PRESTASI BELAJAR SISWA HOMESCHOOLING
DAN SEKOLAH FORMAL JENJANG SMP
DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
(Studi Deskriptif pada Homeschooling Kak Seto Bandung
dan SMP Negeri 5 Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Imay Ifdlal Fahmy
0903942
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Halaman Hak Cipta
PRESTASI BELAJAR SISWA HOMESCHOOLING DAN SEKOLAH FORMAL
JENJANG SMP DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA (Studi
Deskriptif pada Homeschooling Kak Seto Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung)
Oleh
Imay Ifdlal Fahmy
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Imay Ifdlal Fahmy 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
IMAY IFDLAL FAHMY
PRESTASI BELAJAR SISWA HOMESCHOOLING DAN SEKOLAH FORMAL JENJANG SMP DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
(Studi Deskriptif
pada Homeschooling Kak Seto Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung)
disetujui dan disahkan oleh
Pembimbing I,
Dr. Yeti Mulyati, M.Pd. NIP 196008091986012001
Pembimbing II,
Ida Widia, M.Pd. NIP 197310062008012004
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia,
ABSTRAK
Prestasi Belajar Siswa Homeschooling dan Sekolah Formal Jenjang SMP dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Studi Deskriptif pada
Homeschooling Kak Seto Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung)
Imay Ifdlal fahmy NIM 0903942
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia modern seperti sekarang ini. Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur formal atau nonformal. Fenomena homeschooling yang merupakan salah satu alternatif pendidikan melalui jalur nonformal kekinian mulai banyak ditemui. Akan tetapi, terkadang homeschooling masih dipandang kurang cukup bagus oleh masyarakat khususnya orang tua untuk jalur pendidikan anak-anaknya dibanding dengan jalur pendidikan formal. Oleh karena itu, penelitian ini berguna untuk mengetahui prestasi belajar antara siswa homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Tujuan yang ini dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui pola penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia di homeschooling
dan sekolah formal yang meliputi: kurikulum, sistem belajar, bahan ajar, guru, waktu, sistem penilaian, dan metode pembelajaran; 2) untuk mengetahui prestasi belajar antara siswa homeschooling dengan sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang menggambarkan keadaan saat ini. Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII Homeschooling Kak Seto Bandung dan siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Bandung pada tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 12 orang, dengan masing-masing 6 (enam) orang di setiap sekolahnya. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian diperoleh yaitu mengenai pola penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia, baik itu di homeschooling maupun di sekolah formal, yang meliputi: kurikulum, sistem belajar, bahan ajar, guru, waktu, sistem penilaian, dan metode pembelajaran terdapat perbedaan. Terdapat perbedaan juga dalam prestasi belajar antara siswa homeschooling dan sekolah formal, yaitu siswa homeschooling mempunyai nilai rata-rata akhir dari hasil belajar khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dengan nilai yang lebih tinggi dibanding dengan nilai siswa sekolah formal.
This research stimulated by the phenomena of homeschooling that is still seen as less good enough by people especially parents to track their children's education than with formal education. The goal is to know pattern the education and Indonesian language teaching in homeschooling and formal schools and to know the achievement learning students homeschooling and school formal in Indonesian subject. The method is applicable in a method of descriptive with the approach of qualitative. A source of the data is a student of class VIII homeschooling Kak Seto Bandung and SMPN 5 Bandung the academic year 2012-2013. Of the results obtained that is, there are differences pattern the education and Indonesian language teaching in homeschooling and formal schools, that includes: curriculum, a system of learning, teaching materials, the teacher, time, the assessment system, and methods of learning. There are also differences in achievement between students learning homeschooling and school formal, i.e. students homeschooling has an average finish of learning results in the Indonesian language subjects with a higher value compared to the value of formal school students.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Batasan Masalah Penelitian ... 4
BAB II HOMESCHOOLING DAN SEKOLAH FORMAL ... 10
A. Homeschooling ... 10
1. Pengertian Homeschooling... 10
2. Pola Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengajaran di Homeschooling ... 11
6) The Eclectic approach... 12
7) Unschooling approach ... 12
b. Jenis-jenis Homeschooling ... 13
c. Tujuan dan Manfaat Homeschooling ... 14
1) Anak-anak Menjadi Subjek Belajar ... 15
2) Objek yang Dipelajari Luas dan Nyata ... 15
3) Ajang Menanamkan Cinta dan Belajar ... 16
4) Memberikan Kemudahan Belajar karena Fleksibel ... 16
5) Mendukung Belajar secara Kontekstual... 17
3.Landasan Dasar Hukum Homeschooling ... 17
B. Pendidikan Formal ... 18
2.Pola Penyelenggaraan dan Pendidikan di Sekolah Formal ... 19
2. Indikator Prestasi Belajar ... 26
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar Siswa ... 30
a. Faktor Internal ... 30
b. Faktor Eksternal ... 32
D. Prestasi Belajar ... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34
A. Metode Penelitian... 34
Langkah-langkah Umum dalam Penelitian ... 36
B. Prosedur Penelitian... 37
C. Instrumen Penelitian... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ... 40
1. Studi Dokumentasi ... 40
2. Wawancara ... 41
E. Teknik Pengolahan Data ... 41
1. Analisis Data secara Kualitatif ... 41
2. Uji Kecenderungan ... 41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Deskripsi Data ... 44
B. Analisis Data ... 52
4) Guru ... 54
5) Waktu ... 55
6) Sistem Penilaian ... 55
7) Metode Pembelajaran ... 55
2. Prestasi Belajar ... 56
a. Deskripsi Nilai Prestasi Belajar Bahasa Indonesia ... 56
b. Uji Kecenderungan... 57
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62
1. Pola Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Indonesia di Homeschooling dan Sekolah Formal ... 62
2. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Homeschooling dan Sekolah Formal ... 65
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 67
A. Simpulan ... 67
B. Saran ... 68
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Pendidikan di era modern seperti sekarang merupakan sebuah
kebutuhan seperti halnya sandang dan pangan. Pendidikan adalah hak setiap
warga negara dan merupakan tanggung jawab pemerintah, sesuai dengan
pasal 31 ayat 1 “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan” dan ayat 2 “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Selain pendidikan formal yang banyak dijalankan oleh masyarakat, terdapat juga alternatif pendidikan lain, yaitu
pendidikan nonformal, salah satunya adalah homeschooling.
Fenomena homeschooling sebagai alternatif pendidikan kekinian semakin banyak ditemukan. Berdasarkan tulisan Widiyanto, di Amerika
Serikat pada tahun 2003 terjadi peningkatan jumlah siswa homeschooling dari
850.000 siswa pada tahun 1999 (1,7 persen dari total populasi siswa yang ada)
menjadi 1,1 juta siswa pada tahun 2003 (2,2 persen dari total populasi siswa
yang ada). Menurut pernyataan dari National Home Education Research Institute, diperkirakan ada 1,9 sampai 2,4 juta anak di homeschooling-kan
dalam rentang 2005-2006. Dalam rentang itu, tingkat praktik homeschooling
meningkat di kalangan siswa yang orang tuanya berpendidikan rendah dan
menengah, dari 2.0 naik menjadi 2,7 persen di kalangan siswa berkulit putih;
dari 1.6 naik menjadi 2.4 persendi kalangan siswa kelas 6-8; dan dari 0,7 naik
menjadi 1,4 persen di kalangan siswa yang berorang tua tunggal.
Perkembangan homeschooling di Indonesia sendiri belum diketahui secara persis karena belum ada penelitian khusus tentang perkembangan
asal-usulnya di Indonesia. Menurut Mulyadi (2007) istilah homeschooling sendiri merupakan sesuatu yang relatif masih baru di Indonesia. Akan tetapi, jika
2
bukan merupakan hal yang baru lagi. Banyak tokoh-tokoh sejarah sejarah
Indonesia yang sudah mempraktikkan homeschooling, seperti KH. Agus Salim, Ki Hajar Dewantara, dan Buya Hamka.
Kekinian, perkembangan homeschooling di Indonesia dipengaruhi oleh akses terhadap informasi yang semakin terbuka dan membuat para orang tua
memiliki semakin banyak pilihan untuk pendidikan anak-anaknya. Di
Indonesia sendiri, konsep homeschooling sudah diterapkan sejak lama oleh sebagian masyarakat kecil kita. Seperti di pondok-pondok pesantren, para kiai
secara khusus telah mendidik anak-anaknya sendiri karena merasa lebih
mengena dan puas bisa mengajarkan ilmu daripada sekadar mempercayakan
pada orang lain.
