• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN DIVIDEND YIELD SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN DIVIDEND YIELD SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN DIVIDEND YIELD SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh:

MUHAMMAD FAUZAN MIRZALDI 187007010

MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(2)
(3)

Telah diuji pada

Tanggal: 07 September 2020

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Isfenti Sadalia, M.E.

Anggota : 1. Dr. Nisrul Irawati, M.B.A.

2. Dr. Iskandarmuda, S.E., Ak., CA, M.Si.

3. Dr. Rina Br. Bukit, S.E., Ak., CA, M.Si.

4. Dr. Syahyunan, M.Si.

(4)
(5)

i

ABSTRAK

ANALISIS EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN DIVIDEND YIELD SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:

Muhammad Fauzan Mirzaldi

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana Analisis Earning Per Share terhadap Harga Saham dengan Dividend Yield sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal komparatif, yaitu untuk menganalisis hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 22 perusahaan. Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini analisis data statistik diukur dengan menggunakan software SmartPLS (Partial Least Square). Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, uji signifikansi pengaruh langsung menunjukkan bahwa variabel bebas (earning per share) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (harga saham), akan tetapi earning per share berpengaruh positif terhadap dividend yield (variabel intervening) namun tidak signifikan dan variabel intervening (dividend yield) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel terikat (harga saham) dan variabel intervening (dividend yield) tidak signifikan sebagai pemediasi hubungan antara earning per share terhadap harga saham. Earning per share mampu memengaruhi dividend yield hanya sebesar 0,9%, lalu earning per share dan dividend yield mampu memengaruhi harga saham sebesar 47,4%.

Kata Kunci: Earning Per Share, Dividend Yield, Harga Saham

(6)
(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Analisis Earning Per Share terhadap Harga Saham dengan Dividend Yield sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia”. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW. Tesis ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana di Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Isfenti Sadalia, M.E. selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara sekaligus Ketua Komisi Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya serta memberikan arahan, masukan dan saran yang sangat berharga bagi penulis dalam penyusunan tesis ini selama masa pandemi Covid-19.

4. Ibu Dr. Nisrul Irawati, M.B.A. selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya serta memberikan arahan, masukan dan saran yang sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan tesis ini selama masa pandemi Covid-19.

(8)

5. Seluruh dosen yang ada di lingkungan Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara yang telah membekali berbagai ilmu.

6. Staf dan pegawai administrasi Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.

7. Para pimpinan dan seluruh pegawai Bursa Efek Indonesia Perwakilan Sumatera Utara.

8. Orangtua penulis (Ayahanda H. Edi Akmal, S.E. dan Ibunda Hj. Delsi Ivorina), serta adik-adik penulis yang selalu menasihati dan memberikan dukungan kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat terbaik seperjuangan angkatan 44 yaitu Dewi Titianti Pohan, S.E., M.M., dan Muhammad Rivai, S.E., M.M.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan semoga Allah SWT. senantiasa meridhai segala usaha kita.

Medan, 07 September 2020

Penulis,

MUHAMMAD FAUZAN MIRZALDI 187007010

(9)

v

RIWAYAT HIDUP PENULIS

DATA PRIBADI

Nama : Muhammad Fauzan Mirzaldi Tempat/Tgl. Lahir : Medan/04 November 1993 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Anak Kandung dari : H. Edi Akmal, S.E. (Ayah Kandung) Hj. Delsi Ivorina (Ibu Kandung) Alamat : Comp. JIP I Blok R No. 6 Lk. IX Medan Email : [email protected]

No. HP : 085370299993

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1998 - 1999 : TK Harapan 1 Medan Tahun 1999 - 2005 : SD Harapan 1 Medan Tahun 2005 - 2008 : SMP Negeri 2 Medan Tahun 2008 - 2011 : SMA Negeri 2 Medan

Tahun 2011 - 2016 : S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Tahun 2018 - 2020 : S2 Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ... 7

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ... 7

1.6 Asumsi-Asumsi ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Deskripsi Teori ... 9

2.2 Review Hasil-Hasil Penelitian ... 28

2.3 Resume Landasan Teori ... 32

2.4 Model Konseptual ... 33

2.5 Rumusan Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Tipe Penelitian ... 36

3.2 Lokasi Penelitian ... 36

3.3 Definisi Operasional ... 36

3.4 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.6 Metode Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.2 Pengolahan Data dengan Partial Least Square (PLS) ... 42

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

4.4 Implikasi Manajerial ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 36

3.2 Kriteria Sampel Perusahaan LQ45 di BEI 2015 - 2019 ... 37

3.3 Daftar Sampel Perusahaan LQ45 di BEI 2015 - 2019 ... 38

4.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan Variabel Earning Per Share, Dividend Yield dan Harga Saham ... 41

4.2 Nilai Loading Setiap Indikator ... 44

4.3 Pengujian Nilai Average Variance Extracted (AVE) dan Composite Reliability (CR) ... 44

4.4 Uji Signifikansi Pengaruh Langsung ... 45

4.5 Koefisien Determinasi ... 46

4.6 Uji Signifikansi Pengaruh Tidak Langsung (Pengujian Mediasi) ... 47

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Pergerakan Harga Saham LQ45 ... 3

2.1 Bagan Kerangka Konseptual ... 34

4.1 Diagram Jalur ... 43

4.2 Pengujian Nilai Average Variance Extracted (AVE) ... 44

4.3 Pengujian Nilai Composite Reliability (CR) ... 44

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat sekarang ini, persaingan bisnis global pada era informasi menjurus pada perekonomian berbasis informasi, dapat menyebabkan adanya pergeseran paradigma yang menuntut kesiapan berbagai perusahaan untuk bersaing memasuki pasar dengan menciptakan nilai dari setiap produk atau jasa yang dihasilkan.

Ekonomi berbasis pengetahuan menyediakan sarana untuk mempertahankan pesatnya laju pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing internasional.

Persaingan global yang semakin ketat akan menyebabkan persaingan pribadi, yang bersaing untuk menaikkan kompetensi diri dan perusahaan saling bersaing dengan tujuan dapat meningkatkan harga saham.

Kegiatan menanamkan modal termasuk suatu bagian untuk menempatkan dana pada satu asset atau lebih, selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan peningkatan nilai investasi. Pasar modal adalah tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang kekurangan dana (perusahaan). Dalam pasar modal, investor memainkan peranan sentralnya yaitu dengan membeli dan menjual saham atau surat-surat berharga lainnya melalui perusahaan-perusahaan yang terdaftar resmi di bursa efek.

