• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Tempat Penelitian"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Terbuka Surakarta yang terletak di Jl. Raya Solo-Tawangmangu KM 9.5 Sapen, Sukoharjo. Secara geografis letak dari Universitas Terbuka Surakarta di sebelah timur berbatasan dengan pusat pemerintahan Kota Karanganyar, di sebelah barat berbatasan dengan Universitas Surakarta, di sebelah utara berbatasan dengan pemukiman masyarakat Jaten Karanganyar, dan di sebelah selatan berbatasan dengan lahan pertanian.

1. Visi dan Misi Universitas Terbuka (Sumber data Dokumen : Katalog Universitas Terbuka 2013)

a. Visi

Pada tahun 2021, UT menjadi institusi PTTJJ berkualitas dunia dalam menghasilkan produk pendidikan tinggi dan dalam penyelenggaraan, pengembangan, dan penyebaran informasi PTTJJ.

b. Misi

1) Menyediakan akses pendidikan tinggi yang berkualitas dunia bagi semua lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan berbagai program PTTJJ.

2) Mengkaji dan mengembangkan sistem PTTJJ.

3) Memanfaatkan dan mendiseminasikan hasil kajian keilmuan dan kelembagaan untuk menjawab tantangan kebutuhan pembangunan Nasional.

Tujuan pendirian UT :

1) Memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara Indonesia dan warga negara asing, di mana pun tempat tinggalnya, untuk memperoleh pendidikan tinggi.

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Memberikan layanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau

karena alasan lain, tidak dapat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi tatap muka.

3) Mengembangkan program pendidikan akademik dan profesional sesuai dengan kebutuhan nyata pembangunan yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain (Sumber data Dokumen : Katalog Universitas Terbuka 2013).

2. Kelembagaan (Sumber data Narasumber : Kasubbag Tata Usaha UPBJJ-UT Surakarta Agus Susanto, S.IP).

a. Nama : UPBJJ-UT Surakarta

b. Alamat : Jl. Raya Solo-Tawangmangu KM

9.5 Sapen, Sukoharjo

c. Kepala : Ir. Muhammad Kholis, M.Si.

d. Kasubbag Tata Usaha : Agus Susanto, S.IP e. Koord. Registrasi & Pengujian : Drs. Edy Ngatmanto, M.Pd.

f. Koord. BBLBA : Drs. Muhammad Dawam

3. Keadaan Tanah

a. Status tanah : Hak Milik

b. Luas tanah : 2.000 m²

4. Keadaan Gedung

a. Status gedung : Hak Milik

b. Luas bangunan : 1.600 m²

c. Ruang kelas : Menggunakan ruang kelas SMP

berdasarkan Pokjar (Kelompok Belajar) wilayah kota masing- masing dalam kelola UPBJJ-UT Surakarta. Untuk Pokjar di Kota Salatiga berlokasi di SMP Negeri 9 dengan jumlah 1 kelas untuk

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mahasiswa semester V jurusan ilmu

perpustakaan.

5. Keadaan Dosen/Karyawan

Untuk pengelola Pokjar (Kelompok Belajar) di Kota Salatiga berjumlah 2 orang. Dosen berasal dari Universitas yang ditunjuk atau sesuai dengan syarat yang ditentukan oleh UPBJJ-UT Surakarta. UPBJJ-UT Surakarta juga memiliki program perkuliahan yang diberikan oleh dosen tamu dan pelaksanaan seminar yang sesuai dengan jurusan mahasiswanya di setiap Pokjar (Sumber data Narasumber : Koordinator BBLBA UPBJJ- UT Surakarta Drs. Muhammad Dawam).

6. Keadaan Mahasiswa

Untuk mahasiswa dengan jurusan ilmu perpustakaan yang sedang berada di semester V Tahun Ajar 2014/2015 hanya berada di Pokjar (Kelompok Belajar) Kota Salatiga, dengan jumlah 1 kelas dan mahasiswa sebanyak 25 orang (Sumber data Narasumber : Koordinator Pokjar Kota Salatiga Bpk. Nurdin).

B. Paparan Temuan Penelitian

1. Perencanaan Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta.

Sebelum melaksanakan perkuliahan baik tutorial tatap muka dan tutorial online mahasiswa UT Surakarta diwajibkan melakukan registrasi mata kuliah. Registrasi mata kuliah dilakukan setiap awal semester. Registrasi dapat diakses di situs (http://www.ut.ac.id) atau diperoleh dari UPBJJ-UT Surakarta. Setelah melakukan registrasi mata kuliah mahasiswa akan menerima Lembar Informasi Pembayaran (LIP) dari UPBJJ-UT Surakarta untuk membayar biaya registrasi mata kuliah melalui Bank.

Sebelum perkuliahan mahasiwa memilih jenis tutorial yang disediakan oleh UPBJJ-UT Surakarta, apakah Tutorial tatap muka atau Tutorial online (Sumber data Dokumen : Katalog Universitas Terbuka 2013).

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara kepada mahasiswa UT Surakarta (wawancara tanggal 02 maret 2014) sebagai berikut :

Awal sebelum perkuliahan dimulai, kami melakukan registrasi. Setelah registrasi mahasiswa akan diberikan buku/modul. Mahasiswa dianjurkan untuk dapat melakukan belajar mandiri dari modul tersebut. Dalam perkuliahan modul adalah yang paling pokok, biasanya untuk tambahan kami belajar dari referensi lain dengan belajar di perpustakaan. Jika 1 kelas menginginkan pembelajaran tutorial online tinggal diajukan ke pihak UT Surakarta dengan menyerahkan daftar nama sejumlah 25 orang yang ingin melakukan tutorial online, nanti tunggu di ACC dulu apakah tutornya tersedia, pemilihan waktu, dan ada biaya tambahan untuk tutorial online. (Catatan lapangan 3, halaman 94)

Tutorial tatap muka (TTM) dikelompokkan menjadi 2 yaitu TTM wajib dan TTM Atas Permintaan Mahasiswa (TTM Atpem). TTM wajib adalah termasuk dalam layanan Sistem Paket Semester (SIPAS), untuk penyelenggaraannya mahasiswa tidak ditarik biaya. Sementara TTM Atpem dapat diselenggarakan jika ada permintaan dari mahasiswa dengan persyaratan jumlah mahasiswa minimal 20 orang per mata kuliah per kelas per semester, tersedia tutor relevan dengan mata kuliah yang akan ditutorkan, dan mahasiswa calom TTM Atpem telah melunasi biayanya.

