• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN DAYA TAHAN OTOT TERHADAP HASIL PANJAT TEBING KATEGORI RINTISAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN DAYA TAHAN OTOT TERHADAP HASIL PANJAT TEBING KATEGORI RINTISAN."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN DAYA TAHAN OTOT TERHADAP HASIL PANJAT TEBING KATEGORI RINTISAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

oleh

Septi Citra Permana NIM 1005601

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN DAYA TAHAN OTOT TERHADAP HASIL PANJAT TEBING KATEGORI RINTISAN

Oleh

Septi Citra Permana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Septi Citra Permana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian Dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa izin penulis

(3)

SEPTI CITRA PERMANA

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN DAYA TAHAN OTOT TERHADAP HASIL PANJAT TEBING KATEGORI RINTISAN

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd. NIP. 196210231989031001

Pembimbing II

Sagitarius, M.Pd. NIP. 196911132001121001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan Olahraga Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

(4)

v

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Masalah Penelitian ... 6

C. Tujuan Masalah ... ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Pengertian Panjat Tebing ... ... 8

B. Pengertian Kecerdasan Emosi ... 12

C. Pengertian Daya Tahan Otot ... 16

D. Hubungan Pemanjatan Kategori Rintisan Dengan Kecerdasan Emosional Dan Daya Tahan Otot ... 22 E. Kerangka Pemikiran... 24

(5)

vi

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G.Hipotesis Penelitian ...

BAB III METODE PENELITIAN

29

A. Metode Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 30

C. Desain Penelitian ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Definisi Operasional ... 34

F. Instrumen Penelitian ... 35

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket ... 36

H. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42

1. Kondisi Fisik ... 42

2. Kecerdasan Emosional ... 46

3. Hasil Pemanjatan ... 49

B. Uji Hipotesis ... 50

1. Uji Normalitas ... ... 50

2. Uji Hipotesis ... 52

C. Diskusi Penemuan ... 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 59

B. Saran ... 59

(6)

vii

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(7)

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i ABSTRAK

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN DAYA TAHAN OTOT TERHADAP HASIL PANJAT TEBING KATEGORI RINTISAN Pembimbing : 1. Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd.

2. Sagitarius M.Pd.

Septi Citra Permana 1005601

Penelitian ini dilatar belakangi oleh suatu pemikiran bahwa aspek tingkat kecerdasan emosional dan daya tahan otot mempunyai peranan yang sangat penting dalam cabang olahraga panjat tebing khususnya pada kategori rintisan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui peranan penting tingkat kecerdasan emosional dan daya tahan otot terhadap hasil pemanjatan kategori rintisan cabang olahraga panjat tebing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, populasinya adalah 10 atlet putra FPTI Kabupaten Pandeglang yang masih aktif mengikuti proses latihan. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling jenuh.Instrumen yang digunakan adalah angket atau kuesioner kecerdasan emosional, terdiri dari 30 butir pernyataan, dengan menggunakan tes daya tahan otot yaitu daya tahan otot lengan yang berupa tes pull up dan daya tahan otot tugkai berupa tes squat jump. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasil pemanjatan cabor panjat tebing kategori rintisan, daya tahan otot memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasil pemanjatan cabor panjat tebing kategori rintisan, dan terdapat kontribusi yang signifikan kecerdasan emosional dan daya tahan otot secara bersama-sama terhadap hasil pemanjatan cabor panjat tebing kategori rintisan.

(8)

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF EMOTIONAL INTELLIGENCE AND MUSCLE ENDURANCE TOWARDS WALL CLIMBING RESULT PATH

CATEGORY Pembimbing : 1. Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd.

2. Sagitarius M.Pd.

Septi Citra Permana 1005601

This is research is based on the thought that emotional intelligence aspect and muscle endurance have an important role in wall climbing path category. This research is purposed to find out the importance of emotional intelligence aspect and muscle endurance towards wall climbing result, especially in path category. The method for this research is descriptive method, population on this research are the FPTI men athletes in total of 10 athletes that is actively training. This research is using total sampling technique. The istruments are emotional intelligence quetionaire, for the total of 30 statements, pull ups test for arm muscle endurance and squat jump test for leg mucle endurance. The result of the research shows that emotional intelligence signifancantly contribute toward wall climbing result path category, muscle endurance alsosignificantly contribute toward wall climbing result path category and both emotional intelligence and muscle endurance are significantly contribute toward wall climbing result path category.

