• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEER TUTORING DILENGKAPI PREZI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MINAT

BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

Piesog Lota Yan Kristian1*, Jamzuri2, Surantoro2

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

2 Dosen Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

* Keperluan korespondensi, tel/fax: 08995228886, email: piesoglotta@gmail.com

ABSTRAK

Piesog Lota Yan Kristian. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEER TUTORING DILENGKAPI PREZI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MINAT BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2015.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: (1) apakah ada peningkatan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas XI melalui penerapan model pembelajaran peer tutoring dilengkapi prezi, (2) apakah ada peningkatan minat belajar Fisika siswa kelas XI melalui penerapan model pembelajaran peer tutoring dilengkapi prezi.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI-IPA 3 SMA Negeri Kebakramat Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015. Sumber data adalah guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes dan nontes (angket, observasi, dan wawancara). Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Ada peningkatan kemampuan kognitif Fisika siswa sebesar 20 % pada kelas XI IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar dengan penerapan model pembelajaran peer tutoring dilengkapi prezi. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketercapaian kemampuan kognitif Fisika siswa pada siklus I sebesar 58 %, sedangkan pada siklus II sebesar 78 % dari target ketercapaian sebesar 75 %, (2) Ada peningkatan minat belajar Fisika siswa pada kelas XI IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar dengan penerapan model pembelajaran peer tutoring dilengkapi prezi sebesar 45 % untuk hasil observasi. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketercapaian minat belajar Fisika siswa pada siklus I sebesar 36 %, sedangkan pada siklus II sebesar 81 % dari target ketercapaian sebesar 75 %.

Peningkatan minat belajar Fisika siswa untuk hasil angket sebesar 25 %. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketercapaian minat belajar Fisika siswa pada siklus I sebesar 61 %, sedangkan pada siklus II sebesar 86 % dari target ketercapaian sebesar 75 %.

Kata kunci: Peer Tutoring, Fisika, Minat Belajar, Kemampuan Kognitif.

ABSTRACT

Piesog Lota Yan Kristian. APPLICATION OF PEER TUTORING LEARNING MODELS EQUIPPED PREZI TO INCREASE COGNITIVE ABILITY AND INTERESTS OF LEARNING PHYSICS CLASS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR. Skripsi. Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta. January 2015.

The purpose of research is to determine: (1) whether there is increasing cognitive abilities of students of class XI through the application of peer tutoring learning model equipped Prezi, (2) whether there is increasing interest in learning physics class XI through the application of peer tutoring learning model equipped Prezi.

This study was a Classroom Action Research. That was conducted in two cycles, with each cycle consist of planning action, action, observation, and reflection. The subjects were students of class XI IPA 3 SMAN Kebakkramat Karanganyar school year 2014/2015. Source of data were teachers and students. The data collection technique were test and nontes (questionnaires, observations, and interviews). Analysis of data using qualitative descriptive analysis.

The results showed that : (1) There is an increase in students' cognitive abilities by 20 % in class XI IPA 3 SMA Kebakkramat Karanganyar with the application of peer tutoring learning model equipped with Prezi . It can be seen from the percentage achievement of cognitive abilities of students in the first cycle by 58 % , while in the second cycle of 78 % of the target achievement by 75 %, (2) There is increasing interest in studying physics students in class XI IPA 3 SMA Kebakkramat Karanganyar with the application of peer

(2)

commit to user

tutoring learning model comes Prezi by 45 % for the results of observation. It can be seen from the percentage interest in learning physics student achievement in the first cycle by 36 % , while in the second cycle of 81 % of the target achievement by 75 %. Increased interest in learning physics students to the poll result by 25 %. It can be seen from the percentage interest in learning physics student achievement in the first cycle by 61 % , while in the second cycle of 86 % of the target achievement by 75 %.

Keywords: Peer Tutoring, Physycs, Interest, Cognitive Abilities PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan bangsa. Dengan landasan pemikiran tersebut, pendidikan nasional disusun sebagai usaha untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengembangkan diri secara terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikan harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga mampu menjawab segala kebutuhan, permasalahan dan relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, yang menentukan keberhasilan proses belajar siswa sebagai peserta didik. Belajar adalah suatu proses mencari pengetahuan yang baru, untuk semua orang dan berlangsung seumur hidup. Kegiatan belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Tidak terbatas pada lingkungan belajar yang formal saja, tetapi di lingkungan masyarakat pada umumnya juga dapat berlangsung proses belajar.

