• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AUDIT TENURE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH AUDIT TENURE"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH AUDIT TENURE, KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

EARNINGS MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERBUKA (TBK) YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2015

OLEH:

TASYAH ARVILA 130503100

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : TASYAH ARVILA

NIM : 130503100

PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI. :.PENGARUH AUDIT TENURE, KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR TERBUKA (TBK) YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2015

Tanggal : Ketua Departemen Akuntansi

(

NIP. 19580222 198203 1 003

Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA)

Tanggal : Dekan

NIP. 19580602 198803 1 001 (Prof. Dr. Ramli, SE., MS)

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNGJAWAB SKRIPSI

NAMA : TASYAH ARVILA

NIM : 130503100

PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH AUDIT TENURE, KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERBUKA (TBK) YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2015

Medan, November 2017 Menyetujui,

Pembimbing

NIP. 19750105 200012 2 001 (Dr. Rina Br. Bukit, SE, M.Si, Ak, CA)

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

Telah diuji pada

Tanggal 27 Oktober 2017

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua Penguji : Dr. Rina Br. Bukit, SE, M.Si, Ak, CA Penguji : Dra. Mutia Ismail, MM, Ak

Pembanding : Drs. Rasdianto, M.Si, Ak

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Audit Tenure, Komite Audit, Kualitas Audit, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Manufaktur Terbuka (Tbk) yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2015” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Studi S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya.

Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 27 Oktober 2017 Yang membuat pernyataan

NIM: 130503100 Tasyah Arvila

(6)

ABSTRAK

PENGARUH AUDIT TENURE, KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

EARNINGS MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERBUKA (TBK) YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit tenure, komite audit, kualitas audit, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk) yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.

Analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear Berganda. Sampel dalam penelitian ini adalah 39 perusahaan. Tahun penelitian 2013-2015. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode pemilihan sampel yaitu metode purposive sampling. Dan pengolahan data menggunakan software SPSS.

Hasil yang terdapat dalam penelitian ini adalah audit tenure dan kualitas audit secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings management.

Sementara komite audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap earnings management. Dan hasil lainnya yaitu audit tenure, komite audit, kualitas audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2013- 2015.

Kata Kunci: audit tenure, komite audit, kualitas audit, profitabilitas, ukuran perusahaan, earnings management.

(7)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF AUDIT TENURE, AUDIT COMMITTEE, AUDIT QUALITY, PROFITABILITY, AND FIRM SIZE TO EARNINGS

MANAGEMENT AT OPEN MANUFACTURING COMPANIES (TBK) LISTED ON THE STOCK

EXCHANGE 2013-2015

This study aims to determine the influence of audit tenure, audit committee, audit quality, profitability, and firm size to earnings management at open manufacturing companies (Tbk) listed on the Stock Exchange 2013-2015.

The analysis used is Multiple Linear Regression Analysis. The sample in this research is 39 companies. Year of study 2013-2015. The type of data in this study is secondary data. Sample selection method is purposive sampling method.

And data processing using SPSS software.

The results contained in this study is the audit tenure and audit quality partially has no significant effect on earnings management. While the audit committee, profitability and firm size are partially significant and positive impact on earnings management. And the other results are audit tenure, audit committee, audit quality, profitability and company size simultaneously have significant effect to earnings management at manufacturing company in Indonesian Stock Exchange.

Keyword: audit tenure, audit committee, audit quality, profitability, company size, earnings management.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis telah mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Audit Tenure, Komite Audit, Kualitas Audit, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Manufaktur Terbuka (Tbk) yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2015”.

Shalawat beriring salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi dan cintai yaitu Ayahanda Suhartono dan Ibunda Nurul Laila yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasihat serta semangat yang tulus hingga saat ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA selaku Ketua Departemen/Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku

(9)

Sekretaris Departemen/Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Rina Br. Bukit, SE, MSi, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs.

Rasdianto, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan arahan, kritik dan saran yang sangat membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Kepada teman-teman seperjuangan, khususnya terima kasih kepada Lisni Agnes dan Raihan Andika yang telah memberi banyak masukan, bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan terima kasih kepada Nandya Febrianty Sinaga, Wira Verina br. Bangun, dan Bahari Ryansyah Hasibuan yang telah memberi bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 27 Oktober 2017 Yang membuat pernyataan

NIM: 130503100 Tasyah Arvila

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 10

2.1.2 Teori Stewardship ... 11

2.1.3 Manajemen Laba (Earnings Management) ... 13

2.1.4 Audit Tenure ... 16

2.1.5 Komite Audit ... 17

2.1.6 Kualitas Audit ... 18

2.1.7 Profitabilitas ... 19

2.1.8 Ukuran Perusahaan ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 21

2.3 Kerangka Konseptual ... 23

2.4 Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 28

3.3.1 Variabel Dependen ... 28

3.3.2 Variabel Independen ... 30

3.3.2.1 Audit Tenure ... 30

3.3.2.2 Komite Audit ... 31

3.3.2.3 Kualitas Audit ... 31

3.3.2.4 Profitabilitas ... 31

3.3.2.5 Ukuran Perusahaan ... 32

3.4 Populasi dan Sampel ... 33

(11)

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 35

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.7 Metode Analisis Data ... 35

