• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Keluarga Dalam Perubahan Pola Makan Orang Jepang di Perkumpulan Japan-Jakarta Juudou Club (Kajian Studi Kasus).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Keluarga Dalam Perubahan Pola Makan Orang Jepang di Perkumpulan Japan-Jakarta Juudou Club (Kajian Studi Kasus)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SINOPSIS

1.序論

日本 そ 伝統文化 世界 広く知 食生活や日本人 食

習慣 そ 一 あ 日本食 や世界 広く食 イン ネ

シア 日本食 身近 い イン ネシア 長く居住

日本人 食習慣 そ 変化 をイン ビューを通 探

本研究 目的 あ 対象 日本人男性 イン ネシア人配偶者を

持ちイン ネシア文化 強い影響下 あ 日本人 あ

家族アプロー 機能構造理論 基 いた制度 四 概念

構成 い わち 制度 社会構造 機能 ランス あ

理論 対 個人や制度 主体的 機能 く 逆 影響

後程人間やほ 制度 影響

アプロー 関 ーソン AGIL Atte ti

注目, G a attai e t目標 成, I tegrati

統合, Late cy潜在) 図表を発表 た ーソンス 図表

い 化 過程 い 内的 び外的要因 い 言及 い 一

方 目標 成 制度目標を た 性格制度を使用 そ 以外

ーソンス 個人 態度を三 制度 影響 い

(2)

研究 使わ い 分析方法 観測 聞 行わ た

本研究 状況 変化 い 考慮を い い そ 使用

い アプロー 社会学アプロー あ 社会学アプロー 性格

集団生活 いう状況下 影響を け

2.本論

インフォーマン イン ビュー対象者 与え 現象 機能構造

理論 人間 個人的 機能 環境 影響を け あ

2 日本人を対象 分析を実施 た インフォー

マン 1 2 食習慣 子供 日本 家族 影響 た 見

インフォーマン 1 食習慣 両親 仕事 忙 く 主体的 人

た 一方 インフォーマン 2 食習慣 インフォーマン 親

日 家 料理を作 親 作 た料理通 食べ 勝手 食べたい

料理を決 た

両方 食習慣 イン ネシア 住 イン ネシア人 結婚

た 妻 料理 う 非常 影響を け 相 要素

た インフォーマン 1 妻 料理 一方インフォーマン 2

妻 料理 い インフォーマン 1 2 食べ い 食品 変化 た

インフォーマン 1 日本 い食品 例え テンペ ルン ン 一

(3)

使用 い 両方 手 食べ う た た 食べ

一 皿 飯 ソース 一緒 入 日本

食習慣 戻 た

そ 両方 妻 宗教 食習慣 影響 た インフォーマン

1 ラール食品 食べ インフォーマン 2 イスラム教 改宗

非 ラール食品 食べ く た

家族制度 AGIL機能構造理論図表 理論 インフォーマン

妻 イン ネシア い うち 化 進歩を手伝 い 分

た 特 イン ネシア 長く住 イン ネシア 食習慣 料理

紹 を た そ ーソンス 理論 妻 インフォーマン

指導 態度 支配 いう役割 た

3.結論

家族制度 ーソンスAGIL機能構造図表 両インフォーマン

子供 や大人 日本を離 結婚 イン ネシア 住

食習慣 影響 家族 役割 基本 た

機能構造理論 人間 個人的 機能 環境 影響を け

あ 例え 日本 家族 ーソンス 行動制度 イン ネ

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN………...i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINIALITAS...……...ii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...vii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Pembatasan Masalah...4

1.3 Tujuan Penelitian...5

1.4 Metode dan Pendekatan……...6

1.4.1 Teknik Observasi……...7

1.4.2 Langkah-langkah Observasi……...8

1.4.3 Teknik Wawancara……...10

1.5 Organisasi Penulisan...11

BAB II KONSEP KELUARGA DAN STRUKTURAL FUNGSIONAL………...12

2.1 Masakan Jepang...12

2.2 Makanan Indonesia...13

2.3 Konsep Keluarga...14

2.3.1 Definisi Keluarga……...16

2.3.2 Ciri-ciri Keluarga……...17

(5)

