• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

A.Latar Belakang

Pembaharuan dalam pendidikan meliputi berbagai aspek, seperti penyempurnaan serta pengadaan sarana fisik dan peningkatan kualitas peserta didik melalui berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini merupakan prioritas pembangunan sebagaimana disebutkan dalam Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) bahwa perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab, memiliki keterampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia.

Pada jenjang pendidikan anak usia dini, prosesnya mempunyai peranan yang sangat penting sebab jenjang ini merupakan fondasi yang sangat menentukan dalam pembentukan sikap, kecerdasan, dan kepribadian anak. Ini berarti pelajaran yang diberikan terutama padajenjang pendidikan dasar dan menengah dimaksudkan agar pada akhir setiap tahap pendidikan, peserta didik memiliki kemampuan tertentu yang diperlukan bagi kehidupan

1

(2)

selanjutnya. Oleh karena itu, langkah-langkah pembaharuan dalam pendidikan, khususnya pendidikan anak dini usia sudah merupakan persoalan yang mendesak yang harus digarap secara berkelanjutan.

Anak adalah potensi sumber daya manusia. Mereka merupakan penerus dan pemilik masa depan bangsa. Upaya yang paling strategis dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) adalah melalui pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Undang- Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pakerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisplin beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 1 ayat (10)menetapkan bahwa satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,

(3)

pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Selanjutnya pada pasal 1 ayat (14) Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 di nyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsang an pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa sekalipun telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas pendidikan, namun hingga kini masih ada keluhan dari berbagai pihak tentang mutu lulusan berbagai jenis dan jenjang pendidikan.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, berbagai media banyak menyoroti hasil-hasil ujian nasional yang masih sangat rendah.

Sekalipun belum dapat dipakai sebagai tolok ukur terhadap mutu

(4)

pendidikan, namun memberikan gambaran tentang keberhasilan anak dalam proses belajar mengajar di sekolah khususnya aspek kognitif. Timbul kesan bahwa ada kesenjangan antara tuntutan kurikulum dengan perkembangan kognitif anak.Dengan demikian, timbul dua alternatif pemecahan. Pertama perlu upaya untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak agar ia mampu menyerap materi pembelajaran yang diberikan. Kedua, mengubah kurikulum agar sesuai dengan perkembangan anak.

Sejak dulu telah berkembang konsep bahwa pelajaran di sekolah perlu di sesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.

Menurut Thorndike (Edith, 1987:2), faktor esensial dalam belajar adalah: “kesiapan, waktu yang terus menerus, kemampuan dasar yang telah ada dan pengalaman yang memuaskan“. Juga ditekankan bahwa proses belajar akan terjadi bila anak telah memiliki sesuatu dalam pikirannya. Dengan demikian, belajar akan bermakna bila anak telah memiliki kesiapan berupa kemampuan untuk menghubungkan konsep-konsep baru yang akan di pelajari dengan konsep-konsep lama. Kemampuan ini berhubungan erat dengan perkembangan kogitif anak.

Selanjutnya Vygotsky 1978, (Thalib, 2004:12) mengemukakan bahwa:

(5)

Tingkat perkembangan aktual anak ditentukan oleh tingkat kemampuan pemecahan masalah secara independen dan tingkat perkembangan potensial ditendukan oleh kemampuan pemecahan masalah melalui kolaborasi antara pendidik dan orang dewasa serta teman sebaya, sehingga denggan demikian seoang anak dapat melaksanakan tugas dalambatas- batas tertentu secara independen, dan pada tugas yang lainnya dapat dikerjakan melalui bimbingan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.

Observasi awal yang dilakukan pada Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balanipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai pada tanggal 22-25 Oktober 2014 di dapatkan data atau masalah yaitu guru selama ini hanya menggunakan media berupa kertas untuk menggambar dan memberikan penjelasan materi pada anak sehingga anak kurang memiliki motovasi belajar karena penggunaan media tersebut sehingga dapat mengakibatkan rendahnya kemampuan kognitif anak dalam hal kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna.

kemampuan kognitif anak belum berkembang yaitu dalam hal kemampuan mengenal konsep bentuk, warna dan ukuran yaitu anak belum mampu mengenal bentuk-bentuk geometri, anak belum mampu mengenal macam-macam warna dan anak belum mampu mengenal ukuran kecil-besar.

Salah satu cara yang dianggap dapat mengembangkan kognitif dalam hal kemampuan mengenal konsep bentuk, warna dan

(6)

ukuran anak yaitu dengan menggunakan media gambar. Hal ini dapat dilihat karena media gambar dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar anak-anak, sehingga tidak tergantung pada gambar dalam buku teks, tetapi dapat lebih kreatif dalam mengembangkan alat peraga agar para murid menjadi senang belajar.Media menurut Heinrich (1981:13) “adalah alat yang digunakan untuk membawa pesan dengan suatu tujuan”. Jadilah kelebihan media gambar khususnya sebagai salah satu dari media pembelajaran yang efektif

Perkembangan kognitif dalam hal ini kemampuan kognitif anak merupakan bagian dari perkembangan individu secara keseluruhan. Keberhasilan anak mengembangkan potensinya juga berhubungan erat dengan fasilitas yang tersedia seperti keberagaman media gambar. Anak dalam bermain sambil belajar membutuhkan alat bantu dalam mestimuli perkembangan otaknya.

Oleh karena itu peneliti ingin mengkaji kemampuan kognitif anak dengan melalui penggunaan media gambar.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang diajukan dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah peningkatan kemampuan kognitif

(7)

dalam hal kemampuan mengenal konsep bentuk, warna dan ukuran anak melalui penggunaan media gambar di Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dalam hal kemampuan mengenal konsep bentuk, warna dan ukuran anak melalui penggunaan media gambar di Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

a. Bagi Peneliti, diharapkan dapat menjadikan bahan rujukan terutama mengkajimasalah penggunaan media gambar dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak di Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

b. Bagi Taman Kanak-kanak, sebagai bahan masukan bagi TK untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar anak meningkat.

(8)

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai referensi guru atau calon guru tentang penggunaan media gambar dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak di Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

b. Bagi anak didik untuk dapat meningkatkan penggunaan media gambar dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak di Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.Kajian Pustaka

1.Pengertian Media Gambar

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium.Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju ke penerima. Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan

(9)

bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah atau suatu alat. Dalam Webster Dictonary (Anitah, 2009: 4), “media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang ` digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal”. Media disebut juga alat-alat visual, artinya alat yang dapat dilihat dan didengar yang dipakai dalam proses pembelajaran dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan efisien. Dengan menggunakan alat-alat ini guru dan anak dapat berkomunikasi lebih mantap dan hidup serta interaksinya bersifat banyak arah.

Media gambar memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar atau dalam hal ini bercerita/mendongeng.