Saham sendiri merupakan bentuk modal penyertaan atau bukti posisi kepemilikan dalam suatu entitas. Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan di mana kekuatan pasar ditunjukkan dengan transaksi perdagangan saham perusahaan di pasar modal (Suraida, 2019). Reaksi harga saham dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan.

(14)

Manajemen perlu membuat kebijakan dividen yang optimal di mana kebijakan tersebut menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan datang sehingga memaksimumkan saham yang dimiliki oleh investor (Sutrisno, 2012). Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya bertujuan dalam jangka pendek namun juga untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang.

EPS merupakan faktor penting untuk memutuskan kesehatan suatu perusahaan dan memengaruhi kecenderungan di pasar yang mengakibatkan harga saham meningkat (Pramita, 2015). Earning Per Share (EPS) adalah rasio pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar, mendeskripsikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setiap lembar saham. Perusahaan yang ingin meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham harus memusatkan perhatiannya pada EPS. Jika perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi harapan para pemegang saham, maka akan berdampak pada harga saham yang semakin menurun. Selain Earning Per Share (EPS), Dividend Yield (DY) juga memengaruhi harga saham.

Para pemegang saham menginginkan pendapatan total yang merupakan dividend yield dan capital gain. Dividend Yield (DY) merupakan total dividen yang dibagikan pada tahun buku sebelumnya baik dividen interim, dividen final maupun dividen saham. Menurut Hendrata (2018), dividend yield digunakan untuk mengukur jumlah dividen per saham relatif terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Semakin besar DY maka saham tersebut semakin menarik investor. Namun demikian DY juga dipengaruhi oleh harga pasar, sehingga semakin tinggi harga pasar maka DY semakin rendah (Firdaus, 2011).

(15)

3

Perusahaan LQ45 merupakan 45 emiten yang telah melalui proses seleksi dengan likuiditas tinggi serta beberapa kriteria pemilihan lainnya. Kriteria tersebut diantaranya dapat meliputi pertimbangan kapitalisasi pasar yang diseleksi oleh Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang terdaftar dalam LQ45 adalah 45 perusahaan dengan saham terbaik yang menjadi incaran para investor. Maka dalam menjadikan saham yang terdapat dalam indeks LQ45 sebagai bagian dari populasi dan sampel, penelitian dapat menggambarkan keadaan pergerakan harga saham LQ45 dari tahun 2015 - 2019.

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2020

Gambar 1.1

Pergerakan Harga Saham LQ45

Dari Gambar 1.1 tersebut diketahui bahwa pada 06 April 2015 perusahaan LQ45 mengalami kenaikan harga saham sebesar 955,69, kemudian 28 September 2015 mengalami penurunan sebesar 699,01 dan mengalami kenaikan kembali pada 22 Januari 2018 sebesar 1.120,49. Selanjutnya mengalami penurunan pada 02 Juli 2018 sebesar 898,74. Setelah itu pada 04 Februari 2019 harga saham tersebut mengalami kenaikan menjadi 1.030,15 dan mengalami penurunan pada 20 Mei 2019 sebesar 931,48, lalu naik lagi menjadi 1.027,27 pada 15 Juli 2019 lalu

(16)

mengalami penurunan kembali pada 07 Oktober 2019 sebesar 937,05 dan ditutup pada akhir tahun yakni 30 Desember 2019 sebesar 1.014,47.

Perkembangan harga saham LQ45 ini membuat para investor tertarik untuk melakukan investasi. Sebelum berinvestasi para investor perlu melakukan penilaian yang baik dan akurat untuk mengetahui dan memilih saham perusahaan tersebut.

Dengan pergerakan harga saham yang cenderung fluktuatif dari waktu ke waktu, jika harga saham naik maka para investor akan memperoleh profit dan juga meningkatkan kepercayaan investor pada perusahaan atas kenaikan saham tersebut.

Cerminan cara melihat tinggi rendahnya pergerakan harga saham perusahaan tersebut dapat menggunakan Indeks Harga Saham (IHS). Indeks Harga Saham (IHS) ini berfungsi sebagai salah satu tren pasar, di mana pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar tersebut aktif atau lesu.

Dengan demikian, alasan mengapa peneliti mengambil sampel perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia karena beberapa perusahaan LQ45 mengalami penurunan pada harga saham.

Earning Per Share (laba per lembar saham) sangat penting karena merupakan pendapatan bagi para investor dan menjadi tolok ukur para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Tingginya nilai Earning Per Share (EPS) akan meningkatkan kepercayaan para investor untuk menambah investasinya yang sangat dibutuhkan bagi tiap perusahaan. Earning Per Share (EPS) yang tinggi merupakan suatu tolok ukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi laba suatu perusahaan maka akan semakin tinggi juga jumlah Earning Per Share (EPS) yang akan dibagikan untuk para investor yang berinvestasi tersebut.

(17)

5

Adanya perubahan Dividend Yield (DY) akan memengaruhi harga saham.

Jika para investor tersebut bermaksud menyimpan saham selamanya, investor mengharapkan dividen saham. Jika para investor bermaksud menjual di kemudian hari, maka para investor tersebut akan mengharapkan dividen saham dan keuntungan akibat adanya kenaikan harga saham. Di sini berarti apabila dividend yield dari perusahaan yang efisien semakin tinggi maka akan semakin besar kemungkinan harga saham tersebut dinilai tinggi. Hal ini akan membuat para investor mau menanamkan dananya pada perusahaan tersebut, sehingga permintaan akan saham tersebut menjadi naik yang pada akhirnya akan menyebabkan harga saham naik juga.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka menarik untuk diteliti bagaimana harga saham, seberapa besar pengaruh earning per share terhadap harga saham dalam meningkatkan dividend yield di perusahaan LQ45, dengan judul

“Analisis Earning Per Share terhadap Harga Saham dengan Dividend Yield sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka pokok masalah yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian ini ialah menurunnya harga saham yang ditandai dengan penurunan earning per share perusahaan yang berdampak pada dividend yield. Sehubungan dengan masalah tersebut, beberapa pertanyaan yang perlu dijawab ialah:

1. Apakah Earning Per Share mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Yield pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia 2015 – 2019?

(18)

2. Apakah Earning Per Share mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap menurunnya Harga Saham pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia 2015 - 2019 ?

3. Apakah Dividend Yield mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap menurunnya Harga Saham pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia 2015 - 2019 ?

4. Apakah Earning Per Share mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap menurunnya Harga Saham melalui Dividend Yield pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia 2015 - 2019 ?

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah menemukan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap menurunnya harga saham serta merumuskan strategi dan kebijakan yang efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran dari penelitian ialah:

1. Menganalisis pengaruh Earning Per Share terhadap Dividend Yield pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia 2015 - 2019.

