• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. the use of different strategy for motivating the student. Strategi pembelajaran merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. the use of different strategy for motivating the student. Strategi pembelajaran merupakan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Reigeluth (1983 : 3) mendefinisikan strategi pembelajaran adalah “usually an integrated set of strategy component, such as: the particular way the content ideas are sequenced, the use of overview and summaries, the use examples, the use of practice, and the use of different strategy for motivating the student”. Strategi pembelajaran merupakan pedoman umum (blueprint) yang berisi komponen-komponen yang berbeda dari pembelajaran agar mampu mencapai keluaran yang diinginkan secara optimal dibawah kondisi-kondisi yang diciptakan. Seperti pada situasi kelas dengan karatkteristik siswa yang heterogen, baik kelas kecil maupun kelas besar, penanganannya jelas berbeda, baik dalam strategi pengorganisasian, penyampaian maupun strategi pengelolaannya. Hal ini dimaksudkan agar hasil pembelajarannya dapat berlangsung secara efektif dan efesien serta memiliki daya tarik tersendiri, ini semua digambarkan dalam strategi pembelajaran Reigeluth.

Pendapat lain dikemukakan oleh Romizowsky (1981 : 214) yang mendefinisikan strategi pembelajaran adalah kegiatan yang digunakan oleh seseorang dalam usaha untuk memilih metode pembelajaran. Plomp dan Ely menyebutkan bahwa strategi pembelajaran meliputi identifikasi tujuan khusus, merancang solusi yang optimum, mengembangkan intervensi, dan membandingkan hasil belajar (1996 : 78).

(2)

Dicky and Carey (1996 : 183 – 184) mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar tertentu pada siswa. Lebih lanjut dikatakan strategi pembelajaran ini mempunyai lima komponen utama, yaitu (1) aktivitas sebelum pembelajaran: meliputi tahap memotivasi siswa, penyampaian tujuan dapat dilakukan secara verbal atau tertulis dan memberikan informasi tentang pengetahuan persyaratan yang harus dimiliki siswa sebelum mengikuti pembelajaran, (2) penyampaian informasi:

memfokuskan pada isi, urutan materi pelajaran dan tahap pembelajaran yang perlu dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan akhir suatu pembelajaran, (3) partisipasi siswa: dalam bentuk latihan dan pemberian umpan balik, (4)pemberian tes:

untuk mengontrol pencapaian tujuan pembelajaran, dan (5) penetapan kriteria keberhasilan proses pembelajaran pengayaan dan remidiasi.

Dari pengertian dan pendapat diatas, dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka komponen-komponen pembelajaran tersebut dikelompokkan menjadi :

a. Tujuan Pembelajaran b. Pengorganisasian Bahan c. Urutan Kegiatan Pembelajaran

d. Pemilihan Metode dan Alat Pembelajaran

e. Penetapan Kriteria Keberhasilan Proses Pembelajaran dari Evaluasi yang dilakukan

Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan dalam proses pembelajaran yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pembelajaran. Peranan tujuan ini sangat penting, karena merupakan sasaran dari proses

(3)

pembelajaran. Tujuan ini pada dasarnya merupakan rumusan perilaku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan kegiatan belajar dalam proses pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran, terdapat sejumlah yang menunjukkan baik tidaknya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang baik menurut Cooper (1990 : 53) harus:

1. Berorientasi pada siswa

2. Mendeskripsikan perilaku sebagai hasi belajar 3. Jelas dan dapat dipahami

4. Dan dapat diamati .

Soekamto (1993 : 106) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran hendaknya: (1) mencerminkan penampilan atau perilaku yang hendak dicapai, (2) kondisi dimana perilaku tersebut terjadi, dan (3) memiliki patokan atau standar yang menyatakan perilaku tersebut dianggap memadai. Dengan demikian, jelas bahwa penetapan tujuan dalam suatu proses pembelajaran merupakan aspek penting yang akan menentukan terhadap kualitas dan keberhasilan pembelajaran.

Berdasarkan tujuan pembelajaran yang jelas dan operasional, maka dapatlah ditetapkan bahan pelajaran yang menjadi isi kegiatan pembelajaran. Bahan pelajaran merupakan sesuatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa, dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kemampuan yang diperoleh siswa sebagai pengalaman belajar, pada dasarnya harus tercakup dalam bahan ajar, di mana bahan ajar ini harus berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa. Sehubungan dengan itu, Ibrahim dan Syaodih (1996 : 102) mengatakan

(4)

bahwa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun bahan pelajaran adalah bahwa bahan pelajaran hendaknya: (1) sesuai dengan/ menunjang tercapainya tujuan pembelajaran, (2) sesuai dengan tingkat perkembangan para siswa pada umumnya, (3) terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan, dan (4) mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.

Urutan kegiatan pembelajaran mencakup berbagai kegiatan, seperti (1) kegiatan pendahuluan yang meliputi kegiatan berupa pemberian motivasi kepada siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran, menginformasikan materi pelajaran, dan sebagainya;

(2) kegiatan penyajian, meliputi kegiatan utama, yaitu uraian bahan pelajaran, pemberian contoh-contoh untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran, tugas- tugas atau latihan agar siswa mampu menerapkan atau memecahkan bahan pelajaran, Tanya jawab, diskusi dan presentasi atau laporan tugas untuk mengecek pemahaman siswa terhadap bahan yang diberikan; (3) kegiatan penutup, meliputi kegiatan merangkum, evaluasi terhadap proses dan hasil belajar, beberapa catatan dari guru untuk penguatan, serta informasi bahan pelajaran selanjutnya.

