PROPERTY
yang
GO PUBLIC
di PT. BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh :
Abdul Ghofur
0413010124/FE/EA
Telah dipertahankan dihadapan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Akuntansi fakultas Ekonomi Pada tanggal 1 April 2011
Pembimbing : Tim Penguji
Pembimbing Utama Ketua
Drs. Ec. H. Muslimin. M.Si. Drs. Ec. H. Munari. MM.
Sekertaris
Drs. Ec. H. Muslimin. M.Si.
Anggota
Drs. Ec. R. Syarief Hidayat, M.Si.
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
PROPERTY
yang
GO PUBLIC
di PT. BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Diajukan Oleh : Abdul Ghofur 0413010124/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR
i
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul: “MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN LABA PADA
PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG GO PUBLIK DI
PT.BURSA EFEK INDONESIA” dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi, sebagai Ketua Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs.Ec. H. Muslimin, Msi,selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan saran untuk penulis.
ii
selama ini telah memberi dorongan dan semangat baik material maupun spiritual serta memberikan curahan kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.
Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan itu maka memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.
iii
DAFTAR ISI ………..iii
ABSTRAKSI ………...viii
BAB I: PENDAHULUAN………...………...…….1
1.1. LATAR BELAKANG………...……...……… ..…...1
1.2. PERUMUSAN MASALAH ………….…….…...………..…7
1.3. TUJUAN PENELITIAN ……….….………..….7
1.4. MANFAAT PENELITIAN ……….……....………8
BAB II: KAJIAN PUSTAKA….……….…….……….…..9
2.1. HASIL PENELITIAN TERDAHULU……….…..………...………..9
2.2. LANDASAN TEORI..………..…….……..……..18
2.2.1. LAPORAN KEUANGAN ………..……..………...18
2.2.2. UNSUR LAPORAN KEUANGAN …………..………..…………19
2.2.3. PEMAKAIAN DAN KEBUTUHAN INFORMASI ..……..……...28
2.2.4. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN ………..…29
2.2.5. ANALISIS RASIO KEUANGAN ………...………30
2.2.5.1. KEGUNAAN ANALISIS RASIO ………..…………32
2.2.5.2. KEUNGGULAN ANAISIS RASIO………..………...32
2.2.5.3. KETERBATASAN ANALISIS RASIO …………..……...33
2.2.6. JENIS RASIO KEUANGAN ………...34
2.2.7. ARTI PENTING MENINGKATKAN PERTUMBUHAN LABA..35
2.3.TEORI PERTUMBUHAN LABA ……….…………...37
2.4. KERANGKA PIKIR...………...39
iv
3.2.1. POPULASI ………...………43
3.2.2. SAMPEL ……...……….…...43
3.3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ………..………...44
3.3.1. JENIS DATA ………44
3.3.2. SUMBER DATA………...45
3.3.3. PENGUMPULAN DATA ……….………...45
3.4. TEKNIK ANALISIS DAN UJI HIPOTESIS …..….……….………...45
3.4.1. TEKNIK ANALISIS ……….………...45
3.4.1.1. UJI NORMALITAS…...………..45
3.4.1.2. ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA………46
3.4.1.3. UJI ASUMSI KLASIK………47
3.4.2. UJI HIPOTESIS ...……….………..………….…50
BAB IV: HASIL PENELITAIN DAN PEMBAHASAN……….….54
4.1. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN……….…..…………54
4.1.1. SEJARAH PERUSAHAAN………...…………..54
4.2. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN………...…….…63
4.2.1. DATA CURENT RATIO………...63
4.2.2. DATA DEBT TO EQUITY RATIO……….………...………64
4.2.3. DATA NET PROFIT MARGIN……….………65
4.2.4. DATA PERTUMBUHAN LABA……….………66
4.3. ANALISIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS……….…67
4.3.1. ANALISIS UJI NORMALITAS………..………….67
v
4.3.3. ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA ……….……71
4.3.4. ANALISIS UJI KECOCOKAN MODEL (UJI F)…………...…..73
4.3.5. ANALISIS HIPOTESIS SECARA PARSIAL (UJI t)…………..73
4.4. ANALISIS HASIL PENGUJI…..……….……….…....76
4.5. PERBEDAAN DENGAN PENELITIAN TERDAHULU………....79
4.6. KETERBATASAN PENELITIAN ………..………….81
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN………...………83
5.1. KESIMPULAN………...….83
5.2. SARAN………...83 DAFTAR PUSTAKA
vi
Tabel1.1: Perkembangan Laba Periode 2005-2009 ……….……….……...6
Tabel2.1: Perbedaan dengan penelitian terdahulu………..……….………...17
Tabel4.1: Data Curent Ratio (X1) Tahun 2005-2009 (%)……….…………..64
Tabel4.2: Data Debt to Equity Ratio (X2) Tahun 2005-2009 (%)…….………..…64
Tabel4.3: Data Net Profit Margin (X3) Tahun 2005 – 2009 (%)…….……….…..65
Tabel4.4: Data Pertumbuhan Laba (Y) tahun 2005 – 2009 (%)…….………66
Tabel4.5: Uji Normalitas……….………....…68
Tabel4.6: Uji Autokorelasi……….……….…...…….69
Tabel4.7: Uji Multikolinieritas……….….……..70
Tabel 4.8: Uji Heteroskedastisitas………...………...71
Tabel 4.9: Hasil Koefisien Regresi...72
Tabel 4.10: Hasil Uji Kecocokan Model (Uji F)...73
Tabel 4.11: Hasil Hipotesis Secara Parsial (Uji t)…...………...…....74
vii
Hal
Gambar 2.1: Laporan Keuangan Neraca………..………..…22
Gambar 2.2: Laporan Keuangan Laba Rugi………..………24
Gambar 2.3: Laporan Keuangan Perubahan Ekuitas……….25
Gambar 2.4: Laporan Keuangan Arus Kas…………...………..………...26
Gambar 2.5: Lanjutan Arus Kas………27
Gambar 2.6: Diagram Kerangka Pikir……….………..39
viii
Abdul Ghofur
ABSTRAKSI
Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberi bantuan kepada pemakai untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial, dari laporan keuangan tersebut juga diperlukan suatu analisa untuk memberikan gambaran dan pengambilan keputusan tentang keadaan keuangan suatu perusahaan .Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan serta bermanfaat dalam meningkatkan laba perusahaan, pada akhir-akhir ini dampak perubahan iklim ekonomi sangat mempengaruhi penjualan property di Indonesia yang mengakibatkan pertumbuhan laba pada perusahaan tersebut tidak stabil cenderung naik turun oleh karena itu peneliti mengambil penelitian dengan objek property yang sedang berkembang untuk mengetahui sejauh manakah dampak kenaikan harga BBM terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Real Estate dan Property yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan
Real Estate dan Property yang go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2009. Ada 3 rasio keuangan yang digunakan yaitu current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), net profit margin (NPM). Teknik analisis dalam penelitian ini adalah model regresi berganda untuk menguji hipotesis secara simultan dan parsial serta variabel yang dominan.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa melalui uji F ketiga variabel bebas
(current ratio,Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin) berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat (pertumbuhan laba). Melalui uji t hanya variabel Current Ratio (CR) dan Net Profit Margin (NPM) yang berpengaruh secara parsial, sedangkan variabel
Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba. Dari ketiga rasio keuangan Real Estate tersebut ternyata Current Ratio (CR) dan Net Profit Margin (NPM) yang mempunyai pengaruh paling dominan dalam meningkatkan pertumbuhan laba pada perusahaan Real Estate dan Property yang go Public di BEI.
