• Tidak ada hasil yang ditemukan

skb rska

N/A
N/A
Ahmad Firdaus

Academic year: 2022

Membagikan "skb rska"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN

DISUSUN OLEH :

SRI RIZKA FAJRIA F221 20 007

PRODI S1 TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

ii

(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas individu untuk matakuliah Struktur dan Konstruksi Bangunan.

Makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Struktur dan Konstruksi Bangunan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr.Eng. Puteri Fitriaty, ST., MT selaku Dosen Mata Kuliah Struktur dan Konstruksi Bangunan.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 24 Oktober 2022 Penulis

(4)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah ...1

a. Apa Pengertian Balok,Kolom, dan Dilatasi? ...1

b. Apa Fungsi Balok,Kolom, dan Dilatasi ? ...1

c. Apa Pengaruh Balok,Kolom, dan Dilatasi Pada Bangunan Tinggi?...1

d. Bagaimana Penerapan Balok,Kolom, dan Dilatasi Pada Bangunan Tinggi?...1

C. Tujuan ...2

BAB II PEMBAHASAN ...3

a. Pengertian Balok,Kolom, dan Dilatasi...3

b. Fungsi Balok,Kolom, dan Dilatasi ...3

c. Pengaruh Balok,Kolom, dan Dilatasi pada bangunan tinggi...4

d. Penerapan Balok,Kolom, dan Dilatasi pada bangunan tinggi...5

BAB III PENUTUP ...8

Kesimpulan ...8

DAFTAR PUSTAKA...9

(5)

1

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perencanaan srtuktur harus memperhatikan berbagai macam kriteria yang tepat dari unsur kekuatannya. Struktur yang di maksud adalah struktur atas. Struktur atas terdiri dari kolom, balok, dan pelat lantai. Faktor yang mempengaruhi perencanaan suatu struktur adalah kestabilan struktur bangunan.

Faktor ini berkaitan dengan keamanan dan ketahanan pada bangunan untuk memikul gaya atau beban yang bekerja pada struktur.

Perkembangan teknologi dalam dunia konstruksi terjadi cukup pesat, hal ini dapat di lihat dari adanya penelitian dari segi material, metode perencanaan dan pelaksanaan dalam dunia konstruksi. Salah satunya adalah material baja sebagai bahan utama struktur. Penggunaan material baja untuk pembangunan gedung maupun jembatan sudah banyak digunakan. Dan dalam pembangunan tersebut yang terpenting adalah struktur yang direncanakan dapat memikul beban yang bekerja. Pemilihan material baja pada elemen struktur atas memberikan keuntungan yaitu cara pengerjaannya yang cepat namun harus diimbangi dengan perencanaan yang tepat.

Suatu bangunan yang memiliki perbedaan panjang dan lebar yang besar atau bentuk yang tidak beraturan biasanya merupakan bentuk yang sulit digunakan untuk desain tahan gempa. Sistem dilatasi merupakan salah satu cara agar bangunan memiliki model yang lebih sederhana. Dilatasi adalah pemisahan struktur bangunan secara fisik, sehingga menjadikan bangunan terbagi dalam bebrapa bagian dan memiliki konfigurasi yang lebih beraturan untuk bekerja.

Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh dilatasi pada perencanaan struktur.

Dilakukan dua skenario yaitu dengan menggunakan dilatasi (DMD) dan tanpa menggunakan dilatasi (TMD).

Gedung bertingkat atau bangunan vertikal merupakan suatu penghematan lahan tanpa mengurangi luas yang efektif untuk ruang gerak manusia. Bangunan gedung dibangun secara bertingkat dengan mempunyai fungsi beragam sekaligus adalah suatu daya memajukkan perkotaan, menjadikannya lebih memudahkan dan menguntungkan.