2. Komponen Strategi Pembelajaran

Dick and Carey (1978) menyebutka terdapat 5 komponen strategi pembelajaran yaitu :

a. Kegiatan pembelajaran pendahuluan b. Penyampaian informasi

c. Partisipasi peserta didik d. Tes

e. Kegiatan lanjutan

(5)

Strategi pembelajaran erat hubungannya dengan teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah implementasi dari metode pembelajaran yang secara nyata berlangsung di dalam kelas, tempat terjadinya proses pembelajaran. Teknik pembelajaran merupakan sesuatu yang menyangkut pengertian yang lebih sempit.

Colin Marsh (2005: 66-67) membedakan strategi pembelajaran dengan teknik pembelajaran secara sederhana. Strategi pembelajaran adalah suatu cara untuk meningkatkan pembelajaran yang optimal bagi siswa termasuk bagaimana mengelola disiplin kelas dan organisasi pembelajaran. Akan tetapi, teknik pembelajaran pembelajaran adalah upaya untuk menjamin agar seluruh siswa didalam kelas diberikan berbagai peluang belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka.

3. Istilah- istilah dalam Strategi Pembelajaran

Terdapat banyak istilah yang maknanya dapat disamakan dengan istilah

“strategi”, beberapa diantaranya adalah model, pendekatan strategi, metode, dan teknik.

Menurut Sanjaya (2007), istilah-istilah tersebut dapat dimaknai sebagai strategi pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan mengenai istilah-istilah yang mempunyai makna senada dengan strategi pembelajaran tersebut.

Strategi pembelajaran erat hubungannya dengan teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah implementasi dari metode pembelajaran yang secara nyata berlangsung didalam kelas, tempat terjadinya proses pembelajaran. Teknik pembelajaran merupakan sesuatu yang menyangkut pengertian yang lebih sempit. Hubungan antara metode dengan teknik dapat diumpamakan sebagai hubungan antara strategi dan taktik.

Teknik pembelajaran menerapkan berbagai kiat, atau taktik untuk memenuhi tujuan atau kompetensi yang diinginkan, bersifat lebih taktis dan merupakan penjabaran dari strategi.

(6)

Colin Marsh (2005: 66-67) membedakan strategi pembelajaran dengan teknik pembelajaran secara sederhana. Strategi pembelajaran adalah suatu cara untuk meningkatkan pembelajaran yang optimal bagi siswa termasuk bagaimana mengolah disiplin kelas organisasi pembelajaran. Akan tetapi, teknik pembelajaran adalah upaya untuk menjamin agar seluruh siswa didalam kelas diberikan berbagai peluang belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka. Dalam hal ini terlihat bahwa teknik pembelajaran identik dengan metode pembelajaran. Colin Marsh mengutip Duck (2000) menyatakan bahwa hanya ada satu dua strategi pembelajaran yang pokok, yaitu pembelajaran berpusat kepada guru (teacher-centered teaching)dan pembelajaran berpusat kepada siswa (student-centered teaching), varian lain, yaitu perpaduan atau kombinasi antara keduanya.

B. Strategi Active Learning

1. Pengertian Strategi Active Learning

Strategi dapat diartikan sebagai suatu penataan potensi dan sumber daya agar dapat efesien memperoleh hasil sesuai rancangan. Sedangkan strategi pembelajaran adalah penataan potensi (subjek didik, pendidik) dan sumber daya (sarana, biaya, prasarana) agar suatu program dapat dimanfaatkan secara optimal atau dapat mencapai tujuannya. Oleh karena itu, strategi pembelajaran merupakan filsafat atau teori mengajar yang menjadi rumusan tentang cara mengajar yang harus ditempuh dalam situasi-situasi khusus atau dalam keadaan tertentu yang spesifik. Dalam proses pembelajaran, didalamnya terdapat beberapa unsur, antara lain pendekatan, metode, teknik, dan gaya.

Munculnya strategi belajar aktif (active learning) bukan merupakan seuatu hal yang asing, karena sebelumnya sudah diperkenalkan istilah CBSA (Cara Belajar Siswa

(7)

Aktif). Active Learning merupakan salah satu strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan partisipasi siswa. Oleh karena itu, didalam active learning siswa ditempatkan sebagai inti dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa tidak hanya dipandang sebagai obyek dalam proses pembelajaran.

Adapun munculnya paham belajar aktif berakar dari pernyataan Confucius yang kemudian dimodifikasi dan diperluas oleh Mel Silberman yang menyatakan:

a. Apa yang saya dengar, saya lupa

b. Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit

c. Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa kolega/teman, saya mulai paham

d. Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukanm saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan

e. Apa yang saya ajarkan pada orang lain saya menguasainya.

Pernyataan-pernyataan tersebut mempunyai asumsi bahwa setiap peserta didik mempunyai modalitas belajar yang berbeda, yaitu kecenderungan menguasai pelajaran dengan cara melihat (visualiatif), kecenderungan menguasai pelajaran dengan cara mendengar (audiotorial), kecenderungan menguasai pelajaran dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh (kinestetik).