2. Menganalisis pengaruh Earning Per Share terhadap menurunnya Harga Saham pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia 2015 - 2019.

3. Menganalisis pengaruh Dividend Yield terhadap menurunnya Harga Saham pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia 2015 - 2019.

4. Menganalisis pengaruh Earning Per Share terhadap menurunnya Harga Saham melalui Dividend Yield pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia 2015 - 2019.

(19)

7

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan dalam pengelolaan keuangan, kebijakan, dan menjadi masukan atau rekomendasi dalam meningkatkan harga saham dan dividend yield perusahaan.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi bacaan bagi para pembaca yang tertarik untuk mendalami penelitian-penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang terkait dengan Earning Per Share, Dividend Yield, dan Harga Saham.

3. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan masukan bagi investor dalam mempertimbangkan strategi investasi yang efektif untuk memprediksi harga saham.

4. Bagi Institusi Pasar Modal

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai kebijakan dan kontrol dalam melakukan penilaian harga saham melalui earning per share dan dividend yield dan faktor yang memengaruhi harga saham berkaitan dengan pengambilan keputusan beli atau jual dalam melakukan investasi pada perusahaan.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, ruang lingkup analisis yang akan dilakukan meliputi:

(20)

1. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat ruang lingkup faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham sangat luas, maka dalam penelitian ini pembahasan mengenai faktor yang berpengaruh terhadap harga saham dibatasi pada faktor earning per share dan dividend yield.

2. Batasan Penelitian

Subjek penelitian ini dibatasi hanya sampel perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia dan peneliti hanya menggunakan laporan tahunan selama periode 2015 hingga tahun 2019 yang dipublikasikan di www.idx.co.id.

1.6 Asumsi-Asumsi

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini ialah:

1. Seluruh perusahaan LQ45 dianggap sudah mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi harga saham dan dampaknya terhadap dividend yield.

2. Seluruh calon investor dan investor tetap dianggap sudah mengetahui dan memahami tentang dampak penurunan harga saham di perusahaan LQ45.

(21)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Pengertian Saham

Modal atau dana yang diperjualbelikan di pasar modal, yang ada pada umumnya berbentuk saham dan obligasi. Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan dan atau pemilikan seorang atau badan usaha suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik saham dari perusahaan yang menerbitkan suatu saham tersebut.

Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah kebijakan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga berhak memperoleh dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya pemegang saham pun turut menanggung risiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan.

2.1.1.1 Jenis Saham

Ada beberapa jenis saham yang diketahui menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012), yakni:

1.. Jenis Saham dari Segi Kemampuan dalam Hak Tagih atau Klaim a. Saham Biasa (Common Stocks)

Saham jenis ini mempunyai karakteristik yaitu bisa melakukan klaim kepemilikan pada semua penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan. Namun demikian, pemilik atau pemegang saham jenis ini hanya memiliki kewajiban yang terbatas. Keuntungannya adalah jika terjadi risiko terburuk misalnya perusahaan

(22)

bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.

b. Saham Preferen (Preferred Stocks)

Jenis saham ini didesain sebagai gabungan antara obligasi dan saham biasa.

Beberapa investor menyukai jenis saham yang bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Secara umum, karakteristik saham preferen sama halnya dengan saham biasa yang bisa mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut, dan membayar dividen. Pemegang saham ini juga bisa melakukan klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Hal ini yang membuat saham ini mirip dengan obligasi, dan banyak diminati investor.

2. Jenis Saham dari Segi Cara Peralihannya a. Saham atas Unjuk (Bearer Stocks)

Secara fisik, pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya. Hal ini bertujuan agar mudah dipindahtangankan dari satu investor satu ke investor lainnya.

Banyak investor yang memiliki saham ini dengan tujuan memang untuk diperjualbelikan. Investor tidak perlu khawatir karena secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

b. Saham atas Nama (Registered Stocks)

Kebalikan dari saham atas unjuk, pada saham atas nama pemegang saham tertulis jelas namanya di dalam kertas saham dan cara peralihannya pun juga harus melalui prosedur tertentu.

(23)

11

3. Jenis Saham dari Segi Kinerja Perdagangan a. Blue Chip Stocks

Jenis saham ini banyak diburu investor karena berasal dari perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai petinggi di industrinya, dan memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Income Stocks

Jenis saham ini juga mempunyai keunggulan dalam hal kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Kemampuan menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai menjadi daya tarik tersendiri bagi investor.

c. Growth Stocks

1) (Well-Known): Mirip dengan blue chip, saham jenis ini memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai petinggi di industri sejenis dan dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai reputasi tinggi.

2) (Lesser-Known): Walaupun bukan sebagai petinggi dalam industri, namun jenis saham ini tetap memiliki ciri growth stock. Biasanya merupakan saham dari perusahaan daerah dan kurang populer di kalangan emiten.

d. Speculative Stocks

Investor dengan profil risiko high risk, bisa mencoba jenis saham ini. Saham ini berpotensi menghasilkan laba tinggi di masa depan, namun tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun.

e. Counter Cyclical Stocks

Jenis saham ini paling stabil saat kondisi ekonomi bergejolak karena tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

(24)

Ilustrasinya jika terjadi resesi ekonomi, maka harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi. Hal ini bisa terjadi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

2.1.1.2 Keuntungan dan Risiko Saham

Pada dasarnya ada 2 (dua) keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham, yakni:

1. Dividend

Dividend merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividend yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividend tunai dan dividend saham.

Dividen tunai (cash dividend) berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap tahun.

Sedangkan dividen saham (stock dividend) berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividend saham tersebut.

2. Capital Gain

Berbicara mengenai capital gain, mungkin bagi orang yang belum pernah melakukan investasi terdengar asing. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Untuk memperoleh keuntungan dari investasi ini bisa dengan banyak aset seperti halnya properti, barang, dan obligasi.

Ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan saham, yakni:

(25)

13

a. Tidak mendapat dividen

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan mengalami kerugian. Dengan demikian potensi keuntungan pemodal untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

b. Capital Loss

Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian pemodal mengalami capital loss. Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang membesar seiring menurunnya harga saham maka seorang investor rela menjual saham dengan harga rendah (cut loss).

c. Saham didelist dari Bursa (Delisting)

Risiko lain yang dihadapi oleh pemodal adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan bursa efek atau didelist. Suatu saham perusahaan didelist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa.

