61 4.1 Hasil Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan harga terhadap proses keputusan pembelian .Penulis membuat kuesioner, yang disebarkan kepada 115 responden .
4.1.1 Profil Responden
4.1.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari data berikut : Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Persentase
Pria 69,2%
Wanita 30,8%
Tabel diatas menggambarkan distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Dari data yang disajikan pada tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar responden merupakan pria sebanyak 69,2% dan sisanya merupakan responden wanita sebanyak 30,8%.
62
4.1.1.2 Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada data berikut.
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Usia
Tabel di atas menggambarkan distribusi karakteristik responden berdasarkan usia. Dari data yang disajikan pada tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar responden berusia lebih dari 25 tahun sebanyak 71,2%. Persentase terbanyak kedua berusia kurang dari 25 tahun dengan persentase sebanyak 28,8%.
1.1.1.3 Responden bedasarkan Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada data gambar berikut :
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden
Pekerjaan Persentase
Pelajar/Mahasiswa 15,4%
Pegawai Negeri Sipil 16,3%
Pegawai Swasta 22,1%
Wiraswasta 46,2%
Umur Persentasi
17-25 28,8%
>25 71,2%
Tabel diatas menggambarkan distribusi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan. Dari data yang disajikan pada tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar responden berprofesi sebagai wiraswasta dengan nilai persentase 46,2%. Persentase terbanyak kedua yaitu pegawai swasta sebesar 22,1%. Persentase terbanyak ke tiga yaitu pegawai negeri sipil dengan persentase sebesar 16,3%, lalu yang terakhir dengan persentase sebesar 15,4% yaitu responden yang berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa.
4.2 Uji Deskriptif
4.2.1 Kualitas Produk Bolu Shinta Cake
Variable independen pertama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel kualitas produk, dimana variabel Kualitas produk terdiri dari empat (4) dimensi, yaitu Bentuk, ciri-ciri produk, daya tahan, estetika. Masing-masing dimensi tersebut memiliki satuan ukuran atau pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner.
Berikut ini merupakan rekapitulasi Indikator dalam variable kualitas produk :
64
JMLSKORJMLSKORJMLSKORJMLSKORJMLSKOR A Ketertarikan membeli karena ukuran bolu besar11142814455120434170448Sangat Tetarik Ketertarikan membeli kue karna suka melihat pada bentuknya11242163441764123547977,73Sangat Tetarik 463,5 B Kelezatan kue bolu Shinta cake memiliki rasa yang baik11242369371485226048282,68Sangat Lezat Kemenarikan produk sehingga mempunyai ciri khas aroma338161854421684422046179,38Sangat Tetarik 471,5 C Ketahanan bolu Shinta cakeuntuk lebih lama disimpan.00121751411645628049772,37Sangat Tahan Ketahanan bentuk bolu yang tidak mudah hancur00361133602404120548474,02Sangat mudah 490,5 D Kerapihan packaging Shinta cake yang sajikan003617514216853265490Sangat rapih Kemenarikan tampilan bolu Shinta cake558168245220842210463Sangat 476,5
Dimensi Estetika
Dimensi Daya Tahan
Dimensi Ciri-ciri produk
Dimensi Bentuk Rata-rata Skor Dimensi Estetika
Rata-rata Skor Dimensi Daya Tahan
Rata-rata Skor Dimensi Ciri-ciri Produk
Rata-rata Skor Dimensi Bentuk
KATEGORI%∑SKORNILAI PERNYATAANNO54321
Tabel 4.4 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Variabel Kualitas Produk
Untuk dimensi pertama yaitu bentuk, indikator pertama yang ditanyakan yaitu mengenai ketertarikan membeli bolu Shinta Cake karena ukuran bolu yang besar. Responden menilai bahwa mereka sangat tertarik dengan ukuran Bolu Shinta Cake yang besar. Hal ini dikarenakan ukuran Bolu Shinta Cake yang lebih besar dibandingkan dengan produk pesaing. Untuk indikator kedua mengenai ketertarikan konsumen terhadap bentuk Bolu Shinta Cake, indikator ini merupakan indikator dengan skor tertinggi dalam dimensi bentuk. Dalam hal ini responden menilai bahwa bentuk bolu Shinta Cake sudah sesuai. Hal ini dikarenakan bentuk dari Bolu Shinta Cake sudah sesuai.