Secara praktis Mel Silberman telah menawarkan 101 strategi pembelajaran aktif yang tertuang dalam bukunya yang berjudul “Active learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif”. Dalam buku ini dijelaskan beberapa teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Teknik-teknik tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagaimana membuat peserta didik aktif sejak dini, bagaimana membantu peserta didik

(8)

memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif serta bagaimana agar belajar tidak lupa. Untuk itu pemahaman secara utuh dalam proses belajar mengajar dalam prespektif konsep Active learning adalah :

1. Belajar lebih dipentingkan dari pada mengajar

2. Peserta didik tidak hanya dianggap sebagai obyek pembelajaran, akan tetapi juga sebagai subjek.

3. Melalui partisipasi, mengalami, mencoba, dan mempraktikan diri apa yang dipelajari, peserta didik akan memperoleh hasil belajar yang lebih mantap.

Dengan demikian, untuk mencapai hasil pendidikan yang maksimal, maka penerapan system pembelajaran aktif dalam proses belajar mengajar menjadi hal yang sangat penting.

http://digilibi.uin-suka.ac.id/1670/

(diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul 19:59) 2. Karakteristik Pembelajaran Active Learning

Pembelajaran aktif menurut Bonwell (dalam Hamid, 2011: 49), pembelajaran aktif memiliki karakteristik di antaranya:

a. Penekanan proses dalam pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar, melainkan pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topic atau permasalahan.

b. Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif, tetapi juga mengajarkan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran.

c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran.

(9)

d. Siswa lebih banyak dituntut untuk berfikir keritis, menganalisa, dan melakukan evaluasi.

e. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

3. Keuntungan Pembelajaran Active Learning

Secara umum pembelajaran aktif juga memungkinkan diperolehnya beberapa hal berikut:

a. Interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdepence, dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar.

b. Setiap siswa harus terlihat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus memberikan penilaian terhadap semua siswa, sehingga terdapat individual accountability.

c. Agar proses pembelajaran aktif dapat berjalan dengan efektif, diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi, sehingga akan memupuk social skill.

4. Active Learning Tipe Gallery of Learning

Gallery adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai. Sedangkan Learning artinya belajar.

Menurut Silberman (2006 : 274) (ismail:2008), Gallery of Learning merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah siswa pelajari selama ini. Berdasarkan uraian tersebut, Gallery of Learning merupakan suatu strategi pembelajaran yang mampu mengakibatkan daya emosional siswa untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat mempermudah daya ingat jika sesuatu yang ditemukan itu dilihat secara langsung.

Gallery of Learning juga dapat memotivasi keaktivan siswa dalam proses belajar sebab

(10)

bila sesuatu yang baru ditemukan berbeda antara satu dengan yang lainnya maka dapat saling mengkoreksi antara sesama siswa baik kelompok maupun antar siswa itu sendiri.

Dengan menggunakan Gallery of Learning dapat mengatasi kendala-kendala pembelajaran seperti materi pelajaran diserap oleh siswa secara tidak maksimal sehingga hasil belajar siswapun belum maksimal, karena metode ini dapat mengefisienkan waktu pelajaran dan siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran karena strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat suatu karya dan melihat langsung kekurang pahamannya dengan materi tersebut dengan melihat hasil karya teman yang lainnya dan dapat saling mengisi kekurangannya itu.

Strategi Gallery of Learning adalah strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk membuat suatu daftar baik berupa gambar maupun skema sesuai hal- hal apa yang ditemukan atau diperoleh pada saat diskusi di setiap kelompok untuk dipajang di depan kelas. Setiap kelompok menilai hasil karya kelompok lain yang digalerikan, kemudian dipertanyakan pada saat diskusi kelompok dan ditanggapi. Penggalerian hasil kerja dilakukan pada saat siswa telah mengerjakan tugasnya. Setelah semua kelompok melaksanakan tugasnya, guru memberi kesimpulan dan klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman siswa.

Dengan demikian mereka dapat belajar dengan lebih menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai.

5. Langkah-langkah strategi pembelajaran Gallery of Learning

Langkah-langkah penerapan strategi gallery of Learning yaitu sebagai berikut:

a. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok.

b. Kelompok diberi kertas plano/ flip chart.

(11)

c. Tentukan topik/tema pelajaran.

d. Hasil kerja kelompok ditempel di dinding.

e.Masing-masing kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain.

f. Salah satu wakil kelompok menjawab setiap apa yang ditanyakan oleh kelompok lain.

g. Koreksi bersama-sama.

h. Klarifikasi dan penyimpulan.

6. Kelebihan Strategi Pembelajaran Gallery of Learning

Kelebihan model pembelajaran gallery of Learning diantaranya adalah:

a. Siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan masalah dalam belajar.

b. Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan pembelajaran.

c. Membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengapresiasi hasil belajar kawannya.

d. Mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar.

e. Membiasakan siswa memberi dan menerima kritik.