Untuk tutorial tatap muka tutor sebagai pengajar juga melakukan perencanaan pada pelaksanaan pembelajaran, berdasarkan hasil wawancara kepada tutor mata kuliah otomasi kearsipan (wawancara tanggal 23 maret 2014) sebagai berikut :

Tutor mebuat RAT (Rancangan Aktivitas Tutorial) untuk 8 kali pertemuan, SAT (Satuan Acara Tutorial), dan RE (Rencana Evaluasi). Setiap tutor harus membawanya saat tutorial tatap muka berlangsung. Yang membuat RAT, SAT, dan RE dalam tutorial tatap muka adalah tutor yang bersangkutan, setiap tutor masing-masing memilikinya. Sementara untuk RAT dan SAT tutorial online dibuat oleh UT Pusat, sehingga perkuliahan mahasiswa yang melaksanakan tutorial online berhubungan langsung ke website UT Pusat. Pada pertemuan tutorial tatap muka ganjil akan diadakan tes 1, 2, dan 3 pada petemuan 3, pertemuan 5, dan pertemuan 7. (Catatan lapangan 7, halaman 106)

Contohnya pada SAT (Satuan Acara Tutorial) tutorial tatap muka, dalam materi modul pertama mempelajari mengenai Konsep dasar manajemen, sistem, dan teknologi Informasi. Konsep dasar manajemen, sistem, dan teknologi

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id informasi merupakan dasar dalam pengotomasian dalam pengelolaan arsip, selain membantu dalam otomasi kearsipan juga bertindak sebagai aturan, batasan, dan panduan dalam mengatur arsip. Kompetensi umum pada SAT tutorial pertama yaitu, Setelah mempelajari bahan ajar mata kuliah ini dan mengikuti tutorial, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui apa yang dimaksud Dasar Manajemen, Sistem, dan Teknologi Informasi. Sementara Kompetensi khusus pada SAT tutorial pertama yaitu, Secara khusus Mahasiswa diharapkan mampu Mengetahui apa sebenarnya Manajemen infomasi, Mengetahui tentang sistem informasi, dan Mengetahui seperti apa Teknologi Informasi. Metode pembelajaran yang digunakan pada tutorial tatap muka adalah Student Teams Achievement Division (STAD) dengan media Whiteboard, Laptop, dan LCD.

Untuk evaluasi dibuat pada RE (Rencana Evaluasi) dengan jumlah skor total soal 100. Dengan rumus seperti ini :

(Catatan lapangan 7, halaman 106)

Tabel dibawah ini adalah contoh SAT perkuliahan tutorial tatap muka untuk mata kuliah Otomasi dalam Kearsipan di Pokjar Kota Salatiga.

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) No. 1

Tutorial Ke 1

Kode/Nama Mata Kuliah ASIP4432/Otomasi Dalam Kearsipan

SKS/ Pertemuan 2 SKS/ Pertemuan

Nama Tutor Ifonilla Yenianti, S.PdI, S.IPI.

Kompetensi Umum Setelah mempelajari bahan ajar mata kuliah ini dan mengikuti tutorial, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui apa yang dimaksud Dasar Manajemen, Sistem, dan Teknologi Informasi

Kompetensi Khusus Secara khusus Mahasiswa diharapkan mampu :

1. Mengetahui apa sebenarnya Manajemen infomasi itu.

2. Mengetahui tentang system informasi

3. Mengetahui seperti apa Teknologi Informasi itu

Judul Modul Konsep Dasar Manajemen, Sistem, dan Teknologi Informasi

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pokok Bahasan 1. Manajemen Informasi menggunakan Sistem Informasi berbasis

komputer

2. Manajemen Informsi

3. Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Sub Pokok Bahasa Definisi Manajemen informasi

Fungsi Manajemen Informasi Definisi Sistem Informasi Siklus informasi

Definisi Teknologi Informasi Perkembangan Sistem Informasi

Model Tutorial Model Student Teams Achievement Division (STAD)

No. Tahapan Rincian Kegiatan Waktu Media

Tutor Mahasiswa

1. Persiapan Tutorial

Tutor melakukan pengkajian BMP, mempersiapkan contoh- contoh sesuai materi, melakukan pengecekan bahan presentasi yang akan dibahas ,Merancang Peta Konsep dan membuat Peta Konsep 2. Kegiatan

Pendahuluan

1. Tutor memperkenalkan diri dan berusaha mengenal peserta 2. Tutor menjelaskan

tujuan pertemuan tutorial, peserta diharapkan sudah membaca dan berusaha memahami materi dalam modul.

3. Tutor menjelaskan target kompetensi dan ruang lingkup materi yang akan dibahas.

4. Tutor menjelaskan strategi pembahasan yang akan digunakan yaitu dengan metode Model Student Teams Achievement Division (STAD)

Mahasiswa menyimak

dan membuat

kesepakan bersama tutor

15 menit

Whiteboard

3. Kegiatan Penyajian

Tutor menjelaskan dengan metode Model Student Teams Achievement Division (STAD) Langkah kegiatan:

1. Tutor menyampaikan pokok-pokok materi yang harus dipahami

mahasiswa 2. Tutor menerangkan

1. Mahasiswa menyimak penjelasan Tutor dan mencatat hal- hal yang dianggap penting

2. Mahasiswa melakukan tanya jawab tentang konsep yang kurang dipahami 3. Mahasiswa

95 menit

Whiteboard Laptop LCD

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id konsep-konsep yang

harus dikuasai mahasiswa 3. Tutor memberikan

penguatan-penguatan dalam pemahaman materi.

mengerjakan tugas latihan yang diberikan oleh tutor

4. Kegiatan Penutup

1. Tutor menyimpulkan proses dan hasil tutorial 2. Untuk menambah

penguasaan mahasiswa dianjurkan berlatih dengan data yang dicari oleh Mahasiswa sendiri.

3. Tutor menyebutkan pokok bahasan yang akan dibahas pada pertemuan tutorial berikutnya yaitu

rah Perkembangan Manajemen, Sistem, dan Teknologi 4. Mahasiswa diminta

mempelajari modul atau referensi lain yang relevan dengan pokok bahasan tersebut.

Mahasiswa mencatat hal-hal yang dianggap penting

10 menit

Whiteboard

Salatiga, 23 Februari 2014 Tutor,

Ifonilla Yenianti, S.PdI, S.IPI.