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 35

3.7.2 Uji Asumsi Klasik ... 36

3.7.2.1 Uji Normalitas ... 36

3.7.2.2 Uji Multikolineritas ... 37

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 38

3.7.2.4 Uji Autokorelasi ... 39

3.7.3 Uji Hipotesis Penelitian ... 40

3.7.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 40

3.7.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 41

3.7.3.3 Uji Signifikasi Simultan (F-test) ... 41

3.7.3.4 Uji t (Uji Secara Parsial) ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Sampel Penelitian ... 43

4.2 Statistik Deskriptif ... 43

4.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 45

4.3.1 Uji Normalitas ... 45

4.3.2 Uji Multikolineritas ... 46

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 47

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 49

4.4 Uji Hipotesis ... 50

4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 50

4.4.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 53

4.4.3 Uji Simultan (Uji F) ... 53

4.4.4 Uji Parsial (Uji t) ... 54

4.5 Pembahasan ... 57

4.5.1 Hipotesis Pertama... 57

4.5.2 Hipotesis Kedua ... 58

4.5.3 Hipotesis Ketiga ... 59

4.5.4 Hipotesis Keempat ... 59

4.5.5 Hipotesis Kelima ... 60

4.5.6 Hipotesis Keenam ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

DAFTAR LAMPIRAN ... 68

(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 22

3.1 Defenisi Operaional dan Skala Pengukuran Variabel ... 32

3.2 Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian ... 34

4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 44

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 45

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 47

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 50

4.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 51

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 53

4.7 Hasil Uji F ... 54

4.8 Hasil Uji T ... 55

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Fraud Triangle ... 4

2.1 Kerangka Konseptual pada Manajemen Laba ... 24

4.1 Hasil Uji Grafik ... 46

4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 48

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 68

2 Data Audit Tenure Pada Perusahaan Sampel ... 72

3 Data Komite Audit Pada Perusahaan Sampel ... 75

4 Data Kualitas Audit Pada Perusahaan Sampel ... 76

5 Data Profitabilitas Pada Perusahaan Sampel ... 79

6 Data Ukuran Perusahaan Pada Perusahaan Sampel ... 80

7 Data Earnings Management Pada Perusahaan Sampel ... 82

8 Hasil Output SPSS ... 83

(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan sebuah sarana pengkomunikasian informasi keuangan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan diharapkan dapat membantu kreditor dan investor dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan dana yang mereka investasikan. Laporan keuangan diharapkan mampu menggambarkan kondisi keuangan sebuah perusahaan dan sebagai sumber informasi yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Penyajian informasi dapat bermanfaat bila disajikan secara akurat dan tepat waktu. Hal ini merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan.

Informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan merupakan tanggung jawab perusahaan, namun berbagai keterbatasan yang dihadapi perusahaan baik dalam kepemilikan sumber daya, informasi, teknologi dan juga dalam tujuan penyajian laporan keuangan, maka dalam hal ini perusahaan memerlukan jasa profesional seorang akuntan publik (auditor eksternal) untuk mengaudit laporan keuangan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2001: 210) menyatakan bahwa “audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, artinya bahwa akuntan publik merupakan profesi yang menuntut adanya sikap independensi, integritas dan objektivitas”.

Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik akan mendapat

(16)

kepercayaan atas tanggungjawab manajemen terhadap pihak eksternal yang memerlukan informasi laporan keuangan.

Menurut Statement of Financial Accounting Concept No.1 (1978:3) “profit information is a major concern in assessing accountability and performance of management”. Informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan datang. Informasi laba menyebabkan adanya kecenderungan pihak manajemen untuk lebih memperhatikan laba khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi laba tersebut, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang yang salah satu bentuknya adalah manajemen laba.

Manajemen laba berada di grey area antara sebuah kecurangan dan merupakan aktivitas yang diijinkan oleh prinsip akuntansi. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan pendapat mengenai tanggung jawab sosial dan pemahaman etis diantara setiap orang.

Menurut Friedlan (1994: 3) “Managers tend to manipulate earnings by controlling accrual transactions, is transactions that no have effect on cash flow”.

Menurut Fisher dan Rosenzweig yang dikemukakan oleh Sulistyanto (2008: 49), menyatakan bahwa “manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan atau menurunkan laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikan atau penurunan keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang”.

Manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen timbul sebagai akibat dari adanya konflik keagenan. Konflik keagenan tersebut terjadi karena terdapat

(17)

perbedaaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen perusahaan (agent). Teori keagenan berasumsi bahwa setiap individu baik principal maupun agent memilki motivasi dan kepentingan yang berbeda sehingga akan mengakibatkan adanya konflik kepentingan diantara mereka.

Untuk memaksimalkan kesejahteraannya dengan profitabilitas yang terus meningkat, pemilik perusahaan mengadakan kontrak dengan manajemen.

Praktik manajemen laba telah menimbulkan berbagai skandal laporan keuangan yang menyangkut perusahaan berskala internasional. Kasus manajemen laba yang terjadi adalah skandal akuntansi yang dilakukan Toshiba. Menurut Yan (2015), kasus ini bermula ketika Toshiba sendiri mulai menyelidiki praktik akuntansi di divisi energi. Menurut sebuah komite independen, perusahaan menggelembungkan laba usaha Toshiba sebesar ¥ 151,8 milyar ($1,2 milyar) selama tujuh tahun. Kepala eksekutif Toshiba dan presiden Hisao Tanaka mengundurkan diri atas skandal akuntansi yang mengguncang perusahaan.

Delapan anggota dewan, termasuk wakil ketua Norio Sasaki, juga telah mengundurkan diri dari jabatan mereka sebagai bagian dari perombakan besar manajemen perusahaan. Akibat skandal akuntansi yang mengguncang perusahaan, saham Toshiba telah turun sekitar 20% sejak awal april ketika isu-isu akuntansi ini terungkap. Nilai pasar perusahaan hilang sekitar ¥ 1.673 triliun ($13,4 milyar) dan para analis memperkirakan saham Toshiba masih akan terus menurun.

Toshiba yang merupakan salah satu merek elektronik paling dikenal di dunia serta memiliki reputasi yang bagus itu kini hancur berantakan akibat skandal akuntansi yang telah dilakukan perusahaan.

