• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESTASI BELAJAR SISWA HOMESCHOOLING DAN SEKOLAH FORMAL JENJANG SMP DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA : Studi Deskriptif pada Homeschooling Kak Seto Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PRESTASI BELAJAR SISWA HOMESCHOOLING DAN SEKOLAH FORMAL JENJANG SMP DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA : Studi Deskriptif pada Homeschooling Kak Seto Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PRESTASI BELAJAR SISWA HOMESCHOOLING

DAN SEKOLAH FORMAL JENJANG SMP

DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

(Studi Deskriptif pada Homeschooling Kak Seto Bandung

dan SMP Negeri 5 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Imay Ifdlal Fahmy

0903942

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Halaman Hak Cipta

PRESTASI BELAJAR SISWA HOMESCHOOLING DAN SEKOLAH FORMAL

JENJANG SMP DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA (Studi

Deskriptif pada Homeschooling Kak Seto Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung)

Oleh

Imay Ifdlal Fahmy

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Imay Ifdlal Fahmy 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

IMAY IFDLAL FAHMY

PRESTASI BELAJAR SISWA HOMESCHOOLING DAN SEKOLAH FORMAL JENJANG SMP DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

(Studi Deskriptif

pada Homeschooling Kak Seto Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung)

disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing I,

Dr. Yeti Mulyati, M.Pd. NIP 196008091986012001

Pembimbing II,

Ida Widia, M.Pd. NIP 197310062008012004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia,

(4)

ABSTRAK

Prestasi Belajar Siswa Homeschooling dan Sekolah Formal Jenjang SMP dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Studi Deskriptif pada

Homeschooling Kak Seto Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung)

Imay Ifdlal fahmy NIM 0903942

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia modern seperti sekarang ini. Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur formal atau nonformal. Fenomena homeschooling yang merupakan salah satu alternatif pendidikan melalui jalur nonformal kekinian mulai banyak ditemui. Akan tetapi, terkadang homeschooling masih dipandang kurang cukup bagus oleh masyarakat khususnya orang tua untuk jalur pendidikan anak-anaknya dibanding dengan jalur pendidikan formal. Oleh karena itu, penelitian ini berguna untuk mengetahui prestasi belajar antara siswa homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Tujuan yang ini dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui pola penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia di homeschooling

dan sekolah formal yang meliputi: kurikulum, sistem belajar, bahan ajar, guru, waktu, sistem penilaian, dan metode pembelajaran; 2) untuk mengetahui prestasi belajar antara siswa homeschooling dengan sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang menggambarkan keadaan saat ini. Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII Homeschooling Kak Seto Bandung dan siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Bandung pada tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 12 orang, dengan masing-masing 6 (enam) orang di setiap sekolahnya. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian diperoleh yaitu mengenai pola penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia, baik itu di homeschooling maupun di sekolah formal, yang meliputi: kurikulum, sistem belajar, bahan ajar, guru, waktu, sistem penilaian, dan metode pembelajaran terdapat perbedaan. Terdapat perbedaan juga dalam prestasi belajar antara siswa homeschooling dan sekolah formal, yaitu siswa homeschooling mempunyai nilai rata-rata akhir dari hasil belajar khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dengan nilai yang lebih tinggi dibanding dengan nilai siswa sekolah formal.

(5)

This research stimulated by the phenomena of homeschooling that is still seen as less good enough by people especially parents to track their children's education than with formal education. The goal is to know pattern the education and Indonesian language teaching in homeschooling and formal schools and to know the achievement learning students homeschooling and school formal in Indonesian subject. The method is applicable in a method of descriptive with the approach of qualitative. A source of the data is a student of class VIII homeschooling Kak Seto Bandung and SMPN 5 Bandung the academic year 2012-2013. Of the results obtained that is, there are differences pattern the education and Indonesian language teaching in homeschooling and formal schools, that includes: curriculum, a system of learning, teaching materials, the teacher, time, the assessment system, and methods of learning. There are also differences in achievement between students learning homeschooling and school formal, i.e. students homeschooling has an average finish of learning results in the Indonesian language subjects with a higher value compared to the value of formal school students.

(6)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Batasan Masalah Penelitian ... 4

BAB II HOMESCHOOLING DAN SEKOLAH FORMAL ... 10

A. Homeschooling ... 10

1. Pengertian Homeschooling... 10

2. Pola Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengajaran di Homeschooling ... 11

6) The Eclectic approach... 12

7) Unschooling approach ... 12

b. Jenis-jenis Homeschooling ... 13

c. Tujuan dan Manfaat Homeschooling ... 14

1) Anak-anak Menjadi Subjek Belajar ... 15

2) Objek yang Dipelajari Luas dan Nyata ... 15

3) Ajang Menanamkan Cinta dan Belajar ... 16

4) Memberikan Kemudahan Belajar karena Fleksibel ... 16

5) Mendukung Belajar secara Kontekstual... 17

3.Landasan Dasar Hukum Homeschooling ... 17

B. Pendidikan Formal ... 18

(7)

2.Pola Penyelenggaraan dan Pendidikan di Sekolah Formal ... 19

2. Indikator Prestasi Belajar ... 26

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar Siswa ... 30

a. Faktor Internal ... 30

b. Faktor Eksternal ... 32

D. Prestasi Belajar ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Metode Penelitian... 34

Langkah-langkah Umum dalam Penelitian ... 36

B. Prosedur Penelitian... 37

C. Instrumen Penelitian... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

1. Studi Dokumentasi ... 40

2. Wawancara ... 41

E. Teknik Pengolahan Data ... 41

1. Analisis Data secara Kualitatif ... 41

2. Uji Kecenderungan ... 41

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi Data ... 44

B. Analisis Data ... 52

(8)

4) Guru ... 54

5) Waktu ... 55

6) Sistem Penilaian ... 55

7) Metode Pembelajaran ... 55

2. Prestasi Belajar ... 56

a. Deskripsi Nilai Prestasi Belajar Bahasa Indonesia ... 56

b. Uji Kecenderungan... 57

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

1. Pola Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Indonesia di Homeschooling dan Sekolah Formal ... 62

2. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Homeschooling dan Sekolah Formal ... 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Simpulan ... 67

B. Saran ... 68

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Pendidikan di era modern seperti sekarang merupakan sebuah

kebutuhan seperti halnya sandang dan pangan. Pendidikan adalah hak setiap

warga negara dan merupakan tanggung jawab pemerintah, sesuai dengan

pasal 31 ayat 1 “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan” dan ayat 2 “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Selain pendidikan formal yang banyak dijalankan oleh masyarakat, terdapat juga alternatif pendidikan lain, yaitu

pendidikan nonformal, salah satunya adalah homeschooling.

Fenomena homeschooling sebagai alternatif pendidikan kekinian semakin banyak ditemukan. Berdasarkan tulisan Widiyanto, di Amerika

Serikat pada tahun 2003 terjadi peningkatan jumlah siswa homeschooling dari

850.000 siswa pada tahun 1999 (1,7 persen dari total populasi siswa yang ada)

menjadi 1,1 juta siswa pada tahun 2003 (2,2 persen dari total populasi siswa

yang ada). Menurut pernyataan dari National Home Education Research Institute, diperkirakan ada 1,9 sampai 2,4 juta anak di homeschooling-kan

dalam rentang 2005-2006. Dalam rentang itu, tingkat praktik homeschooling

meningkat di kalangan siswa yang orang tuanya berpendidikan rendah dan

menengah, dari 2.0 naik menjadi 2,7 persen di kalangan siswa berkulit putih;

dari 1.6 naik menjadi 2.4 persendi kalangan siswa kelas 6-8; dan dari 0,7 naik

menjadi 1,4 persen di kalangan siswa yang berorang tua tunggal.

Perkembangan homeschooling di Indonesia sendiri belum diketahui secara persis karena belum ada penelitian khusus tentang perkembangan

asal-usulnya di Indonesia. Menurut Mulyadi (2007) istilah homeschooling sendiri merupakan sesuatu yang relatif masih baru di Indonesia. Akan tetapi, jika

(10)

2

bukan merupakan hal yang baru lagi. Banyak tokoh-tokoh sejarah sejarah

Indonesia yang sudah mempraktikkan homeschooling, seperti KH. Agus Salim, Ki Hajar Dewantara, dan Buya Hamka.

Kekinian, perkembangan homeschooling di Indonesia dipengaruhi oleh akses terhadap informasi yang semakin terbuka dan membuat para orang tua

memiliki semakin banyak pilihan untuk pendidikan anak-anaknya. Di

Indonesia sendiri, konsep homeschooling sudah diterapkan sejak lama oleh sebagian masyarakat kecil kita. Seperti di pondok-pondok pesantren, para kiai

secara khusus telah mendidik anak-anaknya sendiri karena merasa lebih

mengena dan puas bisa mengajarkan ilmu daripada sekadar mempercayakan

pada orang lain.

Tokoh-tokoh terkenal Indonesia seperti KH. Agus Salim, Ki Hajar

Dewantara, dan Buya Hamka juga mengembangkan cara belajar dengan

sistem persekolahan di rumah. Metode ini dijalankan bukan hanya sekadar

agar anak didiknya lulus ujian kemudian mendapatkan ijazah, namun agar

lebih mencintai dan punya semangat yang tinggi dalam mengembangkan ilmu

yang dipelajari.

Di Indonesia sendiri menurut data yang dihimpun oleh Direktorat

Pendidikan Kesetaraan Departemen Pendidikan Nasional (Sumardiono, 2007)

ada sekitar 1.000-1.500 siswa homeschooling. Di Jakarta ada sekitar 600 peserta homeschooling. Sebanyak 83,3 % atau sekitar 500 orang mengikuti

homeschooling majemuk dan komunitas, sedangkan sebanyak 16,7 %, atau sekitar 100 orang mengikuti homeschooling tunggal.

Berdasarkan situs sekolah kampus, ada beberapa alasan orang tua

memasukkan anaknya ke dalam program homeschooling. Banyaknya orangtua yang tidak puas dengan hasil sekolah formal mendorong orangtua

mendidik anaknya di rumah. Ada anggapan yang beredar di masyarakat

bahwa sekolah formal berorientasi pada nilai rapor (kepentingan sekolah),

bukannya mengedepankan keterampilan hidup dan bersosial (nilai-nilai iman

dan moral). Di sekolah, banyak murid yang hanya mengejar nilai dengan cara

(11)

3

penting yang terkadang luput yaitu perhatian secara personal pada anak

kurang diperhatikan.

Suyanto (2006) mengatakan bahwa orang tua yang ragu-ragu terhadap

kualitas pendidikan formal yang ada, sah-sah saja jika ingin mendidik sendiri

anaknya di rumah. Namun, tentu materinya harus sesuai dengan standard

yang berlaku. Untuk itulah anak-anak yang mengikuti homeschooling harus menempuh ujian kesetaraan, yang dapat diikuti melalui lembaga yang

dikelola oleh pemerintah, seperti Sanggar Kegiatan Belajar –Unit Pelaksanaan

Teknis Daerah (SKB-UPTD) yang sudah menyebar di seluruh kabupaten di

Indonesia, dan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang

penyebarannya mencapai tingkat kelurahan. Dengan demikian, anak yang

mengikuti program homeschooling dapat memperoleh ijazah sama seperti anak yang sekolah di sekolah formal, dan dapat melanjutkan pendidikannya di

sekolah yang lebih tinggi pula.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam dunia

pendidikan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai

masalah pendidikan di sekolah formal dan homeschooling khususnya jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Alasannya adalah karena terkadang

masyarakat memandang rendah dan kurang menghargai lulusan dari

homeschooling serta kemampuan akademisnya yang diragukan karena tidak mengikuti sekolah formal. Lulusan homeschooling secara kualitas masih dianggap lebih rendah dibandingkan dengan lulusan sekolah formal. Terlebih

peserta homeschooling untuk ujian kelulusannya mengikuti kesetaraan yaitu Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMU, yang

dianggap sebagai pendidikan kelas dua dibandingkan dengan pendidikan

formal. Maka dari itu, peneliti yang berbasis pendidikan bahasa dan sastra

Indonesia tertarik meneliti prestasi belajar siswa homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP dari salah satu mata pelajaran wajib yang ada dalam

Ujian nasional (UN) yaitu mata pelajaran bahasa Indonesia.

Penelitian yang relevan dengan studi deskriptif prestasi belajar siswa

(12)

4

tentang Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek. Penelitian

Yunitasari (2010) relevan dengan penelitian ini karena sama-sama

menganalisis prestasi belajar siswa. Bedanya, dalam penelitian ini mengkaji

deskripsi prestasi belajar antara siswa homeschooling dan siswa sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, sedangkan

penelitian Yunitasari (2010) meneliti perbandingan prestasi belajar.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, maka penulis

mendapatkan ide untuk meneliti prestasi belajar antara siswa homeschooling

dan siswa sekolah formal jenjang SMP yang terdapat dalam mata pelajaran

bahasa Indonesia. Penulis memberi judul penelitian ini dengan judul “Prestasi

Belajar antara Siswa Homeschooling dan Sekolah Formal jenjang SMP dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Analisis Studi Deskriptif pada

Homeschooling Kak Seto Bandungdan SMP Negeri 5 Bandung).

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah penelitian yang peneliti temukan yaitu sebagai

berikut.

1) Kurangnya kepercayaan orangtua siswa terhadap hasil sekolah formal.

2) Sekolah formal dinilai kurang dalam menyelenggarakan mutu pendidikan

yang lebih baik.

3) Siswa selalu diorientasikan dengan nilai rapor di sekolah umum.

4) Kurang intensifnya perhatian terhadap siswa karena jumlah siswa terlalu

banyak dalam satu kelas.

5) Banyaknya kasus bullying yang menyebabkan trauma ke siswa.

C. Batasan Masalah Penelitian

Penelitian mengenai prestasi belajar siswa masih sangat umum. Maka

(13)

5

penulis memberi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu perbandingan

prestasi belajar antara siswa homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

D. Rumusan Masalah Penelitian

1. Bagaimana pola penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran bahasa

Indonesia di homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP yang meliputi:

a) kurikulum

b) sistem belajar

c) bahan ajar

d) guru

e) waktu

f) sistem penilaian

g) metode

2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui pola penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran

bahasa Indonesia di homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP yang meliputi:

a) kurikulum

b) sistem belajar

c) bahan ajar

d) guru

e) waktu

f) sistem penilaian

(14)

6

2) Untuk mengetahui prestasi belajar siswa homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi banyak orang.

Manfaat-manfaat itu antara lain sebagai berikut.

1) Bagi para orangtua, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk

memilih jalur pendidikan anak-anaknya.

2) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembanding

perbedaan cara mengajar di homeschooling dan sekolah formal agar dapat menyempurnakan cara mengajarnya.

3) Bagi sekolah formal (pemerintah), hasil penelitian ini bermanfaat sebagai

sumber referensi untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada

sehingga mutu pendidikan Indonesia dapat lebih ditingkatkan lagi.

4) Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk

penelitian selanjutnya yang diharapkan dapat menyempurnakan penelitian

ini.

.

G. Metode dan Teknik Penelitian

Metode dan teknik yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1) Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang

dilakukan secara terencana dan cermat untuk memahami dan mendalami

objek yang menjadi sasaran.

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

metode studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Studi deskriptif dalam penelitian ini dimulai dengan cara mengidentifikasi

(15)

7

homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP, baik itu dari segi kurikulum, sistem belajar, bahan ajar, guru, alokasi waktu, sistem penilaian,

dan metode pembelajaran yang digunakan. Metode wawancara digunakan

untuk mengetahui bagaimana pola penyelenggaraan pendidikan dan

pengajaran bahasa Indonesia, baik itu di homeschooling maupun di sekolah formal jenjang SMP, yang meliputi bidang segi kurikulum, sistem belajar,

bahan ajar, guru, alokasi waktu, sistem penilaian, dan metode pembelajaran

yang digunakan. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis nilai hasil

belajar mata pelajaran bahasa Indonesia mulai dari nilai harian (NH), nilai

ujian tengah semester (UTS), dan nilai ujian akhir semester (UAS) melalui

studi dokumentasi.

2) Teknik Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik:

a. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen baik tertulis, gambar maupun

elektronik. Dalam penelitian ini mengambil dokumentasi Daftar nilai Rapor

semester I (Laporan Penilaian Hasil Belajar) mata pelajaran Bahasa Indonesia

pada siswa homeschooling Primagama Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau

pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat

yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir, 1988:234).

Metode wawancara dalam penelitian ini ditujukan untuk guru dan tutor

bahasa Indonesia. Peneliti sudah menyiapkan beberapa pertanyaan

(16)

8

H. Sumber Data

Sumber data ke-1 yang peneliti gunakan dalam penelitian adalah siswa

SMP Negeri 5 Bandung Kelas 8 B tahun ajaran 2012-2013. Sedangkan

sumber data yang ke-2 yang peneliti gunakan dalam penelitian adalah siswa

homeschooling Kak Seto Bandung kelas 8 tahun ajaran 2012-2013. Sumber data dari masing-masing sekolah diambil sebanyak enam siswa. Dengan

demikian, jumlah total sumber data dari kedua sekolah berjumlah 12 siswa.

I. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pengertian yang merujuk langsung dan efektif

dari kata-kata yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Prestasi belajar

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil laporan

prestasi belajar siswa dalam bentuk nilai yang diakumulasikan dari nilai harian,

Ujian Tengah Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS) kelas 8 pada

semester genap tahun ajaran 2012 – 2013.

2. Homeschooling

Homeschooling yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah

homeschooling komunitas. Homeschooling komunitas adalah gabungan beberapa homeschooling majemuk yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olahraga, musik/seni, dan bahasa),

sarana/prasarana, dan jadwal pembelajaran. Komitmen penyelenggaraan antara

orangtua dan komunitasnya kurang lebih 50:50. Dalam penelitian ini

homschooling yang diteliti adalah homeschooling komunitas dari homescooling

Kak Seto Bandung.

3. Sekolah formal jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang diterapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan

(17)

9

14, jenjang pendidikan formal untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu

termasuk ke dalam pendidikan dasar (SD, SMP dan MTs).

4. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran inti yang

dipelajari dalam sekolah yang membahas tentang kebahasaan dan kesusastraan

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang

dilakukan secara terencana dan cermat untuk memahami dan mendalami

objek yang menjadi sasaran. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk

penelitian adalah studi deskriptif.

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif komparatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Penelitian dengan menggunakan metode studi perbandingan

(Comparative Study) dilakukan dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan sebagai fenomena untuk mencari faktor – faktor apa/situasi

bagaimana yang dapat menyebabkan timbulnya suatu peristiwa tertentu. Studi

ini dimulai dengan mengadakan pengumpulan fakta tentang faktor–faktor

yang menyebabkan timbulnya suatu gejala tertentu, kemudian dibandingkan.

Setelah mengetahui persamaan dan perbedaan penyebab, selanjutnya

ditetapkan bahwa sesuatu faktor yang menyebabkan munculnya suatu gejala

pada objek yang diteliti, itulah yang sebenarnya yang menyebabkan

munculnya gejala tersebut. Adapun cara lainnya adalah dengan

memperbandingkan faktor atau variabel mana yang paling berpengaruh

terhadap perubahan yang terjadi pada hasil penelitian yang sedang dilakukan.

Studi deskriptif dalam penelitian ini dimulai dengan cara

mengidentifikasi variabel-variabel dari dua objek yang berbeda yaitu

homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP, baik itu dari segi kurikulum, sistem belajar, bahan ajar, guru, alokasi waktu, sistem penilaian,

dan metode pembelajaran yang digunakan. Metode wawancara digunakan

untuk mengetahui bagaimana pola penyelenggaraan pendidikan dan

(19)

36

bahan ajar, guru, alokasi waktu, sistem penilaian, dan metode pembelajaran

yang digunakan. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis nilai hasil

belajar mata pelajaran bahasa Indonesia mulai dari nilai harian (NH), nilai

ujian tengah semester (UTS), dan nilai ujian akhir semester (UAS) melalui

studi dokumentasi.

1. Langkah-langkah umum dalam penelitian

Langkah-langkah umum dalam melaksanakan penelitian deskriptif

ini, mengacu pada buku dari Nazir (1988:73) adalah sebagai berikut.

a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada

kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.

Dalam penelitian ini peneliti memilih dan merumuskan masalah tentang

perbandingan prestasi belajar mata pelajaran bahasa Indonesia dengan

menggunakan sumber data dari siswa homeschooling dengan sekolah formal jenjang SMP.

b. Menentukan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

perbandingan prestasi belajar antara siswa homeschooling dengan sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

c. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut dilaksanakan. Penelitian ini menjangkau dua program

pendidikan yang berbeda, yaitu program homeschooling dan sekolah formal, yang berada dalam lingkup kota Bandung.

d. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan

masalah yang ingin dipecahkan. Peneliti membaca dan mempelajari berbagai

sumber pustaka yang ada kaitannya dengan perbandingan prestasi belajar.

e. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit

maupun secara implisit.

f. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, menggunakan

teknik pengumpulan data, yaitu dengan teknik dokumentasi dan wawancara.

g. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi

sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas

(20)

37

h. Membuat laporan penelitian perbandingan prestasi belajar siswa ini

dengan cara yang ilmiah.

B. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah pokok dalam studi deskriptif pada penelitian ini,

mengacu pada Nazir (1988:68), adalah sebagai berikut.

a. Merumuskan dan mendefinisikan masalah yang berkaitan dengan prestasi

belajar siswa.

b. Jajaki dan teliti literatur yang ada hubungannya dengan prestasi belajar,

seluk belukhomeschooling dan sekolah formal.

c. Merumuskan kerangka teoretis dan hipotesis-hipotesis serta asumsi-asumsi

yang dipakai dalam penelitian prestasi belajar

d. Membuat rancangan penelitian:

1) Memilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang

diinginkan yaitu siswa kelas 8 homeschooling dan sekolah formal.

2) Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai

dengan masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisis

sebab akibat.

e. Buat generalisasi, kesimpulan serta implikasi kebijakan.

f. Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.

Studi deskriptif dalam penelitian ini dimulai dengan cara

mengidentifikasi terlebih dahulu variabel-variabel dari dua objek yang

berbeda yaitu homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP, baik itu dari segi kurikulum, sistem belajar, bahan ajar, guru, alokasi waktu, sistem

penilaian, metode yang digunakan. Kemudian identifikasi prestasi belajar

siswa kelas 8 mulai dari hasil ulangan harian, Ujian Tengah Semester

(UTS), dan ujian Akhir Semester (UAS) semester II.

C. Instrumen Penelitian

(21)

38

sekolah formal. Kedua, adalah wawancara yang ditujukan kepada guru dan tutor bahasa Indonesia, baik itu dari homeschooling maupun dari sekolah formal.

Instrumen untuk meneliti dokumen yang dipakai dalam penelitian

ini yaitu hasil nilai Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir

Semester (UAS). Karena Nilai Rapor diperoleh dari: NR =

Nilai Harian diperoleh dari: NH =

Contoh dari bentuk format evaluasi hasil belajar ada dalam tabel

berikut ini.

Tabel 3.1.

FORMAT EVALUASI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

TAHUN PELAJARAN 2012 – 2013

UJIAN TENGAH SEMESTER DAN UJIAN AKHIR SEMESTER

Nomor

Nama Peserta Kelas Jumlah Nilai

Urut Peserta benar salah Blank Anulir

1. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan hasil prestasi

belajar siswa. Sumber datanya adalah siswa kelas 8 homeschooling

dan sekolah formal. Bentuknya adalah analisis teks dokumen hasil

(22)

39

LEMBAR WAWANCARA UNTUK GURU/TUTOR BAHASA INDONESIA

Nama :

Jabatan :

Nama Instansi :

Silahkan jawab pertanyaan berikut ini menurut pendapat anda sendiri.

Tabel 3.2.

Daftar Pertanyaan Wawancara

No. Daftar Pertanyaan

1. Sudah berapa lama anda mengajar di tempat ini?

2. Berapa banyak kelas yang anda ajar?

3. Apa kendala yang dihadapi ketika anda mengajar di tempat ini?

4. Bagaimana kualitas siswa-siswa di sini menurut pendapat anda?

5. Bagaimana cara anda mengajarkan bahasa Indonesia kepada siswa-siswa anda?

6. Apakah anda harus menjelaskan berulang-ulang ketika menjelaskan suatu materi pembelajaran?

7. Apakah anda memanfaatkan media ketika mengajarkan pembelajaran bahasa Indonesia?

(23)

40

8. Selain di sini, apakah anda mengajar di tempat lain? Apa perbedaannya ketika mengajar di tempat lain dengan di sini?

9. Apakah anda sering memberikan pujian atau sejenisnya ketika siswa menjawab pertanyaan dengan benar?

10. Apakah anda sering memberikan hukuman ketika murid melakukan kesalahan?

11. Apakah kurikulum yang digunakan di sekolah/tempat ini?

12. Bagaiamana sistem belajar di sekolah/tempat ini?

13. Bahan ajar apa yang diberikan kepada siswa-siswa?

14. Bagaimana kualitas guru-guru di sini?

15. Berapa lama waktu belajar di sini?

16. Bagaimana sistem penilaian di sekolah/tempat ini?

17. Apa metode pembelajaran yang diterapkan di sini?

D. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal penting yang mempengaruhi kulitas data hasil

penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan

data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas

instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang

digunakan untuk mengumpulkan data. Maka dari itu, instrumen yang telah

teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang

valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat

dalam pengumpulan datanya. (Sugiyono, 2012: 193).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik:

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen baik tertulis, gambar maupun

elektronik. Dalam penelitian ini mengambil dokumentasi daftar nilai Rapor

(24)

41

pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa homeschooling Kak Seto Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya

atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan

alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir,

1988:234).

Metode wawancara dalam penelitian ini ditujukan untuk guru/tutor

bahasa Indonesia. Wawancara ini menggunakan beberapa pertanyaan yang

telah peneliti siapkan sebelumnya.

E. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini terbagi menjadi dua bagian,

yaitu data yang bersifat kuantitatif dan data yang bersifat kualitatif. Adapun

prosedur analisis tiap data adalah sebagai berikut.

1. Analisis Data secara Kualitatif

Pengolahan data hasil prestasi belajar pada siswa homeschooling Kak Seto Bandung dan siswa SMP Negeri 5 Bandung bertujuan untuk mengetahui

prestasi belajar dari kedua sekolah tersebut. Pengolahan data dilakukan secara

kualitatif dengan cara mendeskripsikan data-data yang penulis temukan di

lapangan, kemudian data tersebut dianalisis.

2. Uji Kecenderungan

Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui

kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang

telah ditetapkan sebelumnya. Langkah perhitungan uji kecenderungan sebagai

berikut.

a) Menghitung rata-rata dari masing-masing variabel

b) Menentukan simpangan baku

(25)

42

> X + 1,5. SD Kriteria: sangat berprestasi

X + 1,5. SD > x ≥ X + 0,5. SD Kriteria: berprestasi

X + 0,5. SD > x ≥ X - 0,5. SD Kriteria: cukup berprestasi

X - 0,5. SD > x ≥ X - 1,5. SD Kriteria: kurang berprestasi

x < X - 1,5. SD Kriteria: belum berprestasi

Membuat nilai frekuensi dan diagram persentase untuk mengetahui

kecenderungan tiap variabel sebagai interpretasi dari gambaran umum

(26)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas rumusan masalah dan

tujuan penelitian. Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan

menganalisis data dari hasil penelitian adalah sebagai berikut.

Pola penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia di

homeschooling dan sekolah formal yang meliputi:

Bidang kurikulum, kedua intitusi pendidikan ini sama-sama menggunakan

kurikulum KTSP, hanya saja untuk homeschooling, kurikulum tersebut disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hal ini membuat pembelajaran lebih fleksibel.

Dalam sistem belajar, sekolah formal menggunakan sistem belajar yang biasa

digunakan di sekolah-sekolah negeri lainnya, sedangkan homeschooling khusunya

homeschooling komunitas, sistem belajarnya seperti di rumah. Tidak menekan siswa, dan menjadikan pembelajaran itu lebih menyenangkan bagi siswa.

Bahan ajar yang digunakan sekolah formal menggunakan buku-buku paket

standard dan LKS, sedangkan homeschooling menggunakan modul buatan mereka sendiri yang disesuikan dengan kebutuhan siswa, tetapi tetap mengacu terhadap KTSP.

Guru-guru di sekolah formal kebanyakan sudah di sertifikasi sehingga tidak perlu

diragukan lagi kualitas mengajarnya. Di homeschooling, tutor-tutor yang ada seperti tutor

bahasa Indonesia adalah lulusan universitas pendidikan negeri yang sudah diakui

kredibilitasnya yang sangat baik.

Waktu belajar dari siswa sekolah formal lebih kaku, karena setiap senin sampai

jumat masuk sekolah, dan per harinya menerima berbagai macam pelajaran. Sedangkan

di homeschooling per harinya hanya menerima satu pelajaran, jadi diharapkan pelajaran tersebut lebih terserap secara sempurna.

Sistem penilaian yang dilakukan di sekolah formal maupun di homeschooling

tidak jauh berbeda. Akan tetapi, sistem penilaian di sekolah formal lebih rumit dibanding

(27)

68

Metode pembelajaran di sekolah formal cukup bervariasi, akan tetapi tetap saja

masih terasa kaku bagi siswa. Di homeschooling, metode pembelajarannya lebih menyenangkan, dengan berbagai metode pembelajaran yang diterapkan, seperti metode

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM).

Belajarnya pun tidak harus di dalam ruangan, bisa di ruang tamu, ruang tengah, sofa, dan

bahkan di taman depan rumah agar belajarnya menjadi nyaman.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah penulis lakukan, terdapat perbedaan

nilai rata-rata prestasi belajar antara siswa homeschooling dan sekolah formal jenjang SMP dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan hasilnya nilai rata-rata dari

siswa-siswa homeschooling lebih tinggi daripada nilai dari siswa-siswa sekolah formal.

B. Saran

Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang

layak bagi diri mereka. Berdasarkan pengalaman dilapangan anak mendapatkan

perlakuan kurang menyenangkan di sekolah, sebut saja kasus bullying, bentakan dan kekerasan dari teman-teman ataupun dari guru. Pengalaman yang kurang berkesan

tersebut menimbulkan phobia terhadap sekolah (School Phobia) bagi anak dan orang tua. Lebih jauh lagi kurikulum yang terlalu padat, tugas-tugas rumah yang menumpuk

membuat kegiatan belajar menjadi sutu beban bagi sebagian anak. Melihat kondisi ini

solusi alternatif bagi anak-anak yang kurang cocok dengan sistem pendidikan formal,

salah satu bentuknya adalah kegiatan homeschooling.

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1) Homeschooling dapat dijadikan alternatif pendidikan bagi masyarakat selain di sekolah

formal

2) Jika anak anda mendapat perlakuan tidak baik di sekolah, seperti bullying, homeschooling

dapat dipilih menjadi jalur pendidikan yang dapat ditempuh.

3) Pembelajaran di homeschooling lebih menyenangkan dan tidak terlalu membebani siswa dengan tugas-tugas yang menumpuk.

4) Untuk anak anda yang mempunyai kegiatan yang cukup padat, pemilihan homeschooling

(28)

69

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Arvio, Idham. Blog Pendidikan: Pengertian Prestasi Belajar Siswa. (Online). Tersedia:

http://education-vionet.blogspot.com/pengertian-prestasi-belajar-siswa~Blog-Pendidikan [10 Desember 2012]

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Departemen Pendidikan Nasional. (2007).

Sekolah Rumah sebagai Satuan Pendidikan Kesetaraan. Jakarta: Depdiknas.

Hanafiah, Nanang, dkk. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Hermara, Uding. 2012. Metode Pembelajaran Homeschooling. (Online). Tersedia:

http://www.udinghermara.wordpress.com [10 Desember 2012]

Mulyadi, Seto. 2007. Homeschooling Keluarga Kak-Seto: murah, meriah, dan direstui pemerintah. Bandung: Kaifa.

Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press

Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern Untuk Ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika.

Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Saraswati, Sylvia. 2009. Cara Mudah Menyusun Proposal, Skripsi, Tesis, Disertasi. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Sudijono, Anas. 1987. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D.

Bandung : Alfabeta.

Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Prayitno, Dwi. 2010. Penelitian Kausal Komparatif. (Online). Tersedia:

(30)

S., Tedy. 2013. Sekolah Menengah Pertama. (Online). Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Menengah_Pertama [Diakses: 31

Juli 2013]

Tn. 2012. Homeschooling, sebuah pembelajaran alternatif. (Online). Tersedia:

http://www.sekolahkampus.com/homeschooling-sebuah-pembelajaran-alternatif [10 Desember 2012]

Tn. 2013. Sejarah Homeschooling. (Online). Tersedia:

http://homeschoolingyoo.blogspot.com/ [Diakses: 29 April 2013]

Widiyanto, Gunawan. (2007). Sekolah Rumah: Historisitas, Perkembangan, dan Beberapa Pandangan Terhadapnya. [Online]. Tersedia:

http://id.scribd.com/doc/36380279/Sekolah-Rumah-Homeschooling [13

Desember 2012]

Gambar

Tabel 3.1.
Tabel 3.2.

Referensi

Dokumen terkait

in descriptive writing (A case study in one state university in Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. List

The present study found that the sources of influence includes the students ’ good mastery of Indonesian as their NL, the limited knowledge of the English as the

[r]

Tina hasil panalungtikan bisa dicindekkeun yén, (1) ragam basa dina biantara lolobana nya éta ragam basa teu baku tina tata basa, éjahan, jeung undak- usuk basa; (2) ragam

Penelitian mengenai jenis-jenis semut (Hymenoptera: Formicidae) di bangunan kampus Universitas Andalas Limau Manis Padang telah dilakukan pada bulan September 2012 sampai dengan

[r]

Definisi menurut Litlle mengemukakan bahwa sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk

penelitian menunjukan bahwa semakin besar kecepatan cross feed maka amplitudo dan kekasaran permukaan akan semakin naik sehingga kontribusi yang diberikan dapat