OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETIKEMAS
PELINDO III PELINDO III PELINDO III PELINDO III
MUAT PETIKEMAS
Presented by : Presented by : Presented by : Presented by : Dra.
Dra.
Dra.
Dra. ERNA NURHAYATIERNA NURHAYATIERNA NURHAYATIERNA NURHAYATI MScMScMScMSc PT PT PT
PT PelabuhanPelabuhanPelabuhan Indonesia III (Pelabuhan Indonesia III (Indonesia III (Indonesia III (PerseroPerseroPerseroPersero))))
I. GAMBARAN UMUM
Tempat penimbunan sementara petikemas ekspor dan impor, dilengkapi dengan peralatan Handling petikemas sesuai standar pelayanan international, tersedia lapangan penumpukan yang memadai dan didukung SDM yang handal serta dilengkapi dengan teknologi informasi dalam pengelolaan pelayanan petikemas.
1. TERMINAL PETIKEMAS
petikemas.
Terminal Petikemas sebagai Tempat Penimbunan Sementara (TPS), harus dilengkapi dengan sarana dan fasilitas penunjang untuk kegiatan operasional pelayanan petikemas, yaitu sebagai berikut :
2. TERMINAL KOMPONEN
1) Alur dan Kolam Pelabuhan (Chanel) 2) Dermaga (Berth)
3) Lapangan penumpukan (Container Yard) 4) Reefer Area
5) Gudang (Container Freight Station) 6) Gate In / Gate Out
7) Gedung Kantor (Office)
8) Perangkat Komputer (Computerized system) 3. PERALATAN TERMINAL PETIKEMAS
3. PERALATAN TERMINAL PETIKEMAS
Untuk kelancaran pengoperasian pelayanan petikemas harus dilengkapi dengan peralatan Handling yang berstandar Internasional antara lain :
1) Container Crane
2) Rubber Tyred Gantry 3) Top Loader
4) Reach Stacker 5) Side Loader 6) Head Truck
7) Chassis
8) Forklift Electric
4. MEMBANGUN TERMINAL PETIKEMAS
Hal – hal yang harus dipertimbangkan dan diperhitungkan dalam membangun Terminal Petikemas adalah sebagai berikut : 1) Perencanaan secara konkrit serta yakin bahwa petikemas
pada daerah tersebut akan bertahan dan berkembang (Traffic)
2) Daerah tersebut memiliki daerah Hinterland yang 2) Daerah tersebut memiliki daerah Hinterland yang
menunjang dan berkembang
3) Daerah tersebut masih dapat dikembangkan dimasa yang akan datang.
4) Jalur transportasi cukup menunjang
5) Sumber daya manusia yang siap dan cukup menunjang
6) Untuk Terminal Petikemas yang modern tentunya harus dilengkapi fasilitas aplikasi komputer.
5. PELABUHAN DALAM ERA CONTAINERISASI
A. Container dalam perkembangannya telah melanda seluruh mata rantai transportasi, termasuk pelabuhan sebagai salah satu mata rantai yang merupakan pertemuan antara angutan Darat dan angkutan Laut, secara fisik perubahan–perubahan sangat drastis dari system konvensional menjadi containerisasi seperti :
1) Perubahan Lay Out terminal pelabuhan
2) Perubahan peralatan – peralatan bongkar muat 2) Perubahan peralatan – peralatan bongkar muat
3) Perubahan pengoperasian dari Labour Intensive menjadi Capital Intensive
4) Perubahan dari system manual ke system Komputer.
B. Perubahan – perubahan ini seakan–akan menyulap pelabuhan- pelabuhan sehingga dari pelabuhan yang sederhana menjadi suatu pelabuhan yang sangat modern, tekcnoligi mutakhir telah menjamah pelabuhan akibat dari perubahan pola angkutan menjadi container, sebagai alat pengemas barang yang diakui dunia International sebagai bagian dari suatu alat angkut.
C. Perubahan–perubahan ini sangat jelas terlihat pada terminal yang dilayani secara konvensional melayani kapal konvensional dibanding dengan terminal yang melayani kapal Container.
