• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA POLA MINAT BIOLOGI SISWA SMP BERDASARKAN GENDER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PETA POLA MINAT BIOLOGI SISWA SMP BERDASARKAN GENDER."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PETA POLA MINAT BIOLOGI SISWA SMP BERDASARKAN GENDER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Rifni Nidayatussaadah 1005307

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PETA POLA MINAT BIOLOGI SISWA SMP BERDASARKAN GENDER

Oleh

Rifni Nidayatussaadah 1005307

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu

Pengetahuan Alam

© Rifni Nidayatussaadah Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PETA POLA MINAT BIOLOGI SISWA SMP BERDASARKAN GENDER

Oleh

Rifni Nidayatussaadah 1005307

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. H. Taufik Rahman, M. Pd. NIP.196201151987031002

Pembimbing II

Drs. Suhara, M. Pd. NIP. 196512271991031003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

(4)

v

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pertanyaan Penelitian... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Batasan Masalah ... 5

F. Manfaat Penelitian... 5

BAB II PETA POLA MINAT BERDASARKAN GENDER ... 7

A. Minat... 7

B. Biologi sebagai Mata Pelajaran Wajib di SMP ... 12

C. Gender... 13

D. Penelitian yang Relevan ... 15

BAB III METODE PENELITIAN... 17

A. Lokasi, Subjek, dan Waktu Penelitian ... 17

B. Metode Penelitian ... 19

C. Definisi Operasional ... 19

D. Instrumen Penelitan ... 19

E. Teknik Pengumpulan Data ... 24

(5)

vi

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Analisis Data... 27

H. Alur Penelitian ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Hasil Penelitian ... 30

1. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 7 ... 30

a. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 7 SMP Klaster Atas ... 30

b. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 7 SMP Klaster Bawah ... 32

2. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 8 ... 34

a. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 8 SMP Klaster Atas ... 34

b. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 8 SMP Klaster Bawah ... 36

3. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 9 ... 38

a. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 9 SMP Klaster Atas ... 38

b. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 9 SMP Klaster Bawah ... 40

B. Pembahasan ... 42

1. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 7 ... 43

a. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 7 SMP Klaster Atas ... 43

b. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 7 SMP Klaster Bawah ... 47

2. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 8 ... 52

a. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 8 SMP Klaster Atas ... 52

b. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 8 SMP Klaster Bawah ... 56

3. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 9 ... 59

a. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 9 SMP Klaster Atas ... 59

b. Kecenderungan Minat Biologi Kelas 9 SMP Klaster Bawah ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(6)

vii

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Pernyataan yang Membedakan Jenis Kelamin (sex) dan Gender... 15

3.1. Subjek Penelitian di SMP Negeri 5 Bandung... 18

3.2. Subjek Penelitian di SMP Negeri 49 Bandung ... 18

3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Minat Biologi ... 21

3.4. Contoh Tabel Tabulasi Kecenderungan Minat Biologi Laki-Laki Kelas 7... 26

4.1. SK dan KD Materi Lingkungan Kelas 7 Kurikulum KTSP ... 48

4.2. SK dan KD Materi Manusia Kelas 8 Semester Ganjil Kurikulum KTSP ... 53

(7)

viii

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Alur Penelitian ... 29 4.1. Kecenderungan Minat Biologi (Manusia, Tumbuhan, Hewan, dan

Lingkungan) Siswa Laki-Laki Kelas 7 SMP Klaster Atas ... 30 4.2. Kecenderungan Minat Biologi (Manusia, Tumbuhan, Hewan, dan

Lingkungan) Siswa Perempuan Kelas 7 SMP Klaster Atas. ... 31 4.3. Kecenderungan Minat Biologi (Manusia, Tumbuhan, Hewan, dan

Lingkungan) Siswa Laki-Laki Kelas 7 SMP Klaster Bawah... 32 4.4. Kecenderungan Minat Biologi (Manusia, Tumbuhan, Hewan, dan

Lingkungan) Siswa Perempuan Kelas 7 SMP Klaster Bawah... 33 4.5. Kecenderungan Minat Biologi (Manusia, Tumbuhan, Hewan, dan

Lingkungan) Siswa Laki-Laki Kelas 8 SMP Klaster Atas ... 34 4.6. Kecenderungan Minat Biologi (Manusia, Tumbuhan, Hewan, dan

Lingkungan) Siswa Perempuan Kelas 8 SMP Klaster Atas ... 35 4.7. Kecenderungan Minat Biologi (Manusia, Tumbuhan, Hewan, dan

Lingkungan) Siswa Laki-Laki Kelas 8 SMP Klaster Bawah... 36 4.8. Kecenderungan Minat Biologi (Manusia, Tumbuhan, Hewan, dan

Lingkungan) Siswa Perempuan Kelas 8 SMP Klaster Bawah... 37 4.9. Kecenderungan Minat Biologi (Manusia, Tumbuhan, Hewan, dan

Lingkungan) Siswa Laki-Laki Kelas 9 SMP Klaster Atas ... 38 4.10. Kecenderungan Minat Biologi (Manusia, Tumbuhan, Hewan, dan

Lingkungan) Siswa Perempuan Kelas 9 SMP Klaster Atas ... 39 4.11. Kecenderungan Minat Biologi (Manusia, Tumbuhan, Hewan, dan

