• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pajak merupakan pendapatan sebuah negara yang dibayarkan oleh wajib pajak, sekarang ini pajak dipungut negara dan digunakan negara untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENDAHULUAN Pajak merupakan pendapatan sebuah negara yang dibayarkan oleh wajib pajak, sekarang ini pajak dipungut negara dan digunakan negara untuk"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMAHAMAN DAN PENGETAHUAN WAJIB PAJAK TENTANG PERATURAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS

PADA SAMSAT KOTA SEMARANG I)

TARIS YOGA ARNANTO

Program Studi Akuntansi-S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro Semarang

URL : http://dinus.ac.id/

Email : 212201302496@mhs.dinus.ac.id

ABSTRACT

Taxes are very large state revenues, for even distribution of central government tax collection appoint local government to conduct direct supervision and regulate the tax affairs in the region. The purpose of this research is to determine the effect of variables understanding and knowledge of taxpayers about tax regulation, service quality, tax penalties, and taxpayer awareness on taxpayer compliance.

This research is conducted at SAMSAT of Semarang City I. The number of samples in this research are the amount of 100 respondents with sampling method using non probability sampling method with accidental or incidental technique. Data collection is done through interviews, questionnaires. Technical analysis of data used in this research is using multiple linear regression analysis.

Based on the results of the analysis it can be seen that the understanding and knowledge of taxpayers about tax regulations, service quality, tax sanctions, and awareness of taxpayers have a positive and significant impact on the compliance of motor vehicle taxpayer in SAMSAT Semarang City I.

Keywords: understanding and knowledge about taxation regulations; service quality; tax sanction; awareness of taxpayers; taxpayer compliance

ABSTRAK

Pajak merupakan pendapatan negara yang sangat besar, untuk pemerataan pemungutan pajak pemerintah pusat menunjuk pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan langsung dan mengatur urusan-urusan pajak yang ada di daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, sanksi perpajakan, dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

Penelitian ini dilakukan di SAMSAT Kota Semarang I. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden dengan metode pengambilan sampel menggunakan metode non probability sampling dengan teknik aksidental atau insidental.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, kuesioner. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, sanksi perpajakan, dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

Kata kunci: pemahaman dan pengetahuan peraturan perpajakan; kualitas pelayanan; sanksi perpajakan; kesadaran wajib pajak; kepatuhan wajib pajak

(2)

PENDAHULUAN

Pajak merupakan pendapatan sebuah negara yang dibayarkan oleh wajib pajak, sekarang ini pajak dipungut negara dan digunakan negara untuk pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah negara melalui pelayanan fiskus selaku pemungut pajak. Pajak merupakan hal yang wajib untuk memberikansebagian asetnyauntuk kas negara, penyebabnya yaitu suatu keadaan, kejadian, serta perbuatan yang pada akhirnya dapat memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dapat dipaksakan, namun tidak mendapatkan jasa umpan balik dari negara secara langsung guna memelihara kesejahteraan umum.

Di Indonesia telah diberlakukan dua macam pajak antaralain pajak negara dan pajak daerah.Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) masuk dalam jenis golongan pajak provinsi yang ada didalam pajak daerah.Pertumbuhan produksi dan jumlah kendaraan bermotormempengaruhi tingkat pajak kendaraan bermotor (PKB), jadi bisa dikatakan bahwa hampir setiap satu keluarga dapat memiliki lebih dari satu kendaraan bermotor, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah kendaraan bermotor pada setiap tahunnya, dengan demikian seharusnya pendapatan daerah akan dapat miningkat juga karena dengan banyaknya pemilik kendaraan bermotor di wilayah Kota Semarang.Peningkatan pajak daerah dari pajak provinsi sektor pajak kendaraan bermotor tidak akan optimal tanpa peran, kesadaran dan dukungan masyarakat sebagai pembayar pajak kendaraan bermotor.

Minimnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat dalam membayar pajak kendaraan bermotor dapat menghambat tingkat pendapatan asli daerah dari pajak daerah tersebut, walaupun sudah ada peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan lainnya yang dibuat oleh pemerintah daerah untuk mendasari pemungutan pajak tetapi masih saja belum bisa mendorong kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

Objek kendaraan bermotor yang pada tahun 2016 mencapai 564.691 objek pajak dan meningkatnya jumlah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada setiap tahunnya, besarnya penerimaan PKB yang diperoleh SAMSAT Kota Semarang I dari tahun ke tahun semakin meningkat, namun tidak diimbangi dengan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor terhadap pemenuhan kewajibannya sebagai wajib pajak yang baik dalam membayar pajak, yang dibuktikan dengan peningkatan jumlah target dan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tiap tahunnya yang cukup besar tetapi tidak sesuai target dan selalu meningkatnya jumlah denda pada setiap tahunya. Peningkatan jumlah target dan realisasi penerimaan PKB bahwa pada tahun 2014 target PKB yang ada sebesar 203.866.000.000 tetapi realisasinya hanya sebesar 202.873.631.175, pada tahun 2015 target PKB sebesar 262.137.000.000 tetapi realisasinya hanya sebesar 225.380.727.475, dan pada tahun 2016 target PKB sebesar 286.454.000.000 tetapi realisasinya hanya sebesar 249.727.059.300, dari data tersebut maka ada peningkatan target dan realisasi tiap tahunnya tetapi realisasinya tidak sesuai dengan target yang diharapkan, dan denda pajak kendaraan bermotor terus meningkat dari tahun ke tahun, denda pajak kendaraan bermotor pada tahun 2014 sebesar 4.009.646.375, pada tahun 2015 sebesar 4.884.132.125, dan pada tahun 2016 sebesar 5.921.604.775, dari data tersebut diketahui bahwa denda pajak kendaraan bermotor di wilayah SAMSAT Kota Semarang I mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dengan demikian peningkatan denda, target dan tidak sesuainya target bukan hanya dipengaruhi oleh peningkatan jumlah kendaraan bermotor, ada beberapa penyebab lain yang bisa mempengaruhi tercapainya target pajak kendaraan bermotor antara lain pemahaman dan pengetahuan wajib pajak, kualitas pelayanan, sanksi perpajakan, dan kesadaran wajib pajak.

Pemahaman dan pengetahuan wajib pajak menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak. Pengetahuan perpajakan dapat diartikan sebagai ilmu yang dimiliki tentang perpajakan. Sedangkan pemahaman perpajakan dapat diartikan dengan seberapa besar

(3)

masyarakat memahami arti dari membayar pajak tanpa ada paksaan dan dengan kemauannya sendiri. Dengan kurangnya pemahaman dan pengetahuan membuat wajib pajak tidak taat membayar pajak, pemahaman dan pengetahuan yang kurang membuat masyarakat malas membayar pajak.

Kualitas pelayanan dapat disimpulkan sebagai standar kinerja sebuah pelayanan terhadap apa yang dilakukan kepada orang lain. Kualitas pelayanan dapat menunjang masyarakat untuk taat membayar pajak, kualitas pelayanan juga sebagai cerminan baik buruknya sebuah instansi tersebut.

Sanksi merupakan hukuman bagi pelanggar, pemberian tindak lanjut atas apa yang telah dilakukannya. Sanksi perpajakan adalah merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Saat ini sanksi yang diberikan kepada wajib pajak atas tunggakan pajaknya hanya berupa denda yang harus dibayarkan.

Kesadaran wajib pajak adalah sikap wajib pajak atas seberapa mengerti dan memahami tanggung jawabnya sebagai wajib pajak yang diwujudkan dalam bentuk tindakan atas pemenuhan kewajiban perpajakannya tanpa ada paksaan (Efendy, dkk, 2015). Kesadaran membayar pajak merupakan sikap yang datang dari diri sendiri tanpa ada paksaan. Kesadaran masyarakat akan fungsi perpajakan masih rendah hal itu terlihat dari masih minimnya jumlah wajib pajak, baik pribadi maupun badan yang membayar pajak sehingga hal ini menyebabkan penerimaan negara tidak optimal. Kesadaran wajib pajak yaitu kemauan wajib pajak membayar kewajibannya secara kemauannya sendiri tanpa paksaan, karena sudah diatur di UU sebagai wajib pajak.

Dari uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan, dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Kota Semarang I”

TINJAUAN TEORI Definisi Pajak

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2011),pajak ialah iuran masyarakat untuk kas negara yang menurut Undang-Undang (bisa dipaksakan) dengan tidak memperoleh jasa umpan balik secara riilyang bisa dipergunakansertaditunjukkansebagai pembayaran pengeluaran umum.

Pajak Daerah

Pungutan wajib atas orang pribadi atau badan yang dilakukan oleh pemerintah daerah tanpa umpan balik secara riil yang seimbang, yang bisa dipaksakan berlandaskan peraturan Undang-Undang yang ada, guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahdan pembangunan daerah disebut juga sebagai pajak daerah.

Pajak Kendaraan Bermotor

Menurut UU No. 28 Th 2009 pajak kendaraan bermotor (PKB) adalah pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor ialah seluruh kendaraan yang memiliki roda beserta gandengannya,diperuntukan di seluruh jenis jalan darat, dan menggerakkannyadengan peralatan teknik berjenis motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Yang termasuk wajib pajak kendaraan bermotor yaituorang pribadi (OP) atau badan yang mempunyai kendaraan bermotor. Untuk wajib pajak badan, kewajiban perpajakannya

(4)

diwakilkan kepadakuasa atau pengurus badan. Yang menjadi objek pajak kendaraan bermotor yaituorang yang memiliki dan atau penguasaan kendaraan bermotor sedangkan yang menjadi sujek pajak yaituorang yang memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor.

Kepatuhan Wajib Pajak

Yang dimaksud dengan kepatuhan wajib pajak ialah wajib pajak yang mentaati, memenuhi, danmelakukan kewajiban pajak sesuai dengan peraturan Undang-Undangyang telah ditentukan.

Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak

Pemahaman dan pengetahuan pajak ialah salah satu langkah yang mendewasakan pemikiran seorang wajib pajak dengan cara pelatihan dan pengajaran. Peningkatan pengetahuan wajib pajak dikarenakan adanya pendidikan resmi dan tidak resmi, hal yang paling penting yang harus dimiliki wajib pajak yaitu wawasan perpajakan (Susilawati dan Budiartha, 2013). Pengetahuan perpajakan merupakan pengetahuan tentang semua yang terkait dengan peraturan Undang-Undang perpajakan (Murdliatin, dkk, 2015).

Kualitas Pelayanan

Pelayanan yang di kemukakan Rahayu (2010), menjelaskan bahwa Pelayanan perpajakan sebagai pelayanan publik. Pelayanan umum atau pelayanan publik ialah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilakukan instansi pemerintah pusat, di daerah dan di lingkungan BUMN/D dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan peraturan Undang-Undangan merupakan keputusan Men-Pan No. 81 Tahun 1993.

Sanksi Perpajakan

Mardiasmo (2011) berpendapat sanksi perpajakan adalah jaminan bahwa ketentuan peraturan Undang-Undang perpajakan (norma perpajakan) harus dipenuhi/ditaati/dipatuhi.

Sanksi perpajakan bisa juga disebut alat pencegahan (preventif)supaya wajib pajak mematuhi norma perpajakan.

Ada dua jenis sanksi, diantaranyasanksi pidana dan sanksi administrasi. Sanksi administrasi ialahkerugian yang dibayarkan pada negara, yaitu berupa bunga dan kenaikan pajak.sedangkan pengertian sanksi pidana yaitupenderitaan atau siksaan.

Kesadaran Wajib Pajak

Pendapat yang di kemukakan oleh Nasution dalam Ilhamsyah, (2016), kesadaran wajib pajak ialah cerminan sikap wajib pajak yang sudahmengerti serta inginmelakukan kewajibannya untuk membayar pajak dan sudahmenyampaikan seluruh pendapatannya tanpa terkecuali dengan ketentuan yang berlaku.

Pengaruh Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor

Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan merupakan ilmu mengenai perpajakan yang dipahami oleh wajib pajak dengan maksud menegerti tentang tata cara membayar pajak, fungsi pajak, sanksi pajak, maanfaat, dan peraturan perpajakan itu sendiri.

Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan akan membuat wajib pajak mudah dan mau membayar pajak sebagai kewajibannya menjadi wajib pajak.

Penelitian yang dilakukan oleh Ilhamsyah, dkk (2016), tentang pengaruh pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor menyimpulkan bahwa pengaruh pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Pengaruh Kualitas Pelayana Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor

Kualitas pelayanan merupakan cerminan terhadap kinerja suatu instansi pemerintah dalam pelayanan publik yang dinilai dari kepuasaan wajib pajak terhadap kualitas pelayanan

(5)

tersebut. Kualitas pelayanan perpajakan dapat dikatakan baik dan maksimal apabila wajib pajak sudah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan aparat. Kualitas pelayanan yang sangat baik, ramah, dan sopan akan mempengaruhi wajib pajak untuk membayar pajak kendaraan bermotor.

Penelitian yang dilakukan oleh Murdliatin, dkk (2015) dan Ilhamsyah, dkk (2016), tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak pada wajib pajak kendaraan bermotor menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor

Sanksi perpajakan merupakan denda yang harus dibayarkan oleh wajib pajak karena telah melanggar peraturan dan Undang-Undang mengenai perpajakan. Wajib pajak akan dikenakan denda sesuai pelanggaran yang dilakukannya yang bersifat memaksa. Menurut Mardiasmo (2003) berdasarkan undang-undang sanksi terdiri dari sanksi administratif dan sanksi pidana yang mampu menjadi alat pencegahan untuk mengurangi pelanggaran perpajakan. Untuk saat ini denda untuk pelanggar pajak kendaraan bermotor hanya berupa denda administratif .

Penelitian yang dilakukan oleh Utomo, dkk (2015), Susilawati dan Budiartha (2013), Ilhamsyah, dkk (2016), dan Efendy, dkk (2015), tentang pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada wajib pajak kendaraan bermotor menyimpulkan bahwa sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor

Kesadaran wajib pajak merupakan kemauan yang timbul dari dalam diri tanpa ada paksaan untuk membayar pajak. Kesadaran wajib pajak didukung oleh pemahaman dan pengetahuan akan fungsi, maanfaat pajak serta adanya peraturan yang telah ditetapkan agar menjadi warga negara yang baik dan taat dengan pajak, maka kesadaran wajib pajak harus ada dalam diri wajib pajak. Kesadaran wajib pajak akan mempengaruhi kemauan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

Penelitian yang dilakukan oleh Ilhamsyah, dkk (2016), Utomo, dkk (2015), Susilawati dan Budiartha (2013), Kemala (2015) dan Efendy, dkk (2015) tentang pengaruh kesadaran wajib pajak terhadapan kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor menyimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadapan kepatuhan wajib.

Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini akan dijelaskan kerangka konseptualnya sebagai berikut:

(6)

Hipotesis

h1= Pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

h2 = Kualitas pelayana berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

h3 = Sanksi Perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

h4 = Kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

METODE PENELITIAN

Variabel penelitian penelitian ini yaitu keaptuhan wajib pajak (Y) sebagai variabel dependen, dan pengetahuan dan pemahaman wajib pajak tentang peraturan perpajakan (X1), kualitas pelayanan (X2), sanksi perpajakan (X3), dan kesadaran wajib pajak (X4) sebagai variabel independen.

Populasi dalam penelitian ini adalah para wajib pajak kendaraan bernmotor yang terdaftar di SAMSAT I Kota Semarang. Dengan menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik aksidental atau insidental sampling. Sumber data penelitian ini khususnya adalah orang yang sedang melakukan pembayaran pajak di kantor SAMSAT Kota Semarang I, jadi siapa saja yang sedang melakukan pembayaran baik pemilik kendaraan atau orang suruhan cocok menjadi sumber data.

Penelitian ini menggunakan data berupa berupa kuesioner dan wawancara dengan staf SAMSAT Kota Semarang I yang terkait.

Teknik analisis data yang digunakan dalam menentukan hasil penelitian ini yaitu:

1. Uji validitas dan uji reabelitas untuk mengetahui data yang ada baik atau tidak

2. Uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikoloniearitas, uji heteroskedastisitas, uji asumsi klasik

3. Analisis regresi linier berganda. Model regresi linier berganda ditunjukkan oleh persamaan sebagai berikut:

4. Uji hipotesis, terdiri dari uji F, uji t 5. Uji koefisien determinasi (R2)

(7)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas

Dilihat dari tabel diatas hasil uji validitas nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05, maka semua variabel penelitian tersebut valid.

Hasil Uji Reliabelitas

Dilihat pada tabel diatas, semua variabel independen dapat dikatakan terpercaya ataupun akuratsehingga dapat digunakan untuk mengukur variabel dan dikatakan reliabel karena memenuhi syarat diatas > 0,70dengan nilai masing-masing Cronbach Alpha sebesar 0,748, 0,832, 0,785, 0,863, 0,828 dari uji ini dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh variabel independen reliabel.

(8)

Hasil Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilihat dari nilai signifikan pada tabel One-Sample K-S Test. >

0,05 dapat juga dilihat dari penyebaran data yang membentuk satu garis lurus diagonal pada grafik probability plot (P-plot). Hasil pengujian sebagai berikut:

Dari gambar diatas menjelaskanpenyebaran data mengikuti garis diagonal, jadi data memiliki distribusi normal, maka dapat dijadikan untuk model regresi dalam uji hipotesisnya.

Pengujian yang kedua yaitu dengan One-Sample K-S Test sebagai berikut:

Dilihat pada tabel diatasnilai signifikan sebesar 0,452 > 0,05 makadata yang digunakan memiliki distribusi normal.

(9)

Hasil Uji Multikolonieritas

Dilihat pada tabel diatas maka semua variabel independen dari multikolonearitas karena semua nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar diatas terlihatgrafik ini menunjukan tidak terjadi heteroskedastisitas pada penelitian ini.

Hasil Uji Autokorelasi

Pengujian data yang baik harus terbebas dari auto korelasi dengan syarat nilai niali Durbin Watson tidak berada di nilai batas bawah (4 – du) dan batas atas (du), du < d < 4 – du.

Maka hasil ujiini ditunjukan sebagai berikut:

(10)

Dilihat nilai Durbin Watson sebesar 1,856 > duyakni 1,758 dan < 4 – 1,758 (4 – du), maka tidak terjadi autokorelasi.

Analisis Regresi Linier Berganda

Y = 1,181+ 0,151 X1 + 0,145 X 2 + 0,281 X 3 + 0,152 X4 + e

Persamaan regresi linear berganda dilihat pada kolom beta unstandardized coefficients Uji Hipotesis

Uji F

Dilihat pada tabel diatas hasil output ANOVA menjelaskan nilai signifikan < 0,05 hal ini menunjukan diterimanya hipotesis, hasil output ini memiliki arti bahwa secara bersama- sama ke empat variabelindependen mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

(11)

Uji t

Berdasarkan tabel diatas dilihat dari kolom sig. dapat disimpulkan semua variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai sig.

< 0,05

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Dari hasil output diatas, bisa dijelaskan besarnya adjusted R squaresebesar0,281sama dengan 28,1% variasi kepatuhan wajib pajak dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen dan sisanya sebesar 71,9% dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian ini.

Pembahasan

Pengaruh Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Hasil analisa hipotesis menunjukan hipotesis pertama berhasil diterima, hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya nilai t hitung untuk Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan (X1) nilainya 2,467artinya > dari t table sebesar 1,660 dengannilaisignifikasi t untukX1sebesar 0,015< 0,05, penelitian ini menandakan secara parsial variabel pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

Di dalam Theory of Planned Behavior ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku wajib pajak. Pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan memiliki kaitan dengan teori tersebut, hal ini dipengaruhi oleh motivasi wajib pajak agar tidak mendapat sanksi sehingga wajib pajak terdorong untuk mencari pemahaman dan pengetahuan akan aturan-aturan untuk meghindari sanksi tersebut. Hal ini sering disebut juga control beliefs (kontrol perilaku), sehingga hasil penelitian yang signifikan sejalan dengan teori yang

(12)

ada. Hal ini juga menunjukan apabila wajib pajak mengetahui serta paham tentang hak dan kewajiban sebagai wajib pajak, mengetahui dan memahami tentang sanksi perpajakan, mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi, serta mengetahui dan memahami fungsi dan jenis perpajakan maka dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

Pada penelitian ini, responden memiliki tingkat pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan yang sudah baik. Hal ini ditunjukan bahwa sebagian besar cenderung memahami dan mengetahui hak dan kewajiban sebagai wajib pajak, memahami dan mengetahui tentang sanksi perpajakan, mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi, memahami dan mengetahui fungsi dan jenis perpajakan yang dilihat dari jawaban responden yaitu sebesar >55%, responden menyatakan setuju dan sangat setuju.

Dengan demikian menandakan bahwa responden telah dapat menghitung dan mengetahui jumlah pajak kendaraan bermotor miliknya, membayar pajak dan melakukan pelaporan dengan tepat waktu, menaati peraturan pajak yang berlaku. Untuk itu jawaban responden mengenai pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan berpengaruh.

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Hasil uji hipotesis menunjukan hipotesis kedua diterima. Nilai t hitung untuk Kualitas Pelayanan (X2) adalah 2,324 maka > dari t table sebesar 1,660 dengan nilai signifikasi t untuk X2 sebesar 0,022< 0,05. Hasil penelitian menandakan secara parsial variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan kepada kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

Di dalam Theory of Planned Behavior ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku wajib pajak. Kualitas pelayanan memiliki kaitan dengan teori tersebut, hal ini dipengaruhi oleh dorongan atau motivasi yang diberikan pada kualitas pelayanan petugas SAMSAT yang akan mempengaruhi perilaku seseorang tersebut, kualitas pelayanan yang baik, aman, dan cepat akan mendorong wajib pajak termotivasi dan mendapat dorongan agar patuh dalam membayar pajak. Hal ini sering disebut juga Normative Beliefs (Norma Subyektif), sehingga hasil penelitian yang signifikan sejalan dengan teori yang ada. Hal ini dapat disebabkan juga karena apabila membayar pajak di SAMSAT Kota Semarang I wajib pajak merasa sangat aman karena adanya pengawasan dari petugas, wajib pajak merasa fasilitas yang ada di SAMSAT Kota Semarang I sangat nyaman dan memadahi, pelayanan pajak di SAMSAT Kota Semarang I dilakukan dengan waktu yang cepat dan tepat, dan pelayanan pajak di SAMSAT Kota Semarang I memberikan kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

Pada penelitian ini, responden mengetahui bahwa kualitas pelayanan yang diberikan pihak SAMSAT sudah baik. Hal ini ditunjukan bahwa wajib pajak merasa aman karena adanya pengawasan dari petugas, wajib pajak merasa fasilitas yang ada sangat nyaman dan sudah memadahi, wajib pajak merasa pelayanan yang dilakukan dengan cepat dan tepat, wajib pajak merasa pelayanan yang ada memiliki kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan dilihat dari jawaban responden yaitu sebesar >55%, responden menyatakan setuju dan sangat setuju. Hal ini menandakan bahwa responden telah dapat menghitung dan mengetahui jumlah pajak kendaraan bermotor miliknya, membayar pajak dan melakukan pelaporan dengan tepat waktu, menaati peraturan pajak yang berlaku. Untuk itu jawaban responden mengenai kualitas pelayanan berpengaruh.

Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa hipotesis ketiga diterima. Bahwa diperoleh nilai t hitung untuk Sanksi Perpajakan (X3) adalah sebesar 3,193 maka > dari t table sebesar 1,660 dengan nilais ignifikasi t untuk X3 sebesar 0,002 < 0,05. Hasil penelitian

(13)

menunjukan bahwa secara parsial variabel sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

Di dalam Theory of Planned Behavior ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku wajib pajak. Sanksi perpajakan memiliki kaitan dengan teori tersebut, sanksi pajak akan membuat wajib pajak patuh untuk membayar pajak sesuai dengan aturan yang ada karena wajib pajak sadar bahwa sanksi pajak akan merugikan diri sendiri, dengan demikian wajib pajak akan termotivasi dan terdorong untuk taat dalam membayar pajak untuk menghidari denda atau sanksi yang merugikan. Hal ini sering disebut juga Normative Beliefs (Norma Subyektif), sehingga hasil penelitian yang signifikan sejalan dengan teori yang ada.

Hal ini juga menunjukan bahwa sanksi perpajakan diberikan kepada wajib pajak supaya kedisiplinan dapat tercipta, wajib pajak yang lalai melakukan pembayaran akan dikenakan denda, sanksi diberikan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

Pada penelitian ini, responden memahami sanksi perpajakan yang berlaku dengan baik. Hal ini ditunjukan dari penilaian wajib pajak bahwa sanksi pajak diperlukan untuk terciptanya kedisiplinan, apabila wajib pajak lalaian akan dikenakan denda, sanksi diberikan sesuai ketentuan dan peraturan, dilihat dari jawaban responden yaitu sebesar >55%, responden menyatakan setuju dan sangat setuju. Hal ini menandakan responden dapat menghitung dan mengetahui jumlah pajak kendaraan bermotor miliknya, membayar pajak dan melakukan pelaporan dengan tepat waktu, menaati peraturan pajak yang berlaku. Untuk itu jawaban responden mengenai sanksi perpajakan berpengaruh.

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa hipotesis ketiga diterima. Bahwa diperoleh nilai t hitung untuk Kesadaran Wajib Pajak (X4) adalah sebesar 2,290 maka > dari t table sebesar 1,660 dengan nilai signifikasi t untuk X4 sebesar 0,024 < 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial variabel kesadaran wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

Di dalam Theory of Planned Behavior ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku wajib pajak. Kesadaran wajib pajak memiliki kaitan dengan teori tersebut, wajib pajak yang sadar pajak akan pentingnya membayar pajak akan memiliki keyakinan bahwa hasil dari membayar pajak digunakan untuk membantu menyelenggarakan pembangunan negara dan pemerataan pembangunan di daerah-daerah tertinggal. Hal ini sering disebut juga Behavioral Beliefs (Sikap), sehingga hasil penelitian yang signifikan sejalan dengan teori yang ada. Hal ini menunjukan apabila wajib pajak sadar bahwa membayar pajak kendaraan bermotor sebagai sumber pendapatan negara, mengetahui bahwa terdapat Undang-Undang yang mengatur ketentuan pajak kendaraan bermotor, membayar pajak kendaraan bermotor dengan sukarela tanpa adanya paksaan, berusaha tidak akan mimiliki tunggakan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

Pada penelitian ini, responden mimiliki jawaban tingkat kesadaran membayar pajak yang tergolong tinggi. Hal ini ditunjukan bahwa wajib pajak sadar bahwa membayar pajak kendaraan bermotor sebagai sumber pendapatan negara, mengetahui bahwa terdapat Undang- Undang yang mengatur ketentuan pajak kendaraan bermotor, membayar pajak kendaraan bermotor dengan sukarela tanpa adanya paksaan, berusaha tidak akan mimiliki tunggakan, dilihat dari jawaban responden yaitu sebesar >55%, responden menyatakan setuju dan sangat setuju. Hal ini menandakan bahwa responden telah dapat menghitung dan mengetahui jumlah pajak kendaraan bermotor miliknya, membayar pajak dan melakukan pelaporan dengan tepat waktu, menaati peraturan pajak yang berlaku. Untuk itu jawaban responden mengenai kualitas pelayanan berpengaruh.

(14)

PENUTUP Kesimpulan

1. Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan berpengaruh signifikan pada Kepatuhan Wajib Pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

2. Kualitas Pelayanan berpengaruh signifikan pada Kepatuhan Wajib Pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

3. Sanksi Perpajakan berpengaruh signifikan pada Kepatuhan Wajib Pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

4. Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh signifikan pada Kepatuhan Wajib Pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Semarang I.

Saran

1. Bagi SAMSAT Kota Semarang I diharapkan untuk lebih sering melakukan sosialisasi atau penyuluhan dini secara langsung maupun tidak langsung, hal ini bertujuan supaya calon wajib pajak dan wajib pajak bisalebih memahami danmengetahui tentang ketentuan, pelaksanaan, tatacara dan peraturan perpajakan karena tanggapan responden banyak menjawab netral yang dapat diartikan bahwa responden atau wajib pajak kurang pemahaman dan pengetahuan tentang perpajakan.

2. Bagi SAMSAT Kota Semarang I diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan, karena dilihat dari tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan pada butir pertanyaan ketiga mendapatkan hasil bahwa banyak wajib pajak yang merasa bahwa pelayanan disamsat tidak cepat dan tepat maka SAMSAT bisa menambahakan pegawai-pegawai yang berpengalaman, atau bisa juga mengadakan pelatihan bagi pegawai muda agar dalam memberikan pelayanan jauh lebih baik.

3. Bagi penelitian berikutnyadiharapkan bisa menambah variabel independen lainnya karena dalam penelitian ini semua variabel independenya hanya memiliki pengaruh sebesar 28,1 %, variabel yang bisa ditambahakan seperti akuntabilitas pelayanan publik yang dalam penelitian Susilawati dan Budiartha (2013) memiliki pengaruh signifikan, sosialisasi perpajakan yang dalam penelitian Murdliatin, dkk (2015) memiliki pengaruh signifikan, dan reformasi administrasi perpajakan dalam penelitian Kemala (2015) memiliki pengaruh signifikan yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

Daftar Pustaka

Efendy, Handayani, dan Zahroh. 2015. Pengaruh Biaya Kepatuhan, Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di UPT Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur Malang Kota).

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB) , vol. 5 no.2

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, edisi lima. Semarang : Universitas Diponegoro

Halim, Abdul, dan Muhammad Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah Edisi 4. Jakarta : Salemba empat

Ilhamsyah, Endang, dan Dewantara. 2016. Pengaruh Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak tentang Peraturan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor(Studi SAMSAT Kota Malang). Jurnal Perpajakan (JEJAK), vol. 8 no.1

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. Kamus Versi Online/daring (dalam jaringan) diakses dari http://kbbi.web.id/pajak pada tanggal 8 Maret 2017

(15)

Kemala, Winda. 2015. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Sikap Wajib Pajak dan Reformasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

JOM. FEKON vol.2 no.1

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Jogjakarta : Andi

Murdliatin, Handayani, dan Sunarti. 2015. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sosialisasi Perpajakan dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur Malang Kota). Jurnal Administrasi Bisnis-Perpajakan, vol.5 no.2

Mukodim. 1999. Perpajakan Buku 1 Edisi Kedua Revisi.UII Pers, Yogyakarta

Nurlaela, Siti. 2013. Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman, Kesadaran, Persepsi terhadap Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas. Jurnal Paradigma vol.11 no.2

PERDA No. 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor. diakses da http//bprd.jakarta.go.id pada tanggal 9 Maret 2017

Putri dan Jati.2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor di Denpasar. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (UNUD).

Prasetyo dan Jannah. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers

Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Jogjakarta : Graha Ilmu.

Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 8. Jakarta : Salemba empat Sugiyono. 2015. Statistik Non Parametris untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sujarweni, V. Wiratna. 2015. SPSS untuk Penelitian. Pustaka Baru press, Yogyakarta

Susilowati dan Budiartha. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Akuntabilitas Pelayanan Pblik Kepada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udanaya (UNUD) UU No. 16 Tahun 2009 Tentang Tentang Perubahan Keempat Atas Undang Undang Nomor 6

Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Utomo, Suyadi, dan Azizah. 2015. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuahan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis-Perpajakan (JAB) , vol. 6 no.5

Waluyo dan Ilyas. 2002. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat

(16)

Winerungan, Oktavianelidya. 2013. Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan, Fiskus dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP di KPP Manado dan KPP Betung. Jurnal EMBA, vol.1 no.3

Referensi

Dokumen terkait

Nilai indeks keanekaragaman spesies makanan alami gajah di Tahura Cut Nya’ Dhien Seulawah tergolong tinggi, kecuali stasiun 6 (1.9838), dengan demikian spesies makanan alami

Kedua, kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja, Ketiga, masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak

Programable Logic Controller (PLC) telah berhasil diimplementasikan sebagai pengatur koordinasi kerja sistem proteksi baik pada arus lebih maupun pada temperatur

Sebanyak 1 g hati mencit betina dihomogenasi dalam 10 ml dapar tris-kalium klorida 150 mM:50 mM pH 7,2 yang dijaga pada suhu dingin kemudian disentrifuga dengan kecepatan 3000

Manfaat utama dari kegiatan ini yaitu skill pembuatan telur asin dan es krim yang diterima langsung oleh sasaran (santri), sedangkan manfaat lainnya diterima oleh pondok pesantren

Modus lain yang dilakukan oleh PT.RNI yaitu pemegang saham yang berkewarganegaraan Indonesia tidak melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) pajaknya secara benar sejak

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul “Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak,

desinfektan yang dapat memberikan rasa nyaman ·· Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.. Kolaborasi dengan dokter untuk