• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Alternatif Lokasi Terminal Bongkar Muat dengan Mempertimbangkan Kondisi Lalu Lintas dan Content Analysis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penentuan Alternatif Lokasi Terminal Bongkar Muat dengan Mempertimbangkan Kondisi Lalu Lintas dan Content Analysis"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Petunjuk Sitasi: Sumatri, Y., Agustin, I. W., & Nindyarini, C. (2017). Penentuan Alternatif Lokasi Terminal Bongkar Muat dengan Mempertimbangkan Kondisi Lalu Lintas dan Content Analysis. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

H126-130). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya.

SNTI dan SATELIT, 4-6 Oktober 2017, Batu H-126

Penentuan Alternatif Lokasi Terminal Bongkar Muat dengan Mempertimbangkan Kondisi Lalu

Lintas dan Content Analysis

Yeni Sumantri(1), Imma Widyawati Agustin(2) , Chintya Nindyarini(3)

(1)Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

(2)Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145

(1)yeni@ub.ac.id

ABSTRAK

Kota Malang merupakan salah satu kota besar di Provinsi Jawa Timur. Tingginya intensitas pengiriman barang baik dengan menggunakan kendaraan berat maupun ringan membuat pergerakan lalu lintas dari jasa pengiriman barang di kota Malang bertambah setiap tahunnya. Besar dan banyaknya angkutan barang seringkali tidak diimbangi oleh sarana penunjang seperti tempat parkir untuk bongkar muat sehingga penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi terminal bongkar muat berdasarkan variabel yang ada pada peraturan terkait penentuan lokasi terminal bongkar muat.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kinerja lalu lintas dan content analysis. Analisis kinerja lalu lintas digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan atau Level of Service (LoS) pada ruas jalan lokasi. Selanjutnya dilakukan analisis lokasi dengan menggunakan content analysis yakni membandingkan kondisi eksisting dengan kebijakan yang terkait. Hasilnya diperoleh bahwa lokasi ke dua merupakan lokasi terbaik karena lokasi tersebut saat ini memiliki guna lahan persawahan dengan luas lahan yang tersedia sebesar lebih dari 5 Ha, merupakan jalan dengan hierarki arteri sekunder dan dengan kondisi lalu lintas yang masih layak untuk dilewati.

Kata kunci— penentuan lokasi, terminal bongkar muat, kondisi lalu lintas

I. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Transportasi merupakan salah satu jasa yang dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi suatu negara yang dilengkapi sarana pendukung (Kadir, Abdul. 2006). Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Republik Indonesia (2015) dan Lubis et al. (2005), menyebutkan bahwa transportasi barang yang menggunakan jalan darat diperkirakan mencapai 91,25% angka tersebut merupakan angkat tertinggi dibandingkan dengan moda laut, transportasi kereta api, maupun udara. Pergerakan moda melalui jalan darat lebih diminati masyarakat untuk melalui perpindahan karena biasanya memiliki biaya yang lebih murah. Seperti halnya perusahaan jasa pengiriman barang yang menggunakan jalan darat sebagai pilihan utama.

Eko P. Ardyah et al. (2013) menyebutkan bahwa jalan-jalan di Pulau Jawa telah mencapai pada kondisi titik jenuh. Menurut Dirut PT. KAI, Ignasius Jonan, kepadatan arus distribusi kontainer dijalan raya seluruh Jawa mencapai 30 ribu unit truk kontainer Guslina (2011).

Pergerakan angkutan barang yang semakin meningkat seiring dengan makin meningkatnya kebutuhan masyarakat tanpa didukung oleh infrastruktur dan regulasi membuat biaya dalam pengiriman barang semakin tinggi. Permasalahan pergerakan angkutan barang di Indonesia adalah karena buruknya infrastruktur, wilayah geografis yang berbukit-bukit dan adanya pembatasan ruang gerak jika menggunakan kendaraan besar.

Menurut pernyataan dari Lukman Hakim Kepala LIPI menyebutkan bahwa pergerakan angkutan barang di Indonesia telah menelan biaya logistik yang paling tinggi diantara negara- negara di Asia Tenggara, yakni berkisar antara 25% - 30% dari produk domestik bruto (Trianto, 2012). Selain itu, total biaya pengiriman dan angkutan darat dalam negeri mencapai > 40% dari total biaya logistik, Hal tersebut sangat menurunkan daya saing dalam perekonomian Indonesia.