NIP. 19790120 200312 2 003 Tabel 1. SAT Tutorial Tatap Muka

Dengan menyiapkan Rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum melakukan perkuliahan artinya tutor telah melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya dengan baik sebagai seorang pengajar. Instrumen seperti Rancangan Aktivitas Tutorial, Satuan Acara Tutorial dan Rencana Evaluasi juga selalu diperbaharui saat pergantian tahun ajaran yang baru yang terungkap berdasarkan hasil wawancara kepada tutor mata kuliah otomasi kearsipan (wawancara tanggal 23 maret 2014) sebagai berikut :

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tutor selalu melakukan pembaharuan, walaupun modul tetap sama dari tahun-tahun sebelumnya, seperti materi mengenai Konsep dasar Manajemen, Sistem, dan Teknologi Informasi pada modul pertama. Dalam materi tersebut dijelaskan pengorganisasian arsip dalam perpustakaan harus dilaksanakan dengan baik dan dibantu oleh media komputer, sementara komputer hanya digunakan tanpa aplikasi khusus untuk manajemen sistem perpustakaan secara digital, komputer hanya digunakan untuk mencatat dan menyimpan file dan melakukan penghitungan untuk mendukung pelayanan perpustakaan. Tutor menyesesuaikan dengan perkembangan saat ini dalam perkembangan teknologi seperti menyampaikan adanya SLiMS atau Senayan Library Managements System.

SLiMS adalah aplikasi berbasis open source untuk mengelola dan memanajemen arsip dalam perpustakaan. Karena pertemuan tutorial tatap muka sangat sedikit, dimana harus menyampaikan 9 pembahasan modul dalam 8 kali pertemuan itu adalah hal yg impossible, maka dalam tutorial tatap muka saya hanya menyampaikan hal-hal yg penting saja seperti perkembangan sistem informasi dan pengelolaan arsip terkini yang ada di perpustakaan seperti pemanfaatan aplikasi SLiMS hingga perpustakaan kecamatan, sehingga modul dapat dibaca dirumah. (Catatan lapangan 7, halaman 106)

Tutorial online (Tuton) terdiri dari Tuton mata kuliah dan Tuton Tugas Akhir Program (TAP) serta Tuton Pembimbingan Karya Ilmiah. Tuton dapat diakses melalui situs Universitas Terbuka (http://www.ut.ac.id) dengan memilih menu UT online dan sub-menu tutorial online. Mahasiswa mengikuti Tuton sesuai dengan mata kuliah yang diregistrasikan. Untuk mengikuti Tuton, mahasiswa harus memiliki alamat email dan melakukan aktivasi account pada situs Universitas Terbuka dengan memilih sub-menu Tutorial online. Setelah itu, mahasiswa akan memperoleh account dan password untuk dapat masuk ke layanan Tutorial online.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara kepada mahasiswa UT Surakarta (wawancara tanggal 05 maret 2014) sebagai berikut :

Sebelum melakukan perkuliahan mahasiswa mendaftar dulu untuk aktivasi pembelajaran online, Tutorial online terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu inisiasi, diskusi dan tugas. Untuk tugas ada yang dikerjakan langsung secara online dan bentuk kedua dikirim berupa file jawaban yang telah dijawab sebelumnya. Untuk kuliah masuk melalui website http://student.ut.ac.id yang dilanjutkan memasukkan username dan password. (Catatan lapangan 5, halaman 99)

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar diatas adalah hasil tampilan halaman Web sebelum pelaksanaan tutorial online, caranya mahasiswa UT Surakarta mengisi kolom Nama Pengguna dan Password Login . Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 133 (Sumber data Dokumen : Panduan Aktivasi UT Online dan Tutorial Online).

2. Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta.

Tutorial tatap muka dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan per mata kuliah. Selama tutorial mahasiswa diberi 3 tugas, pada pertemuan ke 3, 5, dan 7. Tugas yang menuntut penguasaan suatu konsep dikerjakan di kelas pada saat tutorial tatap muka dilaksanakan, sedangkan tugas yang bersifat unjuk kerja atau praktek dikerjakan diluar kelas tutorial tatap muka. Dalam tutorial tatap muka mahasiswa dituntut berpartisipasi aktif dalam mempelajari materi, mengikuti pertemuan, berdiskusi, dan mengerjakan tugas (Sumber data Dokumen : Katalog Universitas Terbuka 2013).

Selain pelaksanaan tutorial tatap muka, perkuliahan juga diselingi dengan mengunjungi perpustakaan yang telah menerapkan otomasi pada kearsipan dan perpustakaannya. Kunjungan langsung ke perpustakaan adalah sebagai salah satu praktek kerja lapangan. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara kepada mahasiswa UT Surakarta (wawancara tanggal 26 februari 2014) sebagai berikut :

Untuk simulasi praktek mata kuliah otomasi kearsipan sesuai modul pertama yaitu materi Konsep dasar manajemen, sistem, dan teknologi Informasi misalnya, kami mengunjungi Perpustakaan pusat UNS. Yang didapatkan dari

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Perpustakaan pusat UNS adalah kami dapat melihat dan mengoperasikan Katalog komputer yang berguna untuk mencari dimana buku yang akan dicari melalui katalog yang sudah terkomputerisasi, semua buku koleksi perpustakaan sudah dibuatkan barcode sebelumnya, dan database seluruh barcode buku tersebut sudah berada dalam katalog komputer. Cara menggunakan katalog komputer tersebut, kami memasukkan keyword nama buku dan nama pengarang jika tahu, selanjutnya pada layar komputer akan menunjukkan berapa banyak hasil temuan yang termasuk koleksi perpustakaan dan menunjukkan dimana letak rak buku tersebut berada. Dapat melihat dan mengoperasikan langsung lebih enak, karena kami jadi memiliki pengalaman nyata, tidak hanya teori dari modul dan hasil pembelajaran tutorial tatap muka di kelas. (Catatan lapangan 1, halaman 90) Kegiatan dalam Tutorial online perkuliahan meliputi 8 inisiasi dan 3 tugas yang dilaksanakan selama 8 minggu. Dalam Tuton mahasiswa dituntut berpartisipasi aktif mempelajari materi inisiasi, berdiskusi, dan mengerjakan tugas. Tugas dikerjakan dan dikirim kepada tutor tuton secara online. Tuton dilaksanakan melalui situs Universitas Terbuka (http://www.ut.ac.id), lalu memilih menu UT online dan kemudian pilih sub- menu tutorial online. Mahasiswa yang mengikuti tutorial online melakukan perkuliahan sesuai dengan mata kuliah yang diregistrasikan.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara kepada mahasiswa UT Surakarta (wawancara tanggal 05 maret 2014) sebagai berikut :

Pembelajaran dilaksanakan sebanyak 8x pertemuan, setiap minggu ada inisisasi 1, inisiasi 2, inisiasi 3 sampai dengan inisiasi 8. Tugas diberikan pada pertemuan 3, pertemuan 5, dan pertemuan 7. Pada inisiasi 1 contohnya, tutor

memberikan materi kepad Konsep dasar manajemen,

sistem, dan teknologi Informasi ; Manajemen informasi yaitu kesempatan untuk meningkatkan produktivitas individu dan organisasi melalui pengambilan keputusan dan komunikasi yang lebih baik dengan mendayagunakan komputer.