5. Kekurangan Strategi Pembelajaran Gallery of Learning

Kekurangan strategi pembelajaran gallery of Learning diantaranya adalah:

a. Bila anggota terlalu banyak akan terjadi sebagian siswa menggantungkan kerja kawannya.

b. Guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifan individu dan kolektif.

c. Pengaturan seting kelas yang lebih rumit.

(12)

C. Pembelajaran IPA 1. Pengertian IPA

IPA sebagai mata pelajaran di SD/MI merupakan mata pelajaran yang “wajib”

diajarkan. Para guru dan calon guru perlu mendalami hakikat IPA sebagai bagian dari materi IPA. IPA tidak hanya berbicara tentang alam, sifat, struktur, perubahan, dan energi yang terjadi, tetapi IPA harus mampu membangun karakter dan sikap yang perlu dicontohkan oleh para saintis. Para saintis dalam proses membangun teori dan ilmu pengetahuan tidak lepas dari sikap jujur, sabar, tabah, teliti, kritis, mencari, bertanya, menerima kritik, tidak menerabas, dan sejenisnya. Karakter seperti ini perlu dibangun selama pengajaran IPA disekolah. Pengembangan pendidikan IPA saat ini juga perlu diperluas melalui pengembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).

Tentu tidak diharapkan siswa hanya hafal rumus-rumus dan konsep-konsep dalam IPA tanpa dia menyadari kegunaan dan penerapannya di masyarakat. Selama ini kita sebagai guru terkadang lupa, bahwa mengajar jarang dikaitkan dengan konteks kehidupan. Tidak sedikit siswa yang baik nilai IPA nya, tetapi tidak sedikitpun terintegrasi antara pemikirannya dengan perilaku dalam kehidupan.

Dahulu, saat ini, dan saat yang akan datang IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam memegang peranan sangat penting dan alam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena kehidupan kita sangat tergantung dari alam, zat terkandung di alam, dan segala jenis gejala yang terjadi di alam.

IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang factual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian

(13)

(events) dan hubungan sebab akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/Astrofisika, dan Geologi.

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada dua hal yang berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. Saat ini objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas (Kemendiknas, 2011). Belajar IPA berarti belajar kelima objek atau bidang kajian tersebut.

Apakah yang dimaksud dengan IPA atau Ilmu Pengetahuan Alama? Ada tiga istilah yang terlibat dalam hal ini, yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan “alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia. Dalam hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik social, dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan alam berarti pengetahuan tentang alam semesta beserta isinya.

Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dua sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masuk akal, logis, atau dapat diterima akal sehat, dan objektif. Artinya, sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengamatan. Dengan pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di ala mini (Sukarno, 1973).

(14)

2. Hakikat Pembelajaran IPA

Pengetahuna adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Sedangkan ilmu adalah alat bantu yang digunakan manusia untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pada mulanya hanya dikneal dua cabang utama ilmu, yaitu filsafat alam dan filsafat moral. Filsafat alam berkembang menjadi ilmu-ilmu alam. Sedangkan filsafat moral selanjutnya berkembang menjadi ilmi-ilmu social (Wahidin. 2006 : 20).

Sains atau ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dengan segala isinya.adapun hal-hal yang dipelajari dalam sains adalah sebab- akibat, yaitu hubungan kausal dari kejadia-kejadian yang terjadi di alam. Menurut Powler (Winataputra dkk. 1993 dalam bukunya Wahidin : 2006 : 21) sains adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan induksi. Carind dan Sund (1993 dalam bukunya Wahidin. 2006 : 21) mendefiniskan sains sebagai pengetahuan yang sistematis atau tersusun secara teratur, berlaku umum, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Sesuai dengan kenyataan bahwa aktifitas dalam sains selalu berhubungan dengan percobaan-percobaan yang membutuhkan ketrampilan dan kerajinan. Dengan demikian sains bukan hanya kumpulan pengetahuan tentang benda tak hidup dan makhluk hidup, tetapi menyangkut cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.

Tujuan mata pelajaran pendidikan IPA adalah membangun masyarakat melek sains “Melek Sains” dimasudkan sadar terhadap perkembangan dunia informasi, teknologi, dan peradaban manusia secara menyeluruh sesuai dengan kemajuan dunia.

orang yang “melek sains” tidak akan alergi dengan perbuhan, karena perubahan adalah

(15)

sunatullah. Tetapi kenyataannya masyarakat kita masih takut dengan perubahan.

Perubahan menuntut risiko dan tanggung jawab. Orang yang sadar terhadap perkembangan dunia tidak akan meningkatkan kemampuan diri (Wahidin. 2006: 17)

Orang melek informasi dan teknologi, tentu diawali dengan cara mengejar yang mendukung kearah itu. Salah satunya pernah diungkapkan oleh UNESCO (disebut juga empat pilar pendidikan) tentang pengajaran ini yang menuntut kompetensi yang mendekati komperhensif. Lembaga ini menyarankan perlunya penekanan kepada empat paradigm pembelajaran, yaitu; Learning to know, Learning to do. Learning to be dan learning to live together. Pengajaran ini dipandang sempurna pada zamannya, bahkan sampai saat ini orang masih meyakini bahwa prinsip ini baik dan perlu dilakukan (Wahidin. 2006 : 17).

