• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Antelmintik Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap Ascaris suum Betina Secara In Vitro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Antelmintik Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap Ascaris suum Betina Secara In Vitro."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA

(Punica granatum L.) TERHADAP Ascaris suum BETINA SECARA in Vitro

Monica Amelia, 2014, Pembimbing I : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc. Pembimbing II : Dr. Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes

Angka kejadian ascariasis pada anak-anak di Indonesia lebih dari 30%. Penyakit ini dapat mempengaruhi prestasi belajar dan produktivitas seorang anak di sekolah, akan tetapi penggunaan dengan obat sintetik memiliki risiko munculnya efek samping dan reaksi alergi. Sekarang ini masyarakat mulai menggunakan herbal sebagai obat, salah satunya adalah delima. Delima diketahui memiliki banyak manfaat antara lain sebagai antelmintik, antidiare, antimikroba, dan antioksidan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek antelmintik ekstrak kulit buah delima (EKBD) terhadap Ascaris suum betina secara in vitro.

Desain penelitian eksperimental laboratorik sungguhan. Efek antelmintik diuji terhadap 900 Ascaris suum betina secara in vitro yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu EKBD 25%, 50%, 75%, kontrol negatif (NaCl 0,9%), dan kontrol positif (mebendazol 0,5%). Masing-masing kelompok menggunakan 30 cacing. Data diperoleh dengan menghitung jumlah cacing hidup, paralisis & mati setelah inkubasi 37oC selama 3 jam. Data dianalisis menggunakan uji non-parametrik Kruskal-Wallis dengan α = 0,05. Apabila ditemukan perbedaan analisis dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.

Hasil penelitian didapatkan rerata persentase jumlah cacing mati dengan EKBD 25% (39%) dan EKBD 50% (61%) berbeda bermakna terhadap NaCl 0,9% (0%). dan mebendazol 0,5% (100%) dengan p = 0,002. Rerata persentase jumlah cacing mati dengan EKBD 75%(82%) berbeda bermakna terhadap NaCl 0,9% (p = 0,002) namun berbeda tidak bermakna terhadap mebendazol 0,5% (p = 0,180).

Simpulan penelitian ekstrak kulit buah delima berefek antelmintik terhadap Ascaris suum betina secara in vitro.

(2)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

ANTHELMINTIC EFFECT OF POMEGRANATE PEEL (Punica granatum L.) AGAINST FEMALE Ascaris suum IN VITRO

Monica Amelia, 2014, Tutor I : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc. Tutor II : Dr. Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes

The prevalence of ascariasis in Indonesian children is more than 30%. This disease affects children’s academic results and productivity, while medication with synthetic drugs have risks of side effects and allergic reactions. Nowadays people started using herbals as medicine, pomegranate being one of them. Pomegranate is known for its anthelmintic, antidiarrhea, antimicrobial, and antioxidant activity.

The aim of this research was to evaluate anthelmintic effect of pomegranate peel extract (PPE) against female Ascaris suum in vitro.

This research was designed as a real laboratory experimental. Anthelmintic activity was tested against 900 female Ascaris suum in vitro which divided into 5 groups : PPE 25%, 50%, 75%, negative control (NaCl 0,9%), and positive control (mebendazole 0,5%). Each group used 30 worms. Data were achieved by measuring number of living, paralyzed, and dead worms after incubated 37oC for 3 hours. Data were analyzed using nonparametric test Kruskal-Wallis and if there was any significance the test was continued using Mann-Whitney test.

The results showed that average percentage of dead worms from PPE 25%(39%) and 50%(61%) differed significantly against NaCl 0,9%(0%) and mebendazole 0,5%(100%) with p = 0,002. PPE 75%(82%) differed significantly against NaCl 0,9% (p = 0,002) but not significant against mebendazole 0,5% (p = 0,180).

It is concluded that pomegranate peel extract has an anthelmintic effect against female Ascaris suum in vitro.

(3)