Karena pada hakikatnya, kegiatan belajar dapat berlangsung karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Untuk belajar seseorang harus memiliki semangat dan motivasi yang tinggi agar harapan mendapat hasil optimal dapat terlaksana. Akan tetapi, hal ini menjadi suatu masalah dalam dunia pendidikan karena setiap orang memiliki minat dan semangat yang berbeda.

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh [1]. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu pelajaran maka siswa tersebut cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pelajaran tersebut. Minat siswa terhadap suatu pelajaran dapat ditingkatkan, karena minat merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.

Fisika adalah sains yang bersifat kuantitatif, yang memerlukan matematika untuk menyatukannya. Fisika mempelajari gejala-gejala alam yang merupakan sederetan hasil pengamatan empirik yang bersifat kuantitatif.

Penjelasan secara verbal saja tidak cukup untuk menggambarkan gejala fisis yang ada. Oleh karena itu, banyak dijumpai siswa yang kurang

begitu berminat untuk mempelajari Fisika karena relatif membutuhkan kemampuan intelektual yang cukup serta analisa rumus yang rumit dan membutuhkan ketelitian. Sayangnya, keadaan ini diperparah dengan penggunaan metode mengajar yang dirasa kurang tepat sehingga membuat siswa menjadi jenuh. Sistem tradisional yang dijumpai adalah metode ceramah. Padahal, metode semacam ini pada beberapa pokok materi tidak cukup untuk menyampaikan materi secara efektif.

Mata pelajaran Fisika di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar dinilai sebagai mata pelajaran IPA yang tergolong sulit. Pada dasarnya dalam mempelajari Fisika dibutuhkan tingkat pemahaman konsep yang tinggi. Namun paham atau tidaknya seorang siswa terhadap sesuatu yang dipelajarinya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu peran guru, model pembelajaran, dan media pembelajaran yang digunakan saat kegiatan belajar-mengajar.

Selama ini, metode pembelajaran Fisika yang diterapkan masih konvensional, yaitu dengan mengandalkan metode ceramah yang lebih bersifat satu arah. Dampak dari penerapan metode pembelajaran tersebut adalah bahwa siswa lebih banyak bersifat pasif dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.

Demikian pula, tugas-tugas yang diberikan juga belum efektif untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan kemampuan kognitifnya, karena belum semua tugas-tugas tersebut dikumpulkan dan dinilai.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara antara peneliti dan guru Fisika di SMA Negeri

Kebakkramat Karanganyar dapat diidentifikasi berbagai permasalahan mendasar dalam upaya peningkatan penguasaan kemampuan kognitif siswa dalam mata pelajaran fisika, antara lain yaitu sebagian besar siswa memiliki minat belajar yang rendah terhadap mata pelajaran fisika sehingga siswa menjadi pasif saat proses belajar mengajar di kelas, yang kemudian berdampak pada kemampuan kognitif siswa tersebut yang menjadikannya rendah.

Pembelajaran Peer Tutoring adalah pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide- ide dan sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebaya itu sendiri. Dalam

(3)

commit to user

pembelajaran peer tutoring atau tutor sebaya, dibentuk beberapa kelompok belajar yang mana setiap kelompok diberikan tutor yang bertugas sebagai pemberi bantuan informasi kepada teman lain dalam satu kelompok tersebut.

Keunggulan dari pembelajaran peer tutoring adalah proses belajar mengajar menjadi lebih santai dan tidak canggung, karena bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu jika bertanya kepada teman sebaya tidak akan ada rasa enggan, malu, ataupun takut sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan- kesulitan yang dihadapinya [2].

Hasil penelitian Syaifudin menunjukkan keberhasilan penerapan model Peer Tutoring yang terjadi pada siklus III yaitu meningkatnya prestasi belajar dan dengan berparadigma integrasi dan interkoneksi dapat meningkatkan minat belajar Fisika [3], sedangkan hasil penelitian Fadhilah menunjukkan bahwa penerapan model Peer Tutoring dapat meningkatakan prestasi belajar baik dari aspek kognitif maupun aspek afektif dan rasa ingin tahu siswa kelas X-6 SMA N 3 Boyolali [4].