.

(9)

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan olahraga dalam kehidupan manusia sangat penting karna melalui olahraga dapat di bentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta mempunyai watak disiplin dan akhirnya terbentuk manusia yang berkualitas. Di zaman sekarang ini olahraga merupakan suatu kebutuhan akan kehidupan untuk memenuhi kebutuhan akan dirinya sendiri yaitu kebutuhan akan sehat jasmani. Ini terlihat dari banyaknya sarana dan prasarana yang sekarang berdiri di kota-kota besar maupun daerah. Setiap orang pasti berbeda-beda dalam memilih cabang olahraganya, ada yang sekedar untuk hiburan semata, ada yang memilih untuk kesehatan, ada pula yang memilih olahraga uantuk prestasi.

Panjat tebing merupakan salah satu olahraga yang saat ini mulai banyak digemari oleh banyak orang, baik pria maupun wanita mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Hal ini terlihat dari bertambah banyaknya perkumpulan atau club-club olahraga panjat tebing baik di kota maupun di daerah yang bergabung dalam Federasi Panjat Tebing Olahraga yang disingkat dengan FPTI.

Sebagai cabang olahraga yang belum dikenal oleh banyak orang di Indonesia, olahraga panjat tebing berusaha untuk meningkatkan pamoritasnya agar lebih dikenali oleh masyarakat luas melalui event-event kejuaraan baik daerah, nasional maupun internasional. Ini terlihat dari banyaknya berdirinya papan panjat di sekolah, kampus maupun di tempat umum.

(10)

2

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemanjatan untuk dapat mencapai puncak tertinggi tebing buatan. Pada kategori kecepatan (speed) pemanjatan dilakukan secara top roop (tali sudah dikaitkan di top agar pemanjatan sudah berada dalam posisi aman) jadi apabila pemanjat terjatuh, tali pengaman yang sudah dikaitkan di top sebagai pengaman utamanya. Untuk kategori rintisan dan speed pemanjat diatur atau dijaga oleh belayer (rekan pemanjat yang berada dibawah yang mengatur turunnya pemanjat). Pada kategori jalur pendek atau boulder, pemanjat harus pandai membaca jalur dan harus memiliki keberanian untuk melompat, atlet tidak menggunakan pengaman tubuh, pengaman harus diberikan dengan cara menyimpan matras dibawah tebing/papan untuk pengamanan bila atlet terjatuh.

Dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti kategori rintisan (kesulitan). Dalam olahraga panjat tebing kategori rintisan, yang dinilai adalah puncak tertinggi pemanjatan. Pemanjatan yang paling tinggi memanjat adalah pemenangnya. Untuk mencapai pemanjatan paling tinggi, pemanjat harus memiliki power yang besar, daya tahan otot, keberanian dan pemanjatan juga harus pandai membaca jalur pemanjatan atau disebut orientasi medan yang dilaksanakan sebelum pemanjatan dimulai.

Panjat tebing kategori rintisan yaitu dalam panjat tebing yang lebih menekankan kemampuan aspek-aspek dalam latihan yaitu fisik, teknik, taktik dan mental. Seorang pemanjat harus memiliki fisik yang prima untuk menambah ketinggian, memiliki penguasaan teknik yang sempurna untuk dapat memecahkan jalur pemanjatan, memiliki taktik yang cemerlang untuk dapat membaca jalur yang akan dipanjat, dan memiliki mental yang bagus untuk dapat mencapai top dan memenangkan suatu pertandingan.

(11)

3

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesalahan-kesalahan pada saat pemanjatan salah satunya diakibatkan oleh faktor kecerdasan emosional dan daya tahan otot.

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian

diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial (Goleman 2002, hlm. 512) Golema (1998, hlm. 58-59) mengemukakan kemampuan seseorang dalam mengelola kecerdasan emosi terdiri dari:

1. Mengenali emosi diri (self awareness)

Merupakan kemampuan dari dalam diri mengenai sauna hati, maupun pikiran kita mengenai suasana hati tersebut. Unsur- unsur pengenalan diri adalah kesadaran emosi,penilaian diri secara teliti, dan percaya diri.

