• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI RINGKAS NEW PUBLIC MANAGEMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MATERI RINGKAS NEW PUBLIC MANAGEMENT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI RINGKAS NEW PUBLIC MANAGEMENT Dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah Sejarah Pemikiran dan Perkembangan Ilmu Administrasi

Pembimbing Bpk. Drs. Siswidiyanto. MS

Oleh :

Celine Santoso (125030100111006 / A )

ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2012

(2)

NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM)

1. Pengertian Public Management dan New Public Management 2. A. Asal dan latar belakang muculnya NPM

B. Karakteristik dan arah NPM C. Prinsip dan Tujuan NPM 3. Tahap perkembangan NPM

4. Perbandingan NPM dengan OPA (old Public Management), NPS (New Public Service) 5. Kritik terhadap Penerapan NPM

6. Penerapan NPM di Indonesia

Ringkasan Materi New Public Management

1. Pengertian Public Management dan New Public Management

Pada dasarnya public management, yaitu instansi pemerintah. Overman dalam Keban (2004 : 85), mengemukakan bahwa manajemen publik bukanlah “scientific management”,meskipun sangat dipengaruhi oleh “scientific management”. Public management adalah suatu studi interdisipliner dari aspek-aspek umum organisasi, dan merupakan gabungan antara fungsi manajemen seperti planning, organizing, dan controlling satu sisi, dengan SDM, keuangan, fisik, informasi dan politik disisi lain.

Berdasarkaan pendapat Overman tersebut, OTT, Hyde dan Shafritz (1991:xi), mengemukakan bahw manajemen publik dan kebijakan publik merupakan dua bidang administrasi publik yang tumpang tindih. Tapi untuk membedakan keduanya secara jelas maka dapat dikemukakan bahwa kebijakan publik merefleksikan sistem otak dan syaraf, sementara manajemen publik mempresentasikan sistem jantung dan sirkulasi dalam tubuh manusia. Dengan kata manajemen publik merupakan proses menggerakkan SDM dan non SDM sesuai perintah kebijakan publik.

Doktrin utama Public Management adalah :

1) Fokus utamanya pada aktivitas manajemen, penilaian kinerja dan efisiensi, bukan pada kebijakan;

2) Memecah birokrasi publik ke dalam agensi-agensi (unit-unit) dibawah yang terkait langsung dengan pemakai pelayanan;

3) Pemanfaatan ‘pasar-semu’ dan ‘kontrak kerja’ untuk menggalakkan persaingan;

4) Pengurangan anggaran pemerintah;

(3)

5) Penggunaan gaya manajemen yang lebih menekankan pada sasaran akhir, kontrak jangka pendek, insentif anggaran, dan kebebasan melaksanakan manajemen.

Berdasarkan hal-hal di atas maka Public Management dapat diartikan sebagai bagian yang sangat penting dari administrasi publik (yang merupakan bidang kajian yang lebih luas), karena administrasi publik tidak membatasi dirinya hanya pada pelaksanaan manajemen pemerintahan saja tetapi juga mencakup aspek politik, sosial, kultural, dan hukum yang berpengaruh pada lembaga-lembaga publik. DanPublic Management berkaitan dengan fungsi dan proses manajemen yang berlaku baik pada sektor publik (pemerintahan) maupun sektor diluar pemerintahan yang tidak bertujuan mencari untung (nonprofit sector). Organisasi publik melaksanakan kebijakan publik. Public Management memanfaatkan fungsi-fungsi : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sebagai sarana untuk mencapai tujuan publik, maka berarti ia memfokuskan diri pada the managerial tools, techniques, knowledges and skills yang dipakai untuk mengubah kebijakan menjadi pelaksanaan program.

New Public Management (NPM) adalah suatu sistem manajemen desentral dengan perangkat-perangkat manajemen baru seperti controlling, benchmarking dan leanmanagement. NPM dipahami sebagai privatisasi sejauh mungkin atas aktivitas pemerintah. NPM secara umum dipandang sebagai suatu pendekatan dalam administrasi publik yang menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam dunia manajemen bisnis dan disiplin yang lain untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas kinerja pelayanan publik pada birokrasi modern.

NPM ini telah mengalami berbagai perubahan orientasi menurut Ferlie, Ashbuerner, Filzgerald dan Pettgrew dalam Keban (2004 : 25), yaitu:

1) Orientasi The Drive yaitu mengutamakan nilai efisiensi dalam pengukuran kinerja.

