• Tidak ada hasil yang ditemukan

Naskah Publikasi Pengelolaan Budaya Islami Di SMP Negeri 10 Purworejo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Naskah Publikasi Pengelolaan Budaya Islami Di SMP Negeri 10 Purworejo."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRA

UN

DI SMP NEGERI 10 PURWOREJO

Oleh MUH NURSODIQ NIM : Q 100 100 225

GRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDI PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

DIDIKAN

(2)
(3)

PENGELOLAAN BUDAYA ISLAMI DI SMP NEGERI 5 PUWOREJO

Oleh

Muh Nursodiq1 , Sabar Narimo2 , Sofyan Anief3 1

Guru SMP Negeri 5 Purworejo 2

Staf Pengajar UMS Surakarta, 3Staf Pengajar UMS Surakarta

Abstract

The objective of the research are (1) to describe the characteristics of teachers and students activities in developing Islamic culture (2) to describe the social interactions within the school community in State Junior High School 10 Purworejo.

This study was conducted at State Junior High 10 Purworejo. This research applied qualitative approach. The methods of data collecting in this study are : (1) in-depth interviews, (2) observation, and (3) documentation. In finding the credibility of data is used (1) extending the time of the study, (2) triangulation, and (3) clarification of the research results. Techniques applied for data collection in this study is descriptive techniques through : (1) data reduction, (2) presentation of data, and (3) conclusion.

The results of this study are as follows (1) The activities of teachers and students in the management of Islamic culture performed before, while, and after learning activities. The activities before learning activities are shaking hands amonng the same gender students and pray. The activities during learning is connecting the materials to Islamic value. The activities after learning are extra curriculer and Islamic anniversary.This is also supported by all school community, the more school community support the development of Islamic culture, the personality and character of the school community will increase and sense of empathy within the school community (2) the characteristics of social interaction done seems concretely in the school community. Social interaction carried out are greeting, smile and visit each others. The more intensif social interaction, it will improve quality of teaching and learning and it will be able to achieve its vision and mission, and goals of the school.

(4)

Pendahuluan

Sebagai sebuah organisasi , sekolah memiliki budayanya sendiri, yang khas dan unik, yang membedakannya dengan organisasi yang lain. Dalam hal ini Kroeber & Kluckhon melalui Saiful Bahri (2010:23) budaya didefinisikan sebagai : budaya berisi pola perilaku, baik eksplisit maupun implisit, yang diperoleh dan ditransmisikan oleh simbol-simbol, melembagakan perbedaan pencapaian dalam kelompok manusia, termasuk pelembagaan dalam artifak; yaitu inti penting dari budaya yang berisi ide-ide tradional (secara histori diturunkan dan dipilih) dan nilai-nilai khusus yang melekat.

Nilai-nilai budaya atau perilaku sebagaimana disebutkan di atas dapat dimasukkan dalam kegiatan di sekolah melalui pengembangan budaya Islami, yaitu pemindahan nilai-nilai Islami yang dalam perspektif Islam dapat berupa kebaikan-kebaikan yang ditentukan dalam Al-Quran seperti halnya tentang akhlaq, zikir, mengabdi, cinta, memuliakan, patuh, infak, disiplin, teratur, rapi, dakwah, dan pendidikan.

(5)

sekolah seharusnya fokus pada prestasi akademik (academic achievement), dapat menjauhkan sekolah dan siswa pada nilai-nilai budaya dan karakter.

Pada sisi lain sekolah dihadapkan pada kenyataan perkembangan budaya masyarakat yang sangat cepat, perubahan-perubahan yang terjadi terhadap berbagai aspek budaya dan masyarakat yang begitu cepat menjadikan sekolah mempunyai misi sebagai alat untuk melakukan perubahan-perubahan (agent of change) sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Untuk itu, menurut Buhory (2007:9) diperlukan langkah-langkah di antaranya dengan memberdayakan Lembaga Pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

Widiyarti & Suranto (2009:27) menyatakan bahwa keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan secara dominan sangat ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Selanjutnya Wardhana (2007:7) menyatakan bahwa tugas dan tanggung jawab yang utama dari para pemimpin sekolah dalam era kemandirian sekolah adalah menciptakan sekolah yang efektif, dalam arti bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan masyarakat luas penggunanya.