6. KAPAL CONTAINER
Kapal kontainer dirancang dan dibangun khusus untuk angkutan kontainer, yang terdiri dari ruangan kapal, sedang penyekat untuk menepatkan kontainer di dalam palka disebut Cell Guide, kontainer, yang terdiri dari ruangan kapal, sedang penyekat untuk menepatkan kontainer di dalam palka disebut Cell Guide, dilengkapi dengan Ponton/Mc. Gregor sebagai penutup palka.
Untuk mengetahui penempatan kontainer pada suatu kapal petikemas adalah pada posisi : BAY, ROW dan TIER
- BAY: adalah nomor pada palka kapal 01, 03, 05, 07 dst memanjang dari depan kapal sampai kebelakang tergantung jumlah palka yang ada.
- ROW: adalah jumlah ruang tempat petikemas sesuai lebar kapal, pada posisi tengah 0, kiri : 01,03,05 kanan : 02,04,06 dst.
- TIER: adalah ketinggian penumpukan petikemas di ruang kapal, pada posisi diatas Palka /On Deck dengan urutan penomoran 82, 84, 86 dst , sedang pada posisi dalam palka/Under Deck 02, 04, 06, 08 dst
7. PENGERTIAN CONTAINER
CONTAINER adalah alat angkut berbentuk Peti Persegi panjang tahan cuaca, digunakan untuk mengangkut dan menyimpan sejumlah unit muatan, paket atau barang curahan yang membatasi dan unit muatan, paket atau barang curahan yang membatasi dan melindungi isi dari kehilangan atau kerusakan dan sebagai satu unit muatan serta dapat dipindahkan tanpa membongkar isinya.
8. FUNGSI DARI CONTAINER 1. Sebagai alat angkut
2. Sebagai Gudang
3. Sebagai alat pengepakan barang.
9. TUJUAN PENGGUNAAN PETIKEMAS A. BAGI PEMILIK BARANG
1. Barang-barang yang dikapalkan/dikirimkan akan aman
2. Barang yang dimaksud agar cepat dapat diterima ditempat tujuan (cepat dan lancer)
3. Agar biaya pengiriman barang menjadi lebih ringan (murah)
B. BAGI PEMILIK KAPAL
1. sedemikian rupa agar daya muat kapal dapat diper besar 1. sedemikian rupa agar daya muat kapal dapat diper besar dan melebihi daya muat kapal–kapal convensional (loading capacity) dalam ukuran yang sama
2. Perusahaan Pelayaran/Pemilik – pemilik kapal berusaha agar frekwency singgah kapal–kapal mereka dipelabuhan dapat dipertinggi (frekwency), hal ini dapat terlaksana bila Loading dan Discharging ratenya dapat dipertinggi 3. Pemilik kapal berusaha dengan sekuat tenaga dan dengan
segala kemampuan mereka untuk menekan/mengurangi biaya–biaya exploitasi serta biaya lain–lain (reduce exploitation cost)
C. BAGI PELABUHAN
1. Dengan turn round yang cepat dari pada kapal–kapal dipelabuhan maka akan tercapai suatu system service yang sempurna bagi penerimaan kapal –kapal atau dengan kata lain kapal – kapal tidak usah terlalu lama menunggu untuk dilayani di kolam pelabuhan (service for the Vessel).
2. Dengan kecepatan yang tinggi terhadap moving cargo,terjadi dipelabuhan maka pelayanan terminal terhadap Hinterland dapat mencapai sasaran, terutama terhadap Hinterland dapat mencapai sasaran, terutama dalam kelancaran supply terhadap pengguna jasa yang memerlukannya (service to the customer)
10. MANFAAT PENGGUNAAN KONTAINER
1. Resiko kehilangan serta kerusakan sangat kecil 2. Bongkar muat sangat cepat
3. Biaya lebih murah 4. Biaya pengapalan
5. Biaya penumpukan dalam gudang
6. Biaya penyediaan pengepakan/kemasan seperti peti-peti dll 7. Mata rantai antara Shipper dan Consignee yang selama ini
terjadi dengan sendirinya dikurangi terutama door to door service
8. Resiko bercampurnya barang – barang yang dapat merusak tidak akan terjadi dan bila itu terjadi hanyalah karena kesalahan stuffing bagi LCL cargo
9. Bagi pemilik barang cara ini sangat mudah mengawasinya (cukup dengan mengetahui Nomor Petikemasnya saja)
11. PELAYANAN PETIKEMAS 11. PELAYANAN PETIKEMAS
Sebagai terminal operator tentunya pelayanan ada beberapa jenis pelayanan yang dilaksanakan yaitu :
1) PELAYANAN BONGKAR
Adalah pelaksanaan kegiatan membongkar petikemas impor (Discharge) dari petak / palka kapal berdasarkan informasi dan permintaan pembongkaran dari pihak Perusahaan Pelayaran selanjutnya dilakukan penumpukan di lapangan penumpukan (container yard), adapun pelaksanaan kegiatan ini di Dermaga
2) PELAYANAN MUAT
Adalah suatu pelaksanaan kegiatan muat petikemas (Loading) dari lapangan penumpukan (container yard) ke petak / palka kapal atas informasi dan permintaan dari Perusahaan Pelayaran, terhadap petikemas ekspor yang telah mendapat persetujuan muat (PEB) Pemberitahuan Ekspor Barang yang diterbitkan oleh instansi Bea dan Cukai.