(18)

Kasus manajemen laba juga terjadi di Indonesia yaitu kasus PT. Kimia Farma Tbk. Perusahaan tersebut telah terbukti melakukan perekayasaan laporan keuangan dengan memperbesar laba. Kesalahan yang mendasar ditemukan pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp. 32 miliar yang merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih.

Kasus tersebut menunjukkan bahwa praktik manajemen laba bukanlah suatu hal yang baru dalam pelaporan keuangan (financial reporting). Perusahaan berlomba-lomba menunjukkan kualitas dan kinerja yang baik, tidak peduli apakah cara yang digunakan tersebut diperbolehkan atau tidak oleh karena pengaruh pasar dan tingginya tingkat persaingan. Kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik dalam suatu periode, sering kali menjadi penyebab pihak manajemen untuk melakukan kecurangan. Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan yaitu tekanan (incentive/pressure), peluang (opportunity), dan rasionalisasi (rationalization). Hubungan dari tiga kondisi penyebab resiko kecurangan tersebut dapat digambarkan dalam gambar berikut ini:

Incentive/pressure

Opportunity Rationalization Gambar 1.1

Fraud Triangle Sumber: Cressy (1953: 742)

Perusahaan memanipulasi laba ketika stabilitas keuangan atau profitabilitasnya mengalami penurunan. Salah satu cara yang dapat dilakukan

(19)

untuk meminimalisir praktek manajemen laba adalah dengan tata kelola perusahaan yang baik. Good corporate governance dapat dilakukan diantaranya dengan membentuk komite audit yang independen untuk menjalankan fungsi pengawasan perusahaan. Kurangnya pengawasan komite audit atas proses pelaporan keuangan juga dapat menjadi peluang pihak manajemen untuk melakukan kecurangan. Dengan adanya Return on assets (ROA) yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan, hal ini dapat menjadi pembenaran pihak manajemen untuk melakukan kecurangan memanipulasi laba. ROA dapat digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian penulis adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena perusahaan manufaktur merupakan sektor yang terus meningkat dari tahun ke tahun dari sisi jumlahnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan merupakan perusahaan besar yang menyokong perekonomian negara. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu, dengan menggunakan beberapa variabel yang sama dan menambahkan beberapa variabel baru lainnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada penambahan variabel dan tahun penelitian, yaitu tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.

Diantara kelima variabel independen terdapat hipotesis penelitian yang berbeda diantara peneliti terdahulu. Pada penelitian Jao (2011: 50) dan Prasetya (2016: 533) menemukan “bahwa variabel ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba”.

(20)

Pada penelitian Ismail (2015: 149) menyatakan bahwa “auditor big four berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba”. Menurut Sipayung (2015: 78) menyatakan bahwa “hanya variabel kualitas audit (diproksikan dengan ukuran KAP) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba riil, namun variabel kualitas audit (diproksikan dengan auditor spesialisasi industri) dan Auditor Tenure berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil”. Pada penelitian Sinuhaji (2015: 60) menyatakan bahwa “variabel komite audit dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap manajemen laba”.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa hasil penelitian terdahulu tidak konsisten mengenai berpengaruh atau tidaknya auditor terhadap manajemen laba. Sehingga peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian lanjutan dengan judul “Pengaruh Audit Tenure, Komite Audit, Kualitas Audit, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Manufaktur Terbuka (Tbk) yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2015”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk) yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015?

2. Apakah komite audit berpengaruh terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk) yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015?

(21)

3. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk) yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015?

4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk) yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015?

5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk) yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015?

6. Apakah audit tenure, komite audit, kualitas audit, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk) yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh audit tenure terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk) yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.

2. Untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk) yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.

(22)

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas audit terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk) yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.

4. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk) yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.

5. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk) yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.

6. Untuk mengetahui pengaruh audit tenure, komite audit, kualitas audit, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk) yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, berguna untuk memberikan pemahaman mengenai pengaruh Audit Tenure, Komite Audit, Kualitas Audit, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Earnings Management yang dilakukan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 – 2015.

2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis dengan

(23)

menggunakan atau menambah variabel agar hasil penelitian menjadi lebih lengkap dan baik.

3. Bagi manajemen, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada manajemen untuk menghindari tindakan manajemen laba yang dapat merugikan pribadi dan perusahaan di mata publik dan dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap perusahaan.

4. Bagi investor dan calon investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor dan calon investor untuk lebih berhati-hati dalam menilai laporan keuangan perusahaan sebagai langkah untuk menilai kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan menyangkut hubungan kontraktual antara anggota- anggota di perusahaan. Jensen dan Meckling (1976: 5) menjelaskan bahwa

“an agency relationship occurs when one or more peoples (principals) works another person (agent) to provide a service and then delegate decision-making authority”. Prinsipal adalah pemegang saham atau investor, sedangkan agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan atau manajer. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan fungsi antara kepemilikan di investor dan pengendalian di pihak manajemen. Adanya pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelolaan oleh manajemen cenderung menimbulkan konflik keagenan di antara prinsipal dan agen. Konflik kepentingan antara prinsipal dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan keinginan prinsipal, sehingga menimbulkan biaya keagenan (agency cost).

Pada kenyataannya prinsipal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agen sedangkan agen mempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang menyebabkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh prinsipal dan agen. Menurut Lobo dan Zhou yang dikemukakan oleh Rusmin (2010: 620) menyatakan bahwa

(25)

“informasi yang lebih sedikit yang dimiliki oleh pemegang saham dapat memicu manajer menggunakan posisinya dalam perusahaan untuk mengelola laba yang dilaporkan”.

Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agen. Hal ini memacu agen untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agen tersebut adalah manajemen laba.