Selain model pembelajaran, faktor lain yang berpengaruh pada kepahaman seorang siswa adalah media pembelajaran. Prezi merupakan salah satu pilihan dalam pembuatan media presentasi yang unik dan menarik. Prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan berbagai ide di atas kanvas virtual. Artianningsih menunjukkan Mind Mapping dengan media Presentasi Prezi mampu meningkatkan partisipasi dan prestasi siswa, terlihat dari: (1) Pada siklus I hasil persentase partisipasi siswa dalam pembelajaran naik menjadi 69% dan nilai rata-rata 63, (2) Pada siklus II yang telah menerapkan Mind Mapping dengan media Presentasi Prezi secara optimal sehingga didapat hasil persentase partisipasi belajar sebesar 78% dan nilai rata-rata 75 [5].

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Rancangan solusi yang dimaksud adalah tindakan berupa penerapan model pembelajaran Peer Tutoring. Supaya diperoleh hasil yang maksimal mengenai cara penerapan model pembelajaran Peer Tutoring ini, maka dalam penerapannya digunakan tindakan siklus dalam setiap pembelajaran, maksudnya adalah cara penerapan model pembelajaran Peer Tutoring pada siklus pertama sama dengan yang diterapkan pada pembelajaran siklus kedua, hanya saja refleksi terhadap setiap pembelajaran berbeda tergantung pada fakta dan interpretasi data yang ada.

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar yang berjumlah 36 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes dan nontes (observasi, kajian dokumen dan angket). Instrumen pembelajaran meliputi silabus dan RPP. Instrumen pengambilan data yang digunakan pada siklus I dan siklus II dibuat sama. Instrumen tersebut meliputi instrumen penilaian kognitif, dan minat belajar siswa.

Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu, yaitu observasi [6]. Prosedur dan langkah yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu berupa model spiral. Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral reflektif diri yang dimulai dengan rencana tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) [7].

Teknik analisis data berupa analisis deskriptif kualitatif. Analisis dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai setelah berakhirnya siklus. Hal ini penting karena akan membantu observer dalam mengembangkan penjelasan dari kejadian atau situasi yang berlangsung di dalam kelas yang diteliti. Data- data dari hasil penelitian dilapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan kesimpulan dan verifikasi [8].

HASIL DAN PEMBAHASAN

Minat belajar merupakan salah satu komponen dalam kualitas proses belajar Pada dasarnya, minat belajar siswa berbanding lurus dengan pemahaman materi pada siswa.

Dari data wawancara dan observasi, menunjukkan bahwa minat belajar siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. Minat belajar yang rendah ini akan berdampak terhadap penguasaan kompetensi siswa yang kurang dan hal ini menunjukkan proses pembelajaran belum berhasil seutuhnya sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar. Berdasarkan analisis observasi prasiklus, maka digunakan metode pembelajaran Peer Tutoring pada kegiatan belajar mengajar pada materi pokok Gravitasi.

Siklus I

Pada tahap perencanaan peneliti dan guru membuat perangkat penelitian. Peneliti dan guru mengkaji silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar. Dalam

(4)

commit to user

penyusunan RPP, peneliti menggunakan strategi pembelajaran aktif. Kegiatan pembelajaran direncanakan dalam 2 siklus. Pada siklus I kegiatan pembelajaran direncanakan selama 6 jam pelajaran (JP) atau 3 kali tatap muka, yaitu 4 JP untuk penyampaian materi dan 2 JP untuk melaksanakan kegiatan evaluasi. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran Peer tutoring, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melaksanakan kegiatan diskusi dan presentasi.

Pada tahap perencanaan, peneliti juga telah membagi kelompok siswa selama belajar Gravitasi. Pembagian kelompok disusun berdasar nilai ulangan materi sebelumnya kelas XI IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar sebanyak 36 siswa. Siswa dibagi dalam 9 kelompok dengan jumlah anggota 4 siswa.

Pembelajaran pada siklus I terdiri atas dua kali pertemuan menggunakan pembelajaran metode Peer Tutoring serta satu kali pertemuan untuk ulangan harian siklus I. Pada pertemuan pertama, yang dilaksanakan pada hari Senin, 13 Oktober 2014 dengan alokasi waktu 2 JP, materi yang dibahas yaitu tentang Hukum Gravitasi Newton, meliputi penjelasan hukum Gravitasi Newton dan penentuan nilai konstanta gravitasi umum (G). Guru mengawali dengan memberikan apersepsi kepada siswa tentang rotasi dan revolusi bumi. Guru menampilkan video mengenai rotasi dan revolusi bumi dan bulan, kemudian setiap peserta didik mengajukan pertanyaan dan prediksi peristiwa yang akan terjadi terhadap benda planet tersebut. Kegiatan pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok yang dibantu oleh tutor. Dalam pelaksanaan diskusi, tiap kelompok diharapkan dapat mengaitkan beberapa kegiatan yang telah diamati dengan hukum gravitasi Newton, menjelaskan hukum gravitasi Newton, menentukan nilai konstanta gravitasi umum (G).