Learning to know merupakan prinsip bahwa belajar adalah untuk mengetahui atau memahami. Dengan prinsip ini pembelajaran harus dikondisikan agar murid aktif dan menciptakan suasana untuk selalu ingin mengetahui dan memahami sesuatu yang baru.

Dengan demikian pembelajaran hendaknya menciptakan sikap “penasaran” pada murid, sehingga murid selalu ingin belajar lebih jauh.

Learning to do adalah merupakan prinsip belajar untuk mengerjakan sesuatu.Prinsip ini mewujudkan bahwa murid dalam belajar bukan hanya untuk sekedar mengetahui, tetapi juga mampu melaksanakan atau mempraktekan. Dengan prinsip ini ada keserasian dan keseimbangan antara teori dan praktek, seperti pendidikan jasmani wajib di lakukan praktek, begitu juga dengan mata pelajaran yang berisi teori IPA, hal itu harus dilakukan berimbang.

(16)

Learning to be adalah prinsip belajar untuk mencapai sesuatu. Prinsip ini mengarahkan murid untuk selalu bekerja keras dalam, karena dalam dirinya akan muncul perjuangan dalam mencapai sesuatu. Dengan prinsip ini murid memiliki cita-cita dan pandangan jauh ke depan.

Learning to live together adalah prinsip belajar untuk hidup bersama. Murid merupakan bagian dari sebuah sistem komunitas, dan masyarakat. Dalam pembelajaran harus dihindari situasi ekslusifitas pada diri murid. sebagai bagian dari suatu sistem, makaaturan-aturan harus diterapkan terhadap murid, seperti kedisiplinan dan kerja sama.

(Wahidin. 2006 : 18)

Pembelajaran sains/IPA sedikit berbeda dengan pelajaran non sains.Pembelajaran sains menekankan kepada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah ketrampilan proses sains. Ketrampilan proses sains meliputi:

a. Mengamati dengan seluruh indera.

b. Mengajukan hipotesis.

c. Menggunakan alat dan bahan secara benar.

d. Mengajukan pertanyaan.

e. menggolongkan/ mengklasifikasikan.

f.Mencari hubungan antara variable.

g. Menghitung.

h. Mengukur.

i. Memprediksi.

j. Menafsirkan dan meninterprestasikan data.

(17)

k. Menyimpulkan

l. Memecahkan permasalahan

m. Mengkomunikasikan hasil temuan baik dengan lisan,tulian dan diagram.

n. Menerapkan, menggali dan memilih informasi factual yang relevan untuk menguji gagasan. (Wahidin. 2006:75)

Fungsi pembelajaran sains adalah: untuk mengerti konsep dan manfaat sains, mengembangkan ketrampilan, cara berfikir, sikap, dan nilai ilmiah untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (Wahidin. 2006:77)

Tujuan pembelajaran sains adalah :

a. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Menanmkan rasa ingin taghu dan sikap positifterhadap sains dan teknologi.

c. Mengembangkan ketrampila proses untuk menyelidki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

d. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan alam

e. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

f. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memiliki pengetahuan dan metode ilmiah untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam, baik secara kualitatif ataupun kuantitatif.

(18)

h. Memiliki pengetahuan an keterampilan menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi, dan sebaliknya mengkaji prinsip sains yang sudah dimanfaatkan dalam bentuk produk teknologi.

i. Memiliki sikap ilmiah yang antara lain mencakup:

j. Jujur dan Objektif.

k. Ingin tahu dan selalu ingin berkembang.

l. Terbuka, menerima pendapat orang lain, dan menghargainya jika memiliki argumentasi saintifik.

m. Kritis terhadap pernyataan ilmiah.

n. Peduli terhadap lingkungan sekitar dan mau memanfaatkan secara bijak.

o. Tekun tanpa mengenal putus asa.

p. Tidak takhayul, dan

q. Ulet dan tekun dalam menghadapai pekerjaan.

r. Memiliki keyakinan keteraturan alam ciptaannya dari keagungan Allah (Tuhan Yang Maha Esa).

s. Memiliki keterampilan menggunakan bahasa, alat dab operasi sains.

(Wahidin. 2006:77).

Seorang guru dan atau dosen IPA wajib memiliki empat kompetensi sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UU No. 14 Tahun 2005) dan Standar Nasional Pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005).

Beberapa orang menilai belajar ilmu IPA itu sulit. Banyak istilah-istilah yang mungkin bagi orang tersebut terasa sulit untuk dihafalkan. Bukan hanya itu. Mempelajari

(19)

IPA juga butuh konsentrasi tinggi untuk memahami suatu pengertian yang berkaitan dengan fungsi atau suatu proses tertentu yang terjadi di dalam tubuh suatu organisme.

Pada saat ini, belajar IPA itu mudah . banyak bentuk alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk memahami ilmu IPA, misalnya Mapping, Video dan animation kebanyakan orang lebih suka belajar ilmu IPA menggunakan video atau animasi pembelajaran, karena kita akan disajikan sebuah pembelajaran visual yang lebih menarik dan mudah untuk dipelajari. Hal ini sangat membantu kita untuk belajar IPA yang relatif membutuhkan gambaran imajinasi tentang suatu istilah, fungsi atau proses.

http://journal.unnes.ac.id/artikel.nju/jpii/2010 (diakses pada tanggal 10 Agustus 2010 pukul 21.46)

D. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Hasil belajar merupakan gambaran tentang apa yang harus digali, dipahami, dan dikerjakan oleh peserta didik selama proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang bersifat menetap.

Hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang setelah belajar, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu

(20)

kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. (Oemar Hamalik 2013:27)

Peneliti menyimpulkan dari pengertian bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik setelah peserta didik tersebut mengalami proses pembelajaran yang sudah di laksanakan di kelas.

Hasil belajar sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.(Etin Solihatin, 2013:6)

Hasil belajar itu diperoleh dari interaksi siswa dengan lingkungan yang sengaja direncanakan guru dalam perbuatan mengajarnya. Mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran dari guru kepada siswa tetapi mengajar merupakan seluruh kegiatan dan tindakan yang diupayakan oleh guru untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.

Interaksi yang diupayakan guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas, memposisikan hubungan antara guru dengan siswa atau sebaliknya, dan hubungan siswa dengan siswa. Berdasarkan paparan ini, interaksi diartikan sebagai hubungan timbal balik. Hubungan itu tidak bersifat sepihak bahwa guru merupakan satu-satunya subjek, siswa dapat juga sebagai subjek belajar. Artinya adakalanya guru mendominasi proses interaksi, adakalanya siswa mendominasi proses interaksi, adakalanya baik guru maupun siswa berinteraksis secara seimbang. (Etin Solihatin 2013:7)

Hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar. (Ekawarna. 2013:69)

Hasil belajar yang dicapai meliputi lima kemampuan, yaitu:

(21)

a. Kemampuan intelektual, kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukan, misalnya kemampuan mendiskriminasi, konsep konkret, dan konsep terdefinisi.

b. Informasi verbal (pengetahuan deklaratif) pengetahuan yang disajikan dalam bentuk proposisi (gagasan) dan bersifat statis, misalnya fakta, kejadian pribadi, dan generalisasi.

c. Sikap, merupakan bawaan yang dapat dipelajari dan dapat memengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda, kejadian-kejadian, atau makhluk hidup lainnya.

d. Keterampilan motorik, kemampuan yang meliputi kegiatan fisik, penggabungan motorik dengan keterampilan intelektual, misalnya menggunakan mikroskop dan alat biuret.

e. Strategi kognitif, merupakan suatu proses kontrol, yaitu suatu proses internal yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berfikir. (Trianto 2011:135)

Hasil belajar dibagi ke dalam 3 ranah, yaitu kognitif, efektif dan psikomotor.

Hasil belajar pada dasarnya merupakan suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat latihan atau pengalaman. (Etin Solihatin 2013:5)

Hasil belajar ranah kognitif berorientasi kepada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan yang lebih sederhana sampai dengan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah. Hasil belajar ranah efektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.

Sedangkan hasil belajar ranah psikomotorik berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara saraf dan otot. Ketiga hasil belajar dalam perilaku siswa tidak berdiri sendiri atau lepas satu sama lain, tetapi merupakan satu kesatuan. Pengelompokkan ke dalam tiga ranah bertujuan membantu usaha untuk menguraikan secara jelas dan spesifik hasil belajar yang diharapkan.

2. Prinsip- prinsip Belajar

Berikut adalah prinsip-prinsip belajar menurut Willian Burton :

a. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereakasi, dan melampaui (under going).

(22)

b. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran, mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

c. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid.

d. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi.

e. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan linngkungan.

f. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual dikalangan masyarakat.

g. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.

h. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.

i. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.

j. Hasil-hasil belajar secara fungsional dari berbagai prosedur.

k. Proses belajar berlangsung secara efektif dibawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.

l. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertiann, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.

m. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila member kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.

n. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman- pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.

o. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.

(23)

p. Hasil-hasil yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah- ubah, jadi tidak sederhana dan statis.

3. Unsur-Unsur Belajar

Unsur-unsur belajar adalah factor-faktor yang menjadi indikator keberlangsungan proses belajar. Setiap ahli pendidikan sesuai dengan aliran teori belajar yang dianutnya memberikan aksentuasi sendiri tentang hal-hal apa yang penting dpahami dan dilakukan agar belajar benar-benar belajar.

Cronbach sebagai penganut aliran behaviorisme (1954:49-50) menyatakan dalam Sukmadinata (2004:157) adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar, yang meliputi :

a. Tujuan

Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini muncul karena adanya sesuatu kebutuhan. Perbuatan belajar atau pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan kepada tujuan yang jelas dan bermakna bagi individu.

b. Kesiapan

Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan baik, anak perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis, maupun kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan pengalaman belajar.

c. Situasi

Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang dimaksud situasi belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan

(24)

yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pegawai administrasi, dan seluruh warga sekolah yang lain.

d. Interpretasi

Disini anak melakukan interpretasi yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.

e. Respon

Berdasarkan hasil interpretasi tentang kemungkinannya dalam mencapai tujuan belajar, maka anak membuat respon. Respon ini dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis baik juga berupa usaha coba-coba (trial and eror).

f. Konsekuensi

Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun hasil negative (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa.

g. Reaksi Terhadap Kegagalan

Kegagalan dapat menurunkan semangat motivasi, memperkecil usaha- usaha belajar selanjutnya. Namun, dapat juga membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari kegagalannya.