2. Mengelola emosi (self regulation)

Adalah kecakapan dalam menyeimbangkan emosi, bukan kemampuan emosi. Karena emosi sendiri diperlukan untuk member warna dalam kehidupan. Unsure- unsure mengelola emosi terdiri atas kendali diri, sifat dapat dipercaya, kehati- haian, adaptabilitas, dan inovasi

3. Memotiivasi diri sendiri (motivation)

Kemampuan menggunakan hasrat agar setiap saat dapat membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik, serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif. Unsur-unsur motivasi, yaitu: dorongan prestasi, inisiatif, komitmen, dan optimisme.

(12)

4

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Merupakan kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain. Empati dibangun atas dasar kesadaran diri. Unsure- unsure kemampuan mengenali emosi orang lain adalah: memahami orang lain, mengembangkan orang lain, orientasi pelayanan, dan memanfaatkan keragaman.

5. Membina hubungan (social skill)

Adalah kemampuan menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelasaikan perselisihan, dan bekerjasama dalam tim. Unsur-unsur ketrampilan sosial, yaitu: pengaruh, komunikasi, manajemen konflik, kepemimpinan, katalisator perubahan, membangun hubungan, kolaborasi dan kooperasi, serta kemampuan tim.

(13)

5

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengalami gejala-gejala seperti kebingunan saat membaca jalur, tegang, ragu-ragu,mudah putus asa, power cepat menurun, dan stamina yang menurun.

Kecerdasan emosional juga sangat menentukan tingginya hasil pemanjatan dan prestasi pada atlet panjat tebing, atlet yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan memiliki prestasi yang tinggi dan dapat meyelesaikan pemanjatan dengan mudah dibandingkan dengan atlet yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Atlet yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih tenang dengan berusaha keras untuk memecahkan jalur pemanjatan dengan mengekspresikan ide-ide pada taktik dan strategi yang akan memudahkan atlet tersebut meyelesaikan pemanjatannya. Atlet yang memiliki kecerdasan emosional rendah cenderung tidak memiliki motivasi yang tinggi dan ketika menemukan jalur yang sukar ketika memanjat cenderung mudah putus asa dan tidak berusaha untuk berpikir keras serta akan mudah menyerah.

Selain itu dalam olahraga panjat tebing kategori rintisan diperlukan kondisi fisik yang baik, sebagaimana diketahui kondisi fisik terdiri dari beberapa komponen fisik, seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1998, hlm. 50) dalam bukunya coaching dan aspek-aspek psikologi dalam olahraga, kondisi fisik terdiri dari : “daya tahan otot, daya tahan kekuatan, kekuatan otot, kelentukan, kekuatan, stamina, kecepatan, kelincihan dan power”. Pada cabor panjat tebing kategori rintisan, daya tahan otot menjadi salah satu penunjang yang sangat penting dalam mencapai ketinggian yang maksimal.

Olahraga panjat tebing merupakan olahraga yang memerlukan daya tahan. Daya tahan menurut Harsono (1988, hlm. 155) “Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu lama, tanpa mengalami

kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut”. Selain

komponen fisik daya tahan olahraga ini juga memerlukan kekuatan. Kekuatan menurut Harsono (1988, hlm. 178) “Kekuatan adalah kemempuan otot untuk

(14)

6

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencapai prestasi yang tinggi maka seorang atlet harus meningkatkan kemampuan daya tahan ototnya.

Dengan daya tahan yang baik, performa atlet akan tetap optimal dari waktu ke waktu karena memiliki waktu menuju kelelahan yang cukup panjang. Hal ini berarti bahwa atlet mampu melakukan gerakan, yang dapat dikatakan, berkualitas tetap tinggi sejak awal hingga akhir perlombaan. Kukuatan dibutuhkan agar otot mampu membangkitkan tenaga terhadap suatu tahanan. Sedangkan daya tahan diperlukan untuk bekerja dalam durasi yang panjang. Daya tahan otot sendiri merupakan perpaduan antara kekuatan dan daya tahan. Daya tahan fisik menghasilkan perubahan-perubahan fisiologi dan biokimia pada otot, sehingga daya tahan secara umum bermanifestasi melalui daya tahan otot.

Melihat persoalan di atas, serta menangkap fenomena di lapangan tentang kecerdasan emosional dan daya tahan otot sebagai faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap atlet panjat tebing untuk meningkatkan hasil pemanjatan dan prestasi pada cabor panjat tebing kategori rintisan, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Kontribusi kecerdasan emosional dan daya tahan otot terhadap hasil panjat tebing kategori rintisan pada atlet panjat tebing Kabupaten Pandeglang”.