Dapat dilihat dari perbandingan biaya yang berasal dari Warsawa ke Hamburg dengan jarak 750

(2)

JPenentuan Alternatif Lokasi Terminal Bongkar Muat dengan Mempertimbangkan Kondisi Lalu Lintas dan Content Analysis

km, biayanya adalah setengah dari ongkos pengiriman barang dari Makassar ke Enrekang di Sulawesi yang hanya berjarak 240 kilometer (Carana, 2004).

Kota Malang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (RTRW Provinsi Jatim 2011-2031) dan juga disebut sebagai Kota Pendidikan setiap tahunnya menyerap penduduk dari berbagai luar daerah khususnya mahasiswa baru perguruan tinggi di Kota Malang berpindah. Perpindahan tersebut membuat masyarakat harus mengirimkan barang-barang melalui jasa pengiriman barang.

Tingginya intensitas pengiriman barang tersebut membuat pergerakan lalu lintas juga bertambah.

Sehingga seringkali angkutan barang yang bergerak keluar masuk Kota Malang sering menimbulkan kemacetan terutama pada jam-jam sibuk mahasiswa dan pekerja.

Pada beberapa kota yang tersebar di negara-negara Asia telah menerapkan beberapa kebijakan yang menyangkut angkutan barang. Herzog (2010) menyebutkan bahwa beberapa negara di Asia sudah menerapkan kebijakan seperti pada beberapa kota di Jepang dan Korea Selatan yang telah menerbitkan larangan untuk menyalakan mesin ketika sedang berhenti. Kota lainnya juga memiliki kebijakan seperti di Bangkok, Seoul, Osaka dan Tokyo yang telah memiliki terminal bongkar muat dan kebijakan lain berupa penyediaan ruang parkir khusus truk dan larangan pergerakan truk dalam jam puncak untuk mengurangi kemacetan.

Pemecahan masalah kemacetan yang disebabkan aktivitas logistik pada ruas jalan tertentu di Kota Malang sebagai kota pendidikan dan PKN dapat diatasi dengan melihat beberapa kebijakan yang sudah diterapkan pada beberapa kota di Asia sebagai acuannya seperti larangan untuk menyalakan mesin ketika sedang berhenti, pembangunan terminal bongkar muat dan kebijakan lain berupa penyediaan ruang parkir khusus truk dan larangan pergerakan truk dalam jam puncak untuk mengurangi kemacetan. Oleh karena itu penelitian ini memiliki tujuan untuk menentukan alternatif lokasi terminal bongkar muat untuk meminimalisasi dampak lalu lintas yang diakibatkan oleh angkutan barang.

II. METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian terletak di Kota Malang dimana Kota Malang memiliki fungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Kota Pendidikan dan merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapan Tahap pertama adalah mengidentifikasi aktivitas transportasi dan distribusi di Kota Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan survei primer yakni menggunakan form survei. Setelah mendapatkan data, dilakukan skoring untuk memilih lokasi yang akan dievaluasi.

Tahap kedua adalah melakukan evaluasi berdasarkan data sekunder berupa dokumen tata ruang dan data primer berupa pencacahan lalu lintas untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan yang berada di sekitar lokasi distribusi . Untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan dibutuhkan data berupa kapasitas jalan (persamaan 1) dan volume lalu lintas yang dikonversikan dalam satuan mobil penumpang (smp), sehingga didapatkan derajat kejenuhan (DS (persamaan 2)).

Berikut ini adalah persamaan dalam menentukan tingkat pelayanan jalan.

C = Co x FCw x FCsp x Fsf x FCcs (smp/jam) (1)

Keterangan:

C = Kapasitas jalan Co = Kapasitas dasar jalan

FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah

(3)

Sumantri, Agustin, dan Nindyarini

SNTI dan SATELIT, 4-6 Oktober 2017, Batu H-128

Tingkat pelayanan jalan ditentukan dalam skala interval yang terdiri dari 6 tingkatan yakni A, B, C, D, E, dan F. semakin tinggi perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas jalan maka nilainya akan tinggi atau dapat diinterpretasikan pada huruf F.

