• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM TANPA JAMINAN DI KOPERASI KARYA MANDIRI LOMBOK BARAT JURNAL ILMIAH. Oleh : KADEK DWI INGGITA UTAMI D1A116123

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM TANPA JAMINAN DI KOPERASI KARYA MANDIRI LOMBOK BARAT JURNAL ILMIAH. Oleh : KADEK DWI INGGITA UTAMI D1A116123"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM TANPA JAMINAN DI KOPERASI KARYA MANDIRI LOMBOK BARAT

JURNAL ILMIAH

Oleh :

KADEK DWI INGGITA UTAMI D1A116123

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

2021

(2)

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM TANPA JAMINAN DI KOPERASI KARYA MANDIRI LOMBOK BARAT

JURNAL ILMIAH

Oleh :

KADEK DWI INGGITA UTAMI D1A116123

Menyetujui, Pembimbing Pertama,

H. Zaenal Arifin Dilaga, S.H., M.Hum.

NIP. 19610712 198903 1 002

(3)

Pelaksanaan Perjanjian Pinjam Meminjam Tanpa Jaminan Di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat

KADEK DWI INGGITA UTAMI D1A116123

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan penyelesaian perjanjian pinjam meminjam tanpa jaminan di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat dan hubungan hukum debitur dengan Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat dalam perjanjian pinjam-meminjam tanpa jaminan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif empiris dengan metode pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, dan pendekatan sosiologis. Pelaksanaan perjanjian pinjam- meminjam tanpa jaminan dilakukan dengan empat tahapan yaitu tahapan persiapan pinjaman, penilaian, pelaksanaan pinjaman, dan pengawasan pinjaman. penyelesaian jika terjadi wanprestasi koperasi lebih mengutamakan penyelesaian secara kekeluargaan dengan cara bermusyawarah. Perjanjian pinjam-meminjam melahirkan suatu hubungan hukum sehingga menimbulkan hak dan kewajiban dari kedua belah pihak.

Kata kunci: Perjanjian Pinjam Meminjam, Tanpa Jaminan, Koperasi.

The Implementation Of Credit Agreement Without Guarantee At Karya Mandiri West Lombok Cooperative

Abstract

This research has purposed to find out the implementation and find out the dispute resolution if one party had defaulted in credit agreement at Karya Mandiri West Lombok Cooperative without guarantee. This research uses the normative- empirial legal research method and using the statue approach, the conceptual approach, and the sociological approach. Based on this research which as been doing by the researcher, the implementation of credit agreement without guarantee has been doing with four steps, namely credit preparation, credit appraisal, credit execution, and credit supervision. The dispute resolution if one party had default is using non-litigation resolution through negotation. A credit agreement generates a legal relationship and generates legal consequences (right and duties) between two parties.

Keywords : Credit Agreement. Without Guarantee, Cooperative.

(4)

I. PENDAHULUAN

Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu solusi bagi anggota dalam memenuhi kebutuhan keuangan secara cepat tanpa persyaratan yang rumit dan tanpa melalui prosedur yang sulit dan tidak dipersyaratkan adanya jaminan kebendaan yang selama ini menjadi kendala bagi masyarakat golongan ekonomi rendah.

Jaminan (Collateral) bukanlah hal yang asing lagi dalam suatu pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam, biasanya kreditur dalam memberikan pinjaman akan meminta jaminan kepada debitur baik itu dalam bentuk jaminan kebendaan atau jaminan perorangan. Hal ini dijelaskan dalam Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 15/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi dalam Pasal 25 ayat (1) menyebutkan, untuk mengurangi risiko pemberian pinjaman, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Usaha Simpan Pinjam (USP), koperasi dapat:

(1). Menerapkan simpanan wajib pinjaman, (2). Menerapkan sistem tanggung renteng di antara anggota, (3). Menetapkan jaminan atas pinjaman yang dapat berupa barang atau hak tagih yang diperhitungkan dibiayai oleh dana pinjaman yang bersangkutan, (4). Apabila diperoleh keyakinan mengenai kemampuan dalam mengembalikan pinjaman, maka agunan dapat berupa barang secara fisik tetap berada pada pemiliknya (fidusia), (5). Melindungi keamanan pinjaman