B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian Balok, Kolom, dan Dilatasi ? b. Apa Fungsi Balok, Kolom, dan Dilatasi ?

c. Apa Pengaruh Balok, Kolom, dan Dilatasi Pada Bangunan Tinggi?

d. Bagaimana Penerapan Balok,Kolom, dan Dilatasi Pada Bangunan Tinggi ?

(7)

2 C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini ialah :

a. Untuk mengetahui apa pengertian Balok, Kolom dan Dilatasi b. Untuk mengetahui fungsi Balok, Kolom dan Dilatasi

c. Untuk mengetahui apa pengaruh Balok, Kolom dan Dilatasi Pada bangunan tinggi

d. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Balok, Kolom dan Dilatasi pada bangunan tinggi

(8)

3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Balok,Kolom, dan Dilatasi a. Pengertian Balok

Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dandirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang.

b. Pengertian Kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

c. Pengertian Dilatasi

Dilatasi merupakan pemutusan struktur yang sengaja dilakukan untuk bangunan yang panjang.

Dilatasi adalah garis atau sambungan pada sebuah bangunan yang memiliki perbedaan sistem struktur (pemisahan struktur).

Dilatasi biasanya digunakan pada bangunan yang mempunyai layout yang rumit seperti H, T, X, L, U dan lainnya.

B. Fungsi Balok, Kolom, dan Dilatasi a. Fungsi Balok

Balok berfungsi sebagai rangka penguat horizontal sedangkan kolom berfungsi menyangga beban aksial tekan vertikal.

b. Fungsi Kolom

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang), serta beban hembusan angin.

c. Fungsi Dilatasi

Ditalasi berfungsi menghindari ternyadinya ketertakan atau putusnya sistem struktur bangunan apabila terjadi beban pada

(9)

4

bangunan akan berpotensi mengalami benturan. Benturan pada elemen struktur dapat menyebabkan keruntuhan pada bangunan akibat rusaknya elemen struktur yang terbentur.

C. Pengaruh Balok, Kolom, dan Dilatasi Pada Bangunan Tinggi a. Pengaruh Balok Pada Bangunan Tinggi

Balok digunakan untuk mentransfer beban vertikal secara horizontal. Meskipun dianggap sederhana dalam hal konstruksi, balok memiliki karakteristik internal yang lebih rumit dalam memikul beban dibandingkan dengan jenis elemen struktur lainnya seperti rangka batang maupun kabel (Schodek, 1999).

b. Pengaruh Kolom Pada Bangunan Tinggi

Menurut Anonim (2002b :8), kolom merupakan komponen struktur dengan rasio tinggi terhadap dimensi lateral terkecil melebihi 3 yang digunakan terutama untuk mendukung beban aksial tekan. Kolom- kolom di dalam sebuah konstruksi meneruskan beban-beban dari balok- balok dan pelat-pelat ke bawah sampai ke pondasi-pondasi, dan karenanya kolom-kolom terutama merupakan bagian-bagian 14 konstruksi tekan, meskipun mereka mungkin harus menahan gaya-gaya lentur akibat kontinuitas dari konstruksi (Mosley dan Bungey,1984:234).

Kolom pada bangunan tinggi perludiperkokoh dengan sistem pengaku untuk dapat menahan gaya lateral, agar deformasi yang terjadi akibat gaya horizontal tidak melampaui ketentuan yang di syaratkan.

Pengaku gaya lateral yang lazim digunakan adalah portal penahan momen, dinding geser atau rangka pengaku.

c. Pengaruh Dilatasi Pada Bangunan Tinggi

Dilatasi memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap momen dan gaya geser yang timbul pada kolom dibandingkan dengan pengaruh dilatasi terhadap gaya aksial, pada balok dilatasi memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap momen dibandingkan terhadap gaya geser.

