• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTER GENERATIF KLON BP 308 DAN SA 237 KOPI ROBUSTA (Coffea robust L.) DI KEBUN PERCOBAAN PAKUWON SUKABUMI JAWA BARAT TUGAS AKHIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARAKTER GENERATIF KLON BP 308 DAN SA 237 KOPI ROBUSTA (Coffea robust L.) DI KEBUN PERCOBAAN PAKUWON SUKABUMI JAWA BARAT TUGAS AKHIR."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARAKTER GENERATIF KLON BP 308 DAN SA 237 KOPI ROBUSTA (Coffea robust L.) DI KEBUN PERCOBAAN

PAKUWON SUKABUMI JAWA BARAT

TUGAS AKHIR

Oleh:

ERNAWATI 1522040280

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN

KEPULAUAN

2018

(2)
(3)

iii

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak tedapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, Mei 2018 Yang menyatakan

Ernawati

(5)

v

ABSTRAK

Ernawati 1522040280 Karakter Generatif Klon BP 308 dan SA 327 Kopi Robusta Dibimbing Oleh Ir. Miss Rahma Yassin, M.Si. dan Dr. Nurmiaty, S.P.,M.P

Tugas akhir ini disususn berdasarkan kegiatan percobaan dilaksanakan pada bulan maret 2018 di Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (BALITTRI).

Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui jumlah cabang produksi, jumlah dompol/cabang, jumlah buah/dompol. Sedangakan kegunaanya sebagai bahan informasi dalam membudidayakan tanaman kopi robusta klon BP 308 dan SA 327. Metode pelaksanan percobaan ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah cabang produksi, jumlah dompol/cabang, jumlah buah/dompol masing- masing klon secara langsung dilapangan.

Dari hasil percobaan ini dengan klon BP 308 memiliki jumlah rata-rata produksi buah cabang bagian atas 63.13, jumlah rata-rata produksi bagian tegah 53.47, jumlah rata-rata produksi bagian bawa 33.00. sedangkan klon SA 237 produksi bagian atas 66.93, jumlah rata-rata bagian tengah 71.60, jumlah rata-rata produksi bagian bawa 51.87.

Kata kunci : Karakter Generatif, Klon BP 308 dan SA 237, Kopi Robusta

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul: Karakter Generatif Klon BP 308 dan SA 237 Kopi Robusta di kp Pakuwon Sukabumi Jawa Barat. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, Beliaulah rasul utusan ALLAH SWT dan menjadi sang revolusioner sejati yang senantiasa memberi petunjuk jalan kepada seluruh ummat manusia.

Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

Dalam penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini :

1. Dr. H.Darmawan. M.P., selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Dr. Junaedi, S.P, M.Si selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan.

3. Ir. Miss Rahma Yassin, M.Si dan Dr. Nurmiaty, S.P M.,P selaku dosen pembimbing.

4. Ibunda dan Ayahanda yang telah mengasuh, segenap keluarga yang selalu membantu baik moril dan materil.

5. Seluruh teman-teman mahasiswa se-angkatan dan se-almamater Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

6. Seluruh staf Dosen dan Teknisi Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan.

(7)

vii

Penulis menyadari bahwa isi laporan ini masih jauh dari bentuk kesempurnaan, oleh karenanya kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan selanjutnya.

Besar harapan kami semoga isi laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Pangkep, Mei 2018

Penyusun

(8)

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1. Klasifikasi tanaamn kopi ... 3

2.2. Morfologi tanaman kopi ... 3

2.3.Syarat tumbuh tanaman kopi ... 7

BAB III. METEDOLOGI... 9

3.1. Waktu Dan Tempat ... 9

3.2. Metode pelaksanaan ... 9

3.3. Metode pengambilan sampel ... 9

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 10

4.1. Hasil ... 10

4.2. Pembahasan ... 11

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 14

(9)

ix

5.1. Kesimpulan ... 14

5.2. Saran ... 14

DAFTAR PUSTAKA... 15

RIWAYAT HIDUP ... 16

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Table karakter generatif klon BP 308 ... 9 2. Table karakter generatif SA 237 ... 10

(11)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kopi robusta (coffea robusta L) merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).