4. Pengertian Hasil Belajar

Kegiatan belajar dan mengajar sasarannya adalah hasil belajar, jika cara dan motivasi belajarnya juga baik. Adapun pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh

(25)

Sudjana (1992: 34) bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Istilah hasil belajar tersusun atas dua kata yakni:

“hasil” dan “belajar” mempunyai banyak pengertian diantaranya adalah belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri sendiri seseorang setelah melalui proses.

Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian belajar adalah proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies,skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Sedangkan Slameto (2003:2) “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Mulyasa (2006), hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan, yang menjadi indicator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Keller (Mulyono, 2003), mengatakan bahwa hasil belajar adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain:

a. Besarnya usaha yang dicurahkan oleh anak untuk mencapai hasil belajar, artinya bahwa besarnya usaha adalah indicator dari adanya motivasi.

b. Intelegensi dan penguasaan awal anak tentang materi yang akan dipelajari, artinya guru perlu menetapkan tujuan belajar sesuai dengan kapasitas intelegensi anak dan pencapaian tujuan belajar perlu menggunakan bahan

(26)

apersepsi, yaitu apa yang telah dikuasai anak sebagai batu loncatan untuk menguasai materi pelajaran baru.

c. Adanya kesempatan yang diberikan kepada anak didik, artinya guru perlu membuat rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya.

Mengenai hasil belajar yang dicapai oleh siswa melalui proses belajar optimal harus mempunyai cirri sebagai berikut:

1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menimbulkan motivasi belajar intensif pada diri siswa.

2) Menambah keyakinan untuk kemampuan dirinya.

3) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara keseluruhan mencakup ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotorik.

4) Kemampuan siswa untuk mengontrol, untuk menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

https://scholar.google.co.id/scholar?q=pengertian+hasil+belajar

(diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul 22.15) 5. Faktor yang memepengaruhi Hasil Belajar Siswa

Menurut Nana Sudjana (2013:39) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkingan.Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya

(27)

terhadap hasil belajar yang dicapai, bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.

Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, faktor fisik dan psikis. Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku indiwidu yang diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan, adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi, siswa harus berusaha mengarahkan segala daya dan upaya untuk dapat mencapainya.

Sungguhpun demikian, hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Artinya, ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran.

Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar (Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetya: 103) :

a. Faktor raw input (yakni factor murid/anak itu sendiri) dimana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam :

b. Kondisi Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capai, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebaginya akan sangat membantu dalam proses dan hasil belajar.

(28)

c. Kondisi Psikologis

Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, maka sudah tentu perbedaan-perbedaan itu sangat mempengaruhi hasil belajar.

1). Faktor environmental input (yakni faktor lingkungan), baik itu lingkungan alami ataupun lingkungan social.

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar.

Llingkungan ini dapat berupa lingkungan fidik/alam dan lingkungan social.lingkungan fisikalami termasuk didalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya.

Lingkungan social, baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya,juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.

2). Faktor instrumental input, yang didalamnya antara lan terdiri-dari :

Faktor-faktor instrumental adalah factor yang keberadaanya dan penggunaannya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.

E. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan acuan dan referensi serta untuk menghindari kesalah pahaman akan kesamaan karya penelitian, peneliti juga mendapati beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dalam hal objek penelitian yaitu:

1. Yang ditulis oleh Zaenurul Imam tahun 2014 , yang berjudul “Penerapan Strategi Active Learning Pada Pembelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar (Pendidikan Tindakan Kelas di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sindangmekar Cangkoak Kecamatan Dukupuntang

(29)

Kabupaten Cirebon ”. Berdasarkan hasil deskripsi diatas, maka dapat di analisis bahwa dalam pelaksanaan siklus I hasil belajar peserta didik meningkat dari yang sebelumnya dalam pra siklus. Pada pra siklus hanya 12 peserta didik yang memenuhi nilai KKM, sedangkan pada siklus I ini peserta didik yang memenuhi nilai KKM meningkatkan menjadi 27. Dari hasil data tersebut maka diketahui bahwa strategi pembelajaran Active Learning sangat tepat digunakan dalam pembelajaran Matematika pokok bahasan Bangun Ruang dikelas VB MIN Sindangmekar Cangkoak Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.

2. Yang ditulis oleh Ita Isdiyanti tahun 2006, yang berjudul “Pelaksanaan metode active learning dalam pembelajaran PAI kelas III SD Islam Al-Azhar Kota Cirebon”

Penelitian ini menemukan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan strategi ceramah tanpa mengimbanginya dengan strategi lain telah menjadi persoalan yang cukup mendasar, yakni tujuan pembelajaran kurang optimal, munculnya generasi-generasi yang pasif, tidak mempunyai kreatifitas dalam berfikir dan dalam hidupnya mereka akan bergantung pada orang lain. Belajar aktif merupakan langkah cepat menyenangkan, mendukung dan secara pribadi menarik hati dimana siswa dapat mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu dan mendiskusikannya dengan cara lain. Adapun kendala yang dihadapi antara lain saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ada beberapa siswa yang kurang aktif.