Para siswa dalam tiap kelompok membahas soal diskusi bersama tutor. Anggota kelompok yang belum memahami materi akan dibantu oleh tutor dalam menyelesaikan soal diskusi. Selanjutnya guru memfasilitasi pembahasan diskusi dan memberikan evaluasi di akhir pembelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan menyangkut materi yang baru disampaikan.

Pada pertemuan pertama, siswa dibagi dalam 9 kelompok oleh peneliti. Setiap kelompok terdiri atas 4 anggota kelompok. Dari pembagian kelompok tersebut, tiap kelompok sudah diberikan satu orang sebagai tutor dan anggota lainnya menjadi tutee. Pembagian kelompok dilakukan secara acak untuk tutee dan secara pilihan untuk tutor berdasarkan nilai ulangan materi sebelumnya. Pembagian kelompok dilakukan secara acak untuk tutee dikarenakan agar semua siswa dapat membaur bersama teman

yang lain. Sedangkan pemilihan tutor didasarkan nilai ulangan materi sebelumnya dikarenakan salah satu syarat menjadi tutor yaitu siswa tersebut memiliki kemampuan atau tingkat pemahaman pada materi Fisika yang lebih tinggi dibandingkan siswa lain.

Pada saat pembelajaran berlangsung, terlihat keterlibatan siswa yang merupakan salah satu indikator minat belajar siswa walaupun masih rendah. Ada enam siswa yang menjawab pertanyaan guru tanpa ditunjuk. Lima belas siswa sangat aktif dalam berdiskusi untuk memecahkan masalah. Namun masih ada siswa yang kurang aktif dalam berdiskusi. Meskipun demikian, sebagian besar siswa terlibat dalam diskusi kelompok yang dibimbing oleh tutor.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 17 Oktober 2014 selama 2 JP. Materi yang dibahas adalah tentang percepatan gravitasi meliputi penentuan percepatan gravitasi bumi dan kuat medan gravitasi, serta aplikasi hukum gravitasi Newton meliputi perhitungan massa bumi, perhitungan massa matahari, dan orbit satelit bumi. Pembelajaran diawali dengan guru memberikan apersepsi kepada siswa dan mengulas sedikit materi pada pertemuan sebelumnya. Peserta didik mengamati Prezi yang berisi garis besar materi percepatan gravitasi dan aplikasi hukum gravitasi Newton. Kemudian guru mempersilakan peserta didik mengajukan pertanyaan mengenai garis besar materi yang telah ditampilkan. Kegiatan siswa berikutnya yaitu mengamati pengaruh percepatan gravitasi terhadap gerak benda, siswa dapat menentukan percepatan gravitasi bumi, merumuskan persamaan kuat medan gravitasi dengan berdiskusi, membandingkan antara percepatan gravitasi di permukaan bumi dengan di suatu tempat, menghitung massa bumi dan matahari berdasarkan hukum gravitasi Newton, dan merumuskan persamaan orbit satelit bumi berdasarkan hukum gravitasi Newton. Tutor dan tutee dalam tiap kelompok berperan sesuai tugasnya. Media yang berupa Prezi juga digunakan tutor dalam membantu tutee untuk menjelaskan materi yang belum paham. Pada pertemuan kedua, terdapat indikator minat belajar siswa yang mulai terlihat yaitu kesungguhan, karena masing-masing siswa sudah mulai terbiasa dengan metode yang diterapkan.

Tes siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 20 Oktober 2014 di kelas XI-IPA 3. Guru mengadakan tes siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi tindakan I. Setelah selesai mengerjakan soal tes kognitif, siswa diminta untuk mengisi angket minat belajar.