Keyw ords: Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit M argin
ix
By
Abdul Ghofur
ABSTRACT
The financial statements are information that is expected to provide assistance to users to make economic decisions that are financially, the financial report is also required an analysis to give an idea and making decisions about a company's financial situation. Analysis of financial ratios can help business people, government and the other financial statement users in assessing the financial condition of a company. This suggests that financial ratios useful in assessing the financial condition and useful in improving corporate profits, the recent economic climate change impacts greatly affect sales of property in Indonesia which resulted in the company's profit growth is likely to go down unstable and therefore researchers took research with the object property that is being developed to determine the extent to which the impact of fuel price increases to the growth in profit in Real Estate and Property companies that go public in Indonesia Stock Exchange(IDX).
Data used in this research is financial statement and Property Real Estate company that goes public on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2005-2009. There are three financial ratios used in the current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), net profit margin (NPM). Technique analysis in this study are multiple regression model to test hypotheses simultaneously and partial as well as the dominant variable.
From the analysis it can be concluded that the F test of the three independent variables (current ratio, Debt to Equity Ratio, and Net Profit Margin) have an effect simultaneously on the dependent variable (earnings growth). Through t test variables only Current Ratio (CR) and Net Profit Margin (NPM), which is partially affected, while the variable Debt to Equity Ratio (DER) has no effect partially to changes in earnings. Of the three financial ratios turned out to Real Estate Current Ratio (CR) and Net Profit Margin (NPM), which has the most dominant influence in increasing the growth in profit in Real Estate and Property companies that go public on the IDX.
Keyw ords: Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit M argin (NPM ),
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu
memberi bantuan kepada pemakai untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.Dari laporan keuangan tersebut juga diperlukan
suatu analisa untuk memberikan gambaran dan pengambilan keputusan tentang keadaan keuangan suatu perusahaan.
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2002:105).
Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak
pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio
keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan serta bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan (Zainudin dan Hartono, 1999 : 67).
Analisis rasio keuangan, adalah alat yang paling bermanfaaat untuk
menentukan bagaimana aktivitas usaha dijalankan. Pengamatan dan analisis yang memadai atas hasil analisis rasio keuangan dapat membantu
Current ratio, rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi jangka pendeknya (Harahap, 2002 : 301).
Sedangkan menurut Zainudin dan Jogiyanto “Kualitas aktiva berkaitan dengan kelangsungan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan. Pengelolaan aktiva diarahkan kepada pengelolaan aktiva
produktif dengan maksud untuk memperoleh laba. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan kondisi likuiditas akan
menentukan kredibilitas suatu perusahaan dan akhirnya akan mempengaruhi perubahan laba yang dicapai” (Raharjo dan Kusumaning,2005 : 96).
Debt to equity ratio, rasio ini dapat memberikan gambaran
mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat
dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang (Prastowo, 2005:89). Struktur modal perusaahan merupakan komposisi utang dan ekuitas, sehingga struktur modal berasosiasi dengan laba. Dana yang berasal dari
ekuitas mempunyai sisa modal berupa deviden. Perusahaan akan memilih sumberdana yang paling rendah biayanya diantara berbagai alternatif
Net profit margin rasio ini menunjukkan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar
rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan mendapatkan laba cukup tinggi. (Harahap, 2002 303).
Menurut Sandiyani dan Aryati dalam jurnal Raharjo dan Kusumaning (2005:96) rasio profitabilitas dimaksud untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Efisiensi disini bisa juga
dikaitkan dengan penjualan, tetapi ada pula keuntungan relativ yang cukup rendah. Selain itu rasio profitabilitas juga dapat dinyatakan sebagai rasio
yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan sebagai variabel penentu dalam estimasi laba dimasa mendatang.
Laba adalah kenaikan modal yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua
transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.(Baridwan, 2000 : 31)
Laba sering digunakan sebagai indikator tentang profitabilitas suatu perusahaan. Tetapi sebenarnya laba seperti dalam laporan perhitungan laba
rugi adalah sebagai salah satu dari proses akuntansi, tidak merupakan suatu jumlah spesifik dan pasti. (Raharjo dan Kusumaning, 2005: 95).
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut
menyangkut kegunaannya dalam meningkatkan laba yang akan datang. Alasan pemilihan laba akuntansi dikarenakan laba mencerminkan kinerja
perusahaan, dari ukuran laba maka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. Jika rasio keuangan dapat
dijadikan sebagai prediktor pertumbuhan laba di masa yang akan datang, temuan ini merupakan pengetahuan yang cukup berguna bagi para pemakai laporan keuangan yang secara riil, maupun potensial
berkepentingan dengan suatu perusahaan. Sebaliknya, jika rasio tidak cukup signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan laba di masa yang
akan datang, hasil penelitian ini akan memperkuat bukti tentang inkonsistensi temuan-temuan empiris sebelumnya. Penelitian ini menggunakan perusahaan Real Estate dan Property sebagai obyek
penelitian dikarenakan pengaruh keadaan perekonomian dan persaingan dalam dunia Real Estate dan Property sangat kuat sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan laba. Untuk mengetahui keberhasilan suatu perusahaan, maka perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan. Menggunakan rasio keuangan, sehingga dapat diperoleh mengenai baik
buruknya posisi keuangan suatu perusahaan.