2) Orientasi Downsizing and Decentralization yaitu mengutamakan penyederhanaan struktur, memperkaya fungsi dan mendelegasikan otoritas kepada unit-unit yang lebih kecil agar dapat berfungsi secara cepat dan tepat.

3) Orientasi in Search of Excellence yaitu mengutamakan kinerja optimal dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4) Orientasi Public Service yaitu menekankan pada kualitas, misi dan nilai-nilai yang hendak dicapai organisasi publik, memberikan perhatian yang lebih besar kepada aspirasi, kebutuhan dan partisipasi “user” dan warga masyarakat, termasuk wakil- wakil mereka menekankan “social learning” dalam pemberian pelayanan publik

(4)

dan penekanan pada evaluasi kinerja secara berkesinambungan, partisipasi masyarakat dan akuntabilitas.

Pelajaran penting yang dapat diambil dari NPM ini adalah bahwa pembangunan birokrasi harus memperhatikan mekanisme pasar, mendorong kompetisi dan kontrak untuk mencapai hasil, harus lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan, harus lebih bersifat mengarahkan (steering) dari pada menjalankan sendiri (rowing), harus melakukan deregulasi, memberdayakan para pelaksana agar lebih kreatif, dan memekankan budaya organisasi yang lebih fleksibel, inovatif, berjiwa wirausaha dan pencapaian hasil ketimbang budaya taat asas, orientasi pada proses dan input (Rosenbloom & Kravchuck, 2005).

2. A. Asal dan latar belakang muculnya NPM

Selama ini, birokrasi erat dikaitkan dengan manajemen sektor publik itu sendiri.

Birokrasi dianggap erat berkait dengan keengganan maju, kompleksitas hirarki jabatan dan tugas, serta mekanisme pembuatan keputusan yang top-down. Juga, birokrasi dituduh telah menjauhkan diri dari harapan publik. Hal ini karena adanya ketidakpuasan pelayanan dalam sektor publik ketika OPA (old Public Administration) . Perkembangan administrasi publik cenderung mengarah pada sektor pemerintahan sebagai pusat pelayanan publik, sehingga muncul permasalahan-permasalahan dalam sektor publik salah satunya ketidak puasan masyarakat terhadap sektor publik. Pendekatan NPM atas manajemen publik bangkit selaku kritik atas birokrasi.

Ketidakpuasan ini muncul sebagai reaksi dari tidak produktifitasnya sektor publik.

Karena pada 70-an locus administrasi publik berkembang dari yang awalnya efektif kemudian menjadi kualitas kemudian produktifitas dan kemudian menjadi inovasi.Pada 70-an esensi kajian adalah produktifitas namun kenyataannya terjadi pemusatan pada pemerintah. Lemahnya inovasi, ketika swasta sudah mencapai kreatifitas dan inovasi pemerintah masih dalam tahap efektif sehingga masih terbelakang dan belum dapat mengikuti swasta. Lemahnya sektor publik dalam memberikan layanan sehingga lamban dan tidak sensitif terhadap keinginan masyarakat. Lemahnya tercapainya tujuan sektor publik.

Pada akhir tahun 1980an dan awal tahun 1990an kita melihat munculnya suatu pendekatan manajemen baru di sektor publik sebagai respon atas kekurangberhasilan model administrasi tradisional. Pendekatan manajemen baru di sektor publik ini mempunyai berbagai nama/sebutan, antara lain : Managerialism (Pollit, 1990) ; New

(5)

Public Management (Hood, 1991); Market-Based public Administration (Lan and Rosenbloom, 1992) ; dan Enterpreneurial Government (Osborne and Gaebler, 1992).

Menurut Owen E.Hughes (1994), ada 6 alasan munculnya paradigma Public Management yaitu :

 Administrasi publik tradisional telah gagal mencapai tujuanynya secara efektif dan efisien sehingga perlu diubah menuju ke orientasi yang lebih memusatkan perhatian pada pencapaian hasil(kinerja) dan akuntabilitas;

 Adanya dorongan yang kuat untuk mengganti tipe birokrasi klasik yang kaku menuju ke kondisi organisasi public, kepegawaian, dan pekerjaan yang lebih luwes;

 Perlunya menetapkan tujuan organisasi da pribadi secara jelas dan juga perlu ditetapkan alat ukur keberhasilan kinerja lewat indicator kinerja;

 Perlunya para pegawai senior lebih punya komitmen politik pada pemerintah yang sedang berkuasa daripada bersikap netral atau non partisan;

 Fungsi-fungsi yang dijalankan pemerintah hendaknya lebih disesuaikan dengan tuntutan dan signal pasar; dan

 adanya kecenderungan untuk mereduksi peran dan fungsi pemerintah dengan melakukan kontrak kerja dengan pihak lain (contracting out) dan privatisasi.