Tokoh-tokoh terkenal Indonesia seperti KH. Agus Salim, Ki Hajar
Dewantara, dan Buya Hamka juga mengembangkan cara belajar dengan
sistem persekolahan di rumah. Metode ini dijalankan bukan hanya sekadar
agar anak didiknya lulus ujian kemudian mendapatkan ijazah, namun agar
lebih mencintai dan punya semangat yang tinggi dalam mengembangkan ilmu
yang dipelajari.
Di Indonesia sendiri menurut data yang dihimpun oleh Direktorat
Pendidikan Kesetaraan Departemen Pendidikan Nasional (Sumardiono, 2007)
ada sekitar 1.000-1.500 siswa homeschooling. Di Jakarta ada sekitar 600 peserta homeschooling. Sebanyak 83,3 % atau sekitar 500 orang mengikuti
homeschooling majemuk dan komunitas, sedangkan sebanyak 16,7 %, atau sekitar 100 orang mengikuti homeschooling tunggal.
Berdasarkan situs sekolah kampus, ada beberapa alasan orang tua
memasukkan anaknya ke dalam program homeschooling. Banyaknya orangtua yang tidak puas dengan hasil sekolah formal mendorong orangtua
mendidik anaknya di rumah. Ada anggapan yang beredar di masyarakat
bahwa sekolah formal berorientasi pada nilai rapor (kepentingan sekolah),
bukannya mengedepankan keterampilan hidup dan bersosial (nilai-nilai iman
dan moral). Di sekolah, banyak murid yang hanya mengejar nilai dengan cara
3
penting yang terkadang luput yaitu perhatian secara personal pada anak
kurang diperhatikan.
Suyanto (2006) mengatakan bahwa orang tua yang ragu-ragu terhadap
kualitas pendidikan formal yang ada, sah-sah saja jika ingin mendidik sendiri
anaknya di rumah. Namun, tentu materinya harus sesuai dengan standard
yang berlaku. Untuk itulah anak-anak yang mengikuti homeschooling harus menempuh ujian kesetaraan, yang dapat diikuti melalui lembaga yang
dikelola oleh pemerintah, seperti Sanggar Kegiatan Belajar –Unit Pelaksanaan
Teknis Daerah (SKB-UPTD) yang sudah menyebar di seluruh kabupaten di
Indonesia, dan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang
penyebarannya mencapai tingkat kelurahan. Dengan demikian, anak yang
mengikuti program homeschooling dapat memperoleh ijazah sama seperti anak yang sekolah di sekolah formal, dan dapat melanjutkan pendidikannya di
sekolah yang lebih tinggi pula.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam dunia
pendidikan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai
masalah pendidikan di sekolah formal dan homeschooling khususnya jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Alasannya adalah karena terkadang
masyarakat memandang rendah dan kurang menghargai lulusan dari
homeschooling serta kemampuan akademisnya yang diragukan karena tidak mengikuti sekolah formal. Lulusan homeschooling secara kualitas masih dianggap lebih rendah dibandingkan dengan lulusan sekolah formal. Terlebih
peserta homeschooling untuk ujian kelulusannya mengikuti kesetaraan yaitu Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMU, yang
dianggap sebagai pendidikan kelas dua dibandingkan dengan pendidikan
formal. Maka dari itu, peneliti yang berbasis pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia tertarik meneliti prestasi belajar siswa homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP dari salah satu mata pelajaran wajib yang ada dalam
Ujian nasional (UN) yaitu mata pelajaran bahasa Indonesia.
Penelitian yang relevan dengan studi deskriptif prestasi belajar siswa
4
tentang Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek. Penelitian
Yunitasari (2010) relevan dengan penelitian ini karena sama-sama
menganalisis prestasi belajar siswa. Bedanya, dalam penelitian ini mengkaji
deskripsi prestasi belajar antara siswa homeschooling dan siswa sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, sedangkan
penelitian Yunitasari (2010) meneliti perbandingan prestasi belajar.
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, maka penulis
mendapatkan ide untuk meneliti prestasi belajar antara siswa homeschooling
dan siswa sekolah formal jenjang SMP yang terdapat dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia. Penulis memberi judul penelitian ini dengan judul “Prestasi
Belajar antara Siswa Homeschooling dan Sekolah Formal jenjang SMP dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Analisis Studi Deskriptif pada
Homeschooling Kak Seto Bandungdan SMP Negeri 5 Bandung).
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Identifikasi masalah penelitian yang peneliti temukan yaitu sebagai
berikut.
1) Kurangnya kepercayaan orangtua siswa terhadap hasil sekolah formal.
2) Sekolah formal dinilai kurang dalam menyelenggarakan mutu pendidikan
yang lebih baik.
3) Siswa selalu diorientasikan dengan nilai rapor di sekolah umum.
4) Kurang intensifnya perhatian terhadap siswa karena jumlah siswa terlalu
banyak dalam satu kelas.
5) Banyaknya kasus bullying yang menyebabkan trauma ke siswa.
C. Batasan Masalah Penelitian
Penelitian mengenai prestasi belajar siswa masih sangat umum. Maka
5
penulis memberi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu perbandingan
prestasi belajar antara siswa homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
D. Rumusan Masalah Penelitian
1. Bagaimana pola penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran bahasa
Indonesia di homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP yang meliputi:
a) kurikulum
b) sistem belajar
c) bahan ajar
d) guru
e) waktu
f) sistem penilaian
g) metode
2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui pola penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran
bahasa Indonesia di homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP yang meliputi:
a) kurikulum
b) sistem belajar
c) bahan ajar
d) guru
e) waktu
f) sistem penilaian
6
2) Untuk mengetahui prestasi belajar siswa homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi banyak orang.
Manfaat-manfaat itu antara lain sebagai berikut.
1) Bagi para orangtua, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
memilih jalur pendidikan anak-anaknya.
2) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembanding
perbedaan cara mengajar di homeschooling dan sekolah formal agar dapat menyempurnakan cara mengajarnya.
3) Bagi sekolah formal (pemerintah), hasil penelitian ini bermanfaat sebagai
sumber referensi untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada
sehingga mutu pendidikan Indonesia dapat lebih ditingkatkan lagi.
4) Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
penelitian selanjutnya yang diharapkan dapat menyempurnakan penelitian
ini.
.
G. Metode dan Teknik Penelitian
Metode dan teknik yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1) Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang
dilakukan secara terencana dan cermat untuk memahami dan mendalami
objek yang menjadi sasaran.
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Studi deskriptif dalam penelitian ini dimulai dengan cara mengidentifikasi
7
homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP, baik itu dari segi kurikulum, sistem belajar, bahan ajar, guru, alokasi waktu, sistem penilaian,
dan metode pembelajaran yang digunakan. Metode wawancara digunakan
untuk mengetahui bagaimana pola penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran bahasa Indonesia, baik itu di homeschooling maupun di sekolah formal jenjang SMP, yang meliputi bidang segi kurikulum, sistem belajar,
bahan ajar, guru, alokasi waktu, sistem penilaian, dan metode pembelajaran
yang digunakan. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis nilai hasil
belajar mata pelajaran bahasa Indonesia mulai dari nilai harian (NH), nilai
ujian tengah semester (UTS), dan nilai ujian akhir semester (UAS) melalui
studi dokumentasi.
2) Teknik Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik:
a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen baik tertulis, gambar maupun
elektronik. Dalam penelitian ini mengambil dokumentasi Daftar nilai Rapor
semester I (Laporan Penilaian Hasil Belajar) mata pelajaran Bahasa Indonesia
pada siswa homeschooling Primagama Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat
yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir, 1988:234).
Metode wawancara dalam penelitian ini ditujukan untuk guru dan tutor
bahasa Indonesia. Peneliti sudah menyiapkan beberapa pertanyaan
8
H. Sumber Data
Sumber data ke-1 yang peneliti gunakan dalam penelitian adalah siswa
SMP Negeri 5 Bandung Kelas 8 B tahun ajaran 2012-2013. Sedangkan
sumber data yang ke-2 yang peneliti gunakan dalam penelitian adalah siswa
homeschooling Kak Seto Bandung kelas 8 tahun ajaran 2012-2013. Sumber data dari masing-masing sekolah diambil sebanyak enam siswa. Dengan
demikian, jumlah total sumber data dari kedua sekolah berjumlah 12 siswa.
I. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pengertian yang merujuk langsung dan efektif
dari kata-kata yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Prestasi belajar
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil laporan
prestasi belajar siswa dalam bentuk nilai yang diakumulasikan dari nilai harian,
Ujian Tengah Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS) kelas 8 pada
semester genap tahun ajaran 2012 – 2013.
2. Homeschooling
Homeschooling yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah
homeschooling komunitas. Homeschooling komunitas adalah gabungan beberapa homeschooling majemuk yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olahraga, musik/seni, dan bahasa),
sarana/prasarana, dan jadwal pembelajaran. Komitmen penyelenggaraan antara
orangtua dan komunitasnya kurang lebih 50:50. Dalam penelitian ini
homschooling yang diteliti adalah homeschooling komunitas dari homescooling
Kak Seto Bandung.
3. Sekolah formal jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang diterapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan
9
14, jenjang pendidikan formal untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu
termasuk ke dalam pendidikan dasar (SD, SMP dan MTs).
4. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Mata pelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran inti yang
dipelajari dalam sekolah yang membahas tentang kebahasaan dan kesusastraan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang
dilakukan secara terencana dan cermat untuk memahami dan mendalami
objek yang menjadi sasaran. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
penelitian adalah studi deskriptif.
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif komparatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Penelitian dengan menggunakan metode studi perbandingan
(Comparative Study) dilakukan dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan sebagai fenomena untuk mencari faktor – faktor apa/situasi
bagaimana yang dapat menyebabkan timbulnya suatu peristiwa tertentu. Studi
ini dimulai dengan mengadakan pengumpulan fakta tentang faktor–faktor
yang menyebabkan timbulnya suatu gejala tertentu, kemudian dibandingkan.
Setelah mengetahui persamaan dan perbedaan penyebab, selanjutnya
ditetapkan bahwa sesuatu faktor yang menyebabkan munculnya suatu gejala
pada objek yang diteliti, itulah yang sebenarnya yang menyebabkan
munculnya gejala tersebut. Adapun cara lainnya adalah dengan
memperbandingkan faktor atau variabel mana yang paling berpengaruh
terhadap perubahan yang terjadi pada hasil penelitian yang sedang dilakukan.
Studi deskriptif dalam penelitian ini dimulai dengan cara
mengidentifikasi variabel-variabel dari dua objek yang berbeda yaitu
homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP, baik itu dari segi kurikulum, sistem belajar, bahan ajar, guru, alokasi waktu, sistem penilaian,
dan metode pembelajaran yang digunakan. Metode wawancara digunakan
untuk mengetahui bagaimana pola penyelenggaraan pendidikan dan
36
bahan ajar, guru, alokasi waktu, sistem penilaian, dan metode pembelajaran
yang digunakan. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis nilai hasil
belajar mata pelajaran bahasa Indonesia mulai dari nilai harian (NH), nilai
ujian tengah semester (UTS), dan nilai ujian akhir semester (UAS) melalui
studi dokumentasi.
1. Langkah-langkah umum dalam penelitian
Langkah-langkah umum dalam melaksanakan penelitian deskriptif
ini, mengacu pada buku dari Nazir (1988:73) adalah sebagai berikut.
a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada
kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
Dalam penelitian ini peneliti memilih dan merumuskan masalah tentang
perbandingan prestasi belajar mata pelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan sumber data dari siswa homeschooling dengan sekolah formal jenjang SMP.
b. Menentukan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
perbandingan prestasi belajar antara siswa homeschooling dengan sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
c. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut dilaksanakan. Penelitian ini menjangkau dua program
pendidikan yang berbeda, yaitu program homeschooling dan sekolah formal, yang berada dalam lingkup kota Bandung.
d. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan
masalah yang ingin dipecahkan. Peneliti membaca dan mempelajari berbagai
sumber pustaka yang ada kaitannya dengan perbandingan prestasi belajar.
e. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit
maupun secara implisit.
f. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, menggunakan
teknik pengumpulan data, yaitu dengan teknik dokumentasi dan wawancara.
g. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi
sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas
37
h. Membuat laporan penelitian perbandingan prestasi belajar siswa ini
dengan cara yang ilmiah.
B. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah pokok dalam studi deskriptif pada penelitian ini,
mengacu pada Nazir (1988:68), adalah sebagai berikut.
a. Merumuskan dan mendefinisikan masalah yang berkaitan dengan prestasi
belajar siswa.
b. Jajaki dan teliti literatur yang ada hubungannya dengan prestasi belajar,
seluk belukhomeschooling dan sekolah formal.
c. Merumuskan kerangka teoretis dan hipotesis-hipotesis serta asumsi-asumsi
yang dipakai dalam penelitian prestasi belajar
d. Membuat rancangan penelitian:
1) Memilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang
diinginkan yaitu siswa kelas 8 homeschooling dan sekolah formal.
2) Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai
dengan masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisis
sebab akibat.
e. Buat generalisasi, kesimpulan serta implikasi kebijakan.
f. Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
Studi deskriptif dalam penelitian ini dimulai dengan cara
mengidentifikasi terlebih dahulu variabel-variabel dari dua objek yang
berbeda yaitu homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP, baik itu dari segi kurikulum, sistem belajar, bahan ajar, guru, alokasi waktu, sistem
penilaian, metode yang digunakan. Kemudian identifikasi prestasi belajar
siswa kelas 8 mulai dari hasil ulangan harian, Ujian Tengah Semester
(UTS), dan ujian Akhir Semester (UAS) semester II.
C. Instrumen Penelitian
38
sekolah formal. Kedua, adalah wawancara yang ditujukan kepada guru dan tutor bahasa Indonesia, baik itu dari homeschooling maupun dari sekolah formal.
Instrumen untuk meneliti dokumen yang dipakai dalam penelitian
ini yaitu hasil nilai Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir
Semester (UAS). Karena Nilai Rapor diperoleh dari: NR =
Nilai Harian diperoleh dari: NH =
Contoh dari bentuk format evaluasi hasil belajar ada dalam tabel
berikut ini.
Tabel 3.1.
FORMAT EVALUASI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
TAHUN PELAJARAN 2012 – 2013
UJIAN TENGAH SEMESTER DAN UJIAN AKHIR SEMESTER
Nomor
Nama Peserta Kelas Jumlah Nilai
Urut Peserta benar salah Blank Anulir
1. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan hasil prestasi
belajar siswa. Sumber datanya adalah siswa kelas 8 homeschooling
dan sekolah formal. Bentuknya adalah analisis teks dokumen hasil
39
LEMBAR WAWANCARA UNTUK GURU/TUTOR BAHASA INDONESIA
Nama :
Jabatan :
Nama Instansi :
Silahkan jawab pertanyaan berikut ini menurut pendapat anda sendiri.
Tabel 3.2.
Daftar Pertanyaan Wawancara
No. Daftar Pertanyaan
1. Sudah berapa lama anda mengajar di tempat ini?
2. Berapa banyak kelas yang anda ajar?
3. Apa kendala yang dihadapi ketika anda mengajar di tempat ini?
4. Bagaimana kualitas siswa-siswa di sini menurut pendapat anda?
5. Bagaimana cara anda mengajarkan bahasa Indonesia kepada siswa-siswa anda?
6. Apakah anda harus menjelaskan berulang-ulang ketika menjelaskan suatu materi pembelajaran?
7. Apakah anda memanfaatkan media ketika mengajarkan pembelajaran bahasa Indonesia?
40
8. Selain di sini, apakah anda mengajar di tempat lain? Apa perbedaannya ketika mengajar di tempat lain dengan di sini?
9. Apakah anda sering memberikan pujian atau sejenisnya ketika siswa menjawab pertanyaan dengan benar?
10. Apakah anda sering memberikan hukuman ketika murid melakukan kesalahan?
11. Apakah kurikulum yang digunakan di sekolah/tempat ini?
12. Bagaiamana sistem belajar di sekolah/tempat ini?
13. Bahan ajar apa yang diberikan kepada siswa-siswa?
14. Bagaimana kualitas guru-guru di sini?
15. Berapa lama waktu belajar di sini?
16. Bagaimana sistem penilaian di sekolah/tempat ini?
17. Apa metode pembelajaran yang diterapkan di sini?
D. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua hal penting yang mempengaruhi kulitas data hasil
penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan
data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas
instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Maka dari itu, instrumen yang telah
teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang
valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat
dalam pengumpulan datanya. (Sugiyono, 2012: 193).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik:
1. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen baik tertulis, gambar maupun
elektronik. Dalam penelitian ini mengambil dokumentasi daftar nilai Rapor
41
pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa homeschooling Kak Seto Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya
atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan
alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir,
1988:234).
Metode wawancara dalam penelitian ini ditujukan untuk guru/tutor
bahasa Indonesia. Wawancara ini menggunakan beberapa pertanyaan yang
telah peneliti siapkan sebelumnya.
E. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu data yang bersifat kuantitatif dan data yang bersifat kualitatif. Adapun
prosedur analisis tiap data adalah sebagai berikut.
1. Analisis Data secara Kualitatif
Pengolahan data hasil prestasi belajar pada siswa homeschooling Kak Seto Bandung dan siswa SMP Negeri 5 Bandung bertujuan untuk mengetahui
prestasi belajar dari kedua sekolah tersebut. Pengolahan data dilakukan secara
kualitatif dengan cara mendeskripsikan data-data yang penulis temukan di
lapangan, kemudian data tersebut dianalisis.
2. Uji Kecenderungan
Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui
kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang
telah ditetapkan sebelumnya. Langkah perhitungan uji kecenderungan sebagai
berikut.
a) Menghitung rata-rata dari masing-masing variabel
b) Menentukan simpangan baku
42
> X + 1,5. SD Kriteria: sangat berprestasi
X + 1,5. SD > x ≥ X + 0,5. SD Kriteria: berprestasi
X + 0,5. SD > x ≥ X - 0,5. SD Kriteria: cukup berprestasi
X - 0,5. SD > x ≥ X - 1,5. SD Kriteria: kurang berprestasi
x < X - 1,5. SD Kriteria: belum berprestasi
Membuat nilai frekuensi dan diagram persentase untuk mengetahui
kecenderungan tiap variabel sebagai interpretasi dari gambaran umum
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas rumusan masalah dan
tujuan penelitian. Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan
menganalisis data dari hasil penelitian adalah sebagai berikut.
Pola penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia di
homeschooling dan sekolah formal yang meliputi:
Bidang kurikulum, kedua intitusi pendidikan ini sama-sama menggunakan
kurikulum KTSP, hanya saja untuk homeschooling, kurikulum tersebut disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hal ini membuat pembelajaran lebih fleksibel.
Dalam sistem belajar, sekolah formal menggunakan sistem belajar yang biasa
digunakan di sekolah-sekolah negeri lainnya, sedangkan homeschooling khusunya
homeschooling komunitas, sistem belajarnya seperti di rumah. Tidak menekan siswa, dan menjadikan pembelajaran itu lebih menyenangkan bagi siswa.
Bahan ajar yang digunakan sekolah formal menggunakan buku-buku paket
standard dan LKS, sedangkan homeschooling menggunakan modul buatan mereka sendiri yang disesuikan dengan kebutuhan siswa, tetapi tetap mengacu terhadap KTSP.
Guru-guru di sekolah formal kebanyakan sudah di sertifikasi sehingga tidak perlu
diragukan lagi kualitas mengajarnya. Di homeschooling, tutor-tutor yang ada seperti tutor
bahasa Indonesia adalah lulusan universitas pendidikan negeri yang sudah diakui
kredibilitasnya yang sangat baik.
Waktu belajar dari siswa sekolah formal lebih kaku, karena setiap senin sampai
jumat masuk sekolah, dan per harinya menerima berbagai macam pelajaran. Sedangkan
di homeschooling per harinya hanya menerima satu pelajaran, jadi diharapkan pelajaran tersebut lebih terserap secara sempurna.
Sistem penilaian yang dilakukan di sekolah formal maupun di homeschooling
tidak jauh berbeda. Akan tetapi, sistem penilaian di sekolah formal lebih rumit dibanding
68
Metode pembelajaran di sekolah formal cukup bervariasi, akan tetapi tetap saja
masih terasa kaku bagi siswa. Di homeschooling, metode pembelajarannya lebih menyenangkan, dengan berbagai metode pembelajaran yang diterapkan, seperti metode
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM).
Belajarnya pun tidak harus di dalam ruangan, bisa di ruang tamu, ruang tengah, sofa, dan
bahkan di taman depan rumah agar belajarnya menjadi nyaman.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah penulis lakukan, terdapat perbedaan
nilai rata-rata prestasi belajar antara siswa homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan hasilnya nilai rata-rata dari
siswa-siswa homeschooling lebih tinggi daripada nilai dari siswa-siswa sekolah formal.
B. Saran
Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang
layak bagi diri mereka. Berdasarkan pengalaman dilapangan anak mendapatkan
perlakuan kurang menyenangkan di sekolah, sebut saja kasus bullying, bentakan dan kekerasan dari teman-teman ataupun dari guru. Pengalaman yang kurang berkesan
tersebut menimbulkan phobia terhadap sekolah (School Phobia) bagi anak dan orang tua. Lebih jauh lagi kurikulum yang terlalu padat, tugas-tugas rumah yang menumpuk
membuat kegiatan belajar menjadi sutu beban bagi sebagian anak. Melihat kondisi ini
solusi alternatif bagi anak-anak yang kurang cocok dengan sistem pendidikan formal,
salah satu bentuknya adalah kegiatan homeschooling.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1) Homeschooling dapat dijadikan alternatif pendidikan bagi masyarakat selain di sekolah
formal
2) Jika anak anda mendapat perlakuan tidak baik di sekolah, seperti bullying, homeschooling
dapat dipilih menjadi jalur pendidikan yang dapat ditempuh.
3) Pembelajaran di homeschooling lebih menyenangkan dan tidak terlalu membebani siswa dengan tugas-tugas yang menumpuk.
4) Untuk anak anda yang mempunyai kegiatan yang cukup padat, pemilihan homeschooling
69
DAFTAR PUSTAKA
Arvio, Idham. Blog Pendidikan: Pengertian Prestasi Belajar Siswa. (Online). Tersedia:
http://education-vionet.blogspot.com/pengertian-prestasi-belajar-siswa~Blog-Pendidikan [10 Desember 2012]
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Departemen Pendidikan Nasional. (2007).
Sekolah Rumah sebagai Satuan Pendidikan Kesetaraan. Jakarta: Depdiknas.
Hanafiah, Nanang, dkk. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Hermara, Uding. 2012. Metode Pembelajaran Homeschooling. (Online). Tersedia:
http://www.udinghermara.wordpress.com [10 Desember 2012]
Mulyadi, Seto. 2007. Homeschooling Keluarga Kak-Seto: murah, meriah, dan direstui pemerintah. Bandung: Kaifa.
Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press
Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern Untuk Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Saraswati, Sylvia. 2009. Cara Mudah Menyusun Proposal, Skripsi, Tesis, Disertasi. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Sudijono, Anas. 1987. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Prayitno, Dwi. 2010. Penelitian Kausal Komparatif. (Online). Tersedia:
S., Tedy. 2013. Sekolah Menengah Pertama. (Online). Tersedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Menengah_Pertama [Diakses: 31
Juli 2013]
Tn. 2012. Homeschooling, sebuah pembelajaran alternatif. (Online). Tersedia:
http://www.sekolahkampus.com/homeschooling-sebuah-pembelajaran-alternatif [10 Desember 2012]
Tn. 2013. Sejarah Homeschooling. (Online). Tersedia:
http://homeschoolingyoo.blogspot.com/ [Diakses: 29 April 2013]
Widiyanto, Gunawan. (2007). Sekolah Rumah: Historisitas, Perkembangan, dan Beberapa Pandangan Terhadapnya. [Online]. Tersedia:
http://id.scribd.com/doc/36380279/Sekolah-Rumah-Homeschooling [13
Desember 2012]