Sistem informasi yaitu kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses, dan menyimpan serta mendistribusikan data. Sementara Teknologi informasi yaitu suatu teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran data/informasi tersebut dalam batas-

Inisiasi 1 mengenai materi Konsep dasar manajemen, sistem, dan teknologi Informasi dilaksanakan sebanyak 1x pertemuan. (Catatan lapangan 5, halaman 99)

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar diatas adalah contoh hasil tampilan halaman Web pada Inisiasi mata kuliah Konsep Dasar Akuntansi pada pelaksanaan tutorial online, caranya mahasiswa melakukan klik pada judul inisiasi, contoh : INISIASI 1 / INISIASI 2, nantinya materi inisiasi akan muncul setelah mahasiswa melakukan klik pada salah satu inisiasi. Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 133 (Sumber data Dokumen : Panduan Aktivasi UT Online dan Tutorial Online).

Saat pelaksanaan tutorial online ada beberapa pertanyaan untuk didiskusikan juga bersama mahasiswa, wujud diskusi nya berbentuk file tulisan Pengolahan data menjadi sebuah informasi itu merupakan suatu siklus yang terdiri dari tahap tahap kegiatan pengolahan data.

Sebutkan tahap tahap yang dimaksud dan contohkan tentang pengolahan data sebuah informasi !

Bentuk tutorial online di UT seperti dialog dan tulisan yang disebut Inisiasi. Ada juga diskusi yang disampaikan melalui tulisan. Diskusi dilaksanakan oleh mahasiswa kepada tutor mata kuliah bersangkutan. Tidak bergambar dan tidak bersuara hanya berbentuk tulisan saja. Yang melaksanakan tutorial online sendiri-sendiri. Pembelajaran diakses secara mandiri oleh mahasiswa secara online, pembelajaran dapat diakses kapan saja, bisa pagi, siang atau sore, waktunya sangat fleksibel. (Catatan lapangan 5, halaman 99)

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar diatas adalah contoh hasil tampilan halaman Web pada Diskusi mata kuliah Konsep Dasar Akuntansi pada pelaksanaan tutorial online, caranya mahasiswa melakukan klik pada judul diskusi, contoh : Diskusi Inisiasi I / KESIMPULAN DISKUSI 1, nantinya materi diskusi akan muncul setelah mahasiswa melakukan klik pada salah satu diskusi. Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5 pada halaman 133 (Sumber data Dokumen : Panduan Aktivasi UT Online dan Tutorial Online).

Dari hasil penelitian di lapangan ditemukan bahwa tidak semua Pokjar melaksanakan blended learning. Contohnya pada Pokjar Kota Karanganyar dan Pokjar Kota Salatiga yang hanya melaksanakan tutorial tatap muka karena tidak ada mahasiswa yang mendaftar dan mengajukan untuk melaksanakan tutorial online, namun ada salah satu Pokjar yaitu di Kabupaten Sukoharjo yang melaksanakan blended learning karena memang di Pokjar Kabupaten Sukoharjo difasilitasi dan dikoordinir oleh Dinas pendidikan Kabupaten Sukoharjo untuk melakukan tutorial tatap muka dan tutorial online pada mahasiswa UT Surakarta yang dikarenakan hal tersebut adalah kebijakan dari Dinas pendidikan tersebut. Berikut adalah hasil wawancara kepada mahasiswa UT Surakarta Pokjar Kabupaten Sukoharjo tentang pelaksanaan blended learning (wawancara tanggal 05 maret 2014) sebagai berikut :

Saya tertarik melaksanakan keduanya, dengan melaksanakan pembelajaran tutorial tatap muka dan tutorial online. Blended learning di UT Surakarta adalah gabungan antara tutorial tatap muka dan tutorial online. Seperti dalam perkuliahan modul pertama mengenai Konsep dasar manajemen, sistem, dan teknologi Informasi, pada saat tutorial tatap muka dosen yang satu dan dosen yang lainnya memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam cara menyampaikan materi perkuliahan, ada dosen yang jelas menyampaikan materi perkuliahan lewat tutorial tatap muka ada juga yang jelas menyampaikan materi perkuliahan lewat tutorial online. Untuk mata kuliah otomasi kearsipan dilaksanakan dengan blended learning, teknis pelaksanaan perkuliahannya dilaksanakan secara

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bersamaan antara tutorial tatap muka dan tutorial online, jadi setelah melaksanakan tutorial tatap muka, mahasiswa juga wajib mengikuti tutorial online.

Pokjar Kabupaten Sukoharjo memang melaksanakan blended learning.

Peran dari Dinas pendidikan Kabupaten Sukoharjo adalah membantu mengelola dan memfasilitasi ruangan kelas pada SMP Negeri 3 Sukoharjo untuk pelaksanaan perkuliahan kepada mahasiswa UT Surakarta, wujud fasilitasinya adalah Dinas pendidikan Kabupaten Sukoharjo membantu dalam pendaftaran pertama kali ke UT Pusat. Alur awalnya adalah mahasiswa yang ingin kuliah di UT Surakarta harus mendaftar terlebih dahulu melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo, selanjutnya jika jumlah pendaftar lebih dari 30 orang maka akan disiapkan untuk melaksanakan tutorial tatap muka, namun jika tidak sampai 30 orang maka mahasiswa akan disiapkan untuk tutorial online. Karena dalam pelaksanaan tutorial online seluruh perkuliahan berhubungan langsung dengan UT Pusat, sementara untuk perkuliahan tutorial tatap muka menjadi tanggung jawab UPBJJ- UT Surakarta. Namun beberapa mata kuliah memang wajib untuk melaksanakan tutorial tatap muka, seperti mata kuliah Otomasi Kearsipan, maka mata kuliah tersebut dilaksanakan dengan tutorial tatap muka dan tutorial online. Mata kuliah wajib tutorial tatap muka yang lainnya seperti Layanan Perpustakaan, Pengolahan Bahan Non Buku dan Penelusuran Literatur.

Untuk pelaksanaan blended learning di Pokjar Kabupaten Sukoharjo tidak hanya pada mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan saja, jurusan lain juga melaksanakan blended learning seperti jurusan Akuntansi, PAUD, PGSD dll. Saat saya mulai berkuliah di UT Surakarta pada tahun 2009 blended learning sudah dilaksanakan oleh Pokjar Kabupaten Sukoharjo. (Catatan lapangan 5, halaman 99)

3. Hambatan Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta.

Hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang dirasakan oleh mahasiswa UT Surakarta adalah sedikitnya waktu perkuliahan yang hanya berjumlah 8 kali pertemuan untuk tutorial tatap muka. Hal itu dirasakan kurang sehingga mahasiswa mengatasinya dengan membuat catatan dan melakukan belajar mandiri di rumah menggunakan modul dan catatan yang dibuat ketika perkuliahan berlangsung.