Keenam alasan tersebut di atas, ditambahkan oleh Martin Minogue (2000) dengan menyebut adanya 3 tekanan yang menyebabkan perlu adanya perubahan paradigma menuju ke Public management yaitu:

1. Semakin membesarnya anggaran pemerintah 2. Rendahnya mutu kinerja pemerintah

3. Adanya nilai ideologi yang bersifat konfiktif terhadap perubahan paradigma pemerintahan

Adanya gelombang perubahan paradigma pemerintahan itu sendiri merupakan tekanan perubahan tidak hanya karena ia merupakan perubahan yang fundamental dalam nilai-nilai sector public tetapi juga karena ia memberikan peluang bagi perumus kebijakan untuk menemukan solusi terhadap tekanan yang positif (meningkatkan mutu kinerja pemerintah), atau tekanan yang negative ( mereduksi ukuran dan peran pemerintah).

Sedangkan menurut Owen (1994) :

1. Adanya tekanan yang kuat atas peran sector public 2. Terjadinya perubahan teori ekonomi

3. Adanya pengaruh globalisasi terhadap sector publik

(6)

B. Karakteristik dan arah NPM

M.Minougue (2000) paling tidak menyebut adanya 5 karakteristik utama Public Management, yaitu:

1. A separation of strategic policy from operational management. Public management lebih banyak terkait dengan tugas-tugas operasional pemerintahaan dari pada peran perumusan kebijakan.

2. A concern with results rather than process and procedure. Public management lebih berkonsentrasi pada upaya mencapai tujuan daripada upaya berkutat dengan proses dan prosedur.

3. An orientation the needs of customer rather than those of bureaucratic organizations. Public management lebih banyak berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pelanggan dari pada kebutuhan birokrasi.

4. A withdrawal from direct service provision in favour of a steering or enabling role.Public management menghindarkan diri dari berperan memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat sesuai dengan peran nutamanya memberikan arahan saja atau pemberdayaan kepada masyarakat.

5. A trans formed bureaucratic culture/ A change to entrepreneurial management culture. Public management mengubah diri dari budaya birokrasi.

Sedangkan, Ciri-Ciri NPM Menurut Christoper Hood 1. Manajemen Profesionalisme dalam sektor publik 2. Adanya standar kinerja dan ukuran kinerja

3. Penekanan pada pengendalaian output dan outcome 4. Pemecahan unit2 kerja disektor publik

5. Menciptakan persaingan disektor publik 6. Pengadopsian gaya manajemen sektor swasta

7. Penekanan pada disiplin dan penghematan yang lebih besar dalam menggunakan sumber daya

Dalam rangka meningkatkan kinerja sektor publik. Public managementdiarahkan kegiatannya pada:

1. Melakukan restrukturisasi sektor publik lewat proses privatisasi.

2. Melakukan restrukturisasi dan merampingkan struktur dinas sipil di pusat.

3. Memperkenalkan nilai-nilai persaingan khususnya lewat pasar internal dan mengkontrakkan pelayanan public kepada pihak swasta dan intervensi oleh pemerintah.

(7)

4. Meningkatkan efisiensi lewat pemeriksaan dan pengukuran kinerja.

C. Prinsip dan Tujuan NPM

NPM adalah konsep “payung”, yang menaungi serangkaian makna seperti desain organisasi dan manajemen, penerapan kelembagaan ekonomi atas manajemen publik, serta pola-pola pilihan kebijakan. Telah muncul sejumlah debat seputar makna asli dari NPM ini. Namun, di antara sejumlah perdebatan itu muncul beberapa kesamaan yang dapat disebut sebagai prinsip dari NPM, yang meliputi:

1. Penekanan pada manajemen keahlian manajemen professional dalam mengendalikan organisasi;

2. Standar-standar yang tegas dan terukur atas performa organisasi, termasuk klarifikasi tujuan, target, dan indikator-indikator keberhasilannya;