Lingkungan) Siswa Laki-Laki Kelas 9 SMP Klaster Bawah... 40 4.12. Kecenderungan Minat Biologi (Manusia, Tumbuhan, Hewan, dan

(8)

ix

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A. Kuesioner Minat ... 74

B. Hasil Rekapitulasi Minat Siswa ... 82

C. Deskripsi Hasil Wawancara ... 94

D.Waktu dan Dokumentasi Penelitian ... 100

E. Surat Penelitian ... 103

(9)

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peta Pola Minat Biologi Siswa SMP Berdasarkan Gender

ABSTRAK

Minat siswa penting diketahui oleh guru. Penelitian terdahulu membuktikan model inkuiri dan metode teacher centered tidak memberikan hasil yang berbeda untuk sikap ilmiah dan penguasaan konsep biologi siswa pada siswa dengan minat rendah. Pada siswa dengan minat tinggi model inkuiri memberi lebih baik terhadap hasil belajar biologi dan sikap ilmiah dibandingkan metode teacher centered. Penelitian ini bertujuan untuk menginformasikan kecenderungan minat biologi siswa SMP berdasarkan gender. Penelitian yang menggunakan metode deskriptif ini melibatkan dua SMP yang terdiri dari SMP klaster atas dan bawah. Sekolah dipilih melalui sampel acak stratifikasi tidak proporsional. Masing-masing satu kelas dari setiap jenjang dipilih dari setiap sekolah melalui sampel acak kelas. Dalam penelitian ini, pengukuran minat diukur melalui kuesioner tertutup dengan kajian minat biologi yang diteliti yaitu manusia, tumbuhan, hewan, dan lingkungan. Kecenderungan minat siswa SMP terhadap biologi akan digambarkan melalui istilah yang disebut dengan peta pola minat biologi. Istilah tersebut digunakan karena peneliti menggambarkan kecenderungan minat biologi secara bersusun dari kelas 7, kelas 8, dan kelas 9 SMP baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kecenderungan minat paling tinggi terdapat kesamaan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan pada masing-masing jenjang. Hal ini terjadi baik di SMP klaster atas maupun SMP klaster bawah. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa gender tidak membedakan kecenderungan minat paling tinggi siswa laki-laki dan perempuan pada masing-masing jenjang. Kecenderungan minat paling rendah sendiri menunjukkan hasil yang sama antara siswa laki-laki dan perempuan pada masing-masing jenjang di SMP klaster atas dan di kelas 8 SMP klaster bawah. Kelas 7 dan kelas 9 SMP klaster bawah sendiri menunjukkan perbedaan kecenderungan minat paling rendah antara siswa laki-laki dan siswa perempuan pada masing- masing jenjang.

Kata kunci: peta pola minat biologi, Siswa SMP, gender.

ABSTRACK

(10)

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tendency by gender. The research uses descriptive method involves two junior high school clusters consisting of top and bottom. The schools were selected through stratified random sample disproportionately. Each class of each grade of each school selected through a random sample of the class. In this study, the measurement of interest is measured through a questionnaire enclosed with the study of biological interest were investigated, namely humans, plants, animals, and the environment. Tendency towards biological interest junior high school students will be illustrated through a term called the map pattern of biological interest. The term is used because the researchers describe the tendency of biological interest is tiered from grade 7, grade 8, and grade 9 junior high school students both male and female students. Based on the results it can be seen that the tendency of the highest interest there are similarities between male students and female students at each level. This happens both in junior high school clusters and junior high school on the bottom cluster. Therefore, it can be seen that gender does not differentiate tendency highest interest male and female on each level. The tendency of most low interest alone shows similar results between male student and female student at each level in junior high school aboved and belowed cluster grade 8 junior high school cluster. Grade 7 and grade 9 junior high school under their own clusters shows differences in the tendency of the lowest interest between male students and female students at each level.

(11)

1

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Minat menurut Baharudin dan Wahyuni (2007 dalam Muldiyanti, 2013) merupakan suatu kecenderungan terhadap sesuatu atau kegairahan terhadap sesuatu. Pada semua usia minat memainkan peranan yang penting dalam kehidupan seseorang. Minat juga berdampak besar terhadap prilaku dan sikap seseorang (Hurlock, 1978). Minat merupakan salah satu faktor psikologis yang memengaruhi belajar siswa (Slameto, 2010). Menurut Slameto (2010) tidak hanya minat yang dapat memengaruhi proses belajar siswa berdasarkan faktor psikologis. Faktor lain seperti intelegensi, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan belajar pun berperan dalam memengaruhi hasil belajar siswa. Psikologi memiliki pengaruh yang besar terhadap kemajuan dan perkembangan pendidikan (pedagogi). Hal ini disebabkan karena pedagogi sebagai ilmu yang bertujuan membimbing manusia sepanjang hayat, tidak akan sukses jika tidak berpedoman pada psikologi, yang memiliki tugas menunjukkan perkembangan hidup manusia sekaligus ciri-ciri, watak, dan kepribadiannya (Baharuddin, 2009).

(12)

2

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebaliknya, dimana minat siswa dapat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu model ataupun metode pembelajaran.

Hasil penelitian Hermawati (2012) membuktikan bahwa model inkuiri maupun metode teacher centered tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar biologi dan sikap ilmiah pada siswa dengan minat rendah. Penelitian Hermawati di atas menjelaskan bagaimana pentingnya minat dalam suatu pembelajaran. Hal ini harus menjadi perhatian bagi para guru. Guru yang sudah mengetahui bahwa minat siswanya rendah harus sangat berhati-hati dalam memilih metode ataupun model pembelajaran yang akan digunakan.

Penelitian Hermawati (2012) juga membuktikan bahwa siswa dengan minat yang tinggi menunjukkan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah yang lebih baik dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dibandingkan dengan menggunakan metode teacher centered. Pada saat guru telah mengetahui bahwa siswa memiliki minat yang tinggi maka guru tidak boleh mengabaikan hal tersebut. Minat yang tinggi bisa menjadi salah satu penunjang keberhasilan pembelajaran bagi siswa.

Sejalan dengan penelitian Hermawati, penelitian Nur (2013) mengungkap adanya hubungan minat dan penguasaan konsep biologi siswa. Penelitian ini menggambarkan bahwa minat siswa yang tinggi terhadap biologi berpengaruh signifikan terhadap penguasaan konsep biologi siswa tersebut. Krisnick dan Petty (1999 dalam Nur, 2013) menjelaskan bahwa semakin seseorang tertarik pada suatu objek pengetahuan maka semakin besar keinginan orang tersebut mempelajari pengetahuan tersebut. Begitu pula menurut Dewey (Bulunuz, 2007 dalam Nur, 2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara minat dan usaha. Semakin tinggi minat seseorang terhadap sesuatu maka semakin tinggi pula usahanya untuk menguasai hal itu.

(13)

3

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(14)

4

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan paparan di atas tentang minat, akan dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana kecenderungan minat biologi siswa SMP kelas 7, kelas 8, dan kelas 9 baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan. Kajian biologi yang diteliti yaitu manusia, tumbuhan, hewan, dan lingkungan. Kajian-kajian tersebut adalah kajian biologi yang ada pada materi SMP baik pada kurikulum 2013 maupun kurikulum KTSP. Kecenderungan minat siswa SMP terhadap biologi ini akan digambarkan melalui istilah yang disebut dengan peta pola minat biologi. Istilah ini digunakan karena peneliti akan menggambarkan minat biologi secara bersusun dari kelas 7, kelas 8, dan kelas 9 SMP. Kecenderungan minat yang diketahui dari kelas 7, kelas 8, dan kelas 9 ini juga akan menginformasikan ada tidaknya perubahan minat siswa dari jenjang paling rendah hingga jenjang paling tinggi.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “bagaimana peta pola minat biologi siswa SMP berdasarkan gender?”

C.Pertanyaan Penelitian

Rumusan masalah akan dijabarkan agar lebih khusus menjadi beberapa pertanyaan penelitian. Berikut merupakan pertanyaan penelitian tersebut: 1. Bagaimana kecenderungan minat biologi siswa SMP kelas 7 berdasarkan

gender?

2. Bagaimana kecenderungan minat biologi siswa SMP kelas 8 berdasarkan gender?

3. Bagaimana kecenderungan minat biologi siswa SMP kelas 9 berdasarkan gender?

D.Tujuan Penelitian

(15)

5

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui peta pola minat biologi siswa SMP berdasarkan gender. Tujuan umum tersebut akan lebih dirinci menjadi beberapa tujuan khusus di antaranya:

1. Menginformasikan kecenderungan minat biologi siswa SMP kelas 7 berdasarkan gender.

2. Menginformasikan kecenderungan minat biologi siswa SMP kelas 8 berdasarkan gender.

3. Menginformasikan kecenderungan minat biologi siswa SMP kelas 9 berdasarkan gender.

E. Batasan Masalah

Batasan masalah di dalam penelitian ini bertujuan agar pembahasan penelitian tidak terlalu meluas dan untuk menghindari kesalahan penafsiran. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu

1. Penelitian ini hanya akan melibatkan siswa untuk jenjang SMP kelas 7, kelas 8, dan kelas 9.

2. Kajian biologi yang diteliti yaitu terkait manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan.

3. Sekolah dipilih hanya dari klaster atas dan klaster bawah, masing-masing dipilih satu sekolah. Dari setiap sekolah akan diambil satu kelas dari setiap jenjang sehingga dari satu sekolah akan diambil 3 kelas dengan jenjang yang berbeda.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk berbagai pihak yang terkait. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini di antaranya:

1. Manfaat bagi siswa:

(16)

6

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12-15 tahun terhadap kajian biologi manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan.

b. Kecenderungan minat siswa yang tinggi dapat dijadikan sebagai motivasi untuk siswa tersebut pada saat mempelajari apa yang menjadi minatnya.

2. Manfaat bagi guru:

a. Kecenderungan minat yang diketahui dapat memberikan informasi atau data awal bagi guru IPA di SMP. Sebagai contoh, guru dapat memanfaatkan hasil kuesioner minat ini untuk mengetahui apakah metode dan model pembelajaran yang digunakan dipengaruhi oleh minat siswa atau tidak.

b. Guru bisa memanfaatkan kecenderungan minat siswa yang tinggi untuk memotivasi siswa pada saat belajar materi yang diminati oleh siswa tersebut.

c. Guru dapat memanfaatkan kecenderungan minat siswa yang tinggi untuk menimbulkan minat lain yang rendah. Sebagai contoh, pada saat kecenderungan minat siswa rendah terhadap tumbuhan dan tinggi terhadap manusia, guru dapat menjelaskan lebih mendalam dan lebih menarik tentang manfaat tumbuhan untuk manusia pada saat akan menjelaskan materi tumbuhan.

d. Guru bisa lebih berhati-hati menerapkan metode atau model pembelajaran pada saat diketahui bahwa minat siswa rendah terhadap suatu materi pelajaran biologi.

3. Manfaat bagi peneliti lain:

(17)

17

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Subjek, dan Waktu Penelitian

Penelitian untuk mengetahui peta pola minat biologi siswa SMP berdasarkan gender ini dilakukan di SMP klaster atas dan klaster bawah yang terpilih. Berikut merupakan lokasi dan subjek penelitian di dalam penelitian ini:

1. Lokasi Penelitian:

a. SMP Negeri 5 Bandung yang berlokasi di Jalan Sumatera no. 40 Bandung.

b. SMP Negeri 49 Bandung yang berlokasi di Jalan Antapani no. 56 Bandung.

2. Subjek Penelitian:

SMP klaster atas dan SMP klaster bawah di kota Bandung sebagai populasi. Sekolah dipilih dari masing-masing SMP klaster atas dan klaster bawah melalui sampel acak stratifikasi tidak proporsional. Hal ini disebabkan karena pemilihan sekolah tersebut memperhatikan stratifikasi atau klaster sekolah. Selain itu karena SMP klaster atas dan klaster bawah di kota Bandung tidak sama, namun jumlah SMP yang diteliti sama antara SMP klaster atas dan klaster bawah, yaitu hanya satu sekolah. SMP Negeri 5 Bandung sebagai sekolah yang terpilih dari klaster atas dan SMP Negeri 49 Bandung sebagai sekolah yang terpilih dari klaster bawah. Kelas yang menjadi sampel penelitian hanya satu kelas dari masing-masing jenjang dan dipilih melalui sampel acak kelas. Berikut merupakan kelas-kelas yang terpilih:

a. Kelas yang terpilih adalah kelas 7H, 8G, dan 9G di SMP Negeri 5 Bandung.

(18)

18

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di bawah ini merupakan rincian dari jumlah subjek penelitian di dalam penelitian ini:

Tabel 3.1. Subjek Penelitian di SMP Negeri 5 Bandung (Klaster Atas)

No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Total

1 7H 11 orang 17 orang 28 orang

2 8G 14 orang 16 orang 30 orang

3 9G 13 orang 15 orang 28 orang

Jumlah 38 orang 48 orang 86 orang

Tabel 3.2. Subjek Penelitian di SMP Negeri 49 Bandung (Klaster Bawah)

No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 7.8 12 orang 21 orang 33 orang

2 8.2 17 orang 15 orang 32 orang

3 9.9 12 orang 14 orang 26 orang

Jumlah 41 orang 50 orang 91 orang

3. Waktu Penelitian

a. SMP Negeri 5 Bandung:

1) Pengambilan data kuesioner minat: dilakukan pada tangal 2 April 2014 dan 3 April 2014.

2) Wawancara: dilakukan pada tanggal 8 April 2014 dan 15 April 2014.

Waktu penelitian secara rinci terlampir pada lampiran D.1.

b. SMP Negeri 49 Bandung:

(19)

19

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Wawancara: dilakukan pada tanggal 15 April 2014, 25 April 2014, dan 29 April 2014.

Waktu penelitian secara rinci terlampir pada lampiran D.1.

B.Metode Penelitian

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat suatu gambaran, deskripsi, atau lukisan secara akurat, sistematis, dan faktual mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2009). Menurut Whitney (1960 dalam Nazir, 2009) pengertian dari metode deskriptif ini adalah pencarian fakta melalui interpretasi yang tepat.

C.Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk menjelaskan istilah-istilah penting di dalam penelitian ini dan menghindari terjadinya kesalahan penafsiran. Definisi operasional pada penelitian ini yaitu

a. Peta pola minat biologi adalah gambaran susunan kecenderungan minat biologi yang terdiri dari minat terhadap manusia, tumbuhan, hewan, dan lingkungan dari siswa SMP kelas 7, kelas 8, dan kelas 9 yang dijaring melalui kuesioner minat.

b. Gender adalah perbedaan jenis kelamin yang dapat memengaruhi perbedaan kecenderungan minat siswa laki-laki dan perempuan.

D.Instrumen Penelitian

(20)

20

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperlihatkannya merupakan kecenderungan umum dirinya dalam menghadapi situasi tertentu” (Azwar, 2012:17-18). Selain performansi tipikal ada juga performansi maksimal, performansi maksimal erat kaitannya dengan kemampuan kognitif. Tes yang dirancang untuk mengungkap performansi maksimal seperti tes inteligensi dan tes bakat (Azwar, 2012).

Minat dapat diukur melalui sebuah inventori. Inventori berbasis kepada estimasi (penilaian atau pendapat) diri (Super, 1947 dalam Super dan Crites, 1962). Instrumen yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi kuesioner dan wawancara:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan instrumen utama di dalam penelitian ini. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011). Kuesioner akan lebih efisien digunakan bila peneliti mengetahui variabel yang akan diteliti dan mengetahui apa yang dapat diharapkan dari responden. Kuesioner juga baik digunakan jika responden ada dalam jumlah yang cukup besar dan dalam wilayah yang luas (Sugiyono, 2011). Jika dihubungkan dengan psikologi pendidikan, menurut Baharuddin (2009:39) metode angket atau kuesioner adalah “cara penyelidikan kejiwaan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan baik lisan maupun tulisan, dan dari jawaban itu dapat ditarik kesimpulan tentang kesan kejiwaannya.”

(21)

21

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan. Kuesioner minat tersebut dilampirkan pada lampiran A. Kisi-kisi dari kuesioner tersebut yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Minat Biologi

No Indikator Minat Kisi-Kisi No.

Pertanyaan

1 Objek-objek atau kegiatan yang disenangi.

Menyukai atau tertarik dengan gambar yang terkait biologi. 1 Menyukai alat praktikum biologi tertentu. 2 Menyukai kegiatan mengamati materi biologi tertentu. 3 Menyukai kegiatan diskusi materi biologi tertentu. 4 Menyukai kegiatan mengelompokkan makhluk hidup tertentu. 5 Menyukai PR

biologi tertentu. 6 2 Jenis kegiatan untuk

mencapai hal yang disenangi.

Membuat poster dari materi-materi mata pelajaran biologi untuk di kelas.

7

Melakukan

kegiatan di sekolah atau di rumah yang berhubungan dengan biologi.

8

Mengamati bagian dari makhluk hidup melalui mikroskop.

9

(22)

22

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi biologi tertentu. Memilih tempat yang akan dikunjungi untuk materi biologi tertentu. 11

3 Usaha untuk merealisasikan keinginan untuk mengetahui

atau memiliki sesuatu

Mengikuti les tambahan tentang materi biologi 12 Berusaha untuk mencari beberapa sumber selain guru seperti kepada teman atau melalui internet untuk lebih memahami materi biologi tertentu.

13

Lebih giat belajar saat akan mengahadapi ujian materi biologi tertentu. 14 Mengikuti atau bergabung dengan kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan biologi tertentu. 15 Melanjutkan pengamatan di luar lingkungan sekolah pada saat pengamatan di sekolah belum selesai. 16 Searching atau mencari hal-hal yang terkait materi biologi melalui

(23)

23

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

media internet.

Keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu

Berkeinginan untuk memiliki atau menonton salah satu video atau film yang terkait dengan materi biologi.

18

Berkeinginan untuk membaca info yang berhubungan dengan materi biologi. 19 Berkeinginan untuk mengetahui

manfaat dari objek-objek kajian biologi tertentu. 20 Berkeinginan untuk mengetahui lebih lanjut tentang pekerjaan yang terkait biologi. 21 2. Wawancara

Menurut Nazir (2009) wawancara atau interview merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian melalui tanya jawab dan dilakukan sambil bertatap muka antara penanya dengan penjawab atau responden. Wawancara juga merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden secara pihak. Disebut sepihak karena dalam wawancara pihak responden tidak diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan (Arikunto, 2012).

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin atau semi terstruktur. Pada wawancara bebas terpimpin, pewawancara hanya membawa pedoman wawancara yang merupakan garis besarnya saja tentang hal-hal yang akan ditanyakan (Susanti, 2010). Pada wawancara semi terstruktur pedoman wawancara berfungsi untuk memulai wawancara dan

(24)

24

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hampir dipastikan ada pertanyaan tambahan untuk mengungkap lebih jauh jawaban dari partisipan (Sarosa, 2012). Peneliti hanya akan bertanya dengan sebuah pertanyaan yaitu “jelaskan alasan kamu minat terhadapi ini?” dan “jelaskan alasanmu tidak minat terhadap ini?”. Hal ini disebabkan karena wawancara yang akan dilakukan bertujuan untuk mengungkap alasan kecenderungan minat siswa baik kecenderungan minat paling tinggi maupun kecenderungan minat paling rendah pada setiap jenjang.

E.Teknik Pengumpulan Data

Berikut merupakan uraian dari teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi kegiatan menyiapkan seluruh instrumen yang dilakukan oleh peneliti. Di dalam persiapan ini peneliti akan menyiapkan kuesioner minat yang merupakan instrumen utama di dalam penelitian ini. Selain itu peneliti juga akan menyiapkan pedoman wawancara.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini meliputi kegiatan penyebaran kuesioner kepada subjek penelitian yang telah dipilih. Seluruh siswa jenjang SMP yang menjadi subjek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner tersebut. Kuesioner tersebut akan diambil kembali dan diolah. Wawancara akan dilakukan setelah kuesioner minat diolah.

F. Prosedur Penelitian

(25)

25

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini akan dilakukan penentuan masalah, pengajuan proposal, penyusunan proposal, seminar, dan revisi proposal penelitian. Rancangan mengenai instrumen pun mulai dilakukan. Perancangan instrumen ini terus berlangsung hingga instrumen dijudgement oleh dosen. Instrumen yang telah dijudgement kemudian direvisi kembali hingga pantas untuk digunakan. Selain itu, peneliti mulai melakukan pencarian sekolah yang akan dijadikan subjek penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini akan dilakukan beberapa kegiatan di antaranya:

a. Membagikan kuesioner minat kepada seluruh subjek penelitian yang terpilih.

b. Instrumen yang telah disebar akan diambil kembali oleh peneliti dan diolah (akan dijelaskan lebih lanjut pada tahap ketiga).

c. Setelah diketahui hasil dari instrumen utama, peneliti melakukan wawancara untuk mengungkap alasan siswa memiliki kecenderungan minat paling tinggi dan kecenderungan minat paling rendah. Siswa yang diwawancara dipilih berdasarkan kecenderungan minat apa yang paling tinggi dan paling rendah pada setiap jenjang. Kemudian akan dicari siswa yang dapat mewakili untuk diwawancara. Siswa yang dapat mewakili ini adalah siswa yang memiliki nilai tabulasi paling tinggi dan paling rendah di kelas bersangkutan berdasarkan kecenderungan minat paling tinggi dan paling rendah yang sebelumnya telah diketahui. Jumlah siswa yang dipilih masing-masing sekitar empat orang untuk mewakili kecenderungan minat paling tinggi dan paling rendah. Empat orang ini terdiri dari dua orang laki-laki dan dua orang perempuan.

3. Tahap Pengolahan Data Hasil Penelitian

(26)

26

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pada tahap awal akan dilakukan pengolahan data terhadap masing-masing kelas terlebih dahulu untuk mengetahui kecenderungan minat biologi siswa. Jawaban setiap siswa tersebut akan ditabulasi dan kemudian dijumlahkan untuk masing-masing pilihan (manusia, tumbuhan, hewan, dan lingkungan). Berikut merupakan contoh dari tabel tabulasi:

Tabel 3.4. Contoh Tabel Rekapitulasi Minat Biologi Laki-Laki Kelas 7

Nama No.1 No.2 No.3 No.4

dan seterusnya

(dst)

Minat terhadap

M H T L

Andi A B C A

Budi A C D D

Indra C C C D

Zainal A B D C

dst

Total

b. Pada akhirnya akan didapatkan dua tabel, satu tabel untuk rekapitulasi minat biologi siswa laki-laki dan satu tabel untuk rekapitulasi minat biologi siswa perempuan pada setiap jenjang. Berdasarkan jumlah total rekapitulasi masing-masing minat dari setiap tabel akan dibuat persentase kecenderungan minatnya yang dipisahkan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Berikut merupakan perhitungan persentasenya:

c. Tahap selanjutnya yaitu membuat diagram lingkaran dari masing-masing Keterangan:

1) Option A: Manusia, Option B: Tumbuhan, Option C: Hewan, Option D: Lingkungan

2) M : Minat terhadap manusia T : Minat terhadap tumbuhan H : Minat terhadap hewan L : Minat terhadap lingkungan

Jumlah total hasil rekapitulasi minat tertentu Jumlah total keseluruhan hasil rekapitulasi minat

(27)

27

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Berdasarkan hasil persentase dari masing-masing minat pada setiap jenjang akan dibuat diagram lingkaran yang dipisahkan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Berdasarkan diagram lingkaran ini akan tergambar susunan kecenderungan minat biologi siswa laki-laki dan siswa perempuan dari kelas 7, kelas 8, dan kelas 9. Pada akhirnya akan diketahui juga ada tidaknya perubahan minat siswa dari kelas 7, kelas 8, hingga kelas 9 baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan.

e. Tahap pengolahan selanjutnya adalah pengolahan hasil wawancara. Hasil wawancara ini adalah hasil wawancara yang mengungkap alasan siswa yang memiliki kecenderungan minat paling tinggi dan hasil wawancara yang mengungkap alasan siswa yang memiliki kecenderungan minat paling rendah.

f. Tahap terakhir dari tahap pengolahan data hasil penelitian yaitu membahas dan menyimpulkan hasil penelitian yang telah diolah sebelumnya. Hasil wawancara dan sumber lainnya seperti hasil penelitian lain yang berhubungan ataupun teori dari para ahli yang terkait akan digunakan di dalam membahas hasil penelitian.

4. Tahap Penyusunan Hasil Penelitian

Penyusunan hasil penelitian dilakukan dengan menyusun skripsi. Penyusunan akan dilakukan pada saat semua tahap yang telah dipaparkan pada prosedur penelitian di atas telah terlalui. Hasil dari penelitian ini yaitu akan diketahuinya peta pola minat biologi siswa SMP berdasarkan gender sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.

G.Analisis Data

Analisis data atau pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini di antaranya:

1. Analisis untuk Angket Minat Siswa

(28)

28

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah “untuk memperlihatkan dengan tegas besarnya secara relatif antara dua angka atau lebih atau dengan perkataan lain menyederhanakan gambaran dari hubungan antara dua angka atau lebih” (Zeisel, 1957:5 dalam Koentjaraningrat, 1980:254-255). Rumus yang digunakan di dalam konversi data ini berdasarkan Purwanto (1984):

Keterangan:

NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan R : Skor mentah yang diperoleh

SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan I00 : Bilangan tetap

Hasil persentase akan dibuat dalam bentuk diagram. Penyajian data dalam bentuk diagram ini bertujuan agar data lebih mudah dimengerti daripada dalam bentuk kata-kata (Susanti, 2010). Diagram yang akan disajikan adalah diagram lingkaran (pie chart). Diagram lingkaran sangat cocok untuk menyajikan data berbentuk kategori dalam persentase (Susanti, 2010).