B. Masalah penelitian

Mengidentifikasi latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah kecerdasan emosional memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasil pemanjatan cabor panjat tebing kategori rintisan ?

(15)

7

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Apakah terdapat kontribusi yang signifikan kecerdasan emosional dan daya tahan otot secara bersama-sama terhadap hasil pemanjatan panjat tebing kategori rintisan ?

C. Tujuan Penelitian

Penenlitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang signifikan tingkat kecerdasan emosional dan daya otot dengan hasil pemanjatan pada olahraga panjat tebing kategori rintisan secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Kontribusi kecerdasan emosional terhadap hasil pemanjatan cabor panjat tebing kategori rintisan.

2. Kontribusi daya tahan otot terhadap hasil pemanjatan cabor panjat tebing kategori rintisan.

3. Kontribusi kecerdasan emosional dan daya tahan otot secara bersama-sama terhadap hasil pemanjatan panjat tebing kategori rintisan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Secara teoritis

a. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga yang berkompeten dengan pembinaan olahraga panjat tebing b. Bagi lembaga pendidikan yang mengkaji disiplin ilmu kejiwaan olahraga

mengenai hubungan aspek psikologi khususnya tingkat kecerdasan emosional dengan hasil pemanjatan pada olahraga panjat tebing.

2. Secara praktis

(16)

8

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(17)

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Dalam pengambilan data penelitian dengan menggunakan angket, dan tes daya tahan atlet otot. Menurut Sugiyono (2007, hlm. 11), Metode deskriptif adalah suatu metode untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel, atau lebih (independen)

tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”. Nazir (2003, hlm.55) menjelaskan bahwa: “metode deskriptif adalah metode penelitian membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini

berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka”. Metode deskriptif yang digunakan adalah survey terhadap sejumlah atet cabor panjat di Kabupaten Pandeglang.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan tentang kecerdasan emosional dan daya tahan otot pada pemanjatan serta kontribusinya terhadap hasil pemanjatan cabor panjat tebing kategori rintisan, baik secara parsial maupun simultan.

B.Populasi dan sampel

Populasi atau population menurut bahasa, sama dengan penduduk atau orang banyak, bersifat umum (universe). Populasi menurut Sugiyono (2010, hlm.115) yaitu:

”wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan di tarik

(18)

31

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakteristik yang sama”. Mengenai populasi dipaparkan oleh Lutan (2001, hlm.2.18) seperti yang tertera pada halaman 31.

Populasi adalah kelompok yang digunakan dalam penelitian dimana data/informasi itu diperoleh, sedangkan populasi adalah sekelompok yang lebih besar dimana hasil penelitian digeneralisasikan. Dalam kebanyakan penelitian, sampel lebih kecil dari populasi, karena peneliti jarang menggunakan seluruh anggota dari populasi

.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitan. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Arikunto (2006, hlm. 130).

menjelaskan : “Apabila subjeknya kurang dari seratus atlet, lebih baik diambil seluruhnya, sedangkan jika jumlah subjeknya lebih dari seratus atlet dapat diambil 10-15% atau lebih bergantung pada kemampuan peneliti”.

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel jenuh atau total sampling artinya semua jumlah populasi digunakan sebagai sampel. Sugiyono (2010, hlm.124)

menyatakan bahwa: ”sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi dijadikan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet panjat tebing putra Kabupaten Pandeglang kategori rintisan dan sampel penelitian ini sebanyak 10 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh karakteristik tersebut (Sugiyono, 2009, hlm.81). Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh yaitu sleuruh populasi dijadikan sampel penelitian karena kurang dari 100.

C.Desain Penelitian

(19)

32

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membantu penelitian dalam upaya memecahkan masalah penelitian yang telah dirumuskan.

Proses penelitian yang dikembangkan pada penelitian ini merupakan pengembangan penelitian kuantitatif seperti pada Gambar 3.1

Gambar 3.1

Langkah-langkah Penelitian

(Sumber: diadopsi dari Lutan et al, 2007, hlm. 201) D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan metode survei tes dengan teknik tes. Metode ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data mengenai daya tahan otot serta

Pemilihan dan identifikasi, perumusan Masalah

Penentuan populasi dan Sampel penelitian

Pengumpulan Data angket

Menentukan Instrumen penelitian (kuesioner) kecerdasan emosi dan Tes daya tahan otot

Prosedur dan Desain Penelitian

(20)

33

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemanjatan. Nurhasan (2007, hlm. 5) mengemukakan seperti yang tertera pada halaman 33.