2.1.2 Harga Saham

Harga saham adalah harga pasar, yakni harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Menurut Standar Akuntansi, harga saham adalah harga pada tanggal transaksi untuk perseroan terbatas yang disepakati Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk pasar yang tidak ada nilai pasar. Dalam penelitian ini, harga saham

(26)

yang dimaksud adalah harga saham yang tercatat setiap akhir tahun setelah penutupan (closing price). Harga saham pada satu waktu tertentu akan bergantung pada arus kas yang diharapkan diterima di masa depan oleh investor jika investor membeli saham. Harga saham merupakan cerminan dari kinerja suatu perusahaan.

Pada periode yang singkat, harga suatu saham bisa sangat berfluktuatif. Fluktuasi harga tergantung pada kekuatan penawaran dan permintaan. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan akan cenderung naik, demikian sebaliknya. Akhir periode penutupan harga saham merupakan acuan yang tepat dalam membandingkan atau menganalisis suatu penelitian. Beberapa pengertian mengenai harga saham yaitu:

1. Menurut Tandelilin (2010) harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas, dan tingkat return yang disyaratkan investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro suatu negara serta kondisi ekonomi global.

2. Menurut Sartono (2010) harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima.

3. Menurut Jogiyanto (2008) harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.

Berdasarkan beberapa pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa harga saham merupakan harga yang diperjualbelikan di pasar jual beli saham dan biasanya merupakan harga penutupan. Para investor membeli saham karena mereka mengharapkan tingkat pengembalian yang baik atas investasi yang mereka lakukan.

(27)

15

2.1.2.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Harga Saham

Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi fluktuasi harga saham di pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat memengaruhi faktor eksternal dari perusahaan maupun faktor internal perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2010) harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu:

1. Faktor Internal

Faktor internal terdiri dari:

a. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

b. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

c. Pengumuman badan direksi manajemen seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.

d. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakusisian dan diakusisi.

e. Pengumuman investasi (investment announcements), melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi baru, kontrak baru, dan lainnya.

g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), dividend yield, price earning ratio, net profit margin, Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), DER.

(28)

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari:

a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

b. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

c. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading.

Selain faktor-faktor di atas, harga saham juga dapat dipengaruhi oleh kondisi perusahaan. Semakin baik kinerja suatu perusahaan akan berdampak pada laba yang diperoleh perusahaan dan keuntungan yang didapat oleh investor, sehingga akan memengaruhi peningkatan harga saham.

2.1.2.2 Indikator Harga Saham

Indikator harga saham dapat dilihat dari nilai harga saham, beberapa nilai harga saham menurut Azis et al. (2015) yaitu:

1. Nilai Buku (Book Value) adalah nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai buku per lembar saham adalah aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.

2. Nilai Pasar (Market Value) adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran harga saham pelaku pasar.

(29)

17

3. Nilai Intrinsik (Intrinsic Value) adalah sebenarnya/seharusnya dari suatu saham. Nilai intrinsik suatu aset adalah penjumlahan nilai sekarang dari cash flow yang dihasilkan oleh aset yang bersangkutan.

Adapun menurut Widoatmojo (2012) harga saham dapat dibedakan menjadi:

1. Harga Nominal, merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Harga Perdana, merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

3. Harga Pasar, merupakan harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lama. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.

Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar- benar mewakili harga perusahaan penerbitnya.

4. Harga Pembukaan, merupakan harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat dimulainya hari bursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham, dan harga sesuai dengan yang diminta oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga pembukuan bisa menjadi harga pasar, begitu juga sebaliknya.

(30)

5. Harga Penutupan, merupakan harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada kesepakatan antar penjual dan pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga penutupan itu telah menjadi harga pasar. Namun demikian, harga ini tetap menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut.

6. Harga Tertinggi, merupakan harga yang paling tinggi yang terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama.

7. Harga Terendah, merupakan harga yang paling rendah yang terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama. Dengan kata lain, harga terendah merupakan lawan dari harga tertinggi.

8. Harga Rata-Rata, merupakan perataan dari harga tertinggi dan terendah.

2.1.3 Dividen

Dividen adalah hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham, sedangkan laba ditahan (retained earnings) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Besar kecilnya tergantung pada kebijakan dividen dan hasil RUPS perusahaan. Apabila perusahaan telah memutuskan membagi laba, maka semua pemilik saham akan mendapatkan hak yang sama sesuai persentase kepemilikan sahamnya. Namun pembagian dividen pemilik saham jenis preferen akan lebih diprioritaskan dibandingkan pemilik saham biasa.

(31)

19

2.1.3.1 Kebijakan Dividen (Dividend Policy)

Kebijakan dividen adalah keputusan direksi apakah laba yang dihasilkan perusahaan pada akhir periode dibagikan kepada para pemilik saham (dividen) atau laba tersebut ditahan sebagai penambah modal perusahaan yang akan digunakan dalam kegiatan, atau investasi pengembangan perusahaan dimasa mendatang.

Kebijakan dividen selalu berkaitan langsung dengan keputusan pendanaan perusahaan.

Kebijakan dividen adalah salah satu fungsi manajemen keuangan yang berkaitan erat dengan struktur modal perusahaan. Jadi ketika dalam sebuah perusahaan berhasil mendapatkan keuntungan. Ada beberapa pilihan yang bisa dilakukan atas keuntungan yang diraih tersebut:

1. Laba dibagikan kepada para pemegang saham (dividen).

2. Laba digunakan kembali untuk kegiatan dan ekspansi usaha (laba ditahan).

3. Laba dibagi antara dividen dan sebagian lagi digunakan untuk laba ditahan.

Apabila manajemen perusahaan mengambil laba dibagikan sebagai dividen, maka sumber pendanaan internal akan berkurang. Laba ditahan berkurang.

Demikian juga sebaliknya, apabila perusahaan memilih opsi untuk tidak membagikan dividen, maka dana internal perusahaan akan membesar. Laba ditahan adalah salah satu sumber pendanaan perusahaan yang sangat penting untuk digunakan dalam membiayai pertumbuhan perusahaan. Semakin besar laba ditahan, maka akan semakin kuat struktur modal dan posisi keuangan perusahaan. Semua langkah yang diambil dalam kebijakan dividen adalah bahwa setiap keputusan yang diambil harus tetap memperhatikan tujuan utama dari perusahaan, yaitu kesejahteraan pemilik perusahaan dan meningkatkan nilai dari perusahaan.