(6)

mengembangkan sebuah budaya mutu. Untuk itu kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberikan kesemapatan kepada para tenaga kependidikan melalui kerja sama kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah (Aqib &Sujak, 2011:13).

SMP Negeri 10 Purworejo berorientasi ke depan dengan mengarahkan dan berusaha membentuk karakter anak didiknya agar menjadi generasi intelektual, menguasai ilmu pengetahuan dan pengamalan nilai-nilai religius, serta pada diri mereka tertanam pribadi yang mulia di dunia dan akhirat. Sekolah ini memiliki ciri khas berbudaya Islami yang ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dan merupakan sekolah yang bernuansa Islami yang ada di Kabupaten Purworejo.

Hal yang menarik adalah mengetahui lebih jauh tentang berbagai inovasi yang telah dilakukan sekolah (stakeholder), khususnya tentang pengelolaan kultur atau budaya Islami yang berlaku di sekolah sesuai dengan pengembangan ciri khas yang merupakan identitas sekolah.

(7)

Metode Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat. Sesuai dengan karakter tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha mendapatkan informasi yang selengkapnya. Sebagaimana yang dikemukakan Sukmadinata (2007:107) bahwa penelitian kualitatif menghasilkan deskripsi analitik tentang fenomena-fenomena secara murni bersifat informatif. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2011:4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

(8)

serta siswa yang andil dalam pengelolaan budaya Islami di SMP Negeri 10 Purworejo.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mendalam tentang latar belakang dan substansi permasalahan. Jenis wawancara dalam penelitian ini yaitu wawancara tidak berstruktur atau terbuka. Dikemukakan Sugiyono (2008:197) bahwa wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas, tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran data mengenai kondisi fisik sekolah untuk mendukung data tentang pengelolaan budaya Islami di SMP Negeri 10 Purworejo. Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang berupa dokumen atau arsip tentang pengelolaan.

(9)

Hasil dan Pembahasan

Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas. Budaya sekolah adalah karakteristik khas sekolah yang dapat diidentifikasi melalui nilai yang dianutnya, sikap yang dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkanya dan tindakan yang ditunjukan oleh seluruh personel sekolah yang membentuk suatu kegiatan khusus dari sistem sekolah.

SMP Negeri 10 Purworejo sesuai dengan SK Bupati Purworejo No. 188.4/1259 tanggal 12 Desember 2002, SMP Negeri 10 Purworejo ditunjuk sebagai Sekolah Negeri Model Pendidikan Agama Islam (Bernuansa Islami) mengandung pengertian, maksud, dan tujuan bahwa sekolah tersebut berusaha dengan sungguh-sungguh mengintensifkan pendidikan Agama Islam secara terpadu dan berkelanjutan, melaksanakan dalam bentuk peningkatan sacara intensif dalam proses pembelajaran, pendidikan, dan bimbingan tentang pemahaman, pengamalan, dan penghayatan materi Pendidikan Agama Islam bagi siswa dengan tujuan mewujudkan peserta didik yang dapat memahami, mengamalkan, dan menghayati ajaran/syariat secara benar dan utuh sehingga tercipta suatu generasi yang cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan hiasan akhlakul karimah dan berbudi luhur.