Pengukuran adalah proses pengumpulan data/ informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur ini berupa a) Tes dalam bentuk-bentuk pertanyaan, b) tes dalam bentuk psikomotor, c) berupa skala sikap dan berupa alat ukur yang bersifat standar misalnya ukuran

meter, berat, ukuran suhu derajat Fahrenheit (“F), derajat Celcius (“C).

Pada penelitian ini penulis menggunakan dua metode pengambilan data. Adapun metode yang digunakan adalah :

1. Kuesioner/Angket

(21)

34

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk lebih jelasnya bobot skala dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1.

Bobot Skala Untuk Pernyataan Positif

Alternatif Bobot

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1 Sumber : (Sugiyono, 2011, hlm.93)

2. Tes Daya Tahan Otot adalah sejumlah tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana daya tahan otot atlet.

E.Defisnisi Operasional variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono, 2007, hlm. 32). Untuk menghindari terjadinya kesalahan operasionalisasi variabel maka peneliti mendefinisikan operasionalisasi variabel sebagai berikut:

(22)

35

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kondisi orang lain serta kesadaran terhadap emosi sendiri pada saat emosi tersebut muncul dalam suatu kegiatan pemanjatan

2. Daya tahan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot rangka untuk meneruskan kontraksi pada jangka waktu yang lama, serta kemampuan pemulihan yang cepat setelah melakukan pemanjatan pada kategori rintisan.

F. Instrument Penelitian

Untuk mengumpulkan data-data yang diperlikan, penulis menggunakan alat ukur sebagai media pengumpulan data. Instrument penelitian menurut Arikunto (2006, hlm.219) adalah “alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data.” Menurut Sugiyono (2009, hlm.102) menjelaskan bahwa: “instrument penelitian adalah suatu

alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket dengan membuat pertanyaan atau pernyataan, tes pull up, tes squat jump, tes memanjat dengan menggunakan jalur tertentu dan pengamatan langsung ke lapangan tentang bagaimana sikap atau perilaku atlet ketika melakukan pemanjatan maupun sebelum melakukan pemanjatan.

Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen variabel yang dijabarkan melalui sub komponen, indikator-indikator dan pertanyaan. Butir-butir pertanyaan atau pernyataan itu merupakan gambaran tentang hubungan tingkat kecerdasan emosional terhadap hasil pemanjatan pada olahraga panjat tebing kategori rintisan.

(23)

36

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penampilan fisik seperti dikatakan Sekaran (dalam Sugiyono, 2010, hlm.200) sebagai berikut:

Prinsip itu adalah isi dan tujuan merupakan bentuk pengukuran, bahasa yang digunakan dimengerti responden, Pertanyaan dibuat tertutup dalam kalimat positif , pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan yang sudah lupa, pernyataan tidak menggiring, pertanyaan tidak terlalu panjang, urutan pertanyaan dari yang umum ke lebih spesifik serta penampilan fisik angket menarik.

Adapun instrument yang digunakan dalam test pull up dan squat jump, pelaksanaan testnya adalah sebagai berikut:

1. Sampel melakukan persiapan atau pemanasan terlebih dahulu. 2. Pemanggilan sampel untuk pelaksanakan tes.

3. Sampel mengambil posisi untuk melakukan tes

4. Sampel menunggu aba-aba yang diberikan oleh penguji 5. Sampel memulai melakukan tes

6. Penguji mencacat berapa banyak sampel melakukan tes

G. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Angket

Untuk jenis data yang diperoleh berdasarkan angket, langkah pertama yang dilakukan :

1. Pengujian Validasi dan Reliabilitas Instrumen Angket

Untuk menguji validitas konstruk dapat dipergunakan pendapat para ahli (judgement expert) seperti diungkapkan Hadi (sugiyono, 2010, hlm. 176) bahwa:

(24)

37

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membagi 27% kelompok tertinggi dan 27% kelompok terendah dengan rumus

n1 : jumlah sampel pada kelompok skor tinggi n2 : jumlah sampel pada kelompok skor tinggi

S gab diperoleh dari : √� − + � −

� +� −

Ketentuan yang berlaku adalah apabila ke dua kelompok tesebut di atas 0,30 maka dianggap instrument memiliki validitas konstruksi yang baik.