Laju pertumbuhan properti 2006 diperkirakan akan terhambat dampak kenaikan BBM, inflasi tinggi, suku bunga naik, dan fluktuasi
rupiah. Perkembangan properti 2006 akan sangat tergantung dari situasi dan kondisi 2005. Banyak pihak mengaku agak pesimistis terhadap
ekonomi pada tahun sebelumnya kurang menguntungkan.Salah satunya merupakan imbas dari kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar
minyak (BBM) Oktober tahun lalu. Daya beli masyarakat menurun, inflasi tinggi, suku bunga naik, termasuk bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar juga terus berfluktuasi. Bahkan, tak jarang nilai tukar dolar menembus angka di atas Rp 10 ribu.Kondisi seperti ini yang diperkirakan akan menghambat laju
pertumbuhan properti di 2006. Meski situasi terlihat pesimistis, berbagai harapan tetap dilontarkan oleh para praktisi dan pengamat properti.
SumberTahun 2007)
Berdasarkan kejadian dari kenaikan BBM banyak perusahaan Real
Estate dan Property mengalami fluktuasi laba, berikut ini merupakan fluktuasi laba yang dialami perusahaan Real Estate dan Property dari
Tabel 1.1: Perkembangan Laba Periode 2005-2009 (dinyatakan dalam jutaan rupiah)
Berdasarkan data di atas beberapa perusahaan Real Estate dan Property yang go public di PT. Bursa Efek Indonesia pada periode tahun
Estate dan Property kurang baik dan ragu untuk menanamkan investasi pada perusahaan Real Estate dan Property.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan penelitian ini dengan judul “Manfaat Rasio Keuangan dalam Meningkatkan
Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Real Estate dan Property yang
Go public di PT. Bursa Efek Indonesia”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang dijelaskan di atas maka peneliti merumuskan rumusan masalah adalah sebagai berikut : Apakah ada
pengaruh positip Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan RealEestate yang Go Public
di BEI?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan Real Estate dan Property yang
go public di BEI.
2. Untuk mengetahui rasio yang dominan dalam meningkatkan
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penulisan skripsi ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Peneliti
Mendapat pemahaman yang lebih baik tentang ada dan tidaknya
pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba.
2. Bagi Perusahaan
Dapat mengetahui sejauh mana pertumbuhan laba yang diperoleh
perusahaannya, dengan adanya penelitian ini maka perusahaan tersebut dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan
laba perusahaannya.
3. Bagi Akademisi
Untuk menambah perbendaharaan referensi dan mungkin dapat
memberikan suatu ide untuk pengembangan lebih lanjut dalam mengadakan penelitian dalm bidang berkaitan dengan bahasan ini
dimasa yang akan datang.
4. Bagi Investor
Untuk mengetahui perusahaan mana yang akan diberikan investasi
dan berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar, karena para investor tidak ingin investasinya mengalami kerugian yang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang
sedang dibahas dalam skripsi ini pernah dilakukan oleh :
a. Zainuddin dan Hartono, (1999), dengan judul “Manfaat rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba : Suatu Studi
Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”
Permasalahan
a. Apakah pertumbuhan rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan?
b. Apakah kekuatan prediksi rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan untuk periode dua tahun kedepan dibandingkan satu tahun kedepan?
Dalam penelitian ini digunakan 19 rasio keuangan yang terdiri atas: - Rasio dari Capital : Rasio modal sendiri terhadap aktiv, rasio
dikurangi kas dan surat berharga, rasio modal sendiri terhadap total pinjaman ditambah surat berharga.
- Rasio dari Asset : Rasio pinjaman terhadap total aktiva, rasio kas ditambah bank dan surat berharga terhadap total aktiv, rasio
aktiva produktif terhadap total aktiva, rasio kas ditambah bank dan surat berharga serta penempatan bank lain terhadap total aktiva.
- Rasio dari Earning : Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi, rasio laba operassi terhadap total aktiva, rasio laba
bersih terhadap total aktiva, rasio laba sebelum pajak terhadap total active, rasio pendapatan bunga terhadap total aktiva. - Rasio Liquidity : rasio kas terhadap total deposit, rasio kas
terhadap total tabungan, rasio kas ditambah bank dan surat berharga terhadap tabungan, rasio pinjaman terhadap total
deposit.
Dengan jumlah sampel 36 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta diuji menggunakan analisis regresi dan
Analysis of Moment structures (AMOS). Analysis of Moment structures (AMOS) digunakan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan pada tingkat contruct terhadap pertumbuhan
laba pada perusahan perbankan.
1. Memberikan temuan empiris tentang manfaat rasio keuangan pada tingkat individu dan tingkat Contruct
(Capital, Assets, Earning, Liquidity) dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan perbankan.
2. Memberikan temuan empiris tentang kemampuan prediksi
rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan untuk periode satu dan dua tahun kedepan.
3. Memperkenalkan AMOS (Analysis of Moment Structures) sebagai teknik untuk membentuk suatu contruct di
penelitian Akuntansi Keuangan.
Hipotesis
a. Diduga bahwa pertumbuhan rasio keuangan tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan pada perusahaan perbankan.
b. Diduga bahwa kekuatan prediksi rasio keuangan tidak
akan berbeda terhadap pertumbuhan laba perusahaan untuk periode dua tahun ke depan dibandingkan satu
tahun kedepan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa :
Earning,Liquidity signifikan dalam memprediksi laba untuk satu tahun kedepan. Namun demikian, hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa tidak signifikan dalam memprediksi laba untuk periode satu tahun maupun dua tahun kedepan.
b. Nur Fadjrih Asyik dan Suelistiyo, (2000), dengan judul “ Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba”.
Dalam penelitian ini digunakan 21 rasio keuangan yang terdiri atas:
Current Assets/ current Liabilities, Long Term Debt/ Total Assets,
Long Term Debt / Stockholder Equity, EBIT / Interest, Net Income
/ Sales , Sales / Total Assets, Net Income/ Stockholder Equity,
Deviden / Net Income, Cost of Good Sold / Inventory, Sales/
Receivables, Cash Flow from Operation/ Total Sources, Cash Flow
from Operation/ Stockholder Equity, Deviden/ Cash Flow from
Operation, cash Flow from Operation/ Sales, Cash Flow from
Operation/ Interest, Investment in Property, Plan & Equipment/
PPE, Investment in PPE / Total Use, Change in Working capital /
Total Use, Retirement of PPE / Total Sources, Debt Issuance /
Total Sources, Debt (Issuance-Retirement)/ Total Sources.