2.1.2 Teori Stewardship

Pendekatan stewardship telah dipakai sejak tahun 1957 sebagai suatu pendekatan untuk menentukan titik berat utama dari suatu laporan keuangan. Menurut Susanto yang dikemukakan oleh Ikhsan dan Suprasto (2008: 84) menyatakan bahwa “pendekatan stewardship didasarkan pada suatu konsep bahwa manajemen dari suatu perusahaan dianggap bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan”. Menurut Ijiri yang dikemukakan oleh Ikhsan (2008: 84) yang memperjelas konsep tersebut menyatakan bahwa:

Hubungan akuntabilitas (pertanggungjawaban finansial perusahaan) diidentifikasi dengan tiga partisan dalam yaitu keberadaan Accountant, Accountee, dan Accountor. Ketiga partisan tersebut saling berinteraksi dalam suatu jaringan akuntabilitas. Accountant adalah pihak yang mengukur kinerja ekonomi, Accountee (Steward) yaitu pihak yang bertanggungjawab dan kepada Accountor (prinsipal) pertanggungjawaban diberikan atas apa yang telah dikerjakan”.

(26)

Teori stewardship berkembang atas dasar model perilaku pro- organisasi. Teori stewardship dapat diasumsikan bahwa manajer adalah pelayan perusahaan yang baik dan rajin bekerja untuk mencapai tingkat laba dan tingkat pengembalian modal yang tinggi bagi pemegang saham, sehingga manajer dapat termotivasi oleh prestasi dan kebutuhan akan tanggungjawab serta bekerja dengan inisiatif sendiri. Manajer akan bertindak sesuai dengan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan (perilaku pro-organisasi). Kunci utama dalam mempraktikkan pendekatan ini terletak pada prinsipal, apakah prinsipal benar-benar dapat meyakini dan mempercayai steward yang dipilihnya dalam membangun kemitraan organisasi tersebut.

Dalam hal ini prinsipal akan membutuhkan jasa audit dari pihak yang independen (auditor eksternal) untuk memastikan kinerja dari steward. Artinya bahwa auditor akan mengukur kinerja dari steward apakah bebas dari manipulasi laporan keuangan yang dikenal dengan manajemen laba. Pemilihan auditor eksternal oleh manajemen untuk melakukan proses audit atas kinerja keuangan perusahaannya menjadikan awal dari hubungan stewardship. Auditor eksternal akan bekerja secara profesional untuk menghasilkan kinerja yang baik dalam menjaga reputasinya, sedangkan manajemen ingin mendapatkan tingkat akuntabilitas yang tinggi atas kinerja keuangannya dari hasil audit yang berkualitas.

(27)

2.1.3 Manajemen Laba (Earnings Management)

Manajemen laba adalah “kemampuan untuk memanipulasi pilihan–

pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diinginkan” (Belkaoui, 2011: 74). Menurut Healy dan Wahlen yang dikemukakan oleh Sulistyanto (2008: 50) menyatakan bahwa

Manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan itu.

Manajemen laba memiliki sisi baik maupun sisi buruk. Sisi baik manajemen laba adalah potensi peningkatan kredibilitas manajemen dalam mengkomunikasikan informasi pribadi kepada pemangku kepentingan eksternal dan memperbaiki keputusan dalam alokasi sumber-sumber daya.

Sisi buruknya adalah biaya yang diciptakan oleh kesalahan alokasi dari sumber-sumber daya.

Definisi laba menurut Verawati (2012: 18) adalah “salah satu indikator utama untuk mengukur kinerja dan pertanggungjawaban manajemen”. Informasi laba juga dapat dijadikan panduan dalam melakukan investasi yang membantu investor ataupun pihak lain dalam menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Laba pada umumnya dipandang sebagai dasar untuk perpajakan, pembayaran dividen dan pengambilan keputusan. Adanya kecenderungan untuk memerhatikan laba ini disadari oleh manajemen,

(28)

khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi laba tersebut, sehingga mendorong munculnya manajemen laba (earnings management).

Ada perbedaan mendasar antara praktisi dan akademisi dalam memandang manajemen laba. Secara umum para praktisi, yaitu investor, pemerintah, asosiasi profesi, dan pelaku ekonomi lainnya menganggap manajemen laba sebagai kecurangan manajerial. Alasannya adalah aktivitas rekayasa manajerial ini dilakukan untuk menyesatkan dan merugikan pihak lain yang menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informasi untuk mengetahui segala sesuatu mengenai perusahaan.

Sementara akademisi yang termasuk para peneliti menilai manajemen laba bukan sebagai kecuarangan, sebab aktivitas rekayasa manajerial ini pada dasarnya merupakan dampak dari luasnya prinsip yang berterima umum.

Menurut Sulistyanto (2008: 51) menyatakan bahwa “perbedaan pemahaman terhadap manajemen laba disebabkan perbedaan sudut pandang antara satu pihak dengan pihak lain”. Manajer melakukan manipulasi laba melalui manajemen laba agar laba nampak sebagaimana yang diharapkan. Manajemen laba didorong oleh beberapa motivasi.

Menurut Scott yang dikemukakan oleh Indriani (2014: 21) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat memotivasi manajer melakukan manajemen laba, yaitu:

1. Rencana Bonus (Bonus Scheme)

Para manajer yang bekerja pada perusahaan yang menerapkan rencana bonus akan berusaha mengatur laba yang dilaporkannya

(29)

dengan tujuan dapat memaksimalkan jumlah bonus yang akan diterimanya.

2. Kontrak Utang Jangka Panjang (Debt Covenant)

Menyatakan bahwa semakin dekat suatu perusahaan kepada waktu pelanggaran perjanjian utang maka para manajer akan cenderung untuk memilih metoda akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan dengan harapan

dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak utang.