2.4 Keluarga sebagai Sistem...21

2.5 Keluarga Jepang...22

2.6 Keluarga Indonesia...23

2.7 Struktural Fungsional Parsons...24

BAB III PERUBAHAN POLA MAKAN ORANG JEPANG DI PERKUMPULAN JAPAN-JAKARTA JUUDOU CLUB...29

3.1 Pola Makan di Jepang...29

3.1.1 Masa Kanak-kanak...32

3.1.2 Masa Remaja...35

3.1.3 Masa Dewasa...38

3.2 Pola Makan di Indonesia...42

3.3 Keseimbangan Gizi...50

3.4 Penggunaan Alat Makan...55

3.5 Perubahan Pola Makan Narasumber 1 dan 2...55

BAB IV SIMPULAN...60

LAMPIRAN DATA...ix

SINOPSIS...xx

DAFTAR PUSTAKA...xxiii

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Jepang dikenal sebagai negara yang sangat mencintai kebudayaannya. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya kebudayaan tradisional Jepang yang masih dipertahankan hingga saat ini. Mulai dari kesenian, olahraga, festival atau biasa disebut Matsuri, sampai dengan makanan. Hal ini dapat menunjukkan meskipun teknologi sudah menjadi unsur kehidupan mereka, kecintaan terhadap peninggalan leluhur tetap mereka pertahankan. Tidak heran apabila berkunjung ke negara Jepang, akan banyak yang dapat disaksikan dari kebiasaan yang masih terus dilaksanakan oleh hampir seluruh masyarakatnya hingga saat ini, salah satunya adalah kebiasaan tata cara dan pola makan orang Jepang.

Kebiasaan makan orang Jepang ini terefleksikan dalam makanan. Makanan Jepang atau yang biasa disebut Washoku, merupakan sebuah produk budaya yang diwariskan turun temurun, sehingga pada bulan Desember tahun 2013 terdaftar sebagai warisan dunia UNESCO. Washoku juga terbuat dengan keseimbangan gizi yang baik, tidak banyak menggunakan lemak hewani sehingga bagus untuk kesehatan. Selain keseimbangan gizi, makanan Jepang juga menitikberatkan pada cita rasa alami dari sebuah makanan dan keindahan ketika menghidangkannya.

sehingga ada istilah ‘me de taberu atau 目で食べる(makan dengan mata)’.

(7)

Kebiasaan masyarakat Jepang dalam mengkonsumsi ikan, juga dapat dilihat dari berbagai jenis makanan yang biasa disajikan di kebanyakan restoran Jepang, seperti sushi, sashimi hingga donburi. Ikan sendiri dinilai mengandung protein yang bermutu tinggi dan rendah kandungan lemak jenuh. Kadar proteinnya sekitar 16-27 per 100 gram, mengandung asam lemak omega 3,6 dan 9 yang sangat tinggi, dan juga sumber vitamin dan mineral yang sangat tinggi. Selain itu, ikan juga bermanfaat untuk mencegah sakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, serta diabetes. Pada umumnya pula, masakan Jepang dari segi bumbu pun hanya berupa dashi (air kaldu) yang dibuat dari konbu, ikan, dan shiitake, ditambah miso dan

shouyu.

(8)

memilih untuk melakukan proses adaptasi dalam berbagai hal, salah satunya kebiasaan makan.

Perbedaan budaya yang begitu mencolok, khususnya dari segi makanan Indonesia yang dikenal penuh dengan bumbu berupa rempah-rempah dari biji-bijian, rasa pedas, dan hampir selalu digoreng, serta penggunaan tangan secara langsung sebagai alat makan dan pencampuran semua makanan pada satu piring ternyata dapat diadaptasi oleh orang Jepang. Dalam hal ini, masakan Padang dapat menggambarkan semua indikator di atas. Walaupun, masakan Padang sering dianggap sumber kolesterol karena umumnya bersantan, sangat berbumbu, dan juga memiliki rasa yang pedas, namun hal itu tidak membuat orang Jepang takut untuk mencoba masakan terlezat nomer satu di dunia versi polling CNN.

Orang Jepang juga begitu menyukai beberapa hal mengenai makanan Indonesia. Hal ini dapat diketahui, salah satunya dalam berita Jawapos 21 Januari 2015, Takako Utsumi, peneliti penyakit tropis asal Universitas Kobe, yang sudah 7 tahun menetap di Indonesia, menyatakan bahwa makanan Indonesia merupakan suatu hal yang baru dijumpainya, seperti makanan beralaskan daun. Di antaranya pecel pincuk dan bubur sumsum. Selain itu, dia (Takako Utsumi) juga menyukai nasi goreng.

’’Saya suka makanan Indonesia seperti nasi goreng. Sayangnya, saya belum bisa memasaknya,’’ ucapnya.

(9)

keturunan asli Jepang, yang sudah 39 tahun menetap di Indonesia. Penulis mengetahui bahwa ayah penulis telah mengalami perubahan dari sisi tata cara makan dan pemilihan makanan. Selain itu, penulis melihat secara langsung bahwa ketika ayah penulis pergi makan bersama keluarga, akan langsung memilih masakan Padang dan tidak kesulitan dalam penggunaan tangan sebagai alat makannya.

Beberapa hal di atas menunjukkan telah terjadi perubahan kebiasaan makan orang Jepang ketika mereka sudah menetap di Indonesia dalam jangka waktu tertentu. Hal-hal tersebut membuat penulis bermaksud untuk melakukan penelitian kebiasaan makan orang Jepang di Indonesia yang sudah lama menetap. Pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan sosiologi dan metode yang akan digunakan adalah metode studi kasus, dimana penulis akan melakukan observasi dan wawancara terhadap objek penelitian agar dapat mendapatkan pemahaman realitas secara utuh dan detail terhadap perubahan yang terjadi.

1.2 Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, masalah yang akan dibahas adalah perubahan kebiasaan makan orang Jepang di Indonesia. Rumusan masalah yang muncul dari pembahasan di atas, yaitu sehubungan dengan pengaruh keluarga terhadap terjadinya perubahan kebiasaan tersebut.

(10)

secara spesifik mengamati karakteristik dari individu, dikarenakan dalam studi kasus terdapat dua konsep penting, yaitu boundedness dan behavior patterns. Maka penulis akan membatasi masalah dengan meneliti pola tingkah laku, terkait perubahan kebiasaan makan orang Jepang.

Penulis akan melakukan penelitian terhadap dua warga keturunan asli Jepang yang sudah menetap minimal 25 tahun di Indonesia, memiliki latar belakang yang sama, yaitu berada di suatu perkumpulan olahraga Juudou, yaitu Japan-Jakarta Juudou Club di daerah Kelapa Gading dan sampai sekarang masih aktif di dalam

bidang olahraga tersebut. Selain itu, telah menikah dengan orang Indonesia. Narasumber dalam penelitian yang dilakukan penulis, diantaranya bernama Hitoshi Yoshimura, sebagai narasumber 1 dan Tadashi Yoshimoto sebagai narasumber 2.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis secara intensif dan menyelidiki secara mendalam suatu fenomena yang menjadi faktor yang mengatur siklus hidup dan mempengaruhi kebiasaan makan orang Jepang terutama yang sudah lama menetap di Indonesia.

(11)

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Cohen dan Manion yang dikutip oleh Alwasilah (2015), menjelaskan bahwa tujuan penelitian studi kasus:

“Is to probe deeply and analyse intensively the multivarious phenomena that constitute the life cycle of the unit with a view to establishing generalisations about the wider population to which that unit belongs”. (Alwasilah 2015: 75) “untuk menyelidiki secara mendalam dan menganalisis secara intensif fenomena yang beragam yang mendirikan siklus kehidupan suatu kesatuan yang memiliki pandangan untuk membentuk generalisasi suatu polusi yang lebih besar dimana kesatuan tersebut berada”.

Dengan kata lain, melalui studi kasus penulis secara mendalam dan intensif menganalisis gejala yang bermacam-macam dengan mengamati karakteristik individu di masyarakat. Studi kasus juga layak untuk dijadikan sebagai metode penelitian dikarenakan fenomena yang diteliti terjadi secara alami dan penulis tidak memiliki kewajiban melakukan kontrol untuk merubah keadaan.

(12)

1.4.1 Teknik Observasi

Dalam penelitian kualitatif, selain melalui wawancara juga memerlukan teknik observasi untuk memahami suatu fenomena yang sedang diteliti, yakni melalui teknik participant observation. Data observasi pada umumnya diperoleh lewat penelitian di tempat kejadian yang terjadi secara alami. Observasi sendiri bukan sekadar menonton, tetapi lebih kepada sebuah pengamatan yang disadari, secara detail dan kritis dari perilaku responden dalam sebuah kejadian secara alami.

Menurut Merriam mengenai participant observation yang dikutip oleh Alwasilah (2015), menyimpulkan sebagai berikut:

“Participant observation is a major means of collecting data in case study research. It gives a firsthand account of the situation understudy and, when combined with interviewing and document analysis, allows for a holistic interpretation of the phenomenon being investigated. It is the technique of choice when behavior can be observed firsthand or when people cannot or will not discuss the research topic”. (Alwasilah 2015:124)

“Observasi partisipan adalah cara utama dalam pengumpulan data dalam studi kasus. Penelitian ini memberikan laporan dari tangan pertama dari situasi yang sedang dipelajari dan saat dikombinasikan dengan wawancara dan analisis dokumen atau studi pustaka, memberikan intepretasi menyeluruh tentang fenomena yang sedang diinvestigasi. Cara ini adalah teknik pilihan dimana suatu tingkah laku dapat diamati secara langsung atau

saat orang-orang tidak bisa atau tidak akan mendiskusikan topik penelitian.”

(13)

tingkah laku dapat diamati tangan pertama atau ketika orang tidak mau mendiskusikan topik penelitian.

1.4.2 Langkah-langkah Dalam Observasi

Berbagai jenis data dapat terkumpul lewat observasi, antara lain: catatan lapangan (dari peneliti), ceklis kuantitatif berbagai perilaku, rekaman video dan audio, foto-foto, dan sebagainya. Untuk mendapatkan data yang sahih, peneliti harus mengikuti langkah yang lazim ditempuh seperti pada langkah awalnya yaitu persiapan, dimana peneliti memasuki latar penelitian untuk mengidentifikasi problem penelitian, termasuk pemilihan partisipan, konteks penelitian, dan waktu. Pada studi kualitatif, peneliti menentukan batas untuk melakukan inklusi atau eksklusi dengan menggunakan kriteria relevansi. Semakin jelas kasus yang diteliti, semakin jelas unit of analysis-nya. Ketika sudah menentukan unit of analysis atau apa yang akan diteliti, maka peneliti harus menentukan tempat observasi, kapan, siapa yang diobservasi, apa yang diobservasi. Untuk menentukan hal tersebut, diperlukan strategi penarikan sampel seperti typical-case selection, unique-case selection, dan ideal-case selection. Dalam typical-case selection, peneliti yang

menentukan kriteria tertentu dan menyertakan siapa saja yang memenuhi kriteria itu. Termasuk pada unique-case selection, peneliti yang menentukan kasus secara unik untuk disertakan dalam sampel. Dan juga dalam ideal-case selection, peneliti juga yang menentukan kriteria ideal yang “ter…” dan memasukkan seseorang

(14)

Dilanjutkan dengan langkah yang kedua, melakukan observasi, dimana peneliti melakukan “action” demi memperoleh deskripsi lengkap atau thick description dari objek yang diamati. Tidak semua orang bisa melakukan observasi, dan para pemula harus berlatih terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk membangun kesadaran dan sensitivitas kritis sebagai peneliti. Salah satu ciri pengamat yang baik adalah menghilangkan take it for granted attitude, yaitu menganggap enteng kejadian di tempat penelitian. Sebaliknya yang harus dibangun adalah sikap “segalanya serba-penting” untuk dimaknai. Dan langkah yang terakhir yaitu

langkah yang ketiga, membuat catatan, dimana dalam langkah ini, ada dua hal yang penting untuk dibuat, yakni membuat catatan tentang apa dan bagaimana. Peneliti disarankan membagi halaman menjadi tiga kolom. Yang paling kiri mencatat waktu, kolom tengah untuk merekam kejadian di lapangan, dan kolom paling kanan untuk komentar peneliti. Ada tiga jenis isi catatan lapangan, yaitu : (1) deskripsi verbal dari latar, manusia, dan kegiatan; (2) kutipan langsung atau substansinya dari objek penelitian; dan komentar peneliti dari sesuatu yang terjadi. Peneliti bisa menjelaskan proses penelitian kepada siapa pun, khususnya saat melakukan audit trail.

1.4.3 Teknik Wawancara

(15)

kebutuhan. Apapun yang ditempuh, wawancara harus dipersiapkan sebaik-baiknya, yakni dengan menyiapkan sejumlah pertanyaan yang akan diajukan. Untuk peneliti pemula, daftar pertanyaan seringkali harus mendetail, sedangkan untuk peneliti yang sudah terlatih, yang diperlukan adalah panduan pertanyaan, yakni garis-garis besar dari materi yang akan ditanyakan pada responden.

Saat melakukan penelitian, peneliti harus berupaya untuk mendapatkan responden yang baik, yakni informan yang memahami budayanya dan melakukan refleksi atasnya dan mampu mengartikulasikannya bagi sang peneliti (Merriam:1988). Intinya responden yang baik adalah informan yang bisa mengekspresikan pikiran, perasaan, dan opini dalam perspektif dirinya tentang topik yang sedang diteliti.

Di sisi lain, pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan sosiologis. Di dalam menelaah masyarakat manusia akan banyak berhubungan dengan kelompok-kelompok sosial, baik yang kecil seperti misalnya kelompok keluarga, ataupun kelompok besar seperti masyarakat desa, kota, bangsa, dan lain. Dijelaskan bahwa kepribadian terbentuk oleh kehidupan berkelompok.

(16)

mungkin telah mengalami perubahan, walaupun sama sekali tidak disadari. Pertukaran pengalaman ini mempunyai pengaruh besar di dalam pembentukan kepribadian seseorang. Penting untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kelompok terhadap individu dan bagaimana reaksi individu terhadap pengaruh tadi dalam proses pembentukan kepribadian (Soerjono, 1982).

Berdasarkan kajian di atas, pendekatan ini dipilih sebagai pemahaman untuk membuktikan perubahan kebiasaan makan orang Jepang, dilihat dari tingkah laku sehari-hari. Penulis akan melakukan penelitian studi kasus kepada keluarga orang Jepang yang ada di dalam ruang lingkup perkumpulan olahraga juudou di Jakarta untuk mendapatkan data informasi secara langsung.

1.5 Organisasi Penulisan

(17)

BAB IV SIMPULAN

Kebiasaan pola seseorang bukanlah sesuatu yang terbentuk dengan sendirinya melainkan adanya pengaruh dari orang lain di sekitarnya, dalam hal ini pengaruh keluarga memberikan dampak yang besar dari segala proses pembentukan pola suatu individu itu sendiri. Pola tersebut terbentuk dari masa kanak-kanak hingga suatu individu membentuk keluarganya sendiri.

Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan penulis terhadap narasumber 1 dan narasumber 2, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada perubahan pola makan yang dialami oleh kedua narasumber ketika sudah menetap di Indonesia. Hal ini lebih disebabkan pembentukan pola makan oleh keluarga dulu ketika narasumber masih berada di dalam naungan keluarga di Jepang dan faktor pasangan kedua narasumber yang asli berasal dari Indonesia yang mempunyai latar belakang berbeda. Kedua faktor ini yang sangat berperan dalam pembentukan pola tingkah laku kedua narasumber.

(18)

dikonsumsi. Hal ini membuat narasumber 2 cenderung tidak mengalami perubahan berarti ketika berada di Indonesia.

Penulis melihat dengan apa yang terjadi pada kedua narasumber sesuai dengan konsep teori struktural fungsional, dimana teori tersebut memandang tidak ada individu yang berfungsi secara independen, melainkan dipengaruhi dan pada gilirannya mempengaruhi orang lain. Narasumber 1 dan 2 memperlihatkan adanya pengaruh dan peranan keluarga dalam membentuk kebiasaan, yaitu ketika narasumber masih di masa kanak-kanak.

Selain itu, bisa atau tidaknya sang istri dalam memasak, menurut penulis menjadi perbedaan yang sangat mempengaruhi perubahan yang ada. Narasumber 1 sangat terbantu dengan bisanya sang istri dalam memasak dan menyiapkan makanan Indonesia setiap harinya. Istri dari narasumber 1 juga sangat memperhatikan pola dan gizi dari makanan yang ada, baik yang dimasak sendiri maupun ketika makan di luar. Hal ini berbanding terbalik dengan narasumber 2, dimana sang istri tidak dapat memasak. Kebiasaan narasumber 2 yang menyiapkan dan memasak makanan serba sendiri, membuat kebiasaan lama ketika masih di Jepang masih sangat kental hingga saat ini. Perubahan yang terjadi hanya terdapat pada makanan yang disantap di malam hari, dimana istri lebih menentukan apa yang dimakan oleh narasumber 2.

(19)

narasumber 2 sudah tidak dapat mengkonsumsi makanan tersebut dikarenakan mengikuti istri yang beragama muslim.

(20)

PENGARUH KELUARGA DALAM PERUBAHAN POLA

MAKAN ORANG JEPANG DI PERKUMPULAN

JAPAN-JAKARTA JUUDOU CLUB

(KAJIAN STUDI KASUS)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan Akademik untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

IRFANDA SHINICHI YOSHIMURA 1342006

JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

(21)

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat, kasih, dan rahmat-Nya yang selalu menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERUBAHAN POLA MAKAN ORANG JEPANG DI PERKUMPULAN JAPAN-JAKARTA JUUDOU CLUB (KAJIAN STUDI KASUS)” ini.

Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana sastra di Fakultas Sastra Program Studi Sastra Jepang Universitas Kristen Maranatha. Dalam skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan, mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu penulis.

Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak sekali dukungan, bantuan, dan doa, sehingga akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan lancar. Pada kesempatan ini penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu:

1. Bapak Anton Sutandio, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sastra.

2. Bapak Drs. Dance Wamafma, M.Si, dan Bapak Ferry Kurniawan, S.S., M.Si., selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Sastra Jepang Universitas Kristen Maranatha.

(22)

4. Ibu Marisa Rianti, S.S., M.Hum., selaku pembimbing II, yang juga selalu sabar membimbing dan memberi masukan, walaupun penulis sering melanggar waktu bimbingan, namun Ibu juga selalu sabar dan tetap meluangkan waktunya untuk penulis.

5. Bapak Kamaga Masamu, Ph.D, selaku pembimbing sinopsis, yang telah membimbing, memberikan saran, memberikan semangat dan motivasi serta meluangkan waktunya sehingga sinopsis skripsi ini dapat selesai dalam 2 hari. 6. Ibu Ethel Deborah Lewerissa, S.S., M.A., selaku pembimbing seminar budaya yang telah memberikan banyak inspirasi dan pelajaran bagi penulis. 7. Ibu Dra. Melinda Dirgandini, M.Hum., selaku dosen wali yang terus mendukung penulis selama proses skripsi ini berjalan hingga selesai.

8. Dosen-dosen, Ibu Sri , Ibu Esther, Bapak Lauw Hong Ming, Ibu Endah, Bapak Watanabe dan Ibu Renariah yang telah banyak memberi pelajaran selama penulis belajar di Universitas Kristen Maranatha.

9. Ayah dan Ibu yang selalu mendukung dan memberikan doa untuk penulis. 10. Abigail Yoshimura, Sachiko Yoshimura, Alex Leo Takashi Yoshimura, dan Yoko Yoshimura, selaku kakak dan adik, yang selalu memberikan semangat dan saran-saran untuk pembuatan skripsi.

(23)

12. Senpai-senpai terutama angkatan 2011, yang sudah membimbing dalam masa orientasi, teman-teman Sastra Jepang, Rahadian, Robbie, Omar, Jastiz, Imam, Joshua, Irfan, Raimon, Yogi, Eric, Leo, Julius, Riki, Joseph, Arra, Ghais, Jofi, Kiswara, Alfon, Inne, Jennifer, Viona, Dea, Chandra, Adel, Amel, Maida, Yassir-senpai, Adrian-senpai, Pasya-senpai, Bowo-senpai, Ikhsan-senpai, Putu-senpai Marco, Tomomi, Nadira dan semua teman-teman yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Akhir kata, semoga Tuhan selalu bersama dan memberkati kalian semua dengan kasih dan berkat-Nya yang begitu melimpah atas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Semoga skripsi ini dapat berguna dan menjadi wacana baru bagi pihak yang membacanya.