Dilatasi baik digunakan pada pertemuan antara bangunan yang rendah dengan yang tinggi, antara bangunan induk dengan bangunan sayap, dan bagian bangunan lain yang mempunyai kelemahan geometris. Disamping itu, bangunan yang sangat panjang tidak dapat menahan deformasi akibat penurunan fondasi dan gempa, karena akumulasi gaya yang sangat besar pada dimensi bangunan yang panjang, dan menyebabkan timbulnya retakan atau keruntuhan struktural. Oleh karenanya, suatu bangunan yang besar perlu dibagi

(10)

5

menjadi beberapa bangunan yang lebih kecil, dimana setiap bangunan dapat bereaksi secara kompak dan kaku dalam menghadapi pergerakan bangunan yang terjadi (Juwana 2005:51).

Gedung yang dibuat saling berdekatan harus mempunyai jarak pemisah yang cukup, sedemikian rupa sehingga dapat dengan bebas bergetar pada ragam alaminya, tanpa saling bertumbukan. Apabila jarak ini tidak diperhatikan dengan baik, dapat terjadi kerusakan yang serius.

D. Penerapan Balok, Kolom, dan Dilatasi Pada Bangunan Tinggi Sentraland Semarang

Lokasi : Semarang Jumlah lantai : 21 Lantai

Gedung Sentraland Semarang merupakan gedung dengan campuran fungsi gedung (mixed use building), yaitu terdiri dari perkantoran (office), retail, parkir, hotel, dan apartemen, serta dak, yang terletak di Jalan Ki Mangun Sarkoro No.36 Semarang. Perbedaan fungsi ini akan berpengaruh pada tingkat pembebanan pada gedung ini untuk didesain mampu menopang fungsi-fungsi bangunan tersebut dengan mempertimbangkan pula pada gaya gravitasi dan gaya lateral struktur.

Perencana dari gedung ini, PT. Cakra Manggilingan Jaya, melakukan tes tanah dengan kedalaman 50 meter dan hasil test menunjukkan tanah keras berada di lapisan tanah antara kedalaman 41 hingga 50 meter pada 6 (enam) titik boring. Pondasi yang digunakan adalah spun pile dengan kedalaman 50 meter dengan diameter 50 centimeter. Permodelan struktur

(11)

6

atas pada gedung ini menggunakan sistem struktur berupa sistem ganda dengan rangka pemikul momen khusus, dimana dinding geser beton bertulang sebagai struktur kaku penahan gempa. Sistem struktur ini memiliki pemikul gaya transversal pada sepanjang balok dengan disalurkan sebagai gaya aksial pada kolom, dan pelat akan memikul beban vertikal maupun lateral, sedangkan struktur dinding geser akan menyerap gaya geser pada bangunan dan menahan gaya lateral yang besar pada kolom.

Balok yang ada di proyek Sentraland Semarang dibagi menjadi tiga macam balok yaitu balok induk, balok anak dan balok lengkung. Dimensi balok induk lebih besar dibandingkan dengan balok anak dan balok lengkung, karena balok induk menerima beban dari balok anak. Balok pada proyek ini memiliki dimensi dan kebutuhan tulangan yang bervariasi untuk setiap lantainya. Tulangan balok pada proyek ini terbagi menjadi dua macam yaitu tulangan tumpuan dan tulangan lapangan yang terdiri dari tulangan pokok dan tulangan sengkang. Tulangan tumpuan dipasang pada jarak ¼ bentang balok sedangkan tulangan lapangan dipasang pada jarak ½ bentang balok. Tulangan pokok pada proyekini dibagi menjadi tiga bagian yaitu tulangan atas, tulangan tengah, dan tulangan bawah sedangkan untuk pemasangan tulangan sengkang pada bagian lapangan lebih renggang dibandingkan dengan pemasangan tulangan sengkang pada bagian tumpuan.