Peneliti juga melakukan wawancara untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran yang telah diterapkan. Selain itu juga dilaksanakan observasi langsung yaitu observasi minat belajar siswa. Observasi minat belajar siswa dilakukan selama kegiatan

(5)

commit to user

berlangsung. Untuk hasil observasi maupun hasil angket minat belajar menunjukkan bahwa target belum tercapai, yaitu sebesar 36,00% untuk hasil observasi dan 61,00% untuk hasil angket. Hasil penilaian keberhasilan siklus I disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Penilaian Keberhasilan Siklus I Materi Gravitasi Kelas XI IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar.

Aspek Target (%)

Keterca-

paian (%) Kriteria

Kognitif 75 58 Belum

tercapai Minat

Belajar

75 49 Belum

Tercapai Dari keberhasilan pada siklus I di atas dapat diketahui bahwa semua data yang dihasilkan pada Tabel 1 belum mencapai target, sehingga perlu dilakukan tindakan pada siklus II supaya target dari aspek kognitif dapat terpenuhi sehingga kompetensi pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Selain mengupayakan untuk meningkatkan hasil belajar juga diupayakan untuk mempertahankan peningkatan proses belajar yang telah tercapai dan diupayakan adanya peningkatan yang lebih tinggi dari target yang sudah dicapai pada siklus I.

Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I maka dilakukan perencanaan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II. Pada siklus II materi yang diberikan adalah materi setelah siklus I.

Tindakan pada siklus II lebih difokuskan untuk penyempurnaan dan perbaikan terhadap kendala- kendala yang terdapat pada siklus I. Adapun kendala yang ada pada siklus I yaitu beberapa siswa masih menganggap kerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan soal diskusi hanya dikerjakan oleh salah satu anggota kelompok saja dan berpikiran tidak bermanfaat bagi dirinya. Sehingga pada siklus II, guru menyiasati dengan pembentukan kelompok kecil yaitu anggota kelompok dari 4 orang menjadi 3 orang. Guru menegaskan bahwa maksud diadakannya diskusi kelompok melalui Peer Tutoring adalah agar siswa yang kesulitan dalam memahami materi dan menyelesaikan soal dapat dibantu oleh seorang tutor dalam kelompok.

Dengan demikian diharapkan anggota dalam kelompok dapat lebih fokus belajar dalam kelompok dengan adanya tutor, sehingga setiap kelompok lebih mudah memahami materi dan menyelesaikan soal-soal diskusi. Guru juga memotivasi siswa dalam kelompok untuk berani bertanya jika ada hal mengenai materi pelajaran yang belum jelas.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II terdiri atas dua kali pertemuan dan

dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2014 yang diisi dengan penyampaian materi dan latihan soal serta tanggal 31 Oktober 2014 yang digunakan untuk tes siklus II. Pada proses pembelajaran guru menekankan konsep-konsep pokok yang belum dipahami siswa dari hasil analisis refleksi pada tindakan I. Pada siklus II, masing-masing kelompok memperhatikan penekanan dan penjelasan materi dari guru. Selanjutnya guru memberikan penguatan materi dengan latihan soal. Kegiatan berikutnya dilanjutkan dengan diskusi kelompok yang dibantu oleh tutor tiap- tiap kelompok dan dilengkapi dengan Prezi.

Pada akhir siklus diadakan tes siklus II serta pengisian angket minat belajar. Dari hasil observasi, terlihat bahwa siswa semakin berminat mempelajari Fisika. Mereka saling bekerja sama dalam mengerjakan soal diskusi serta berusaha untuk memahaminya. Untuk hasil observasi maupun hasil angket minat belajar menunjukkan bahwa target telah tercapai, yaitu sebesar 81,00%

untuk hasil observasi dan 86,00% untuk hasil angket. Hasil penilaian keberhasilan siklus II disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Penilaian Keberhasilan Siklus II Materi Gravitasi Kelas X IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar Aspek Target

(%)

Keterca-

paian (%) Kriteria

Kognitif 75 78 Tercapai

Minat Belajar

75 84 Tercapai

Dari hasil target keberhasilan pada siklus II di atas dapat diketahui bahwa minat belajar siswa dalam proses pembelajaran dan kemampuan kognitif siswa yang disajikan pada Tabel 2 telah mencapai target yang telah ditentukan.