X X 100% NP =

R

(29)

29

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Alur Penelitian

Penentuan Masalah, Pengajuan Proposal, Penyususnan Proposal, Seminar, dan Revisi

Penyusunan Kelengkapan Instrumen

Judgement dan Revisi Instrumen

Pembagian Instrumen (kuesioner minat)

Pengambilan Instrumen (kuesioner minat)

Tahap Wawancara

Tahap Pengolahan Hasil Wawancara

Tahap Penyusunan Laporan (skripsi)

Tahap Pengolahan Data Instrumen (Kuesioner minat)

Tahap Pembahasan Hasil Penelitian

(30)

66

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bagaimana peta pola minat siswa SMP berdasarkan gender. Siswa kelas 7 SMP klaster atas baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan memiliki kesamaan kecenderungan minat paling tinggi. Kecenderungan minat paling tinggi siswa laki-laki dan perempuan yaitu terhadap lingkungan. Kecenderungan minat paling rendah pun antara siswa laki-laki dan perempuan menunjukkan kesamaan, yaitu terhadap tumbuhan. Kelas 7 SMP klaster bawah sendiri untuk siswa laki-laki dan siswa perempuan memiliki kecenderungan minat paling tinggi yang sama, yaitu terhadap lingkungan. Kecenderungan minat paling rendah menunjukkan perbedaan, untuk siswa laki-laki kecenderungan minat paling rendahnya terhadap manusia sedangkan siswa perempuan terhadap hewan.

(31)

67

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa kelas 9 SMP klaster atas untuk siswa laki-laki dan siswa perempuan memiliki kesamaan kecenderungan minat paling tinggi, yaitu terhadap manusia. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perubahan kecenderungan minat paling tinggi dari kelas 8 klaster atas. Kecenderungan minat paling rendah pun sama antara siswa laki-laki dan siswa perempuan, yaitu terhadap tumbuhan. Siswa kelas 9 SMP klaster bawah baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan memiliki kesamaan kecenderungan minat paling tinggi, yaitu terhadap hewan. Hal ini menunjukkan adanya perubahan kecenderungan minat paling tinggi dari kelas 8 klaster bawah. Kecenderungan minat paling rendah menunjukkan perbedaan. Siswa laki-laki kecenderungan minat paling rendah terhadap manusia sedangkan siswa perempuan terhadap tumbuhan.

Berdasarkan paparan tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan minat paling tinggi terdapat kesamaan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan pada masing-masing jenjang. Hal ini terjadi baik di SMP klaster atas maupun SMP klaster bawah. Oleh karena itu, pada hasil penelitian ini diketahui bahwa gender tidak membedakan kecenderungan minat paling tinggi siswa laki-laki dan siswa perempuan pada masing-masing jenjang. Kecenderungan minat paling rendah sendiri menunjukkan hasil yang sama dan hasil yang berbeda antara siswa laki-laki dan perempuan pada masing-masing jenjang. Siswa laki-laki dan siswa perempuan pada masing-masing jenjang di SMP klaster atas dan di kelas 8 SMP klaster bawah menunjukkan kecenderungan minat paling rendah yang sama. Kelas 7 dan kelas 9 SMP klaster bawah sendiri menunjukkan perbedaan kecenderungan minat paling rendah antara siswa laki-laki dan siswa perempuan pada masing-masing jenjang.

B. Saran

(32)

68

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan dari penelitian ini. Berikut merupakan saran di dalam penelitian ini:

1. Bagi Peneliti selanjutnya:

a. Jumlah soal di dalam kuesioner minat yang akan digunakan ditambahkan lagi.

b. Sekolah yang dijadikan subjek penelitian diperbanyak. Hal ini berlaku untuk subjek penelitian yang akan diberikan kuesioner minat maupun subjek penelitian sebagai perwakilan untuk wawancara. c. Sebaiknya peneliti mengungkap proses belajar yang terjadi di setiap

SMP yang dijadikan subjek populasi. Proses belajar ini bisa metode ataupun model maupun pendekatan yang biasa digunakan guru bersangkutan.

2. Bagi Sekolah:

Sekolah yang dijadikan subjek populasi diharapkan memperhatikan hasil penelitian. Hal ini bertujuan agar sekolah bisa melakukan feed back terhadap hasil yang diperoleh.

3. Bagi Guru:

(33)

69

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asikin, S. A. (2010). Pengaruh Penerapan PQ4R terhadap Penguasaan Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Skripsi Sarjana pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan.

Azwar, S. (2012). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baharuddin. (2009). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Baron, R. A dan Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Buckley, A. (2010). “Decoding Pattern”. [on line]. Tersedia: http://permaculture.org.au/2010/07/31/decoding-pattern/ (Agustus, 2014).

BSNP. (2006). Standar Isi dan Kompetensi Dasar SMP-MTs. Jakarta: BSNP.

Chaplin, J. P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

(34)

70

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hermawati, N. W. M. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Penguasaan Konsep Biologi dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Ditinjau dari Minat Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 2(2), 1-30. [Online]. Tersedia: /pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/download/488/ 280 [4 Nopember 2013].

Hershey, D. (2002). Plant Blindness: We Have Met the Enemy and He is Us. Botanical Society of America. 48(3), 78-85. [Online]. Tersedia: http://www.botany.org/bsa/psb/2002/psb48-3.html [3 Juli 2014]

Hurlock, E. B. (1978). Child Development. Singapore: McGraw-Hill.

Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Jahja, Y. (2011). Psikologi Perekembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau (MTs). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Koentjaraningrat. (1997). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Makarao, N. R. (2009). Gender dalam Bidang Kesehatan. Alfabeta: Bandung.

Maulidiyah, L. (2009). Pengaruh Pengembangan Praktikum Fotosintesis terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi Sarjana pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan.

Muldiyanti, N. D. (2013). Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT Ditijau dari Keingintahuan dan Minat Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan IPA

Indonesia.2(1), 12-17. [Online]. Tersedia:

(35)

71

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nugraha, D. E. (2009). Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMK Pasundan 1 Bandung. Skripsi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan.

Nur, A. S. (2013). Peran Konsep Diri dan Minat Belajar Biologi terhadap Penguasaan Konsep Biologi dengan Efikasi Diri sebagai Variabel Mediator pada Siswa SMA. Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan.

1(1), 1-16. [Online]. Tersedia:

http//journal.uad.ac.id/index.php/Psikologi/article/view/1763/1067 [4 Nopember 2013].

Purwanto, N. (1984). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto, N. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Qodriani, N. R. (2009). Analisis Minat Siswa Terhadap Keanekaragaman Tumbuhan. Skripsi Sarjana pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan.

Randler, C., Osty, J., dan Hummel, E. (2012). Decline in Interest in Biology among Elementary School Pupils During a Generation. Eurasia Journal of Mathematics Science & Technology Education. 8(3), 201-205. [Online]. Tersedia: //www.ejmste.com/v8n3/EURASIA_v8n3_Randler.pdf [4 Nopember 2013].

Russel, A.W., Netherwood, G. M. A., dan Rabinson, S. A. (2004). Photosynthesis In Silico. Overcoming the Challenges of Photosynthesis Education Using a Multimedia CD-ROM. Bioscience Education. 3(1). 1-15. [Online]. Tersedia:

(36)

72

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rustaman, N, Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S, A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., dan Nurjhani K, M. (2003). Strategi Belajar dan Mengajar Biologi. Bandung: JICA FPMIPA UPI.

Santrock, J. W. (2003). Adoloscence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sarosa, S. (2012). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R. E. (2011). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek. Jakarta: PT Indeks.

Strgar, J. (2007). Increasing the Interest of Student in Plants. Journal Biology

Education. 42(1). 1-5. [Online]. Tersedia:

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:MkZZ2ZYnLzoJ: www.researchgate.net/publication/233051019_Increasing_the_interest_of_ students_in_plants/file/504635238ac780bf12.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk &gl=id [3 Juli 2014].

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sulistyorini, A. (2009). Biologi 1. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Super, D. E. dan Crites, J. O. (1962). Appraising Vocational Fitness. New York: Herper & Row Publishers.

(37)

73

Rifni Nidayatussaadah, 2014

Peta Pola Minat Biologi Siswa Smp Berdasarkan Gender

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Susanti, M. N. I. (2010). Statistika Deskriptif & Induktif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Usman, M. U. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wahidah, N. (2013). Pengaruh Penerapan Metode Numbered Head Together (NHT) terhadap Minat dan Hasil Belajar IPA Biologi Siswa di Mts N Maguwoharjo. Skripsi Sarjana pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: Tidak diterbitkan.

Widaningsih. (2009). Penerapan Metode Pemberian Tugas dengan Peta Konsep sebagai Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPA Biologi Pokok Bahasan Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VII B SMP N 3 Godean Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi Sarjana pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: Tidak diterbitkan.

Yofitawulansari, E., Maridi, Ariyanto, J., dan Jatmiko, A. (2012). Peningkatan Minat Belajar Biologi Siswa Melalui Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Berbantuan Modul pada Siswa Kelas VII-D SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal FKIP Universitas

Sebelas Maret. 9(1), 190-195. [Online]. Tersedia:

Gambar

Tabel 3.1. Subjek Penelitian di SMP Negeri 5 Bandung (Klaster
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Minat Biologi
Gambar 3.1.  Bagan Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Apakah kombinasi ampas singkong dan tahu dapat dijadikan sebagai substrat dalam pembuatan laru tempe dari isolat daun waru (Hibiscus tiliaceius).. Kombinasi substrat manakah

KOOPERATIF LEARNING; Studi Deskriftif Kualitatif Pem- belajaran Nahwu Di Madrasah Aliyah PERSIS 99 Rancabango Tarogong Kaler Garut. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

Kepada Peserta Seleksi Umum diberikan kesempatan untuk menyanggah secara tertulis kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa Non Fisik I Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan

Skripsi berjudul “Analisis Kuantitatif Rhodamin B Pada Terasi Produksi Daerah Puger Secara KLT-Densitometri” telah diuji dan disahkan oleh Program Studi

Begitu pula dengan perilaku hiperaktif yang dimiliki subjek, nampaknya setelah diberikan play therapy subjek mampu melakukan aktivitasnya dengan sedikit lebih tenang meskipun

Berbagai pertimbangan di atas dan mengingat hukum penanaman modal yang telah berlaku selama kurang lebih 40 (empat puluh) tahun semakin mendesak kebutuhan Undang- Undang