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara kepada mahasiswa UT Surakarta (wawancara tanggal 23 maret 2014) dan (wawancara tanggal 05 maret 2014) sebagai berikut :

Hambatan waktu pertemuan tutorial tatap muka untuk mempelajari materi modul pertama mengenai Konsep dasar manajemen, sistem, dan teknologi Informasi yang sedikit tersebut menjadikan mahasiswa melakukan belajar mandiri di rumah yang berasal dari catatan perkuliahan dan membaca modul. (Catatan lapangan 8, halaman 110)

Hambatannya, jika pada tutorial tatap muka tugasnya terlalu banyak, sementara waktu perkuliahan hanya selama 2 bulan, untuk belajar mata kuliah yang lainnya jadi tidak terpenuhi dengan baik, belajar menjadi tidak maksimal karena mata kuliah lain belum sempat dipelajari dengan cukup. Jika hambatan pada tutorial online kadang terbentur dengan kesibukan, karena tutorial online membutuhkan jaringan internet dan laptop jadi harus meluangkan waktu khusus.

Karena sambil bekerja kadang tidak ada waktu, menjadikan untuk melakukan tutorial online menjadi sulit. (Catatan lapangan 5, halaman 99)

Dari hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa banyak mahasiswa yang memiliki sifat dan sikap pembelajaran yang berbeda-beda. Ada yang bersifat auditori, visual, dan kinestetik. Hal ini membutuhkan perhatian dari para tutor agar membuat pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan dan berkesan oleh mahasiswanya, agar materi mudah dipahami dan dimengerti oleh mahasiswa. Serta pembuatan Rancangan Acara Tutorial dan Satuan Acara Tutorial yang harus sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan peserta didik.

Namun untuk mengatasi keterbatasan pada tutorial tatap muka ada juga solusi atau keinginan dari mahasiswa untuk melaksanakan tutorial online dan praktek langsung ke lapangan sebagai tambahan sumber belajar. Hal tersebut terungkap pada hasil wawancara kepada mahasiswa UT Surakarta (wawancara tanggal 23 maret 2014) dan (wawancara tanggal 05 maret 2014) sebagai berikut :

Sebenarnya mahasiswa berkeinginan juga untuk merasakan perkuliahan tutorial online. Tapi bagi mahasiswa yang juga sudah menjadi ibu rumah tangga

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id hal tersebut sulit dilaksanakan. Untuk praktek ke lapangan mata kuliah Otomasi Kearsipan pada materi modul pertama mengenai Konsep dasar manajemen, sistem, dan teknologi Informasi mahasiswa Pokjar Salatiga mengunjungi Perpustakaan Umum Daerah Kota Salatiga. Yang didapatkan mahasiswa dari Perpustakaan Umum Daerah Kota Salatiga adalah merasakan kemudahan jika otomasi kearsipan menggunakan bantuan komputer maupun internet dengan aplikasi library management system juga. Mahasiswa juga mengenal aplikasi seperti SLiMS dan Koha, dimana aplikasi manajemen sistem perpustakaan tersebut yang bersifat open source dan tidak berbayar sangat memudahkan pustakawan dalam bekerja. (Catatan lapangan 9, halaman 112)

Untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan tutorial tatap muka dan tutorial online adalah dengan menyediakan waktu belajar yang lebih banyak, punya kemauan untuk semangat belajar, karena semuanya pasti bisa dan akan terlewati dengan baik meskipun ada tugas perkuliahan yang sangat banyak.

(Catatan lapangan 5, halaman 99)

Dari hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa segala kemampuan dan keinginan mahasiswa di UT untuk belajar sangat tinggi. Mahasiswa UT selalu memperkaya kemampuan dengan perkembangan terkini di bidang teknologi dan aplikasi manajemen sistem perpustakaan untuk memudahkan pengelolaan pada perpustakaan.

Untuk mencegah kesulitan dalam pelaksanaan tutorial online, sebelum melakukan proses login ke dalam layanan Tuton, mahasiswa dianjurkan men-download dan membaca panduan Tuton yang tersedia pada sub-menu tutorial online. Apabila ada masalah dalam mengakses situs Tuton, mahasiswa dapat berkonsultasi melalui email ke alamat ut-online@ut.ac.id(Sumber data Dokumen : Katalog Universitas Terbuka 2013).

4. Hasil Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta.

Berdasarkan hasil analisa dokumen yang didapatkan dari Universitas Terbuka Surakarta bahwa hasil belajar mahasiswa diukur melalui pengerjaan tugas dan partisipasi dalam Tutorial tatap muka dan Tutorial online, praktek, dan Ujian Akhir Semester (Sumber data Dokumen : Katalog Universitas Terbuka 2013).

Jenis Evaluasi Hasil Belajar :

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a. Tutorial tatap muka dan Tutorial online

1) Aspek yang dinilai dalam tutorial tatap muka adalah pengerjaan tugas dan partisipasi dalam tutorial yang berkontribusi 50% terhadap nilai akhir mata kuliah.

2) Aspek yang dinilai dalam tutorial online adalah pengerjaan tugas dan partisipasi dalam tutorial yang berkontribusi 30% terhadap nilai akhir mata kuliah.

b. Praktek

Aspek yang dinilai dalam praktek adalah proses pelaksanaan praktek, laporan praktek, dan ujian praktek yang berkontribusi sebesar 100% terhadap nilai akhir mata kuliah.

c. Ujian Akhir Semester (UAS)

Hasil belajar mahasiswa dalam satu semester diukur melalui UAS. Nilai UAS berkontribusi minimal 50% terhadap nilai akhir mata kuliah.

Dari hasil penelitian di lapangan yang menemukan bahwa tidak semua Pokjar melaksanakan blended learning. Contohnya pada Pokjar Kota Karanganyar dan Pokjar Kota Salatiga yang hanya melaksanakan pembelajaran tutorial tatap muka, sedangkan Pokjar Kabupaten Sukoharjo yang melaksanakan blended learning ternyata ditemukan juga mengenai perbedaan hasil belajar yang didapatkan oleh masing-masing mahasiswa dari ketiga Pokjar tersebut.