3. Motivasi Politik (Political Motivations)

Menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan skala besar dan industri strategis cenderung untuk menurunkan laba terutama pada saat periode kemakmuran yang tinggi. Upaya ini dilakukan dengan harapan memperoleh kemudahan serta fasilitas dari pemerintah.

4. Motivasi Perpajakan (Taxation Motivations)

Menyatakan bahwa perpajakan merupakan salah satu motivasi mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan.

Tujuannya adalah dapat meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.

5. Pergantian CEO (Chief Executive Officer)

Biasanya CEO yang mendekati masa pensiun atau masa kontraknya menjelang berakhir akan melakukan strategi memaksimalkan jum lah pelaporan laba guna meningkatkan jumlah bonus yang akan mereka terima. Hal yang sama akan dilakukan oleh manajer dengan kinerja yang buruk.

Tujuannya adalah menghindarkan diri dari pemecatan sehingga mereka cenderung untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan.

6. Penawaran Saham Perdana (Initital Public Offering)

Menyatakan bahwa pada awal perusahaan menjual sahamnya kepada publik, informasi keuangan yang dipublikasikan dalam prospektus merupakan sumber informasi yang sangat penting.

Informasi ini penting karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal kepada investor potensial terkait dengan nilai perusahaan. Guna mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh para investor maka manajer akan berusaha untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan.

Manajemen laba adalah tindakan manajemen yang menyimpang dalam proses pelaporan keuangan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencapai target laba yang diinginkan oleh manajer, namun tindakan yang

(30)

dilakukan tersebut masih dalam batas-batas prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2.1.4 Audit Tenure

Audit tenure adalah jangka waktu sebuah kantor akuntan publik melakukan perikatan terhadap kliennya dalam memberikan jasa audit laporan keuangan.

Menurut Geiger dan Rughunandan (2012: 70) “audit tenure is the length of the auditor and client relationship measured by the number of years”. Seorang auditor yang memiliki penugasan cukup lama dengan perusahaan klien akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis sehingga memungkinkan auditor untuk merancang program audit yang efektif dan laporan keuangan audit yang berkualitas tinggi.

Tenure yang panjang dari suatu KAP akan menambah pengetahuan KAP dan auditor mengenai bisnis perusahaan sehingga dapat merancang program audit yang lebih baik (Giri, 2010: 56).

Di Indonesia, peraturan yang mengatur audit tenure adalah Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/KMK.01/2008 tentang

“Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/KMK.01/2008 ini mengatur tentang “pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk tiga tahun buku berturut-turut”. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan audit

(31)

umum untuk klien setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut. Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi.

2.1.5 Komite Audit

Surat Edaran BAPEPAM (SE-03/PM/2000) mendukung keberadaan komite audit di Indonesia yang menghimbau agar emiten dan perusahaan publik mempunyai komite audit, keputusan Ketua BAPEPAM: Kep- 29/PM/2004 pada tanggal 24 September 2004 serta Keputusan Direksi BEJ No. 339 tahun 2001 mengenai peraturan pencatatan efek di Bursa Efek Jakarta.

Keputusan Ketua BAPEPAM (Kep-29/PM/2004) menyatakan bahwa

“komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan”. Keberadaan Komite Audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Komite audit merupakan komponen baru dalam sistem pengendalian perusahaan. Selain itu Komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam mengenai masalah pengendalian.

Fungsi Komite Audit dalam membantu Dewan Komisaris (Herman, 2014: 27):

1. Meningkatkan kualitas laporan keuangan .

2. Menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan.

(32)

3. Meningkatkan efektivitas fungsi internal audit (SPI) maupun eksternal audit.

4. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas.

Komite audit memegang fungsi pengawasan dan pengendalian.

Komite audit yang berfungsi optimal diaharapkan mampu mengurangi upaya perusahaan untuk melakukan manajemen laba dan memastikan direksi bertindak dengan mementingkan kepentingan pemegang saham.

Frekuensi pertemuan antar anggota komite audit diukur dengan jumlah pertemuan antar anggota komite audit yang dilakukan dalam satu tahun.

Keanggotaan komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang anggota, yang berarti apabila jumlah anggota komite audit lebih dari tiga akan dianggap lebih baik. Jumlah komite audit yang lebih banyak, akan semakin memperketat pengawasan dalam pertanggungjawaban keuangan manajemen kepada pemegang saham sehingga akan membatasi aktivitas manajemen laba.

2.1.6 Kualitas Audit

Agoes (2012: 4) mendefinisikan auditing sebagai suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan.

Menurut De Angelo yang dikemukakan oleh Rusmin, (2010: 621) menyatakan bahwa “audit quality as a possibility that auditors will detect and report material misstatements”.

(33)

Kualitas audit juga dapat diartikan sebagai segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Kualitas auditor dipandang sebagai kemampuan untuk mempertinggi kualitas suatu laporan keuangan bagi perusahaan. Auditor yang berkualitas tinggi diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan investor. Akuntan publik sebagai auditor eksternal yang relatif independen daripada auditor internal diharapkan mampu meminimalkan praktek manajemen laba dan meningkatkan kredibilitas informasi akuntansi dalam laporan keuangan.

2.1.7 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan, profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan perusahaan tersebut.

(34)

Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam mempertahankan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap perusahaan akan selalu meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka kelangsungan perusahaan tersebut akan lebih terjamin.

Rasio profitabilitas yang sering digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan pengaruh laba terhadap investasi satu diantaranya adalah return on assets (ROA). Return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

ROA juga bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.

2.1.8 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah tingkat identifikasi kecil atau besarnya perusahaan. Menurut Hilmi dan Ali (2008: 9) menyatakan bahwa “ukuran perusahaan dapat ditentukan berdasarkan jumlah tenaga kerja, kapitalisasi pasar, total penjualan, total nilai aktiva, dan sebagainya”. Semakin besar kapitalisasi pasar menandakan semakin perusahaan diketahui oleh masyarakat, semakin besar penjualan menandakan perputaran uang semakin banyak, dan semakin besar aktiva menandakan modal yang ditanam semakin banyak.