Dengan jumlah 100 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta akan diuji menggunakan Discriminant Analysis
Pada penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji secara
keuangan yang didasarkan pada data laporan keuangan mempunyai kemampuan dalam memprediksi laba dimasa yang akan datang.
Hipotesis:
Diduga terdapat kemampuan seperangkat keseluruhan rasio
keuangan dalam memprediksi laba di masa yang akan datang. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian didapati ada lima rasio yang signifikan yaitu
Deviden/ Net Income, Sales / Total Assets, Long Term Debt/ Total
Asset, Net Income / Sales, Investment in PPE / Total Uses.
c. Raharjo dan Kusumaning, (2005), dengan judul “ Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi perubahan Laba di Masa yang Akan
Datang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ” Perumusan masalah:
a. Apakah perubahan rasio keuangan memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan?
b. Apakah perubahan rasio keuangan memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun
kedepan?
Dalam penelitian menggunakan 4 Rasio Keuangan yang terdiri dari
Debt Equity Ratio (DER) bagian dari Rasio Leverage, Current
(TATOR) bagian dari Rasio Produktivitas, Net profit Margin
(NPM) bagian dari Rasio Profitabilitas.
Dengan jumlah sampel 50 perusahaan, yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ (Bursa Efek Jakarta). Penelitian
ini diuji dengan regresi logistik tetapi tidak dilakukan bersamaan melainkan sendiri-sendiri cross sectional. Penelitian ini mencoba menguji apakah perubahan rasio keuangan memiliki kemampuan
untuk memprediksi laba satu dan dua tahun kedepan Hipotesis :
a. Diduga perubahan rasio keuangan ( Debt to Equity Rasio, Current ratio, Total Assets Turn Over, Net Profit Margin) memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba
perusahaan satu tahun kedepan.
b. Diduga perubahan rasio keuangan ( Debt to Equity Rasio,
Current ratio, Total Assets Turn Over, Net Profit Margin) memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan.
Hasil penelitian:
Hasil penelitian ini adalah tidak terdapat variabel independen
yang nilainya signifikannya lebih kecil atau sama dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut tidak layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen dan
alternative karena tidak dapat rasio keuangan yang mampu melakukan prediksi perubahan laba untuk dua tahun kedepan.
d. Faisal Arief ,(2008).
Judul
“Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Farmasi Yang Go public di PT. Bursa Efek
Indonesia”
Sampel Penelitian
Penelitian tersebut menggunakan sampel 9 perusahaan farmasi yang go public di Bursa Efek Jakarta, data yang digunakan merupakan data sekunder yang meliputi laporan keuangan
perusahaan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2006. Rasio Yang Digunakan
Rasio keuangan terpilih yang digunakan dalam analisis regresi linier berganda yaitu Curent Ratio, Debt to equity Ratio, TotalAssets Turnover, dan Net Profit Margiin.
Hasil Penelitian
Penelitian ini secara simultan keempat variabel ini berpengaruh
positif, sedangkan secara Parsial terdapat suatu variabel yang berpengaruh positif yaitu Net Profit Margin.
Hasil-hasil peneliatian dari penelitian terdahulu diatas menimbulkan kesimpulan sekaligus perbedaan bahwa menurut
Zainudin dan Joggiyanto (1999) menyimpulkann bahwa tidak terdapat rasio keuangan yang signifikan dalam memmprediksi
pertumbuhan laba. Sedangkan menurut Asyik dan Suelistiyo, (2000) menyimpulkan bahwa terdapat lima rasio keuangan yang signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba yaitu Deviden/
Net Income, Sales / Total Assets, Long Term Debt/ Total Asset, Net
Income / Sales, Investment in PPE / Total Uses.
Menurut Ivon Dwi Raharjo dan Linda Kusumaning menyimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang dapat memprediksi pertumbuhan laba secara signifikan. Menurut Arief (2008), menyimpulkan
bahwa Penelitian ini secara simultan keempat variabel ini berpengaruh positif, sedangkan secara Parsial terdapat suatu variabel yang berpengaruh
positif yaitu Net Profit Margin.
Keterbataasan penelitian ini adalah hanya meneliti 7 perusahaan
real estate dan peneliti hanya berpatokan pada laporan keuangan
perusahaan pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, penelitian ini hanya meneliti tiga rasio keuangan, Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana
informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak luar perusahaan. Laporan ini memberikan suatu sejarah yang berkesinambungan yang dikuantifikasikan dalam satuan uang berkenan dengan sumber daya
ekonomi dan berkewajiban dari suatu perusahaan bisnis dan aktivitas yang mengubah dan sumber daya kewajiban ini. Laporan keuangan yang paling
sering disajikan adalah neraca perhitungan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas pemilik atau pemegang saham. Selain itu pengungkapan dalam catatan merupakan bagian terpadu dari
masing-masing keempat laporan keuangan dasar ini. (Kieso, 2002 : 6).
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan
keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan bisa menggambarkan
posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana perusahaan dalam periode tertentu ( Harahap, 2002:105).
Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi
mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan (Baridwan, 2000:17).
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.(Munawir, 2002 : 2).
Berdasar dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari sebuah proses akuntansi yang nantinya digunakan sebagi sumber informasi oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dalam hal pengambilan keputusan serta untuk melihat kondisi keuangan perusahaan.
Perusahaan Real Estate dan Property termasuk dalam kategori perusahaan industri, karena perusahaan tersebut membangun dari lahan yang kosong menjadi sebuah bangunan yang siap dijual atau di sewakan,
dan sistem laporan keuangan real estate menggunakan laporan keuangan industri.
2.2.2. Unsur Laporan Keuangan
• Neraca
ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva, atau dengan
kata lain aktiva adalajh investasi didalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut.
Oleh karena itu, dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar dengan jumlah pasiva, dimana pasiva itu terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak luar yang disebut
utang dan kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal. (Baridwan,2000:18).
• Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode akuntansi ( Baridwan, 2000 : 18)
Laporan Laba Rugi adalah melaporkan pendapatan dan beban
selama periode tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (matching concept). Konsep ini diterapkan dengan
menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang
terjadi. Kelebihan ini disebut dengan laba bersih, jika beban yang melebihi pendapatan maka disebut rugi bersih.( Warren, Reeve, 2005 :
• Laporan Perubahan Modal
Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva atau kekayaan selama periode yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan
harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan
pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang besar dari kegiatan perusahaan selama periode tertentu. (PSAK 2007. No.1 :
Alenia 67).
• Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan aliran kas adalah untuk menyajikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perushaan selama periode tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi,
pembelanjaan , dan kegiatan usaha. (Baridwan, 2000: 43-44).
• Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan srecara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus
CONTOH LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN REAL ESTATE a. Neraca
Gambar 2.1: Laporan Keuangan Neraca
PT EMITEN REAL ESTATE Tbk. NERACA
31 DESEMBER 20X2 DAN 20X1 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
A K T I V A Catatan 20X2 20X1
Kas dan setara kas 2b,2v,3,47,48 Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx
Investasi 2f,2v,4,47,48 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Wesel tagih 5 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Piutang usaha 2c,6
(Setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu
sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X2 dan
Rp xxx.xxx pada tahun 20X1)
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 47 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Pihak ketiga 2d,16,20 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Piutang lain-lain
(Setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu
sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X2 dan
Rp xxx.xxx pada tahun 20X1) 2c,7,13 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X2 dan
Hutang Obligasi 2l,2v,17,48 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang Sewa Guna Usaha 2h,18 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Keuntungan Tangguhan Aktiva Dijual dan
Disewagunausahakan kembali 27 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Saham Seri A nilai nominal Rp xxx Saham Seri B nilai nominal Rp xxx Modal dasar - xxx.xxx saham Seri A dan xxx.xxx saham Seri B pada tahun 20X2; xxx.xxx saham Seri A dan xxx.xxx saham Seri B pada tahun 20X1
Modal ditempatkan dan disetor penuh - xxx.xxx saham Seri A dan xxx.xxx saham Seri B pada tahun 20X2; xxx.xxx saham Seri A dan xxx.xxx saham Seri B pada
tahun 20X1 31 Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx
Tambahan modal disetor - bersih 16,32 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2f,4,33 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan
Asosiasi 2f,4,34 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Laba (rugi) belum direalisasi dari efek tersedia
untuk dijual 2f,4,14 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan.
b. Laporan Laba Rugi
Gambar 2.2: Laporan Keuangan Laba Rugi
PT EMITEN REAL ESTATE Tbk. LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Laba per Saham dan SPE)
31 DESEMBER 20X2 DAN 20X1
Catatan 20X2 20X1
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
Rp x.xxx
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Gambar 2.3: Laporan Keuangan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus Kas
Gambar 2.4:Laporan Keuangan Arus Kas
PT EMITEN REAL ESTATE Tbk. LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 20X2 DAN 20X1
(Dalam Ribuan Rupiah)
20X2 20X1 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan* Rp x.xxx.xxx Rp x.xxx.xxx
Hasil penjualan investasi jangka pendek x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Pembayaran bunga (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penurunan (kenaikan) deposito berjangka x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Hasil penjualan dari:
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pinjaman jangka pendek x.xxx.xxx (x.xxx.xxx)
Kenaikan (penurunan) hutang hubungan istimewa x.xxx.xxx (x.xxx.xxx)
* Termasuk penerimaan/ pembayaran dari/ kepada pihak hubungan istimewa dalam rangka kegiatan operasi. Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
Gambar 2.5: Lanjutan Arus Kas
PT EMITEN REAL ESTATE Tbk. LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 20X2 DAN 20X1 (Lanjutan)
(Dalam Ribuan Rupiah)
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL
TAHUN x.xxx.xxx x.xxx.xxx
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR
TAHUN Rp x.xxx.xxx Rp x.xxx.xxx
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Kapitalisasi biaya pinjaman selama masa pembangunan:
Rugi kurs Rp x.xxx.xxx Rp x.xxx.xxx
Bunga x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Kenaikan aktiva tetap akibat penilaian kembali
aktiva tetap x.xxx.xxx -
Restruturisasi hutang jangka panjang dengan
aktiva tetap x.xxx.xxx -
Perolehan aktiva sewa guna usaha melalui hutang
sewa guna usaha x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Tambahan modal disetor yang berasal dari perubahan ekuitas dalam aktiva bersih
perusahaan asosiasi – setelah dikurangi pajak x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2.2.3. Pemakaian dan Kebutuhan Informasi
Para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan
keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, yang meliputi. (Prastowo, 2005 :4)
a. Investor membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
b. Kreditor (Pemberi nasihatnya.), para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka
untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
c. Pemasok dan kreditor usaha lainnya, tertarik dengan
informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apaka jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh
tempo.
d. Shareholders (para pemegang saham), berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan,
pembagian keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya.
e. Pelanggan, berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau
f. Pemerintah, berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya berkepentingan denga aktivitas
perusahaan. Selain itu membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakab pajak
dan sebagai dasar menyusun statistic pendapatan nasional dan statistic lainnya.
g. Karyawan, tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan
profitabilitas perusahaan.
h. Masyarakat, untuk mengetahui kecendrungan dan
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkain aktivitasnya.
2.2.4. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu peruisahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Prastowo, 2005:5)
Menurut Harahap (2002:132) dalam Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan itu adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi yang membantu para pemakai laporan keuangan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva maupun kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi
mengenai aktivitas pembiyaan dan investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
2.2.5. Analisis Rasio Keuangan
Menurut Sawir (2005:6-7) Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan
(berarti). Misalnya antara hutang dan modal antara kas dan aset, antara harga pokok penjualan dan total penjualan, dan sebagainya. Teknik ini
Analisis rasio keuangan adalah alat yang paling bermanfaat untuk menentukan bagaimana aktivitas usaha dijalankan. Pengamatan dan
analisis yang memadai atas hasil analisis rasio keuangan dapat membantu manajemen untuk menemukan keunggulan dan kelemahan perusahaan
(Lukviarman, 2006 :20).
Rasio keuangan meliputi dua jenis perbandingan. Pertama, analis dapat membandingkan rasio sekarang dengan masa lalu dan yang akan
datang untuk perusahaan yang sama. Jika rasio keuangan disajikan dalam bentuk suatu periode beberapa tahun, analis dapat komposisi
perubahan-perubahan dan menetapkan apakah telah terdapat suatu perbaikan atau bahkan sebaliknya di dalam kondisi keuangan dan prestasi perusahaan selama jangka waktu tersebut. Rasio keuangan juga dapat diperhitungkan
berdasarkan laporan keuangan perfoma atau proyeksi, dan diperbandingkan dengan rasio sekarang atau masa lalu.