Untuk dimensi kedua yaitu ciri-ciri produk, indikator pertama yaitu mengenai kelezatan dari Bolu Shinta Cake, indikator ini merupakan indikator dengan skor tertinggi pada dimensi ciri-ciri produk.Dalam hal ini responden menilai bahwa Bolu Shinta Cake memiliki rasa yang lezat. Untuk indikator kedua yaitu mengenai wangi dari setiap varian rasa dari Bolu Shinta Cake .Dalam hal ini responden menilai bahwa mereka tertarik dengan wangi yang ada di berbagai varian rasa bolu Shinta Cake.Namun dilihat dari skor indikator ini merupakan indikator dengan skor terendah pada dimensi ciri-ciri produk. Hal ini dikarenakan konsumen lebih tertarik dengan rasa dibandingkan dengan wangi dari bolu.
Untuk dimensi ketiga yaitu Daya tahan, indikator pertama yang ditanyakan yaitu mengenai ketahanan dari Bolu Shinta Cake,dalam hal ini responden menilai bahwa Bolu Shinta Cake memiliki ketahanan yang sangat baik. Hal ini dikarenakan bolu Shinta Cake memiliki ketahanan lebih dari 2 hari. Indikator ini merupakan indicator yang memiliki skor teringgi pada dimensi daya tahan. Untuk indikator kedua yang ditanyakan yaitu mengenai bentuk kue yang tidak mudah hancur,dalam hal ini responden menilai bahwa Bolu Shinta Cake mudah hancur. hal dikarenakan bahan yang digunakan dalam membuat Bolu memiliki kualitas yang baik.
Meskipun begitu,indicator ini memiliki skor terendah dalam dimensi daya tahan.
Sementara itu untuk dimensi keempat yaitu estetika, indikator pertama yang ditanyakan yaitu mengenai kerapihan packaging pda produk Bolu Shinta Cake,dalam hal ini responden menilai bahwa packaging dari Bolu Shinta Caket
66
Sangat rapih. Hal ini dikarenakan packaging yang digunakan menggunakan bahan mika yang pas dengan bolu yang dibuat. indikator ini merupakan indikator dengan skor tertinggi pada dimensi estetika. Untuk indikator kedua yang ditanyakan yaitu mengenai tampilan Bolu Shinta Cake, dalam hal ini responden menilai bahwa tampilan Bolu Shinta Cake sudah sesuai dan menarik. Hal ini dikarenakan konsumen dapat melihat tampilan bolu secara keseluuhan tanpa harus membuka bungkusan.
Terlihat dari tabel 4.4 mengenai persepsi responden terhadap kualitas produk Bolu Shinta Cake, sebagian besar dinilai sangat baik oleh responden.Penilaian tertinggi terdapat pada dimensi daya tahan dengan pernyataan
“Ketahanan bolu Shinta cake bisa lebih dari 3 hari”, serta penilaian terendah terdapat pada dimensi bentuk dengan penyataan “Ketertarikan membeli bolu Shinta Cake karena ukuran bolu yang besar” .