Media gambar dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.Hal ini dipertegas oleh Farida (Anita. 2010: 27) menyatakan bahwa alam pikir anak adalah gambar. Dengan perkataan lain bahasa alam pikir anak adalah bahasa gambar. Semua informasi yang dia terima, akan dia pikirkan di alam pikirannya dalam bentuk konkret, bentuk yang sesuai dengan pemikirannya sendiri.7

(10)

Agar menjadi efektif, gambar sebaiknya diletakkan pada konteks yang bermakna, dan siswa harus berinteraksi dengan gambar itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Menurut Gerlach dan Ely (Anita, 2009: 28) menyatakan bahwa:

Gambar tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi juga seribu tahun atau seribu mil.Melalui gambar dapat ditunjukkan kepada pembelajar suatu tempat, orang dan segala sesuatu dari daerah yang jauh dari jangkauan pengalaman pembelajar sendiri. Gambar juga dapat memberikan gambaran dari waktu yang telah lalu atau potret (gambaran) masa yang akan datang.

Lebih lanjut Hamalik (Anita, 2009: 30) mengemukakan bahwa

“Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, film, strip, opaque proyektor”.

Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan anak lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai derngan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat anak dalam mengikuti proses pembelajaran.

Media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga anak tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.Muliawan (1993: 150)

(11)

menyatakan bahwa “Media adalah salah satu komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengembangan sistem pengajaran yang sukses”. Heinich, ( Arsyad, 2004: 4) “medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima”. Orman Rumumpuk Sumantri, (2001:153) mendefinisikan

“media pengajaran sebagai setiap alat, baik hardware maupun software yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar-mengajar.

Mediapembelajaran adalah sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran”. Dari berbagai pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan anak didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam bentuk rupa serta ukurannya yang relative sama dengan aslinya.

2.. Tujuan Penggunaan Media

Tujuan utama penggunaan media diantaranya agar pesan

(12)

atau informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap secara maksimal oleh anak sebagai penerima informasi. Sumantri, (2001: 153) mengemukakan secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan:

1). Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan keteramplan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan.2).

Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar. 3). Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena pesertadidik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu. 4). Menciptakan situasi belajar yang dapat dilupakan peserta didik.

Hamalik(Arsyad, 2004: 15) mengemukakan bahwa Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan pembawa pengaruh- pengaruh psikologis terhadap anak.

Menurut Sri Anitah Wiryawan dan Noorhadi (Arsyad, 2004:

21) secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut: (1) memberikan kemudahan kepada anak untuk memahami konsep, prinsip, sikap dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan (2) memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat anak untuk belajar (3) menumbuhkan sikap dan keterampilan

(13)

tertentu dalam teknologi karena anak tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu (4) menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan anak.

3.Fungsi dan Peran Media Pengajaran

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (anak).

Nana Sudjana (Djamarah, 1996: 152) merumuskan fungsi media sebagai berikut:

(1) penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif (2) penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar (3) media pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dari sisi pelajaran (4) penggunaan media bukan semata- mata alat hiburan, bukan sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian anak (5) penggunaan media dalam pengajaran lebih dituangkan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu anak dalam menangkap perhatian yang diberikan guru (6) penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.

Dari penjelasan di atas fungsi media yaitu sebagai salah satu alat bantu yang digunakan guru dalam pembelajaran terutama dalam pengajaran di TK karena dengan adanya media yang

(14)

digunakan guru dapat melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian anak supaya anak tidak bosan.

Menurut Rahadi (2003: 27-28) ada beberapa karakteristik media gambar:

a. Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek atau peristiwa seperti jika anak melihat langsung

b. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut

c. Ukuran gambar proporsional, sehingga anak mudah membayangkan ukuran yang sesungguhnya benda atau objek yang digambar.

d. Memadukan antara keindahan dengan kesesuiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

e. Gambar harus message. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Karakteristik media gambar harus sesuai dengan kenyataan ketika anak melihat media tersebut anak merasa melihat peristiwa langsung, bersifat sedrhana proporsional dan yang sangat penting media harus menyampaikan pesan yang ingin disampaikan

4.Langkah- langkah penggunaan media gambar:

Adapun langkah-langkah penggunaan media gambar menurut Yuliani (2005: 8) sebagai berikut:

(15)

a. Langkah pertama yang sangat penting adalah memperkenalkan kepada setiap anak berbagai jenis media gambar dan menjelaskan berulang-ulang hingga semua anak hafal dengan media gambar yang anda perkenalkan. Untuk memudahkan mereka mengingat media gambar tersebut maka gunakan warna cerah.

b. Langkah kedua adalah perkenalkan cara menggunakan media gambar tersebut kemudian perkenalkan satu persatu media gambar tersebut,

setelah mereka betul-betul mampu

menggunakannya maka perkenalkan cara menggunkan media gambar tersebut secara kombinasi.

c. Jika guru sudah yakin anak memahami menggunakan media tersebut, maka tahap berikutnya adalah dengan memberikan kesempatan dan dorongan kepada setiap anak mencoba menggunakan media gambar sesuai dengan fantasi dan imajinasi anak.

5.Pengertian Kemampuan kognitif anak

Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan) yaitu suatu proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.

Menurut (Gagne 1976:71), “kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang berfikir.” Kemampuam kognitif ini berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan saraf- saraf yang berada di pusat susunan saraf. Salah teori yang

(16)

berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan koginitif ini adalah teori Piaget.

Menurut Fauzan (2007: 31) Perkembangan kognitif adalah:

sebuah istilah yang menunjuk pada semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian, dan penalaran, pengolahan informasi, memecahkan masalah, serta berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan kemampuan kognitif adalah suatu proses berpikir yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian. kognitif seringkali artikan sebagai kecerdasan atau cara berfikir.

Kemampuan kognitif senantiasa berkembang dengan istila intelek atau cerdas. Kemampuan kognitif seseorang dapat berkembang di pengaruhi oleh dua faktor yaitu gen (pembawaan) dan lingkungan, gen merupakan faktor bawaan yang di bawa anak sejak lahir, diperoleh, dibesarkan, diasuh, dan didik sepanjang kehidupan mereka.

Pemahaman atau pengertian anak dapat berkembang diperoleh dari hasil kematangan intelektual dan dari pengetahuan yang diperoleh anak dalam periode yang cukup panjang.

(17)

Kemampuan untuk dapat memahami atau mengerti mengandung proses berpikir.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kemampuan kognitif dalam hal kemampuan visual dalam menentukan konsep ukuran bentuk dan warna adalah kemampuan seseorang dalam membentuk model mental dari dunia ruang yang dicerminkan melalui kemampuan gambar dan visualisasi dari semua aspek yang ada disekitar mereka dalam mata pikir mereka yang mereka transformasikan tentang gambaran melalui penciptaan dan pembentukan kembali. Pada tahap ini, anak berpikir tidak didasarkan kepada keputusan yang logis melainkan didasarkan kepada keputusan yang dapat dilihat seketika dalam duinia nyata. Periode perkembangan ini sering juga disebut periode pemberian simbol dari benda-benda disekitarnya. Walaupun pada permulaan tahap operasional ini anak sudah mampu menggunakan simbol, tetapi ia masih sukar melihat hubungan dan mengambil kesimpulan secara konsisten.

