• Tidak ada hasil yang ditemukan

Top 10 Hadits Lemah dan Palsu yang Populer pada Bulan Ramadhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Top 10 Hadits Lemah dan Palsu yang Populer pada Bulan Ramadhan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Top 10 Hadits Lemah dan Palsu yang Populer pada Bulan Ramadhan

Juli 21, 2011

Bismillah, wash Sholaatu was salaamu ‘ala Rosulillaah, wa ‘ala aalihi wa man waa laahu.

Berikut adalah beberapa hadits yg masyhur (populer) di masyarakat, khususnya saat bulan Ramadhan yg penuh berkah. Sering dibawakan oleh para penceramah, disebarkan lewat sms tausiyah, maupun artikel dan selebaran. Namun amat disayangkan, hadits2 tsb ialah Lemah dan Palsu. Amat penting bagi ummat Islam untuk mengetahui derajat sebuah hadits sebelum mengamalkan atau menyebarkannya, siapa yg meriwayatkan? apakah shahih atau tidak?.

Karena hadits lemah, apalagi palsu, tidak dapat disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wa sallam. Dan mengatakan Rasulullah berkata begini dan begitu padahal -ia tahu bahwa hal tsb- tidak pernah keluar dari lisan beliau yg mulia ataupun tidak pernah dilakukan oleh beliau, merupakan dosa yg besar, sebagaimana sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ْنِم ُهَدَعْقَم ْأﱠوَبَتَيْلَف اًدﱢمَعَتُم ﱠيَلَع َبَذَك ْنَم راﱠنلا

“Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya dia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.” [Muttafaqun ‘Alaihi dari shahabat Abu Hurairah, Al-Mughirah bin Syu’bah, dan yang lainnya]

Hadits lemah dan palsu seputar Ramadhan amat banyak, berikut saya bawakan 10 diantaranya;

Hadits ke-1

اوحصت اوموص

“Berpuasalah, kalian akan sehat.” [HR. Abu Nu’aim]

Hadits Lemah[1].

nb: jika memang terdapat penelitian ilmiah dari para ahli medis bahwa puasa itu dapat menyehatkan tubuh, makna dari hadits dhaif ini benar, namun tetap tidak boleh dianggap sebagai sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.

Hadits ke-2

ٌفَعاَضُم ُهُلَمَعَو ، ٌباَجَتْسُم ُهُؤاَعُدَو ، ٌحْيِبْسَت ُهُتْمُصَو ، ٌةَداَبِع ِمِئاﱠصلا ُمْوَن

“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, do’anya dikabulkan, dan amalannya pun akan dilipatgandakan pahalanya.” [HR. Al Baihaqi dlm Syu’abul Iman (3/1437)]

Hadits Lemah[2].

(2)

Hadits ke-3

َن ْوُكَي ْنَأ يِتﱠمُأ ْتﱠنَمَتَل َناَضَمَر يِف اَم ُداَبِعْلا ُمَلْعَي ْوَل اَھّلُك ةَنﱠسلا

“Kalau seandainya hamba-hamba itu tahu apa yang ada pada bulan Ramadhan (keutamaannya), maka niscaya umatku ini akan berangan-angan bahwa satu tahun itu adalah bulan Ramadhan seluruhnya.” [HR.Ibnu Khuzaimah III/190]

Hadits Palsu[3].

Hadits ke-4

ِناَرْيﱢنلا ىَلَع ُهَدَسَج ُﷲ َمﱠرَح َناَضَمَر ِلْوُخُدِب َحِرَف ْنَم

“Barangsiapa yang bergembira dengan kedatangan bulan Ramadhan niscaya Allah mengharamkan jasadnya dari neraka” [Disebutkan dlm Kitab Durratun Nashihin tanpa sanad]

Hadits Palsu[4].