(10)

sebelum pelajaran, ketika pembelajaran, dan sesudah pembelajaran. Dengan demikian keberhasilan sebuah lembaga pendidikan tidak hanya didukung oleh lengkapnya sarana dan prasarana, guru yang berkualitas atau pun input siswa yang baik, tetapi budaya sekolah sangat berperan terhadap peningkatan keefektifan sekolah. Budaya merupakan jiwa (spirit) sebuah sekolah yang memberikan makna terhadap kegiatan kependidikan sekolah tersebut, jika budaya sekolah lemah, maka ia tidak kondusif bagi pembentukan sekolah efektif. Sebaliknya budaya sekolah kuat maka akan menjadi fasilitator bagi peningkatan sekolah efektif. Elemen penting budaya sekolah adalah norma, keyakinan, tradisi, upacara keagamaan, seremoni, dan mitos yang diterjemahkan oleh sekelompok orang tertentu. Dalam penelitian ini diketahui bahwa keberhasilan, pencapaian dan perwujudan dari visi misi sekolah yang ditetapkan didukung oleh semua staekholder sekolah, baik kepala sekolah, guru, karyawan Tata Usaha, komite sekolah. Budaya sekolah yang diciptakan sangat berperan terhadap peningkatan keefektifan sekolah.

(11)

iklim dan budaya sekolah empat sampai enam minggu sebelum tahun ajaran berakhir.

Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Marwan dkk (2011) yang mengusulkan bagaimana pendidikan dan budaya membangun jembatan bukan tembok pemisah antara dunia muslim dan dunia barat. Budaya sering membentuk cara orang berpikir dan cara mereka melihat seluruh dunia. Untuk budaya, untuk memastikan, memberi kita kebiasaan, nilai, ide-ide, keyakinan dan prinsip. Dan orang tinggal di ruang budaya yang mempengaruhi cara mereka berhubungan satu sama lain, cara mereka melihat, kebiasaan mereka, impian dan keinginan. Keberhasilan, pencapaian dan perwujudan dari visi misi sekolah yang ditetapkan didukung oleh semua staekholder sekolah, baik kepala sekolah, guru, karyawan Tata Usaha, komite sekolah. Budaya sekolah yang diciptakan sangat berperan terhadap peningkatan keefektifan sekolah.

SMP Negeri 10 Purworejo mampu membentuk pola pikir dan suasana yang kondusif. Bahwa aktivitas dan pembiasaan yang dilakukan oleh semua personalnya mampu menciptakan sifat empati warga sekolah, dapat menumbuhkan budaya yang lebih baik karena dilandasi oleh perasaan yang saling memahami.

(12)

ke arah yang lebih positif. Aktivitas yang dilaksanakan sebelum pembelajaran berupa berjabat tangan - laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan - berdoa. Aktivitas ketika pembelajaran berupa pengaitan mata pelajaran dengan nilai-nilai islami. Aktivatas sesudah pembelajaran diwujudkan dalam bentuk pengembangan diri, peringatan hari-hari besar agama Islam.

Pengembangan budaya islami memilki dampak yang positif terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Walaupun belum mengangkat prestasi akademis dan nonakademis karena input siswanya, pengembangan budaya islami telah mengubah iklim kerja menjadi kondusif, meningkatkan disiplin warga lebih baik. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa semakin banyak dukungan warga sekolah dalam mengimplementasikan nilai-nilai islami dalam aktivitas sehari-hari di sekolah maka kepribadian dan karakter warga sekolah semakin meningkat dan semakin matang pula rasa empati antarsesama warga sekolah.

(13)

Salam dan doa merupakan bagian dari cara umat Islam berinteraksi, merupakan awal terjadinya komunikasi. Ketika seorang muslim yang belum kita kenal diberi salam maka dia akan membalas salam dan biasanya dilanjutkan jabat tangan, akan terjadi komunikasi, kontak hubungan, dan silaturahim.

Penelitian yang dilakukan Jagdish (2000) yang memaparkan bahwa Interaksi guru - siswa, siswa - guru mendasari terbentuknya budaya yang baik. Guru membangkitkan motivasi siswa dengan pendekatan belajar yang menanamkan nilai budaya. Hubungan antar individu meskipun berbeda budaya terjalin dengan baik sehingga menciptakan hubungan sosial yang harmonis. Demikian juga Marlow (1997) memaparkan bahwa Kepala Sekolah merupakan kunci dalam mencapai perubahan yang positip. Kepala sekolah bersama warga sekolah mengembangkan budaya sekolah. Visi dan misi sekolah ditekankan pada saling peduli satu sama lain.