Perkembangan kognitif (intelektual) menurut Hudoyo (1990:38) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:

a. Kematangan merupakan proses pertumbuhan psikologis dari otak dan sistem saraf. Pengalaman juga mempunyai andil dalam penembangan intelektual.

(18)

Pengalaman yang dimaksud ada dua macam; yaitu yang pertama, pengalaman fisik yang berupa interaksi setiap individu dengan obyek-obyek dilingkungannya;

yang kedua, pengalaman logika- yang berupa kegiatan mental yang ditampilkan individu dan struktur kognitifnya diorganisasikan menurut pengalamannya.

b. Transmisi sosial merupakan interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungannya. Hal ini amat penting bagi perkembangan mental anak. Piaget percaya bahwa operasi formal tidak akan berkembang didalam pikiran tanpa adanya pertukaran dan koordinasi pendapat diantara orang-orang.

c. Pertimbangan (equilibration) merupakan proses adanya kehilangan stabilitas didalam struktur mental sebagai akibat pengalaman dan informasi baru dan kembali setimbang melalui proses asimilasi dan akomodasi. Sebagai hasil dari penyetimbangan itu, struktur mental berkembangdan menjadi matang.

Berdasarkan ini Hudoyo (1990) mengemukakan bahwa ketiga faktor itu harus ada agar seseorang berkembang dari satu periodeke periode berpikir yang lebih tinggi. Karena itu, proses penyeimbangan juga terjadi dalam belajar.Sebagai contoh, bila seseorang mmperoleh idea tau gagasan yang kurang terorganisasi dengan baik melalui interaksi social atau pengalaman dari lingkungan, tetepi item-item ide itu berbeda, maka perbedaan ini harus dijadikan harmonis, sehingga terjadilah proses penyeimbangan itu.

Selanjutnya, Piaget (Hudoyo, 1990:42) mengemukakan tentang pengembangan kognitif yang dialami oleh setiap individu

(19)

secara rinci, dari mulai bayi hingga dewasa. Teori ini disusun berdasarkan studi klinis terhadap anak-anak dari berbagai usia golongan menegah di Swiss. Kesimpulannya bahwa pola pikir anak tidak sama dengan pola berpikit orang dewasa. Tahap perkembangan kognitif atau taraf kemampuan berpikir seorang individu sesuai dengan usianya. Makin ia dewasa makin meningkat pula kemampuan berfikirnya. Jadi dalam memandang anak keliru kalau beranggapan bahwa kemampuan anak sama dengan kemampuan orang dewasa, sebab anak bukanlah miniature orang dewasa.

Perkembangan kognitif pada anak Taman Kanak-kanak ternyata tidak sama dengan perkembangan kognitif orang dewasa, hal tersebut dapat di lihat dari model perkembangan kognitif Jean Piaget dalam teorinya mengenai perkembangan kognitif ialah”

anak ternyata bukan merupakan miniatur replika orang dewasa dan cara berfikir anak-anak tidak sama dengan cara berfikir orang dewasa”.

Anak dapat diberikan kesempatan untuk mengembangkan daya ciptanya secara bebas, baik melalui coretan yang mereka buat, cerita yang mereka ungkapkan, serta hasil karya lainnya.

(20)

Dalam perkembangan menurut Semiawan (2002:50), ciri pra- operasional yang harus diperhatikan adalah:

a. Perkembangan tentang pengetahuan berkenaan dengan pengalaman yang dekat dengan dirinya dan gejala yang dapat diamatinya.

b. Eksplorasi dan manipulasi dari objek konkrit.

c. Belajar 3 R (Reading, writing, arithmetic) dan beberapa keterampilan dasar lainnya.

6. Kemampuan kognitif Anak dalam Mengenal Konsep Bentuk Warna dan Ukuran

Bermain membantu anak memahami dunia sekitar. Ia dapat menyelidiki dan menemukan sesuatu, menguji teori mereka, mencoba hubungan sebab-akibat dan belajar tentang banyak hal.

Kemampuan anak dalam mengenal konsep bentuk yang dimaksud di sini adalah anak mengenal bentuk-bentuk geometri (segitiga, segi empat, persegi, lingkaran) yang sama dan posisi dirinya dalam suatu ruang. Anak bisa paham tentang pengertian ruang yang dimaksud di sini ketika mereka sadar akan posisi dirinya di hubungkan dengan benda-benda dan penataan di sekelilingnya. Anak belajar tentang lokasi/tempat dan letak/posisi, seperti: di atas, di bawah, pada, di dalam, di luar.

Selain itu, anak juga belajar tentang pengertian jarak, seperti: dekat, jauh, dll

Pengenalan warna yang dimaksud disini anak dapat mengenal berbagai macam warna. Melalui penggunaai media gambar. Sedangkan pengenalan ukuran

(21)

anak dapat Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: “lebih dari”; “kurang dari”; dan

“paling/ter dengan menggunakan media gambar..

7.Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kognitif anak

Pada dasarnya dua hal yang turut mempengaruhi kemampuan kognitif anak prasekolah, yakni faktor hereditas dan faktor lingkungan, namun setiap faktor berhubungan satu dengan lainnya dan saling mengisi. (Malla., 2003: 14). Uraian kedua faktor tersebut sebagai berikut:

a. Faktor hereditas

Secara potensial, anak sejak lahir telah membawa kemungkinan-kemungkinan yang menjadi penentu dalam kemampuankognitif normal, diatas normal, ataukah berada dibawah normal.

b. Faktor lingkungan

Menurut Malla (2003:14), kedua unsur lingkungan sangat penting perannya dalam mempengaruhi kemampuan kognitif anak yakni :

1) Keluarga

Keluarga dapat mempengaruhi kemampuan kognitif anak dengan berbagai cara antara lain:

a) Memberi kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ide-idenya.

(22)

b) Memberi motivasi kepada anak dan menghargai ide-idenya.

c) Memuaskan dorongan ingin tahu anak dengan berbagai cara seperti menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan dan alat yang mengembangkan daya kreativitasnya.

d) Memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan yang berguna dalam mengumpulkan informasi dan pengetahuan yang merupakan alat bagi anak untuk berfikir. Pemberian pengalaman ini menuntut perhatian orang tua.

2) Sekolah

Sekolah merupakan lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk membantu meningkatkan perkembangan anak, termasuk perkembangan kognitifnya. Olehnya itu guru hendaknya menyadari betul bahwa pengembangan kognitif anak terletak ditangannya.

Menurut Malla. (2003), banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak antara lain:

a) Menciptakan suasana akrab dalam bentuk bermain atau berceritera sehingga anak dapat berimajinasi.

b) Dengan model karya wisata, anak dibawa keobyek- obyek tertentu, memberikan pengalaman langsung yang tidak diperolehnya dikelas. Interaksi dengan guru dan teman-temannya dilingkungan yang asli berpengaruh kuat terhadap tingkat perkembangan kognitif anak.