Hadits ke-5

ةليل ليئاربج هيلع ىلصو ناضمر رھش تاعاس يف ةكئلاملا هيلع تلص للاح نم بارشو ماعط ىلع امئاص رطف نم ردقلا

“Barangsiapa memberi hidangan berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang halal, para malaikat bershalawat kepadanya selama bulan Ramadhan dan Jibril bershalawat kepadanya di malam lailatul qadar.” [HR. Ibnu Hibban dlm Al Majruhin I/300, Al Baihaqi di Syu’abul Iman III/1441]

Hadits Lemah [5].

nb: Yang benar, orang yang memberikan hidangan berbuka puasa akan mendapatkan pahala puasa orang yg diberi hidangan tadi, berdasarkan hadits: “Siapa saja yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” [HR. At Tirmidzi no.807, ia berkata: “Hasan shahih”]

Hadits ke-6

Hadits tentang doa berbuka puasa yang tersebar dimasyarakat dengan lafadz:

نيمحارلا محرا اي كتمحرب ترطفا كقزر ىلع و تنما كب و تمص كل مھللا Allahu“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, aku memohon Rahmat-Mu wahai Dzat yang Maha Penyayang.”

Hadits ini tidak terdapat di kitab hadits manapun. Atau dengan kata lain, ini adalah hadits palsu[6] . Sedangkan pada do’a yg tidak mengandung lafadz ‘wabika aamantu’ pada do’a di atas, maka sanadnya berkisar antara lemah/lemah sekali.

nb: doa berbuka puasa yg benar, terdapat dalam hadits:

(3)

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:

علا تلتباو أمظلا بھذ ﷲ ءاش نإ رجلأا تبثو قور

(Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah) ‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah” [HR. Abu Daud 2357, Ad Daruquthni II/401]

Hadits ke-7

شو ، ﷲ رھش بجر يتمأ رھش ناضمرو ، يرھش نابع

“Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.”

[HR. Ad-Dailami, Ibnu Asakir di Mu’jam Asy Syuyukh I/186]

Hadits Palsu[7]

Hadits ke-8

اي خ ةليل هيف كرابم رھش ميظع رھش مكلظأ دق هنا سانلا اھيأ ضرف رھش فلأ نم ري

نمف اعوطت هليل مايق لعجو همايص ﷲ

نمك ناك ريخلا نم ةلصخب هيف عوطت هاوس امف ةضيرف ىّدأ

نم قتع هرخآو ةرفغم هطسوأو ةمحر هلوأ رھش وھو …

رانلا

“Wahai sekalian manusia, sungguh hampir datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh barakah, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, Allah wajibkan untuk berpuasa pada bulan ini, dan Allah jadikan shalat pada malam harinya sebagai amalan yang sunnah, barangsiapa yang dengan rela melakukan kebajikan pada bulan itu, maka dia seperti menunaikan kewajiban pada selain bulan tersebut …, dan dia merupakan bulan yang awalnya adalah kasih sayang, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.” [HR.Ibnu Khuzaimah III/191, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman III/305]

Hadits ini adalah hadits Munkar(Lemah)[8].

nb: Yang benar, di seluruh waktu di bulan Ramadhan terdapat rahmah, seluruhnya terdapat ampunan Allah dan seluruhnya terdapat kesempatan bagi seorang mukmin untuk terbebas dari api neraka, tidak hanya sepertiganya. Salah satu dalil yang menunjukkan hal ini adalah:“Orang yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari no.38, Muslim, no.760]. Dalam hadits ini, disebutkan bahwa ampunan Allah tidak dibatasi hanya pada pertengahan Ramadhan saja.

Hadits ke-9

رطفلا ةاكزب لاإ عفري لا ضرلأاو ءامسلا نيب قلعتم ناضمر رھش نأ

“Bulan Ramadhan bergantung di antara langit dan bumi. Tidak ada yang dapat mengangkatnya kecuali zakat fithri.” [Diriwayatkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib II/157, Ibnu Syahin dlm at-Targhib]

Hadits Lemah[9]

Hadits ke-10

(4)

“Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai 3 kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,”

jawab Rasullullah.

Do’a Malaikat Jibril adalah: “Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);

2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;

3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.”

Hadits ini adalah hadits Palsu, tidak ada asal-usulnya. bahkan teks arabnya pun tidak ditemukan[10]. kemungkinan baru keluar tahun kemarin.

nb: yang benar, Islam mengajarkan untuk meminta maaf jika berbuat kesalahan kepada orang lain. Adapun meminta maaf tanpa sebab dan dilakukan kepada semua orang yang ditemui, tidak pernah diajarkan oleh Islam.

Demikian yg dapat saya share ke teman2, semoga kita dapat -senantiasa- beragama berdasarkan dalil2 yg shahih, dan terhindar dari penyimpangan akibat menggunakan dalil yg lemah maupun palsu. Semoga beranfaat :)

wallahul muwaffiq..