Berikut adalah hasil wawancara kepada mahasiswa UT Surakarta Pokjar Kota Karanganyar dan Pokjar Salatiga tentang hasil belajar mata kuliah otomasi kearsipan yang dilaksanakan dengan pembelajaran tutorial tatap muka (wawancara tanggal 02 maret 2014 dan tanggal 23 maret 2014) sebagai berikut :

Hasil belajar tutorial tatap muka saya untuk mata kuliah otomasi kearsipan kurang memuaskan dapat nilai B. Padahal jika mata kuliah yang ditutorkan biasanya dapat nilai A, nilai ada dua, yang berasal dari 3 kali tes pertemuan ganjil oleh tutor dan nilai UAS. Karena seringkali mata kuliah yang tidak ditutorkan biasanya dapat nilai B. (Catatan lapangan 3, halaman 94)

Nilai tutorial tatap muka banyak yang kurang bagus, karena pertemuan perkuliahan sangat sedikit sementara pokok belajarnya banyak. Padahal tutorial tatap muka biasanya membantu nilai lebih bagus daripada mata kuliah yang tidak

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ditutorkan. Saya memiliki solusi, bahwa untuk jam perkuliahan sebaiknya ditambah lagi, jika tutor suatu waktu tidak bisa datang sebaiknya tutor harus mengganti hari lain untuk pengganti kuliah, sebaiknya juga tutor dapat meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan mengenai kesulitan dalam materi perkuliahan melalui sms atau e-mail. (Catatan lapangan 8, halaman 110)

Berikut adalah hasil wawancara kepada mahasiswa UT Surakarta Pokjar Kabupaten Sukoharjo tentang hasil belajar mata kuliah otomasi kearsipan yang dilaksanakan dengan blended learning (wawancara tanggal 05 maret 2014) sebagai berikut :

Dapat A, hasil tersebut diperoleh karena perkuliahan dilaksanakan dengan tutorial tatap muka dan tutorial online. Blended learning memberikan materi yang lebih luas, tidak hanya berasal dari modul. Jika tutorial tatap muka hanya sesuai dengan modul, sedangkan tutorial online ada penggabungan antara materi dari modul dan tambahan materi lain yang berkaitan dengan otomasi kearsipan. Hasil belajar didapatkan 2 bulan setelah ujian, bisa diakses lewat internet di http://ut.ac.id di nilai mahasiswa, masukan username dan password. Hasil nilai berbentuk fisik juga diberikan dari UT Surakarta kepada mahasiswa. (Catatan lapangan 5, halaman 99)

Dari hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan harus dimanfaatkan oleh segala pihak untuk menunjang proses dalam pembelajaran bagi peserta didik. Teknologi dapat membantu tercapainya hasil belajar yang baik, karena sesuai dengan perkembangan pada masa kini yang kehidupan sehari-harinya tidak lepas dari teknologi, dimana hal tersebut harus dimanfaatkan untuk kegiatan positif seperti membantu kegiatan belajar.

C. Pembahasan dan Teori Hasil Penelitian

1. Perencanaan Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta.

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Desain Proaktif untuk Belajar adalah desain yang terintegrasi antara konsep dan ide, dibangun di atas tiga fase inti yaitu Membangun (Membangun komponen fungsional untuk mencapai tujuan belajar ; Menyiapkan target untuk pengembangan profesional), Meningkatkan (Bekerjasama dengan pihak terkait dalam analisis tujuan ; Meningkatkan konteks, tujuan, analisis, strategi dan aktivitas) dan fase Mempertahankan (Memodifikasi komponen fungsional dengan imrovisasi berkelanjutan ; Adaptasi konteks untuk merefleksikan paradigma terkini). Tahapan tersebut digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang harus dipertimbangkan oleh perancang blended learning.

Tiga fase inti dari Desain proaktif untuk belajar menghasilkan cerminan penerapan dari interkoneksi antara teori pembelajaran. Hasil pertama adalah koneksi, tidak hanya dalam hal pendekatan konektivistik belajar (Siemens, 2004) dan pentingnya belajar melalui interaksi sosial (Vygotsky, 1978) , tetapi juga dalam hal pembelajaran yang bermakna (Ausubel, 1968), dan koneksi yang dibuat baik secara internal dengan program studi dan yang lebih luas, maupun lingkungan eksternal.

Memanfaatkan teori dasar ini, dalam hubungannya dengan kontekstual atau terletak pada perspektif kognisi (Clancey, 1997) , dan bahkan yang lebih baru yaitu pada interpretasi belajar otentik (Herrington , Reeves, & Oliver, 2007), Desain proaktif untuk belajar juga memberikan fondasi untuk membangun pengajaran dan lingkungan yang relevan, pengetahuan bermakna yang dibangun oleh peserta didik dan kemudian dapat diinternalisasi oleh peserta didik dalam kegiatan belajar (Roderick C. Sims dalam Dale Holt 2011 : 31 37).

Dalam Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Anna Ya Ni dalam Journal of Public Affair Education Vol. 19(2), halaman 199 215 dengan hasil penelitiannya :

Bahwa meskipun prestasi peserta didik tidak tergantung pada model pembelajaran, mata kuliah tertentu (seperti Metode Penelitian Administrasi) yang lebih menantang peserta didik untuk bertahan dalam lingkungan virtual daripada pembelajaran didalam kelas. Selain itu, partisipasi menjadi pemicu meningkatnya kualitas dan kuantitas interaksi dalam kelas online.

Temuan penelitian ini memiliki beberapa implikasi yaitu pembelajaran kepada peserta didik, pengembangan program pembelajaran online, dan desain kurikulum. Interaksi online dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran, terutama bagi peserta didik yang cenderung hanya belajar di ruangan kelas.

Dalam mengembangkan pembelajaran online harus disadari bahwa beberapa mata

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kuliah dapat menantang peserta didik untuk bertahan dalam lingkungan online.

Pengembang pembelajaran online perlu berhati-hati dalam menganalisis mata kuliah apa yang kira-kira dapat menghalangi ketekunan dan tambahan pembelajaran yang hanya dapat diberikan melalui konsultasi tatap muka, konseling, atau les.

Meskipun pembelajaran online menawarkan alternatif pembelajaran yang efektif, namun harus diakui bahwa pembelajaran online memiliki kelebihan dan kekurangan yang unik. Dalam desain kurikulum, perlu dipertimbangkan bagaimana memanfaatkan dan mengintegrasikan keunggulan komparatif dari berbagai model pembelajaran dalam program tertentu dengan menawarkan tidak hanya sepenuhnya pembelajaran tatap muka atau pembelaajran online, tetapi juga kelas hybrid untuk mengatasi kendala waktu, tempat, dan sumber daya.

Penelitian oleh Anna Ya Ni tersebut diatas dapat ditemukan persamaan dengan yang dilaksanakan oleh UT Surakarta pada saat ini, karena bagi Pokjar (Kelompok Belajar) yang melaksanakan tutorial online juga tetap melaksanakan tutorial tatap muka karena ada beberapa mata kuliah tertentu yang wajib melaksanakan tutorial tatap muka, seperti pada jurusan ilmu perpustakaan untuk mata kuliah Otomasi Kearsipan, Layanan Perpustakaan, Pengolahan Bahan Non Buku, dan Penelusuran Literatur.

2. Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta.

Saat ini konsepsi belajar bagi semua orang harus diubah, karena belajar bukan sebagai saluran tunggal dalam menyampaikan dan menerima sebuah informasi dari ujung yang satu kepada ujung yang lain, tetapi sebaiknya menggunakan multiverse analogy artinya mempelajari banyak interaksi dan peluang yang ada. Menerapkan analogi tersebut untuk diterapkan sebagai pondasi pada blended learning akan menciptakan :

a. Lebih banyak waktu/kesempatan untuk belajar : secara tradisional, sekolah membatasi waktu belajar dari 5 hingga 9 jam per hari di sekolah bagi sebagian besar peserta didik. Namun, blended learning memberikan kesempatan bagi peserta didik dengan akses untuk belajar hingga 24 jam sehari, artinya 365 hari dalam setahun.

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Kurangnya ketergantungan pada dosen : sekali saja online learning berfungsi dan

dimanfaatkan dengan baik, peserta didik dapat belajar sendiri dengan sedikit bantuan bimbingan dari guru, kegiatan belajar tersebut biasanya menyertakan penjelasan yang diperlukan, beserta petunjuk lengkapnya.

c. Terciptanya sebuah keragaman hubungan : saat dosen hanya memulai pembelajaran dengan membicarakan latar belakang materi kuliah dan menjadi fasilitator konten , akan banyak tercipta hubungan secara alami yang muncul di kalangan peserta didik.

Kerjasama terpupuk ; kebersamaan ditempa dan akan bergeser sesuai dengan kebutuhan pada saat ini ; Informasi yang relevan disampaikan menggunakan forum atau chat dalam online learning. Hal tersebut adalah dinamika yang sangat mendorong terciptanya kerja sama tim.

d. Peserta didik bertanggung jawab atas penilaian mereka sendiri : Online learning mempromosikan diri dan sebahai co-assessment melalui kegiatan mandiri yang membantu memeriksa hasil dan lokakarya yang dibuat oleh peserta didik. Yang terakhir adalah pilihan yang secara otomatis dapat mengirim beberapa soal esai untuk setiap peserta didik, dimana nilai soal esai tersebut sebelumnya sudah dikembangkan dan disepakati oleh kelompok di awal. Kenyataan bahwa nilai bukan merupakan hak prerogatif eksklusif dari seorang dosen seperti dulu, hal ini menjadikan peserta didik bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.

e. Memperkuat usaha dan memberikan pengakuan : bahwa blended learning adalah cara yang bagus untuk mengajarkan pentingnya usaha dan mencari bahan belajar secara mandiri, karena peserta didik tahu bahwa semakin banyak kegiatan belajar yang mereka lakukan, semakin tinggi juga hasil belahjar yang diperoleh. Demikian juga, umpan balik dari online learning, bertujuan untuk memperkuat pujian dan memperkecil kritik.

Jadi, blended learning adalah alat serbaguna yang dapat digunakan untuk mengatasi segala macam masalah, untuk menganalisis sifat peserta didik dan memperlakukan peserta didik dengan lebih mendalam. Blended learning sebagai salah satu sumber daya untuk dapat menjembatani jurang pemisah antara ruang kelas sehari- hari dengan keterampilan pada abad ke-21 yang dimana harus didapatkan oleh peserta

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id didik saat ini (Pablo Ortega Gil & Francisco Arcos Garcia dalam Andrew Kitchenham.

2011 : 59 60).

Dalam Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Martha Cleveland Innes dan Prisca Campbell dalam International Review of Research in Open & Distance Learning Vol.

13(4) 2012, dengan hasil penelitiannya :

Suatu ungkapan perasaan emosi mungkin sebagai sebuah hambatan dalam belajar, namun bila dapat diatur, sebagai suatu kebutuhan dalam memompa semangat untuk berpikir, membuat keputusan, rangsangan, dan melakukan sesuatu. Dapat ditemukan juga emosi terkadang muncul didalam anggota pelaksana pembelajaran online.

Kunci dalam pelaksanaan pembelajaran online adalah pada pendahuluannya dan membuat sesi diskusi menjadi lebih menarik saat membahas pelajaran utama sehingga informasi penting tidak akan hilang karena suara yang terlalu kecil atau karena ketidaktepatan ekspresi wajah seorang tutor, kecuali emoticon. Eksplorasi dari sebuah ungkapan perasaan yang berlebihan tidak boleh terlihat, harus dapat disembunyikan dengan baik karena saat pelaksanaan pembelajaran membutuhan perhatian.

Penelitian oleh Martha Cleveland Innes dan Prisca Campbell tersebut diatas dapat ditemukan perbedaan dengan yang dilaksanakan oleh UT Surakarta pada saat ini, karena bagi Pokjar (Kelompok Belajar) Kabupaten Sukoharjo yang melaksanakan tutorial online ditemukan bahwa tutorialnya hanya berbentuk tulisan saja, tidak bergambar, dan tidak bersuara.

3. Hambatan Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta.

Hambatan dalam pelaksanaan blended learning biasanya tentang Kontrol keamanan online, rata-rata diskusi synchronous, kesulitan dalam upload file video, keterbatasan kapasitas sistem, kurangnya pengetahuan dan pengalaman teknis tutor dan peserta didik dalam teknologi informasi dan komunikasi, update dokumen, desain pembelajaran, hambatan usia dan sosial budaya, jumlah peserta didik yang banyak,

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kurangnya manajemen konten ; ada beberapa alat/perlengkapan yang tidak digunakan tutor dan peserta didik walaupun sebenarnya dapat dimanfaatkan, terbatasnya waktu (Sofia B. Dias, Josac A. Diniz, Leontios J. Hadjileontiadis, 2014 : 122 139).

Dalam Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Mark A. Maddix dalam Christian Education Journal Seri 3, Vol. 9, No.2 Tahun 2012, dengan hasil penelitiannya :

Pembelajaran online yang efektif sangat tergantung pada keberhasilan di bagian diskusi online. Karena diskusi online adalah jantung dari pelaksanaan pembelajaran online, baik secara synchronous dan asynchronous, maka sangat penting bahwa dosen dapat membuat komunikasi yang efektif melalui partisipasi aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Diperlukan kemampuan dosen untuk membuat desain pembelajaran dalam membuat tugas dalam pembelajaran dan kegiatan yang dapat meningkatkan diskusi kolaboratif itu sangat penting dalam diskusi online. Sebagai seorang fasilitator dalam diskusi online, dosen memberikan panduan dan tujuan yang jelas sebelum pelaksanaan diskusi online yang terdapat dalam silabus dan papan rubrik diskusi. Papan diskusi rubrik tersebut tertera tujuan evaluasi pembelajaran melalui diskusi dengan menggunakan Community Inquiry Model of social, hasil belajar, dan partisipasi dalam pembelajaran online. Ketika model ini dapat dicapai dalam diskusi online, mahasiswa dan fakultas akan mengalami kekuatan yang dinamis dan energi dalam pelaksanaan pembelajaran online.