Adapun pelaksanaan kegiatan ini di Dermaga.
3) PELAYANAN RECEIVING
Merupakan kegiatan pelayanan menerima petikemas untuk tujuan ekspor atas permintaan dari Pengguna Jasa/EMKL, tujuan ekspor atas permintaan dari Pengguna Jasa/EMKL, Forwarsding atau Perusahaan Pelayaran adapun kegiatan ini dilaksanakan di gate In
4) PELAYANAN DELIVERY
Adalah kegiatan pelayanan penyerahan petikemas impor atas permintaan dari Pengguna Jasa EMKL, Forwarding atau Perusahaan Pelayaran.
Seluruh petikemas yang akan dikeluarkan dari wilayah kerja Terminal Petikemas terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari instansi Bea dan Cukai yang dibuktikan dengan SPPB (surat Pemberitahuan Pengeluaran Barang).
5) PELAYANAN RUBAH STATUS
Suatu pelayanan atas permintaan dari pengguna jasa EMKL, Forwarding atau Perusahaan Pelayaran dimana status dari petikemas tersebut adalah FCL pada saat pembongkarannya kemudian dirubah statusnya menjadi LCL, dengan dirunahnya status dari petikemas tersebut maka selanjutnya barang yang ada didalam petikemas dikeluarkan (Stripping) selanjutnya dimasukkan ke dalam gudang diletakkan sesuai Vak/lokasi yang tersedia di gudang. Adapun kegiatan ini dengan melakukan pemindahan petikemas tersebut dari lapangan penumpukan (container yard) ke lokasi lapangan CFS lapangan penumpukan (container yard) ke lokasi lapangan CFS 6) BEHANDLE
Adalah suatu kegiatan pelayanan petikemas dimana petikemas tersebut oleh instansi Bea dan Cukai dinyatakan sebagai jalur merah dan harus dilakukan pemeriksaan atas barang tersebut, dengan adanya proses ini maka pengguna jasa EMKL, Forwarding atau Perusahaan Pelayaran melakukan permintaan untuk dilakukan pemindahan petikemas tersebut dari lapangan penumpukan (container yard) ke lokasi Custom Area.
7. STRIPPING
Adalah suatu kegiatan memindahkan/mengeluarkan barang dari dalam petikemas dan di tempatkan ke dalam gudang/CFS.
8. STUFFING
Kegiatan memindahkan barang dari dalam gudang/CFS selanjutnya memasukkan dan menyusun barang kedalam petikemas dari gudang/CFS.
petikemas dari gudang/CFS.
9. RE – EXPORT
Adalah suatu proses pelayanan terhadap petikemas import yang telah dibongkar dari kapal dan ditumpuk di lapangan (container yard), petikemas ini oleh pemilik barang dikembalikan ke luar negeri akibat dari peraturan Bea dan Cukai terhadap barang – barang yang terkena larangan masuk ke wilayah Indonesia.
10. BATAL MUAT
Suatu permintaan dari pengguna jasa untuk membatalkan petikemas ini, tidak jadi dimuat untuk di ekspor, dan oleh pemilik barang petikemas tersebut dikeluarkan dari lapangan penumpukan (delivery).