F. Kerangka Pemikiran

Keberhasilan pembelajaran akan menjadi efektif tergantung dari berbagai faktor.

Salah satunya adalah bagaimana kita sebagai sorang guru dapat mengemas strategi pembelajaran.

(30)

Menurut Hamzah B. Uno (2008: 3) strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan kegiatan belajar tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Jadi, strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dikemas oleh seorang guru dalam pembelajaran dengan mempersiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung keberhasilan tujuan pembelajaran dengan efektif dan efesien.

Hasil belajar merupakan hasil yang didapat dengan baik pada seorang siswa baik dalam pendidikan atau bidang keilmuan. Siswa memperoleh hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa selama proses pembelajaran. Dalam pelaku pendidikan yaitu siswa, orang tua dan guru tentu ingin tercapainya sebuah hasil belajar yang baik. Hasil belajar yang baik adalah salah satu indikator akan keberhasilan proses belajar. Tapi kenyataannya tidak semua siswa mendapatkan hasil belajar yang baik ada juga siswa yang mendapatkan hasil belajar yang buruk. Baik dan buruknya hasil belajara siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Implementasi kurikulum 2013, mengisyaratkan bahwa strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum agar setiap individu mampu menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat, dan yang ada gilirannya mereka menjadi komponen penting untuk mewujudkan masyarakat belajar. Kualitas lain yang dikembangkan kurikulum dan harus terealisasi dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas,

(31)

kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.

Penulis menerapkan strategi active learning tipe Galery of Learning merupakan salah satu alternative kepada siswa untuk meningkatkan minat, partisipasi dan keaktifan siswa didalam kelas.kondisi awal yang penulis lihat pada saat pembelajaran berlangsung :

1. Anak tidak siap mengikuti proses belajar mengajar

2. Anak tidak tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar 3. Hasil belajar kurang memuaskan

Penerapan strategi active learning tipe gallery of learning 1. Guru menyampaikan tujuan dan tema secara jelas 2. Guru mengatur tempat duduk siswa

3. Guru melakukan kegiatan pembukaan

4. Guru menerangkan maksud dari strategi gallery of learning 5. Guru menciptakan suasana yang aktif dan menyenangkan 6. Guru menetapkan tekhnik belajar gallery of learning 7. Guru melakukan tes

Hasil dari penerapan model strategi active learning dapat meningkatkan minat belajar anak.

Kondisi akhir yang diharapkan

1. Anak tertarik dan bersemangat untuk mengikuti proses belajar mengajar didalam kelas

2. Anak mampu mengikuti pembelajaran gallery of learning 3. Anak berhasil memahami tentang materi yang disampaikan

(32)

4. Pertanyaan dan jawaban anak berkualitas

5. Anak berani maju kedepan untuk menjelaskan tentang materi yang sudah disampaikan.

Bagan kerangka pemikiran penerapan strategi Active Learning Tipe Gllery Of Learning dalam Mata Pelajaran IPA Materi Ciri-ciri dan Kebutuhan Makhluk

Hidup

Gambar 2.1

kkKondisi Awal

KkTindakan Yang dilakukan

K Kondisi Akhir Yang diharapkan

HIPOTESIS:

Menggunakan strategi pembelajaran active learning tipe gallery of learning dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa

Guru

menggunakan strategi active learning tipe gallery of learning GGuru belum

menerapkan strategi active learning tipe gallery of learning

HIPOTESIS: bahwa melalui pembelajaran dengan menggunakan strategi active

learning tipe gallery of learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA G Hasil belajar siswa

kelas III masih rendah dalam materi cirri-ciri dan

kebutuhan makhluk hidup

SIKLUS I Melakukan

pembelajaran dengan strategi active learning tipe

gallery of learning SIKLUS II Melaksanakan

pembelajaran dengan strategi active learning tipe gallery of learning

(33)

G. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:96) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah : “jika strategi active learning tipe gallery of learning diterapkan pada mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dikelas III MI Al-WAthoniyah kota Cirebon maka hasil belajar meningkat”.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH, suhu dan lamanya pemanasan terhadap degradasi antioksidan serbuk bit merah serta untuk menentukan kinetika

Tagline ini menggiring pemahaman konsumen bahwa Chatime adalah produk minuman bubble tea yang memiliki kualitas teh yang baik diantara produk bubble tea lainnya.. Tagline

SMK Pertanian Pendukung Ketahanan Pangan disimpan sesuai dengan ketentuan pada penerima bantuan untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat

NPL , CKPN Atas Kredit , LDR , IPR dan FBIR secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Umum Swasta Nasional

BKN telah menyerahkan hasil proses Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) rekrutmen CPNS 2017 periode kedua yang diikuti oleh 60 Kementerian/Lembaga dan 1 (satu) Pemerintah

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-48/BC/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN IMPOR BARANG DARI NORTHERN TERRITORY AUSTRALIA KE DAERAH PABEAN

Berat jenis maksimum campuran (Gmm) diukur dengan AASHTO T.209-90, maka berat jenis efektif campuran (Gse), kecuali rongga udara dalam partikel agregat yang menyerap

Graf disini digunakan bukan untuk mencari alur tercepat dalam penyusunan dan eksekusi materi dan metode dalam kaderisasi, tetapi digunakan agar hasil akhir yang diharapkan