(32)

Ada berbagai teori tentang kebijakan dividen menurut Sartono (2014) sebagai berikut:

a. Irrelevant Theory

Teori ini dikemukakan oleh Modigliani dan Miller. Modigliani dan Miller (MM) berpendapat bahwa pembagian laba dalam bentuk dividen tidak relevan. MM beragumentasi bahwa nilai perusahaan ditentukan tersendiri oleh kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba atau kebijakan investasi. Keputusan mengenai laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau dalam bentuk laba ditahan tidak memengaruhi nilai perusahaan. Pendapat MM ini didasarkan dengan beberapa asumsi berikut ini:

1. Pasar modal yang sempurna di mana semua investor bersikap rasional 2. Tidak ada pajak perseorangan dan pajak penghasilan perusahaan 3. Tidak ada biaya emisi atau flotation cost dan biaya transaksi

4. Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri perusahaan

5. Informasi tersedia untuk setiap individu terutama yang menyangkut tentang kesempatan investasi

b. Bird in the Hand Theory

Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan Jhonlitner. Bird in the hand theory menyatakan bahwa investor lebih menyukai dividen tunai daripada dijanjikan adanya imbalan hasil atas investasi (capital gain) dimasa yang akan datang, karena menerima dividen tunai merupakan bentuk dari kepastian yang berarti mengurangi risiko. Satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung yang ada di udara, itulah yang ingin disampaikan oleh teori ini. Burung di

(33)

21

tangan yang dimaksud adalah dividen, dan seribu burung yang ada di udara adalah capital gain.

c. Teori Preferensi Pajak

Teori preferensi pajak (tax preference) menyatakan bahwa investor atau pemegang saham lebih menyukai perusahaan yang membagikan dividen sedikit karena jika dividen yang dibayarkan tinggi, maka beban pajak yang harus ditanggung oleh investor atau pemegang saham juga akan tinggi.

2.1.3.2 Prosedur Pembayaran Dividen

Pengumuman emiten atas dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham yang disebut juga dengan tanggal pengumuman dividen. Rincian tanggal yang diperhatikan dalam prosedur pembayaran dividen menurut Sinuraya (1999) diantaranya adalah:

a. Tanggal Pengumuman

Tanggal pengumuman (declaration date) ini merupakan tanggal yang secara resmi diumumkan oleh emiten mengenai bentuk serta besarnya dan juga jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan. Pengumuman tersebut biasanya untuk pembagian dividen reguler. Isi pengumuman itu menyampaikan hal-hal yang dianggap penting seperti tanggal pencatatan, tanggal pembayaran, besarnya dividen kas per lembar.

b. Tanggal Pencatatan

Tanggal pencatatan (date of record) ini merupakan tanggal di mana perusahaan tersebut melakukan pencatatan nama para pemegang saham. Pemegang saham yang terdaftar itu diberikan hak sedangkan untuk pemegang saham yang tidak terdaftar itu tidak diberikan hak untuk mendapatkan dividen.

(34)

c. Tanggal Cum-Dividend

Tanggal cum-dividend ini adalah tanggal dari hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk bisa mendapatkan dividen baik dividen tunai atau juga dividen saham.

d. Tanggal Ex-Dividend

Tanggal ex-dividend ini merupakan tanggal di mana perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat lagi hak untuk mendapatkan dividen. Jadi apabila para investor tersebut membeli saham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka para investor itu tidak bisa mendaftarkan namanya untuk bisa mendapatkan dividen.

e. Tanggal Pembayaran

Tanggal pembayaran (payment date) ini merupakan tanggal di mana pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham yang telah berhak atas dividen. Jadi pada tanggal ini, para investor tersebut sudah bisa mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang telah diumumkan oleh emiten apakah dividen tunai atau juga dividen saham.

2.1.4 Dividend Yield

Para pemegang saham dapat memutuskan investasi dengan melihat dividend yield. Mereka berusaha menginvestasikan dananya dengan saham yang memiliki dividend yield yang tinggi. Sebelum mereka melakukan investasi dalam bentuk saham, ada yang harus mereka perhatikan, yakni besarnya jumlah dividen yang mereka akan terima sebesar jumlah saham yang mereka miliki. Dividend yield yang tinggi menunjukkan bahwa harga sahamnya tinggi pula terutama pada saat pengumuman dividen. Beberapa pengertian mengenai dividend yield yaitu:

(35)

23

1. Menurut Jogiyanto (2015), dividend yield merupakan persentase dividen terhadap harga saham perusahaan.

2. Menurut Gumanti (2013), dividend yield menyiratkan ukuran bahwa komponen dari return total disumbang oleh dividen. Artinya dalam menghitung return total investor harus memasukkan unsur besarnya dividen yang diterima selain selisih harga saham antara awal dan akhir kepemilikan.

3. Menurut Fajrihan (2010), dividend yield adalah dividen yang dibayarkan dibagi dengan harga sekarang.

Berdasarkan beberapa pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa dividend yield merupakan rasio keuangan yang membandingkan jumlah dividen tunai yang dibagikan kepada pemegang saham dengan harga saham, yang dinyatakan dalam bentuk persentase.

2.1.4.1 Pengukuran Dividend Yield

Dividend yield merupakan suatu rasio yang menghubungkan dividen yang dibayarkan dengan harga saham biasa (Aryanti, 2016). Pada umumnya dividend yield merupakan ukuran yang harus lebih diperhatikan. Hal ini dikarenakan dividend yield berfokus untuk melihat seberapa besar tingkat keuntungan per saham yang diterima. Beberapa investor menggunakan rasio ini sebagai tolok ukur risiko dan sebagai suatu penyaring investasi. Mereka akan berusaha menginvestasikan dananya ke dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi. Dividen biasanya dibagikan per tahun dan angka dividend yield ini didapatkan dengan cara nilai dividen yang akan diberikan bagi harga saham yang sedang beredar.

DY = Dividen per Lembar Saham Harga per Lembar Saham

(36)

2.1.5 Strategi Investasi

Investor punya banyak cara dalam mengembangkan modalnya pada industri pasar modal. Artinya dalam investasi di pasar saham, investor tidak mesti harus terpaku pada satu strategi saja. Ada kalanya, strategi yang satu dikombinasikan dengan strategi lain yang lebih menguntungkan. Perubahan strategi investasi ini juga terkadang tanpa rencana, sebab perubahan strategi itu sangat tergantung pada kondisi pasar, dan tujuan investasi seorang investor.