(5)

melalui penjaminan dan asuransi1atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur dengan debitur.2

Di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat peranan petugas lapangan sangatlah penting dalam tersalurnya pinjaman tanpa jaminan. Dalam hal ini petugas lapangan beserta manager koperasi harus menilai terlebih dahulu bagaimana watak, kemampuan calon debitur, sehingga dari penilaian tersebut petugas beserta manager dapat menarik kesimpulan apakah calon debitur tersebut layak diberikan pinjaman. dari penilaian tersebutlah dapat dijadikan sebagai jaminan bagi koperasi dalam memberikan pinjaman kepada calon debitur tanpa harus menggunakan jaminan kebendaan yang diserahkan oleh calon debitur.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis merumuskan permasalahan yaitu sebagai berikut: (1). Bagaimanakah pelaksanaan dan penyelesaiannya jika terjadi wanprestasi dalam perjanjian pinjam meminjam tanpa jaminan di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat (2). Bagaimanakah hubungan hukum debitur dengan koperasi karya mandiri dalam perjanjian pinjam meminjam tanpa jaminan di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat.

Adapun penulisan ini bertujuan untuk mengetahui (1). Pelaksanaan dan penyelesaiannya jika terjadi wanprestasi dalam perjanjian pinjam meminjam tanpa jaminan (2). Hubungan hukum antara debitur dengan koperasi karya mandiri

1 Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia tentang Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi, Permenkop dan UKM Nomor 15/Per/M.KUKM/IX/2015, Pasal 25 ayat (1)

2 Salim H.S (I), Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hlm.

180

(6)

dalam perjanjian pinjam meminjam tanpa jaminan di Koperesai Karya Mandiri Lombok Barat.

Adapun manfaat yang dapat diambil adalah: (1). Manfaat teoritis: untuk pengembangan ilmu hukum perjanjian khususnya mengenai pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam tanpa jaminan (2). Manfaat praktis: untuk menjadi bahan pertimbangan pemerintah dan koperasi karya mandiri khususnya untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang ada dalam pemberian pinjaman.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif empiris dengan menggunakan metode pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, dan pendekatan sosiologis. Adapun sumber bahan hukum terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, tersier yang diperoleh dari kepustakaan dan studi lapangan berupa hasil wawancara. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif.

(7)

II. PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan dan Penyelesaiannya Jika Terjadi Wanprestasi Dalam Perjanjian Pinjam Meminjam Tanpa Jaminan di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat

1. Pelaksanaan Perjanjian Pinjam-Meminjam Tanpa Jaminan di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat

Dalam pelaksanaan perjanjian pinjam-meminjam di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat, calon debitur yang akan mengajukan pinjaman harus memenuhi syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Di dalam Pasal 1320 KUHPerdata unsur/syarat kedua yang berbunyi kecakapan bertindak berkaitan dengan masalah kedewasaan dari seseorang yang akan melakukan tindakan hukum. Kedewasaan seseorang dapat diukur dari ketentuan Pasal 330 KUHPerdata yang menyatakan bahwa:

“Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun, dan tidak lebih dahulu telah kawin”3

Di dalam memberikan pinjaman Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat tidak membebani para debiturnya dengan jaminan kebendaan ataupun jaminan perorangan. Hal ini disebabkan karena pihak koperasi tidak berani mengambil resiko apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap jaminan para debitur dan koperasi tersebut lebih

3 Tim Permata Press, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Permata Press, Surabaya, 2010, hlm.84

(8)

mengedepankan unsur kepercayaan kepada para debiturnya.4 Unsur kepercayaan inilah yang memberikan keyakinan pada pihak koperasi untuk memberikan pinjaman kepada debiturnya dan kembalinya pinjaman yang diberikan tersebut sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan oleh pihak debitur.

Tata cara penyaluran pinjaman di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:5 (1). Pihak dari Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat mendatangi dan menawarkan pinjaman kepada calon debitur sekaligus memberikan sekilas informasi mengenai tahapan- tahapan yang harus dipenuhi sebelum mengajukan pinjaman (2). Calon debitur yang ingin meminjam datang langsung ke kantor cabang ataupun kantor pusat Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat.