Hasil Siklus I dan Siklus II

Pada pembelajaran dengan metode Peer Tutoring, terjadi peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II. Hasil tindakan siklus I dan II disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1.Histogram Capaian Kognitif dan Minat Belajar Siklus I dan Siklus II

0 50 100

kognitif minat

58 % 49 %

78 % 84 %

P er se ntas eK et er cap ai an( % )

Aspek yang Dinilai siklus I siklus II

(6)

commit to user

Dari histrogram dapat dilihat kenaikan signifikan terjadi pada aspek kognitif. Kenaikan tersebut dapat disebabkan karena munculnya minat belajar siswa terhadap materi yang belum mereka kuasai, sehingga ada kemauan untuk aktif mengikuti pembelajaran. Dengan meningkatnya minat belajar siswa, maka pemahaman siswa terhadap materi Gravitasi juga dapat bertambah.

Minat belajar yang timbul setelah tes siklus I merupakan salah satu tujuan pada penelitian ini.

Dari hasil observasi dan angket minat belajar dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dari siklus I hingga siklus II mengalami peningkatan. Untuk ketercapaian setiap aspek minat belajar, dari observasi maupun angket menunjukkan bahwa peningkatan minat belajar siswa rata-rata sebesar 35,00%. Peningkatan hasil minat belajar siswa dari siklus I hingga siklus II terjadi karena pada saat siklus II jumlah kelompok Peer Tutoring lebih disederhanakan lagi. Peningkatan kemampuan kognitif siswa tersebut sesuai dengan hasil penelitian Fadhilah bahwa Peer Tutoring dapat meningkatakan prestasi belajar baik dari aspek kognitif maupun aspek afektif dan rasa ingin tahu siswa.

Inilah suasana yang diciptakan guru yang mampu memadu madankan antara strategi pembelajaran, pedekatan yang menyenangkan, dan metode yang mengaktifkan siswa. Pada pembelajaran ini siswa terlibat aktif, guru menyediakan lingkungan pembelajaran yang baik dan siswa menjalani proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga mendapat hasil yang diinginkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan : (1) Ada peningkatan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas XI SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar dengan penerapan model pembelajaran peer tutoring dilengkapi prezi sebesar 20 %. (2) Ada peningkatan minat belajar Fisika siswa kelas XI SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar dengan penerapan model pembelajaran peer tutoring dilengkapi prezi sebesar 45 % untuk hasil observasi, dan sebesar 25 % untuk hasil angket.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Slameto. (2003). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. Jakarta

[2] Suherman, E dkk. (2003). Strategi pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: UPI

[3] Syaifudin, Moch Machfud. (2008).

Pembelajaran Model Peer Tutoring Berparadigma Integrasi-Interkoneksi Untuk Meningkatakan Minat Dan Prestasi Belajar Fisika. Yogyakarta:

Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga

[4] Fadhilah, Nur (2013). Penerapan Model Pembelajaran Peer Tutoring Dilengkapi Lingkaran Hidrokarbon untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar kimia pada materi pokok hidrokarbon siswa kelas X-6 SMA N 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

Surakarta : FKIP UNS Surakarta

[5] Artianningsih. (2013). Penerapan Mind Mapping Dengan Media Prezi Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Partisipasi Belajar Akuntansi. Surakarta: FKIP UNS Surakarta

[6] Moleong, L.J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

[7] Arikunto, S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

[8] Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

(7)

commit to user

Gambar

Tabel 1.   Hasil Penilaian Keberhasilan Siklus I  Materi Gravitasi Kelas XI IPA 3 SMA  Negeri Kebakkramat Karanganyar

Referensi

Dokumen terkait

13 Nastanak poslovne inteligencije mnogi autori vežu uz sustave za potporu odlučivanju (engl. Decision support system - DSS) čiji je cilj podržavati poslovne procese

kelas IV SD sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai siswa dan diintegrasikan dengan unsur-unsur SETS untuk meningkatkan kemanpuan konsep Sains

Puji dan syukur tak lupa dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas lindungan dan bimbingan roh kudus-Nya sehingga skripsi dengan judul PENGARUH MEKANISME

pemupukan rasa tanggung jawab atas pekerjaan seseorang beserta hasilnya. Artinya kepada para pekerja diberi kebebasan untuk mengendalikan sendiri pelaksanaan tugasnya

[r]

sehingga pada mitra pertama produk mereka tidak tahan lama yaitu hanya bertahan satu hari.Metode studi kasus dan hasil pengamatan di lapangan yang digunakan

Seperti telah disinggung pada uraian di muka bahwa tidak akan dike- mukakan semua sambandha pada prasasti Bali tetapi dipakai beberapa saja sebagai contoh. Dari