Klon BP 308 adalah bahan tanaman yang dianjurkan untuk mengatasi serangan nematoda pada tanaman kopi robusta karena sifat ketahanannya.

Sedangangkan klon SA 237 memiliki produktivitas 800-1.600 biji/ha/tahun ketahanan terhadap hama dan penyakit toleran terhadap penggerek buah kopi dan agak rentang terhadap serangan nematode parasite. Kelebihan dari klon SA 237 lebih sesuai untuk daerah ketinggian diatas 400 m dpl, iklim basah.

Pengembangan tanaman kopi tentu tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan terhadap bahan tanman (benih). Kopi robusta bersifat tidak kompatibel menyerbuk sendiri (self incompatible) yang dikendalikan oleh gen tuggal dengan banyak alel.

Saat terjadi penyerbukan sendiri, proses pertumbuhan tidak terjadi karena pertumbuhan tabung serbuk sari kepada kepala putik dan penetrasinya kedalam tangkai putik terhambat (kurnia dan peter 2007). Pembuahan akan terjadi apabila serbuk sari berasal dari genotipe yang berbeda. Oleh sebab itu, pengembangan kopi robusta disarankan poliklona (lebih dari satu klon dalam satu hamparan yang sama).

(12)

Pengembangan kopi robusta tidak disarankan menggunakan bahan tanam asal biji karena akan membentuk populasi baru dengan sifat daya hasil yang bervariasi. Perbanyakan kopi robusta secara generative hanya dianjurkan menggunakan biji bastar yang biklonal yang menunjukkan daya gabung tinggi.

Beberapa klon anjuran kopi robusta seperti BP 534, BP 436, BP 42, BP 358, BP 308, dan SA 237 biasanya perbanyakan secara biklonal sehingga bahan tanam yang dihasilkan besifat sama dengan induknya (true to type). Salah satu teknik perbanyakan klonal yang banyak diterapkan pada kopi robusta adalah stek berakar satu ruas (sengel node cuttings) yang berasal dari cabang outotrop (Erdiansyah, Sumirat, & priyono 2014).

1.2. Tujuan dan kegunaan

Tujuan percobaan ini adalalah untuk mengetahui jumlah cabang produksi, jumlah dompol /cabang, jumlah buah/dompol.

Kegunaan sebagai bahan informasi dalam membudidayakana tanaman kopi robusta klon BP 308 dan SA 237.

(13)

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klaifikasi tanaman kopi

Menurut Najiyati (2001), klasifikasi tanaman kopi Robusta (Coffea robust L) dalam tata nama tumbuhan dapat dilihat sebagai berikut:

Kindom : Plantae

Divisio : Spermatophita Sub-divisio : Angeospermae Kelas : Dicotiledónea

Ordo : Rubiales

Family : Rubiaceae

Genus : Coffea

Species : Coffea robust L

B. Morfologi tanamna kopi

Tanaman kopi memiliki dua tipe pertumbuhan cabang, yaitu cabang reproduksi (orthotrop) y ang tumbuh ke arah vertikal dan cabang primer (plagiotrop) yang tumbuh ke arah horizontal. Najiyati (2001), secara lebih rinci mengemukan maksud dari cabang orthotrop dan plagiotrop. Cabang orthotrop atau cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuh tegak lurus. Cabang ini ketika masih muda sering disebut wiwilan. Cabang orthotrop berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4 – 5 cabang reproduksi. Cabang ini mempunyai sifat seperti batang utama, sehingga bila suatu ketika batang utama

(14)

mati atau tidak tumbuh sempurna, maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang orthotrop.