(23)

c) Dengan penggunaan dilakukan dengan mengamati dan mendengar, dengan melihat bentuk, warna, ukuran, melihat persamaan perbedaan bentuk, warna dan ukuran, dan menciptakan masalah berdasarkan pengenalannya. Sedangkan kegiatan mendengar dilaksanakan dengan mendengar bunyi, suara, nada dan melihat persamaan dan perbedaannya, dapat memecahkan masalah berdasarkan pengenalannya.

d) Meningkatkan kemampuan berbahasa anak dengan menyediakan media ataukah menyediakan situasi yang memungkinkan anak untuk mengemukakan ide-idenya, menggunakan metode yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara, membaca dan menulis.

e) Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak melalui kegiatan olahraga yang berguna dalam mengembangkan kemampuan motorik anak dengan metode yang menjamin anak tidak mengalami cedera.

8.Indikator kemampuan kognitif anak

Indikator kemampuan kognitif menurut kurikulum KBK 2004 dan terdapat pula pada permen 58 bagian kemampuan kognitif anak usia 4-6 tahun sebagai berikut:

(24)

1. Mengenal bentuk dan ukuran.

2. Mengenal warna.

B. Kerangka Pikir

Salah satu faktor penghambat berkembangnya kemampuan kognitif anak yaitu kurang tepatnya media yang digunakan guru dalam pengajaran untuk mengembangkan kognitif anak. Semula guru mengajar hanyalah dengan tulisan di papan tulis saja, jadi anak hanya diberi sesuatu yang abstrak atau dengan kata lain guru mengajar dengan berceramah atau berbicara “satu arah”, sehingga kegiatan anak hanyalah membayangkan penjelasan dari guru. Akibatnya anak merasa bosan dan malas. Dengan demikian daya pikir anak rendah, sehingga anak kurang terampil dalam membaca. Dengan adanya kondisi yang seperti ini, guru termotivasi untuk mengubah strategi mengajarnya. Dengan menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran dapat memberikan motivasi kepada anak didik untuk mengikuti pelajaran.

Media gambar memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media gambar dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan

Alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada bagan sebagai berikut:

Kemampuan kognitif anak masih rendah

a. Langkah pertama yang sangat penting adalah memperkenalkan kepada setiap anak berbagai jenis media gambar dan menjelaskan berulang-ulang hingga semua anak hafal dengan media gambar yang anda perkenalkan. Untuk memudahkan mereka mengingat media gambar tersebut maka gunakan warna cerah.

b. Langkah kedua adalah perkenalkan cara menggunakan media gambar tersebut kemudian perkenalkan satu persatu media gambar tersebut, setelah mereka betul-betul mampu menggunakannya maka perkenalkan cara menggunkan media gambar tersebut secara kombinasi.

c. Jika guru sudah yakin anak memahami menggunakan media tersebut, maka tahap berikutnya adalah dengan memberikan kesempatan dan dorongan kepada setiap anak mencoba menggunakan media gambar sesuai dengan fantasi dan imajinasi anak

(25)

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

C.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis tindakan ini adalah: jika media gambar digunakan dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai

Penggunaan Media gambar

Indikator kemampuan kognitif 1. Mengenal bentuk dan

ukuran

2. Mengenal warna.

.

(26)

maka kemampuan kognitif anak dalam hal mengenal bentuk misalnya bentuk geometri dan mengenal warna akan meningkat.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

(27)

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dipiih atau digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Lexy J. Moleong 2002: 23) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berdasarkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Selain itu pendekatan ini untuk mendeskripsikan aktivitas anak dan guru dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran.

2. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas (PTK), karena relevan dengan upaya pemecahan masalah pembelajaran.

Menurut Umar (2008: 10) bahwa “PTK bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam menamgani kegiatan belajar mengajar”.

B. Fokus Penelitian

Pada Bab I telah dijelaskan bahwa penulis melaksanakan penelitian di Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Adapun hal-hal yang menjadi fokus dalam penelitian adalah

1. Pengunaan media gambar anak adalah penggunaan media dengan langkah-langkah yaitu langkah pertama memperkenalkan kepada setiap anak berbagai jenis media

(28)

gambar dan menjelaskan berulang-ulang hingga semua anak hafal dengan media gambar yang anda perkenalkan.Langkah kedua adalah perkenalkan cara menggunakan media gambar tersebut kemudian perkenalkan satu persatu media gambar tersebut, ketiga beri kesempatan anakmencoba menggunakan media gambar sesuai dengan fantasi dan imajinasi anak.

2. Kemampuan kognitif adalah kemampuan anak dalam berpikir yaitu Mengenal bentuk dan ukuran misalnya bentuk geometri dan mengenal warna

C. Setting dan Subjek penelitian

Dalam penelitian, penulis memilih Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.Yang menjadi subjek penelitian adalah kelompok B yang berjumlah 15 orang anak terdiri atas laki-laki 11 orang dan perempuan 4 orang dan 1 orang guru.

D. Prosedur dan Desain Penelitian

Desain rencana penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Rencana pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dari siklus1 samapa siklus N.

(29)

SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi

Siklus N Perencanaan

Masing-masing siklus terdiri dari 4 langkah yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Perencanaan, dilakukan untuk merumuskan masalah, menentukan tujuan, metode penelitian dan membuat perencanaan tindakan. Pelaksanaan yang dilakukan sebagai upaya perubahan yang dilakukan. Observasi, dilakukan secara sistematis untuk mengamati hasil atau dampak tindakan terhadap proses belajar mengajar. Dan refleksi yaitu mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak tindakan yang dilakukan.

Selanjutnya desain penelitian secara umum digambarkan seperti bagan di bawah ini.

(30)

Gambar 3.1 Siklus Model PTK (Arikunto, 2009)

Siklus I

1. Perencanaan

1) Permintaan izin pada kepala sekolah di Taman Kanak- kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan izin penelitian dari kepala sekolah yang ingin di tempati meneliti. Tanpa ada izin peneliti tidak mungkin bisa mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

2) Peneliti melakukan observasi atau pengamatan tentang kondisi anak didik dalam kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Dari sini peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang perkembangan kemampuan kognitif anak, apakah sudah bagus atau masih perlu di kembangkan.

(31)

3) Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pengajaran yang berhubungan dengan media gambar dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif di Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

4) Membuat Rancangan Kegiatan Harian (RKH) yang berhubungan dengan kemampuan kognitif anak

5) Merumuskan spesifikasi media gambar yang di pergunakan dalam kegiatan pengajaran

6) Peneliti berdiskusi dengan guru Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai dalam merencanakan jenis media gambar yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif

7) Menyusun rencana penelitian agar apa yang di harapkan dapat dengan matang, maka biasanya pelaksanaannya akan lancar. Sedangkan apabila sebuah tindakan tidak di rencanakan terlebih dahulu, terkadang mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu seorang peneliti sebaiknya menyusun perencanaan penelitian dengan baik.

(32)

8) Menyusun atau menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan penelitian dengan menggunakan alat format observasi.