Tahap selanjutnya adalah menilai kondisi eksisting terminal bongkar muat dengan lokasi alternatif dengan menggunakan content analysis. Pihak yang dilibatkan dalam keputusan ini meliputi pemerintah, praktisi dan akademisi. Pemerintah terdiri dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah; Dinas Perhubungan; dan Dinas Pekerjaan Umum. Praktisi terdiri dari perusahaan yang terlibat dalam aktivitas bongkar muat sedangkan akademisi terdiri dari staf akademik yang terkait dengan pengembangan lalu lintas di Kota Malang.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Lokasi Bongkar Muat

Evaluasi yang dilakukan pada lokasi pusat distribusi eksisting ini dilakukan dengan cara membandingkan peraturan terkait penentuan lokasi terminal bongkar muat dan lokasi eksisting.

Peraturan terkait dengan penentuan lokasi bongkar muat itu sendiri mencakup beberapa pertimbangan dan syarat, yakni:

1. Rencana umum tata ruang;

Kesesuaian penggunaan lahan dengan lokasi eksisting perlu ditinjau.Dalam hal ini penggunaan lahan yang dimaksud adalah guna lahan perdagangan dan jasa atau industri dan pergudangan. Selain itu, berdasarkan (KM Perhub No.31 Thn 1995) disebutkan bahwa lokasi bongkar muat adalah terletak di jalan arteri dengan kelas jalan minimal IIIA.

2. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal;

Kepadatan lalu lintas dapat dilihat melalui tingkat pelayanan jalan.Jalan arteri sendiri memiliki tingkat pelayanan jalan minimun, yakni minimal B untuk jalan arteri primer, dan minimal C untuk jalan arteri sekunder.

3. Keterpaduan intra moda transportasi;

Keterpaduan intra moda yang dimaksud adalah dengan melihat pada suatu perusahaan tersebut apakah dalam pendistribusian barang melakukan suatu pergantian moda.

Hasil dari evaluasi tersebut diketahui bahwa kondisi eksisting saat ini tidak sesuai untuk dijadikan terminal bongkar muat. Berikut rekap hasil evaluasi pihak yang terlibat. Sebanyak 90%

ahli menyatakan tidak sesuai sedangkan sisanya menyatakan tidak sesuai tetapi masih bisa ditolerir mengingat dampaknya yang masih belum menimbulkan masalah lebih lanjut.

B. Alternatif Lokasi Bongkar Muat

Pemilihan lokasi alternatif berdasarkan empat kriteria sesuai dengan variabel yang sudah ditentukan pada Keputusan Menteri Perhubungan No.31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan dan biaya angkut yang diadopsi dari teori lokasi Weber. Lokasi Alternatif dipilih berdasarkan kriteria Rencana Umum Tata Ruang terlebih dahulu dengan melihat rencana jalur angkutan barang yang ada di Kota Malang beserta hierarki jalan dan kelas jalan. Kemudian pada jalan yang memiliki kondisi sesuai, yakni memiliki hierarki jalan arteri dicari guna lahan yang dapat dijadikan sebagai lokasi alternatif terminal bongkar muat. Selanjutnya dilakukan pengukuran jarak antara lokasi dengan simpul-simpul transportasi yang juga dijadikan sebagai salah satu transportasi angkutan barang seperti bandara, terminal dan pelabuhan yang terdapat di Kota Malang. Sehingga didapatkan lokasi alternatif pada (Gambar 1).

(4)

Gambar 1 Peta Rencana Alternatif Lokasi Terminal Bongkar Muat

Penentuan lokasi alternatif ditentukan dengan menggunakan kriteria rencana umum tata ruang (RUTR), kondisi lalu lintas, keterpaduan moda, dan biaya angkut (jarak). Penilaian kriteria dilakukan dengan menghitung bobot yang telah para ahli berikan pada kuisoner. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa alternatif lokasi terminal bongkar muat untuk di Kota Malang memiliki alternatif prioritas yang pertama pada lokasi 2 dengan nilai 0,404 atau 40,4%, alternatif prioritas kedua pada lokasi 3 dengan nilai sebesar 0,328 atau 32,8% dan alternatif prioritas ketiga pada lokasi 1 dengan nilai 26,8%.