Untuk melakukan validitas butir pertanyaan maka langkah yang dilakukan adalah mengkorelasikan skor faktor tiap butir dengan jumlah total. Uji korelasi menggunakan rumus Pearson Product Moment, yaitu:

] Instrumen diujicobakan kepada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian.

2. Uji reliabilitas instrument (keajegan)

(25)

38

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

� = � + �

Keterangan : r1 = reliabilitas internal seluruh instrument

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dengan belahan kedua

H.Teknik Analisis Data

Dalam penelitian seorang peneliti dapat memakai salah satu analisis tersebut, karena data yang terkumpul berupa angka-angka, maka penulis menggunakan analisis statistik hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (1988, hlm. 221) yang dikutip oleh Yuliono (2004, hlm. 41), mengatakan bahwa: “Cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data, menganalisis data penyelidikan yang berwujud angka-angka dalam teknik statistik”. Pertimbangan digunakannya metode analisis statistik sebagai berikut:

1. Melalui analisis statistik obyektif hasil penelitian lebih terjamin, karena prosedurnya menggunakan data matematis yang logis.

2. Statistik dapat meringkas data yang besar dalam bentuk yang sederhana, sehingga mudah diketahui.

(26)

39

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DF

=

F

N

x

% = %

Keterangan: F = Frekuensi

N = Jumlah Responden (Hadi, 1988:221 dalam Yuliono, 2004:41)

Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh hasil perhitungan akhir atau kesimpulan yang benar dengan langkah-langkah :

Data yang akan disajikan pada penelitian ini yaitu dalam bentuk :

a. Tabel data interval (hasil test) b. Grafik batang

c. Pengukuran gejala pusat

Pengukuran menggunakan teknik statistic modus (nilai yang paling banyak muncul), median (nilai tengah) dan mean (rata-rata hasil jawaban) untuk menggambarkan profil kelompok yang didasarkan pada gejala pusat dari kelompok tes.

Langkah kedua adalah menghitung uji koefisien korelasi dengan skor berpasangan atau pearson product moment karena data berbentuk interval atau ratio dengan menggunakan rumus seperti berikut:

(27)

40

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

  

3. Kemudian melakukan penghitungan uji signifikansi koefisien regresi sederhana, menggunakan pendekatan uji-t dengan rumus:

t =r√n − √ − r

Keterangan:

t = t hitung yang dicari r = koefisien yang dicari i = jumlah sampel

Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefisien regresi masing-masing variabel, dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika

–t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk = n- 2 dalam hal

(28)

41

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menghitung derajat hubungan tiga variabel atau koefisien regresi multiple dengan menggunakan rumus:

. = √� + � � − � . � �

− �

Keterangan :

� . = Koefisien korelasi yang dicari � = Koefisien korelasi antara Y dan X1 ry2 = Koefisien korelasi antara Y dan X2 � = Koefisien korelasi antara X1 dan X2

d. Menguji signifikansi koefisiensi regresi multipel atau ganda dengan menggunakan pendekatan statistik uji-F dengan rumus:

� = − � � − � −�/�

Keterangan:

F = F hitung yang dicari

R = Koefisien korelasi yang dicari K = Jumlah variable bebas

n = Jumlah sampel

e. Interpretasi koefisien regresi berdasarkan interpretas (Sugiyono, 2007, hlm. 183) Tabel 3.2

Interpretasi Nilai Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0.199 0,20 – 0,399

(29)

42

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

(30)

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil deskripsi maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini yaitu :

1. Kecerdasan emosional memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasil pemanjatan cabor panjat tebing kategori rintisan

2. Daya tahan otot memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasil pemanjatan cabor panjat tebing kategori rintisan

3. Terdapat kontribusi yang signifikan kecerdasan emosional dan daya tahan otot secara bersama-sama terhadap hasil pemanjatan cabor panjat tebing kategori rintisan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Pelatih

Sebaiknya menyusun program latihan yang sesuai dengan kebutuhan para atlet terutama pada kondisi fisik serta mental. Perubahan kemampuan fisik akan menurun jika tidak ada program yang tepat sesuai kebutuhan atlet.