Dalam pelaksanaan perjanjian pinjam-meminjam di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat memiliki 4 (empat) tahapan yang harus diketahui dan dipenuhi oleh debitur. tahapan-tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut:6 (1). Tahapan Persiapan Pinjaman, pada tahap ini pihak koperasi akan menjelaskan kepada calon debitur mengenai ketentuan- ketentuan yang ada di koperasi tersebut dimulai dari tingkat suku bunga pinjaman, jumlah pinjaman yang dapat diberikan, jangka waktu pinjaman, serta persyaratan pengajuan pinjaman berupa fotocopy KTP dan mengisi

4 Hasil Wawancara dengan Komang Okky, Kepala Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat, Pada hari Selasa 13 Oktober 2020.

5 Hasil Wawancara dengan Komang Okky, Kepala Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat, Pada hari Selasa 13 Oktober 2020.

6 Hasil Wawancara dengan Komang Okky, Kepala Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat, Pada hari Selasa 13 Oktober 2020.

(9)

formulir/blangko pendaftaran pinjaman yang telah disediakan oleh pihak koperasi (2). Tahapan Penilaian, pada tahap ini pihak koperasi melalui petugas lapangan beserta manager melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap calon debitur yang mencakup informasi pribadi calon debitur (watak dan sifat), jenis usaha yang dijalankan dan prospek dari usaha tersebut.7 Hal inilah yang menjadi pertimbangan koperasi untuk memberikan keputusan terhadap pengajuan pinjaman calon debitur tersebut (3). Tahapan Pelaksanaan Perjanjian, pada tahap ini pihak koperasi menginformasikan kepada calon debitur mengenai keputusan pengajuan pinjamannya disetujui atau tidak sesuai dengan hasil penilaian terhadap calon debitur tersebut. Apabila permohonan pinjamannya disetujui calon debitur harus menandatangani surat perjanjian yang telah disediakan oleh pihak koperasi, setelah penandatanganan surat tersebut pihak koperasi akan mencairkan dana pinjaman yang diajukan calon debitur (4). Tahapan Pengawasan Pinjaman, pada tahap ini biasanya koperasi akan melakukan pengawasan terhadap perkembangan usaha serta kelancaran pembayaran angsuran pinjaman nasabah. Pengawasan ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya permasalahan yang dapat merugikan koperasi.

Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat telah menetapkan tingkat suku bunga sebesar 2,6% yang berlaku bagi nasabah lama maupun nasabah baru. Untuk cara pengembalian uang pinjaman tersebut debitur

7 Hasil Wawancara dengan Yanto, salah satu Pekerja Lapangan Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat, pada hari Selasa 20 Oktober 2020

(10)

dapat menyicil selama 30 kali angsuran atau 50 kali angsuran dalam jangka waktu empat bulan sesuai dengan isi surat perjanjian yang telah ditanda tangani tersebut.

2. Penyelesaian Wanprestasi Pada Perjanjian Pinjam-Meminjam Tanpa Jaminan di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat

Dalam kegiatan pinjam meminjam di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat tidak sedikit debitur tidak memenuhi kewajibannya atau melakukan wanprestasi untuk membayar uang yang dipinjam beserta bunganya yang dapat mengakibatkan koperasi mengalami kerugian yang tidak sedikit. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menyebabkan debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya atau melakukan wanprestasi. Wanprestasi artinya tidak memenuhi sesuatu yang diwajibkan, seperti yang telah ditetapkan dalam perikatan.8

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan pinjaman bermasalah sehingga sering terjadi wanprestasi di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat, yaitu:9 (1). Kemampuan debitur dalam membayar mengalami penurunan (2). Pendapatan usaha yang berkurang (3). Adanya keadaan memaksa (4). Karakter debitur yang kurang baik.