vi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2

1.4.1 Manfaat Akademis ... 2

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ascaris lumbricoides ... 5

2.1.1 Taksonomi ... 5

2.1.2 Morfologi Ascaris lumbricoides ... 5

(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

2.1.4 Siklus Hidup ... 7

2.1.5 Epidemiologi askariasis ... 9

2.1.6 Diagnosis ... 9

2.1.7 Gejala Klinis... 10

2.1.8 Pengobatan ... 11

2.1.8.1 Mebendazol ... 11

2.1.8.1.1 Aktifitas Antelmintik ... 12

2.1.8.1.2 Penggunaan Terapeutik ... 12

2.1.8.1.3 Absorpsi dan Ekskresi ... 12

2.1.8.1.4 Toksisitas, Efek Samping, Perhatian, dan Kontraindikasi ... 13

2.1.8.2 Pirantel Pamoat ... 13

2.1.8.2.1 Aktifitas Antelmintik ... 14

2.1.8.2.2 Penggunaan Terapeutik ... 14

2.1.8.2.3 Absorpsi dan Ekskresi ... 15

2.1.8.2.4 Efek Samping, Perhatian, dan Kontraindikasi .... 15

2.1.8.3 Piperazin ... 15

2.1.8.3.1 Aktifitas Antelmintik ... 16

2.1.8.3.2 Absorpsi dan Ekskresi ... 16

2.1.8.3.3 Efek Samping, Perhatian, dan Kontraindikasi .... 16

2.1.8.4 Albendazol ... 16

2.1.8.4.1 Aktifitas Antelmintik ... 17

2.1.8.4.2 Absorpsi dan Ekskresi ... 17

2.1.8.4.3 Efek Samping, Perhatian, dan Kontraindikasi .... 18

2.1.9 Pencegahan ... 18

2.2 Ascaris suum ... 18

2.3 Delima (Punica granatum) ... 19

2.3.1 Taksonomi Buah Delima... 19

2.3.2 Kulit Buah Delima ... 20

2.3.2.1 Makroskopis ... 20

(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.3.2.3 Senyawa yang Terkandung dalam Kulit Buah

Delima ... 21

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 23

3.1.1 Bahan Penelitian... 23

3.1.2 Alat-alat Penelitian ... 23

3.1.3 Subjek Penelitian ... 24

3.2 Metode Penelitian... 24

3.2.1 Desain Penelitian ... 24

3.2.2 Variabel Penelitian ... 24

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 24

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 24

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 25

3.3 Prosedur Kerja ... 26

3.3.1 Pengumpulan Bahan... 26

3.3.2 Pembuatan Ekstrak ... 27

3.3.3 Persiapan Hewan Coba ... 27

3.3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 28

3.4 Metode Analisis dan Hipotesis Statistik ... 28

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 30

4.2 Pembahasan ... 32

4.3 Uji Hipotesis Penelitian... 33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 35

(6)
(7)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Karakteristik Ascaris lumbricoides jantan dan betina ... 6

4.1 Rerata persentase cacing yang mati setelah diberikan perlakuan ... 30

(8)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Ascaris lumbricoides dewasa betina dan jantan ... 6

2.2 Telur Ascaris lumbricoides fertil dan infertil ... 7

2.3 Siklus hidup Ascaris lumbricoides ... 8

2.4 Struktur kimia mebendazol ... 11

2.5 Struktur kimia pirantel pamoat ... 14

2.6 Struktur kimia piperazin ... 15

2.7 Struktur kimia albendazol ... 17

2.8 Buah delima (Punica granatum) ... 19

2.9 Bagan Mekanisme Kerja Tannin sebagai Antelmintik ... 22

(9)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Penghitungan Konsentrasi Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) dan

kontrol ... 40

2. Laporan lengkap hasil penelitian jumlah cacing yang hidup dan mati ... 41

3. Hasil uji homogenitas dengan Levenne-test dan uji Normalitas

Saphiro-Wilk ... 42 4. Hasil uji non-parametrik Kruskal-Wallis pengamatan efek antelmintik

ekstrak kulit buah delima selama 3 jam... 43

5. Hasil uji Mann-Whitney Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) 25% dengan

kontrol negatif (NaCl 0,9%)... 44

6. Hasil uji Mann-Whitney Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) 50% dengan

kontrol negatif (NaCl 0,9%)... 45

7. Hasil uji Mann-Whitney Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) 75% dengan

kontrol negatif (NaCl 0,9%)... 46

8. Hasil uji Mann-Whitney Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) 25% dengan

kontrol positif (mebendazol 0,5%)... 47

9. Hasil uji Mann-Whitney Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) 50% dengan

kontrol positif (mebendazol 0,5%)... 48

10. Hasil uji Mann-Whitney Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) 75% dengan

kontrol positif (mebendazol 0,5%)... 49

11. Hasil uji Mann-Whitney Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) 25% dengan

EKBD 50%...50

12. Hasil uji Mann-Whitney Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) 25% dengan

EKBD 75%...51

13. Hasil uji Mann-Whitney Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) 50% dengan

EKBD 75%...52

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ascariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides.

Transmisi penularan Ascariasis melalui makanan yang terinfeksi telur matang

(Galzerano, et al., 2010). Penyakit ini paling sering menjangkit daerah

tropis/subtropis. Ascariasis dapat menyebabkan anemia, berat bayi lahir rendah,

gangguan ibu bersalin, lemas, mengantuk, malas belajar, IQ menurun, penurunan

prestasi dan produktivitas, bahkan perforasi dan obstruksi saluran pencernaan

(Depkes RI, 2013 ; Galzerano, et al., 2010).