2. Pelaksanaan tindakan

Penelitian tindakan kelas ini di lakukan melalui penggunaan, dan variabel yang ingin di teliti oleh peneliti adalah pengembangan kemampuan kognitif anak melalui penggunaan media gambar.Penelitian di dalam kelas hanya dalam batas pengamatan terhadap perubahan-perubahan perilaku yang di inginkan oleh peneliti.

Pelaksanaan penelitian di lakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan yang di hadapi guru dalam proses pebelajaran yang mengaktifkan siswa dalam penggunaaan media gambar.

b. Merumuskan alternative tindakan pembelajaran penggunaan dengan mempergunakan media gambar sebagai upaya mengembangkan kemampuan kognitif di Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai

(33)

c. Menyusun rancangan tindakan dan skenario/langkah- langkah pembelajaran kegiatan media gambar yng meliputi: 1) menyusun topik pembelajaran secara runtut dan sistematis yang relevan dengan minat dan kebutuhan anak, 2) penentuan strategi yang efektif dalam memancing daan membangkitkan motivasi belajar anak dan 3) penataan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan dan kebebasan kepada setiap anak dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak.

3. Observasi

Observasi dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Peneliti melakukan evaluasi hasil penggunaanmedia gambar, di lanjutkan dengan analisis data yang ada berdasarkan format pemantuan. Tujuannya untuk mengetahui efektivitas keberhasilan dan hambatan dari penggunaan media gambar dalam kegiatan pembelajaran b. Melakukan perbaikan cara penggunaanmedia gambar

berdasarkan evaluasi hasil pemantauan yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak.

4. Refleksi

(34)

Refleksi di lakukan pada saat berakhirnya semua kegitan.

Refleksi pada siklus pertama ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi dengan guru Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai mengenai: 1) analisis tindakan yang baru di lakukan, 2) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah di lakukan, 3) melakukan intervensi, dan penyimpulan data yang di peroleh.

Siklus II

1. Perencanaan

a. Peneliti menelaah materi perkembangan kemampuan kognitif anak yang sesuai dengan indicator

b. Peneliti dan guru menyusun rencana tentang cara mengembangkan kemampuan kognitif anak melalui penggunaanmedia gambar

c. Menyusun rencana pembelajaran dengan cara mengaktifkan anak dalam penggunaanmedia gambar berdasarkan hasil refleksi dan sesuai dengan substansi materi yang di rencanakan pada siklus II

(35)

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan penelitian di lakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:

a. Pelaksaan penggunaanmedia gambar melalui penggunaan yang di ikuti anak secara individu. Hal ini di maksudkan untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak

b. Melakukan pementauan selama proses belajar mengajar berlangsung dengan mengutamakan perhatian pada penggunaan mdia gambar yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak

3. Observasi

a. Melakukan evaluasi hasil praktek penggunaan media gambar tujuannya untuk mengetahui efektivitas atau hambatan penggunaan media gambar pada siklus II

b. Melakukan perbaikan cara penggunaan media gambar berdasarkan evaluasi hasil pemantauan

4. Refleksi

Refleksi pada siklus II ini sama dengan siklus I yakni melakukan diskusi dengan guru Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai mengenai: 1) analisis tindakan yang baru di lakukan, 2)

(36)

mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah di lakukan, 3) melakukan intervensi, dan penyimpulan data yang di peroleh.

E. Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data penelitian menggunakan observasi dan dokumentasi.

1. Teknik observasi, yaitu teknik yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang guru dalam penggunaan media gambar dan data anak dalam kemampuan kognitif anak.

2. Teknik dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data jumlah anak dan guru di TK Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

F. Teknik analisis data dan indikator keberhasilan

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka pengumpulan data diperoleh melalui tiga tahap. Menurut Sugioyono (20010:20) secara garis besar tahap dalam analisis data yang ditempuh langkah- langkah sebagai berikut (1) reduksi data, yaitu membuat rangkuman, (2) penyajian data, yaitu penyajian dengan mengambil pokok-pokok masalah yang diteliti namun dapat dijamin keasliannya, dan (3) kesimpulan dan verifikasi, yaitu menarik kesimpulan sehingga memungkinkan verifikasi selama berlangsung.

(37)

Tahapan ini dilakukan secara bersamaan sehingga pengumpulan data dan analisis selalu sejalan dalam waktu yang bersamaan.

Tabel 3.1 penilaian hasil belajar

No Kategori Indikator Simbol

1 Baik Anak dapat menegrjakan tugas

dengan baik. •

2 Cukup

Anak dapat melakukan kegiatan dengan baik, tapi agak sedikit lamban.

3 Kurang

Anak dapat melakukan kegiatan dengan baik, tapi kadang agak lamban dan kadang salah.

Sumber : Dirjen PAUD

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini apabila peningkatan kemampuan kognitif anak telah mencapai 75% setelah penggunaan media gambar dengan hasil baik.

(38)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Taman Kanak-Kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Taman Kanak-Kanak Idhata II Tondong beralamat di Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Taman Kanak-Kanak Aisyiyah I

(39)

Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai didirikan di kabupaten sinjai. Jumlah tenaga pengajar di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai sebanyak 6 orang.

Taman Kanak-Kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai memiliki 11 ruangan yang terdiri dari 1 kantor, perpustakaan dan ruang computer 1 ruang, dapur 1 ruang, kamar mandi/toilet 3 ruang, dan ruang kelas 5 ruang yaitu kelompok bermain, A1 dan B1, kelompok B2, dan B3.

Proses pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai berpedoman pada peraturan menteri pendidikan nasional No 58 Tahun 2009

Jumlah keseluruhan anak didik di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai pada tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 54 orang terbagi kedalam kelompok bermain 11 orang, kelompok B 20 orang dan Kelompok B 17 orang untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data Anak Didik Taman Kanak-Kanak Aisyiyah I Balangnipa Tahun Ajaran 2014 / 2015

Kelompok Jumlah Laki-laki Perempua 36

(40)

n

A 16 11 5

B1 16 10 6

B2 16 13 3

B3 16 12 4

Sumber : Dokumentasi Taman Kanak-Kanak Aisyiyah I Balangnipa

2.Pelaksanaan Pembelajaran dengan Penerapan penggunaan media gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak pada Kelompok B1 Di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah I Balangnipa Sinjai utara.

Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan agustus, diawali dengan dialog awal antara peneliti, kepala sekolah, dan guru Taman Kanak-Kanak Aisyiyah I Balangnipa.

Pertemuan tersebut mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilaksanakan. Dari dialog awal dan hasil observasi yang pernah dilakukan diperoleh data anak didik di kelompok B1 kemampuan kognitif anak masih rendah. Hal ini disebabkan karena motivasi belajar anak didik kurang serta penggunaan metode yang diterapkan oleh guru masih kurang sehingga anak didik cepat bosan belajar, anak tidak bisa berfikir dalam mengerjakan sesuatu dan anak ketika belajar lamban dalam bekerja.

Setelah dirumuskan masalah di atas, maka masalah- masalah tersebut perlu dipecahkan melalui penelitian tindakan

(41)

kelas. Setelah mendapatkan masalah selanjutnya diskusi dilakukan untuk mengidentivikasi faktor masalah dalam pembelajaran.

Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian untuk menggunakan metode penggunaan media gambar dalam peningkatan kemampuan kognitif anak.

Tindakan solusi masalah yang ditawarkan dalam penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan anak melalui kegiatan penggunaan media gambar. Kegiatan penggunaan media gambar dalam pembelajaran diharapkan dapat mengubah pembelajaran yang semula anak didik pasif menjadi aktif dan anak bebas mengembangkan kemampuannya.

1.Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

a. Tahap Perencanaan Siklus I Pertemuan I

Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyusun tahap-tahap perencanaan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Permintaan izin pada kepala sekolah di Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan izin penelitian dari kepala sekolah yang ingin di tempati meneliti. Tanpa

(42)

ada izin peneliti tidak mungkin bisa mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

2) Peneliti melakukan observasi atau pengamatan tentang kondisi anak didik dalam kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Dari sini peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang perkembangan kemampuan kognitif anak, apakah sudah bagus atau masih perlu di tingkatkan.

3) Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pengajaran yang berhubungan dengan penggunaan media gambar dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak di Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

4) Membuat Rancangan Kegiatan Harian (RKH) yang berhubungan dengan kemampuan kognitif anak

5) Merumuskan spesifikasi penggunaan media gambar yang di pergunakan dalam kegiatan pengajaran

6) Peneliti berdiskusi dengan guru Taman Kanak-kanak Aisyiyah I Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai dalam merencanakan penggunaan media gambar yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak

(43)

7) Menyusun rencana penelitian agar apa yang di harapkan dapat dengan matang, maka biasanya pelaksanaannya akan lancar. Sedangkan apabila sebuah tindakan tidak di rencanakan terlebih dahulu, terkadang mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu seorang peneliti sebaiknya menyusun perencanaan penelitian dengan baik.

8) Menyusun atau menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan penelitian dengan menggunakan alat format observasi.

b.Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I Pertemuan I

Tindakan kelas siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari senin, 12 januari 2015 pada jam pelajaran, dimulai pukul 08.00-11.00. Pada penelitian ini guru sebagai pelaksana tindakan dan peneliti bertindak sebagai observer. Jumlah anak yang hadir sebanyak 15 anak didik. Peneliti juga mengadakan observasi selama pembelajaran berlangsung berupa aspek efektif anak didik dalam mengenai materi yang akan dipelajari kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak didik tentang

(44)

bermain balok. Pada tahap ini, terdapat enam pijakan atau kegiatan pembelajaran yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main, pijakan transisi, istirahat dan pijakan setelah main, namun fokus penelitian tindakan kelas siklus I ini, pada saat kegiatan ini berlangsung.

Adapun kegiatan-kegiatan yang diberikan pada anak didik sebagaimana yang terlampir dalam RKH pada tabel sebagai berikut:

Siklus I Pertemuan I

Tahap pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan I pada hari senin tanggal 12 Januari 2015. Pelaksanaan pertemuan 1 di mulai pada pukul 07.30 sampai dengan pukul 10.30 Wita.

Pada tahap ini terbagi atas enam kegiatan yaitu: Pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main, pijakan transisi, Istirahat dan pijakan setelah main yang akan di uraikan berikut ini

1)Pijakan Lingkungan Main

a) Guru menyiapkan alat atau bahan yang akan digunakan b) Berbaris sebelum masuk kelas

Pada kegiatan ini, guru mengarahkan anak untuk berbaris di depan kelas dengan teratur sedangkan kegiatan anak

(45)

adalah berbaris dengan rapi sambil menyanyikan lagu

“Lonceng berbunyi “ 2)Pijakan sebelum main

a) Mengucapkan salam

Pada kegiatan ini guru mengucapakan “salam (assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh) dan selamat pagi anak anak” kemudian nak membalas dengan mengucapakan “salam (assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu) dan selamat pagi ibu guru”.

b) Mengaji dan Berdoa sebelum belajar dan doa hendak bepergian

Pada kegiatan ini guru mengajak dan membimbing anak untuk berdo’a (do’a sebelum belajar) bersama. Sedangkan kegiatan anak adalah membaca do’a sambil dibimbing oleh guru.

3)Pijakan saat main

Pada pijakan saat main terdiri atas 3 kegiatan yaitu

a) Mengelompokkan alat yang dipakai dikolam renang yang berbentuk O.

Pada tahap ini, Guru Memperkenalkan kepada setiap anak berbagai jenis media gambar dan menjelaskan berulang-

(46)

ulang hingga semua anak hafal dengan media gambar yang anda perkenalkan. Kemudian guru menyuruh anak didik untuk mengelompokkan gambar alat yang dipakai di kolam renang yang berbentuk O, misalnya, pelampung, ember, dll.

b) Mengelompokkan kepingan geometri yang berbentuk O, misalnya pelampung, ember, dan kacamata

c) Meniru pola O (lingkaran). Setelah anak didik tahu dan paham, guru kemudian memberikan kesempatan pada anak untuk menunjukkan dan mencari sebanyak- banyaknya benda yang mempunyai bentuk seperti huruf O, lalu menirukan pola tersebut, kemudian guru mengamati, Memberikan kesempatan dan dorongan kepada setiap anak untuk mencoba menggunakan media gambar sesuai dengan fantasi dan imajinasi anak.

4)Pijakan Transisi

Anak dan guru menyimpan alat atau bahan yang sudah digunakan.

5)Istirahat

a) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan b) Berdo’a sebelum dan sesudah makan

(47)

c) Bermain-main

6)Pijakan setelah main

a. Bercakap-cakap tentang sikap antri di lokasi tempat rekreasi

Guru dan anak bercakap-cakap tentang membiasakan perilaku tertib seperti sikap antri di lokasi tempat rekreasi, misalnya: antri pada saat membeli karcis dan sebagainya.

b. Apersepsi, berdoa dan pulang

Guru mendiskusikan tentang kegiatan hari ini dan informasi kegiatan esok hari kemudian Guru membimbing anak-anak membaca do’a keselamatan di jalan, lalu seluruh anak mengikutinya. Guru mengucapkan Assalamu Alaikum wr.wb. dan anak-anak membalas salam dengan mengucapkan wa’alaikumsalam wr.wb.

c. Observasi Siklus I Pertemuan I

Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan pengecekan dengan menggunakan instrumen pedoman observasi terhadap penelitian tindakan yang telah dilakukan, untuk mengetahui sejauh mana perkembangan atau kemampuan yang sudah dicapai anak didik dan aktivitas guru dalam mengajar.

(48)

Siklus I pertemuan I pada hari senin, 12 januari 2015 dengan anak didik kelompok B1 berjumlah 15 orang anak.