Cabang berikutnya adalah cabang primer atau plagiotrop. Cabang plagiotrop adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang

reproduksi dan berasal dari tunas primer. Pada setiap ketiak daun hanya terdapat satu cabang primer, sehingga apabila ditempat itu cabang ini mati maka sudah tidak dapat tumbuh lagi. Cabang primer mempunyai ciri – ciri arah pertumbuhannya mendatar, lemah, dan berfungsi sebagai penghasil bunga karena di setiap ketiak daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga (Najiyati, 2001).

Selain kedua cabang tersebut, masih terdapat beberapa jenis cabang yakni cabang sekunder dan cabang air. Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder, cabang ini mempunyai sifat sama seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga. Selanjutnya cabang air, cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuh sangat pesat, pada cabang ini ruas – ruas daun relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air (Najiyati, 2001).

Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), tanaman kopi umumnya memiliki akar tunggang, yaitu akar yang keluar dari bagian redikula dan tumbuh lurus masuk ke dalam tanah sebagai penegak tanaman dan menjaga kelembagaan penyerapan air yang baik sebagai penolong bila terjadi kekeringan. Pada akar tunggang sering timbul akar ke arah samping yang disebut akar leher, pada akar – akar leher tumbuh akar – akar rambut dan bulu – bulu akar, yang berguna

(15)

5

untuk menyerap air. Tanaman Kopi cocok ditanam di tempat yang lumayan ternaungi karena kebutuhan air sangat diutamakan bagi tanaman ini.

Tanaman kopi sering disebut sebagai tanaman tahunan, karena tanaman kopi setiap musim berbuah terus menerus. Umumnya tanaman kopi mulai berbunga pada usia lebih kurang 2 tahun dan selanjutnya memiliki bunga yang sedikit berbeda dengan tanaman lainnya. Menurut Najiyati (2001), semua spesies kopi memiliki bunga berwarna putih yang beraroma wangi. Bunga tersebut muncul pada ketiak daun, dan nantinya dari bunga inilah akan dihasilkan buah.

Buah kopi tersusun dari kulit buah (epicarp), daging buah (mesocarp) dikenal dengan sebutan pulp, dan kulit tanduk (endocarp). Buah yang terbentuk akan matang selama 7 – 12 bulan. Setiap buah kopi memiliki dua biji yang dibungkus kulit keras yang disebut kulit tanduk. Buah kopi yang masih muda umumnya berwarna hijau, sedangkan buah yang masak berwarna merah.

C. Syarat tumbuh tanaman kopi

Tanaman kopi memiliki beberapa syarat tumbuh, sama halnya dengan tanaman lainnya. Syarat tumbuh untuk tanaman kopi diantaranya adalah ketinggian tempat, curah hujan, intensitas penyinaran, angin, tanah, dan temperatur (suhu). Menurut Najiyati (2001), setiap jenis kopi menghendaki ketinggian tempat yang berbeda – beda, misalnya kopi Robusta tumbuh optimum pada ketinggian 400 – 700 meter di atas permukaan laut (dpl), tetapi beberapa diantaranya juga masih tumbuh baik dan ekonomis pada ketinggian 0 – 1.000 meter dpl. Sedangkan, kopi Arabika menghendaki ketinggian tempat antara 500 – 1.700 meter dpl. Bila kopi arabika ditanam di dataran rendah kurang dari 500

(16)

meter dpl, biasanya akan berproduksi dan bermutu rendah serta mudah terserang penyakit SHemileia vastatrix (HV).

Syarat tumbuh berikutnya yang perlu diperhatikan dalam budidaya kopi adalah curah hujan. Tanaman kopi umumnya tumbuh optimum di daerah yang memiliki curah hujannya berkisar 2.000 – 3.000 mm/ tahun. Akan tetapi, kopi masih dapat tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan berkisar 1.300 – 2.000 mm/ tahun. Bahkan di daerah dengan curah hujan berkisar 1.000 – 1.300 mm/

tahun, kopi mampu tumbuh baik asalkan ada usaha untuk mengatasi kekeringan seperti pemberian mulsa dan irigasi intensif (Najiyati, 2001).