Sebanyak 807 juta kasus Ascariasis terjadi di wilayah Asia-Pasifik (Hotez, et

al., 2007). Di Indonesia sendiri prevalensi kejadian ascariasis mencapai 14-90%,

dengan persentase anak-anak di Indonesia yang menderita ascariasis berada di

atas 30% (Depkes RI, 2013). Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, seperti higiene

individu, sanitasi lingkungan, dan pengetahuan ibu mengenai ascariasis (Ariska,

2011).

Ascariasis dapat diobati dengan golongan antelmintik seperti mebendazol,

pirantel pamoat, piperazin sitrat, albendazol dan tiabendazol. Mebendazol adalah

salah satu obat antelmintik yang digunakan untuk mengobati Ascariasis,

Ancylostomiasis, dan Trichuriasis (Syarif & Elysabeth, 2011; Rosenthal, 2007).

Penggunaan obat antelmintik yang tidak benar atau pada infestasi yang berat

dapat menimbulkan gejala tertentu; seperti mebendazol dapat menyebabkan

cacing bermigrasi lewat mulut / ekspulsi. Infestasi ascariasis yang berat juga

disertai efek samping berupa mual muntah, dan diare. Mebendazol juga dapat

menimbulkan reaksi alergi (Syarif & Elysabeth, 2011; Loukas & Hotez, 2006).

Tanaman delima telah lama diketahui memiliki efek theurapeutic sebagai

antiinflamasi, antikanker, antioksidan (Jurenka, 2008). Kulit buah delima telah

(11)

2 Universitas Kristen Maranatha

(Dkhil, 2013; El Sherbini & Shoukry, 2012) juga diketahui fungsinya sebagai

antelmintik pada spesies Pheretima posthuma atau yang dikenal sebagai cacing

tanah (Jurenka, 2008; Swarnakar, et al., 2013). Kulit buah delima mengandung

phenolic punicalagins; gallic acid dan asam lemak, katekin, ECGG, quercetin,

rutin, dan flavonol lain; flavones; anthocyanidins (Jurenka, 2008). Selain itu

delima mengandung tinggi alkaloid pelletierine yang mampu mengeluarkan

cacing dari usus (Astawan, 2008). Kulit buah delima dalam sediaan ekstrak

diharapkan memberikan efek antelmintik yang lebih poten.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah

apakah ekstrak kulit buah delima berefek antelmintik terhadap Ascaris suum

betina secara in vitro.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menilai efek antelmintik ekstrak kulit buah

delima terhadap Ascaris suum betina secara in vitro.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat akademis

(12)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Manfaat praktis

Memberikan wawasan kepada masyarakat tentang penggunaan tanaman

tradisional dalam hal ini kulit buah delima sebagai obat antelmintik.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Mebendazol membunuh cacing dengan menyebabkan kerusakan struktur

subseluler dan menghambat sekresi asetilkolinesterase. Selain itu, obat ini

menghambat ambilan glukosa sehingga terjadi deplesi glikogen pada cacing yang

akan menyebabkan kematian perlahan. Mebendazol juga mem-blok transport

granule secretory dan pergerakan organel subseluler sehingga menghambat

sintesis microtubule (Syarif & Elysabeth, 2011 ; Rosenthal, 2007).

Tanaman delima mengandung ellagic acid ellagitannins (termasuk

punicalagins), punicic acid, flavonoids, anthocyanidins, anthocyanins, estrogenic

flavonols and flavones. Hasil penelitian terbaru menyatakan bahwa

kandungan-kandungan tersebut memiliki efek terapeutik paling kuat (Jurenka, 2008). Kulit

delima sendiri mengandung tannin dan alkaloid. Alkaloid bekerja menghambat

asetilkolinesterase, sehingga menyebabkan kelumpuhan (paralisis) dari cacing

dan juga kematian bila diberikan dosis dalam jumlah besar. Tannin dapat

mendenaturasi protein kutikula, mengubah permeabilitas membran cacing

sehingga zat-zat delima yang lain dapat lebih mudah masuk ke dalam tubuh

cacing (Sandika, Raharjo, & Ducha, 2012; Wiryowidagdo, 2007)

Tanaman delima dalam bentuk ekstrak memiliki efek antelmintik yang lebih

poten bila dibandingkan dengan infusa (Tiwow, Bodhi, & Kojong, 2013). Selain

itu, pada penelitian yang dilakukan Boonmasawai pada kambing juga tidak

(13)

4 Universitas Kristen Maranatha

delima sebagai antelmintik selama 7 hari berturut-turut (Boonmasawai, et al.,

2013).