Penelitian oleh Mark A. Maddix tersebut diatas dapat ditemukan perbedaan dengan yang dilaksanakan oleh UT Surakarta pada bagian diskusi dalam tutorial online.

Diskusi pada tutorial online disediakan kepada mahasiswa untuk melakukan Tanya jawab, dan diskusi ini tidak bersifat realtime.

4. Hasil Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta.

Hal yang penting bahwa pencapaian hasil belajar dari blended learning adalah hasil dari desain pembelajaran yang proaktif dan refleksif dari seorang pengajar sebagai agen perubahan dalam memfasilitasi belajar peserta didiknya. Oleh karena itu penting bahwa desain pembelajaran yang dibuat adalah berpusat pada peserta didik, yaitu pada kinerja peserta didik yang diutamakan dalam proses pembelajaran, baik di dalam kelas

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id maupun dalam online learning yang semuanya tetap menjadi tanggung jawab peserta didik.

Hanya peserta didik yang benar-benar dapat memilih untuk terlibat dan berpartisipasi aktif dalam setiap pembelajaran, memainkan perannya sebagai pebelajar, memanfaatkan sumber belajar dan interaksi belajar dengan peserta didik yang lain. Hanya peserta didik yang dapat memilih untuk terlibat, melakukan, dan mencapai hasil belajar yang diinginkan. Jadi, sementara pengajar adalah sebagai agen perubahan dalam pembelajaran, kekuasaan tertinggi untuk belajar berada ditangan peserta didik terutama mengingat adanya penekanan bahwa peserta didik harus memiliki pengalaman belajar secara individu. Pengajar sebagai agen perubahan sangat penting untuk keberhasilan pembelajaran online dalam lingkungan blended learning (Dale Holt, Stephen Segrave, Jacob Cybulski dalam Dale Holt, 2011 : 15 16).

Dalam Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Sue Y. McGorry dalam Journal of Asynchronous Learning Networks Vol. 16: Issue 4, dengan hasil penelitiannya :

Bahwa tidak ada perbedaan signifikan terhadap pengalaman belajar yang dirasakan oleh mahasiswa pada pelaksanaan pembelajaran online maupun pembelajaran tradisional tatap muka di dalam kelas. Namun penelitian ini memiliki keterbatasan karena penelitian hanya dilakukan di satu institusi pendidikan dan menggunakan satu alat pengumpulan data. Dengan harapan di penelitian masa depan menggunakan lebih banyak institusi pendidikan dan lebih banyak sampel yang menghasilkan lebih banyak perspekstif pada pengalaman belajar dalam pembelajaran online dengan pembelajara tradisonal secara tatap muka didalam kelas. Institusi pendidikan harus menyiapkan peserta didik dengan baik, karenapeserta didik adalah bagian integral yang nantinya akan memegang peranan penting didalam masyarakat, pembelajaran harus selalu dilakukan evaluasi dan perbaikan untuk mendapatkan hasil yang baik.

Penelitian oleh Sue Y. McGorry tersebut diatas dapat ditemukan perbedaan dengan yang dirasakan oleh mahasiswa UT Surakarta dalam pengalaman belajar saat pelaksanaan tutorial tatap muka dan tutorial online yang kemudian disebut sebagai blended learning. Bagi mahasiswa Pokjar (Kelompok Belajar) Kabupaten Sukoharjo yang melaksanakan blended learning merasakan bahwa pelaksanaan tutorial tatap muka dan tutorial online yang dilaksanakan secara bersamaan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Dalam tutorial online materi belajar yang didapatkan lebih

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bervariasi dan luas, sehingga meningkatkan pengetahuan mahasiswa. Sedangkan dalam tutorial tatap muka dapat berinteraksi dan bertukar pendapat dengan mahasiswa lain sehingga meningkatkan kemauan mahasiswa untuk belajar. Sementara hasil belajar lebih baik juga didapatkan mahasiswa yang melaksanakan blended learning daripada mahasiswa yang hanya melaksanakan tutorial tatap muka saja.

Gambar

Tabel dibawah ini adalah contoh SAT perkuliahan tutorial tatap muka untuk mata  kuliah Otomasi dalam Kearsipan di Pokjar Kota Salatiga.
Gambar  diatas adalah hasil  tampilan  halaman  Web  sebelum  pelaksanaan  tutorial  online,  caranya  mahasiswa  UT  Surakarta  mengisi  kolom  Nama  Pengguna  dan  Password Login
Gambar  diatas  adalah  contoh  hasil  tampilan  halaman  Web  pada  Inisiasi  mata  kuliah  Konsep  Dasar  Akuntansi  pada  pelaksanaan  tutorial  online,  caranya  mahasiswa  melakukan klik  pada  judul  inisiasi, contoh :  INISIASI  1 / INISIASI  2,  na
Gambar  diatas  adalah  contoh  hasil  tampilan  halaman  Web  pada  Diskusi  mata  kuliah  Konsep  Dasar  Akuntansi  pada  pelaksanaan  tutorial  online,  caranya  mahasiswa  melakukan  klik  pada  judul  diskusi,  contoh  :  Diskusi  Inisiasi  I / KESIMP

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu atas dasar sila kedua Pancasila Kemanusiaan yang adil beradab ketentuan yang sah menurut hukum agar seseorang bisa menjadi buruh migran yang mendapat

Febris atau demam adalah suatu keadaan di mana pengeluaran produksi panas yang tidak mampu untuk dipertahankan karena terjadinya peningktan suhu tubuh abnormal (Valita,

Limbah rumah sakit adalah semua limbah baik yang berbentuk padat maupun cair yang berasal dari kegiatan rumah sakit baik kegiatan medis maupun nonmedis yang kemungkinan

Menyampaikan hasil perkembangan tentang prosedur bongkar pasang komputer pemasangan led, keylock, speaker, harddisk, floppy, cd dan DVD room Menyelesaikan masalah tentang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Ar – Rahmah Kota Demak dalam menyelenggarakan bimbingan manasik haji dengan sistem pengelompokan

Hasil bordir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu seni berupa benda yang dihasilkan melalui proses atau cara dengan menambah hiasan menggunakan

Jadi, menurut Kloosterman struktur Kubah Sangiran yang begitu sempurna, adalah hasil dari diapir bahan Tersier yang mendorong ke atas, sehingga lapisan di atas terbentuk sebagai

Penelitian ini menemukan bahwa terdapat delapan tupoksi dari 10 tupoksi TN yang penjabaran pelaksanaannya berupa pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan