• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Penelitian yang digunakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Penelitian yang digunakan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitan ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian ini dilakukan pada objek yang alamiah, maksudnya objek berkembang dangan apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Penelitian yang digunakan memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek peneliti misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistic, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2006:6).

Artinya self disclosure yang terjadi pada pasangan suami istri berkembang dengan apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada self disclosure tersebut.

Bogdan dan Taylor, 1992 (dalam Basrowi & Suwandi,2008:01) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu langkah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan serta perilaku orang- orang yang diamati. Sehingga data yang diperoleh kemudian digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena atau interaksi sosial secara komprehensif.

Pendekatan kualitatif ini digunakan karena sesuai pada penelitian ini.

Dimana dalam penelitian memberikan deskripsi mengenai gambaran suatu fenomena yang diangkat oleh peneliti yaitu perihal pengungkapan diri (self diclosure) dalam komunikasi interpersonal antara suami dengan istri. Deskripsi akan terlihat dari penuturan pasangan suami istri yang menceritakan kejadian saat

(2)

45 melakukan proses taaruf hingga topik-topik yang di bicarakan setelah menikah serta dimensi self disclosure yang ada.

3.2 Tipe Penelitian

Pada penelitian ini peneliti mengunakan tipe penelitian secara deskriptif, untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, berlangsung saat ini maupun lampau. Penelitian deskriptif dilakukan hanya dengan variable mandiri tanpa adanya perbandingan atau dihubungkan dengan variable lain. Peneliti mendapatkan data apa adanya kemudian menggambarkan atau mendeskripsikan kondisi dengan apa adanya.

Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Teknik deskriptif cocok digunakan dalam penelitian ini karena peneliti hanya ingin memaparkan self disclosure pada pasangan suami-istri dalam pernikahan ta’aruf itu seperti apa. Sehingga, peneliti mengumpulkan informasi secara rinci yang menggambarkan tema dari penelitian yang dimaksud.

Dalam penelitian ini, tipe penelitian deskriptif digunakan dengan tujuan peneliti untuk memperoleh deskripsi atau penjabaran secara terperinci perihal fenomena yang diangkat. Pengungkapan diri (self disclosure) antara suami dan istri yang diteliti digambarkan melalui kata – kata dan bahasa yang sesuai dengan hasil pengumpulan data.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Peneliti mengambil lokasi penelitian dengan menyesuaikan subyek yang berada di Kota Malang. Penelitian ini dimulai pada 28 oktober 2018 hingga 3 november. Hal tersebut sampai peneliti menyimpulkan bahwa data yang diperoleh telah cukup untuk sebuah kesimpulan dan hasil penelitian.

(3)

46 3.4 Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang melalui proses ta’aruf sebelum menikah. Penentuan subjek pada penelitian ini menggunakan teknik purposive yakni peneliti memiliki pertimbangan khusus dalam menentukan subyek untuk diwawancarai. Menurut Muslimin (2016: 62) menjelaskan bahwa Purposive Technique merupakan cara menentukan sejumlah subjek serta

informasi apa yang di inginkan dari masing-masing subjek yang diteliti. Unit analisis penelitian ini adalah self disclosure yang diungkapkan dalam komunikasi interpersonal.

Teknik purposive digunakan untuk menentukan subjek dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Melihat keterbatasan peneliti dan pendekatan peneliti yang digunakan maka subjek penelitian ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Usia menjalani rumah tangga kurang dari 5 tahun (1-4 tahun).

Karena pada usia pernikahan yang masih baru, berada pada tahap menyesuaikan diri baik dengan pasangan maupun keluarga. Dengan demikian dapat diketahui tingkat pengungkapan dan komunikasi interpersonal diantara suami dan istri.

2. Menikah melalui proses ta’aruf.

Karena Menurut Walgito (2002) perkawinan yang harmonis dapat didukung oleh kepercayaan sesuai dengan agama ataupun kepercayaan yang dianut oleh pasangan yang bersangkutan.

3. Usia saat menikah 21-24 tahun

(4)

47 Karena pengungkapan diri seseorang dapat meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) baiknya usia menikah 21 untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki, karena dianggap sudah dapat berfikir dewasa secara rata-rata.

Hal ini dilakukan dengan maksud agar peneliti dapat fokus dalam satu bagian, sehingga data yang diperoleh valid, spesifik, dan memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh. Jika informasi yang ada telah cukup atau memenuhi apa yang dibutuhkan peneliti, maka penelitian akan dihentikan.

3.5 Fokus Penelitian

Setiap manusia mempunyai pandangan yang berdeba-beda terhadap sebuah hal untuk itu perlu diberikan batasan agar menghindari kesalahpahaman dalam menginterprestasi, sekaligus memudahkan pembaca dan peneliti dalam memahami penelitian ini. Untuk menghindari penelitian yang luas, maka penelitian ini difokuskan tentang pengungkapan diri dalam pernikahan dengan latar belakang pasangan suami istri yang melalui proses ta’aruf. Dalam hal ini pernikahan yang dimaksud adalah pernikahan yang terjadi setelah dilakukannya proses ta’aruf.

Penelitian ini menganalisa pengungkapan pasangan suami istri dalam berkomunikasi. Peneliti membuat fokus penelitian berdasarkan dimensi Self Disclosure. Dimensi ini dijadikan sebagai fokus pembahasan dalam penelitian ini

untuk membuat daftar pertanyaan yang akan diajukan ketika berada dilapangan.

Dimensi self disclosure ini akan peneliti gunakan sebagai data yang akan diambil berdasarkan indiktor pada saat peneliti turun lapang :

1. Ukuran atau Jumlah Self Disclosure

(5)

48 a. Jumlah informasi pribadi yang diungkap

b. Frekuensi dan waktu penyampaian pesan-pesan serta durasi waktu yang digunakan untuk mengungkap diri

Dalam hal ini self disclosure tidak berbatas oleh waktu, setiap pasangan kapan saja dapat melakukan pengungkapan diri saat individu merasa ada hal atau kejadian yang dialami lalu perlu di ungkapkan. peneliti melihat intensitas pasangan dalam melakukan pengungkapan diri berdasarkan frekuensi serta durasi saat pasangan melakukan pengungkapan diri.

2. Maksud dan Tujuan

a. Tujuan melakukan Self disclosure b. Maksud melakukan Self disclosure

Bagian ini diteliti oleh peneliti agar mendapatkan informasi maksud dan tujuan self disclosure dilakukan oleh pasangan suami istri yang menikah melalui proses

ta’aruf.

3. Valensi Self Disclosure

a. Pesan- pesan Self disclosure yang disampaikan bersifat positif b. Pesan-pesan Self disclosure yang disampaikan bersifat negatif.

Dalam hal ini peneliti mendapatkan informasi perihal pesan negatif dan positif apa saja yang disampaikan oleh pasangan suami istri saat melakukan pengungkapan diri.

4. Kecermatan dan Kejujuran

a. Kecermatan dalam mengungkap pesan Self disclosure b. Kejujuran mengungkapkan pesan Self disclosure

(6)

49 Pada bagian ini diteliti lebih lanjut mengenai fenomena self disclosure pada pasangan suami istri yang menikah melalui proses ta’aruf, seperti apa pasangan mengenali diri mereka masing-masing dan berlaku jujur pada diri sendiri maupun terhadap pasangan.

5. Keakraban

a. Kedalaman Self disclosure yang bisa menimbulkan keakraban b. Keluasan cakupan bahasan Self disclosure yang diungkap.

Pada bagian ini peneliti melihat seperti apa keakraban yang terjadi pada pasangan suami istri yang menikah melalui proses ta’aruf saat melakukan pengungkapan diri.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan alat bantu yang digunakan peneliti dimana alat tersebut difungsikan guna membantu penelitian lebih akurat dan sesuai dengan keinginan peneliti. Tidak hanya berfokus pada teori yang ada dalam buku melainkan dibutuhkan informasi lainnya sebagai bahan penelitian guna analisis sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik menggunakan observasi non partisitipatif dimana observasi tersebut sama dengan pengamatan biasa. Pada penelitian ini peneliti lebih melakukan pengamatan biasa terhadap pasangan suami-istri.

Peneliti melakukan observasi secara langsung dengan menggunakan pancaindra secara aktif khususnya penglihatan dan pendengaran. Peneliti langsung mendatangi subjek, melihat dan mendengarkan serta membuat catatan. Observasi

(7)

50 dilakukan bertujuan melihat secara langsung bagaimana keterbukaan yang terjalin antara suami dan istri. Peneliti mengamati pasangan saat melakukan komunikasi di aktivitas keseharian mereka.

2. Wawancara

Teknik wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung. Teknik wawancara dilakukan secara langsung baik terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara dilakukan bebas terkontrol artinya data yang diperoleh meupakan data yang luas dan mendalam, seperti halnya dalam teknik pengumpulan data dengan observasi, maka dalam wawancara akan dicatat dan direkam hasilnya guna menghindari kesesatan.

Wawancara pada pasangan 1 dilakukan tanggal 28 oktober 2018 di rumah subjek, sedangkan wawancara pada pasangan 2 dilakukan tanggal 29 oktober 2018. Wawancara tersebut dilakukan dirumah subjek penelitian di daerah ngijo dan untuk pasangan 3 peneliti melakukan wawancara dengan istri pasangan 3 pada tangal 3 november 2018 di rumah subjek,

namun untuk tanggal 5 november wawancara dilakukan bersama suami subjek di tempat yang berbeda yaitu di sebuah universitas negeri di kota malang.

Peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan rumusan masalah lalu mengajukan pertanyaan sesuai dengan alur pembahasan. Wawancara dilakukan secara bergantian untuk menghindari adanya jawaban yang subjektif sehingga mendapatkan data yang objektif.

Peneliti juga akan menggunakan recall (ulangan) agar memperoleh kepastian jawaban dari responden (Muslimin,2010:59). Pada wawancara ini,

(8)

51 peneliti tidak memiliki kontrol atas respons informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Karena itu peneliti memiliki tugas agar informan bersedia memberikan jawaban yang lengkap dan mendalam.

Wawancara ini tidak ada yang disembunyikan, salah satu cara mengusahakannya membuat percakapan informal seperti orang yang sedang mengobrol. Wawancara dalam konteks yang akrab dan luwes juga memungkinkan subjek lebih leluasa dan rileks dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan peneliti. Data berupa rekaman wawancara selanjutnya dibuat transkip tertulis.

Peneliti mengambil sejumlah data dari transkip untuk dikelompokkan sesuai dengan fokus penelitian berdasarkan lima dimensi self disclosure yaitu ukuran atau jumlah self disclosure, maksud dan tujuan, valensi self disclosure, kecermatan dan kejujuran, keakraban.

3. Dokumentasi

Dengan dokumentasi ini diharapkan terkumpul dokumen-dokumen, baik dokumen yang tertulis, ataupun gambar yang akan digunakan untuk memperlajari dan mendalami dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan record, catatan yang didapat ketika penelitian dilakukan, serta foto atau gambar-gambar yang didapatkan ketika melakukan penelitian, namun subjek penelitian ingin identitas beserta foto untuk dirahasiakan sehingga tidak dilampirkan oleh peneliti.

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknis analisis data dari Miles dan Huberman yaitu model Interaktif.

1. Pengumpulan data

(9)

52 Tahap ini menjadi awal mengumpulkan data-data mentah dari hasil penelitian yang didapati lewat sumber data wawancara, observasi, dokumen, serta data-data pendukung lainnya, di catat dalam catatan lapangan. Peneliti melakukan wawancara menggunakan alat recorder untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data, peneliti juga mengambil beberapa foto sebagai dokumen saat pengambilan data dan melihat cara komunikasi pasangan namun subjek penelitian ingin identitas beserta foto untuk dirahasiakan sehingga tidak dilampirkan oleh peneliti.

2. Kondensasi Data

Proses analisis yang mempertajam, memilah, memfokuskan, menyederhanakan, dan mengubah data yang didapatkan selama penelitian melalui catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi. Peneliti fokus pada hal-hal yang penting saja, memilah dan membuang sesuatu yang tidak perlu sehingga dapat menarik kesimpulan akhir dan diverifikasi. Kondensasi data dilakukan terus menerus selama penelitian berlangsung hingga laporan akhir selesai. Dalam tahap ini Peneliti menggunakan sistem coding untuk memilah data mana saja yang relevan untuk digunakan oleh peneliti. Peneliti menggunakan system coding untuk mempermudah dalam proses pemilihan data. peneliti hanya mengambil data berdasarkan kebutuhan fokus yang telah dipaparkan pada sub bab fokus panelitian.

Tahap pertama yang dilakukan dalam proses coding adalah open coding, dimana peneliti memilah data apa yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal dalam pesan self disclosure yang disampaikan oleh subjek penelitian. Tahap berikutnya adalah axial coding pada tahap ini berisi informasi

(10)

53 yang didapatkan peneliti dari interpretasi atas data subjek penelitian, dikelompokkan berdasarkan indikator dan yang terakhir adalah tahap selective coding, bagian ini berisi informasi yang telah disarikan oleh peneliti dari informasi yang ada dikelompok indikator berdasarkan fokus.

3. Penyajian Data

Dalam mencermati penyajian data ini, peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Kegiatan kondensasi data dan proses penyajian data adalah aktivitas-aktivitas yang terkait langsung dengan proses analisis data model interaktif. Dengan begitu, kedua proses ini berlangsung selama proses penelitian berlangsung dan baru berakhir setelah laporan akhir penelitian. Peneliti menyajikan hasil kondensasi data yang relevan berdasarkan fokus penelitian kemudian melakukan analisis dengan teori yang digunakan oleh peneliti sehingga memunculkan temuan apa saja yang didapatkan oleh peneliti.

4. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan selama proses penelitian berlangsung seperti proses reduksi data, setelah data terkumpul cukup memadai maka selanjutnya diambil kesimpulan sementara, dan setelah data benar-benar lengkap maka diambil kesimpulan akhir. Kesimpulan awal dapat berubah jika tidak di temukan bukti-bukti yang kuat guna mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Kesimpulan berasal dari data yang telah didapatkan melalui observasi, wawancara, dan data dokumentasi yang telah peneliti dapatkan terkumpul lalu dalam reduksi data dilakukan proses pemilihan data yang berlangsung secara

(11)

54 terus-menerus selama penelitian. Data mengenai informasi yang dirasakan sama disatukan ke dalam satu kategori, sehingga memungkinkan untuk timbulnya kategori baru dari kategori yang sudah ada.

Setelah melalui ketiga tahapan di atas peneliti menyimpulkan seluruh temuan berdasarkan tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan melihat jawaban dari rumusan masalah apakah telah menjawab rumusan masalah atau tidak. Berdasarkan penjelasan diatas dapat digambarkan mengenai alur model penelitian yang lebih dikenal dengan model interaktif seperti berikut :

Gambar 3.

Komponen Analisis Data : Model interaktif dari Miles dan Huberman

Sumber : E-book Qualitative Data Analysis A Methods Sourceboook Edition 3 (Miles and Huberman, 2014)

3.8 Uji Keabsahan Data

Dalam menguji validitas data, peneliti menggunakan uji kredibilitas data dengan Triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2014). Menurut Muslimin (2016: 71) triangulasi merupakan cara menggali

(12)

55 kebenaran dan informasi melalui berbagai metode dan sumber perolehan data.

Melalui wawancara dan observasi, serta peneliti juga atau foto. Masing-masing cara akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda.

Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan triangulasi sumber data dengan membandingkan data dari hasil wawancara, observasi, dan juga dokumentasi yang dimiliki sehingga peneliti dapat menjelaskan masalah yang diteliti dengan lebih komprehensif. Peneliti membandingkan jawaban suami dan istri di setiap pasangannya untuk mendapatkan data yang valid.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk genset G3508, aturlah 2301A LSSC untuk bisa bekerja secara isochronous dengan memutar potensio Droop, Load Gain, dan menutup terminal Open For Droop pada frekwensi kerja

Sebagaimana kita tau pasar adalah sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang

BPPI sangat berharap agar RUU yang akan digarap, mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian pusaka Indonesia, yang dirasakan selama

Giliran dalam penyajian makanan atau disebut dengan Courses pada masa sekarang dikenal dengan Menu Moderen atau Modern Menu yang terdiri dari 4 giliran makan atau courses

Asuransi menurut Ensiklopedi Hukum Islam disebut dengan at- Ta’min yaitu transaksi perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban memberikan jaminan

Masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan menggunakan metode Linear Scaling, dimana dalam perhitungan centralitydipengaruhi oleh jarak node tersebut yang

Untuk maksud tersebut, bersama ini kami kirimkan daftar isian terlampir untuk diisi dan mohon segera dikirim kembali melalui email [email protected] paling

Data Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukkan bahwa masalah kesehatan tertinggi remaja kota Bandung adalah rokok (63%), diikuti oleh masalah gizi/anemia (26%),