Proses pembatalan ini harus didukung oleh surat pemberitahuan dari instansi Bea dan Cukai.
11. ALIH KAPAL
Adalah suatu proses pemindahan petikemas yang telah berada di terminal dari kapal pengangkut pertama dipindahkan ke kapal pengangkut ke dua dan atau dipindahkan ke kapal pengangkut ke dua dan atau seterusnya atas permintaan dari pemilik barang dan harus didukung dengan surat persetujuan dari instansi Bea dan Cukai.
12.TRANSHIPMENT
Petikemas yang dibongkar oleh kapal pengangkut pertama dan telah di tempatkan dilapangan penumpukan, selanjutnya dimuat kembali dengan menggunakan kapal pengangkut lainnya.
Ketentuan pemberlakuan terhadap proses petikemas ini adalah Perusahaan harus menginformasikan/menyerahkan
dokumen transhipment kepada pengelola terminal pada saat rapat rencana penyandaran kapal, adanya ketentuan batasan waktu lamanya petikemas tersebut ditumpuk di lapangan penumpukan apabila melampaui batas waktu tersebut maka status transhipment tersebut gugur dan pelaksanaan pemuatan petikemas tersebut harus dilakukan dermaga diterminal yang sama.
12. STATUS PETIKEMAS
Pada umumnya pengiriman petikemas yang dilakukan oleh importer kepada pembeli dan atau eksportir kepada buyer terdapat 2 (dua) status yaitu :
1) Status FCL (full container loaded)
Status petikemas ini juga disebut FCL to FCL atau CY to CY dimana barang yang ada dalam satu petikemas tersebut dikuasai oleh satu pemilik dan penempatan petikemas dengan status ini pada saat dibongkar dari kapal ditumpuk dilapangan penumpukan.
2) Status LCL (less than container loaded)
Barang yang ada didalam petikemas ini terdiri dari lebih dari satu pemilik, pada saat pembongkaran dari kapal petikemas ini langsung ditempatkan dilokasi penumpukan CFS dan selanjutnya sesuai dengan aturan yang ditetapkan maka petikemas tersebut dilakukan stripping barangnnya kedalam gudang.
II. OPERASIONAL TERMINAL PETIKEMAS (Terminal Operation) a. Perencanaan Operasi
a. Perencanaan Operasi
Perencanaan operasional sebelum melaksanakan kegiatan pelayanan petikemas sangatlah penting, karena perencanaan menentukan kecepatan dan kelancaran suatu siklus dari rangkaian kesgiatan. Adapun perencanaan sebagai berikut : 1. Perencanaan Kapal :
Untuk menentukan urutan rencana kunjungan kapal perusahaan mengirimkan Sailling Schedule dan dilakukan pembahasan pada tanggal 25 stiap bulan berjalan untuk menetapkan “Monthly Ship Berting Plan”
2. Bagi perusahaan pelayaran yang akan melakukan kegiatan bongkar muat harus memenuhi persyaratan yang ditentukan, dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut :
1) Ship profile.
2) Ship particular 3) Master Cable
4) Container Vessel Information Advice / CVIA 5) Manifest
6) Import Summary List 7) Export Summary list 8) Bay Plan Bongkar 9) Bay Plan Muat 8) Bay Plan Bongkar 9) Bay Plan Muat
10) Dangerous Cargo list 11) Reefer list
12) Over Dimention list.
3. Berdasarkan dokumen tersebut maka, oleh pengelola terminal dilaksanakan rapat pembahasan rencana penyandaran kapal dan bongkar muat petikemas (meeting harian), disini penetapan rencana penyandaran kapal, penyaiapan peralatan, penyaiapan tenaga buruh, penyiapan lapangan penumpukan dan lain-lain, yang dituangkan dalam dokumen “Ship berth plan“
4. Untuk kesiapan kelancaran bongkar muat petikemas maka, diterbitkan dokumen bongkar yaitu Discharge Job Slip untuk bongkar dan Loading Job Slip untuk Muat.
a. Perencanaan lapangan penumpukan.
Dalam pelayanan petikemas ekspor dan impor petikemas perlu dilakukan persiapan dalam penataan penempatan petikemas dilapangan, pada umumnya untuk mengalokasikan lapangan /container yard sebagai berikut :
/container yard sebagai berikut :
1) Untuk impor dilakukan dengan cara mengalokasikan lapangan penumpukan block antara
2) Sedangkan untuk penataan lapangan penumpukan ekspor pengalokasian lapangan dengan menetapkan berdasarkan Berat/weight catagory, dan pelabuhan tujuan / port distanation.
- Block: adalah penamaan dari suatu tempat penimbunan apabila pada lokasi penimbunan/container yard terdiri lebih dari satu : Block A, B. C dan seterusnya.
- Slot: adalah petak dengan ukuran 6 x 3 m persegi, jumlah petak yang tersedia merupakan panjang dari suatu Block.
b. Yang dimaksud dengan Lapangan penumpukan / Container Yard adalah lokasi untuk menempatkan petikemas ekspor dan Impor yang terdiri dari Block, Slot, Row dan Tier
petak yang tersedia merupakan panjang dari suatu Block.
- Row : adalah petak dengan ukuran 6 x 3 m persegi, jumlah petak yang tersedia merupakan lebar dari suatu block.
- Tier: adalah ketinggian tumpukan petikemas
c. Terminal petikemas yang dilengkapi dengan perangkat sistem komputer dan fungsi ship dan yard planning sudah diterapkan tentunya dalam pelasanaan perencanaan dapat dilakukan dengan lebih baik.
2. PERENCANAAN LAPANGAN Kelompok berat petikemas
Hal-hal yang penting dalam pembuatan lay out ekspor/impor
a. Dipilih blok ekspor yang dekat dengan dermaga atau posisi kapal sandar
b. Blok ekspor harus bebas dari kegiatan penggunaan lainnya
c. Jika muatan satu tujuan, maka pembagiannya satu slot per pelabuhan tujuan, satu slot terdiri dari 21 box, dalam satu slot dibedakan berdasarkan berat seperti :
XH = Extra Heavy XH = Extra Heavy H = Heavy
M = Medium L = Light
Pembagian berat berdasarkan ukuran : 1. Petikemas ukuran 20’ isi dan kosong
XH = 20 s/d 24 Ton H = 16 s/d 19 Ton M = 10 s/d 15 Ton
L = 4 s/d 9 Ton
2. Petikemas ukuran 40’ Isi dan kosong XH = 21 s/d 35 Ton
H = 17 s/d 19 Ton M = 11 s/d 16 Ton
L = 5 s/d 10 Ton
Tatacara perencanaan lapangan Cara membuat lay out ekspor
a. Shipping memberikan informasi kepada pihak terminal dengan membuat surat permohonan booking stack
membuat surat permohonan booking stack
b. Bila lapangan masih terisi akibat kapal delay maka permohonan dapat dipenuhi dan diinformasikan jam berapa open stack dapat dilayani.
c. Supervisi perencanaan mempelajari guna pembuatan lay out lapangan. Dan membuat kedalam sistem komputer.
d. Lay out didistribusikan ke bagian yang terkait
e. Petugas perencanaan lapangan selalu memonitor kondisi lapangan apakah ada penambahan slot atau perubahan dalam pelaksanaannya.
TUGAS BAGIAN PERENCANAAN 1. Perencanaan dermaga ;
a. Membuat berth plan
b. Mengadakan rapat koordinasi pelayanan kapal
c. Menginformasikan dan melakukan koordinasi dengan bagian terkait
d. Mempertanggung jawabkan laporan hasil rapat koordinasi e. Mendistribusikan data yang diterima ke staf perencanaan,
bagian operasi dan bagian-bagian terkait f. Mempelajari dan menyimpan data teknis g. Membuat rencana kegiatan bongkar muat g. Membuat rencana kegiatan bongkar muat
h. Membuat rencana atas pemakaian Alat TKBM.
2. Perencanaan lapangan ekspor ; a. Membuat Lay out.
b. Memeriksa kondisi lapangan ekspor
c. Membuat sistem penumpukan berdasarkan berat, destination dan type container
d. Membuat yard Alocation dalam sistem computer
e. Menerima permohona batal Muat atau menerima konfirmasi dari bagian keuangan atas`status CIPS
6. Mendiskusikan pemakaian dan kondisi lapangan
7. Melakukan pembinaan terhadap staf maupun non staf yang ada dibawahnya.
8. Membuat rencana penumpukan transhipment, special cargo.
9. Mendiskusikan kendala-kendala yang timbul.
3. Peralatan bongkar muat
1. Merencanakan pembagian dan pemakaian peralatan bongkar 1. Merencanakan pembagian dan pemakaian peralatan bongkar
muat (CC, RTG, TL dan SL serta Head Truck).