(35)

Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan. Hal ini menyebabkan kecenderungan perusahaan memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil.

Kebutuhan dana yang besar mengindikasikan bahwa perusahaan menginginkan pertumbuhan laba dan juga pertumbuhan tingkat pengembalian saham. Kebutuhan tersebut menyebabkan faktor ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan manajemen laba. Semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan semakin banyak dan memperkecil kemungkinan terjadinya asimetri informasi yang bisa menyebabkan terjadinya praktik manajemen laba pada perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain terletak pada periode waktu data yang digunakan dan penambahan variabel. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini.

(36)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Peneliti Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 1. Jao (2011) Corporate

Governance, Ukuran

Perusahaan, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia

Variabel Independen:

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran dewan komisaris, Komite audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage

Variabel Dependen:

Manajemen Laba

Ukuran perusahaan, leverage dan

pelaksanaan corporate governance mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba.

kepemilikan

institusional dan ukuran dewan komisaris mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba.

2. Noor (2015) Fraud Motives and Opportunities Factors on Earnings Manipulations

Variabel Independen:

Dividend, Leverage, Audit Independence and Free Cash Flow.

Variabel Dependen:

Earnings Management

Pembayaran dividen, leverage, independensi audit dan free cash flow berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

3. Ismail (2015) Auditors Roles towards the Practice of Earnings Manipulation among the Malaysian Public Firms

Variabel Independen:

Big 4 auditor and auditor switch Variabel Dependen:

Earnings Management

Auditor BIG 4 dan auditor switch

berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

4 Kazemia (2015) Earnings Management and Ownership Structure

Variabel Independen:

Ownership Structure Variabel Dependen:

Earnings Management

Ownership Structure berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

5. Gras-Gil (2015) Investigating the Relationship between Corporate Social

Responsibility and Earnings Management:

Evidence from Spain

Variabel Independen:

Corporate Social Responsibility Variabel Dependen:

Earnings Management

Corporate Social Responsibility berpengaruh negatif tehadap manajemen laba.

(37)

No Nama Peneliti Judul Peneliti Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 6. Sinuhaji (2015) Pengaruh Komite

Audit, Profitabilitas, Reputasi Auditor, Struktur

Kepemilikan Dan Kualitas Laba Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Variabel Independen:

Komite Audit, Profitabilitas, Reputasi Auditor, Struktur Kepemilikan Dan Kualitas Laba Variabel Dependen:

Earnings Management

Hanya variabel reputasi auditor yang

berpengaruh positif terhadap manajemen laba, sedangkan komite audit, profitabilitas, struktur kepemilikan dan kualitas laba tidak berpengaruh.

7. Sipayung (2015) Pengaruh Kualitas Audit dan Auditor Tenure Terhadap Earnings

Management pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Variabel Independen:

Kualitas audit (diproksikan dengan Ukuran KAP), Kualitas Audit (diproksikan dengan Auditor Spesialisasi Industri), dan Auditor Tenure

Variabel Dependen:

Manajemen Laba Riil

Hanya variabel kualitas audit (diproksikan dengan ukuran KAP) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba riil. Namun, variabel kualitas audit (diproksikan dengan auditor spesialisasi industri) dan Auditor Tenure berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil.

8. Prasetya (2016) Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Dengan

Pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Intervening

Variabel Independen:

Ukuran Perusahaan Variabel Dependen:

Manajemen Laba Variabel Intervening:

Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Ukuran Perusahaan dan Pengungkapan CSR secara signifikan berpengaruh negatif pada manajemen laba.

Ukuran perusahaan juga secara signifikan berpengaruh negatif pada manajemen laba melalui pengungkapan CSR.

Sumber : Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu 2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menjelaskan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan variabel dependen dengan variabel independen. Variabel

(38)

dependen identik dengan variabel terikat, yang dijelaskan, atau dependent variable. Sedangkan variabel independen indentik dengan variabel bebas, penjelas, atau independent/explanatory variable. Berikut ini adalah skema kerangka konseptual penelitian ini.

s

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual pada Manajemen Laba

Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, terlihat bahwa hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah hubungan kausatif (sebab akibat). Penelitian ini memiliki variabel dependen berupa earnings management, dan variabel independen berupa Audit Tenure, Komite Audit, Kualitas Audit,

Audit Tenure (X1)

Komite Audit (X2)

Kualitas Audit (X3)

Profitabilitas (X4)

Ukuran Perusahaan (X5)

Earnings Management (Y)

(39)

Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan. Berikut uraian konsep-konsep variable independen yang mempengaruhi variable dependen:

Audit tenure adalah jangka waktu sebuah kantor akuntan publik melakukan perikatan terhadap kliennya dalam memberikan jasa audit laporan keuangan. Sehingga audit tenure diharapkan dapat menjaga kualitas auditor dan menjaga agar hubungan klien dan auditor tidak semakin akrab yang dapat mendorong tindakan melanggar independensi auditor. Myers (2003: 791) menyatakan bahwa “earnings management paid attention to auditors in the old KAP tenure”.

Komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam menangani masalah pengendalian. Komite audit yang berfungsi optimal diaharapkan mampu mengurangi upaya perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Menurut penelitian Jao (2015: 50) yang menyatakan bahwa “ada pengaruh signifikan antara komite audit dengan earnings management”.

Kualitas audit diukur dengan proksi ukuran KAP, karena diasumsikan bahwa auditor yang bekerja di KAP Big four memiliki kualitas yang tinggi sehingga diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan investor. Menurut penelitian Ismail (2015: 149) yang menyatakan bahwa “auditor Big four berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba”.