Bandung, 2 November 2016

Irfanda Shinichi

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar. (2015). Pokoknya Studi Kasus. Bandung. Kiblat Buku Utama. Amilia, Dinda. (21 Januari 2015). Pertama Datang Langsung Merasa Nyaman. 16 November 2015. http://www2.jawapos.com/baca/artikel/11722/Pertama-Datang-Langsung-Merasa-Nyaman

Anderson, R., & Carter, I. (1984). Human Behavior In The Social Environment (3rd ed.). New York. Publishing Company.

Andriani, Santi. (30 Agustus 2013). Apa Sebab Ikan Lebih Baik Dari Daging atau Ayam. 20 Februari 2016. http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2024638/apa-sebab-ikan-lebih-baik-dari-daging-atau-ayam

Arianto, Nurcahyo. (2011). Pola Makan Mie Instan: Studi Antropologi Gizi Pada

Mahasiswa Antropologi Fisip Unair. 22 Februari 2016.

http://web.unair.ac.id/admin/file/f_34835_31mie.pdf

Arisandi, Herman. (2015). Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi Dari Klasik Sampai Modern. Yogyakarta. IRCiSoD.

Azani, Nadia. (2014). Meninjau Sistem Ie dan Fenomena-fenomena Dalam Keluarga Di Jepang Pasca Perang Dunia II Dan Dampaknya Bagi Masa Depan

Jepang. 4 Desember 2016.

http://www.academia.edu/9503405/Meninjau_Sitem_Ie_dan_Fenomena-Fenomena_Dalam_Keluarga_di_Jepang_Pasca_Perang_Dunia_II_dan_Dampakny a_Bagi_Masa_Depan_Jepang

Handayani, Titin. (2011). Pengolahan Makanan Indonesia. 4 Desember 2016.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/titin-hera-widi-handayani-mpd/modul-ppg-pengolahan-makanan-indonesia.pdf

Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan. Pustaka As Salam

Haryati, Pitri. (2013). All About Japan. Yogyakarta. Andi. Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan. Jakarta. Erlangga

(25)

Nasution. (2012). Konsep Keluarga. 11 Mei 2016. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31780/4/Chapter%20II.pdf Nuraini, Nimas. (17 Juni 2015). Pola Makan Sehat untuk Perkembangan Fisik

Anak Masa Kanak-kanak Awal. 14 September 2016.

http://www.kompasiana.com/nimas.safriyanti/pola-makan-sehat-untuk-perkembangan-fisik-anak-masa-kanak-kanak-awal_5562fdce597b6112279af2c6 Putra, Erik. (8 Juni 2014). Makanan Terlezat di Dunia Bernama Rendang. 20

Maret 2016.

http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/kuliner/14/06/08/n6tx5y-makanan-terlezat-di-dunia-bernama-rendang Putri, Asri (17 Juni 2015). Masa Kanak-kanak Awal dan Perkembangan Psikososial. 14 September 2016. http://www.kompasiana.com/asriadila/masa-kanak-kanak-awal-aud-perkembangan-psikososial_555317346523bdd90c16ffc8 Romadhoni. (2015). Fungsionalisme Struktural Talcott Parson. 7 September 2016. http://digilib.uinsby.ac.id/2581/5/Bab%202.pdf

Sarwono, Jonathan. (n.d). Memadu Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif: Mungkinkah?. 22 Februari 2016. http://www.jonathansarwono.info/memadu.pdf

Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

Sunarti, Euis. (2012). Fungsi dan Peran Keluarga. 14 Mei 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan di rumah bapak Misran,.. terdapat beberapa masalah yang dirasa perlu dijadikan

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis. Madukismo telah melakukan penanganan dan pencegahan terhadap limbah produksinya. Madukismo juga bekerjasama

Berdasarkan survey yang sudah dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa banyak dari remaja yang telah mengenal dan mengetahui tentang khasiat obat herbal,

59 Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa Tukang gigi di Wilayah Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada saat penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat desa Sidoharjo masih mempercayai dukun

Penulis pada bagian ini akan menguraikan dan membahas hasil dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan secara langsung mengenai pola komunikasi Debt

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada kedua subjek dapat disimpulkan bahwa kedua subjek memiliki faktor I Can,

Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi , wawancara dan dokumentasi yang telah dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 2