Kedua, perbandingan meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industry pada satu titik yang sama. Perbandingan tersebut dapat memberikan
gambaran relative tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Hanya dengan membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan
lainya yang sejenis seorang analis dapat memberikan pertimbangan yang realities. Sejauh mungkin, data akuntansi dari macam-macam perusahaan yang berbeda-beda dapat distandarkan, oleh seorang analis harus hati-hati
Menurut Kasmir (2008: 104) Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yanga ada dalam laporan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan
antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.
2.2.5.1. Kegunaan Analisis Rasio
Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisa yang lain adalah “future oriented”, oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang sudah ada pada periode atau waktu ini
dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atahu hasil operasi perusahaan yang
berangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung pada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dalam menginterprestasikan data yang bersangkutan. (Munawir,2002:64)
2.2.5.2. Keunggulan Analisa Rasio
Analisa Rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainya, keunggulan tersebut adalah :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yag disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi keuangan ditengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score). 5. Menstandarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaaan
lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau “time series”
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan predisi di masa yang akan datang. (Harahap, 2002 :298)
2.2.5.3. Keterbatasan Analisa Rasio
Selain keunggulan yang dimiliki analisa rasio ini, teknik ini juga
memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu pengggunaanya agar kita tidak salah dalam penggunaanya.
Adapun keterbatasan analisa rasio itu adalah :
1. Kesulitan dalam memlih rasio yang tepat untuk digunakan untuk kepentingan pemakainya.
a. Bahan perhitungan rasio keuangan atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat
dinilai bebas atau subyektif
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio
adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.
c. Klasifkasi dalam laporan keuangan bias berdampak pada angka rasio.
d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntasi biasa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3. Jika data yang tersedia untuk menghitung rasio maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
4. Sulit jika data tersedia tidak sinkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika
dilakukan perbandingan akan menimbulkan perbandingan akan menimbulkan kesalahan. (Harahap, 2002:298)
2.2.6. Jenis Rasio Keuangan
Jenis-jenis rasio keuangan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
• Rasio Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahan untuk
• Rasio Leverage / Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam mambayar kewajiban jangka panjangnya (Harahap, 2002 : 303).
• Rasio Profibilitas / Rentabilitas menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan
jumlah cabang dan sebgainya (Harahap, 2002 :304)
2.2.7. Arti Penting Meningkatkan Pertumbuhan Laba
Sebagaimana halnya seorang dokter yang mengetahui kondisi kesehatan seseorang, begitu pula seorang manajer keuangan atau pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam kaitannya dengan kondisi keuangan
perusahaan. Dengan diketahuinya kondisi keuangan perusahaan, keputusan dapat dibuat dengan bantuan alat-alat analisis tertentu. (Sawir, 2005 :1)
Laba adalah kenaikan modal yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu
Laba sering digunakan sebagai indikator tentang profitabilitas suatu perusahaan. Tetapi sebenarnya laba seperti dalam laporan
perhitungan laba rugi adalah sebagai salah satu dari proses akuntansi, tidak merupakan suatu jumlah spesifik dan pasti. Laba yang ditentukan dengan
cara mempertemukan penghasilan dan biaya-biaya yang bersangkutan itu bisa bervariasi dan tergantung pada berbagai asumsi dan prinsip-prinsip atas dasar nama kegiatan dan proses akuntansi itu diselenggarakan. Hal ini
disebabkan oleh karena berdasar asumsi dan prinsip-prinsip itu di dalam akuntansi berlaku alternatif metode-metode pengukuran terhadap
pennghasilan dan biaya-biaya khususnya. Metode pengukuran yang alternative sifatnya dihadapkan pada suatu fakta akan adanya suatu pengeluaran kas yang bermanfaat dalam beberapa priode akuntansi dan
sebaliknya adanya pendapatan atau penghasilan dari suatu transaksi sebelum terjadinya realisasi penerimaan kas (Raharjo dan Kusumaning,
2005: 95).
Penilaian terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan trendnya, tidak dapat dipisahkan dan mencakup evaluasi terhadap
efektifitas dan efisiensi manajemen. Dengan membaca informasi keuangan para pengambil keputusan akan dapat menilai potensi perusahaan untuk
prestasi yang lebih baik, untuk mendapatkan kas yang lebih banyak, dan dapat mengkonversikan laba menjadi kas pada masa akan datang. Kemampuan ini disebut kemampuan mendapatkan laba perusahaan atau
untuk mendapatkan kas di masa yang akan datang. Kemampuan mendapatkan kas dan laba adalah sangat berhubungan erat, semakin lama
periodenya semakin dekat hubungannya.( Raharjo dan Kusumaning, 2005 : 95)
2.3. Teori Pertumbuhan Laba
Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Net Profit Margin
dalam Meningkatkan Pertumbuhan Laba
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. (Harahap, 2002 : 301). Dengan adanya aktiva yang lebih besar dan pengelolaan yang produktif dimaksudkan
untuk memperoleh laba. Seperti halnya dengan fund theory yang dikemukakan (W.Y.Varter 1959) dalam Harahap (2007 : 72) yang menjadi
pehatian adalah sekelompok asset yang ada dan kewajiban yang harus ditunaikan yang disebut funds yang masing-masing pos memiliki aturan dalam penggunaannya. Dengan demikian, teori fund menganggap bahwa
unit usaha merupakan sumber ekonomi (funds) dan kewajiban ditetapkan sebagai pembatasan terhadap penggunaan asset.
Sedangkan menurut Zainuddin dan Jogiyanto dalam jurnal Raharjo dan Kusumaning (2005 : 96) kualitas aktiva berkaitan dengan kelangsungan usaha perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan.
maksud untuk memperoleh laba dan kondisi likuiditas akan menentukan kredibilitas suatu perusahaan dan akhirnya akan mempengaruhi perubahan
laba yang dicapai.
Menurut Arifin (2005: 227) teori capital rationing yaitu jika
perusahaan ingin memaksimumkan kekayaan pemilik maka perusahaan harus menerima (menjalankan atau mendanai) seluruh proyek yang layak. Dalam praktek, perusahaan harus menyeleksi proyek-proyek yang didanai
dengan batasan anggaran tertentu. Batasan anggaran pengeluaran model ini ditunjukkan agar manajer tidak berlebihan dalam pembiayaan modal
terutama yang di biayai dengan hutang.