____________________________________________________

footnote:

[1]Sebagaimana dikatakan oleh Al Hafidz Al Iraqi di Takhrijul Ihya (3/108), juga Al Albani di Silsilah Adh Dha’ifah (253). Bahkan Ash Shaghani agak berlebihan mengatakan hadits ini maudhu (palsu) dalam Maudhu’at Ash Shaghani (51).

[2]sebagaimana dikatakan Al Hafidz Al Iraqi dalam Takhrijul Ihya (1/310). Al Albani juga mendhaifkan hadits ini dalam Silsilah Adh Dha’ifah (4696).

[3]Di dalam sanadnya terdapat rawi yang bernama Jarir bin Ayyub. Ibnul Jauzi dalam kitabnya Al-Maudhu’at [II/103] dan juga Asy-Syaukani dalam Al-Fawa’id Al-Majmu’ah [hal. 74] menghukumi dia (Jarir bin Ayyub) adalah perawi yang suka memalsukan hadits - yakni pendusta-. Lihat Lisanul Mizan [II/302] karya Ibnu Hajar.

[4]Hadits Laa Ashlalahu /tidak ada asal-usulnya (Lebih parah dari hadits palsu).

[5]sebagaimana dikatakan Al Hafidz Al Iraqi dalam Takhrijul Ihya (1/310). Al Albani juga mendhaifkan hadits ini dalam Silsilah Adh Dha’ifah (4696).

(5)

[6]Sebagaimana dikatakan oleh Al Mulla Ali Al Qaari dalam kitab Mirqatul Mafatih Syarh Misykatul Mashabih.

[7]Sebagaimana dikatakan oleh Adz Dzahabi di Tartibul Maudhu’at (162, 183), Ash Shaghani dalam Al Maudhu’at (72), Ibnul Qayyim dalam Al Manaarul Munif (76), Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Tabyinul Ujab (20).

[8]Lihat Lisanul Mizan [II/169] karya Ibnu Hajar, As-Siyar [V/207] karya Adz-Dzahabi, dan As-Silsilah Adh-Dha’ifah [II/262] karya Asy-Syaikh Al-Albani.

[9]Lihat Dhaif At Targhib (664), dan Silsilah Ahadits Dhaifah (43) Syaikh al-Albaniy.

[10]‘Hadits ini merupakan hadits yg dipelesetkan lafadznya dari hadits riwayat Ibnu Khuzaimah III/192, Ahmad II/246&254, dengan lafadz hadits yg benar: “Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan,

‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi.

‘Allah melaknat seorang hambar yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.

banyak diambil dari:

http://alqiyamah.wordpress.com/2010/08/17/hadits-hadits-palsu-lemah-yang-populer-sering- disebut-di-bulan-ramadhan/

http://muslim.or.id/ramadhan/12-hadits-lemah-dan-palsu-seputar-ramadhan.html http://kangaswad.wordpress.com/2009/08/16/bermaafan-sebelum-ramadhan/

http://markazassunnah.wordpress.com/2009/08/22/derajat-hadits-keutamaan-bergembira- menyambut-bulan-ramadhan/

Referensi

Dokumen terkait

Uji perbedaan pada kelompok 2 dengan perlakuan latihan Exercies With Groups Of 4 dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan passing sepak bola antara

Dalam penelitian sebelumnya pada sampel batubara langsung (fresh sample) tanpa sebarang perlakuan (without pretreatment) telah didapatkan bahwa garis- garis emisi

yang dinormalisasi dengan cara membagi jumlah piksel bin warna dengan jumlah total piksel pada suatu citra, yang mana telah dijelaskan pada bab 2 butir 2.6. Histogram

Teman-teman keluarga besar Program Sarjana Binus UNIVERSITY, Edwin, San-san, Try Sutrisno, Hindi Huang, Dameria, Alika Cha-cha, Metta, dan seluruh teman-teman

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Talking Stick berbantuan media Flashcard

Ketiga rumusan masalah tersebut kemudian ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan rehabilitasi telah sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, Badan

Dari pendapat ahli di atas, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa Public Relations merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk menciptakan dan

Hasil yang di peroleh dari penelitian ini adalah persepsi risiko berpengaruh negatif dan signifikan terhadap niat beli produk fashion via instagram, hal ini