Pengamatan atau monitoring tidak hanya atas saham yang menjadi sasaran investasi, tapi juga terhadap saham-saham lain, bahkan kondisi pasar serta informasi yang terkait dengan investasi itu. Monitoring yang cukup serius dan terus-menerus itu perlu dilakukan agar investor selalu mendapat kesempatan pertama dalam menerima informasi. Kecepatan menerima informasi ini, merupakan peluang memperoleh pendapatan dan keuntungan di pasar modal. Sehingga dalam investasi di pasar modal sedikitnya terdapat 8 (delapan) strategi yang paling sederhana, dan hampir seluruh investor menerapkannya. Strategi yang biasa dilakukan investor itu antara lain:

1. Beli di Pasar Perdana, Jual Begitu Masuk di Pasar Sekunder

Strategi ini digunakan karena adanya keyakinan investor bahwa harga akan naik begitu suatu saham dicatatkan di bursa efek. Hal ini dilandasi dengan asumsi bahwa underwriter tidak akan membiarkan harga jatuh pada minggu pertama di pasar sekunder. Dalam strategi membeli di pasar perdana dan menjual di pasar sekunder ini banyak sudah contoh yang bisa diambil. Kendati anggapan bahwa underwriter tidak membiarkan harga akan jatuh pada hari-hari pertama di pasar sekunder, ada benarnya juga tapi dalam menerapkan strategi ini investor juga tetap

(37)

25

berpedoman pada harga saham yang akan dilepas dengan harga saham sejenis yang sudah tercatat. Perbandingan harga ini perlu menjadi perhatian, karena bisa saja harga saham IPO lebih rendah ketimbang saham yang sudah tercatat atau sebaliknya.

2. Strategi Beli dan Simpan (Buy and Hold)

Strategi ini digunakan oleh investor karena berkeyakinan bahwa suatu perusahaan akan berkembang selama jangka panjang, misalnya perusahaan yang produknya sangat strategis. Umumnya strategi ini juga cocok digunakan pada saat harga mencapai titik terendah atau umumnya pasar sedang bearish (harga-harga saham sangat rendah).

3. Strategi Berpindah

Strategi ini digunakan oleh investor yang aktif mengikuti perkembangan pasar. Tujuannya adalah memanfaatkan peluang kemungkinan naiknya harga saham lain dengan harapan pemodal tersebut memperoleh capital gain dalam waktu singkat. Dalam jangka panjang, strategi ini bertujuan mengubah jenis saham yang dimiliki, dengan harapan saham lain lebih prospektif. Strategi ini cocok digunakan pada saham-saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek (likuid).

4. Strategi Mengurangi Kerugian (Cut Loss)

Strategi ini digunakan untuk mengurangi kerugian atas pembelian saham yaitu dengan cara menjual saham yang sebelumnya dimiliki dan mengganti dengan saham lain (berpindah), cara lainnya yaitu dengan membeli saham sejenis seperti yang dipegang sebelumnya pada waktu harganya rendah dan melepaskannya kembali pada waktu harganya naik. Sehingga kerugian pada saat membeli di waktu harga tinggi dapat dikurangi (cut loss).

(38)

5. Membeli Saham-Saham Tidur

Strategi membeli saham-saham tidur maksudnya membeli saham-saham yang tidak aktif, karena biasanya saham-saham yang tidak aktif sering luput dari perhatian orang banyak, sehingga cenderung harganya murah. Tipe pemodal yang sabar cocok membeli saham-saham yang tidak aktif tersebut, sebab pada umumnya potensi keuntungan pada saham yang demikian ini akan nampak dalam jangka waku yang lama.

6. Strategi Konsentrasi pada Industri

Investor yang memusatkan perhatiannya pada perkembangan industri tertentu, karena lebih mengetahui kondisi, mekanisme kerja dari perusahaan yang berada pada industri tersebut, tren industri dan sebagainya. Strategi investasi dengan cara ini adalah memilih saham-saham yang terbaik pada industri tersebut.

7. Strategi Membeli Pasar

Seorang pemodal dikatakan melakukan strategi membeli pasar, apabila investor secara relatif proporsional ke dalam saham-saham yang ada di bursa efek, misalnya 50 persen jenis saham yang tecatat di bursa efek. Strategi ini mungkin kurang tepat bagi investor kecil, karena untuk melaksanakan strategi ini tentunya membutuhkan dana yang besar.

8. Strategi Membeli melalui Reksadana

Strategi ini dilakukan dengan mempercayakan pengelolaan dana yang dimiliki oleh investor kepada suatu lembaga yang disebut reksadana. Reksadana akan melakukan penyebaran investasi untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu dan meminimumkan risiko. Namun semua itu bukan menjadi satu patokan atau

(39)

27

keharusan strategi yang dilakukan oleh investor, karena semua kembali kepada karakter tingkat risiko yang dimiliki oleh para investor.

2.1.6 Earning Per Share

Earning per share termasuk salah satu hal utama yang diperhatikan oleh investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi, karena para investor pastinya akan mengharapkan pengembalian yang tinggi dari perusahaan atas investasinya kepada perusahaan. Para investor akan lebih tertarik pada perusahaan yang memiliki earning per share yang tinggi, dan apabila earning per share suatu perusahaan dinilai tinggi oleh para investor maka harga sahamnya akan bergerak naik. Beberapa pengertian mengenai earning per share yaitu:

1. Menurut Gitman dan Zutter (2015), earning per share mempresentasikan jumlah uang yang didapatkan per jumlah saham biasa yang beredar pada periode tertentu.

2. Fahmi (2012) menyatakan bahwa earning per share atau pendapatan per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik.

3. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012), EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Makin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena makin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham.

Berdasarkan beberapa pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa earning per share merupakan jumlah uang atau pendapatan yang diperoleh pada periode tertentu untuk setiap jumlah saham yang beredar, di mana jika semakin

(40)

tinggi maka berpotensi meningkatkan jumlah dividen yang diterima oleh para pemegang saham.

2.1.6.1 Pengukuran Earning Per Share

Earning Per Share (EPS) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Earning Per Share (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Earning Per Share (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik saham dalam perusahaan. Hasil yang lain menyatakan bahwa informasi terpenting bagi investor dan analisis sekuritas adalah laba per lembar saham (Jogiyanto, 2008).

Dapat diketahui bahwa hubungan antara laba per lembar saham dengan harga saham sangat erat. Tandelilin (2010) mengemukakan, Earning Per Share (EPS) dapat dirumuskan sebagai berikut:

EPS = Laba Bersih Setelah Pajak Jumlah Saham yang Beredar

Membeli saham berarti membeli prospek sebuah perusahaan, yang tercermin pada laba per saham. Jika laba per saham lebih tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik, sementara jika laba per saham lebih rendah berarti kurang baik, dan laba per saham negatif berarti tidak baik (Samsul, 2006).

2.2 Review Hasil-Hasil Penelitian

Kusuma dan Reza (2017) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Return on Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Yield: Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 - 2015, hasil penelitian menyatakan bahwa Return on Asset, Earnings Per Share, dan Debt to Equity Ratio secara simultan berpengaruh

(41)

29

terhadap Dividend Yield, dapat dilihat dari p-value (sig) 0,017 < 0,05, dan Earnings Per Share secara parsial berpengaruh terhadap Dividend Yield, dapat dilihat dari p- value (sig) 0,029 < 0,05.