Menurut Widodo dalam jurnal Raharjo dan Kusumaning (2005:96) struktur modal perusahaan merupakan komposisi utang dan
ekuitas, sehingga struktur modal berasosiasi dengan laba. Dana yang berasal dari utang mempunyai biaya modal dalam bentuk biaya bunga.
Dana yang berasal dari ekuitas mempunyai biaya modal berupa deviden. Perusahaan akan memilih sumber dana yang paling rendah biayanya diantara berbagai alternative sumber daya yang tersedia. Keputusan
kombinasi utang dan ekuitas yang optimal akan menambah kemampuan laba perusahaan.
Rasio ini menunjukkan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup
dijelaskan Harahap (2007: 71). Entity Theory berorientasi pada income
atau income oriented atau income statement oriented. Pertanggung
jawaban pada pemilik dilakukan dengan cara mengukur prestasi kegiatan dan prestasi keuangan yang ditunjukan entity atau perusahaan.
Menurut Sandiyani dan Aryati dalam jurnal Raharjo dan Kusumaning (2005:96) rasio profitabilitas dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Efisiensi disini bisa juga
dikaitkan dengan penjualan, tetapi ada pula keuntungan relative yang cukup rendah. Selain itu rasio profitabilitas juga dapat dinyatakan
sebagai rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan sebagai variabel penentu dalam estimasi laba dimasa mendatang.
2.4. Kerangka Pikir
MEMPENGARUHI
Uji Statistik Regresi Linier Berganda
Gambar 2.6: Diagram Kerangka Pikir
Current Ratio
(X1)
Debt to Equity Ratio
(X2)
Net Profit Margin
(X3)
Pertumbuhan Laba
2.5. Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya adalah kesimpulan yang bersifat
sementara dan masih diuji kebenarannya. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disusun hipotesisnya sebagai berikut :
H1: bahwa terdapat pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan real
estate yang go public di BEI.
H2: bahwa diduga rasio keuangan Current Ratio (CR) dan Net Profit
Margin (NPM) berpengaruh dominan terhadap pertumbuhan laba
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Pada suatu penelitian didasarkan judul, permasalahan dan hipotesis yang diajukn, maka variabel-varibel yang dianalisis terdiri atas variabel
bebas dan varibel terikat. Adapun variabel bebasnya adalah Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Net Profit Margin (X3), sedangkan
variabel terikatnya Pertumbuhan Laba (Y).
Untuk memepermudah dalam pengukuran variabel maka ada baiknya kita mengulas masing-masing variabel yang ada dalam penelitian
ini.
Variabel Bebas (X) :
a. Current Ratio (X1) merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana
aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentasi.
Pengukuran data menggunakan skala rasio dalam bentuk indeks.
b. Debt to Equty Ratio (X2) adalah rasio ini menunjukkan perbandingan
antara total hutang dengan total modal sendiri. Pengukuran data
menggunakan skala rasio dengan satuan indeks.
(Lukviarman,2006: 31)
c. Net Profit Margin (X3) menunjukkan berapa besar presentase
pendapatan bersih yang di peroleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Pengukuran data menggunakan skala rasio dengan satuan indeks.
(Harahap, 2002:304)
Variabel Terikat (Y)
Pertumbuhan laba adalah kenaikan modal yang berasal dari
transaksi-transaksi yang terjadi dari suatu badan usaha. Skala pengukur data adalah skala rasio dengan satuan rupiah.
Laba Tahun(n) – Laba Tahun(n-1)
Pertumbuhan Laba Tahun(n) = X100 %
Laba Tahun(n-1)
Dimana :
Pertumbuhan Laba Tahun (n) = Pertumbuhan laba perusahaan pada tahun n
Laba Tahun (n) = Laba perusahaan pada tahun n
Laba Tahun(n-1) = Laba perusahaan pada tahun n-1
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah data keuangan perusahaan
Real Estate dan Property yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Berupa
laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi dan ekuitas pemilik yang dipublikasikan pada Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2005 sampai 2009 sebanyak 46 perusahaan.
3.2.2. Sampel
Penelitian dilakukan secara non probabilitas dengan menggunakan
metode purposive sampling. Menurut Sugiyono, (2003 : 96) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan dalam penelitian kuantitatif, atau
penelitian-penelitian, yang tidak melakukan generalisasi. Adapun kriteria pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut:
b. Perusahaan Real Estate dan Property yang mendapatkan laba dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2009
Berdasarkan kriteria diatas, maka yang memenuhi untuk kriteria dalam
penelitian ini adalah sampel 7 perusahaan Real Estate dan Property yang
go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan tersebut adalah:
1. PT. Duta Pertiwi Tbk. 2. PT. Ciputra Surya Tbk.
3. PT. Bumi Serpong Damai Tbk.
4. PT. Jaya Real Property. 5. PT. Duta Anggada Realty Tbk.
6. PT. Bakrieland Development Tbk. 7. PT. Summarecon Agung Tbk.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan untuk penelitian merupakan data sekunder. Peneliti menggunakan data dari PT. Bursa Efek Indonesia. Data skunder merupakan data yang didapat secara tidak langsung dari objek
3.3.2. Sumber Data
Sumber data berasal dari laporan keuangan perusahaan Real Estate
dan Property yang menjadi objek penelitian. Data laporan keuangan diperoleh dari PT. Bursa Efek Indonesia.
3.3.3. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara dokumentasi yaitu melihat, mengutip catatan dari dokumen yang ada pada laporan keuangan
perusahaan Real Estate dan Property yang go public di Bursa Efek Indonesia, kemudian dilakukan rekapitulasi sesuai dengan kebutuhan
penelitian. Data yang digunakan berupa laporan keuangan tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 yang berupa Neraca, Laporan Laba Rugi dan Ekuitas Pemilik.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis
3.4.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak, dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov. Pedoman suatu data berdistribusi normal
adalah:
maka distribusi adalah tidak normal.
2. Bila nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%,
maka distribusi adalah normal (Sumarsono, 2004: 40-43).