3. Peralihan dari pemanfaatan kendali input menjadi output, dalam prosedur-prosedur birokrasi, yang kesemuanya diukur lewat indikator-indikator performa kuantitatif;

4. Peralihan dari system manajemen tersentral menjadi desentralistik dari unit-unit sektor publik;

5. Pengenalan pada kompetisi yang lebih besar dalam sektor publik, seperti penghematan dana dan pencapaian standar tinggi lewat kontrak dan sejenisnya;

6. Penekanan pada praktek-praktek manajemen bergaya perusahaan swasta seperti kontrak kerja singkat, pembangunan rencana korporasi, dan pernyataan misi; dan 7. Penekanan pada pemangkasan, efisiensi, dan melakukan lebih banyak dengan sumber

daya yang sedikit.

Penekanan pertama, yaitu keahlian manajemen professional, mensugestikan top- manager (presiden, menteri, dirjen) harus mengendalikan organisasi-organisasi publik secara aktif dengan cara yang lebih bebas dan fleksibel. Top-top manager ini tidak lagi berlindung atas nama jabatan, tetapi lebih melihat organisasi yang dipimpinnya sebagai harus bergerak secara leluasa bergantung pada perkembangan sektor publik itu sendiri.

Sebab itu, para top manager harus punya skill manajerial professional dan diberi keleluasaan dalan memanage organisasinya sendiri, termasuk merekrut dan member kompensasi pada para bawahannya.

Lalu, penekanan pada aspek orientasi output menghendaki para staf bekerja sesuai target yang ditetapkan. Ini berbalik dengan OPM yang berorientasi pada proses yang bercorak rule-governed. Alokasi sumber daya dan reward atas karyawan diukur lewat performa kerja mereka. Juga, terjadi evaluasi atas program serta kebijakan dalam NPM ini.

(8)

Sebelum berlakunya NPM, output kebijakan memang telah menjadi titik perhatian dari pemerintah. Namun, perhatian atas output ini tidaklah sebesar perhatian atas unsure input dan proses. Ini akibat sulitnya pengukuran keberhasilan suatu output yang juga ditandai lemahnya control demokratis atas output ini. NPM justru menitikberatkan aspek output dan sebab itu menghendaki pernyataan yang jernih akan tujuan, target, dan indikator-indikator keberhasilan.

Prinsip-prinsip model penerapan NPM :

 Sistem desentralisasi

Dengan memindahkan otoritas pengambilan keputusan/pelayanan yang lebih dekat pada penerima pelayanan.

 Privatisasi

Dengan mengalokasikan barang dan jasa publik ke sektor privat.

 Downsizing

Dengan melakukan pemangkasan/penyederhanaan jumlah dan ruang lingkup organisasi pada struktur pemerintahan.

Tujuan dari Public Management adalah:

1. Menurut Rainey (1990): ‘public management aims to achieve skills and improve skills and improve accountability’ Manajemen publik itu ditujukan untuk meningkatkan tercapainya tujuan sektor publik (lebih efektif dan efisien), pegawainya lebih berkeahlian dan lebih mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya.

2. Menurut Graham & Hays (1991): “public managemen are concerned with efficiency,accountability,goal achlevement and dozen of other managerial and technical question”, Manajemen publik itu bertujuan untuk menjadikan sector public lebih efisien, akuntabel, dan tujuannya tercapai serta lebih mampu menangani berbagai masalah manajerial dan teknis.

3. Tujuan umum New Public Management :Efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi sektor publik, Kualitas dan kuantitas out put sektor publik dan Pemerintahan yang berdaya hasil.

3. Tahap perkembangan NPM

Paling tidak ada empat tahap perkembangan manajemen publik disebuah negara maju (Inggris) yang meliputi:

1. The Minimal State

Negara mini, atau peran pemerintah paling minimal, merupakan perkembangan tahap awal dari manajemen publik. Menurut Owen (1965) pelayanan sectok publik di Ingggis

(9)

mayoritas diletakkan pada sektor karitas (charitable sector) atau penyediaan pelayanan oleh sektor swasta. Minimal state bukan berarti tidak ada peran negara sama sekali. Dulu memang penyediaan dan pelayanan atas barang dan jasa publik itu adalah merupakan prinsip dasar dalam administrasi publik.