Lokasi 2 memiliki nilai yang paling tinggi sebab lokasi 2 pada saat ini merupakan lokasi yang paling ideal karena lokasinya sesuai dengan kriteria dalam menentukan lokasi terminal bongkar muat, dimana pada lokasi tersebut memiliki guna lahan saat ini adalah persawahan yang merupakan jalan dengan hierarki arteri sekunder dengan kondisi lalu lintas yang masih layak untuk dilewati, karena volume lalu lintas yang sangat tinggi hanya ada pada beberapa jam saja.

IV. PENUTUP

(5)

SNTI dan SATELIT, 4-6 Oktober 2017, Batu H-130

DAFTAR PUSTAKA

Carana, 2004, Impact of Transport and Logistics on Indonesia’s Trade Competitiveness. United States:

United States Agency for International Development as part of The Trade Enhancement for the Services Sector (TESS) Project.

Eko, P. A., dan Firmanto, H., 2013, Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi kasus: Koridor Surabaya – Jakarta). Jurnal Teknik POMITS Vol. 2, No.1.

Guslina, Ira. ,2011, PT KAI Segera Bangun Double Track Pekalongan-Surabaya. Tempo[online]:

https://bisnis.tempo.co/read/news/2011/03/09/090318775/pt-kai-segera-bangun-double-track- pekalongan-surabaya

Herzog, B. O., 2010, Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang, diterjemahkan oleh:

Harya Setyaka (2013). Eschborn: GTZ Transport Policy Advisory Services

Kadir, Abdul. ,2006, Peran dan Dampaknya dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Medan: Universitas Sumatera utara, Wahana Hijau Vol.1 No.30.

Lubis, H,A., Isnaeni, M., Sjafruddin, A., and Dharmowijoyo, D., 2005, Multimodal transport in Indonesia:

recent profile and strategy development. Proceedings of the Eastern Asia Society for Transportation Studies.

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997

Republik Indonesia. Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan. Sekertariat Kementrian Perhubungan. Jakarta.

Sudjana, B., Hergesell, Alexa., dan McCulloch, Neil. ,2008, Biaya Transportasi Barang (Angkutan, Regulasi dan Pungutan Jalan di Indonesia). Jakarta: The Asia Foundation.

Trianto, Hery. 2012, Biaya Logistik Tinggi: Bank Dunia Usulkan Efisiensi Dwell Time di Indonesia. Bisnis [online]: ttp://industri.bisnis.com/read/20120508/98/76117/biaya-logistik-tinggi-bank-dunia-usulkan- efisiensi-dwell-time-di-indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Publik internal IAIN Purwo- kerto dengan kebutuhan informasinya (seperti dalam tabel 1 di atas) dapat menjadi kekuatan organisasi untuk meningkatkan citra kampus

Sifat minyak atsiri yang mudah menguap memerlukan metode ekstraksi dengan cara penyulingan, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode infusum sehingga minyak

Korosi/iritasi kulit : Tidak terklasifikasi (Berdasarkan data yang ada, kriteria klasifikasi tidak terpenuhi) Iritasi/kerusakan mata yang serius : Tidak terklasifikasi

Pada proses validitas isi oleh dua pakar pada instrumen tes psikomotorik menunjukkan bahwa hasil penilaian dari 10 butir soal IPA Kelas V SD Inpres Loka Kabupaten

Kemudian pada aspek membimbing siswa dalam kegiatan keagamaan, pada aspek ini peneliti melakukan pengamatan selama observasi dan menemukan ketiga informan guru yaitu

Temuan penelitian ini membuktikan konsistensi dengan penelitian terdahulu bahwa koneksi politik memiliki efek positif signifikan terhadap penghindaran pajak, hal ini

Sanksi yang diberlakukan bagi karyawan yang tidak disiplin dan melanggar peraturan adalah sanksi berupa teguran secara lisan maupun tulisan yaitu surat peringatan, apabila kesalahan

Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the