Pengolahan data dengan menggunakan program QS memberikan hasil jadwal produksi dan waktu reguler serta overtime yang dibutuhkan. Sesudahnya perlu untuk melakukan analisa terhadap solusi optimal dan pengolahan data untuk meneliti pengaruh pada solusi optimal dari perubahan terhadap nilai-nilai parameter. Analisa tersebut dilakukan untuk perencanaan produksi alternatif I.
Sedangkan alternatif II adalah sebagai perbandingan bagi alternatif I.
Ringkasan informasi yang didapat dari hasil pengolahan data meliputi:
1 Solusi optimal.
2. Perubahan maksimum pada biaya.
3. Status sumber daya.
4. Harga dual.
Seluruh informasi tersebut akan dibahas sebagi berikut.
1. SOLUSI OPTIMUM
Dari hasil pengolahan data didapatkan nilai optimal yang
memberikan keputusan seperti pada tabel 4.1 .
JO
TabeM.l.
Solusi Optimal Keputusan
Produksi 5874 karton produk Claudia pada periode 1 Produksi 900 karton produk Zwitsal pada periode 1 Produksi 940 karton produk Dettol pada periode 1
Produksi 1247 karton produk Johnson's Kid pada periode 1 Produksi 7074 karton produk Claudia pada periode 2 Produksi 943 karton produk Zwitsal pada periode 2 Produksi 958 karton produk Dettol pada periode 2
Produksi 1615 karton produk Johnson's Kid pada periode 2 Produksi 7259 karton produk Claudia pada periode 3 Produksi 962 karton produk Zwitsal pada periode 3 Produksi 975 karton produk Dettol pada periode 3
Produksi 1334 karton produk Johnson's Kid pada periode 3 Produksi 5973 karton produk Claudia pada penode 4 Produksi 926 karton produk Zwitsal pada periode 4 Produksi 984 karton produk Dettol pada periode 4
Produksi 1319 karton produk Johnson's Kid pada periode 4 Produksi 7077 karton produk Claudia pada periode 5 Produksi 881 karton produk Zwitsal pada periode 5 Produksi 958 karton produk Dettol pada periode 5
Produksi 1337 karton produk Johnson's Kid pada periode 5 Produksi 7262 karton produk Claudia pada periode 6 Produksi 932 karton produk Zwitsal pada periode 6 Produksi 974 karton produk Dettol pada periode 6
Produksi 1356 karton produk Johnson's Kid pada periode 6 Produksi 5976 karton produk Claudia pada periode 7 Produksi 942 karton produk Zwitsal pada periode 7 Produksi 982 karton produk Dettol pada periode 7
Produksi 1341 karton produk Johnson's Kid pada periode 7 Produksi 7080 karton produk Claudia pada periode 8 Produksi 962 karton produk Zwitsal pada periode 8 Produksi 957 karton produk Dettol pada periode 8
Produksi 1358 karton produk Johnson's Kid pada periode 8 Bekerja selama 107.532 jam padajam reguler pada periode 1 Bekerja selama 127.08 jam padajam reguler pada periode 2 Bekerja selama 126.36 jam padajam reguler pada perode 3 Bekerja selama 110.424 jam pada jam reguler pada periode 4 Bekerja selama 123.036 jam padajam reguler pada periode 5 Bekerja selama 126.288 jam padajam reguler pada periode 6 Bekerja selama 110.892 jam padajam reguler pada periode 7 Bekerja selama 124.284 jam padajam reguler pada perode 8
Sedangkan variabel In sampai dengan I4g keseluruhannya nilai optimumnya adalah sama yaitu nol yang berarti tidak ada produk yang perlu disimpan selama perode satu sampai dengan periode delapan.
Demikian pula dengan variabel Oi sampai dengan Os keseluruhannya nilai optimalnya sama pula yaitu nol yang berarti tidak perlu diadakan lembur (tidak ada penggunaan waktu overtime) selama periode satu sampai dengan periode delapan.
2. PERUBAHAN MAKSIMUM PADA BIAYA
Analisa terhadap perubahan biaya diperlukan untuk meneliti rentangan yang diijinkan dalam perubahan biaya baik biaya produksi maupun biaya tenaga kerja. Analisa ini akan memberi informasi sejauh mana penyelesian akhirnya tetap layak dan optimal dengan koefisien atau nilai baru untuk variabel dasar.
Solusi optimal dari tiap-tiap variabel tidak akan berubah bila biaya produksi maupun biaya tenaga kerja berada pada kisaran minimum objective coefficient dan maximum objective coefficient seperti pada tabel ringkasan
hasil pengolahan data pada lampiran 10.
Sebagai contoh, pada variabel Xn (produk sabun Claudia) dimana biaya produksi sebenarnya sebesar Rp. 25.920,- per karton dengan kisaran biaya produksi per karton minimum sebesar Rp. 24.840,- dan biaya produksi maksimum adalah bilangan yang sangat besar. Bila biaya produksi berada dalam rentang ini maka tidak akan mengubah solusi optimal yang telah didapat. Bila biaya per unit Xn diubah lebih kecil nilainya dari 24840 maka
32
solusi optimal berubah dimana nilai Xu akan berubah lebih besar dari nilai solusi semula dan variabel In akan menghasilkan solusi yang lebih besar dari nol yang berarti ada inventori produk 1 pada penode 1. Demikian pula dengan nilai variabel Ri dan Oi akan berubah lebih besar dari solusi semula.