Profitabilitas dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam melakukan tindakan manajemen laba, karena apabila profitabilitas perusahaan menurun atau rendah. Maka hal ini dapat mempengaruhi pihak investor untuk menarik dananya.

(40)

Oleh sebab itu manajemen termotivasi untuk melakukan manajemen laba dengan melakukan praktik perataan laba agar laba yang dilaporkan tidak berfluktuatif sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor.

Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya suatu perusahaan, semakin besar ukuran perusahaan maka informasi yang tersedia untuk investor yang berhubungan dengan investasi dalam perusahaan tersebut semakin banyak.

“Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat” (Nasution, 2007: 10).

Menurut penelitian Prasetya (2016: 533) yang menyatakan bahwa “ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh negatif pada manajemen laba”. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan besar akan lebih membatasi praktik manajemen laba daripada perusahaan kecil. Perusahaan yang lebih besar mempunyai sedikit motivasi untuk melakukan manajemen laba. Hal ini terjadi karena pemegang saham dan pihak luar di perusahaan besar dianggap lebih kritis dibandingkan dengan perusahaan kecil. Investor yang lebih besar terdapat pada perusahan besar, sehingga perusahaan besar akan mendapat tekanan yang lebih kuat untuk menampilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina, 2011: 30).

Berdasarkan kerangka konseptual dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan sebuah hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

(41)

H1: Audit tenure berpengaruh terhadap earnings management H2: Komite audit berpengaruh terhadap earnings management H3: Kualitas audit berpengaruh terhadap earnings management H4: Profitabilitas berpengaruh terhadap earnings management H5: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap earnings management

H6: Audit tenure, komite audit, kualitas audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap earnings management

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini digolongkan pada penelitian assosiatif kausal yang bertujuan untuk mengetahui atau membuktikan hubungan sebab dan akibat antara dua atau lebih variabel independen terhadap varibel dependen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2015 melalui website resmi yang diupdate pada www.idx.co.id. Waktu penelitian dimulai dari Desember 2016 sampai penelitian ini selesai.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lima variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Audit Tenure, Komite Audit, Kualitas Audit, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earnings Management pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.3.1 Variabel Dependen

Manajemen laba merupakan variabel terikat atau dependen dalam penelitian ini. Manajemen laba diproksikan dengan discretionary accrual yang diukur dengan menggunakan Modified Jones Model.

(43)

1. Mengukur total akrual TA = NI – CFO Keterangan:

NI : laba bersih CFO : arus kas operasi

2. Nilai total accrual (TA) yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS sebagai berikut:

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇

𝑇𝑇𝑇𝑇−1 = 𝑎𝑎1 �𝑇𝑇𝑇𝑇−11 � + 𝑎𝑎2 �△𝑆𝑆𝑇𝑇𝑆𝑆𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇−1 � + 𝑎𝑎3 �𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇−1� + 𝑒𝑒

Keterangan:

Tat : total akrual dalam periode t At : total asset periode t

△SALt : perubahan penjualan dalam periode t PPEt : property, plant and equipment

a1-a3 : koefesien regresi

3. Menghitung nondiscretionary accruals 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝑎𝑎1 �𝑇𝑇𝑇𝑇−11 � + 𝑎𝑎2 �△𝑆𝑆𝑇𝑇𝑆𝑆𝑇𝑇 − △𝑅𝑅𝑃𝑃𝑅𝑅

𝑇𝑇𝑇𝑇−1 � + 𝑎𝑎3 �𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇−1� + ɛ Keterangan:

NDAt : nondiscretionary accrual pata tahun t

△REC : perubahan piutang dalam periode t є : sampel error perusahaan

(44)

4. Menghitung discretionary accruals yang merupakan indikator manajemen laba, dengan rumus:

𝑁𝑁𝑇𝑇𝑇𝑇 = � 𝑇𝑇𝑎𝑎𝑇𝑇

𝑇𝑇𝑇𝑇 − 1� − 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑇𝑇 3.3.2 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen. Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit tenure, komite audit, kualitas audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan.

3.3.2.1 Audit Tenure

Audit tenure didefinisikan sebagai jumlah tahun suatu KAP atau seorang auditor mengaudit suatu perusahaan. Tenure yang panjang dari suatu KAP akan menambah pengetahuan KAP dan atau auditor mengenai bisnis perusahaan sehingga dapat merancang program audit yang lebih baik (Giri, 2010:

56).

Audit Tenure diukur dengan cara menghitung jumlah tahun perikatan audit antara perusahaan dengan auditor. Apabila perikatan audit dilakukan oleh auditor dari KAP yang sama, maka tahun pertama perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk tahun-tahun berikutnya. Informasi ini dilihat di laporan auditor independen selama beberapa tahun untuk memastikan lamanya auditor KAP yang mengaudit perusahaan tersebut.

(45)

3.3.2.2 Komite Audit

Menurut Keputusan Ketua BAPEPAM (Kep- 29/PM/2004) menyatakan bahwa “komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan”. Variabel komite audit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan jumlah anggota komite audit yang ada di perusahaan sampel dalam penelitian ini.

3.3.2.3 Kualitas Audit

Ukuran KAP digunakan untuk mengukur kualitas audit, dimana 1 jika perusahaan diaudit oleh auditor yang yang tergabung dalam KAP big four (KAP besar) maka kualitas auditnya tinggi dan 0 jika perusahaan diaudit oleh auditor yang tidak tergabung dalam KAP big four (KAP kecil) maka kualitas auditnya rendah.

3.3.2.4 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dalam suatu periode tertentu. Pengukuran variabel pada penelitian ini menggunakan skala rasio Return on Asset (ROA) yang merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva sehingga didapat persentase.