2.7.1 Harga bolu Shinta Cake
Dalam penelitian ini, variabel harga terdiri dari tiga (4) dimensi , yaitu kesesuaian harga produk,keterjangkauan harga,daya saing harga,dan harga yang dipersepsikan. Berdasarkan 115 responden diperoleh jawaban mengenai variabel Harga sebagai berikut pada halaman selanjutnya :
Tabel 4.5 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Variabel Harga Bolu Shinta Cake JMLSKORJMLSKORJMLSKORJMLSKORJMLSKOR A Kesesuaian harga bolu Shinta cake dengan kualitas membeli karena ukuran bolu besar
001221635923634170471Sangat Sesuai Keinginan konsumen untuk membeli karena harganya0051021635120438190467Sangat Ingin 469 B Keterjangkauan harga oleh daya beli oleh masyarakat tangerang000021634016054270493Sangat Terjangkau Keterjangkauan harga oleh semua masyarakat di luar kota tangerang004820606325228140460Sangat Terjangkau 476,5 C Kemampuan untuk daya saing pada Shinta cake dengan harga produk merk lain.002420605020042210474Sangat Mampu Keunggulan harga bolu Shinta cake yang sesuai dengan keinginan konsumenSangat Unggul 474,5 D Ketepatan harga bolu Shinta cake sesuai dengan persepsi konsumen1151022665522032160457Sangat Tepat Kelayakan harga bolu Shinta cake dengan persepsi konsumen002417515020046230485Sangat Layak 471
NOPERNYATAAN
NILAI ∑SKORKATEGORI1234 Rata-rata Skor keterjangkauan harga
Rata-rata Skor Dimensi kesesuaian harga produk dengan kualitas produk Rata-rata Skor Dimensi Hargayang dipersepsikan
Rata-rata Skor Dimensi Daya saing harga
5 Dimensi Harga yang dipersepsikan
Dimensi Daya Saing Harga
Dimensi Keterjangkauan Harga
Dimensi Kesesuaian Harga Produk dengan Kualitas Produk
61
Untuk dimensi pertama yaitu kesesuaian harga produk dengan kualitas produk, indikator pertama yang ditanyakan yaitu mengenai Kesesuaian harga bolu Shinta cake dengan kualitas membeli karena ukuran bolu besar.Responden menilai bahwa harga Bolu Shinta Cake sudah sesuai dengan kualitas . Untuk indikator kedua mengenai Keunggulan harga bolu Shinta cake yang sesuai dengan keinginan konsumen,indicator ini merupakan indicator dengan skor tertinggi dalam dimensi kesesuaian harga produk dengan kualitas produk..Dalam hal ini responden menilai bahwa harga bolu Shinta Cake sudah sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini dikarenakan harga Bolu Shinta Cake yang sudah sesuai.
Untuk dimensi kedua yaitu Keterjangkauan Harga, indikator pertama yaitu mengenai keterjangkauan harga oleh daya beli oleh masyarakat Tangerang, indikator ini merupakan indicator dengan skor tertinggi pada dimensi Keterjangkauan Harga.
Dalam hal ini responden menilai bahwa Bolu Shinta Cake memiliki harga yang terjangakau.Untuk indikator kedua yaitu Keterjangkauan harga oleh semua masyarakat di luar kota Tangerang. Dalam hal ini responden menilai bahwa harga Bolu Shinta Cake terjangakau oleh semua masyarakat di luar kota Tangerang.
Untuk dimensi ketiga yaitu Daya Saing Harga, indikator pertama yang ditanyakan yaitu Kemampuan untuk daya saing pada Shinta cake dengan harga produk merk lain,dalam hal ini responden menilai bahwa Bolu Shinta Cake dapat bersaing dengan harga produk lain..Hal ini dikarenakan bolu Shinta cake memiliki harga yang terjangkau .Untuk indikator kedua yang ditanyakan yaitu Keunggulan harga bolu Shinta cake yang sesuai dengan keinginan konsumen,dalam hal ini responden menilai bahwa harga Bolu Shinta cake sudah sesuai dengan keinginan konsumen
Sementara itu untuk dimensi keempat yaitu Harga yang dipersepsikan ,indikator pertama yang ditanyakan yaitu Ketepatan harga bolu Shinta Cake sesuai dengan persepsi konsumen,dalam hal ini responden menilai bahwa harga Bolu Shinta Cake sudah sesuai dengan persepsi konsumen.Hal ini dikarenakan harga dari
Bolu Shinta Cake yang terjangkau.indikator ini merupakan indikator dengan skor terendah pada dimensi harga yang dipersepsikan. Untuk indikator kedua yang ditanyakan yaitu Kelayakan harga bolu Shinta Cake dengan persepsi konsumen.Dalam hal ini responden menilai bahwa harga Bolu Shinta Cake sudah layak .