2. Mengoordinasikan kesiapan operator alat bongkar muat.
4. Pelaporan
Membuat dan melaporkan hasil kegiatan terkait dengan kinerja operasional.
B. PELAYANAN DOKUMEN (Document Services) 1. Pelayanan dokumen ekspor (receiving)
Pengguna Jasa yang meminta pelayanan ekspor petikemas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Mengajukan surat permohonan
b. Membayar jaminan permintaan pelayanan di Bank dengan bukti yang disebut warkat dana.
c. Menyerahkan Pemberitahuan Ekspor Barang yang dikeluarkan oleh instansi Bea dan Cukai.
d. Diterbitkan Job Order recaiving 2. Pelayanan dokumen impor (delivery)
d. Diterbitkan Job Order recaiving 2. Pelayanan dokumen impor (delivery)
Pengguna Jasa yang meminta pelayanan impor petikemas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Mengajukan surat permohonan
b. Membayar jaminan permintaan pelayanan di Bank dengan bukti yang disebut warkat dana.
c. Menyerahkan Delivery Order asli
d. Menyerahkan Surat Pemberitahuan Pengeluaran Barang yang dikeluarkan oleh instansi Bea dan Cukai.
e. Diterbitkan Job Order Delivery
C. PELAKSANAAN OPERASI (Operational) 1. Pelayanan Ekspor petikemas
Proses kegiatan ekspor petikemas adalah sebagai berikut : 1) Petikemas telah terdaftar pada sistem aplilasi komputer 2) Petikemas masuk melalui Gate In, berdasarkan Job
Order
3) Dilakukan penimbangan berat petikemas
4) Petikemas disusun dilapangan penumpukan ekspor.
5) Custom Clearance.
6) Petikemas dimuat ke kapal, berdasarkan loading job slip 2. Pelayanan Impor petikemas
2. Pelayanan Impor petikemas
Proses kegiatan bongkar petikemas adalah sebagai berikut : 1) Petikemas telah terdaftar pada sistem aplilasi komputer 2) Petikemas dibongkar dari kapal, berdasarkan Discharge
job slip.
3) Petikemas disusun dilapangan penumpukan impor
Proses kegiatan Delivery petikemas adalah sebagai berikut : 1) Petikemas pelayanan delivery, berdasarkan SPPB dari Bea
dan Cukai.
2) Petikemas dinaikkan ke atas chassis trailler dari lapangan penumpukan
3) Penyerahan petikemas impor di Gate Out, berdasarkan Job Slip Delivery.
3. Kinerja Operasional
Untuk mengukur pencapaian target kinerja produktivitas operasional, dapat diukur dengan rumus yang telah ditetapkan, adapun kinerja operasional pada pelayanan terminal petikemas antara lain adalah :
1. Kinerja Operasi Kapal :
a. B/C/H : Box/Crane/Hour adalah perhitungan produktivitas kecepatan Crane dalam produktivitas kecepatan Crane dalam
melakukan kegiatan bongkar muat dalam satu jam operasi.
b. B/S/H : Box/Ship/Hour adalah perhitungan
produktivitas kecepatan kegiatan pelayanan bongkar muat petikemas satu kapal yang
dilayani dengan sejumlah crane, dihitung sejak kapal ikat tali sampai dengan lepas tali
2.Kinerja Operasi Lapangan :
YOR : Yars Ocupansi Rasio adalah perhitungan jumlah kapasitas lapangan penumpukan /Container yard.