Dalam penelitian Indriyani (2019) dengan judul Pengaruh Current Ratio, Earnings Per Share, dan Economic Value Added terhadap Harga Saham dengan Inflasi sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hasil penelitian menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif sifnifikan terhadap harga saham dengan nilai P-Value <0,01 (≤0,05), sehingga hipotesis diterima. Berdasarkan hasil pengujian dapat diartikan bahwa variabel EPS memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal ini berarti EPS menunjukkan laba yang didapatkan dari setiap lembar saham dapat memengaruhi keputusan yang diambil oleh investor.

Penelitian Rudianto (2019) dengan judul Pengaruh ROA (Return on Assets), EPS (Earning Per Share), DER (Debt to Equity Ratio), PER (Price Earning Ratio), DAR (Debt to Assets Ratio) dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Harga Saham pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di BEI Tahun 2014 - 2017. Diketahui bahwa variabel EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 - 2017.

Prakoso (2016) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Dividend Yield, DPR, EPS, ROE dan SIZE terhadap Harga Saham (Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 - 2014), hasil penelitian menyatakan bahwa t.sig (0,017) lebih kecil dari 0,05 (α) maka secara signifikan dividend yield berpengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian menunjukkan tingkat pengembalian dividen yang diterima oleh pemegang saham

(42)

yang diukur melalui perbandingan antara dividen per lembar saham dengan harga saham. EPS juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sehingga semakin tinggi EPS maka semakin tinggi pula harga saham.

Penelitian Putra et al. (2016) dengan judul Pengaruh Buyback Saham, Profitabilitas dan Firm Size terhadap Harga Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia dengan Dividend Yield sebagai Variabel Mediating pada Periode 2012 - 2014. Diketahui bahwa secara parsial variabel dividend yield berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel harga saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa dividend per share yang besar akan membuat para pemegang saham perusahaan merasa senang karena tingkat keuntungan yang didapatkan sehingga mampu meningkatkan harga saham perusahaan. Perusahaan yang membagikan keuntungannya tiap periode, menggambarkan bahwa perusahaan tersebut baik dan bisa memberikan keuntungan yang maksimal bagi para pemegang saham perusahaan.

Penelitian Manaseer (2020) dengan judul Impact of Market Ratios on the Stock Prices: Evidence from Jordan, menemukan bahwa pengaruh rasio pasar gabungan terhadap harga saham perusahaan industri Yordania dan Eearning Per Share (EPS) berdampak pada harga saham perusahaan industri Yordania yang terdaftar di Bursa Efek Amman. Studi ini terbatas pada perusahaan industri Yordania, periode studi 2009 - 2018, sehingga tidak dapat mengadopsi hasil untuk periode yang berbeda.

Dalam penelitian Ali et al. (2019) dengan judul The Impact of Dividend Policy on Kuwaiti Insurance Companies Share Prices, hasil penelitian mengungkapkan bahwa dividend yield dan dividend payout ratio secara statistik

(43)

31

berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham, sementara earning per share, book value per share, and market price to book value secara statistik berpengaruh positif sifnifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini mendukung teori ketidakrelevanan dividen Miller dan Modigliani.

Drevelius dan Sormunen (2018) dengan judul penelitian A Study of Value Investment Strategies Based on Dividend Yield, Price to Earnings and Price to Book Ratios in Swedish Stock Market, hasil penelitian menjelaskan bahwa ketiganya portofolio menawarkan pengembalian abnormal yang positif. Temuan ini menunjukkan bahwa hasil dividen, P / E dan P / B adalah rasio yang memadai untuk menyaring nilai saham di pasar saham Swedia. Temuan menunjukkan bahwa hasil dividen tinggi mengungguli hasil dividen rendah perusahaan dan P / B rendah sama mengungguli perusahaan P / B tinggi. Ini menunjukkan hal itu dengan dua rasio ini, nilai perusahaan mengungguli pertumbuhan perusahaan.

Chandani dan Ahuja (2017) melakukan penelitian dengan judul Impact of EPS and DPS on Stock Price: A Study of Selected Public Sector Banks of India, hasil penelitian menyebutkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari EPS dan DPS pada harga saham publik yang dipilih bank sektor di India. Studi ini telah mengungkapkan bahwa variasi 83,43% dalam harga saham dijelaskan oleh variabel independen EPS dan DPS, nilai F-statistik 264.3607 signifikan pada 0,00% yang kurang dari 5% mengungkapkan model cocok.

Dalam penelitian Farrukh et al. (2017) dengan judul Impact of Dividend Policy on Shareholders Wealth and Firm Performance in Pakistan, hasil penelitian menyatakan bahwa dividend yield berdampak positif terhadap harga saham karena investor mengetahui tentang citra positif perusahaan serta perusahaan dapat

(44)

meningkatkan dananya dengan menerbitkan saham baru. Akibatnya keuntungan perusahaan meningkat dan hal ini menyebabkan kenaikan harga saham. Hasil juga menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara earning per share dan dividend yield. Artinya ketika pembayaran dividen meningkat, kekayaan pemegang saham (EPS) meningkat. Dengan demikian, perusahaan harus membayar dividen jika mereka ingin meningkatkan kekayaan pemegang saham.

2.3 Resume Landasan Teori

Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan di mana kekuatan pasar ditunjukkan dengan transaksi perdagangan saham perusahaan di pasar modal. Reaksi harga saham dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan (Lisan, 2011). Harga saham menjadi sebuah cerminan keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan baik memungkinkan sahamnya untuk diminati oleh para investor.

Menurut Prakoso (2016), semakin tinggi earning per share maka semakin tinggi harga saham yang dimiliki perusahaan, dan semakin tinggi dividend yield maka semakin tinggi pula harga saham. Manajemen perusahaan pada umumnya, pemegang saham biasa, dan calon pemegang saham sangat tertarik dengan earning per share. Earning per share menjadi salah satu indikator atau acuan para investor dalam melakukan analisis saham sebelum melakukan keputusan berinvestasi.

Earning per share yang tinggi akan menarik para investor untuk berinvestasi.

Pengumuman perubahan dividend yield diharapkan menimbulkan reaksi perubahan harga saham karena dengan adanya perubahan tersebut berarti pengumuman tersebut dianggap mempunyai kandungan informasi untuk para investor.