Terlihat dari tabel diatas mengenai persepsi responden terhadap Harga Bolu Shinta Cake ,sebagian besar dinilai sangat baik oleh responden.Penilaian tertinggi terdapat pada dimensi keterjangkauan harga dengan pernyataan “keterjangkauan harga oleh daya beli oleh masyarakat tangerang”, serta penilaian terendah terdapat pada dimensi bentuk dengan penyataan “Ketepatan harga bolu Shinta Cake sesuai dengan persepsi konsumen.”
4.2.3 Proses Keputusan Pembelian Bolu Shinta Cake
Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel proses keputusan pembelian . dimana variabel proses keputusan pembelian tersebut terdiri dari tiga (2) dimensi. Yaitu pencarian informasi,dan evaluasi alternatif. Berdasarkan 115 responden diperoleh jawaban mengenai variabel Proses keputusan pembelian sebagai halaman selanjutnya:
63
JMLSKORJMLSKORJMLSKORJMLSKORJMLSKOR A Keingintahuan konsumen mencari informasi tentang bolu Shinta cake003614425220846230486Sangat Tertarik Keinginan konsumen untuk merekomendasikan bolu Shinta cake pada konsumen lain0071414425020043215471Sangat Tertarik 478,5 B Kepuasan kosumen atas manfaat yang ada pada bolu Shinta cake0061219575020040200469Sangat Puas Keinginan konsumen untuk membandingkan bolu Shinta252591822573413625125361Ingin 415
Dimensi Pencarian informasi Rata-rata Skor Dimensi Pencarian Informasi Dimensi Evaluasi alternative Rata-rata Skor Evaluasi alternative NOPERNYATAANNILAI ∑SKORKATEGORI12345
Tabel 4.6 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Variabel Keputusan Pembelian Bolu
Untuk dimensi pertama yaitu Pencarian informasi, indikator pertama yang ditanyakan yaitu mengenai Keingintahuan konsumen mencari informasi tentang bolu Shinta cake..Responden menilai bahwa mereka sangat tertarik untuk mengetahui informasi mengenai Bolu Shinta Cake. Untuk indikator kedua mengenai Keinginan konsumen untuk merekomendasikan bolu Shinta cake pada konsumen lain.Dalam hal ini responden menilai bahwa mereka sangat tertarik untuk merekomendasikan bolu Shinta Cake pada konsumen lain.
Untuk dimensi kedua yaitu Evaluasi alternative, indikator pertama yaitu Kepuasan kosumen atas manfaat yang ada pada bolu Shinta cake indicator ini merupakan indicator dengan skor tertinggi pada dimensi Evaluasi alternative.Dalam hal ini responden menilai konsumen merasa sangat puas dengan manfaat yang ada pada bolu Shinta Cake .
Terlihat dari tabel diatas mengenai persepsi responden terhadap proses Keputusan Pembelian Bolu Shinta Cake ,sebagian besar dinilai sangat baik oleh responden.Penilaian tertinggi terdapat pada dimensi pencarian informasi dengan pernyataan “Keingintahuan konsumen mencari informasi tentang bolu Shinta cake”, serta penilaian terendah terdapat pada dimensi Evaluasi alternative dengan penyataan “Keinginan konsumen untuk membandingkan bolu Shinta cake terhadap merk lain.”
4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data yang normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran asumsi normalitas dapat dilihat dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan hasil sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel Kolmogorov-smirnov seperti yang disajikan pada tabel berikut ini :
65
Tabel 4.7 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 115
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.29905486
Most Extreme Differences
Absolute .104 Positive .048 Negative -.104
Test Statistic .104
Asymp. Sig. (2-tailed) .103c a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Tabel di atas menunjukkan hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dari tabel yang disajikan di atas terlihat bahwa nilai signifikansi residual sebesar 0,103. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi residual > 0,05 maka distribusi dari data memenuhi asumsi normalitas.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji miltikolinearitas adalah keadaan dimana pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebas (korelasinya 1 atau mendekati 1). Untuk mengetahui suatu model regresi bebas dari multikolinearitas,
yaitu dengan melihat angka VIF (Variance Inflation Factor) harus kurang dari 10 dan angka tolerance lebih dari 0,1.