FASILITAS TERMINAL
1. LAY OUT TERMINAL
Suatu terminal tentunya harus memiliki lay Out atau Daerah Kerja terbatas lazim disebut Restrekted Area untuk melakukan kegiatan pelayanan petikemas serta penataan yang baik dan strategis
2. ALUR DAN KOLAM
Tersedianya fasilitas ini adalah untuk tempat keluar dan masuk serta oleh gerak kapal yang akan sandar dengan kedalaman yang cukup minimal minus 10 meter Lws, tersedia pula Anchorage Area dimaksudkan tempat untuk berlabuhnya kapal – kapal sebelum memasuki Pelabuhan dalam hal menunggu Pilot atau Petugas Pandu
FASILITAS TERMINAL (Lanjutan)
3. DERMAGA
Juga biasanya disebut Jety dimana tempat untuk sandar kapal tentunya panjang dermaga harus mampu menampung minimal 2 (dua) kapal sekaligus, tergantung dengan kondisi dan kebutuhan yang disesuaikan dengan arus kunjungan kapal yang masuk di Terminal tersebut.
4. LAPANGAN PENUMPUKAN
Pada umumnya tempat untuk menumpuk petikemas ini lazim di Terminal
Petikemas disebut Container Yard,
dimana yang dibagi dalam beberapa Block untuk memisahkan penumpukan
petikemas ekspor, impor dan tempat penumpukan petikemas kosong atau Empty Container.
FASILITAS TERMINAL (Lanjutan)
5. GATE IN/OUT
Tidak kalah pentingnya adalah tersedianya tempat untuk melakukan serah terima petikemas baik ekspor maupun impor yaitu disebut GATE IN / GATE OUT, disini para petugas melakukan ferifikasi kebenaran terhadap Nomor Petikemas, Kondisi, serta keberadaan Seal, dimana harus betul – betul dilakukan pengecekan secara seksama agar seluruh petikemas baik yang akan masuk maupun keluar tidak terjadi permasalahan dikemudian hari.
dikemudian hari.
4. CONTAINER FREIGHT STATION
Sebagai sarana pelangkap tentunya terminal Petikemas juga disediakan
tempat untuk melakukan Stripping atau Stuffing barang dari dalam kontainer dimasukkan kedalam gudang dan atau sebaliknya. Dimana umumnya pada
terminal Petikemas disebut Container Freight Station / CFS.
PERALATAN BONGKAR MUAT
1. CONTAINER CRANE
Sebagai sarana untuk melakukan kegiatan membongkar dan atau memuat petikemas dari atas kapal dan sebaliknya
2. RUBBER TYRED GANTRY
Peralatan ini digunakan di lapangan penumpukan untuk kegiatan stacking container yaitu Peralatan ini digunakan di lapangan penumpukan untuk kegiatan stacking container yaitu menurunkan petikemas dari atas chassis / trailer kemudian menempatkan petikemas tersebut sesuai yang telah direncanakan dan atau sebaliknya
3. TOP LOADER
Peralatan ini terdapat beberapa type ada yang disebut Restacker akan tetapi fungsi dan kegunaannya hampir sama, hanya saja ada yang kemampuan jangkauannya yang berbeda,
PERALATAN BONGKAR MUAT (Lanjutan)
4. REACH STACKER
Alat angkat ini penggunaan dan cara kerjkanya sama seperti Top Loader, akan tetapi jangkauannya mampu mengambil container pada sebelah dalam dari tumpukan petikemas dilapangan
5. SIDE LOADER
Peralatan ini khusus untuk melayani kegiatan petikemas kosong atau empty container, cara Peralatan ini khusus untuk melayani kegiatan petikemas kosong atau empty container, cara mengangkatnya melalui samping pada corner coasting yang ada pada container tersebut.
6. HEAD TRUCK DAN CHASSIS
Untuk kegiatan pemindahan petikemas didalam suatu terminal petikemas harus tersedia alat angkut yang dilengkapi dengan kereta gandengan atau Chassis dinana dibuat khusus untuk memindahkan petikemas atau disebut Haulage
PERALATAN BONGKAR MUAT (Lanjutan)
7. CHASSIS TRAILLER
Ini adalah disebut Chassis untuk mengangkut petikemas ukuran 20 feet maupun 40 feet
Alat ini dapat dilepas maupun dikaitkan dengan Head truck
8. FORKLIFT ELECTRICK
Digunakan untuk kegiatan stripping atau stuffing barang dari dalam petikemas kemudian ditempaykan di CFS dan sebaliknya, peralatan ini operasionalnya menggunakan baterry