Tanaman kopi umumnya tidak cocok ditanam di daerah yang mendapatkan sinar matahari secara langsung dalam jumlah banyak, tetapi menghendaki sinar matahari yang teratur. Sinar matahari untuk tanaman kopi umumnya di butuhkan dalam jumlah banyak pada awal musim kemarau atau akhir musim hujan. Untuk mengatur intensitas penyinar tersebut, pertani kopi umumnya melakukan penanaman pohon pelindung diantara tanaman kopi (Najiyati, 2001).

Syarat tumbuh tanaman kopi berikutnya adalah angin. Angin memiliki peran yang cukup besar terhadap tanaman kopi yang menyerbuk silang seperti kopi Robusta. Angin dapat membantu proses perpindahan serbuk sari dari tanaman kopi yang satu ke tanaman kopi yang lain, yang jenisnya berbeda (Najiyati, 2001). Sehingga, Syarat tumbuh yang satu ini sangat berperan terhadap keragaman jenis kopi Robusta yang ada di masyarakat.

(17)

7

Selain ketinggian, curah hujan, intensitas penyinaran, dan angin, syarat tumbuh berikutnya adalah tanah. Tanaman kopi umumnya menghendaki tanah yang gembur, subur dan kaya bahan organik. Selain gembur dan kaya akan bahan organik, kopi juga menghendaki tanah yang agak masam, yaitu antara pH 4,5 –6,5 untuk kopi Robusta dan 5 – 6,5 untuk kopi Arabika. Tanaman kopi merupakan golongan tanaman yang menghendaki naungan, sehingga menghendaki temperatur rendah dan kelembaban tinggi. Nurhakim (2014), berpendapat bahwa tanaman kopi umumnya menghendaki temperatur rata - rata berkisar antara 210C – 240C.

(18)

BAB III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan survei ini di laksankan pada bulan maret 2018, yang bertempat di Balai Penelitian Tanaman Indusrtri dan Penyegar (BALITTRI) yang terletak di Kebun Percobaan Pakuwon Sukabumi Jawa Barat.

3.2 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan percobaan ini dilakukan dengan cara mengikuti pada kegiatan secara rutin yaitu menghitung jumlah cabang produksi, jumlah dompo/cabang, jumlah buah/dompol secara langsung di lapangan.

3.4 Metode pengambilan sampel

a. Metode pengambilan sampel dilakukan pada lahan ± 2 ha, diambil secara acak yang dapat mewakili masing-masing klon.

b. Metode analisis data dilakukan dengan cara menghitung jumlah cabang produksi, jumlah buah/dompol pada masing-masing klon.

c. Studi literatur dan mengumpulkan data dari berbagai informasi yang didapatkan dari pembing lapangan.

Referensi

Dokumen terkait

Sampai saat ini manajemen pengelola wakaf di Kabupaten Aceh Utara masih sangat memperihatinkan karena Nadzir yang tidak professional maka akibatnya banyak harta

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis maka dapat diketahui bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga, yaitu tinggi,

Jenis perusahaan/instansi/institusi tempat bekerja yaitu pemerintah sebanyak 5,96% dimana angka tersebut masih sangat kecil, ini diartikan bahwa pemerintah dalam penyediaan lapangan

Cendekiawan dalam konteks Indonesia merupakan orang yang senantisa ‘cemas’ dengan segala yang ada, bukan karena tidak percaya pada kebenaran ataupun juga Kebenaran (dengan huruf

( advertising, personal selling, sales promotion, public relations , dan direct marketing ) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

Selain itu, terdapat lembar penilaian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan model problem solving , angket respon siswa terhadap pelaksanaan

Kabupaten Subang adalah daerah otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

Jawaban terhadap hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: “Pembelajaran menerapkan pendekatan langsung berpengaruh secara signifikan terhadap