Ascaris suum berasal dari genus yang sama dengan Ascaris lumbricoides,

menginfeksi hewan melalui tanah/makanan yg terinfeksi telur cacing. Spesies ini

hampir tidak dapat dibedakan dari A. lumbricoides yang menginfeksi manusia,

sehingga pada penelitian ini digunakan A. suum (Farrar, et al., 2014). Selain itu,

inang dari cacing ini adalah babi sehingga lebih mudah didapat.

1.5.2 Hipotesis

Hipotesis penelitian Ekstrak kulit buah delima berefek antelmintik terhadap

(14)

35 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1.Simpulan

Ekstrak Kulit Buah Delima berefek antelmintik terhadap Ascaris suum betina secara in vitro.

5.2.Saran

Penelitian mengenai efek antelmintik ekstrak kulit buah delima terhadap

Ascaris suum betina secara in vitro perlu dilanjutkan dengan :

 Melakukan penelitian dengan bagian lain tumbuhan delima, misalnya akar atau biji.

 Melakukan penelitian dengan konsentrasi lebih rendah.  Melakukan penelitian secara in vivo.

(15)

54 Universitas Kristen Maranatha

RIWAYAT HIDUP

- Nama : Monica Amelia

- Nomor Pokok Mahasiswa : 1110051

- Tempat dan tanggal lahir : Palembang, 11 Juli 1993

- Alamat : Taman Kopo Indah II blok 3-A no. 138

- Riwayat Pendidikan :

SD Santa Maria Pekanbaru, lulus tahun 2005

SMP Santa Maria Pekanbaru 2006

SMP Santu Petrus Pontianak 2008

SMA Negeri 1 Balikpapan 2011

(16)

Universitas Kristen Maranatha

EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA

(Punica granatum L.) TERHADAP Ascaris suum BETINA SECARA in Vitro Monica Amelia*, Rita Tjokropranoto**, Diana Krisanti Jasaputra**

*Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung

**Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung ***Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri No. 65, Bandung 40164

ABSTRAK

Angka kejadian ascariasis pada anak-anak di Indonesia lebih dari 30%. Penyakit ini dapat mempengaruhi prestasi belajar dan produktivitas seorang anak di sekolah, akan tetapi penggunaan dengan obat sintetik memiliki risiko munculnya efek samping dan reaksi alergi. Sekarang ini masyarakat mulai menggunakan herbal sebagai obat, salah satunya adalah delima. Delima diketahui memiliki banyak manfaat antara lain sebagai antelmintik, antidiare, antimikroba, dan antioksidan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek antelmintik ekstrak kulit buah delima (EKBD) terhadap

Ascaris suum betina secara in vitro.

Desain penelitian eksperimental laboratorik sungguhan. Efek antelmintik diuji terhadap 900 Ascaris suum betina secara in vitro yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu EKBD 25%, 50%, 75%, kontrol negatif (NaCl 0,9%), dan kontrol positif (mebendazol 0,5%). Masing-masing kelompok menggunakan 30 cacing. Data diperoleh dengan menghitung jumlah cacing hidup, paralisis & mati setelah inkubasi 37oC selama 3 jam. Data dianalisis menggunakan uji non-parametrik Kruskal-Wallis dengan α = 0,05. Apabila ditemukan perbedaan analisis dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.

Hasil penelitian didapatkan rerata persentase jumlah cacing mati dengan EKBD 25% (39%) dan EKBD 50% (61%) berbeda bermakna terhadap NaCl 0,9% (0%). dan mebendazol 0,5% (100%) dengan p = 0,002. Rerata persentase jumlah cacing mati dengan EKBD 75%(82%) berbeda bermakna terhadap NaCl 0,9% (p = 0,002) namun berbeda tidak bermakna terhadap mebendazol 0,5% (p = 0,180).

Simpulan penelitian ekstrak kulit buah delima berefek antelmintik terhadap Ascaris suum betina secara in

vitro.

(17)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

The prevalence of ascariasis in Indonesian children is more than 30%. This disease affects children’s academic results and productivity, while medication with synthetic drugs have risks of side effects and allergic reactions. Nowadays people started using herbals as medicine, pomegranate being one of them. Pomegranate is known for its anthelmintic, antidiarrhea, antimicrobial, and antioxidant activity.

The aim of this research was to evaluate anthelmintic effect of pomegranate peel extract (PPE) against female Ascaris suum in vitro.

This research was designed as a real laboratory experimental. Anthelmintic activity was tested against 900 female Ascaris suum in vitro which divided into 5 groups : PPE 25%, 50%, 75%, negative control (NaCl 0,9%), and positive control (mebendazole 0,5%). Each group used 30 worms. Data were achieved by measuring number of living, paralyzed, and dead worms after incubated 37oC for 3 hours. Data were analyzed using nonparametric test Kruskal-Wallis and if there was any significance the test was continued using Mann-Whitney test.

The results showed that average percentage of dead worms from PPE 25%(39%) and 50%(61%) differed significantly against NaCl 0,9%(0%) and mebendazole 0,5%(100%) with p = 0,002. PPE 75%(82%) differed significantly against NaCl 0,9% (p = 0,002) but not significant against mebendazole 0,5% (p = 0,180).

It is concluded that pomegranate peel extract has an anthelmintic effect against female Ascaris suum in vitro.

(18)

Universitas Kristen Maranatha PENDAHULUAN

Ascariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides.

Transmisi penularan Ascariasis melalui makanan yang terinfeksi telur matang.1

Ascariasis dapat menyebabkan anemia, berat

bayi lahir rendah, gangguan ibu bersalin, lemas, mengantuk, malas belajar, IQ menurun, penurunan prestasi dan produktivitas, bahkan perforasi dan obstruksi saluran pencernaan.2; 1

Prevalensi kejadian ascariasis di Indonesia mencapai 14-90%, dengan persentase anak-anak di Indonesia yang menderita ascariasis berada di atas 30%.3 Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, seperti higiene individu, sanitasi lingkungan, dan pengetahuan ibu.4 Mebendazol adalah salah satu obat antelmintik yang digunakan untuk mengobati Ascariasis,

Ancylostomiasis, dan Trichuriasis.5;6

Mebendazol dapat menyebabkan cacing bermigrasi lewat mulut / ekspulsi. Infestasi

ascariasis yang berat dapat disertai efek

samping berupa mual muntah, dan diare. Mebendazol juga dapat menimbulkan reaksi alergi.5;7

Tanaman delima diketahui fungsinya sebagai antelmintik.8;9 Kulit buah delima mengandung phenolic punicalagins; gallic

acid dan asam lemak, katekin, ECGG,

quercetin, rutin, dan flavonol lain; flavones;

anthocyanidins.8 Selain itu delima mengandung tinggi alkaloid pelletierine yang mampu mengeluarkan cacing dari usus.10 Kulit buah delima dalam sediaan ekstrak diharapkan memberikan efek antelmintik yang lebih poten. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah

ekstrak kulit buah delima berefek antelmintik terhadap Ascaris suum betina secara in vitro.

METODE PENELITIAN

Kulit Buah Delima didapatkan dari salah satu perkebunan di Semarang. Bahan baku yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam kantong ekstraksi. Kantong ekstraksi dimasukkan dalam panci dan ditambahkan air dengan perbandingan 1 : 4. Air dipanaskan di (biasanya 6-7 perebusan). Waterbath dipanaskan sampai larutan ekstrak menjadi kental kemudian dipindahkan ke baki pengeringan dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 50-60 derajat sampai kering. Setelah kering ekstrak diblender sampai halus. Ekstrak kemudian dibuat dosis 25%, 50%, dan 75% dengan mencampurkan 125, 250, dan 375 gram ekstrak ke dalam 500ml air.

Ascaris suum yang digunakan diperoleh

dari salah satu tempat pemotongan hewan di Bandung. Cacing betina dan jantan dipisahkan dengan melihat bagian ujung/ekor. Cacing

ascaris jantan memiliki ekor yang melengkung

seperti kait, sedangkan cacing betina tidak dan ukuran tubuhnya lebih besar dibanding jantan.

(19)

Universitas Kristen Maranatha ke dalam wadah yang telah berisi larutan

ekstrak. Semua larutan diinkubasi dalam suhu 37oC selama 3 jam. Pengamatan dilakukan dengan cara mengusik cacing dengan batang pengaduk, dikatakan hidup bila masih dapat bergerak aktif. Untuk membedakan cacing yang tidak bergerak antara paralisis atau mati, cacing tersebut direndam ke dalam akuades 50oC, dinyatakan paralisis apabila setelah

direndam kemudian diusik kembali cacing bergerak dan dinyatakan mati apabila tidak ada gerakan sama sekali.

Desain penelitian berupa eksperimental laboratorik sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jumlah cacing mati dianalisis dengan uji nonparametrik Kruskall-Wallis dengan α = 0,05 dan dilanjutkan dengan

uji Mann-Whitney.

HASIL

Tabel 1 Rerata persentase cacing yang mati setelah diberikan perlakuan

Pengulangan ke- Kelompok Perlakuan

I II III IV V

(20)

Universitas Kristen Maranatha PEMBAHASAN

Hasil tabel 1 menunjukkan rerata persentase cacing mati pada kelompok I yang diberikan Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) 25% sebanyak 39%. Rerata persentase cacing mati pada kelompok II EKBD 50% sebanyak 61%, sedangkan rerata persentase cacing mati pada kelompok III EKBD 75% sebanyak 82% dan merupakan persentase tertinggi.

Hasil uji Mann-Whitney pada tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan yang menggunakan Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) 25%, 50%, dan 75% masing-masing memiliki perbedaan bermakna dengan p = 0,002 terhadap perlakuan Kontrol Negatif (KN) yang menggunakan NaCl 0,9%. Hal ini menunjukkan bahwa Ekstrak Kulit Buah Delima berefek antelmintik terhadap Ascaris

suum betina.

Pada hasil uji didapatkan perlakuan yang menggunakan Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) 25% dan EKBD 50% berbeda bermakna (p = 0,002) dengan Kontrol Positif (KP) yang menggunakan mebendazol 0,5%, sedangkan perlakuan menggunakan EKBD 75% sebagai kelompok perlakuan dengan dosis tertinggi memiliki perbedaan tidak bermakna (p = 0,180) dengan kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa EKBD 25% dan 50% berefek antelmintik tidak lebih baik daripada mebendazol, sedangkan EKBD 75% memiliki efek antelmintik setara dengan mebendazol. Ekstrak Kulit Buah Delima (EKBD) 25% delima juga mengandung ellagitannin sebanyak 12% dan 0,5-1% alkaloid seperti pelletierine, methylpelletierine, dan pseudopelletierine yang terkandung dalam kulit, batang serta akarnya.10;9

Tannin menghambat kerja enzim sehingga proses pencernaan cacing tertanggu dan cacing akan mati karena kekurangan nutrisi.11 Tannin juga merusak membran kutikula cacing dengan membentuk kopolimer tidak larut dalam air yang akan membentuk gumpalan. Membran tubuh cacing yang rusak akan menyebabkan tubuh cacing lebih permeabel terhadap senyawa-senyawa lain sehingga terjadi paralisis.11;12

Ekstrak kulit buah delima berefek antelmintik sesuai dengan penelitian oleh Swarnakar di India yang menunjukkan ekstrak kulit buah delima berefek antelmintik terhadap

Pheretima posthuma. Penggunaan ekstrak kulit

(21)

Universitas Kristen Maranatha kulit akar memiliki efek antelmintik yang lebih

baik daripda biji dan setara piperazin sitrat.13

SIMPULAN

Ekstrak Kulit Buah Delima berefek antelmintik terhadap Ascaris suum betina secara in vitro.

SARAN

 Melakukan penelitian dengan bagian lain tumbuhan delima.  Melakukan penelitian dengan

konsentrasi lebih rendah.  Melakukan penelitian secara in

vivo.

 Melakukan uji toksisitas

DAFTAR PUSTAKA

1. Galzerano, A., Sabalini, E. dan Puri, P. Ascaris

lumbricoides Infection : an Unexpected Cause of Pancreatitis in A Western Mediterranian Country. 3, 2010, Eastern Mediterranian Health

Journal, Vol. 16, hal. 350-351.

2. Depkes RI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia : Kecacingan Masih Dianggap Sepele. [Online] 2013. [Dikutip: 23 Januari 2014.] http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=11 35.

3. —. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia : Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Kemenkes ahun 2012. [Online] 2013. [Dikutip: 23 Januari 2014.]

http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=23 39.

4. Ariska, Brefiani Mulya. Beberapa Faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Cacing Askariasis lumbricoides Pada Murid SDN 201/IV di Kelurahan Simpang IV Sipin Kota JambI Tahun 2011. Padang : s.n., 2011.

5. Syarif, Amir and Elysabeth. Kemoterapi Parasit ; Antelmintik. [book auth.] Departemen

Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Farmakologi dan Terapi. 5th. Jakarta : Badan Penerbit FKUI, 2011, pp. 541-550.

6. Rosenthal, Phillip J. Clinical Pharmacology of the Anthelmintic Drugs. [book auth.] Phillip J. Rosenthal, M. P. Bertram and G. Katzung. Basic

& Clinical Pharmacology. 10th. New York :

McGraw-Hill Medical, 2007, p. 876.

7. Loukas, Alex and Hotez, Peter J. Chemotherapy of Helminth Infection. [book auth.] Louis S. Goodman and Alfred Gilman. Goodman &

Gliman's The Pharmacological Basis of Therapeutics. New York : McGraw-Hill, 2006,

pp. 1073-1093.

8. Jurenka, Julie.Therapeutic Applications of Punica

granatum L. : a review. 2, 2008, Alternative

Medicine Review, Vol. 13, pp. 128-144. 9. Swarnakar, Yashwant, et al., et al. Evaluation of

Anthelmintic Potential in Fruit Peel of Punica granatum Linn (Pomegranate). 1, 2013,

International Journal of Pharmaceutical & Chemical Sciences, Vol. 2, pp. 461-464. 10. Astawan, Made. Seri Kesehatan Keluarga : Sehat

dengan Buah. Jakarta : DIAN RAKYAT, 2008.

11. Tiwow, Debra, Bodhi, Widdhi dan Kojong, Novel

S. Uji Efek Antelmintik Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca catechu) terhadap Cacing Ascaris lumbricoides dan Ascaridia galli Secara in Vitro.

2, 2013, Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol. 2, hal. 76-80.

12. Sandika, Bayu, Raharjo dan Ducha, Nur.

Pengaruh Pemberian Air Rebusan Akar Delima (Punica granatum Lin.) Terhadap Mortalitas Ascaris suum goesze Secara in Vitro. 2, Mei

2012, Lentera Bio, Vol. 1, hal. 81-86. 13. Goswami, Pushpendra, et al., et al. Herbal

Alternatives : Anthelmintic Activities of Punica granatum (Pomegranate). 3, 2011, International

(22)

36 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Ariska, B. M. (2011). Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Cacing Askariasis lumbricoides Pada Murid SDN 201/IV di Kelurahan Simpang IV Sipin Kota JambI Tahun 2011. Padang.

Astawan, M. (2008). Seri Kesehatan Keluarga : Sehat dengan Buah. Jakarta: DIAN RAKYAT.

Beriajaya, Murdiati, T., & Herawaty, M. (1998). Efek Antelmintik Infus & Ekstrak Rimpang Bangle (Zingiber purpureum) terhadap Cacing Haemonchus contortus Secara In Vitro. Ilmu Ternak & Veteriner, 3(4), 277-282.

Boonmasawai, S., Sungpradit, S., Jirapatthrasate, C., Nakthong, C., & Piasai, L. (2013). Effectof Alcoholic Extract from Pomegranate (Punica granatum L.) peels in Gastrointestinal Nematode Egg Counts in Doe. (6, Penyunt.) Journal of Applied Animal Science, 27-37.

Budiyanti, R. T. (2010). Efek Anthelmintik Infusa Herba Sambiloto(Andrographis paniculata, Nees) terhadap Ascaris suum Secara in vitro. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. hal. 233-5

Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI. (2000). Inventaris Tanaman Obat Indonesia Jilid I (Vol. I). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Depkes RI. (2013). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia : Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Kemenkes ahun 2012. Dipetik Januari 23, 2014, dari http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2339

Depkes RI. (2013). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia : Kecacingan

Masih Dianggap Sepele. Dipetik Januari 23, 2014, dari

http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=1135

Depkes RI. (2013). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia : Kemenkes Berkomitmen Eliminasi Filariasis dan Kecacingan. Dipetik 23 Januari, 2014, dari http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2382

(23)

37 Universitas Kristen Maranatha

El Sherbini, & Shoukry, N. M. (2012). In Vitro Effect of Pomegranate peel Extract on Trichomonas tenax. Life Science Journal, 791-797.

Elfalleh, W., Hannachi, H., Tilli, N., Yahia, Y., Nasri, N., & Ferchichi, A. (2012). Total Phenolic Contents & Antioxidant Activities of Promegranate Peel, Seed, Leaf, & Flower. Journal of Medicinal Plants Research, 6(20), 4724-4730.

Farrar, J., Hotez, P. J., Junghauss, T., Kang, G., Lalloo, D., & White, N. J. (2014). Manson's Tropical Disease (23rd ed.). China: Saunders Elsevier.

FKUI, S. (2008). Buku Ajar Parasitologi Kedokteran edisi keempat. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Galzerano, A., Sabalini, E., & Puri, P. (2010). Ascaris lumbricoides Infection : an Unexpected Cause of Pancreatitis in A Western Mediterranian Country. Eastern Mediterranian Health Journal, 16(3), 350-351.

Garcia, L. S. (2007). Diagnostic Medical Parasitology (5th ed.). Washington D.C: ASM Press.

Goeswin, A. (2007). Seri Farmasi Industri Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB.

Goodman, L. S., & Gilman, A. (2006). Goodman & Gilman's The Pharmacological Basis of Therapeutics (11th ed.). (L. L. Brunton, J. S. Lazo, & K. L. Parker, Penyunt.) New York: McGraw-Hill.

Goswami, P., Subhedar, S., Rana, N., Gupta, A., & Shulda, P. (2011). Herbal Alternatives : Anthelmintic Activities of Punica granatum (Pomegranate). International Journal of Drug Discovery & Herbal Research, 1(3), 150-152.