Tabel 4.8 Uji Moltikolonieritas
Model Collinearity
Statistics Tolerance VIF (Constant)
Kualitas produk .554 1.807
Harga .483 1.807
Dari hasil table diatas, diperoleh dua variabel bebas yaitu ualitas produk dan harga dengan nilai tolerance sebesar 0, 554 dan nilai VIF sebesar 1.807. Hasil ini dapat diartikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas tersebut dan memenuhi persyaratan asumsi klasik multikolinearitas karena pada toleransi lebih besar dari 0.10, sedangkan pada VIF lebih kecil dari 10,00.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2013: 105) Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
67
Hasil uji heterokesdastisitas ditunjukkan pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1
Uji Heteroskedatititas
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa tidak terjadi heterokesdastisitas karena tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar.
4.4 Uji Linear Regresi Berganda
Analisis linear regresi beraganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk dan harga terhadap bolu Shinta cake
Tabel 4.9
Uji Linear Regresi Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.777 1.729 2.185 .031
Kualitas produk
.278 .067 .434 4.162 .000
Harga .384 .060 .145 1.993 .066
a. Dependent Variable: Proses keputusan pembelian
Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk persamaan regresi standardized adalah sebagai berikut :
Y=3,777+0.278X1+0.384X2+e
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan software SPSS 20.0 diperoleh hasil sebagi berikut:
Konstanta sebesar 3.777 menyatakan bahwa jika kualitas produk dan harga bernilai 0 (nol) dan tidak ada perubahan ,maka proses keputusan pembelian akan bernilai sebesar 3.777
Nilai variabel X1 yaitu kualitas produk memiliki koefisien regresi sebesar 0,278,artinya jika kualitas produk meningkat satu satuan,sementara harga konstan,maka proses keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0.278 satuan.
Nilai variabel X2 yaitu harga memiliki koefisien regresi sebesar 0,384,artinya jika harga meningkat satu satuan,sementara kualitas produk konstan, maka proses keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0.384 satuan.
69
4.5 Analisis Koefisien Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana keeratan hubungan (korelasi) antara kualitas produk (X1) dan Harga (X2) terhadap proses keputusan pembelian (Y). Berikut ini merupakan tabel interpretasi koefisien korelasi untuk mengetahui tingkat hubungan antar variabel:
Tabel 4.10
Tingkat Hubungan Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2014:192)
Hasil perhitungan korelasi antara bebas dengan variable terkait dapat dilihat pada tabel halaman selanjutnya :
Tabel 4.11
Analisis Koefisien Korelasi Secara Parsial Correlations
Kualitasprod
uk Harga
Proses keputusanpe
mbelian Kualitasproduk Pearson
Correlation
1 .668** .532**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 115 115 115
Harga Pearson
Correlation
.668** 1 .436**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 115 115 115
Proses
keputusanpembelian
Pearson Correlation
.532** .436** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 115 115 115
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi pada tabel berikut ,hasil koefisien korelasi Kualitas Produk (X1) terhadap proses keputusan pembelian (Y) pada Bolu Shinta Cake yaitu sebesar 0.532,sedangkan hasil koefisien korelasi Harga (X2) terhadap proses keputusan pembelian (Y) pada bolu Shinta Cake sebesar 0.436.Kesimpulan statistiknya,terdapat hubungan antara kualitas produk (X1) terhadap proses keputusan pembelian (X2) dan juga terdapat hubungan antara Harga (X2) terhadap proses keputusan pembelian(Y). Sedangkan untuk mengetahui hubungan secara simultan , dapat dilihat dari tabel Model Summary dengan melihat nilai r pada tabel tersebut.