2. Unequal Partnership between Government and The Charitable and Private Sectors.

Dimulai pada abad ke 20 yang ditandai dengan perubahan ideologi dari konservatisme tradisional dari abad ke 19 menuju reformisme social di abad ke 20 yang berisi tiga unsur:

a. Bahwa masalah sosial dan ekonomi tidak lagi difokuskan pada isi individual tetapi pada isu sosial yang menyangkut setiap orang.

b. Adanya pengakuan bahwa negara punya peran penting paling sedikit dalam penyediaan pelayanan kepada publik.

c. Bahwa dimana negara tidak dapat menyediakan pelayanan kepada public maka sektor karitas dan swasta diundang sebagai upaya kemitraan.

3. The Welfare State

Model ini berjalan antara tahun 1945-1980, yang melandasi adalah keyakinan bahwa penyediaan pelayanan yang dilaksanakan oles sector karitas dan swasta telah gagal karena adanya fragmentasi dan duplikasi peran penyedia pelayanan, serta adanya ketidak efisienan dan keefektifan pengelolaan pelayanan kepada publik. Konsekuensinya, semua kebutuhan akan pelayanan public ditangani oleh pemerintah mulai dari yang sederhana sampai yang besar. Pelayanan ini dikelola oleh para kader professional dari dinas publik dengan cara yang profesional dan objektif.

Perkembangan NPM ini dikarenakan oleh :

 Krisis Ekonomi Dan Keuangan Yang Dialami Negara

1. Krisis keuangan yang terjadi telah menyebabkan intervensi dari lembaga seperti IMF yang kemudian meminta dilakukannya reformasi keuangan. Dan kemudian terjadi pengorganisasian dan pemodernisasian birokrasi publik denagn menjadikan reformasi pengelolaan sektor publik sebagai agenda politik utama.

2. Korupsi menyerap keuangan-keuangan negara maju dann berkembang.

3. Pd 1972 puncak krisis ekonomi Negara-negara maju membuat kriteria bila ingin keluar dari krisis sektor publik harus berjalan dengan baik.

 Pengaruh Ide Neoliberal dan Kritik Terhadap Administrasi Publik Lama

(10)

1. Menurut neoliberal OPM kurang perahtian terhadap pelanggan dan tidak berorientasi kepada hasil.

2. Efisiensi dapat dicapai melalui pasar bebas serta adopsi teknik dan praktek manajemen sektor privat.

3. Bial ingin keluar dari krisis harus memperbaiki pemerintahan melalui desentralisasi kekuasaan dll. Desentralisasi muncul karena lemahnya sejumlah institusi, ketidak disiplinan keuangan, dan kelemahan daya kompetitif eksternal.

4. Konsep desentralisasi ada3. (1) desentralisasi; (2) devolusion; (3) moderenisasi pemberian pelayanan publik.

5. Ketidak mampuan daerah dalam mengatasi krisis ekonomi dapat diatasi dengan NPM.

6. Ketidakmampuan negara berkembang untuk inovatif dan kreatif sehingga perlu adanya kriteria-kriteria tertentu dengan mengubah OPM menjadi NPM.

7. Efisien harus akuntabilitas

 Perubahan Konteks Politik

Perubahan konteks politik dan ideologi merupakan faktor yang paling kuat bagi adanya reformasi di negara maju.

 Perkembangan TI

Membantu dalam menyediakan perangkat dan struktur yang dibutuhkan untuk membuat reformasi manajerial dapat bekerja disektor publik

 Pertumbuhan dan Peranan Konsultan Manajemen

Yang berperan penting dalam mengemas, menjual, dan mengimplementasikan teknik2 NPM.

4. Perbandingan NPM dengan OPA (old Public Management), NPS (New Public Service)

Masing-masing paradigma telah memberikan doktrin atau nasihat yang berbeda- beda dalam rangka membangun birokrasi. Perbedaan doktrin ini sebenarnya dipengaruhi oleh perbedaan konteks dan tipe sektor atau bidang yang ditangani. Karena itu, pemaksaan penerapan satu paradigma yang sama untuk semua jenis bidang kehidupan publik, jelas akan sangat kontraproduktif.

Di bidang politik dan hukum, pemerintah harus bertindak tidak pandang bulu, aturan dan prosedur tidak boleh dilanggar, dan harus bertindak tegas, karenanya, doktrin paradigma OPA lebih sesuai. Dalam bidang ekonomi, pemerintah harus berjiwa enterpreneurial, inovatif, dan kreatif agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi

(11)

sekaligus kesejahteraan masyarakat. Karena itu, penerapan NPM nampak lebih tepat, dan pemaksaan penerapan OPA akan menimbulkan masalah. Selanjutnya dalam mempromosikan demokrasi dan pemerataan, pemerintah harus mengikutsertakan masyarakat sebagai warga negara yang berkepentingan, dan memperhatikan nilai-nilai mereka. Dalam konteks ini, penerapan NPS akan lebih efektif.