Adapun hasil observasi yang dilakukan pada siklus ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Siklus 1 Pertemuan I

N

o Indikator Penilaian

● √ ○

1. Mengenal bentuk, misalnya bentuk geometri

4 anak 5 anak 6 anak

Berdasarkan hasil observasi penelitian ini guru menyiapkan media gambar yang akan digunakan dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak, pada pertemuan ini dikategorikan ● (baik), karena guru menyiapkan media gambar yang akan digunakan dalam kegiatan ini 4 anak mampu menunjukkan dan mencari sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai bentuk huruf O dengan mandiri. Kemudian 5 anak mampu menunjukkan dan mencari sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai bentuk seperti huruf O berdasarkan bimbingan guru maka ketiga anak ini dikategorikan √ (cukup) karena kelima anak ini di bimbing oleh guru. Kemudian dikatakan kategori ○ (kurang), terlihat 6 anak tidak mampu

(49)

menunjukkan dan mencari sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai bentuk seperti huruf O.

Berdasarkan hasil observasi penelitian, pada awal kegiatan guru memperkenalkan media gambar tersebut kemudian memperkenalkan satu persatu media gambar tersebut, setelah mereka betul-betul mampu menggunakannya dan mampu menunjukkan benda yang berbentuk seperti huruf O. Dalam hal ini dari 15 anak didik yang diteliti hanya ada 4 orang anak saja yang dikategorikan ● (baik), hal ini terlihat bahwa keempat anak ini sudah mampu menunjukkan benda yang yang mempunyai bentuk seperti huruf O tanpa bantuan guru, selain itu masih ada 5 orang anak yang di kategorikan √ (cukup), hal ini terlihat bahwa ke 5 anak ini blm mampu menunjukkan benda yang mempunyai bentuk seperti huruf O, sedangkan 6 anak lainnya dikategorikan ○ (kurang), terlihat dari kedua anak ini belum mampu memahami apa yang dilakukan temannya.

Berdasarkan hasil observasi, guru kemudian memberikan kesempatan pada anak untuk menunjukkan warna, bentuk, dan ukuran sesuai dengan imajinasinya, pada pertemuan ini dikategorikan baik karena telah diberikan

(50)

kesempatan kepada 15 anak didik untuk menunjukkan dan mencari sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk, ukuran yang sama.

d.Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I Pertemuan II

Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari selasa 13 januari 2015 pada jam pelajaran, dimulai pukul 08.00-11.00.

jumlah anak didik yang hadir sebanyak 15 anak didik.

Penelitian juga mengadakan observasi selama pembelajaran berlangsung. Pembelajaran dimulai dengan menyampaikan apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak didik tentang bentuk media gambar. Pada tahap ini, terdapat enam pijakan atau jenis kegiatan pembelajaran yaitu pijakan lingkaran main, pijakan sebelum main, pijakan saat main, pijakan transisi, istirahat dan pijakan

(51)

setelah main, namun fokus penelitian tindakan pada siklus I ini, pada saat kegiatan berlangsung.

Adapun kegiatan-kegiatan yang diberikan pada anak didik sebagaimana yang terlampir dalam RKH sebagai berikut:

Siklus I Pertemuan II

1) Pijakan lingkaran main

Guru menyiapkan alat atau bahan yang akan digunakan selama kegiatan pembelajaran, kemudian guru mengarahkan peserta didik untuk siap-siap masuk kelas dengan berbaris yang tertib.

2) Pijakan sebelum main

Guru memberi salam dengan mengucapkan Assalamu Alaikum wr. wb. dan anak menjawab salam kemudian guru membimbing anak untuk membaca do’a-do’a harian seperti do’a sebelum belajar, do’a kedua orang tua, do’a kelamatan dunia dan akhirat, dan tidak lupa biasanya membaca surah alfatihah, kemudian anak-anak mengikuti do’a tersebut.

Selanjutnya guru dan murid bernyanyi lagu-lagu yang dinilai bisa membangkitkan semangat anak. Kemudian guru

(52)

kembali sedikit mengulang pelajaran yang telah dipelajari kemarin.

Setelah itu, guru mengucapkan 4-5 kata seperti:

pelampung, kacamata, ember, tikar dan lain-lain yang kemudian ditiru kembali oleh anak didik untuk mengucapkan kata-kata tersebut.

3) Pijakan saat main

Kegiatan selanjutnya adalah menghubungkan dan melanjutkan tulisan sederhana dengan pemberian tugas menghubungkan gambar tempat rekreasi dengan symbol hurufnya.

Kemudian untuk kegiatan berikutnya guru menyiapkan gambar kolam renang dan crayon untuk mewarnai gambar kolam tersebut. Guru menginstruksikan kepada anak didik untuk menggunakan warna yang cerah agar memudahkan mereka untuk mengingat media gambar tersebut.

Selanjutnya, guru memberi tugas untuk meniru huruf O pas pada kata kolam renang melalui kartu huruf.

4) Pijakan transisi

Guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.

5) Istirahat

(53)

Pada kegiatan ini guru menginstruksikan anak didik untuk mencuci tangan dengan benar, kemudian berkumpul untuk berdoa sebelum memakan bekal mereka dan berdoa setelahnya. Setelah itu, anak didik dipersilahkan untuk bermain dengan tertib.

6) Pijakan setelah main

Setelah beristirahat guru memberikan tugas untuk membuat sajak sederhana dengan tema libur sekolah.

Sebelum mengakhiri kegiatan, guru mendiskusikan kegiatan yang telah dilakukan hari ini dan menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan esok hari.

Kemudian, guru membimbing anak-anak membaca do’a keluar ruangan, kemudian seluruh anak mengikutinya. Guru mengucapkan Assalamu Alaikum wr.wb. dan anak-anak membalas salam dengan mengucapkan wa’alaikumsalam wr.wb.

e. Observasi Siklus I Pertemuan II

Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan pengecekan dengan menggunakan instrument pedoman observasi terhadap tindakan yang telah dilakukan, untuk mengetahui sejauh mana perkembangan atau kemampuan

(54)

yang sudah dicapai anak didik dan aktivitas guru dalam mengajar.

Pertemuan II pada hari selasa, 13 januari 2014 dengan anak didik kelompok B1 yang berjumlah 15 orang anak.

Adapun hasil observasi yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus 1 Pertemuan II

N

o Indikator Penilaian

● √ ○

1. Mampu mengenal

warna 4 anak 2 anak 9 anak

Berdasarkan hasil observasi penelitian ini guru menyiapkan media gambar yang akan digunakan dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak, pada pertemuan ini dikategorikan ● (baik), karena guru menyiapkan media gambar yang akan digunakan dalam kegiatan ini 4 anak mampu mengenal warna yang cerah dengan mandiri. Kemudian 2 anak mampu mengenal warna berdasarkan bimbingan guru maka ketiga anak ini dikategorikan √ (cukup) karena kedua anak ini di bimbing oleh guru. Kemudian dikatakan kategori ○ (kurang), terlihat 9 anak tidak mampu mengenal warna-warna cerah.

