Metode Penelitian
Untuk menjalankan penalaran
Induksi
Deduksi
Dikemukakan dalam bentuk struktur
Deduksi
Disusun suatu struktur yang dimaksudkan untuk memperkuat penalaran deduksi
Aristoteles dinamakan SILOGISME
Silogisme digunakan untuk
1. Mengungkapkan/ menjelaska n sangkutan implikasi pangkal p endapat dengan apa yang diliha t/ ditemukan.
Dalam hal ini silogisme digun akan untuk teknik penemuan
2. Digunakan untuk mempertahan kan pendapat: teknik pembukti an
Contoh Silogisme
1. Pangkal pendapat (PP): Teori, Hukum, K aidah
2. Pendapat pendamping (PS) 3. Dibuat kesimpulan (KS)
PP: Semua mahluk akhirnya mati PS: Manusia adalah mahluk
KS: Manusia juga akan mati
Silogime
PP M P
Semua mahluk hidup Akhirnya mati
PS S M
Manusia adalah mahluk
KS S P
Manusia ju ga akan mati
P = suku utama
S = suku pendamping M = Suku penghubung
M = P S = M S = P
Silogisme
Yang diingat pada rumus dan yang penti ng adalah apa yang akan kita simpulkan.
Terserah apa yang ingin disumpulkan
tergantung pada ru mus kita ingin simp ulan S= P maka kita butuh penghubung M
DEDUKSI
Penjelasan berpegang pada hukum, nor ma sehingga kebenaran probabilitasnya tinggi.
Tetapi:
Peluang mendapatkan penemuan baru kecil
Berpegang pada hukum yang sudah ada, hu kum baru sulit didapat
Kurang produktif.
INDUKSI
Fakta 1: Tanaman jagung menjadi subur dengan dipupuk Fakta 2: Tanaman kentang menjadi subur dengan dipupuk Fakta 3: Tanaman kedelai menjadi subur dengan dipupuk
Kesimpulan: Semua tanaman menjadi subur dengan dipupuk Semua generalisasi dari ke 3 tanaman tersebut
Perampatan:
-Mengevaluasi pengalaman
-Berguna memadukan fakta menjadi satu kesatuan pengertian
-Apakah dengan 3 fakta sudah cukup?, cukup untuk menyimpulkan se- mua tanaman?
INDUKSI
Perampatan (generalisir)
Masih ada fakta fakta lain yang dapat dil ihat bahkan fakta belum muncul dan mu ncul di kemudian hari
Probabilitas kebenaran induksi: rendah
Dalam penelitian ilmiah
Induksi dan deduksi digabung agar salin g menutupi kekurangan dan kelemahan nya masing-masing.
Deduksi
Mementingkan teori yang sudah ada
Semua fakta dikendalikan oleh teori
Sehingga mengarah pada RASIONALISM E : pemikiran khusus murni data, namun mengabaikan fakta.
Jika ada fakta menyimpang; maka yang disalahkan dalah faktanya.
Induksi
Mengutamakan EMPIRISISME:
Fakta menentukan pendapat umum.
Dalam induksi, jika ada fakta yang tidak dapat diterangkan dengan teori maka ya ng disalahkan adalah teorinya.
Catatan
Yang didahulukan dalam penelitian dala m deduksi dan induksi:
Perdebatan para pakar
Yang dilihat pertama-tama; Fakta i nduksi lebih dahulu .
Apakah orang menelit
i tidak ada peganga n? deduksi lebih d ahulu.
RASIONALISME DAN EMPIRISISME
RASIONALISME
1. Nalar lepas dari pengalaman
2 dalil penalaran dedu ktif
EMPIRISISME
1.Pengalaman
2.Fakta empiris: pena laran induksi
Dalam melakukan penelitian
Harus membuat pernyataan/ Statement
Apa yang didapatkan
Makna dari apa yang didapatkan
dll
Pernyataan
Pernyataan =Statement =Dalil = proporsitio n.
Merupakan sangkutan nalar- implication
Membuat pernyataan / dalil sangat penting dalam menjalankan mantiq/ logika.
Keakuratan menyatakan pendapat menjadi sarana kuat bagi
1. meluruskan proses berfikir
2. Mengungkapkan nalar.
Pernyataan
Seberapa jauh seseorang mengungkapk an pernyataan secara cermat.
Kecermatan dapat dilihat pada:
- sistem berfikir secara lurus
Berapa jauh nalar yang digunakan dapat disingkapkan.
Pentingnya kelurusan berfikir
Kelurusan berfikir dan penyingkapan nalar penting karena:
Dengan kedua kegiatan ini dapat diperole h umpan balik kepada nalar
Untuk menguji, membenahi dan mengem bangkan nalar.
Ada yang mengatakan bahwa membuat pernyataan/ dalil itu = percobaan batin (m ental experiment).
Pernyataan
Pernyataan punya ukuran-ukuran tertent u untuk dapat menilai seberapa jauh per nyataan dapat diterima atau ditolak.
1. Pernyataan memiliki MODUS, yang m enunjukkan mutu dan kadar (Quality an d Intensity) pernyataan itu.
Modus
Modus menunjukkan MUTU pernyataan jika menunjukkan mutu pernyataan, jika pernyataan merujuk pada peliputan kela s atau hubungan antar kelas.
Modus menunjukkan KADAR apabila pe rnyataan merujuk pada keanggotaan kel as (membership)
Mutu dan Kadar
Rujukan ini (mutu dan kadar) bersahabat secara dek at (sangat tipis dalam pembedaan keduanya).
Sehingga ketidakcermatan dalam mengupas dapat m enjumpai kesulitan banyak dalam membedakan ant ara mutu dengan kadar.
Contoh
: POKOK KALIMAT menunjukkan kelas suatu benda/ b arang/ mahluk, dan SEBUTAN juga demikian; maka Pernyataan peliputan kelas
Bermodus Mutu
Mutu dan Kadar
Contoh kalimat bermodus Mutu
Hewan kuda adalah binatang menyusui Maka
Pokok kalimat Kelas: binatang kuda
Sebutan kelas : binatang menyusui .
Kalau pokok kalimat merujuk indivi du:
Beberapa kuda adalah kuda balap
Pernyataan bermodus Kadar.
Kuda balap adalah kelas; karena a da kelas lain; kuda liar, kuda ta rik, kuda hias dst.
Mutu dan kadar
Modus kadar
Ali adalah orang arab
(Ali = Individu, Orang arab : Kelas)
kadar di dalam k
elas.
Mutu dan kadar
Contoh pernyataan yang tidak masuk ak al:
PP: Ali adalah pedagang kaki lima (modus kadar) PS: Pedagang kaki lima menghilang (Modus mutu) KS: Ali menghilang.
Yang menghilang adalah pedagang kaki lima sebagai kelas, bukan individu yang ada dalam kelas tersebut.
Mutu dan kadar
Contoh masuk akal:
PP: Untung adalah nama seekor kuda (kadar) PS: Kuda memiliki 4 kaki (kadar)
KS: maka Untung berkaki 4
Contoh lain
PP: Pertanian rakyat adalah usaha subsistem (mutu) PS: Usaha subsistem perlu dibantu (mutu)
KS: Pertanian rakyat perlu dibantu
Mutu dan Kadar
Kesimpulan dapat diterima jika modusny a sama
PP dan PS sama-sama pernyataan KADA R
Atau PP dan PS nya sama-sama MUTU.