Element Old Public Administration

New Public

Management

New Public Service

Dasar Epistemologi

Teori Politik Teori Ekonomi Teori Demokrasi, Beragam pendekatan Konsep Public

Interest

Sesuatu yang

Diterjemahkan secara politis dan tercantum dalam aturan

Kepentingan publik Mewakili agregasi Kepentingan individu

Kepentingan publik merupakan hasil dialog nilai-nilai

Siapa yang dilayani

Klien dan konstituen (Clients & Constituents)

Pelanggan (Customers)

Warga negara (Citizens) Peran

Pemerintah

Mengayuh (mendesain dan melaksanakan Kebijakan yang terpusat pada tujuan tunggal dan ditentukan secara politik)

Mengarahkan (ber- tindak sebagai katalis untuk mengembangkan kekuatan pasar)

Melayani (melakukan negosiasi dan menjadi perantara beragam kepentingan di masyarakat dan membentuk nilai bersama) Rasionalitas dan

Model perilaku manusia

Rasionalitas sinoptis, Manusia administratif

Rasionalitas teknis dan ekonomis,

“economicman”

pengambilan keputusan yang self-interested

Rasionalitas

Strategis atau formal, Uji rasionalitas Berganda (politis, Ekonomis, dan organisasional Akuntabilitas Menurut hierarkhi

administratif

Kehendak pasar yang

merupakan hasil keinginan customers

Banyak dimensi;

Akuntabilitas pada Nilai, hukum, Komunitas, norma Politik, profesionalisme, Kepentingan citizen Diskresi

Administrasi

Diskresi terbatas pada Petugas administratif

Berjangkauan luas Untuk mencapai Sasaran

entrepreneurial

Diskresi diperlukan Tetapi bertanggung- jawab dan bila terpaksa Struktur

Organisasi

Organisasi birokratis, Kewenangan top-down

Organisasi publik terdesentralisasi

Struktur kolaboratif antara

kepemimpinan

(12)

eksternal dan internal Mekanisme

Pencapaian Sasaran Kebijakan

Melalui program yang diarahkan oleh agen Pemerintah yang ada

Melalui pembentukan Mekanisme dan Struktur intensif

Membangun koalisi antara agensi publik, non-profit dan swasta

Dasar Motivasi Perangkat dan administrator

Gaji dan tunjangan, disertai perlindungan bagi pegawai negeri

Semangat wirausaha,

Keinginan ideologis Untuk mengurangi Ukuran pemerintah

Pelayanan kepada masyarakat, keinginan untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat

5. Kritik terhadap Penerapan NPM Kritik Terhadap NPM :

1. Adanya perbedaan besar antara kekuatan pasar dan kepentingan masyarakat

2. Masyarakat dianganggap hanya sebagai konsumen semata menyebabkan masyarakat dijauhkan hakikatnya dari partisipasi

Akibatnya :

1. Terjadi krisis identitas pada sektor publik

2. Berkurangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah

3. Restrukturisasi hubungan masyarakat dengan pemerintah dalam pelayanan publik. Di negara-negara berkembang NPM dipengaruhi oleh world bank, UNDP, IMF,OECD.

Di negara-negara berkembang implementasi NPM sulit dialkukan karena kecenderungan birokrasi sulit dihilangkan. Penerapan NPM dinegara2 berkembang tergantung pada faktor2 kontijensi lokal, bukan karena karakteristik nasional secara umum

Masalah penerapan NPM dinegara berkembang:

1. NPM menerapkan mekanisme pasar atas kebijakan publik sehingga kurang tepat diterapkan dinegara berkembang karena pengalamnnya tentang ekonomi pasar masih sedikit

2. Permasalahan privatisasi perusahaan2 publik

3. Perubahan birokrasi ke mekanisme pasar apabila tidak hati2 akan mengakibatkan korupsi

4. Adanya permasalahan kelembagaan

5. Adanya keengganan untuk berpindah kemodel pengontrakan dalam pemberian pelayanan publik jika aturan hukum dan penegakannya tidak kuat

6. Penerapan NPM di Indonesia

(13)

NPM terutama diterapkan tidak hanya di Negara-negara dengan level kemakmuran tinggi seperti Inggris, Swedia, ataupun Selandia Baru, tetapi juga di Negara-negara dengan tingkat kondisi yang setara Indonesia seperti India, Thailand ataupun Jamaika.