Rumus:

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑇𝑇 = Laba bersih setelah pajak Total asset

(46)

3.3.2.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah tingkat identifikasi kecil atau besarnya perusahaan yang ditentukan oleh total aktiva, total penjualan, jumlah tenaga kerja dan kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan logaritma natural dari besarnya total aset (Ln Total Asset) yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun.

Tabel 3.1

Defenisi Operaional dan Skala Pengukuran Variabel Variabel Defenisi

Operasional Pengukuran Penelitian Skala Manajemen

Laba

Manajemen laba adalah tindakan manajemen yang menyimpang dalam proses pelaporan

keuangan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencapai target laba yang diinginkan oleh manajer.

𝑁𝑁𝑇𝑇𝑇𝑇 = (𝑇𝑇𝑎𝑎𝑇𝑇/𝑇𝑇𝑇𝑇 − 1) − 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑇𝑇

Rasio

Audit tenure Audit tenure adalah jumlah tahun suatu KAP atau seorang auditor mengaudit suatu perusahaan.

Menjumlahkan tahun perikatan audit antara perusahaan dengan auditor

Rasio

Komite audit Komite audit merupakan

penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam mengenai masalah pengendalian.

Jumlah anggota komite audit Jumlah minimal komite audit

Rasio

Kualitas audit

Kualitas audit diproksikan dengan menggunakan ukuran KAP yakni KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four dan KAP Non Big Four.

Kode 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4,

Kode 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP non Big 4

Nominal

Profitabilitas Profitabilitas

merupakan 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑇𝑇 =

Laba bersih setelah pajak Total asset

Rasio

(47)

Variabel Defenisi

Operasional Pengukuran Penelitian Skala perusahaan untuk

mendapatkan laba dalam suatu periode tertentu.

Ukuran Perusahaan

Variabel ini merupakan gambaran besar atau kecilnya suatu perusahaan yang ditentukan dengan batas-batas tertentu yang sudah ditentukan.

Ln Total Asset

Rasio

3.4 Populasi dan Sampel

Menurut Ridwan dan Kuncoro yang dikemukakan oleh Erlina (2011: 81) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah 136 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015.

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina: 2011: 82). Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode purposive sampling yang dilakukan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar selama 3 tahun berturut-turut di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2013-2015.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan periode tahun 2013- 2015.

3. Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah.

(48)

4. Memiliki data yang dibutuhkan untuk mengetahui audit tenure, komite audit, kualitas audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan.

Berdasarkan kriteria diatas, maka diperoleh sampel sebanyak 39 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 3.2

Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode

Perusahaan

1 PT Akasha Wira International Tbk ADES

2 PT Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI

3 PT Alkindo Naratama Tbk ALDO

4 PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG

5 PT Asiaplast Industries Tbk APLI

6 PT Arwana Citra Mulia Tbk ARNA

7 PT Astra International Tbk ASII

8 PT Astra Auto Part Tbk AUTO

9 PT Beton Jaya Manunggal Tbk BTON

10 PT Budi Acid Jaya Tbk BUDI

11 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN

12 PT Delta Djakarta Tbk DLTA

13 PT Gudang Garam Tbk GGRM

14 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP

15 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 16 PT Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR 17 PT Intan Wijaya International Tbk INCI

18 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

19 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP

20 PT Jembo Cable Company Tbk JECC

21 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA

22 PT Kimia Farma Tbk KAEF

23 PT KMI Wire and Cable Tbk KBLI

24 PT Kalbe Farma Tbk KLBF

25 PT Lion Metal Works Tbk LION

26 PT Lionmesh Prima Tbk LMSH

27 PT Merck Tbk MERK

28 PT Mayora Indah Tbk MYOR

29 PT Pyridam Farma Tbk PYFA

30 PT Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI

31 PT Sekar Laut Tbk SKLT

32 PT Semen Gresik Tbk SMGR

(49)

No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan

34 PT Indo Acitama Tbk SRSN

35 PT Mandom Indonesia Tbk TCID

36 PT Surya Toto Indonesia Tbk TOTO

37 PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company

Tbk ULTJ

38 PT Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT

39 PT Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM

3.5 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang berupa laporan keuangan yang telah dipublikasikan yang diperoleh dari database Bursa Efek Indonesia dengan mengunduh data melalui website resmi Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id selama tahun 2013 sampai 2015.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan studi pustaka. Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan, menganalisa kemudian menginterpretasikan hasil yang diperoleh melalui laporan keuangan masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan informasi-informasi dari buku-buku, jurnal akuntansi, artikel dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan alat statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

Referensi

Dokumen terkait

$a spai borap jtahkah oeaeatukan planning itu ditarap^a* bagaicona approach atau katakcniafc* elaaat piepicaa/karyavan tarfeedap pianal*3 p$- raaafeaan* Apotah

Seluruh Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam

Pra Kondisi Sebelum masuk ke halaman utama kepala lab terlebih dahulu melakukan login kemudian pilih menu users lalu pilih login activity setelah itu kepala lab dapat

Penelitian yang berkaitan telah dilakukan dalam kajian analisis respon bangunan menggunakan base isolator sebagai pereduksi beban gempa di wilyah gempa kuat, dan hasilnya

Pengaruh Audit Tenure, Rotasi Audit, Audit Fee terhadap kualitas audit dengan Komite audit sebagai variabel moderasi (Studi Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar

Jika hasil penelitian di atas dihubungkan dengan sistem etika yang digunakan sebagai landasan yaitu etika bisnis Islam, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen laba tidak

Menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, dan Komite Audit

Konsentrasi udara ambien merupakan polutan dari sumber pencemar yang terdiri dari partikel-partikel dan gas-gas kemudian di atmosfer mendapat pengaruh dari antara lain