71
Tabel 4.12
Analisis Koefisien Korelasi Secara Simultan
Model R R Square
1 .543a .294
4.3.3.1 Predictors: (Constant), harga,kualitas produk 4.3.3.2 Dependent Variable: proses keputusan pembelian
Berdasarkan tabel diatas ,terlihat bahwa nilai koefisien korelasi yang diperoleh antara kualitas produk (X1) dan Harga (X2) terhadap proses keputusan pembelian (Y) adalah 0.543.Nilai koefisien bertanda positif menunjukan bahwa Hubungan yang terjadi antara variable bebas dengan variable terikat adalah searah,dimana semakin baik kualitas produk dan harga maka akan diikuti dengan semakin meningkatnya proses keputusan pembelian .Berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi,nilai korelasi sebesar 0.543 termasuk dalam kategori hubungan yang sedang,yang berada pada interval 0,40-0,599.
1.6 Analisis Koefisien Determinasi
Untuk menghitung berapa besar pengaruh (kontribusi) yang diberikan oleh kualitas produk (X1) proses keputursan pembelian (Y) pada Shinta cake secara parsial dapat diketahui melalui koefisien determinasi (Kd), dengan rumus:
Kd = r2 x 100%
= (0,532)2 x 100%
= 28,30%
Koefisien determinasi (Kd) adalah sebesar 28,30% mempunyai arti bahwa kualitas produk (X1) berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian (Y) pada Bolu Shinta Cake sebesar 28,30%. Sedangkan sisanya sebesar 71,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini, misalnya seperti promosi, kepercayaan, brand image, dll.
Sedangkan koefisien determinasi Harga (X2) terhadap proses keputusan pembelian(Y) pada Bolu Shinta Cake secara parsial adalah sebagai berikut:
Kd = r2 x 100%
= (436)2 x 100%
= 19%
Koefisien determinasi (Kd) adalah sebesar 19% mempunyai arti bahwa Harga (X2) berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian (Y) pada Bolu Shinta Cake sebesar 19%. Sedangkan sisanya sebesar 81% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini, misalnya seperti promosi, kepercayaan, brand image, dll.
Adapun perhitungan secara simultan untuk menghitung berapa besar pengaruh (kontribusi) yang diberikan oleh kualitas produk (X1) dan Harga (X2) terhadap proses keputusan pembelian (Y) pada Bolu Shinta Cake dapat diketahui dengan melihat nilai R square pada tabel model summar.
Berdasarkan hasil output SPSS, diperoleh nilai R square sebesar 0,294 atau 29,4%.
Secara Simultan besar pengaruh (kontribusi) antara kualitas produk (X1) dan Harga (X2) terhadap proses keputusan pembelian (Y) pada Bolu Shinta Cake. secara bersama-sama adalah sebesar 29,4%. Sedangkan sisanya sebesar 70,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
1.7 Uji Hipotesis
1.7.1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2006), Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasan atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian ini bertujuan untuk menguji
73
apakah variabel bebas (kualitas produk dan harga) terhadap variabel terikat (proses keputusan pembelian) berpengaruh secara parsial atau terpisah.
Tabel 4.13
Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial Variabel kualitas produk harga, dan Proses Keputusan Pembelian
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3.777 1.729 2.185 .031
Kualitas produk
.278 .067 .434 4.162 .000
Harga .384 .060 .145 1.993 .066
Dependent variable : Proses keputusan pembelian 1. Pengujian Hipotesis Parsial X1
Ho : β1 = 0 : kualitas produk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap proses keputusan pembelian.
Ha : β1 ≠ 0 : kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap proses keputusan pembelian
Dengan taraf signifikansi 0,05 Kriteria : Tolak Ho jika t hitung > t tabel, terima dalam hal lainnya
Dari tabel output diatas dapat dilihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variable kualitas produk (x1)adalah sebesar 4.162 Nilai ini akan dibandingkan dengan thitung. pada tabel maka hasil yang didapat dari ttabel (α /2;n-k-1 ) (0,05/2=0,025;115-1- 1=113;uji dua arah ) adalah 1.98045 jika dibandingkan dengan thitung 4.162 maka hasil perbandingannya thitung>ttabel dimana 4.162
>1.28909.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti secara parsial variabel kualitas produk (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel proses keputusan pembelian(Y).
2. Pengujian Hipotesis Parsial X2
a. Ho : β1 = 0 : Harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap proses keputusan pembelian.
b. Ha : β1 ≠ 0 : Harga berpengaruh secara signifikan terhadap proses keputusan pembelian.
Dengan taraf signifikansi 0,05
Kriteria : Tolak Ho jika t hitung > t tabel, terima dalam hal lainnya
Dari tabel output diatas dapat dilihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variabel kualitas produk (x1)adalah sebesar 1.993Nilai ini akan dibandingkan dengan thitung pada ttabel maka hasil yang didapat dari ttabel (α /2;n-k-1 ) (0,05/2=0,025;115-1-1=113 dua arah ) adalah 1. 98118 jika dibandingkan dengan thitung 1.993 maka hasil perbandingannya thitung>ttabel dimana 1.993
>1.98118.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti secara parsial variabel Harga (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel proses keputusan pembelian(Y)
4.7.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Dengan menggunakan SPSS 20.0, diperoleh data dengan hasil uji hipotesis simultan sebagai berikut.
Tabel 4.14
Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan Variabel kualitas produk, Harga, dan Proses keputusan Pembelian
ANOVAa Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 258.067 2 129.034 24.400 .000b
Residual 618.724 112 5.288
Total 876.792 114
a. Dependent Variable: Proses keputusan pembelian b. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas produk
75
1. Merumuskan hipotesis nol
H0 : β1 = β2 = 0 : kualitas produk (X1) dan Harga (X2) tidak berpengaruh secara simultan terhadap proses keputusan pembelian (Y).
H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0: kualitas produk (X1) dan Harga (X2) berpengaruh secara simultan terhadap proses keputusan pembelian (Y)
Dengan taraf signifikansi 0,05 Kriteria : Tolak H0 jika thitung > ttabel, terima dalam hal lainnya
Berdasarkan tabel diatas ,Signifikansi sebesar 0,000 nilai ini lebih kecil dari significance level 0,05(5%),yaitu 0,000<0,05.Selain itu dapat dilihat dari hasil perbandingan antara F hitung dan F tabel yang menunjukan nilai Fhitung sebesar 24.400 sedangkan F tabel sebesar 3,08,dari hasil tersebut terlihat bahwa Fhitung
>Ftabel yaitu 24.400 >3,08,maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikansi antara Kualitas Produk dan harga terhadap proses keputusan pembelian Bolu Shinta.
1.8 Faktor Penghambat
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada konsumen bolu Shinta Cake terdapat beberapa faktor penghambat yang mempengaruhi Proses Keputusan pembelian yaitu antara lain :
1. Kurangnya promosi yang dilakukan oleh pihak bolu Shinta Cake karena bolu Shinta Cake tidak memiliki divisi Khusus untuk mempromosikan produk Shinta cake sehinga konsumen kurang mengetahui bolu Shinta Cake.
2. Tata letak bolu di toko kue Kurnia yang tidak terlihat jika dilihat dari depan toko kue yang ada.
3. Banyaknya pilihan bolu dari produsen lain dalam toko Kurnia menjadikan bolu Shinta Cake sedikit tersisihkan oleh pilihan konsumen.
4. Tidak ada label harga pada bolu sehingga konsumen tidak mengetehui harga pasti bolu Shinta Cake.
4.9 Faktor Pendukung
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada konsumen Bolu Shinta Cake terdapat beberapa faktor pendukung yang mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian yaitu antara lain :
1. Lokasi yang mudah karena berada di pasar tradisional Tangerang yang beralamat di malabar mudah di akses oleh konsumen pengunjung karena berada di tengah kota tangerang.
2. Transportasi umum yang mudah didapatkan oleh konsumen, seperti angkot, bus, becak, taksi online.
3. Harga yang lebih murah dibandingkan pesaing, dengan ukuran yang lebih besar dari persaing tapi harga tetap tejangkau