3.4.1.2. Analisis Regreasi Linier Berganda
Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian yang dilakukan, maka keterkaitan antara variabel penelitian dapat digambarkan secara
spesifik dalam medel regresi linier berganda. Analisis ini dapat digunakan untuk menerangkan tingkat ketergantungan satu variabel
terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Berdasarkan variabel-variabel yang telah diuraikan di muka maka model regresi linierr berganda dirumuskan sebagai berikut:
Ү=β0+β1Χ1+ β2Χ2+ β3Χ3+e (Sulaiman, 2004 : 80)
Keterangan :
Ү = Variabel terikat (pertumbuhan laba perusahaan) β0 = konstanta Y jika X1=X2=X3=0
β1…β3 = Koefisien variabel X1 sampai dengan x4
Χ1 = Curent ratio
Χ2 =Debt to Equity Ratio
Χ3 = Net Profit Margin
3.4.1.3. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best
Linier Unbiased Estimator) artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan BLUE maka harus
dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar.
Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu:
1. Tidak boleh ada multikolinieritas. 2. Tidak boleh ada heteroskedastisitas.
3. Tidak boleh ada autokorelasi.
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE,
sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. 1. Multikolineritas
Artinya adanya hubungan linier yang sempurna antara semua dan beberapa variabel eksplanatori dalam model regresi yang dikemukakan (Gujarati, 1995 : 157). Identifikasi ada atau tidaknya
gejala multikolineritas dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor (VIF)
1 VIF =
Jika VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinieritas, jika lebih kecil dari 10 tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali,
2006:92).
2. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama atau variannya tidak konstan. Salah satu cara yang digunakan untuk menyelidiki masalah
heteroskedastisitas adalah dengan metode Rank Spearman. Rumus Rank Spearman adalah sebagai berikut:
1 - ∑ di2
rs =
n ( n2 – 1 )
Keterangan:
rs = Koefisien korelasi
di = Beda rank diantara dua variabel ke i
n = Jumlah sampel
Menurut Santoso (2001:231), jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka model regresi tersebut bebas dari gejala
Menurut Santoso (2002:301) deteksi adanya heteroskedastisitas adalah:
1) Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas. 2) Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas
3. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)(Ghozali, 2006:95).
Identifikasi ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai dengan Durbin Watson (d-tes) dengan persamaan:
t=n
Σ (et-et-1)2 t=2
d=
t=n
Σ e2 t t=1
( Gujarati, 1995 : 215)
Keterangan :
d = Nilai Durbin Watson
et = Residual pada waktu ke-t
n = Banyaknya data
Menurut Makridakis dalam Sulaiman (2004:89), untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 1,65< DW <2,35 = tidak ada autokorelasi
b. 1,21< DW <1,65 atau 3,35< DW <2,79 = daerah keraguan
c. DW < 1,21 atau DW > 2,79 = terjadi autokorelasi.
3.4.2. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel bebas
Curent Ratio ,Debt to Equity Rati, Net Profit Margin terhadap variabel
terikat yaitu Pertumbuhan Laba, maka digunakan uji F dan uji t
a. Uji Kecocokan Model
Uji ini digunakan untuk menguji sesuai tidaknya model regresi linier berganda yang dihasilkan untuk melihat pengaruh dari Curent Ratio (X1), DER (X2), NPM (X3) terhadap variabel Pertumbuhan
Laba(Y).
a) Merumuskan hipotesis statistik
(Tidak terdapat kecocokan model yang menguji pengaruh X terhdap Y)
H1: β1= β2= β3 ≠ 0
(Terdapat model yang terpengaruh antara variabel X terhadap
variabel Y).
b) Menentukan level of significant = 0,05 (5%) c) Dengan F hitung:
R2 / k
Fhit = (Sudjana, 2002:108)
(1- R2) / (n-k-1) Keterangan:
F hit = F hasil perhitungan
R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variabel
n = jumlah sampel
d) Kriteria penolakan dan penerimaan:
H0 diterima dan H1 ditolak jika signifikansinya > 5%
b. Uji t
Untuk menguji signifikasi pengaruh variabel X1, X2, X3 secara
parsial terhadap Y digunakan uji t, dengan prosedur sebagai berikut:
a) Menentukan rumusan hipotesis statistik: H0: bi = 0
(Variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel Y)
H1: bi≠ 0
(Variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel Y)
b) Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikasi 0,05 dengan
derajat bebas (n-k-1) dimana n: jumlah pengamatan, dan k: jumlah variabel.
c) t hitung:
bi – (βi)
thit = … (Sulaiman, 2004:87)
se (bi)
Dimana:
βi = parameter ke-i yang dihipotesiskan
se (bi) = standar error bi
i = 1, 2, … k
d) Kriteria pengujian sebagai berikut (Santoso, 2002:168):
1. Apabila nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1
ditolak.
2. Apabila nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1. Sejarah Perusahaan
1. PT. Duta Pertiwi Tbk.
PT Duta Pertiwi Tbk (“Perusahaan” atau “Induk Perusahaan”)
didirikan dengan Akta No. 237 tanggal 29 Desember 1972 dari Mohamad Said Tadjoedin, S.H., notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/116/20 tanggal 4 Mei 1973 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 94 Tambahan No. 1441 tanggal 25 November 1986. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 18 tanggal 15 Oktober 2008 dari P. Sutrisno A.
Tampubolon, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang- Undang No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 105 tanggal 30 Desember 2008, Tambahan No. 29866.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan proyek real estatnya meliputi pusat perbelanjaan ITC Mangga Dua, Ruko Textil
Mangga Dua, Dusit Arkade Belanja Mangga Dua, Mangga Dua Mall, Mangga Dua Court Apartment, Wisma Eka Jiwa, Jembatan Niaga I, II dan III, perumahan Taman Duta Mas, Mega ITC Cempaka Mas, Pusat
Niaga Duta Mas Fatmawati, Ruko Roxy Mas, ITC Fatmawati, Harcomas Mangga Dua, Jembatan Harcomas Mangga Dua dan
Terowongan Harcomas Mangga Dua, ITC Roxy Mas dan Apartemen, dan Roxy II, yang seluruhnya berlokasi di Jakarta dan pusat perbelanjaan Mangga Dua Center di Surabaya. Kantor pusat
Perusahaan beralamat di Gedung ITC Lt. 8, Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan meliputi usaha konstruksi dan pembangunan real estat serta perdagangan umum. Perusahaan mulai beroperasi komersial
pada tanggal 1 Oktober 1988 dalam bidang real estat, sebelumnya Perusahaan bergerak dalam bidang kontraktor.
2. PT. Ciputra Surya Tbk.
PT. Ciputra Surya Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Indonesia berdasarkan akta Notaris Hobropoerwanto, S.H., No. 1 tanggal 1 Maret