikan merupakan kebutuhan yang penting untuk mengembangkan potensi dirinya dalam kehidupannya, karena setiap manusia memerlukan pendidikan agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan usia, bakat, minat dan kecerdasannya. Dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.

(9)

9

Terisolasinya Desa Meranti Barat ini otomatis dapat menghambat pembangunan nasional, salah satunya yaitu pada bidang pendidikan anak. Akses Pendidikan anak yang ada di Desa Meranti Barat termasuk pendidikan yang cukup memprihatinkan. Di desa Meranti Barat hanya terdapat satu sekolah dasar yang terdiri dari tiga kelas dan sudah menyelenggarakan pelayanan pendidikan sampai kelas enam. Untuk menuju jenjang pendidikan berikutnya biasanya anak-anak desa akan bersekolah di luar desanya dan paling tidak bersekolah di dekat wilayah kecamatan Silaen atau ke Balige dan biasanya anak-anak tersebut akan tinggal dengan keluarganya yang berada di tempat tersebut. Selain itu kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang tidak memadai serta ketidaksediaan maupun kerusakan gedung-gedung sekolah, fasilitas dan kekurangan jumlah guru yang memiliki kualifikasi yang menyebabkan kualitas pendidikan anak di Desa Meranti Barat rendah.

Melalui program pemberdayaan komunitas adat terpencil, diharapkan mampu membawa perubahan pendidikan anak ke arah yang lebih baik. Terlaksananya program pendidikan komunitas adat terpencil ini otomatis berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan anak. Tujuan dari program pendidikan komunitas adat terpencil tersebut mengarah pada pemenuhan hak pendidikan dasar anak di Desa Meranti Barat. Pemenuhan hak pendidikan dasar anak tersebut meliputi program wajib belajar 9 tahun, ketersediaan sarana dan prasarana sekolah, ketersediaan guru dan biaya operasional gratis.

(10)

10

mungkin anak di Desa Meranti Barat mendapatkan pendidikan yang maksimal jika dalam suatu sekolah hanya memiliki tiga kelas dan memiliki guru yang snagat terbatas. Dengan terlaksananya program pemberdayaan komunitas adat terpencil, maka penulis tertarik untuk mengetahui adakah hubungan dari program pemberdayaan komunitas adat terpencil terhadap pendidikan anak di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir. Penulis tertarik untuk meneliti dan menyusun ke dalam bentuk skripsi yang berjudul “Hubungan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dengan Pemenuhan Hak Pendidikan Dasar Anak di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka peneliti merumusakan masalah sebagai berikut: “Bagaimana hubungan program pemberdayaan komunitas adat terpencil dengan pemenuhan hak pendidikan anak di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujan untuk mengetahui hubungan program pemberdayaan komunitas adat terpencil dengan pemenuhan hak pendidikan dasar anak di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir.

(11)

11

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam rangka:

1. Menjadi referensi dalam rangka mengembangkan konsep-konsep, teori-teori pemberdayaan masyarakat khususnya pemberdayaan bagi komunitas adat terpencil.

2. Lebih memahami keterkaitan antara program pemberdayaan komunitas adat terpencil dengan pemenuhan pendidikan dasar anak

3. Memperkaya wawasan serta pengetahuan mengenai pemberdayaan komunitas adat terpencil serta dapat menjadi referensi dalam pelaksanaan program pemberdayaan komunitas adat terpencil di berbagai wilayah di Indonesia.

1.4 Sistematika Penulisan

Rencana dan hasil penelitian ini akan dilaporkan menurut sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi uraian konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep, dan defenisi operasional

(12)

12

Berisi tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisi data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Berisi tentang sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian yang turut memperkaya karya ilmiah.

BAB V :ANALISI DATA

Berisikan tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian beserta analisinya.

BAB VI : PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini pula ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dengan zinc pyrithione 1% sebanding dalam menghambat pertumbuhan Pityrosporum ovale secara in vitro,

Sedangkan pada siklus II aspek mencukupi kebutuhan bahan dan alat dalam mengerjakan tugas sebesar 90%, aspek mengerjakan tugas 80%, aspek tanggungjawab atas tindakannya dan

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku vulva hygiene saat menstruasi pada remaja

Berdasarkan analisis data, komponen kompensasi di BMT Sumber Usaha hampir sama dengan teori yang ada, berbagai komponen kompensasi keuangan langsung maupun tidak langsung

Hasil penelitian didapatkan dari uji organoleptik dan uji ketahanan pada masing–masing kelompok penelitian.Pada kelompok ekstrak kelopak kenikir tampak bahwa efek pigmen

Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny ”A” selama kehamilan trimester III dengan keluhan sering kencing tidak ditemukan adanya komplikasi saat kehamilan, pada

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang, Jawa Timur bisa disimpulkan bahwa sebagian besar penderita Diabetes Melitus tipe 2 yang

Hal ini berarti LKS berbasis pendekatan saintifik efektif untuk meningkatkan KPS baik siswa kemampuan kognitif tinggi maupun kemampuan kognitif rendah di kelas