(45)

33

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa dividend yield dapat dihitung dengan rumus:

DY = Dividen per Lembar Saham Harga per Lembar Saham

Sedangkan earning per share dapat dirumuskan sebagai berikut:

EPS = Laba Bersih Setelah Pajak Jumlah Saham yang Beredar

Dari berbagai penelitian sebelumnya dan teori-teori, semakin menarik untuk menganalisis pengaruh earning per share terhadap harga saham dengan dividend yield sebagai variabel intervening. Nilai earning per share yang besar akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang besar dan menunjukkan kesejahteraan perusahaan yang tinggi.

2.4 Model Konseptual

Dari penjelasan permasalahan dan teori-teori, peneliti mencoba melakukan analisis earning per share terhadap harga saham dengan dividend yield sebagai variabel intervening pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Earning Per Share sangat berpengaruh dalam meningkatkan harga saham dan berdampak pada dividend yield suatu perusahaan, yang akan membuat para investor tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Dividend yield yang tinggi menunjukkan ada potensi passive income yang menarik dari saham yang dimiliki oleh para investor yang menunjukkan bagaimana investasi mereka dalam menghasilkan arus kas.

Merujuk dari permasalahan penelitian dan kajian teoritis mengenai analisis earning per share terhadap harga saham dengan dividend yield sebagai variabel intervening, maka kerangka konseptual yang diajukan untuk penelitian ini adalah seperti Gambar 2.1 berikut:

(46)

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Konseptual

Berdasarkan Gambar 2.1 di atas, dapat dilihat harga saham dipengaruhi oleh earning per share. Dengan semakin baiknya earning per share, maka akan meningkatkan harga saham perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia tersebut dan tentu juga akan meningkatkan dividend yield perusahaan. Permintaan pasar yang besar akan mengakibatkan nilai harga saham perusahaan naik.

Earning per share yang tinggi menjadi daya tarik investor untuk memiliki saham tersebut. Hal ini dimungkinkan karena kinerja perusahaan baik sehingga menyebabkan harga saham naik. Sebaliknya jika earning per share rendah dimungkinkan dividen yang dibayarkan rendah maka harga saham semakin rendah pula, sehingga investor enggan untuk memiliki saham tersebut. Pertumbuhan earning per share merupakan ukuran penting kinerja perusahaan karena menunjukkan berapa banyak uang yang dihasilkan perusahaan untuk pemegang sahamnya.

Dividend yield yang semakin besar berarti perusahaan dinilai kinerjanya baik oleh para investor, sehingga akan menarik minat para investor untuk membeli saham dari perusahaan tersebut dan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut naik. Semakin tinggi dividend yield maka semakin tinggi harga saham yang dimiliki

Earning Per Share

Harga Saham Dividend Yield

(47)

35

perusahaan. Dividend yield yang tinggi artinya sebuah perusahaan membayar dividen yang besar kepada investornya. Dengan demikian para investor mendapatkan kompensasi yang lebih tinggi untuk investasi mereka jika dibandingkan dengan perusahaan yang menghasilkan dividend yield yang rendah.

2.5 Rumusan Hipotesis

Hipotesis yang diajukan berdasarkan landasan teori dan kerangka konseptual yang telah dibuat, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Earning per share mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap dividend yield.

2. Earning per share mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

3. Dividend yield mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

4. Earning per share mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap harga saham melalui dividend yield.

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal komparatif, yaitu untuk menganalisis hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor fundamental, yaitu earning per share sebagai variabel independen, dan harga saham sebagai variabel dependen. Variabel independen diduga memengaruhi variabel dependen yaitu harga saham, dengan dividend yield sebagai variabel interveningnya.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia perwakilan Sumatera Utara yang berdomisili di Jln. Juanda Baru No. A5 - A6, Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan data sekunder, sehingga dapat diakses dengan menggunakan internet melalui situs www.idx.co.id.

3.3 Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Ukur 1. Earning Per

Share (X)

Earning per share merupakan jumlah uang atau pendapatan yang diperoleh pada periode tertentu untuk setiap jumlah saham yang beredar, di mana jika semakin tinggi maka berpotensi meningkatkan jumlah dividen yang diterima oleh para pemegang saham.

Skala Rasio

(49)

37

No. Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Ukur 2. Harga Saham

(Y)

Harga saham merupakan harga yang diperjualbelikan di pasar jual beli saham dan biasanya

merupakan harga penutupan. Close Price Skala Rasio

3. Dividend Yield

(Z)

Dividend yield merupakan rasio keuangan yang membandingkan jumlah dividen tunai yang dibagikan kepada pemegang saham dengan harga saham, yang dinyatakan dalam bentuk persentase.

Skala Rasio

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2020

3.4 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Untuk menganalisis perusahaan, maka yang menjadi populasi bagi peneliti dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 5 tahun terakhir pada periode 2015 - 2019 yakni 45 perusahaan.

b. Sampel

Sehubungan dengan ukuran populasi yang cukup besar dan sebaran yang luas maka untuk melakukan observasi akan sangat sulit dilakukan. Dalam penelitian ini digunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling dengan pertimbangan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Sampel Perusahaan LQ45 di BEI 2015 - 2019

No. Kriteria Jumlah Perusahaan

1. Jumlah perusahaan LQ45 di BEI 45

2. Perusahaan LQ45 yang tidak konsisten terdaftar selama periode penelitian (tahun 2015 sampai dengan 2019)

(17)

3. Perusahaan tidak membagikan dividen selama periode penelitian (tahun 2015 sampai dengan 2019)

(6)

Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 22 Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2020

Referensi

Dokumen terkait

Kedua fungsi ini harus digunakan sebaik-baik mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.  Synchronous adalah dimana sebuah proses akan dilanjutkan ke proses selanjutnya

pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau. kutipan dengan mengikuti tata penulisan ilmiyah

Penggunaan DES dalam bidang pembuatan biodiesel selain sebagai pelarut untuk memudahkan pencampuran fasa minyak dengan alkohol juga dapat digunakan sebagai katalis

Alat Bantu Peraga 7 Keajaiban Dunia dengan Metode CAI berbasis Augmented Reality.. Dokumen Karya

If you’ve been playing along at home, dutifully coding up what we did in the last chapter when we created the checkout system, you’re probably completely sick of entering dummy

Melalui penerapan teknik reka cerita gambar dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa, pada siklus pertama nilai siswa rata-rata 69,24 pada siklus kedua meningkat menjadi 74,88

dilengakapi dengan LKM dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada matakuliah genetika dasar.. Kegialan penelitian n~cndukung pengernbar~gan illnu serla

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul Kerawanan Sosial Pengemis Anak Di Situbondo (Studi Diskriptif di Kota Situbondo) adalah