2. Bagi para atlet

(31)

60

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi penelitian selanjutnya

(32)

61

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, A.G. (2009). Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Jakarta: Arga.

Atkinson et al. ( 2010). Psikologi alih bahasa Kusuma. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ardana I. C et al. (2013). Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan

Spiritual, dan kesehatan fisik untuk memprediksi prestasi belajar mahasiswa akuntansi. Jurnal Akuntansi, 17 (3) hlm. 444-458

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

_______ (2002). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Damiri, A. (1992). Teori belajar mengajar motorik. FPOK-IKIP Bandung DEPDIKBUD (1997). Kurikulum. Jakarta. Depdikbud.

Furqon. (2009). Statistika terapan untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Gardner, H. (2001). Multiple intelegences, alih bahasa.

Goleman. ( 2002). Emotional quotion. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Harsono. (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologi dalam olahraga. Jakarta: Cv Tambak Kusuma.

Herman. (2011). Psikologi olahraga. Universitas Negeri Makasar: F POK

http://catros.wordpress.com/20/07/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-Indonesia/. diakses pada tanggal 12 oktober 2013

http://personalityfuji.wordpress.com/. diakses pada tanggal 15 November 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan#Menurut_Howard_Gardner diakses pada tanggal 8 November 2013

(33)

62

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lesmana, S.I. (2013). Perbedaan pengaruh metode latihan beban terhadap kekuatan dan daya tahan otot biceps brachialis ditinjau dari perbedaan gender (Studi Komparasi Pemberian Latihan Beban Metode Delorme dan Metode Oxford Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dan (http://www.esaunggul.ac.id/article/ diakses 10 April 2014)

Lutan et al. ( 2007). Penelitian pendidikan dalam olahraga. Bandung: FPOK

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indon Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabet

Nurhasan. (2007). Modul Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung FPOK Respati W,.S et al (2007) Gambaran Kecerdasan Emosional Siswa Berbakat di Kelas

Akselerasi SMA di Jakarta. Jurnal Psikologi Vol. 5 No. 1, Juni 2007

Suryana, Yaya dan Priatna, Tedi. (2007). Metodologi penelitian pendidikan. Bandung: Azkia Pustaka Utama

Tim Penyusun FPTI. (2010). Pedoman kompetisi panjat tebing. Jakarta: FPTI.

Tim Penyusun UPI. (2013). Pedoman penulis karya ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Trihandini, F.M. (2005). Analisis pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan. Universitas Diponegoro: Thesis

Widhiandono, H dan Miftahudin, M.A. (2010). Hubungan kecerdasan emosi dan latar belakang sosial terhadap kewirausahaan dikalangan mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Muhamadiyah

Winarko,S. (2011). Pengaruh perbedaan latihan plyometric dan kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan kecepatan menggiring bola. USM Surakarta:

Thesis

(34)

63

59 Septi Citra Permana, 2014

Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Otot terhadap Hasil Panjat TEbing Kategori Rintisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian
Tabel 3.1. Bobot Skala Untuk Pernyataan Positif

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fee Audit Dilihat Dari Segi Client Attributes (Studi pada peusahaan yang listing di bursa efek Singapura pada tahun 2011-2012).. and

Berkenaan dengan masih perlunya pengaturan lebih lanjut, mengenai tanah pulau kecil dan tanah yang berbatasan dengan pantai dalam suatu Peraturan Pemerintah, maka

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL BERDASARKAN PERILAKU ASERTIF PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 43 BANDUNG. (Studi deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 43

Keputusan ini merupakan perluasan pemberian kemudahan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1997

Dan seteah dihitung besar koefisien elastisitasnya, sifat elastisitas pada tahun 2007 adalah elastis, yang artinya persentase ( % ) perubahan kuantitas daging sapi lebih besar

“ Analisis Keausan Baja St 40 Menggunakan Tribotester Pin On Disk dengan Variasi Kondisi Pelumas ”.Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Wahid Hasyim,

Keterangan Perbandingan Penggunaan Bahan Standart Untuk Industri.. Universitas

Jika ibu memiliki sebuah kubus dengan panjang rusuk a, lalu dari kubus tersebut dibuat 3 buah limas persegi seperti pada kegiatan yang telah kalian lakukan sebelumnya, maka