Penyelesaian wanprestasi di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat dilakukan dengan cara bermusyawarah antara debitur dengan koperasi secara kekeluargaan sehingga dapat menemukan solusi terbaik

8 Lukman Santoso, Hukum Perikatan, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, Jatim, 2017, hlm. 69

9 Hasil Wawancara dengan Komang Okky, Kepala Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat, Pada hari Selasa 13 Oktober 2020.

(11)

untuk mengurangi kerugian bagi kedua belah pihak. Ada 2 (dua) tahapan penyelesaian wanprestasi di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat, yaitu:10 (1). Pihak koperasi Karya Mandiri Lombok Barat mengunjungi langsung tempat usaha atau rumah debitur yang bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi alasan atau kendala yang sedang dialami oleh pihak debitur sehingga tidak membayar angsuran pinjaman sesuai dengan apa yang telah diperjanjikan dan disepakati bersama (2). Setelah mendengarkan penjelasan, pihak koperasi beserta pihak debitur saling bermusyawarah satu sama lain untuk menemukan suatu solusi yang terbaik dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi kedua belah pihak.

Solusi yang ditawarkan berupa perpanjangan jangka waktu angsuran dan pengurangan setengah jumlah angsuran dari yang seharusnya, namun apabila telah diberikan keringanan pihak debitur tetap tidak melunasi pinjaman, maka koperasi akan memblacklist debitur tersebut. Dalam hal penyelesaian masalah wanprestasi, koperasi karya mandiri tidak menempuh jalur hukum dikarenakan akan membutuhkan waktu yang lama, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit.

B. Hubungan Hukum Debitur Dengan Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat Dalam Perjanjian Pinjam Meminjam Tanpa Jaminan

Dasar hubungan hukum antara debitur dengan koperasi karya mandiri adalah perjanjian pinjam uang atau perjanjian kredit. Jika dilihat

10 Hasil Wawancara dengan Zen, Manager Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat, pada hari Senin 19 Oktober 2020

(12)

dari KUHPerdata tidak ada istilah mengenai perjanjian uang atau perjanjian kredit, melainkan dikenal adanya istilah pinjam pakai dan pinjam meminjam. Pinjam pakai merupakan suatu perjanjian pinjam yang obyeknya tidak habis karena pemakaiannya, sedangkan pinjam meminjam merupakan suatu perjanjian pinjam yang obyeknya habis karena pemakaiannya.

Sehingga perjanjian pinjam uang atau perjanjian kredit tersebut termasuk dalam kategori jenis perjanjian pinjam-meminjam, hal ini dikarenakan baarang yang dipinjam oleh debitur tersebut habis atau musnah karena pemakaiannya. Menurut Badrulzaman, perjanjian pinjam- meminjam ini juga mengandung makna yang luas, yaitu obyeknya adalah benda menghabiskan termasuk di dalamnya uang.11

Mengingat hubungan hukum antara debitur dengan koperasi merupakan hubungan pinjam-meminjam uang, maka lahirlah hak dan kewajiban dari kedua belah pihak yang harus dipenuhi. Hak dan kewajiban yang harus dipenuhi para pihak, antara lain:12 (1). Pihak debitur berkewajiban untuk menyerahkan dokumen sesuai kebijakan koperasi, membayar angsuran pokok dan bunga pinjaman, melunasi pinjaman, tunduk dan patuh terhadap aturan di koperasi, serta pihak debitur berhak untuk menerima dana pinjaman dan bermusyawarah dengan pihak koperasi apabila mengalami masalah (2). Pihak koperasi berkewajiban

11 Widiastuti, Tanggung Jawab Pengurus Koperasi Simpan Pinjam Berbadan Hukum Tehadap Penyimpanan Dana, Vol.VIII No.2 Oktober 2009, hlm.83

12 Hasil Wawancara dengan Zen, Manager Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat, pada hari Senin 19 Oktober 2020

(13)

untuk menyerahkan sejumlah uang sesuai dengan nominal pinjaman dan memberikan solusi terbaik dalam penyelesaian masalah, serta pihak koperasi berhak untuk menolak atau menerima pinjaman, menentukan besar suku bunga, menagih angsuran debitur, menerima pelunasan pinjaman dan meminta data pribadi maupun data usaha debitur.