(55)

Berdasarkan hasil observasi penelitian, pada awal kegiatan guru memperkenalkan media gambar tersebut kemudian memperkenalkan satu persatu media gambar tersebut, setelah mereka betul-betul mampu menggunakannya dan mampu mengenal warna cerah. Dalam hal ini dari 15 anak didik yang diteliti hanya ada 4 orang anak saja yang dikategorikan ● (baik), hal ini terlihat bahwa keempat anak ini sudah mampu mengenal warna tanpa bantuan guru, selain itu masih ada 2 orang anak yang di kategorikan √ (cukup), hal ini terlihat bahwa ke 2 anak ini blm mampu mengenal warna cerah, sedangkan 6 anak lainnya dikategorikan ○ (kurang), terlihat dari kedua anak ini belum mampu memahami apa yang dilakukan temannya.

Berdasarkan hasil observasi, guru kemudian memberikan kesempatan pada anak untuk menunjukkan warna, bentuk, dan ukuran sesuai dengan imajinasinya, pada pertemuan ini dikategorikan baik karena telah diberikan kesempatan kepada 15 anak didik untuk menunjukkan dan mencari sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk, ukuran yang sama.

f. Refleksi siklus I

(56)

Berdasarkan hasil observasi pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) anak diperoleh dari siklus I Pertemuan I dan II, maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Perencanaan: masih perlu dipersiapkan lebih baik lagi sehingga perkembangan kemampuan anak dapat meningkat dengan cepat. Oleh karena itu hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik

2) Pelaksanaan: guru masih kurang menjelaskan cara mengelompokkan benda berdasarkan bentuk geometri seperti benda berbentuk huruf O dan juga anak masih kurang mampu mengenal warna sehingga anak masih merasa bingung. Selain itu, guru kurang dalam memberikan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga anak kurang termotivasi dalam kegiatan belajar.

3) Observasi: pengamatan susah dilakukan dengan baik karena dalam proses kegiatan tersebut baik anak maupun guru belum dapat melakukan kegiatan dengan baik.

2.Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan Siklus II Pertemuan I

(57)

Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyusun tahap- tahap perencanaan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

d. Peneliti menelaah materi perkembangan kemampuan kognitif anak yang sesuai dengan indicator

e. Peneliti dan guru menyusun rencana tentang cara mengembangkan kemampuan kognitif anak melalui penggunaanmedia gambar

f. Menyusun rencana pembelajaran dengan cara mengaktifkan anak dalam penggunaanmedia gambar berdasarkan hasil refleksi dan sesuai dengan substansi materi yang di rencanakan pada siklus II

b.Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II Pertemuan I

Tindakan kelas siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 15 januari 2015 pada jam pelajaran, dimulai pukul 08.00-11.00. Pada penelitian ini guru sebagai pelaksana tindakan dan peneliti bertindak sebagai observer. jumlah didik yang hadir sebanyak 15 anak didik. Peneliti juga mengadakan observasi selama pembelajaran berlangsung berupa aspek afektif anak didik dalam mengikuti pelajaran. Pembelajaran dimulai dengan menyampaikan apersepsi mengenai materi

(58)

yang akan dipelajari kemudian memberikan pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak didik tentang pengenalan bentuk dan warna pada media gambar. Pada tahap ini, terdapat enam kegiatan yaitu: Pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main, pijakan transisi, Istirahat dan pijakan setelah main yang akan di uraikan berikut ini, namun fokus penelitian tindakan pada siklus II ini, pada saat kegiatan ini berlangsung.

Adapun kegiatan-kegiatan yang diberikan pada anak didik sebagaimana yang terlampir dalam RKH adalah sebagai berikut:

Siklus II Pertemuan I

1) Pijakan Lingkungan Main

a) Guru menyiapkan alat atau bahan yang akan digunakan b) Berbaris sebelum masuk kelas

Pada kegiatan ini, guru mengarahkan anak untuk berbaris di depan kelas dengan teratur sedangkan kegiatan anak adalah berbaris dengan rapi sambil menyanyikan lagu “Lonceng berbunyi “

2) Pijakan sebelum main

(59)

Pada kegiatan ini guru mengucapakan “salam (assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh) dan selamat pagi anak anak” kemudian nak membalas dengan mengucapakn

“salam (assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu) dan selamat pagi ibu guru”. Kemudian Mengaji dan Berdoa sebelum belajar dan doa hendak bepergian. Pada kegiatan ini guru mengajak dan membimbing anak untuk berdo’a (do’a sebelum belajar) bersama. Sedangkan kegiatan anak adalah membaca do’a sambil dibimbing oleh guru.

Kegiatan selanjutnya yaitu guru memberikan tugas kepada anak didik untuk berdiri mengambil gambar tempat rekreasi yang telah disediakan oleh guru sebelumnya.

3) Pijakan saat main

Pada pijakan saat main terdiri atas 3 kegiatan yaitu

1) Mencari bentuk gambar kolam renang. Pada kegiatan ini, guru menyiapkan beberapa gambar tempat-tempat rekreasi yang selanjutnya anak didik mencari gambar kolam renang pada gambar itu.

2) Kegiatan selanjutnya adalah pemberian tugas membuat bentuk gambar dari plastisin. Pada tahap ini, Guru Memperkenalkan kepada setiap anak berbagai jenis

(60)

media gambar dan menjelaskan berulang-ulang hingga semua anak hafal dengan media gambar yang anda perkenalkan. Setelah anak didik tahu dan paham, guru kemudian memberikan kesempatan pada anak untuk membuat gambardengan plastisin, kemudian guru mengamati, Memberikan kesempatan dan dorongan kepada setiap anak untuk mencoba membuat gambar sesuai dengan fantasi dan imajinasi anak.

3) Selanjutnya adalah membuat kacamata dengan menggunakan kertas.

4) Pijakan Transisi

Anak dan guru menyimpan alat atau bahan yang sudah digunakan.

5) Istirahat

a) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan b) Berdo’a sebelum dan sesudah makan

c) Bermain-main

6) Pijakan setelah main

a) Bercakap-cakap tentang tata tertib rekreasi.

Guru dan anak bercakap-cakap tentang membiasakan perilaku tertib di tempat rekreasi, misalnya: tidak

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perasan daun pepaya memiliki efektivitas terhadap peningkatan jumlah sel osteoblast pasca pencabutan gigi pada tikus

Faktor produksi yang digunakan adalah kapital, karyawan (dipisah antara yang produksi dengan non produksi), pelumas dan bahan bakar.. Hasil estimasi produktivitas total

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelompok A Taman Kanak-Kanak PGRI Desa Suruhan Kidul Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung Semester I Tahun

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development) yang mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis penguatan pendidikan karakter

Seluruh staf dewan guru Taman Kanak-kanak Satu Atap SDN 61 Tadi Desa Baru Kecamatan Sinjai Tengah yang telah banyak membantu selama penelitian.. Kedua orangtua

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH I.. BALANGNIPA KECAMATAN SINJAI UTARA

Dalam tahapan ini dimulai dari Identifikasi masalah merupakan proses awal bagaimana memahami persoalan yang ada, seringnya/meningkatnya gangguan/ancaman penipuan

Berdasarkan gejala klinis berupa adanya sesak, batuk, riwayat merokok, riwayat PPOK, serta pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa pasien ini merupakan pasien dengan penyakit paru