Dengan memperhatikan lampiran 12, akan tampak perubahannya bila koefisien Xu diubah menjadi 24830. Tampak bahwa solusi XI1 akan naik menjadi 10038 unit karton sedangkan solusi In menjadi sebesar 4164 unit karton. Sedangkan waktu regularnya menjadi 135 jam dan menjalani lembur selama 22,5 jam pada periode satu. Nilai fungsi tujuannya pun turun menjadi 2.969.493.248 .
Contoh diatas merupakan analisa pada kolom basis, sedangkan contoh untuk analisa pada kolom non basis diambil dari variabel Oi (waktu lembur periode 1). Nilai variabel Oi berada pada kisaran minimum 973,3 per jam dan maksimumnya berada pada bilangan yang sangat besar. Bila biaya perjam diubah lebih kecil dari nilai minimumnya yaitu sebesar 960 maka perubahan akan tampak pada jam kerja regular periode 1 yang akan menurun menjadi 85,032 jam sedangkan jam kerja overtime pada periode 1 akan meningkat menjadi 22,5 jam. Ini berarti variabel Oi akan menjadi variabel basis bila koefisian diubah lebih kecil dari kisaran minimumnya. Hasil analisa ini dapat dilihat pada lampiran 16. Tetapi nilai fungsi tujuan tidak berubah dari nilai semula.
3. STATUS SUMBER DAYA
Suatu sumber daya yang diwakili oleh kendala, dikatakan langka jika menghabiskan seluruh jumlah yang tersedia untuk sumber daya tersebut dan dikatakan melimpah jika sebaliknya. Jumlah sumber daya yang melimpah diwakili oleh kolom surplus. Status sumber daya bisa dilihat pada kolom constraint status pada lampiran 11.
> Kendala atau sumber daya nomor 1 sampai dengan nomor 4 merupakan jumlah inventori yang ada pada periode 0 perencanaan. Status sumber dayanya langka karena dipakai seluruhnya.
> Kendala atau sumber daya nomor 5 sampai dengan nomor 36 merupakan kendala jumlah permintaan. Status sumber dayanya langka karena jumlah permintaan harus dipenuhi seluruhnya.
> Kendala atau sumber daya nomor 37 sampai dengan nomor 44 merupakan batasan atas dari waktu produksi serta jam kerja reguler dan overtime.
Status sumber dayanya langka.
> Kendala atau sumber daya nomor 45 sampai dengan nomor 52 merupakan batasan atas dari jumlah jam kerja reguler. Status sumber dayanya melimpah karena tidak semuanya digunakan.
> Kendala atau sumber daya nomor 53 sampai dengan nomor 60 merupakan batasan atas dari jumlah jam kerja lembur {overtime). Status sumber dayanya melimpah karena tidak digunakan sama sekali. Bisa dilihat karena ada surplus sejumlah batasan atasnya yaitu 22.5.
34
4. HARGADUAL
Harga dual membenkan ukuran dampak perubahan dalam ketersediaaan sumber daya terhadap nilai tujuan optimum. Harga dual dapat dilihat pada lampiran 11 pada kolom shadow price. Kenaikan perunit yang dibatasi oleh nilai maksimum dan minimum pada lampiran 11 akan menambah biaya sebanyak shadow price-nya bila bemilai positif dan mengurangi biaya sejumlah shadow price-nya. bila negatif. Untuk sumber daya yang melimpah, shadow price-nya. akan bemilai nol karena sumber daya tersebut sudah tersedia secara melimpah.
Dengan berpedoman pada harga dual ini, akan dapat dipertimbangkan sumber daya mana yang dapat ditingkatkan untuk mengurangi biaya. Sumber daya yang dapat ditingkatkan ialah sumber daya yang langka dan shadow price-nya bemilai negatif sehingga mengurangi biaya total.
Untuk sumber daya nomor satu sampai dengan nomor empat, tidak dapat ditingkatkan lagi walaupun akan mengurangi biaya karena merupakan kendala jumlah inventori yang tersedia pada periode awal (periode nol).
Perbandingan antara altematif I dan altematif II memberikan hasil bahwa ternyata altenatif I memberikan nilai fungsi tujuan yang lebih kecil dibandingkan dengan altematif II yang berarti lebih baik karena fungsi tujuannya meminimumkan biaya. Hal ini disebabkan karena pada altematif II, sumber daya waktu reguler yang tersedia dipergunakan seluruhnya dan ada waktu lembumya sehingga timbul biaya waktu lembur (overtime) pada altematif II. Dengan
demikian status sumber dayanya langka karena digunakan seluruhnya. Sumber daya yang melimpah hanya sumber daya nomor 53 sampai 60 pada altematif II.
Selebihnya tidak ada perbedaan pada jumlah unit yang harus diproduksi karena baik altematif I maupun altematif II memberikan soiusi optimal Xit dan I;t
yang sama.
Pada altematif I perusahaan memerlukan biaya jam regular untuk shift III sebesar:
7,5 jam x 6 hari x 973,3 rupiah x 8 periode = 350.388 / pekerja.
Jika ini dianggap sebagai waktu overtime seperti pada altematif II, maka perusahaan akan memerlukan biaya jam kerja sebesar:
235,896 x 1703,3 = 401.801,6568/pekerja