(14)

Simpulan

Karakteristik aktivitas guru dan siswa dalam pengembangan budaya Islami di SMP Negeri 10 Purworejo sesuai dengan visi dan misi sekolah. Visinya yaitu : Unggul dalam Kualitas, Beriman, dan Berbudaya dengan indikatornya yaitu memiliki aktivitas keagamaan yang tinggi, terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif. Semakin banyak dukungan warga sekolah dalam mengimplementasikan nilai-nilai islami dalam aktivitas sehari-hari di sekolah maka kepribadian dan karakter warga sekolah semakin meningkat dan semakin matang pula rasa empati antarsesama warga sekolah.

(15)

Daftar Pustaka

Aqib, Zainal dan Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Penerbit Yrama Widya.

Bahri, Saiful.2010. Optimalisasi Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta: Gibon Books.

Buhory, Hasanudin. 2007. Akuntabilitas Kinerja Pendidikan. Malang : Penerbit Universitas Negeri Malang d/h Penerbit IKIP Malang.

Bulach, Cletus. 2001.Reshaping school culture to impower its partners. The Education Digest Vol. 67.1, page 8-11. http://search.proquest.com/ docview/ 218177029?accountid=34598.diakses tanggal 29 Maret 2012.

Daryanto. 2011. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran.Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Ediger, Marlow.1997.Improving the school culture http://search. proquest. com/pqrl/ docview/ 196421430/fulltext/ 134A673C65233670366/ 3? Accountid =34598. diakses 4 Februari 2012.

Gundara, Jagdish. 2000. Issues of discrimination in European education systems

Comparative Education Vol. 36. 2 , page 223-234. http://search. proquest.com/ docview/500845989?accountid=34598. Diakses 12 Februari 2012.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung : PT Rosdakarya.

Moleong.2011. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Obeidat, Marwan M & Al-Shalabi, Nazmi. 2011. Cultures in Contact: How Education and Cultural Studies Help Obliterate Unnecessary Perpetuation of Cross-cultural Misunderstanding Between the USA and the Arab World. Studies in Literature and Language, Vol. 3. 1 page 23-29. http://www. cscanada. net/index.php/sll/article/view/j.sll.1923156320110301.400.diakses 29 Maret 2012.

(16)

Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik. Bandung: PT Refika Aditama.

Sugiyono.2008.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:CV Alfabeta.

Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Wardhana, Yana. 2007. Manajemen Pendidikan untuk Peningkatan Daya Saing Bangsa. Bandung: PT Pribumi Mekar.

Referensi

Dokumen terkait

Perkiraan dosis ekivalen efektif kolektif dalam kondisi normal dari siklus operasi tenaga nuklir pada pekerja clan penduduk lokal / regional 10, 100 atau 10.000 tahun yang akan

Berapa biaya pengeluaran peralatan untuk sebuah jalan akan diurug agregat dengan.. ketebalan 30 cm dengan panjang jalan 2000 meter dan lebar jalan

Metafora nominal digunakan oleh Kompas dan Koran Tempo untuk mengiaskan lima hal, yaitu (a) Indonesia sebagai korban teror, (b) dekatnya teror bom dengan masyarakat, (c)

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Produk, Harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum pada Mahasiswa/I Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT INI DIBIAYAI DENGAN DANA DIPA BLU UNY TAHUN ANGGARAN 2013. NOMOR SURAT PERJANJIAN 2522/UN34.13/PM/2013 TANGGAL 1

Judul : Pengaruh Environmental Performance Dan Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan.. Disetujui dan diterima baik

Dengan menggunakan bahasa pemograman Action Script dan tool Adobe Flash cs6, akan menghasilkan sebuah game android berjudul “ Petualangan Pengenalan Nama Hewan Dalam

Simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan adalah pembelajaran kooperatif tipe TPS ( Think Pair Share) yang telah dilaksanakan di kelas XII IPA SMA PGRI 5