Dalam penerapannya di Indonesia, satu penelitian yang diangkat oleh Samodra Wibawa dari Fisipol Universitas Gadjah Mada menemukan sejumlah persoalan tatkala konsep- konsep dalam NPM diterapkan di sejumlah kabupaten. Wibawa menemukan sejumlah hambatan tatkala NPM coba diterapkan di kabupaten-kabupaten Indonesia. Pertama, dalam hal manajemen kontrak, DPRD dipandang belum mampu merumuskan produk dan menetapkan standar kualitas bagi setiap instansi pemerintahan. Kedua, pola komando dalam bioraksi masih cukup kuat, di mana komunikasi lebih bersifat atas- bawah ketimbang sebaliknya.

Penerapan New Public Management di Indonesia dapat dilihat dari penerapan beberapa karakteristik-karakteristiknya didalam praktek-praktek yang tengah dijalankan oleh instansi-instansi pemerintahan di Indonesia. Terlepas dari kedua instansi pemerintahan tersebut, dalam ranah yang lebih luas, NPM ini telah dicoba diterapkan juga pada Pemerintahan Daerah, yaitu sejalan dengan penerapan otonomi daerah di Indonesia muali tahun 2004. Bisa dikatakan, bahwa penerapan NPM ini memberikan dampak positif dalam beberapa hal., misalnya peningkatan efisiensi dan produktifitas kinerja pemerintah daerah, yang pada akhirnya mampu meningkatakan kualitas pelayanan publik. Hal ini dapat dipahami melalui salah astu karakteristik NPM menurut Christopher Hood, yaitu menciptakan persaingan disektor publik. Sehingga apa yang dikatakan oleh pemerintah daerah adalah berusaha bersaing untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, dan pada gilirannya, publiklah yang diuntungkan dalam upaya ini.

NPM atau Manajemen Berbasis Kinerja di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1999 dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.

Dalam perkembangannya, sampai sekarang pelaksanaan New Public Management pada organisasi pemerintahan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif, yang berpengaruh pada peningkatan kinerja pemerintah.

(14)

Daftar Rujukan

Basri, Seta. 2009. Konsep New Public Management. Diakses melalui www.setabasri01.blogspot.com (6 Desember 2012)

Mungil, Agie. 2012. Perkembangan dan Penerapan New Public Management di Indonesia. Diakses melalui www.multiply.com ( 6 Desember 2012)

Septiana. 2012. New Public Management (NPM). Diakses melalui www.blog.ub.ac.id ( 7 Desember 2012)

Satriya, M.Aziz. 2012. Masalah dari Administrasi Publik di Indonesia. Diakses melalui www.birokrasi.kompasiana.com ( 6 Desember 2012)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penilaian terjemahan modul biodanza dilakukan oleh 2 orang psikolog yang peduli dengan anak. Salah satu psikolog pernah bekerja menjadi guru inklusi di sebuah

Optimasi jumlah pengadaan barang yang optimal merupakan bagian dari penentuan jumlah pengadaan barang, dan salah satu cara pengambilan keputusan dalam optimasi jumlah

Konsep New Public Management adalah konsep dibentuk berdasarkan pengamatan atas reformasi sektor public di beberapa Negara, dari pengamatan ini maka munculah

Bukan berarti pada jenjang pendidikan lain-nya tidak mendapat perhatian namun porsinyasaja yang berbeda (Mendiknas, 2010). Pendidikan karakter yang diterapkan

Kation dari golongan ini tidak dapat bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam asam klorida encer, ataupun dengan

Pada akhirnya kondisi tersebut berdampak pada anak-anak, yaitu anak tumbuh dan berkembang dengan kurang memiliki jiwa sosial terutama sikap toleransi terhadap

KPH dengan jajaran dibawahnya (BKPH dan RPH) merupakan unit pengelolaan hutan yang berwenang pada kegiatan operasional pengelolaan hutan. Sedangkan terkait dengan

Pengusaha-pengusaha tambang di Australia bergerak melalui komunitas pertambangan yang ada di Australia melalui saluran-saluran seperti misalnya demonstrasi, media massa serta