Kolom yang ada di proyek Sentraland Semarang memiliki ukuran yang bervariasi dimana semakin keatas dimensi kolom semakin mengecil. Jenis tipe kolom yang di pakai yaitu :

TIPE LANTAI DIMENSI (mm)

Kb-4 10 - 11 800×800

Kb-3 12 - 17 700×700

Kb-3a 12 - 17 700×700

Kb-4 12 - 17 700×700

Kc-3 9 900×900

Kc-7 9 900×900

Kc-7a 9 800×800

Kc-8 9 900×900

Kc-9 9 900×900

Kc-10 9 800×1200

Kc-11 9 800×1200

Kc-12 99 900×900

Kc-13 9 800×900

(12)

7

Kc-14 9 800×900

Kc-15 9 900×900

Kc-3 10 - 11 800×800

Kc-3a 10 - 11 800×800

Kc-4 10 - 11 800×800

Kc-3 12 - 17 700×700

Kc-3a 12 - 17 700×700

Kc-4 12 - 17 700×700

Bangunan ini memakai jenis dilatsi dengan dua kolom. Dilatasi dengan 2 kolom biasanya digunakan untuk bangunan yang bentuknya memanjang (linier).Dengan adanya dilatasi maka jarak kolom akan menjadi pendek.

(13)

8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Struktur bangunan gedung harus memiliki batas kekakuan tertentu guna membatasi pergerakannya. Dengan semakin tinggi gedung, semakin banyak tingkat atau lantai, sehingga menimbulkan simpangan antar lantai.

Apabila simpangan antar lantai tersebut pada suatu gedung itu kecil, maka bangunan tersebut kaku.

Karakteristik struktur bangunan yang berpengaruh untuk kekuatan struktur diantarnya bentuk bangunan, massa bangunan, beban gravitasi yang bekerja, kekakuan dan lainlain. Bentuk denah bangunan yang terbaik untuk menahan gempa adalah bentuk yang sederhana, simetris, dan tidak terlalu panjang.

Portal penahan momen terdiri darikomponen subsistem horizontal berupa balokdan vertikal berupa kolom yang dihubungsecara kaku.

Kekakuanportal tergantungpada dimensi kolom dan balok, sertaproporsional terhadap jarak lantai ke lantaidan kolom ke kolom.

(14)

9

DAFTAR PUSTAKA

https://www.arsitur.com/2017/10/pengertian-kolom-dan-jenisjenis- kolom.html

https://www.academia.edu/5380751/Pengaruh_Dilatasi_Pada_Gay a_Dalam_Kolom_dan_Balok

https://adoc.pub/pengaruh-dinding-geser-terhadap-perencanaan kolom-dan-balok-.html

JURNAL OLEH Fauzil Alim1) Bayzoni2) Hasti Riakara Husni3)

“Perancangan Struktur Apartement 20 Lantai Bandar Lampung” Juni 2015, Vol. 3, No. 2, Hal:337 – 350 (ISSN:2303-0011)

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil dengan usia risiko usia tinggi Bersalin, Nifas,

pola busana merupakan mata pelajaran dasar untuk peserta didik agar dapat.. menjahit busana, Selain itu yang terpenting dalam mata pelajaran

Pengendalian pra analitik adalah serangkaian kegiatan laboratorium saat pelayanan dimulai pada pasien berupa penerimaan pasien, pengambilan spesimen, pelabelan

Kalimat atau kata-kata yang berantonim saling berkontradiksi satu sama lainnya (Wijana, 2015:55), selanjutnya Wijana juga menyatakan pasangan kata antonim yang

Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Industri Tenun ATBM

Berdasarkan hasil identifikasi yang diperoleh dari penelitian ini spesies Telmatoblechnum indicum tumbuhan dari taksa Pteridophyta memiliki akar serabut berwarna coklat dengan

Nutrisi & Pengemuk untuk SAPI & menghilangkan bau kotoran Nutrisi & Pengemuk untuk BEBEK & menghilangkan bau kotoran serta.. Meningkatkan

Penelitian menunjukkan bahwa infusa batang serai dapur kurang berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri pada daging ikan nila karena hasilnya melebihi batas