Hanafiah, K. A. (2005). Prinsip Percobaan & Rancangannya. Rancangan Percobaan Aplikatif : Aplikasi Kondisional Bidang Pertamanan, Peternakan, Perikanan, Industri, & Hayati. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hotez, P. J., Molyneux, D. H., Fenwick, A., Kumaresan, J., Sachs, S. E., Sachs, J. D., et al. (2007). Control of Neglected Tropical Disease. The New England Journal of Medicine, 1018-1027.

Jurenka, J. (2008, Juni). Therapeutic Application of Pomegranate (Punica granatum L.): a Review. Alternative Medicine Review, 13(2), 128-144.

(24)

38 Universitas Kristen Maranatha

Loukas, A., & Hotez, P. J. (2006). Chemotherapy of Helminth Infection. Dalam L. S. Goodman, & A. Gilman, Goodman & Gliman's The Pharmacological Basis of Therapeutics (hal. 1073-1093). New York: McGraw-Hill.

Mardiana, & Djarismawati. (2008). Prevalensi Cacing Usus pada Murid Sekolah Dasar Wajib Belajar Pelayanan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan Daerah Kumuh di WIlayah DKI Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan, 7(2), 769-774.

Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, & T. A. Dewey. (2011). Ascaris lumbricoides Human Intestinal Roundworm. Dipetik Desember

1, 2014, dari The Animal Diversity Web (online):

http://animaldiversity.org/accounts/Ascaris_lumbricoides/

Neva, F. A., & Brown, H. W. (1994). Basic Clinical Parasitology (6th ed.). Norwalk: Appleton & Lange.

Ridley, J. W. (2012). Parasitology for Medical & CLinical Laboratory Professionals. United States of America: Delmar.

Rosenthal, P. J. (2007). Clinical Pharmacology of the Anthelmintic Drugs. Dalam P. J. Rosenthal, M. P. Bertram, & G. Katzung, Basic & Clinical Pharmacology (10th ed., hal. 876). New York: McGraw-Hill Medical.

Sandika, B., Raharjo, & Ducha, N. (2012, Mei). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Akar Delima (Punica granatum Lin.) Terhadap Mortalitas Ascaris suum goesze Secara in Vitro. Lentera Bio, 1(2), 81-86.

Shao, C. C., Xu, M. J., Alasaad, S., Song, H. Q., Peng, L., Tao, J. P., et al. (2014). Comparative analysis of microRNA profiles between adult Ascaris lumbricoides and Ascaris suum. BMC Veterinary Research, 10(99).

Supari, S. F. (2006). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :

424/MENKES/SK/VI/2006 tentang Pedoman Pengendalian Kecacingan. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Swarnakar, Y., Shroff, M., Jha, A., Sahu, D., & Dhurandhar, K. (2013). Evaluation of Anthelmintic Potential in Fruit Peel of Punica granatum Linn (Pomegranate). International Journal of Pharmaceutical & Chemical Sciences, 2(1), 461-464.

(25)

39 Universitas Kristen Maranatha

Tiwow, D., Bodhi, W., & Kojong, N. S. (2013). Uji Efek Antelmintik Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca catechu) terhadap Cacing Ascaris lumbricoides dan Ascaridia galli Secara in Vitro. Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(2), 76-80.

Upadhyaya, K., & Ashok, P. K. (2012). Tannins are Astringent. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 1(3), 45-50.

Gambar

Tabel 1  Rerata persentase cacing yang mati setelah diberikan perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Utama meliputi Penelitian Utama Seri Pertama dengan udang Black Tiger (meliputi analisis TVB, pH, TPC dan Organoleptik hedonik untuk warna, aroma, tekstur

Penelitian ini merupakan penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X tata busana di SMK Negeri 3 Klaten sebanyak 96 siswa. Teknik

Terutama anak anak kelas 3, mereka akan sebisanya unutk menggunakan bahasa inggris dan ketika tidak bisa u oleh pakai ahasa i do esia ya

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mencoba mengoptimasi sistem keamanan rumah burung walet menggunakan perangkat keamanan berbasis motion detection yang mampu

[r]

Untuk memastikan jarak sensor Kinect tidak berubah, maka sensor ultrasonik diletakkan di depan sensor Kinect agar sistem dapat menyesuaikan posisinya tidak kurang atau

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gambaran kondisi pendidikan anak, peran orangtua dalam proses pendidikan anak dalam keluarga, dan pengaruh lingkungan

(12) Nikah Dagang adalah suatu istilah yang digunakan di suatu wilayah, dalam hal. pertukaran harta atau pun