(14)

III. PENUTUP

Kesimpulan

1. Pelaksanaan perjanjian pinjam-meminjam tanpa jaminan di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat dilakukan tanpa melalui prosedur yang rumit sehingga lebih mudah dan fleksibel bagi debitur. selain itu dalam pelaksanaan perjanjian pinjam-meminjam pihak debitur harus memenuhi 4 (empat) tahapan yang dimulai dari tahapan persiapan pinjaman, tahapan penilaian, tahapan pelaksanaan pinjaman, dan yang terakhir tahapan pengawasan.

Sedangkan jika terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pinjam-meminjam tanpa jaminan di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat maka pihak koperasi melakukan musyawarah dengan pihak debitur secara kekeluargaan untuk menemukan solusi yang baik sehingga tidak menimbulkan kerugian di kedua belah pihak.

2. Hubungan hukum antara pihak debitur dengan koperasi merupakan hubungan hukum pinjam-meminjam yang didasarkan pada Pasal 1754 KUHPerdata. Mengingat hubungan hukum antara debitur dengan koperasi merupakan hubungan hukum pinjam-meminjam uang, maka timbulah hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak.

(15)

Saran

1. Dalam pelaksanaan perjanjian pinjam-meminjam tanpa jaminan di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat diharapkan selalu memperhatikan dan lebih teliti lagi dalam mengamati calon debitur, baik itu dari segi kepribadian maupun usaha yang dijalankannya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dan mengurangi tingkat terjadinya wanprestasi yang dapat merugikan koperasi. Selain itu dalam penyelesaian wanprestasi diharapkan pihak koperasi lebih tegas lagi terhadap debitur yang memiliki itikad tidak baik dalam pemayaran angsuran pinjaman.

2. Dilihat dari hubungan hukum antara debitur dan koperasi yang menimbulkan hak dan kewajiban, diharapkan kepada pihak koperasi untuk menuangkan hak dan kewajiban tersebut di dalam surat perjanjian agar kedua belah pihak tetap mengingat dan memenuhi hak dan kewajiban masin-masing pihak.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Lukman Santoso, 2017, Hukum Perikatan, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, Jatim.

Salim H.S (I), 2002, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta.

Tim Permata Press, 2010, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Permata Press, Surabaya.

Jurnal

Widiastuti, 2009, Tanggung Jawab Pengurus Koperasi Simpan Pinjam Berbadan Hukum Terhadap Penyimpan Dana, Vol.VIII No.2.

Peraturan Perundang-Undangan

Departemen Koperasi & UKM, Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 15/Per/M.KUKM/IX/2015.

Wawancara

Hasil wawancara dengan Komang Okky, Kepala Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat, 13 Oktober 2020.

Hasil wawancara dengan Zen, Manager Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat, 19 Oktober 2020.

Hasil wawancara dengan Yanto, salah satu Pekerja Lapangan Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat, 20 Oktober 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Proses selanjutnya adalah dengan mengambil data kata dokumen uji yang biasa disebut vektor untuk kemudian dimasukkan ke dalam model SVM yang telah dibuat

Disisi lain, daerah tertinggal seperti Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat yang secara langsung berada di

terus didistribusikan ke rumah sakit- rumah sakit dan bantuan sembako juga diberikan kepada masyarakat yang terdampak langsung secara ekonomi akibat pandemi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usahatani kencur di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep adalah sebagai berikut: Pendapatan

Besar nilai luas permukaan spesifik mengalami peningkatan kembali setelah disintering pada suhu 350oC, dapat dilihat pada Gambar 1 fasa gibbsite telah berubah

Otoritas pengelola TNKJ, dalam hal ini Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNKJ) dapat bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara untuk melakukan

Serta penelitian dari Junaidi dan Noviyanda (2016) di Banda Aceh diketahui bahwa murid yang konsumsi fast food nya berada pada kategori sering, mempunyai risiko 3,667 kali

Pada subbab ini menjelaskan tentang proses pembelian barang, Toko Gigidiyor Fashion Shop melakukan pembelian barang atau produk melalui supplier yang bekerja sama